Bab 1. Hari tersial
Hari ini adalah dimana hari ulang tahun sang kekasih wanita itu yang bernama Fionna Graciella. Ia yang baru saja membeli sesuatu untuk memberi kejutan pada sang kekasih itu segera pergi menuju apartmen dimana kekasih nya singgah.
Ia yang mengetahui kode pin pintu apart milik kekasih nya itu segera membuka nya dengan bermaksud ingin memberikan sebuah kejutan
Brakkk
Barang yang di bawa nya serta kue yang sudah ia siapkan untuk sang kekasih terjatuh saat melihat apa yang ada di hadapan nya. Seorang pria yang di cintai sedang bercumbu mesra dengan wanita lain
Dirinya mendapatkan sang kekasih tengah asik bermain di ranjang tidur dengan wanita lain sangat membuat nya merasa terlihat sangat menjijikan.
Pria itu terkejut dan langsung memakai pakaian nya yang tergeletak di lantai, perempuan itu yang tak lain ialah sahabatnya sendiri membuat dirinya bertambah terkejut merasa sangat putus asa dengan yang terjadi di hadapan nya kini
“F-fio, aku bisa jelaskan!”
Wanita itu meneteskan air mata nya sembari memundurkan langkah nya lalu beranjak untuk meninggalkan apart kekasih nya itu, namun saat dirinya akan keluar dari kediaman sang kekasih ia segera di tarik oleh pria itu dengan perasaan bersalah nya
“Sayang, aku bisa jelaskan semua ini”
“Ini tak seperti yang kau bayangkan”
“Tutup mulut mu Devan! Kau dan dia benar-benar terlihat sangat menjijikan, aku membenci seumur hidup ku pada kalian berdua”
Wanita itu yang ikut merasa bersalah pun segera menghampiri Fionna yang ternyata mereka bersahabatan sejak kecil. Ia berlutut dan meminta maaf pada Fionna dengan sangat merasa bersalah
Fionna menendang sahabat nya yang sujud meminta maaf itu, ia pun melepas sebuah cincin yang mengikat jari manis nya itu. Dan melempar cincin itu ke hadapan pria brengsek itu
Ia pun segera berlari untuk menjauh dari apartmen ini, dengan perasaan campur aduk dan perasaan yang benar-benar terasa sakit. Ia berlari menangis sepanjang koridor apartmen itu
_
Sesampai di rumah ia mendengar keributan kedua orang tua nya, ia pun segera berlari untuk menghampiri kedua orang tua nya yang sedang berdebat itu.
“Papa, Momy. Ada apa?!”
“Fionna, duduk kamu!”tegas sang papa dengan nada yang sedikit tinggi. Fionna yang terheran pun segera duduk di sofa dengan tatapan heran nya
“Ada apa?”
“Kakak mu kabur”
“Apa?!”
Sontak dirinya terkejut mendengar ucapan sang papa itu, dan papa nya menatap dirinya penuh dengan satu-satu nya harapan
“Fionna, apa kau masih berhubungan dengan Devan?”tanya Momy nya dengan tegas. Fionna menggelengkan kepalanya dengan perasaan yang masih merasakan sakit mengingat momen tadi
“Bagus!”
“Fionna, papa tidak mau tahu. Karena kakak mu kabur dan sedangkan hari pernikahan sudah dekat dalam waktu dua hari lagi. Papa ingin kau harus siap dengan permintaan papa untuk menggantikan posisi kakak mu yang tak tahu di untung itu”
“Ya, momy setuju apa kata papa mu. Bayangkan saja mau di taruh dimana muka keluarga kita, kakak mu benar-benar mempermalukan keluarga ini, tapi harapan kita hanya ada di kamu jalan satu-satunya Fionna!”
“T..tapi pa, ma”
“Jangan banyak membantah kamu Fionna, sudah banyak yang kami korbankan untuk kehidupanmu dan sekarang kau yang harus membantu situasi tersulit orang tuamu.”
“Papa tidak mau mendengar alasan apapun keluar dari mulut kamu, kau tetap harus menjalankan permintaan papa agar membuat nama keluarga kita tetap terjaga di mata keluarga ARGARA, semua perusahaan papa bergantung dengan mereka, yang artinya kau harus membantu agar perusahaan papa tetap bertahan dengan mulus”
Fionna yang sedang merasakan sesuatu yang sakit pun bertambah menangis mendengar kabar yang tiba-tiba saja ia harus menikah dengan pria yang tak pernah ia temui bahkan ia cintai.
“Yasudah Pa, Mih. Fio mau beristirahat dulu!”
“Jangan seperti kakak mu yang tak tahu di untung, jika kau melakukan hal yang sama seperti kakak mu jangan harap kau papa anggap sebagai anak lagi”
Fionna yang mendengar itu hanya bisa terdiam menangis, ia pun berlari ke lantai dua untuk memasuki kamar nya dengan perasaan yang sangat berantakan dan hancur berkeping-keping hari ini
Ia slalu mendapatkan tekanan dari kedua orang tua nya, tentang kehidupan nya yang slalu di tuntut sempurna oleh kedua orang tua nya, kehidupan yang tak bisa bebas melakukan kesenangan sendiri. Hidup nya terlalu di penuhi dengan berbagai aturan dan tekanan yang cukup tak wajar. Fionna yang merasa hancur di hari ini pun tertidur dengan posisi menangis
Dirinya sangat merasa kelelahan atas apa yang menimpa nya hari ini. Kekasih yang berhianat dengan sahabat sendiri, dan dalam dua hari ia akan menjadi istri orang lain. Membuat dirinya merasa semakin hancur namun tak bisa berkutik
...***...
“Hah?!!”
“Serius kau fio.”
Fionna yang sedang bercerita pada satu sahabat terbaik nya itu membuat sang sahabat terkejut saat mendengar cerita mengenaskan Fionna itu. Wanita itu bernama Sandrina Aletta. Sahabat terbaik nya sejak kecil juga, dulunya mereka bersahabat bertiga namun sesaat sahabat nya yang bernama Vanya itu menghianati nya. Mereka berdua pun enggan lagi memiliki sahabat penghianat seperti itu
Sandrina yang mendengar cerita Fionna itu merasakan sakit dan hancur yang berkeping-keping, ia yang mendengar ini saja bisa membayangkan betapa sakit nya yang sedang di hadapi oleh Fionna, apalagi ia yang merasakan posisi itu, benar-benar mengenaskan.
“Fionna, aku tak tahu harus berbuat apa di situasi kau yang seperti ini, aku tak bisa berbuat apa-apa Fio, aku hanya bisa menguatkanmu, aku harap kau tabah menjalani hal seburuk ini”
Keduanya pun berpelukan dan menangis merasakan sakit itu bersamaan, Fionna yang masih dibilang usia masih ingin menikmati masa muda nya namun semua itu sirna seketika. Ia harus mengakhiri masa muda nya untuk menikah dengan pria yang belum pernah ia temui sama sekali, sama dengan apa yang di alami kakak nya. Namun kali ini ia yang harus menghadapi sedangkan kakak nya pergi dari rumah dan entah kabur kemana.
Dirinya hanya bisa pasrah dan menerima apa yang sudah menjadi jalan takdir nya sekarang ini, ia hanya berharap kakak nya akan baik-baik saja yang kini entah berada dimana sekarang. Saat posisi nya yang tengah mengenaskan ia masih saja merasa khawatir pada sang kakak nya itu
***
Di teras caffe
Fionna menyeruput Coffe perlahan, dengan tatapan nya yang sangat kosong itu. Pikiran nya tentu saja merasakan sakit yang tak bisa hilang dengan mudah begitu saja.
Saat ia selesai bersantai di teras caffe, ia pun beranjak dari kursi nya untuk bergegas pergi. Namun saat saja ia bangkit dari kursi ia tak sengaja menyenggol seorang pria yang mengenakan kemeja putih dengan rambut yang terbelah dua dengan sangat rapih. “Astaga”
Fionna terkejut dan segera mengelap noda coffe yang membuat pakaian pria itu kotor.
“Maafkan aku, aku benar-benar tidak sengaja”
“Al apa kau baik-baik saja”
Pria itu hanya menatap wajah Fionna dengan datar, lalu tanpa memperdulikan hal ini lagi. Ia pergi berjalan menuju arah pintu keluar tanpa menghiraukan Fionna
“Huft, membuatku malu!”
Fionna menutup wajah dengan kedua tangan nya dengan frustasi, lalu ia segera melangkahkan kaki nya untuk keluar dari teras caffe. Saat dirinya keluar ia melihat pria yang tadi ia tabrak, namun tanpa menghiraukan lagi Fionna pun segera memasuki mobil milik nya untuk pergi mengarah pulang.
Bab 2. Takdir
Hari yang sungguh tak ia inginkan dalam hidupnya ini telah tiba, hari dimana ia harus mengakhiri masa muda nya dengan begitu cepat. Menikah dengan pria yang sama sekali tak ia cintai bahkan belum pernah ia temui sama sekali. Dirinya berjalan di aula pernikahan yang begitu mewah ini namun bukan dengan perasaan bahagia. Ia merasa hancur berkeping-keping. Begitulah takdir yang tak diinginkan
Ada kala nya kita memang harus merasakan semua kehancuran dalam waktu bersamaan, namun tak bisa di pungkiri dirinya benar-benar merasa hancur di hari ini. Akan kah setelah nikah hidup menjadi bahagia. Pertanyaan itu slalu tergambar di dalam pikiran nya
Semua menikmati acara mewah ini begitu riang, tawa dan berbagai tepuk tangan mengiringi perjalanan nya menuju pelaminan pernikahan itu. Saat setiba pengantin pria itu membalikan badan nya dirinya benar-benar terkejut melihat pria berparas tampan dengan rambut yang terbelah dua dan tertata rapih itu ialah pria yang ia temui saat di teras caffe lusa
Fionna menatap pria itu dengan tatapan yang sangat terkejut begitupun pria itu. Lalu ia pun melanjutkan langkah nya dan segera di sambut oleh pria yang akan menjadi suami nya itu. Entah dirinya harus berfikir apalagi yang pasti yang ada di pikiran Fionna sekarang ini hanya sebuah kehancuran yang harus ia jalani sebagai takdir hidup
Janji mereka sudah terucap dan kini mereka pun telah resmi menjadi pasangan suami istri. Tak bisa di pungkiri lagi Fionna merasakan ada yang hilang dalam hidup nya tentu saja sebuah masa muda nya yang harus di renggut dengan paksa.
Selesai acara pernikahan dengan tambah membuat dirinya tak siap, ia harus meninggalkan Seol untuk mengikut suami nya itu ke China. Ia yang enggan pun tetap harus menjalankan semua nya yang sudah menjadi jalan takdir hidup nya, lagi-lagi kedua orang tua nya mengancam nya untuk tidak membuat keluarga nya malu. Mereka hanya memperdulikan nama baik dari pada mengerti perasaan menjadi anak yang slalu di tuntut atas keinginan nya.
***
Shanghai (China)
Fionna memasuki rumah yang begitu mewah dan sangat besar, meski begitu semua ini tak berhasil membuat kehancuran nya hilang. Dirinya bukan lah wanita yang gila dengan sebuah kemewahan dan kemegahan. Yang ada di pikiran nya ia benar-benar harus meninggalkan masa muda yang masih ingin ia rasakan itu. Namun bisa berbuat apa lagi, kini dirinya telah resmi menjadi istri dari keluarga ternama itu.
“Selamat datang nyonya Fionna”
Sambutan dari beberapa pelayan itu dengan begitu hangat, Fionna pun di tuntun untuk menuju sebuah kamar yang ada di lantai dua. Ia memasuki lift bersama dengan pelayan yang mengiringi nya. Sedangkan pria itu yang kini sudah berstatus menjadi suami nya tak menghiraukan dirinya, ia malah pergi dari rumah dan entah kemana. Padahal dirinya dan Fionna adalah pengantin baru namun apa peduli nya. Pria itu sama sekali tak menghiraukan Fionna
Di kamar Fionna merebahkan tubuh dengan perasaan yang begitu sakit, ia menangis karena dirinya tahu bahwa dia menikah dengan pria yang tentu saja tak akan pernah mencintainya. Orang tua nya apa peduli dengan takdir terberat yang ia jalani sekarang, bahkan mereka tak pernah mengkhawatirkan itu. Fionna sangat terpukul dengan apa yang sudah menjadi takdir nya sekarang ini, apa yang bisa di bahagiakan menikah dengan orang yang tidak di cintai bahkan tak mencintainya. Entahlah pikiran nya begitu sangat berisik tak henti-henti ia terus menangisi dirinya sendiri dan takdir hidupnya
Tok.. tok…
“Nyonya”
Fionna yang baru saja terbangun dari tidur nya mendengar ketukan pintu dari balik pintu kamar. Ia pun segera bergegas untuk membuka pintu kamar yang ternyata ada dua pelayan yang menghampiri nya. “Ada apa?”
“Nyonya mari lah makan malam, tuan Alvaro meminta untuk nyonya segera turun untuk makan”
Ia pun menganggukan kepalanya lalu di iringi oleh kedua pelayan itu. Hidup di rumah ini penuh dengan segala kemewahan namun tetap saja tak membuat Fionna tergoda dengan apa yang akan ia miliki sekarang ini. Fionna berjalan ke arah meja makan yang disana tak ada suami nya. Ia mengkerutkan dahi nya dengan terheran, Fionna duduk dengan sorot mata yang menoleh kanan kiri yang memang tak ada suami nya.
“Maaf bi, tuan Alvaro kemana?”
“Oh, tuan lagi ada urusan nyonya. Tapi tuan berpesan dan meminta nyonya untuk segera makan malam.”Fionna mengangguk dan melanjutkan untuk makan malam seorang diri itu.
Semua ini tidak ada arti apa-apa, meskipun dirinya telah menikah dengan pria dari keluarga ternama dan segala kemegahan yang tersedia sekarang ini di hadapan nya. Semua ini sangat tak berarti dimata nya, hanya ada keheningan di dalam diri dan pikiran ini sekarang, namun tetap lah Fionna berusaha kuat dalam menjalani apapun yang sudah harus ia jalani
...****...
Pagi hari tepat pukul enam pagi, Fionna terbangun dari tidur nya dan menoleh ke setiap sudut kamar yang memang benar saja pria itu tak kunjung pulang, ia pun segera bergegas untuk mandi dan pergi ke lantai satu.
Selesai semua nya wanita itu segera turun ke lantai satu untuk menanyakan suami nya itu dan sekalian sarapan pagi. Namun benar saja, semalaman pria yang berstatus suami nya itu tak pulang ke rumah dan entah kemana. Membuat Fionna menjadi berfikir bahwa dirinya memang sangat tak berharga di mata pria itu
Fionna menikmati sarapan lagi-lagi dengan pikiran kacau nya. Ia yang tak tahan pun menangis, dirinya menikmati makanan itu dengan perasaan yang sangat hambar. Tak ada satu pun orang yang memahami situasi yang ia alami sekarang ini
Pukul dua belas siang, pria itu kembali ke rumah. Fionna yang duduk di sofa ruangan itu sama sekali tak di hiraukan bahkan di lirik pun pria itu enggan. Fionna yang melihat kepulangan pria itu pun segera menghampiri nya
“Aku akan beristirahat”tegas pria itu lalu pergi menuju kamar, Fionna terdiam sejenak dan hanya bisa diam meratapi punggung pria itu yang mulai menjauh dari pandangan nya
“Cih, arogan sekali dia!”
“Kau pikir aku ini wanita yang bisa kau injak-injak seenakmu, kau lihat saja nanti.”batin Fionna sembari menatap punggung pria itu dengan sorot mata tajam nya. Ia mendengus kesal memutarkan bola mata nya, lalu ia yang merasa bosan pun duduk di sebuah ruangan televisi. Ia menyalahkan tv untuk mengurangi rasa bosan nya itu
Hari ketiga dimana dirinya menjadi istri orang, bahkan kedua orang tua nya sama sekali tak ada bertanya apapun soal anak nya, Fionna menatap ponsel dengan tatapan penuh harapan. Namun ya kenyataan nya kedua orang tua nya memang tak pernah memperdulikan anak nya. Fionna menghela nafas dan menaruh ponsel nya kembali
“Mereka hanya perduli dengan apa yang mereka miliki, bahkan anak sendiri di jadikan tumbal untuk kepuasan mereka. Bukan aku yang menjadi anak durhaka, tapi aku tidak masalah jika memang telah membuangku dan menganggap ku sebagai beban yang sudah bebas dari hidup nya”
Meskipun itu terasa sangat menyakitkan, namun wanita cantik nan tangguh seperti Fionna. Berusaha untuk tak terlalu di ambil pusing, dirinya bertekad untuk tak bergantung pada siapapun, hanya seorang diri yang bisa melangkah dan membuktikan bahwa ia juga berhak untuk mempunyai kebahagiaan dan sebuah impian
Bab 3. Pekerjaan
Fionna memakai sebuah anting di telinga nya, ia berkaca di meja rias itu lalu saat baru saja ia beranjak dari kursi meja rias itu, ia di kejutkan oleh pandangan yang membuat nya tercengang. Dirinya berteriak dan segera menutup mata nya dengan telapak lengan nya
Pria itu yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk di pinggang nya hanya menatap Fionna dengan tatapan dingin. Lalu ia pun beranjak ke sebuah lemari untu memilih pakaian, Fionna berjalan dengan mata yang masih di tutup lalu ia pun segera keluar kamar
“Huft, dasar pria gila”
Fionna memutarkan bola mata nya dan pergi ke lantai satu, ia menggunakan tangga untuk menuruni lantai satu. Namun dengan hal tak terduga saat ia berada di hampir ujung tangga, Fionna terkilir namun saat akan terjatuh seorang pria yang melihat itu segera berlari untuk menangkap tubuh mungil Fionna. Dirinya memejamkan mata dengan rasa ketakutan, saat ia tak merasakan apapun perlahan ia membuka mata nya dan yang ternyata pria asing di hadapan nya itu telah menolong nya
Fionna pun segera mendorong tubuh pria itu lalu berterimakasih, pria berparas tampan dengan mengenakan kemeja putih itu terus menatap nya dengan antusias. Fionna yang merasa gugup itu mengalihkan pandangan ke arah lain
“Hai, kau Fionna?”
“What?!! Mengapa dia bisa tahu namaku.”batin Fionna sembari mengamati wajah pria yang ada di hadapan nya itu dengan senyuman yang mengarah padanya.
“Oh perkenalkan, aku Satya Alwidjaya. Adik dari Alvaro Widjaya.”Fionna segera tercengang menatap pria itu yang ternyata ialah adik suami nya, ia berfikir sejenak dan menilai attitude adik nya lebih baik di banding suami nya itu. Dengan gugup Fionna pun segera mengulurkan tangan nya kembali untuk berjabatan tangan dengan Satya adik Alvaro itu.
“Hai, Fionna Graciella”
Kedua nya pun tersenyum dengan gugup, pria itu bersikap seakan-akan sudah mengenali nya sejak lama padahahal mereka baru saja bertemu hari ini. Fionna yang terbawa suasana itu asik berbincang bersama Satya dengan hal konyol nya itu
Tentu saja Satya jauh lebih asik di banding manusia kulkas lima pintu itu. Pikir Fionna seperti itu, tak lama seseorang keluar dari lift yang tak lain Alvaro. Dirinya memandang mengarah dua orang yang tengah asik bercanda itu, ia berjalan dengan tatapan datar nya. “Sejak kapan kau disini”
Satya segera menoleh ke arah sang kakak, Satya ialah pria yang berumur duapuluh dua tahun hanya beda jarak dikit dengan umur Fionna. Sementara Alvaro ia kini sudah menginjak usia dua puluh enam. Ya tentu lebih tua dari kedua nya, namun tetap saja paras tampan nya tak kalah dengan Satya yang masih seumuran beda dikit dengan Fionna itu
Ia berjalan melewati kedua nya dengan wajah datar, namun sesaat ia akan pergi ia menitip pesan pada sang adik untuk segera menyusul nya ke kantor. Fionna mendengus kesal menatap pria yang slalu mengacuhkan nya itu. Tentu saja Satya yang sudah tak heran itu hanya menganggap ini sebuah hal kecil untuknya. Ia menatap Fionna dengan senyuman dan gelengan kepala nya
“Kau tidak perlu heran, sikap kakak ku memang seperti itu. Tapi tentu saja ia sangat baik”
“Dia slalu menyebalkan, kau tahu. Aku tak pernah di hiraukan oleh kakakmu itu.”
“Ehem! Boleh kita berteman”tawar pria itu kepada Fionna, dengan senang hati Fionna menerima tawaran baik Satya itu.
“Dengan senang hati Satya!”
Kedua nya tertawa bersama, lalu tak lama Satya pun meminta kontak WeChat Fionna. Wanita itu pun segera bertukaran WeChat dengan Satya. Tak lama saat dirinya mendapatkan telpon dari sang kakak ia pun segera berpamitan untuk menyusul kakak nya itu. Fionna tersenyum memandang punggung pria itu yang mulai menjauh dari pandangan nya
“Akhirnya aku mempunyai teman, apalagi teman seperti Satya yang tentu membuatku terhibur dari dunia seperti ini, cih! Pria arogan seperti dia tidak akan bisa membuatku jatuh cinta”kata Fionna sembari mencibir, lalu ia pun beranjak ke meja makan untuk pergi sarapan.
***
“Kak mengapa kau mengabaikan Fionna, sangat di sayangkan wanita itu tidak berjodoh denganku”
“Tutup mulut mu bodoh. Aku tidak akan pernah mencintai nya, silahkan kau dekati dia dengan cara apapun aku tak akan perduli”
Kata-kata itu membuat Satya tersenyum antusias, lalu ia segera pamit dari perusahaan kakak nya untuk pergi ke suatu tempat.
Satya yang sedang membutuhkan model untuk pemotretan nya ia ada pikiran untuk menawarkan ini pada Fionna, dengan bayaran yang cukup dibilang lumayan. Namun Fionna mengambil job ini bukan karena besar bayaran nya, wanita itu hanya ingin mempunyai kesibukan. Dan ia pun segera menyetujui yang Satya tawarkan kepada nya
Kini kedua nya bertemu dan bersantai di sebuah Caffe, dengan memesan dua kopi capucino itu
“Wow ternyata kau menyukai kopi Capucino juga?”tanya Satya dengan senyuman nya, Fionna mengangguk sembari tersenyum. Kedua nya pun berbincang soal Fionna yang akan menjadi model berbagai produk.
Fionna pun menyetujui dan menerima job ini, setelah kedua nya berbincang soal pekerjaan. Mereka pun pergi ke sebuah taman, Fionna yang melihat es cream segera berniat untuk membeli nya
“Kau suka es cream”
“Ini favoritku.”sahut Fionna sembari tersenyum, Satya pun menganggukan kepala nya dan membeli satu es cream juga untuk nya
“Kau juga menyukai nya?”
“Akan ku coba”
“Hahaha”
Dari kejauhan pria yang tak lain Alvaro tak sengaja melihat momen ini, ia hanya menatap sekilas namun tak menghiraukan nya kembali. Ia melanjutkan langkah untuk bertemu dengan Cilent penting nya
...***...
Pukul tujuh malam saat Fionna selesai melakukan pemotretan, saat tengah ia asik berbincang dengan Satya ia pun di kejutkan dengan pria yang menghampiri nya bersama dengan wanita yang menggandeng lengan nya dengan romantis
Ya, pria itu ialah suami nya sendiri. Tanpa memikirkan Fionna dirinya bersama dengan wanita lain di depan mata nya sendiri. Namun Fionna hanya menanggapi hal seperti ini dengan santai, walaupun kenyataan nya ia merasa sangat tak di hargai oleh suami nya itu
“Cih, kau pikir aku akan panas?”
Fionna memutarkan bola mata nya dengan malas, selesai ia ada urusan dengan Satya, dirinya pun pergi bersama wanita itu tanpa menghiraukan Fionna yang berstatus istrinya itu di hadapan nya. Fionna melipat kedua tangan dengan sorot tatapan nya dengan datar pada pria yang berjalan dengan wanita itu dengan sangat dekat
“Fionna, maafkan sikap kakak ku”
“I dont care Satya, lagi pula kita berdua menikah sama-sama dengan perasaan tak saling mencintai, yang terpenting aku mempunyai kesibukan sekarang, aku hanya akan fokus bekerja”
Satya mengusap kepala Fionna dengan sangat lembut tak lupa senyuman indah nya yang membuat Fionna merasa nyaman di perlakukan baik seperti ini, lain dengan suami nya itu yang adalah kakak Satya sendiri. Jika di lihat kedua nya jauh berbeda dari sikap dan cara menghargai nya
“Yasudah, ku antar pulang yuk.”kata Satya dan di balas anggukan oleh Fionna. Kedua nya pun segera bergegas untuk mengarah pulang ke rumah Alvaro.
_
Sesampai nya di rumah Fionna mendapatkan tatapan sinis dari Alvaro suami nya itu. Ia memandang pria itu dengan tatapan bertanya. Entah apa pria itu menatap nya seperti itu lalu menghampiri nya dengan senyuman mengerihkan nya
“Wow, ku lihat ada yang sedang mendekati adik ku. Semoga saja adik ku tak terpikat oleh rayuan mu itu”
Fionna mendekat ke arah pria itu dengan tatapan tajam nya tak lupa dengan senyuman menantang. Kini jarak pandangan kedua nya begitu sangat dekat
“Apa masalahmu tuan Alvaro Widjaya.”kata Fionna sembari tersenyum mendekatkan wajah nya dengan jarak yang semakin dekat itu. Alvaro pun tentu saja tak mau kalah, ia melangkah dan membuat Fionna memundurkan langkah nya yang berakhir dirinya terpojok di sebuah tembok dengan wajah jarak yang sangat dekat dengan pria itu
“Sial, dia berusaha membuatku terlihat cemen”
Pria itu tersenyum miring menatap Fionna dengan penuh menantang, namun tentu saja Fionna harus terlihat santai di hadapan suami nya ini. Ia bertambah menantang pada pria yang berstatus suami nya itu. Menanggapi hal ini dengan santai walaupun dirinya sangat tak nyaman dengan posisi terpojok ke tembok dengan pria ini
“Semoga sukses saja, aku harap kau tak berusaha mengganggu hubungan ku juga dengan wanita lain.”
“Cih, haha kau pikir aku menikah dengan mu karena aku mencintaimu. Wanita sepertiku tak memperdulikan hal se menjijikan itu, kau tahu bahkan aku sangat senang saat aku mengetahui kau juga tak mencintaiku”
“Jadi wahai tuan Alvaro Widjaya, apa masalahmu sekarang.”kata Fionns sembari meraba dada besar milik Alvaro itu dengan tatapan menantang, pria itu pun terdiam dan segera meninggalkan Fionna. Wanita itu tersenyum puas lalu ia pun pergi ke dapur untuk mengambil air putih.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!