Hujan sangat deras mengguyur Kota S sore itu. Terlihat beberapa siswa SMA keluar dari gerbang sekolah. Jam menunjukkan pukul 5 sore. Mungkin itu adalah siswa kelas 3 yang baru saja selesai les. Karena memang bulan ini menjelang ujian untuk seluruh siswa di Indonesia.
Terlihat 3 siswi berlarian menuju halte di dekat sekolah itu. Tiga gadis itu bernama Aisyah (18), Sera (19) dan Mala (18). Aisyah dan Mala bersahabat sejak mereka tinggal di Pesantren, sedangkan dengan Sera, mereka mengenal dan bersahabat sejak kelas 1 SMP.
Aisyah dan Mala berbeda agama dengan Sera, namun mereka tetap bersahabat walau mereka beda keyakinan. Mereka saling mengingatkan satu sama lain ketika salah satu dari mereka melalaikan ibadahnnya.
"Aduh gimana nih? Hujan gini, pasti bus nya lama" Kesal Sera.
"Sabar aja lah, pasti nanti juga lewat" Kata Mala.
Aisyah bukan sosok pendiam, namun ia lebih suka diam saat hujan dan mengfokuskan diri kepada lantunan ayat suci Al-Qur'an menggunakan ipod nya.
"Ica (Panggilan khusus untuk Aisyah), Ica!! " Teriak Mala menepuk pundak Aisyah.
"Astagfirullah hal'adzim Mala. Jangan ngagetin gitu dong" Jawab Aisyah kaget.
"Habisnya kamu gak dengar sih. Ayo mau pulang gak? Itu bus terakhir kita" Kata Mala.
Tiga gadis itu berlari mengejar bus, untung saja jilbab Aisyah menutupi dada, walaupun baju dan jilbabnya agak basah, dadanya masih tertutup oleh jilbabnya.
Bus sore itu sangat lah senggang, penumpang juga tidak banyak. Namun di kursi belakang ada yang sangat mengagnggu pemandangan Aisyah.
Nampak dua anak laki-laki brandalan yang hendak menggoda tiga gadis itu. Laki-laki itu juga ingin menyentuh tangan Aisyah. Namun tangannya di tepis oleh sosok laki-laki yang sangat tampan. Wajahnya tampan, namun penampilannya tidak sesuai dengan ketampanannya.
"Apa apaan lu" Kata Brandalan itu.
"Eh, Gua juga nakal kayak lu, tapi Gua paling jijik melihat brandalan seperti kalian menyentuh gadis- gadis ini. Lihat lah mereka? Mereka sangat santun bukan? " Teriak Laki laki itu.
"Kurang ajar !!!" Tetiak brandalan itu.
Mereka hendak melakukan perkelahian, namun dengan sigap, kernet bus mengeluarkan dua brandalan itu dari busnya. Aisyah pun lega mereka sudah pergi. Laki-laki yang menolong Aisyah pun menawarkan tempat duduk kepada Aisyah.
"Emm silahkan duduk, kursi sebelahku kosong" Kata Laki laki itu.
"Terima kasih, tapi.... " Kata Aisyah menunduk.
"Tenang saja, aku tidak akan menyentuhmu. Aku menggerti gadis sepertimu. Duduklah!! " Kata Laki-laki itu.
Aisyah pun duduk di sebelah laki-laki itu, kedua sahabatnya nampak lega dan duduk kembali di kursi bus yang sebelumnya mereka tempati.
Selama perjalanan, Aisyah terus mempalingkan pandangannya kepada laki-laki itu, ia berusaha untuk tidak menatapnya.
"Kiri" Teriak Mala.
"Terima kasih tadi kamu telah menolongku. Assallamualaikum " Pamit Aisyah.
Aisyah dan Mala sudah turun dari bus itu, karena rumah Sera masih jauh. Sera pun duduk di kursi yang Aisyah dudukki tadi. Nampak laki-laki itu tak bisa melepaskan pandangannya kepada Aisyah..
"Kamu terpesona bukan? " Tanya Sera kepada laki- laki itu.
"Kamu temannya? " Tanya Laki laki itu.
"Bukan hanya teman kakak ganteng, tapi aku sahabatnya. Jika kau penasaran dengannya. Nih aku kasih nomornya. Dadah aku duluan yaa" Kata Sera turun dari bus.
Laki-laki itu tersenyum telah mendapatkan nomor Aisyah. Ia akan menghubunginya nanti malam. Ketika ia juga hendak turun, tak sengaja menyentuh ipod Aisyah yang ketinggalan.
"Tuhan memang selalu berpihak kepadaku" Gumam Laki-laki itu.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Malam di Pesantren, setelah sholat Isyak. Aisyah bergegas ke kamarnya. Malam ini ia sedikit demam karena kehujanan sore tadi. Ia memutuskan untuk tidur lebih awal.
Kliing.. Nada chat Aisyah berbunyi.
"Assallamualaikum bidadari syurga"
Isi chat tersebut membuat Aisyah bertanya-tanya, ia pun membuka profil dari pengirim pesan itu. Aisyah terkejut dengan apa yang ia lihat. Ia melihat wajah laki-laki yang yelah menolongnya di bus sore tadi.
"Hallooo.. kamu udah tidur? " Tanya Laki-laki itu.
Tangan Aisyah bergetar. Bagaiman dia mengetahui nomor Aisyah secepat itu, di sekolahnya pun tak banyak yang memiliki nomor Aisyah.
Aisyah bukan gadis yang kolot ataupun lugu. Dia tetap gadis modern yang suka menggunakan sosmed. Namun untuk yang lain, ia masih sering tertutup dengan urusan pribadinya.
Karena tidak di balas chat tersebut, laki-laki itupun menelfon Aisyah.
Aisyah terpaksa mengangkatnya jika ia ingin tahu motif dari laki-laki itu.
"Assalamualaikum " Salam Aisyah.
"Wa'alaikum sallam, akhirnya di angkat juga ya"
"Maaf Mas siapa yaa? " Tanya Aisyah.
"Perkenalkan, namaku Rifky."
"Lalu, bagaimana kamu bisa mengetahui nomorku? " Tanya Aisyah.
"Mungkin Tuhan yang memberi tahuku. Oh ya, bisakah kita bertemu besok? Aku ingin mengembalikan ipod mu yang ketinggalan di bus"
"Emm,... Maaf sepertinya aku tidak bisa, besok aku harus sekolah" Jawab Aisyah.
"Aku akan menemuimu di halte dekat sekolahmu. Tepat jam pulang Les ok, Assallamualaikum bidadariku"
"Wa'alaikum sallam warrahmatullahi wabbarokatuh" Jawab Aisyah bingung.
Rifky sudah menutup telfonnya sebelum Aisyah menjawab salamnya tadi. Namanya Rifky (25), pengusaha tempat kuliner, yang sudah banyak cabang dimana-mana. Memang saat itu tampilannya membuat Aisyah risih. Saat bus itu, Rifky baru saja mengalami kemalangan. Mobilnya macet di jalan dan ia juga habis kejambretan yang membuatnya terpaksa harus naik bus.
Hp Aisyah lagi-lagi berdering. Ia kesal dengan laki- laki yang bernama Rifky itu, sampai-sampai ia tidak melihat siapa yang menelfonnya. Dan menjawab dengan nada kesal.
"Apa lagi!! " Bentak Aisyah.
"Apanya?? " Jawab Akbar.
Aisyah pun memastika penelfon itu lagi, ternyata Akbar (17) yang menelfonnya. Kakak sepupu Aisyah yang sejak kecil tinggal bersamannya.
"Assallamualaikum Kak? Kak Aisyah" Kata Akbar.
"I-iya Bang, maaf aku kira si pengganggu itu" Jawab Aisyah gugup.
"Siapa penganggu itu? Ciee Kakak ada yang naksir?" Goda Akbar.
"Abang!! " Kesal Aisyah.
"Ok ok, baiklah. Abi nanya kapan Kakak pulang ke Jogja? Mama juga udah kangen sama kamu Kak" Kata Akbar.
"Aku akan hubungi kalian besok ya, hari ini aku agak demam. Jadi aku ingin tidur lebih awal. Boleh kan Bang?? " Tanya Aisyah.
"Kuliahmu harus kau selesaikan di Jogja. Karena kemungkinan aku akan terbang menyusul Papa ke Jepang" Kata Akbar.
"Curang!! Aku yang akan ke Jepang, Abang sebaiknya kuliah di Jogja saja. Om Sandy hanya sayang padaku. Bukan padamu" Kesal Aisyah.
"Abi lebih menyayangiku darimu, apa lu " Goda Akbar.
"Abang jahat !! Aku membencimu" Teriak Aisyah.
"Aku lebih membencimu Kak" Kata Akbar.
"Suruh Abi kirim Kakak uang, dua hari lagi ada acara sekolah. Uangku nipis" Kata Aisyah.
"Idih, nyasar ke duit. Ngomong sendiri lah, buang buang kuota ku aja" Goda Akbar.
"Biarin, Oh ya gimana dengan si kembar? dah lama banget gak denger suarannya" Kata Aisyah.
"Mereka baru saja di sebut menjadi Qori' terbagus se kabupaten Kak. Gih kirim hadiah buat mereka" Kata Akbar.
"Setelah lulus, Kakak akan pulang ke Jogja. Dan mungkin tidak akan kembali lagi ke sini. Tolong Abang bantu ngomong sama Abi yaa " Pinta Aisyah.
"Beres lah, udah dulu ya, ini giliranku tadarusan ini. Assallamualaikum Kak"
"Wa'alaikum sallam " Jawab Aisyah.
Aisyah dan Akbar memang bukan saudara kandung. Namun dari kecil hingga lulus SD, mereka besar bersama di bawah asuhan orang tua Aisyah.
Malam itu Rifky terus saja memandangai foto Aisyah yang ada di profil sosmed milik Aisyah. Rifky sebenarnya laki-laki yang baik. Namun karena ia hanya di besarkan hanya oleh seorang Ibu saja, ia jadi kurang didikan seorang Ayah. Apa lagi ibunya sangat sibuk bekerja.
Pagi hari seperti biasa. Rutinitas seorang santri tiap pagi, yakni sholat subuh dan mengaji.
Ketika Aisyah hendak pergi ke mushola, ia melihat ada pesan masuk di ponselnya.
"Selamat pagi bidadariku"
Chat itu dari Rifky. Aisyah pun mengabaikannya. Dalam fikiran Aisyah, mungkin Rifky adalah laki-laki yang sama seperti kebanyakan cowok yang telah menggodannya.
Aisyah murid sangat cerdas di kelas, ia sering mendapat peringkat pertama. Membuat orang tuannya bangga adalah tujuannya. Ia telah mondok di Pesantren selama hampir 6 tahun.
Dalam benaknya, ia berfikiran jika Abinya selama ini kurang perhatian pada nya. Akbar, anak dari Omnya saja di perlakukan dengan sangat baik, kedua adik kembarnya juga masih berada di sisi Abi dan Mamanya sampai sekarang.
Namun, ia tak pernah kecil hati dan tak pernah berfikiran negativ. Tujuan Abinya memasukkannya ke Pesantren memang dari awal adalah keinginan Aisyah, untuk menjadi seperti Abinya.
Di sekolah.
"Ica!! " Panggil Sera.
"Sera? Assallamualaikum. Tumben nih berangkat pagi? "!Tanya Aisyah.
"Hufft, biasa ortu ku. Pagi-pagi udah bertengkar aja, lebih baik aku berangkat pagi aja, agar tidak mendengar dan melihat mereka bertengkar" Jawab Sera.
"Kamu yang sabar yaa. Oh Mala mana? " Tanya Aisyah.
"Lah kalian kan satu Pesantren. Masa iya sih nggak bareng? " Kata Sera.
"Tadi kata teman-teman di Pesantren, dia udah berangkat pagi Ser. Aku susul kok dia belum ada di kelas yaa. Kemana dia?" Kata Aisyah menengok ke kanan kiri.
Kriiiinnnggg
Bel berbunyi waktunya belajar mengajar akan segera di mulai. Namun Aisyah dan Sera tetap tidak melihat keberadaan Mala pagi itu.
Hingga istirahat dan sudah waktunya pulang sekolah, Mala pun tak nampak sama sekali. Aisyah jadi sangat khawatir dengannya. Apalagi santri lain bilang dia udah berangkat terlebih dahulu, dan dengar dari orang luar pesantren, akhir-akhir ini sering ada palak di kawasan tersebut.
"Ca, Aku pulang dulu ya. Sopir ku tumben jemput tuh " Pamit Sera.
"Iya gak papa kok, hati-hati ya" Kata Aisyah.
"Maaf aku gak nawarin kamu. Tapi kan besok paskah, jadi hari ini aku sibuk banget" Alasan Sera, karena Sera tau sore ini Rifky akan menemui Aisyah di halte.
"Santai aja, hati-hati yaa" Kata Aisyah.
Aisyah pun berjalan menuju ke halte dekat sekolah. Di sana ternyata Rifky sudah menunggunya. Aisyah sangat cuek kepada Rifky saat itu.
"Sore bidadariku" Kata Rifky.
"Assallamualaikum " Salam Aisyah.
"Wa'alaikum sallam" Jawab Rifky.
"Lain kali, biasakan mengucap salam jika bertemu dengan seseorang. Kamu muslim kan? " Tanya Aisyah.
"Iya aku muslim. Maaf ya, aku memang dari kecil jauh dari didikan agama. Kalau boleh, kamu ajarin aku mengenal agama mau nggak? " Tanya Rifky.
"Kamu harusnya belajar dengan mahrom kamu. Contoh, Ayah, Ibu, saudara kandung, atau seorang Ustad" Jawab Aisyah.
Rifky tersenyum melihat Aisyah, ia baru kali ini bertemu seorang gadis yang baru saja bertemu sudah mencuri hatinnya dan membuatnya tidak tidur tenang.
"Hemm baiklah bidadariku, ini ipod kamu aku kembalikan" Kata Rifky menyodorkan ipod biru milik Aisyah.
Ipod itu pemberian dari Abinya 2 tahun lalu, Aisyah menjaganya dengan sangat baik.
"Terima kasih ya, kalau begitu aku permisi. Itu busku sudah datang. Assallamualaikum " Kata Aisyah yang berlari menyetop bus.
Rifky ingin sekali mengantar Aisyah, namun perlahan ia akan membawa Aisyah pulang sebagai calon pasangan hidupnya. Karena Aisyah telah mencuri hati nya saat pertemuan pertama di bus itu.
🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Di pesantren, Aisyah melihat Mala sedang menangis di kamarnya. Aisyah bingung dan panik saat itu, seharian tidak bertemu dengan Mala. Namun saat pulang Mala dalam keadaan menangis seperti itu.
"Assallamualaikum... Mala? Kamu kenapa? " Tanya Aisyah.
"Jangan sentuh Aku Ca, aku kotor, aku sudah tidak suci lagi" Kata Mala mendorong tubuh Aisyah.
"Maksud kamu apa La? " Tanya Aisyah.
Mala tidak menjawab, dirinya terus saja menangis. Ketika Aisyah memandangi rok sekolahnya. Rok dan bajunya sangat kotor dan sobek di bagian dada. Dan rok nya ada bercak darah sedikit di bagian belakang.
"Mala. Kamu bilang dong. Jawab aku!! kamu kenapa?? " Tanya Aisyah.
Mala terus saja menangis, Aisyah memeluknya dengan erat. Mungkin jika Aisyah memeluknya, Mala pun bisa nyaman dan akan cerita apa yang telah terjadi.
Benar saja, Mala bercerita bahwa dirinya pagi tadi di perkosa oleh Rio, Seorang preman kampung. Anak pak Lurah juga di desa dimana Aisyah dan Mala tinggal.
Mala sangat terpukul saat itu, Aisyah tidak tinggal diam. Ia ingin mencari keadilan untuk sahabatnya itu. Aisyah pun pergi mencari Rio untuk mempertanggung jawabkan atas aoa yang ia lakukan.
"Widih, bidadari dari mana ini? Ada apa gadis manis? Lihat tubuhnya, wuiihhh " Kata Rio.
"Menjijikkan !! Apa yang sudah kamu perbuat kepada sahabatku Mala itu sudah keterlaluan. Kamu harus tanggung jawab!! " Teriak Aisyah.
"Galaknya adik manis, sabar dong " Kata Rio mencolek dagu Aisyah.
"Cihh, jangan sentuh aku. Apa yang sudah kamu lakukan itu harus kamu pertanggung jawabkan. Mala menjadi terguncang gara gara kamu!! " Teriak Aisyah.
Rio memberi kode kepada dua temannya agar memegang tangan Aisyah.
"Lepasin aku!! " Teriak Aisyah.
"Kamu mau merasakan apa yang aku perbuat kepada temanmu kan? Baiklah aku tunjukkan itu" Kata Rio membuka kancing bajunya.
"Apa yang ingin kamu lakukan? Leapaskan!! " Aisyah mulai panik. Ia memang ikut pencak silat, namun ilmu silat yang Aisyah kuasai belum bisa melawan tiga laki laki bejat itu.
Ketika Rio membuka bajunya, Aisyah memejamkan matanya agar pandangannya tidak melihat ke arah tubuh laki-laki yang belum mahromnya.
"Hey sayang, lihat lah. Dia sama dengan temannya. Sombong banget"Kata Rio memegang pipi Aisyah.
"Lepaskan aku!! " Teriak Aisyah.
"Aku akan lepaskan, tapi kita bersenang senang dulu ya sayang minimal izinkan aku mencicipimu sebentar saja" Kata Rio.
Namun saat Rio ingin mencium dan meraba dada Aisyah, Rifky datang dan mencegahnya. Melihat Aisyah yang sedang ketakutan, Rifky menarik tangan Aisyah dan tidak sengaja memluk Aisyah.
"Kalian berdua urus yang lain" Perinta Rifky.
"Baik boss!! "Kata orang yang berada di belakang Rifky.
"Hey siapa kamu!! berani berani nya kamu menganggu kesenanganku" Kata Rio ketus.
"Maaf jika aku menganggu kesenanganmu, tapi yang kau ajak bersenang-senang ini adalah calon istriku. Jadi aku tidak akan berbagi dengan mu" Kata Rifky.
Sontak Aisyah terkejut ketika Rifky mengatakan bahwa dirinya adalah calon istrinya. Selama ini, kecuali Akbar, tidak ada laki-laki lain yang selalu melindunginya. Walaupun Akbar setahun lebih muda dari Aisyah. Namun Akbar adalah sosok Kakak yang sama seperti halnya Sandy selalu melindungi Leah (Mamanya).
Sejak hari itu, hubungan Aisyah dan Rifky menjadi lebih dekat. Rifky selalu menemuinya sepulang sekokah. Mereka juga sering makan bersama, kadang ia bawa bunga, bawa coklat. Bahakan pernah membawakan boneka beruang yang besar untuk Aisyah. Rifky pun juga sudah mulai belajar sholat setelah sekian lama tidak melakukannya.
2 bulan berlalu, ujian sekolah sudah di depan mata. Namun bagi Aisyah, Mala dan Sera, itu bukan hal yang sulit, mereka bertiga adalah juara di sekolah. Peringkat pertama hingga sampai tiga, di tempati mereka bertiga.
Usai kelulusan, Semua orang tua murid datang ke sekolah untuk wisuda. Aisyah melihat Mala bersedih di kamar mandi. Lalu ia memanggil Sera dan menemuinnya.
"La? Kamu kenapa? " Tanya Sera.
Mala menunjukkan alat tes kehamilan, dan hasilnya bahwa ia positif hamil. Ternyata ia juga telah melakukan pemeriksaan sendiri, Dokter mengatakan usia kandungan Mala sudah memasuki 3 bulan.
Aisyah dan Sera memeluk Mala, memberi dukungan kepadanya. Aisyah merasa bersalah karena tidak menjaga dengan baik sahabatnya itu.
"Rio harus tau La, dia harus tanggung jawab" Kata Aisyah
"Nggak mungkin Ca, apa buktinya jika ini adalah anaknya. Teman-temannya pasti akan menutupi semua perbuatannya" Kata Mala menangis.
"Lalu, apa yang akan kamu lakukan La? " Tanya Sera.
"Setelah kelulusan ini, Aku akan pergi jauh membawa anakku. Ca, maaf aku tidak bisa menemanimu menjadi Dokter, dan menemani Sera menjadi Sarjana hukum" Tangis Mala pecah saat itu.
Hati perempuan mana jika sahabat yang sudah lama menemaninya mendapat musibah seperti itu. Yang iya alami adalah kekerasan, penyiksaan batin karena mengalami pecehan seksual dan kini ia hamil di luar nikah.
"Maaf Syah, orang tuamu mencarimu di sana." Kata salah satu siswi.
"Iya makasih ya, aku segera menemuinya. Mala? " Kata Aisyah.
"Pergilah, kamu udah nggak ketemu lama dengan orang tuamu kan? Aku gak papa kok. Kamu juga Ser, pasti orang tuamu juga sudah datang kan?" Kata Mala berusaha tegar.
"Hari ini, yang datang pembantuku, orang tua ku mana mau hadir dan meninggalkan pekerjaannya" Kata Sera.
"Kalian pergi saja dulu, sebentar lagi pasti Ibu dan Ayahku juga datang, tapi aku mau sendiri dulu di sini" Kata Mala sedih.
"Tapi... " Kata Aisyah dan Sera
"Tinggalkan aku sendiri!! " Kata Mala.
Aisyah dan Sera pun keluar dari kamar mandi. Mereka menemui keluarganya masing-masing. Dalam hati Aisyah, ia tidak sanggup melihat masa depan sahabatnya yang hancur begitu mudah. Dan di usianya yang masih sangat muda harus mengandung tanpa seorang suami. Aisyah tidak bisa membayangkan itu.
"Kakak!! " Teriak Kabir.
"Kakak! Kak Ais?! " Teriak Kabir lagi, karena Aisyah tidak mendengar panggilan Kabir.
"Assallamualaikum bidadariku " Bisik Ruchan dari belakang.
"Kak Rifky? " Aisyah terkejut dengan sebutan bidadari itu dan menoleh kebelakang. Nampak raut wajah kecewa dari Aisyah membuat Ruchan tak mampu menahan ingin menggodanya.
"Maaf bidadariku, ini Ruchan. Abimu, bukan Rifky pujaanmu" Goda Ruchan.
"Ah Abi, mana ada kekasih pujaan" Kata Aisyah menyembunyikan wajahnya yang malu.
"Eh malu anak Abi? Assallamualaikum" Kata Ruchan.
"Wa'alaikum sallam" Aisyah mencium tangan Ruchan dan Leah.
"Jadi anak Mama udah besar yaa, udah punya gebetan? Ciee" Goda Leah.
"Gak ada Ma, cuma teman kok" Alesan Aisyah.
"Tapi Abi mau tau nih, pengen kenalan juga sama yang di sebut Kak Rifky" Goda Ruchan.
"Bukan siapa-siapa lah Abi. Oh ya Abang dan Syakir kemana?" Tanya Aisyah menoleh ke kanan kiri.
"Emm si Abang kan mau lanjut sekolah ke Bandung bareng Syakir, jadi lagi ngurus apa gitu tadi. Dan Syakir juga belum bisa pulang. Katanya ada acara di Pesantrennya sana" Jawab Leah.
Ruchan bangga dengan putri satu-satunya itu. Nilainya sangat tinggi. Bahkan paling tinggi di antara teman teman seangkatannya. Niatan Ruchan untuk menguliahkan Aisyah ke Jogja pun tidak sia-sia. Karena pihak kampus sudah merekomendasikan Aisyah untuk kuliah di sana.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Sesuai dengan perjanjian di awal. Setelah lulus SMA, Aisyah akan pulang ke Jogja untuk melanjutkan kuliah di sana. Namun hati Aisyah masih berat meninggalkan kota yang ia tinggali sekarang.
Ada hal yang membuatnya berat, hatinya mulai tertarik dengan laki-laki yang sering menemuinya "Rifky". Namun keinginanya untuk pulang ke kampung halaman juga sangat tinggi.
"Kakak, udah beberes belum?" Tanya Leah.
"Emm udah kok Ma," Jawab Aisyah.
"Kok kayak nggak semangat gitu sih mau pulang. Om Sandy udah mau pulang juga lho. Katanya sementara ini kamu mau liburan ke Jepang? " Tanya Leah.
"Ma, Mama pernah nggak sih jatuh cinta kecuali dengan Abi?" Tanya Aisyah.
Leah mengerutkan dahinya.
"Tapi Aisyah tau kok Ma, tentang hukum pacaran. Aisyah cuma nanya" Sambungnya lagi.
"Kakak jatuh cinta ya? " Tanya Leah.
"Nggak tau juga sih Ma. Tapi.... " Curhatan Aisyah pun terpotong karena Ruchan memanggil mereka.
Leah membawa barang-barang Aisyah keluar. Aisyah mengabari Sera dan Mala soal dia akan kembali ke Jogja hari itu juga. Tak luput dengan Rifky. Aisyah mengabari Rifky jika dirinya akan pulang ke Jogja.
"Assallamualaikum Kak, maaf Ais ganggu. Ais cuma mau ngabarin. Kalau hari ini, sore ini. Ais harus pulang ke Jogja. dan mungkin akan 2 minggu di Jepang. Maaf jika selama ini ada kata-kata atau perilaku Ais ke Kakak yang tidak baik untuk Kak Rifky. Wassallamualaikum "
Ketika Aisyah hendak masuk mobil, Aisyah menengok ke kanan kiri, takut jika Rifky akan datang dan dia sudah pergi dari Pesantren. Mala pun juga tidak nampak sore itu.
Kabut sore menyelimuti kota saat itu, mendung menghiasai langit sore. Hati Aisyah sangat tidak tenang, ia belum juga menerima balasan dari Rifky. Aisyah memeluk erat boneka beruang yang di beri oleh Rifky.
"Dari pacar kak? " Tanya Kabir.
"Sok tau anak kecil" Kata Aisyah.
" Habis meluknya erat banget, kayak nggak mau pisah gitu" Ledek Kabir.
"Cie Kakak, yang sedang jatuh cinta. Tapi ingat batasan yaa.. " Goda Ruchan.
"Apa sih Abi, gak ada yang spesial juga. Pacaran kan di larang oleh Allah" Kata Aisyah.
"Udah-udah, kan malu Kakaknya. Jatuh cinta itu wajar dong. Namanya juga anak muda. Jaman sekarang kalau di kekang malah makin parah. Asal masih dalam batasan. Tau syariat hukum pacaran. Ta'aruf aja gimana Kak? " Goda Leah.
"Nggak ada yang Kakak taksir kali Ma. Kakak tuh mau sukses dulu, berkarir dulu jadi Petinju" Lawak Aisyah.
"Kakak mau jadi Petinju? Kata mau nyusul Om Sandy ke Jepang?" Kata Ruchan.
"Kakak mau kayak Mama, bisa bela diri gitu. Inget nggak Bir, saat Pak Lek Farhan cerita tentang Mama nyelamatin tante Sindi, almahrumah Mama Abang? " Tanya Aisyah.
" Nggak usah di tanya kali Kak, kisah Abi sama Mama masih nyantol di memori Kabir" Jawab Kabir.
"Kakak mau deh sekeren Mama kek gitu, keren kali ya kalau cewek berhijab jadi petinju, tju tju hahaha" Kata Aisyah meninju Kabir.
"Au sakit lah Kak. Kalau Kabir mau jadi Perwira ah. Kabir kan ganteng ya, pasti kayak Lee Min Hoo pakai sragam tentara gitu wajah Kabir. " Halu Kabir.
"Ngimpi kamu, mana ada perwira yang takut ulet bulu kayak kamu" Goda Aisyah.
Candaan itu membuat Aisyah lupa dengan apa yang sedang ia fikirkan saat itu.
Di tempat lain, Rifky baru saja membaca chat dari Aisyah. Ia sangat sibuk hari itu karena sedang opening resto baru miliknya lagi. Ketika membaca chat itu, ia langsung bergegas ke Pesantren.
Namun, ketika Rifky bertanya dengan penjaga pesantren, penjaga bilang Aisyah sudah pulang ke kampung halaman dua jam yang lalu. Seketika Rifky terasa lemas, ia tak sempat melihat Aisyah sebelum ia pulang. Padahal sudah tiga hari mereka tidak bertemu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!