NovelToon NovelToon

Bad Girl

part 1 (Kayla)

Kayla Adhesia itu nama cewek berambut panjang bergelombang, tinggi semampai dan memiliki kulit kuning Langsat merupakan anak bad girl, cuek dingin dan sangat ditakuti disekolah karena sikap dia yang selalu berkelahi, melawan guru dan suka melanggar peraturan sekolah.

Kayla sangat suka cari masalah sehingga dia dijuluki bad girl oleh teman sekolahnya, namun walaupun begitu Kayla termasuk siswi terpintar dan berprestasi di sekolahnya, Kayla menjadi anggota tim basket putri di sekolahnya dan juara pertama di kelas dia walaupun sering cabut dan bolos sekolah. Kayla tipe cewek yang sangat sulit didekati sehingga Kayla hanya memiliki tiga temen dan itupun berteman sejak Junior Shool.

Saat ini Kayla sedang duduk paling sudut dan menatap keluar jendela, lebih menarik siswa yang asyik main basket dari pada mendengarkan guru yang sedang menerangkan pelajaran di depan kelas. Kayla mulai bosan mendengar materi pembelajaran yang sudah dia pahami tentunya, bukannya sombong tapi dengan IQ yang melebihi rata-rata ini membuat Kayla mampu mengerti sekali baca atau sekali mendengar.

"Lebih enak jika tidur di UKS saja" keluh cowok yang duduk di samping dia, walaupun pelan tapi bisa didengarkan oleh Kayla tentunya. "Menurut kamu gimana kay? " tanya cowok itu minta jawaban dari Kayla.

Kayla mengabaikan pertanyaan dari teman sebangku dia atau teman dia yang masih mampu menghadapi Kayla yang super dingin ini.

Merasa di abaikan membuat cowok itu menghela nafas panjang. "Berasa duduk dengan patung berjalan saja? " sindir cowok tersebut pada Kayla yang masih betah menatap luar jendela kelas mereka.

Alvaro itu nama cowok yang duduk di samping kayla, Alvaro bisa di bilang salah satu teman Kayla yang masih betah berteman dengan sikap dingin Kayla, siswa lain lebih memilih menghindar dan mundur teratur karena sikap cuek dan di abaikan oleh cewek satu ini! Tapi Alvaro mampu bertahan semua sikap yang diperlihatkan Kayla padanya.

Selain Alvaro ada bella delicia cewek cantik dan imut, wajah oval dan suka memakai kaca mata ini memiliki sikap baik, sopan dan lugu membuat orang gemes dan gregetan jika berbicara dengannya.

Dan satu lagi jangan lupa ketua mereka Kevin Gideon Kalee cowok dengan sikap cool, bijaksana dan paling dihormati di kelas karena kevin ini ketua basket dan ketua kelas juga.

Sedangkan Alvaro merupakan orangnya berisik, pecicilan, humoris, dan easy going sehingga Alvaro mudah dikenal teman sekolahnya sikap Alvaro dengan Kayla sangat bertolak belakang, tapi entah kenapa mereka bisa berteman sampai sekarang dengan karakter yang cukup jauh ini. Mereka berteman sejak empat tahun, karena itu mereka terbilang akrab sekali.

Melihat tidak ada jawaban dari Kayla? Alvaro hanya mendesah pelan. Ini bukan pertama kalinya Alvaro di cuekin, jadi sudah biasa namun diabaikan tentu membuat Alvaro merasa jengkel dengan Kayla yang hanya memasang wajah datar andalannya tersebut.

Jadi Alvaro hanya menggerutu pelan sambil menatap malas guru perempuan yang sedang menerangkan pelajaran tentunya.

Tak lama kemudian belum tanda jam istirahat berbunyi membuat para siswa teriak senang dan lega. Mereka bisa isi perut kosong mereka untuk makan di kantin atau bekal yang mereka bawa dari rumah.

Tiba-tiba terlintas ide jahil di kepala Alvaro buat guru yang saat ini lagi membereskan peralatan di atas meja ibu guru.

"Ibu nanti kalo pulang lewat selatan aja ya? " kata Alvaro saat ibu guru itu mau keluar kelas mereka.

Ibu guru itu bingung atas pertanyaan Alvaro. "Kenapa harus lewat selatan?" tanya balik ibu guru wajah heran menatap Alvaro yang memasang wajah serius.

"Karena perasaan aku gak bisa di utarain?" jawab Alvaro membuat kelas menjadi ribut dan menggoda ibu guru yang tersipu malu sambil menutup wajahnya dengan buku sambil berlalu karena di godain Alvaro yang merupakan famous dikelasnya.

"Receh hey?" teriak Kevin menatap Alvaro yang tersenyum tipis sehingga melihatkan lesung Pipit nya menambah kadar ketampanannya.

"Aku gak kuat?" tambah Bella ikutan, membuat kelas makin ricuh. "Dedek mau pingsan saja" tambah Bella membuat para siswa makin bersorak mendengar kata Bella.

Alvaro hanya memasang wajah polos tampa dosa melihat kelas jadi gaduh tersebut. beginilah jika Alvaro jika sudah beraksi membuat kelas yang awalnya tenang menjadi gaduh dan berisik mendengar kata gombalan andalan Alvaro ini.

Alvaro hanya tersenyum tipis melihat reaksi ibu guru yang tersipu malu tersebut, ibu guru itu masih baru mengajar di sekolah ini dan yang paling penting masih lajang dan jarang marah tentunya. Hal itu membuatnya berani menggoda ibu cantik ini, sekalian membuat suasana jadi lebih nyaman dan tidak hening kayak tadi tentunya.

Lain halnya dengan Kayla yang memandang kelas yang mulai gaduh karena aksi Alvaro yang menurutnya itu gak bermanfaat itu. Kayla beranjak dari kursinya mau menuju kantin untuk mengisi perutnya yang mulai lapar.

"Kayla, kamu mau kemana?" tanya Alvaro melihat Kayla mulai meninggalkan kelas.

Kayla hanya diam dan menuju luar kelas yang diikuti Alvaro dari belakang tentunya. "Mau ke kantin kamu kan? Bareng dong main tinggal aja" kata Alvaro sambil merangkul bahu Kayla. "Kamu ada acara gak sudah sekolah nanti" tanya Alvaro menatap Kayla yang jalan santai disampingnya.

"Gak" jawab singkat Kayla sambil melepaskan rangkulan Alvaro, dia tidak ingin jadi bahan pembicara oleh cewek yang suka pada Alvaro.

"Kebetulan saya mau ajak kamu mau menjemput papa di bandara hari ini? Mau ya! " sahut Alvaro antusias merangkul kembali Kayla menarik nya lebih dekat padanya.

Kayla jengah dengan sikap Alvaro suka merangkulnya seperti ini. "Kamu ajak yg lain saja" tolak Kayla sambil menyiku perut Alvaro membuat dia melepaskan rangkulannya.

Alvaro meringis pelan sambil mengejar Kayla yang meninggalkannya. "Kamu kenapa menyiku aku?" sungut Alvaro sebal dengan sikap Kayla yang suka main kekerasan.

"Jaga tu tangan?" ketus Kayla jengah sambil memutar matanya malas. "Kamu ajak yang lain aja aku gak bisa" tutur Kayla membuat Alvaro mendecak pelan.

"Kenapa gak bisa, tadi kamu bilang gak ada acara hari ini? Temani jemput papaku ya" kata Alvaro menatap kantin yang mulai ramai dan menelusuri kantin untuk mencari tempat duduk yang kosong. "Di sana aja" tunjuk Alvaro melihat ada kursi yang belum ada ditempati.

"Mau ya! Aku traktir deh kalo kamu mau temani aku nanti" rayu Alvaro menatap Kayla wajah memohon.

Kayla menatap Alvaro datar. "Oke aku ikut" pasrah Kayla lihat wajah memelas andalan Alvaro tersebut. Kayla mendengus geli lihat ekspresi senang Alvaro tersebut, Alvaro dengan sejuta rayuannya membuat Kayla pasrah dari pada menghadapi sikap pecicilan Alvaro nantinya

"Yes!! Tunggu di sini aku pesankan makanan favorit kamu" tutur Alvaro sambil beranjak dari kursi.

Kayla melihat punggung Alvaro menuju tempat memesan makanan, Kayla merasa heran kenapa sampai saat ini dia masih betah berteman samanya walaupun Kayla sering memperlakukan dia buruk dan mengacuhkannya.

Kayla menautkan kedua alisnya melihat tingkah genit Alvaro pada adik kelas mereka, Kayla mengendus geli melihat adik kelas itu salah tingkah dan tersipu malu saat dia ajak bicara oleh Alvaro, entah apa yang dilakukan Alvaro sehingga adik kelasnya memperbolehkan Alvaro terlebih dahulu memesan makanan padahal mereka dahulu yang antri.

"*A**pa lagi yang dilakukan bocah itu" celetuk Kayla malas melihat Alvaro tersenyum pada adik kelas membuat mereka menutup wajah mereka yang sudah memerah itu*

"Ini pesanan tuan putri" goda Alvaro sambil meletakkan mie ayam dan jus jeruk dihadapan Kayla.

Kayla menatap Alvaro sengit dan malas meladeni tingkah Alvaro yang menurutnya gak bermanfaat itu. Melihat reaksi Kayla yang menatapnya sebal mengundang tawa Alvaro, Kayla yang tipe jarang memperlihatkan ekspresi nya tadi menatap dia sebal dan risih atas ucapan dia tadi.

"*A**da yang lucu?" gumam Kayla jengkel melihat Alvaro yang tiba-tiba tertawa. "Menyebalkan" maki Kayla menatap Alvaro yang masih tertawa itu*.

"Aw" teriak Alvaro menatap Kayla sengit. "Kenapa kamu menginjak kakiku" sungut Alvaro kesal, sambil menahan rasa sakit kakinya saat diinjak kayla.

Kayla tersenyum miring. "Maaf, aku kira itu kecoa" jawab Kayla cuek sambil makan makanannya. Menghiraukan tatapan tajam dari Alvaro yang tidak terima.

"Kau samain kaki aku dengan kecoa gitu, kau harus tahu dengan kaki ini akan terus mengejar kamu walaupun kamu terus menjauh dan kaki ini akan menyamakan langkah kita untuk hadapin masa depan" kata Alvaro menggebu -ngebu.

Kayla mendengar penuturan Alvaro makin jengah bahkan mau muntah dengan rayuan receh Alvaro itu. Kayla makin malas ketika sorak kan dari seluruh penghuni kantin yang mendengar kata rayuan Alvaro tersebut.

*L**agi-lagi mereka jadi pusat perhatian akibat ulah Alvaro yang tidak tahu malu ini. Bahkan Alvaro cengegesan sambil garuk kepalanya tak gatal lihat lontaran godaan pada dia*.

.

.

.

*B**ersambung*....

Part 2 (Kayla yang dingin)

Kayla memarkirkan sepeda motor dia di depan rumah mewah, rumah yang di cat putih gading ini sangat mewah, memiliki halaman yang luas, rumah tingkat dua juga memiliki garasi yang mampu menampung sepuluh mobil tentunya. Walaupun tinggal di rumah super mewah namun Kayla tidak merasakan kenyamanan dalam rumah ini, karena rumah penuh kenangan tentang mamanya harus hilang dan diisi oleh kenangan buruk bagi Kayla.

Kayla harus tinggal bersama orang membuat mamanya meninggal dan itu membuat Kayla sangat tidak ingin berlama berdiam dalam rumah yang dia anggap sekarang neraka.

Kayla masuk ke dalam dan disambut oleh para pembantu perempuan yang sudah membukakan pintu untuk dirinya, Kayla melangkahkan kakinya menuju lantai antasari dimana letak kamar dia.

"Kayla sudah pulang?" sapa perempuan paruh baya yang menatap Kayla yang diam dan tak menjawab ucapan perempuan itu.

Kayla tetap melangkahkan kakinya menuju kamar dia tampa menghiraukan kehadiran perempuan yang bisa dibilang mama tiri dia saat ini.

-----------------------------------------------------------------------

Fani nama perempuan yang saat ini hanya berdiam diri menatap pintu kamar kayla, Fani hanya menatap sendu Kayla yang tidak menghiraukan kehadirannya, dia tahu akan kesalahannya di masa lalu tapi dia mau menebusnya dengan memberikan kasih sayang pada Kayla.

Namun melihat sikap, tatapan dan penolak kan yang diberikan Kayla membuat mama Fani hanya mampu memberikan perhatian dari jauh dan tidak bisa menyentuh secara fisik maupun hati Kayla yang sangat membenci kehadirannya.

"Ma! Mama kenapa?" tanya cewek cantik yang menatap mama Fani bingung karena melihat wajah sedih mamanya.

"Gak sayang, mama gak apa-apa" jawab mama Fani lembut sambil mengusap pelan rambut anak pertamanya. "Syifa sudah pulang" tanya Fani lembut.

"Sudah mama, Syifa sudah baca salam salam tapi gak kedengaran karena mama melamun"

"Maaf sayang, Ganti baju syifa dulu baru kita bicara lagi" perintah mama Fani menatap Syifa yang mengangguk pelan menuju kamar dia yang berada di lantai dua.

Mama Fani hanya menghela nafas panjang menatap Syifa yang menuju kamarnya, dia sangat sedih dan stress menghadapi Kayla yang sangat tidak suka kehadiran dia dan kedua anaknya di rumah ini. Walaupun sudah lima tahun berlalu tapi sikap Kayla tidak pernah berubah bahkan makin kesini dia sudah memperlihatkan ketidak sukaan dia pada mereka.

Walaupun Kayla sering ditegur dan dimarahi sama papanya, malah bumerang bagi Fani membuat Kayla semakin membenci dirinya. Mama Fani merebahkan dirinya pada sofa sambil memijit kepalanya yang pusing.

Tak lama berselang keluar Kayla yang memakai celana jeans sobek, kaus oblong, sepatu ket dan tak lupa jaket pelengkapnya. Kayla menuruni tangga melihat HP dia dan membalas pesan, melihat Kayla mau keluar membuat mama fani berinisiatif berdiri dan mendekati Kayla yang berjalan menunduk yang terlalu fokus pada hpnya.

"Mau kemana Kayla" tanya mama Fani berdiri di depan Kayla masih belum menyadari kehadirannya.

Kayla menatap datar Fani. "Keluar" jawaban singkat Kayla membuat fani makin curiga pada Kayla.

"Keluar mau kemana? Sebentar lagi papa kamu akan pulang" tegur mama Fani melihat Kayla yang menatapnya sinis.

"Papa anda bilang" jawab Kayla sambil tersenyum remeh. "Anda sambut saja sama anak-anak anda?" tambah Kayla tidak peduli.

Mama Fani menatap Kayla sendu dan tatapan memohon. "Jangan seperti ini Kayla, hari ini papa mau pulang dan kita harus menyambutnya bersama" kata mama Fani sedih.

Kayla mendengus pelan. "Menyambut PAPA" kata Kayla menekankan kata papa. "Saya tidak peduli pada dia sejak saya tahu seperti apa suami anda" tuding Kayla sinis buat Fani terdiam mendengar ucapan Kayla yang memang tidak pernah menyebut panggilan papa pada ayah kandungnya sejak insiden tersebut.

"Harusnya anda senang saya gak ikutan karena kehadiran saya akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan otomatis merusak kebahagiaan kalian" remeh Kayla sambil berlalu menuju pintu keluar.

Kayla berhenti tampa membalikkan badannya. "Berhentilah bersikap yang seakan-akan anda jadi korban, saya muak lihat tampang anda yang sungguh membuat saya makin jijik" sinis Kayla melangkah kakinya menuju motor yang tadi dia parkir.

------------------------------------------------------------------------

Kayla memarkirkan motornya dan menuju kafe tempat dia janjian dengan Alvaro, Kayla melihat Alvaro yang duduk di paling sudut menatap HP dia.

Tampa pikir panjang Kayla menuju meja Alvaro dan duduk didepan Alvaro yang menatapnya jengkel.

"Kenapa lagi dia" kata Kayla dalam hati melihat mood jelek Alvaro saat ini.

Kayla merasa tidak merasa bersalah karena telat datang pada jam yang sudah dijanjikan.

"Kamu telat kayla, gak merasa bersalah lagi" cerutu Alvaro sebal. "Jamuran aku tungguin kamu, gak lihat aku jadi bahan bisikkan dan tatapan lapar dari cewek-cewek genit lagi" sungut Alvaro marah.

"Aku telat sepuluh menit, kamu aja yang datang kecepatan" gumam Kayla malas lihat tingkah kekanak-kanakan Alvaro.

"Sorry, tadi macet menyebabkan aku telat Alvaro" alasan Kayla tapi dibalas tatapan tajam pada Kayla.

"Jangan banyak alasan" maki Alvaro dalam hati lihat wajah datar andalan Kayla gak tidak ada ekspresi itu.

"Dari pada kamu marah- marah gak jelas membuat waktu kita terbuang percuma, lebih baik kita pergi sekarang? Kasihan papa kamu tunggu lama" kata Kayla melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan jam empat sore, satu jam lagi pesawat papa Alvaro take off. Kasihan jika menunggu lama sebab anaknya lagi ngambek karena dia hanya telat sepuluh menit.

"Ya! Kamu sih kelamaan dandannya sehingga kita telat jemput papaku" balas Alvaro jengkel memanggil pelayan dan membayar minumannya.

"*D**andan? Sejak kapan Kayla Adescia bisa dandan" pikir Kayla heran perkataan Alvaro menuding nya dandan untuk kesini. "Makin gak waras nih anak" gumam Kayla mengikuti Alvaro dari belakang*.

----------------------------------------------------------------------

Alvaro memarkirkan mobilnya dalam bagasi rumahnya, dan lihat satpam rumah mereka dan beberapa pembantu ikut membawa koper dan beberapa paper bag yang ada dalam jok belakang mobil Alvaro.

Alvaro yakin itu pasti oleh-oleh buat mereka. "Pa, gimana lancar urusan di sana" tanya Alvaro menatap wajah letih papanya yang berjalan disampingnya.

papa merangkul bahu Alvaro lalu tersenyum pelan. "Lancar Alvaro, masalah kemarin sudah diberesin jadi gak ada problem lagi" ujar papa membuat Alvaro mendesah lega mendengar jawaban papanya.

"Kenapa kamu gak ajak Kayla kesini? Tadi Kayla menjemput papa juga" tanya papa menghempaskan tubuhnya ke sofa menghilangkan capek perjalanan panjang.

"Kayla nya yang gak mau ikut pa, papa tahu jika sikap Kayla yang anti yang namanya berkunjung" kata Alvaro pelan dan menatap papanya yang hanya mengangguk pelan.

"Teman kamu yang satu itu sangat misterius sekali? Sungguh anti sosial dan papa rasa ada yang dia sembunyikan? "

"Iya pa, Alvaro juga merasakan hal tersebut? Sulit menembus dinding pertahanan Kayla itu. Di panjat juga takut jatuh pa, bahkan pakai bom takut nanti Alvaro ditangkap polisi lagi" celetuk Alvaro membuat papanya tertawa pelan mendengar perkataan ngelantur Alvaro yang memang susah diajak bicara serius.

"Iya tapi walaupun begitu sekeras apapun hati akan luluh dengan ketulusan Al" kata papa sambil menatap Alvaro yang mengangguk mengerti. "Untuk saat ini Kayla memang tidak bisa membagi masalahnya tapi suatu saat dia akan mengatakan pada kamu!" saran papa pada Alvaro mencari tahu lebih dalam kehidupan Kayla.

"Iya pa, suatu saat dia pasti akan cerita pada Alvaro tentang masalahnya" ujar Alvaro sambil tersenyum tipis. "Tapi suatu saat itu kapan? Berapa waktu untuk suatu saat itu pa. Bahkan sudah empat tahun berteman belum ada perubahan sikap Kayla, jadi menurut papa suatu saat itu kapan?" curhat Alvaro sebal karena sesuatu yang tak pasti buat dia makin kesal saja.

"Hahaha! Anak papa sudah jadi korban iklan?!" gurau papa membuat Alvaro mengendus malas lalu beranjak menuju kamarnya buat papanya makin ketawa lihat tingkah Alvaro yang masih kekanak-kanakan tersebut.

Ada sesuatu yang harus disimpan rapat sehingga orang tidak tahu karena itu akan menyakitkan jika semua terbongkar dan kamu gak bisa memilih jawaban atas semua tudingan yang akan ditujukan pada kamu...

Maka hal yang terbaik adalah diam dan simpan lah rahasia itu sampai waktu yang akan membongkar semuanya karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi bukan...

Maka tetaplah diam dan bersikap baiklah

.

.

Bersambung....

Part 3 (Permintaan Alvaro )

Kayla mendesah pelan hari ini sangat melelahkan setelah menemani Alvaro menjemput papanya ke bandara, Kayla memilih pamit pulang padahal papa. Alvaro menawarkan dia untuk mampir dulu ke rumah mereka, tapi yang namanya Kayla yang sangat jarang berkunjung ke rumah teman walaupun mereka sudah berteman sejak lama.

Kayla tahu mereka heran dengan sikap Kayla yang sangat misterius dan tertutup ini bukan karena suka main rahasiakan tapi bagi Kayla ada yang bisa dibagi? Ada juga tidak dibagi pada mereka terutama masalah keluarga dirinya termaksud hal yang tidak harus dibagi, meskipun mereka teman dia.

Kayla menatap foto mereka berempat yang tersenyum bahagia saat kelulusan tingkat junior school dahulu, walaupun Kayla hanya tersenyum tipis sekali sehingga hanya orang yang memiliki mata yang jeli mampu melihat dia tersenyum difoto ini.

Bahkan Alvaro mendumel marah saat mereka tidak ada satupun foto yang menunjukkan Kayla tersenyum, hanya memasang wajah datar dan tak berminat membuat Alvaro meradang marah karena Kayla hanya menatap Alvaro heran.

"Saya hanya bisa seperti ini, menunjukkan rasa bahagia bukan harus dengan tersenyum lebar dan tertawa bukan?!" komentar Kayla saat itu membuat Alvaro makin kesal dan beranjak pergi meninggalkan dia.

"Sahabat bukan hanya untuk tersenyum dan tertawa bersama tapi juga menerima dan memahami pribadi Masing-masing tampa harus merubah ke pribadi tersebut sesuai keinginan mereka, bersikap lah wajar dan terima jika sahabat kalian yang menurut kalian jauh dari harapan kalian"

Jadi

mengertilah

------------------------------------------------------------------------

Hari sudah menunjukkan jam sembilan malam, Kayla memutuskan merebahkan tubuhnya sambil menonton siaran TV favoritnya. malam begini Kayla lebih suka berdiam diri dalam kamar dari pada ikutan berkumpul dengan keluarga baru dia itu, yang akan ujung-ujungnya hanya pertengkaran antara dia dan papanya.

Dari pada menimbulkan masalah lagi lebih baik Kayla dalam kamar menonton TV sampai merasa mengantuk

"Merasa orang asing di rumah sendiri" itulah kata yang paling tepat untuk disemat Kayla yang saat ini

Sedang asyik menonton TV Kayla terganggu mendengar ringtone HP, Kayla menatap layar HPnya melihat siapa yang menelpon malam-malam begini, melihat yang menelpon adalah Bella.

Kayla bangun dari rebahan nya menatap layar HP nya bingung karena malam ini malam weekend jadi apa alasan bella menghubunginya jam segini.

"Hm... Ya Bella" kata Kayla mengangkat panggilan dari bella.

"Kamu dimana, dari tadi kami pencet bel apartemen kamu?" mendengar kata Bella diseberang membuat Kayla pucat pasalnya dia saat ini di rumah utama bukan di apartemen saat ini.

"Hallo... Kayla kamu masih disana?" tanya bella saat kayla tidak menjawab pertanyaan nya.

Kayla mutar otaknya mencari alasan yang tepat sehingga tidak menimbulkan kecurigaan "Ya! Saya masih disini, saya berkunjung kerumah oma saya di XXX" alasan kayla sambil berdiri mematikan TV-nya.

"Oh gitu, kami kira kamu di sini, rencana ajak pergi keluar bersama" kata bella kecewa.

"Kenapa mendadak begini" tanya Kayla bingung, biasanya dibicarakan dulu.

"Ya! Hanya di rencanakan hari ini juga karena semua kebetulan lagi free jadi rencana mau ajak kamu juga untuk pergi bersama" kata Bella pelan. "Kalo gitu, saya tutup dulu! Berhubung kamu gak bisa ikutan" kata bella diseberang.

"Ya! Selamat bersenang-senang" ujar Kayla mengakhiri panggilan dari bella.

Kayla menghela nafas panjang mampu memberi alasan yang masuk akal pada Bella jika dia saat ini di rumah oma, padahal dia hanya di rumah utama, yang tidak mungkin Kayla bilang dia disini sama temen-temen nya, karena mereka tidak pernah tahu keluarga Kayla saat ini.

"Maaf jika banyak kebohongan dalam persahabatan kita" lirih Kayla tatapan sendu yang hanya bisa diperlihatkan saat dia sendiri.

Terkadang kayla harus menahan rasa kecewa, sedih dan bahagia dalam bentuk wajah datar yang menjadi topeng dia saat ini, sehingga jarang mereka tahu apa yang dirasakan dan inginkan Kayla.

Kayla menghela nafas panjang menarik selimutnya sampai dada. "Semoga besok baik-baik saja" gumam Kayla sebelum terlelap masuk kedalam alam mimpi.

----------------------------------------------------------------------

Di saat bersamaan terlihat Bella, Alvaro dan Kevin berdiri didepan sebuah apartemen Kayla. Sudah beberapa kali dipencet Bella dan mengetok pintu namun tidak ada sahutan dari dalam apartemen ini.

"Mana tu anak? Masih pagi udah tidur aja" ujar Alvaro tidak sabaran.

"Pagi Alvaro, aku lihat hari masih malam" sakit bella dengan polosnya membuat kedua temannya hanya menghela nafas panjang.

"Bella coba kamu hubungi Kayla, mungkin dia lagi di luar" kata Kevin melihat penghuni apartemen ini tidak menampakkan kehadirannya.

"Benar juga" ujar Bella mengambil hpnya didalam tas, mencoba menghubungi Kayla.

"Speaker Bella, biar kami dengar juga" kata Alvaro membuat Bella mengaktifkan speaker hpnya menunggu jawaban dari kayla

"Hm... Ya bella" jawab Kayla mengangkat panggilan dari Bella, membuat Bella senang

"Kamu di mana, dari tadi kami pencet bel apartemen kamu?" tutur Bella pelan dan menatap temanya yang diam saja menunggu jawaban dari Kayla.

"Kenapa Kayla diam saja" bisik Alvaro pada Kevin saat tidak ada jawaban dari Kayla.

"Diam lah" jawab Kevin singkat membuat Alvaro diam dan menggerutu pelan.

"Hallo Kayla kamu masih di sana?" tanya Bella khawatir saat Kayla tidak menjawab pertanyaan nya, takut terjadi sesuatu.

"Ya! Aku masih disini, saat ini aku berkunjung kerumah oma aku di XXX" jawab Kayla pelan dan membuat Alvaro menautkan keningnya heran.

"Oh gitu, kami kira kamu disini, rencana ajak pergi keluar bersama" kata Bella kecewa, otomatis Kayla tidak bisa ikutan dengan mereka.

Terdengar dengusan pelan dari seberang. "Kenapa mendadak begini" tanya Kayla bingung.

"Ya! Hanya di rencanakan hari ini juga karena semua kebetulan lagi free jadi rencana mau ajak kamu juga untuk pergi bersama" kata Bella pelan. "Kalo gitu, saya tutup dulu! Berhubung kamu gak bisa ikutan" lirih Bella membuat Alvaro dan Kevin menepuk-nepuk pundak Bella agar dia tidak bersedih.

"Ya! selamat bersenang-senang" ujar Kayla mengakhiri panggilan dari Bella, Bella menurunkan HP-nya pelan.

Mata Bella sudah berkata-kaca seakan mau menangis karena ketidak ikut sertaan Kayla hari ini, padahal dia sudah bersemangat untuk acara yang akan mereka buat hari ini. tapi gagal karena Kayla tidak bisa ikut.

"Sudah Bella, kayla lagi berkunjung rumah oma nya hari ini" hibur Kevin mendapat anggukkan kepala dari Bella. "Kamu tahu jika dia jarang pulang, karena besok weekend dan ada tanggal merah mungkin dia putuskan liburan dirumah oma nya" tambah Kevin agar bella bisa mengerti.

"Tapi aneh" sahut Alvaro membuat Bella dan Kevin menatapnya heran. "Tadi sore sekitar tiga jam yang lalu dia masih bersamaku menjemput papa, sekarang sudah ada di rumah oma nya?" kata Alvaro curiga dan alasan yang tidak masuk akal tersebut.

"Maksudnya" tanya Kevin makin bingung mendengar penuturan Alvaro.

"Kami tadi menjemput papa dari bandara mungkin 3 jam yang lalu, walaupun dia minta diturunkan dekat kafe dimana motor dia diparkirkan? Tapi gak aneh menurut kalian dalam waktu tiga jam kayla sudah berada dirumah oma nya" kata Alvaro membuat mereka terdiam dan berpikir kemungkinan ada kebohongan yang diucapkan Kayla.

"Hmm... Bisa saja Kayla langsung pergi saat itu juga" kata Bella membuat yang lain setuju jika memang Kayla langsung pergi tanpa kembali ke apartemen nya. "Saya rasa dia dapat menempuh jarak dari sini ke kota XXX kurang dari tiga jam, dengan gaya kayla bawa motor" gumam pelan Bella karena dulu pernah merasakan boncengan dengan Kayla yang bawa motor yang ngebut.

"Iya juga, dia kan raja balapan?" Kevin setuju kata Bella jika Kayla pasti langsung pergi dan membawa motor dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai.

"Benar juga" Alvaro sependapat dengan ucapan Bella dan Kevin jika menyangkut Kayla membawa motor.

"Kita cabut yuk, ngapain kita masih berdiri di sini padahal orang yang dicari gak ada" kata Kevin sambil melangkah menuju lift yang diikuti teman-temannya.

"Tapi kita jadi pergi kan" tanya Bella pada mereka yang sudah berjalan duluan.

"Iya iya! Sudah kumpul ngapain pulang lagi lebih baik kita aja yang pergi bareng" kata Alvaro sambil tersenyum pelan.

"Hm... kita ke kafe langganan kita saja, sambil nongkrong disana" kata Kevin beri tawaran pada teman-temannya.

Semua setuju dengan pendapat Kevin mereka meninggalkan apartemen Kayla menuju kafe langganan mereka, walaupun tipe anak nakal mereka tapi mereka tidak pernah ikut dalam sesuatu yang merugikan mereka.

Kecuali Kayla yang sudah masuk dalam pergaulan anak nakal yang suka balapan liar, berkelahi dan masuk kedalam anggota geng motor. Mereka sudah menegur bahkan melarang kayla ikutan geng motor yang bisa merusak kehidupan Kayla, namun tidak didengarkan Kayla sampai saat ini Kayla masih saja ikutan balapan liar dan sekarang dijuluki raja balapan karena tak terkalahkan.

Tapi apapun pilihan Kayla mereka hanya bisa memberi masukkan dan teguran walupun kadang Kayla tidak menghiraukan kecemasan mereka jika terjadi sesuatu pada dirinya.

"Waktu yang merubah orang dan waktu juga yang membalikkannya, maka jangan lah merasa semua tidak ada gunanya karena apapun itu butuh waktu untuk menyadarinya"

.

.

.

Bersambung.......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!