NovelToon NovelToon

My Little Queen

Prolog

"Pengenalan Tokoh"

Putri Isnari adalah gadis yang sudah berumur 21 tahun, dia adalah gadis yang sangat penurut dan baik hati.

Dia tinggal bersama Ayahnya yang bernama Nasar Rizik, Ibunya telah meninggal sejak 5 tahun yang lalu, Ayahnya menikah lagi dengan wanita lain bernama Iis Lestari.

Iis Lestari memiliki 2 orang Anak, yaitu Lara Santi yang berumur diatas umur Putri, sekitar 24 tahun, dan Rizki Fernando yang berumur 20 tahun.

Nasar dan Iis memperlakukan Putri dengan tidak baik, Putri bagaikan pembantu dirumah nya sendiri, walaupun Nasar Ayah kandungnya namun tidak berpengaruh bagi Putri, hanya Rizki adik tirinya yang sangat peduli dan menyayanginya.

Ridho Aditama adalah pemuda tampan rupawan yang sangat disegani di wilayah Indonesia bahkan Asia, dia Anak dari pasangan Wira Aditama dan Ayu Aditama yang merupakan orang terkaya di Asia.

Aditama Group adalah nama perusahaan terbesar di Asia yang merupakan perusahaan milik keluarga Wira Aditama, Aditama Group memilik pulahan cabang perusahaan diberbagai kota dan negara.

Ridho adalah pria yang dingin dan selalu memasang wajah datar, tanpa senyum dan ekspresi.

Ia memiliki 2 orang Adik perempuan, yang pertama bernama Rilli Heralda Aditama yang sudah menginjak umur 19 tahun, dan yang kedua Keila Aditama yang berumur 15 tahun.

Ridho Aditama terkenal kejam dan tak memiliki belas kasihan pada siapapun yang telah mengusik hidupnya, Ridho juga terkenal dengan rumor bergonta - ganti wanita. Ia selalu didampingi oleh pemuda yang setia berdiri dibelakangnya, ia adalah sekretaris pribadi nya bernama Roy.

Pada suatu hari**

~Sore

"Putri bersiap-siap lah untuk nanti malam, ada pemuda yang akan mengajak mu bersenang-senang,"ucap Nasar.

"Pemuda.. siapa Ayah?"tanya Putri.

"Kau tidak perlu tau, cukup rias dirimu secantik mungkin, jangan buat dia kecawa sedikitpun ataupun merasa tidak puas, kau paham,"ucap Nasar penuh peringatan.

"Maksud Ayah apa sih, Putri masih gak paham,"ucap Putri bingung dengan ucapan Nasar.

"Intinya kau harus nurut dengan ucapannya, jangan ngebantah ataupun mencoba untuk kabur, ingat itu!" tegas Nasar.

~malam

"Selamat malam Ayah, selamat malam Ibu, selamat malam semuanya," sapa Putri pada semua anggota keluarganya

"Malam kak Mput," balas Rizki sambil tersenyum hangat

"Putri cepat makan, jangan banyak basa-basi, nanti keburu langganan Ayah datang dan harus menunggumu makan, jangan biarkan dia menunggumu," ucap Nasar.

"Loh.. memang kak Mput mau kemana Yah,kenapa harus buru-buru?" tanya Rizki.

"Putri ada urusan sama temen Ayah," jawab Nasar.

Putri hanya tersenyum melihat Adiknya yang menatap dirinya dengan bingung

"Ya Tuhan, kenapa perasaan Putri jadi nggak enak ya," gumam Putri dalam hati

"Putri sampai sekarang masih gak paham apa yang dimaksud sama Ayah, kenapa Ayah bilang Putri harus muasin pemuda itu, dan juga Ayah bilang Putri gak boleh kabur," pikir Putri, ia melamun sembari mengaduk-aduk nasi dan sayur yang ada dipiringnya.

"Kakak kenapa, kok cuma diaduk-aduk makanannya?" tanya Rizki yang melihat kakaknya hanya melamun.

Semua orang menoleh kearah Putri, namun Putri masih terhanyut dalam pikirannya

"Kak.. Kak Putri," panggil Rizki sembari menggoyang pundak Kakaknya yang duduk bersebelahan dengannya.

"hahh, ehh iyaa.. ada apa Ki?" tanya Putri kebingungan.

"Kak Putri ngelamunin apa?" tanya Rizki penuh selidik.

"Ahh enggak, Kakak gak ngelamunin apa-apa kok," elak Putri.

Disaat Rizki hendak bertanya lebih menelisik lagi namun suara ketukan pintu membuyarkan pertanyaan yang hendak terucap dari mulut Rizki

Tok...tok...tok...

"Itu pasti tuan Doni," ucap Nasar dalam hati

"Ehh Kak Putri mau kemana, biar Iki aja yang bukain pintu, Kakak selesain dulu makannya, tuh makan malam punya Kakak masih banyak," cegah Rizki.

"Udah lah Ki Kakak aja, Kakak gak papa kok, nanti kan bisa dilanjut makannya," ucap Putri saat tak sengaja melihat tatapan tajam dari Iis, ya karena Iis tak pernah mengizinkan Anaknya melakukan sesuatu yang menurut nya pekerjaan pembantu.

"Udah Kakak diem disini, duduk manis dan selesain makannya, oke.. biar Iki yang buka yaa," tutur Rizki sembari mendudukkan Putri kembali kekursinya.

"Rizki biarkan Putri yang membuka pintunya," ucap Nasar.

"Tapi Ayah."

"Tuhh denger, udah kamu duduk, Kakak mau bukain pintu dulu," ucap Putri memotong.

Rizki hanya menatap kepergian Kakaknya.

Tok... tok suara pintu terdengar kembali.

"Iya sebentar," saut Putri.

Ceklek..

"Mau cari siapa ya?" tanya Putri setelah membuka pintunya.

"Saya mau cari....

Jangan lupa bantu Like dan Vote biar author tambah semangat, dan jangan lupa kasih saran buat Author yaa🖤

Awal Mula

"Mau cari siapa ya?" tanya Putri setelah membuka pintunya.

"Saya mau cari Tuan Nasar, apa beliau ada?" tanya pemuda tersebut yang tak lain ialah Doni.

Doni menatap Putri dari ujung kepala hingga ujung kaki, ia sangat terpesona dengan body dan juga kecantikan Putri.

"Ohh dia cari Ayah, apa mungkin dia pemuda yang dimaksud Ayah," pikir Putri.

"Tapi mana mungkin, masa iya Om-om gitu, tampangnya aja udah keliatan kalo dia udah tua, hampir seumuran Ayah," gumam Putri dalam hati.

"Hello Nona, apa Nona mendengar saya," ucap Doni sambil melambaikan tangan didepan wajah Putri.

"Hahh.. ehh iya maaf," ucap Putri kaget.

"Silakan masuk Tuan, Ayah ada didalam," tutur Putri sopan.

"Baiklah," jawab Doni.

Putri masuk kedalam rumah dan langsung menuju meja makan dengan diikuti Doni dibelakangnya.

"Selamat malam Tuan Nasar," sapa Doni.

"Ehh Tuan Doni sudah sampai, selamat malam Tuan Doni, silakan duduk Tuan, apa Tuan Doni mau makan malam disini, sambil menunggu Anak saya bersiap-siap," tutur Nasar.

"Ahhh tidak usah Tuan Nasar, saya baru saja makan," jawab Doni.

"Ohh begitu, baiklah," ucap Nasar.

"Putri bersiap-siap lah sekarang, jangan lama-lama ya Nak," lanjut Nasar lembut.

"Bersiap-siap.. maksud Ayah tadi sore itu orangnya ini?" tanya Putri.

"Iya Nak, dia namanya Tuan Doni, sudah cepat lah, jangan banyak bertanya," ucap Nasar.

Putri berlalu dengan pikiran yang masih penasaran apa tujuan Ayahnya mengizinkan Doni untuk mengajaknya keluar malam-malam

***

"Ayo cantik," ucap Doni meraih tangan Putri dan menggenggamnya setelah Putri sampai di ruang tamu.

"Lepaskan aku, jangan berani-beraninya kau menyentuhku," tegas Putri sembari menggibaskan tangannya dari genggaman Doni.

"Kau tak perlu takut dengan ku cantik, aku tidak akan menyakitimu, dan aku juga tidak akan melukaimu, justru aku akan memuaskanmu," ucap Pria itu menyeringai.

"Apa maksudmu?" ucap Putri bingung.

"Kau lupa atau belum tau tujuanku kemari," ucap Doni melirik kearah Nasar.

Putri menggelengkan kepala

"Aku tak tau dan tidak mau tau," tegas Putri geram.

"Tuan Nasar, kau belum menjelaskan kepada Putri cantikmu ini tujuanku kemari?" tanya Doni mencolek dagu Putri.

"Jangan sentuh Kakakku, sekali lagi kau menyentuhnya walaupun hanya seujung rambut pun, akan kuhabisi kau!" teriak Rizki.

Rizki dari tadi hanya diam karena dia belum paham apa yang terjadi, namun setelah pria itu bilang akan memuaskan Kakaknya disitulah dia paham dan mengerti apa maksud dari pria tersebut.

"Rizki jaga ucapan mu, jangan sekali-kali kau ikut campur!" bentak Nasar.

"Ayah tuli, Ayah juga buta, lihatlah Ayah, pria ini menyentuh Kakak, pria ini mau macam-macam sama kakak, bagaimana Ayah bilang Rizki tidak boleh ikut campur, sedangkan Kak Putri dalam bahaya," ucap Rizki penuh penekanan.

"Rizki tenangkan dirimu, jangan pernah membentak orang tua seperti itu, itu tidak baik Iki," lerai Putri.

"Tapi Kak," ucap Rizki terpotong karena Putri menggelengkan kepalanya

Iis dan Lara hanya diam menyaksikan drama keluarganya, mereka berdua sudah tau bahwa Putri dijual harga dirinya untuk malam ini oleh Nasar

-flasback

perusahaan

"Selamat siang Tuan Nasar."

"Selamat siang tuan Doni, silakan duduk," tutur Nasar.

"Ada keperluan apa tuan Doni datang keperusahaan kecil seperti ini, Tuan bisa hubungi saya untuk datang ke perusahaan Tuan," lanjut Nasar.

(Doni termasuk orang terkaya di Indonesia).

"Begini Tuan, Saya punya tawaran bagus untuk Tuan," ucap Doni dengan angkuh.

(dia mengetahui bahwa Nasar memiliki Putri yang sangat cantik dari sahabatnya,Doni adalah lelaki malam yang suka mencumbui wanita).

"Tawaran... tawaran apa Tuan?" tanya Nasar.

"Saya akan menanamkan saham diperusahaan Anda sebesar 50 Milyar, tapi Tuan harus membayar nya dengan sepadan," ucap Doni menyeringai licik.

Nasar menelan ludahnya membayangkan uang yang ditawarkan Doni.

"Saya harus membayar dengan apa Tuan, saya tidak memiliki apa-apa," ucap Nasar bingung.

"Saya beri waktu 10 menit untuk Anda berpikir, jadi berpikirlah dengan baik Tuan," ucap Doni.

"Saya tidak akan menyebutkan bahwa saya menginginkan Putri Anda, tapi saya ingin Anda-lah yang menawarkan Putri Anda untuk jatuh ke pelukan saya," ucap Doni dalam hati ,ia tersenyum licik membayangkan wajah Putri.

"Bagaimana kalo saya serahkan Putri saya untuk Anda, Anda boleh melakukan apapun kepadanya, dia namanya Putri Isnari," ucap Nasar ragu-ragu.

"Hahahaha... kau menghargai Putri-mu dengan harga 50 Milyar, yang benar saja," ucap Doni seraya tertawa.

"Maaf Tuan, tapi saya jamin Putri saya tidak akan mengecewakan Tuan, ia sangat cantik, dan body nya juga aduhai," ucap Nasar terkekeh.

"Hahahaha... baiklah-baiklah saya terima tawaranmu," balas Doni.

kemudian Nasar menunjukkan foto Putri-nya kepada Doni, Doni hanya manggut-manggut dan mengiyakan kesepakatan yang telah dibicarakannya tadi.

***

Bantu Like Vote dan Komen temen-temen semuanya

Nasib Buruk (part 1)

"Baiklah kalo begitu, berhubung ini sudah mau larut malam, ayo manis saya sudah tidak sabar ingin menikmati tubuh mu," ucap Doni menyeringai licik.

"Apa maksudmu?" ucap Putri yang masih tidak paham dengan ucapan Doni barusan.

"Sudahlah ikuti saja apa maunya Putri, jangan membantah dan jangan banyak tanya," tegur Nasar tegas.

"Tapi Ayahh..." ucap Putri terpotong karena mendapat pelototan tajam dari sang Ibu seperti mau menerkamnya hidup-hidup.

"Ayo Putri, kau lama sekali, dan banyak tanya dari tadi," ucap Doni yang sudah tidak sabar, dan langsung menarik tangan Putri

"Lepaskan tanganku, aku tidak mau ikut denganmu!" bentak Putri.

"Disini tidak ada penawaran,kau paham,"

"Kau sudah dijual, jadi kau harus menurut dengan pembeli mu," tegas Doni.

"Dijual... apa maksud perkataan orang ini Ayah?" tanya Putri yang mulai berkaca-kaca.

"Baiklah Ayah akan memberi tahumu, ya Ayah sudah menjual mu, dan Ayah juga sudah menerima uangnya, uang itu tidak hanya sedikit Putri, jadi kau menurut lah dan ikut dengannya," jawab Nasar santai tanpa beban.

"Kenapa ayah tega sama Putri, apa salah Putri Ayah," ucap Putri dengan air mata yang mulai menetes di pipi bulatnya.

"Kau susah sekali Putri, tinggal ikut saja dan turuti apa mau Ayah dan Tuan Doni kepadamu, ini hanya semalam Putri tidak selamanya," ucap Iis ikut menyahuti.

"Merepotkan," batin Lara (kakak tiri Putri).

"Ayo Putri," ajak Doni sembari menarik tangan Putri.

"Aku tidak mau, aku tidak mau ikut denganmu, lepaskan aku, hikss," tolak Putri.

"Tidak ada penawaran ataupun penolakan Putri," tegas Doni tetap menarik Putri.

Putri terus meronta berusaha melepaskan tangannya.

"Lepaskan Kakakku pria brengsek, jangan sekali-kali kau menyakitinya!" bentak Rizki, ia ingin membantu Putri namun apa daya nya, dia sudah dikuasai oleh pengawal Doni.

"Rizki tolong Kakak Ki, Kakak gak mau ikut... hikss... hikss," ucap Putri sesenggukan.

Doni terus menarik-narik tangannya.

"Hikss... hikss... hikss... Putri gak mau, Putri gak mau ikut Ayah, Putri mohon," mohon Putri pada Nasar, namun Nasar tak menggubrisnya, ia malah hanya diam melihat putrinya ditarik-tarik (emang tontonan apa : Author).

"Bawa gadis ini kemobil," perintah Doni pada bodyguard nya

"Baik tuan," ucap dua orang pengawal bersamaan.

"Aku tidak mau,lepaskan aku, hikss... hikss... Ayah... Putri mohon Ayah, batalkan perjanjian Ayah," ucap Putri memohon.

"Tidak bisa," jawab Nasar tegas.

"Iki... tolong Kakak Iki, Kakak gak mau ikut mereka... hikss... hikkss," ucap Putri sesenggukan.

"Ayah... Iki mohon, kembalikan uangnya kepada mereka, kasihan Kak Putri Ayah," mohon Rizki.

"Kau kira uangnya hanya sedikit hahhh!" bentak Nasar.

"Kau tau berapa jumlahnya, 50 Milyar kau mengerti, jadi ayah tidak akan membatalkannya," tegas Nasar.

"Ayah Putri mohon hikss... jangan jual Putri... Putri gak mau hikss..." ucap Putri sesenggukan.

"Hikss... Ibu... Kak Lara tolong Putri," pinta Putri.

"Kau sangat merepotkan Putri, menurutlah dan ikut Tuan Doni, kalau kau menurut semuanya akan beres Putri" ucap Iis penuh penekanan.

Sedangkan Lara hanya menanggapinya dengan tersenyum licik (Lara sangat membenci Putri,karena Putri lebih baik dari dirinya).

Dua orang bodyguard itu terus menarik Putri hingga sampai kemobil.

"Silakan masuk Nona," ucap salah satu bodyguard tersebut.

"Aku tidak mau, masuklah sendiri, dan pergilah sana!" teriak Putri.

"Maafkan saya Nona, tapi ini perintah, jadi masuklah dan duduk manis didalam," ucap bodyguard itu yang kemudian memaksa Putri untuk masuk kedalam mobil.

"Iki Kakak mohon jangan kau menyalahkan Ayah atau Ibu, jangan pernah kau membentak atau memaki nya, kau mengerti, kau tenang saja Kakak akan jaga diri baik-baik," ucap Putri sesenggukan sebelum ia masuk kedalam mobil, setelah semuanya beres Doni ikut masuk kedalam mobil dan menyuruh sopirnya untuk segera melajukan mobilnya.

"Maafkan Iki Kak, Iki gak bisa bantu Kakak, Iki gak bisa lindungi Kakak," batin Rizki meratapi kepergian Putri.

Setelah mobil Doni pergi meninggalkan halaman rumah Nasar, semua orang tersenyum puas selain Rizki, ya dia khawatir dengan Kakaknya, dia cemas memikirkan apa yang akan terjadi dengan Kakak kesayangannya.

"Huhhhh akhirnya beres juga," ucap Nasar santai.

"Kenapa Ayah tega sama Kak Mput, apa salah Kak Mput Ayah... dia selalu menuruti apa perintah Ayah, tapi apa harus Ayah menjualnya," ucap Rizki geram.

"Sudahlah Iki, Putri tidak akan disakiti ataupun dilukai, dia hanya diajak bersenang-senang dengan Tuan Doni," ucap Iis.

"Ibu bilang diajak bersenang-senang, pria brengsek itu mau macam-macam sama Kakak Ibu," geram Rizki, ia berlalu pergi ke kamar nya karena pusing dengan jalan pikiran orang tuanya.

***

Skip Hotel

"Ayo turun," ucap Doni.

"Aku tidak mau!" bentak Putri.

"Ohh kau tidak mau, kau maunya kita melakukannya disini," ucap Doni tersenyum menyeringai.

"Tutup mulut kotor mu itu," ketus Putri.

"Ayo Putri berfikir bagaimana caranya bisa lepas dari buaya darat ini," batin Putri berfikir keras.

Dan apa yang akan terjadi pada Putri, pantengin part selanjutnya yaa..

Maaf pendek karena author mau sekolah dulu

Jangan lupa bantu Like yaa, dan Komen, Komen kekurangan cerita ini, biar nanti Author bisa perbaiki ceritanya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!