HAPPY READING 🥰🥰🥰
,
,
,
,
,
......................
Tiga tahun telah berlalu,
Semenjak Kepergian Ardila kini Nesti bagaikan wanita yang tidak punya hati dan perasaan
"Maafkan saya nona boss saya akan mencoba untuk mengecek nya kembali,,!" Ucap salah satu karyawan dengan expresi takutnya
"Tidak perlu,,!! Sekarang bereskan semua barang-barang mu dan segera pergi dari kantor ku,,!!!" Ketus Nesti dengan tatapan mautnya
"Maafkan saya nona „tolong jangan pecat saya,, saya Sangat membutuhkan pekerjaan ini nona,,!" Tangis karyawan tersebut dengan berlutut di depan meja Nesti.
Nesti hanya diam Seakan tidak peduli dengan nasib karyawan tersebut dan menekan kasar tombol telepon yang ada di atas mejanya.
("Keruangan saya sekarang,,!!,," Satu ucapan kata yang membuat Nesti langsung mematikan panggilan nya
"Nona,, aku mohon nona boss,, beri saya satu kali kesempatan untuk memperbaiki pekerjaan saya nona,,!" Mohon karyawan tersebut namun Nesti sama Sekali tidak mengindahkannya.
CEKLEK (Suara pintu terbuka)
"Ada apa nona boss memanggil saya,," Ucap salah satu pria yang berpenampillan bak seorang security
"Bawa dia keluar sekarang,,!" Sahut Nesti dingin tanpa menghentikan aktivitas mengetik nya hingga membuatnya karyawan tersebut semakin panik
"Nona,, saya mohon maaf kan saya nona,,!!!" Teriak Karyawan tersebut yang langsung di seret ke arah luar ruangan Nesti dan menutup kembali pintu dari arah luar ruangan.
Nesti mengangkat kembali lagi pandangan nya dan memperhatikan Pintu yang Sudah tertutup dengan tatapan dingin nya.
Stelah itu Nesti menurun kan pandangannya ke arah Bingkai Poto yang ada di atas meja nya
"Kenapa semua orang selalu membuat ku marah Bunny,,? Cekzz andai kamu ada Disini mungkin kekesalan ku akan sedikit berkurang,, saat ini aku merindu kan pelukan mu bunny,, aku harap kamu tidak marah padaku,, karena aku Harus kembali memecat salah satu karyawan ku,, karena dia tidak bekerja dengan teliti dalam mengecek pengeluaran dan pemasukan perusahan,," Ucap Nesti dengan mode cemberut nya
"Hufftt aku sungguh sangat lelah bunny,,!" Keluh Nesti dengan menyenderkan kepalanya di atas meja
"Aku tidak akan bosan-bosan untuk mengatakan Kalau aku masih sangat mencintaimu bunny,, aku benar-benar merindukan mu Ardila,," Sambung Nesti dengan memeluk bingkai foto tersebut dan meletakkan satu tangan nya di atas meja sebagai penopang kepala hingga akhirnya Nesti memejamkan mata nya.
Satu jam kemudian Muon yang masih setia bekerja di perusahaan Nesti mulai memasuki ruangan Nesti dengan membawa beberapa bekal untuk sarapan siang .
CEKLEK (Suara pintu terbuka)
Muon melangkah masuk kedalam ruangan Nesti dan mendapati Nesti yang masih terlelap dengan satu bingkai Poto di pelukan nya hingga membuat Muon memberhentikan langkah nya.
"Nesti,,?" Ucap Muon dalam batin dengan tatapan sedih dan mata berkaca-kaca
"Sampai kapan kamu akan terus seperti ini Nesti,, hati ku juga hancur melihat mu yang Terus terpuruk dalam situasi ini,," Sambung Muon dan segera menghapus air mata nya dengan melangkah kembali.
Nesti yang mendengar langkah heals Muon segera sadar dari tidur nya.
"Hmmp Muon,,?" Lenguhan Nesti dengan menarik kembali kepalanya dari atas meja
"Oh hey Nesti,?" Sahut Muon dengan senyum paksa nya
"Ada apa,,?" Sahut Nesti datar sembari memperbaiki rambut nya
"Ini,, seperti biasa aku membawa kan mu makan siang,,!" Jawab Muon yang segera berjalan kearah sofa yang tersedia di dalam ruangan Nesti
"Berapa kali lagi aku harus katakan pada mu,, kau tidak perlu repot-repot untuk ini semua,,?"
"Sudah,, kau jangan ngoceh terus,, ayo bergabung kesini,,!" Celetup Muon sembari membuka satu persatu makanan nya.
Nesti memicing kan mata nya Dengan membuang nafas panjang nya dan segera berdiri dengan melangkah malas ke arah Muon.
"Ini milk tea Boba dengan gula 100%,, dan ini salmon kesukaan mu,,!" Nesti segera duduk di samping Muon dan mengambil satu cup milktea Boba dan langsung menyeruput nya.
"Oh ya,,malam ini kita akan pergi ke tempat Nafisa,, karena dia mau kita semua hadir untuk merayakan ulang tahun anak nya,," Sahut Muon sembari memakan makanan nya
"Maaf tapi sepertinya aku tidak bisa bergabung dengan kalian semua,,!" Ucap Nesti dengan tatapan kosong sembari terus menyeruput minuman nya.
"Oii,,apa kau akan terus seperti ini,,!!!"
"Bukan urusan mu,,!!"
"Nesti,,? Sampai kapan kau Akan terus mengucilkan diri seperti ini,, kami semua merindu kan mu Nesti,,!"
"Sudah aku katakan bukan urusan mu,,!!!" Ketus Nesti dengan tatapan tajam nya.
Muon meletakkan kembali makanan nya dan memegang satu pundak Nesti.
"Nesti,,? Aku mengerti perasaan mu,, tapi kamu harus bangkit dan move on dari ini semua,, ini sudah tiga tahun lebih semenjak kepergian p'ardila,, aku yakin p'ardila juga menginginkan mu untuk bahagia Nesti,,!"
"Bagaimana aku bisa bahagia,,? Sedangkan kau tahu kebahagiaan dan semangat ku cuma bersama Ardila,, jika kau ingin aku bahagia,, bisakah kau menghidupkan nya kembali untuk ku,,!!!!!"
PAK (satu tamparan Muon melayang di pipi Nesti)
"Nesti,,???" Bentak Muon hingga membuat Nesti menurunkan pandangan dengan tatapan penuh kesedihan tanpa peduli dengan tamparan yang dia terima.
"Nesti aku mengerti perasaan mu,, tapi masa depan mu masih panjang,, jangan menghukum diri mu seperti ini,, ayo bangkit,,aku akan membantu mu untuk menatap dunia kembali Nesti,,!" Sambung Muon dengan nada bergetar dan mata berkaca-kaca.
Nesti tidak menjawab air mata matanya seketika jatuh dan membasahi cup milk tea nya tanpa Isakan dan tangisan Muon yang melihat expresi Nesti seketika membuat nya menyesal dan menurunkan tubuh nya dengan berjongkok di bawah Nesti duduk Muon meraih kedua tangan Nesti.
"Maafkan aku Nesti,, aku tidak bermaksud membuat mu bersedih seperti ini,, aku hanya ingin kau cepat bangkit kembali,, apa kau tidak kasihan pada Daddy dan mommy mu,,?" Ucap Nesti sembari menghapus air mata Nesti.
Nesti tidak menjawab sedangkan air mata nya terus mengalir tanpa Isakan dan tangisan lebih tepat nya membeku seribu bahasa.
"Oke kalau kau tidak mau,, aku tidak akan memaksa mu lagi,, dan jangan seperti ini,, kau membuat ku ikut hancur karena kondisi mu sekarang Nesti,,!" Ucap Muon sudah sudah kuat lagi menahan air matanya dan meraih tubuh Nesti kedalam pelukan nya.
"Maafkan aku Muon,, tapi sampai hari ini aku belum bisa terima Atas Kepergian istriku Muon hiks hiks hiks". Tangis Nesti pecah
"Aku mengerti,, aku tidak meminta mu untuk melupakan p'ardila,, aku hanya ingin kau bangkit dan menerima kenyataan ini Nesti,,". Ucap Muon dengan menarik kembali tubuh Nesti dan menghapus air mata Nesti.
"Hiks hiks aku sudah mencoba nya Muon,, namun aku tetap tidak bisa,, bayangan nya Terus menghantui aku,, aku tidak bisa melupakan senyum dan canda tawa nya Muon,, semua tentang nya terus menghantui aku,, dan aku tidak bisa melupakannya,, karena Sampai hari ini aku masih sangat mencintai nya Muon,,"
"Iya aku mengerti,, sudahi kesedihan mu,,aku akan selalu ada untuk mu,, dan siap mendengar curhatan dan kesedihan mu,, namun kamu jangan egois seperti ini Nesti,, lihatlah Daddy dan Mommy mu begitu hancur melihat keterpurukan mu,, setidak nya jadikan lah kedua orang tua mu untuk semangat hidup mu, aku merindukan Nesti kami yang dulu,,"
"Aku mohon Nesti,, ayo bangkit dari keterpurukan mu ini,, kami semua akan selalu ada untuk mensupport mu Nesti,,!" Sambung Muon
"Baiklah aku akan datang di hari ulang tahun anak Nafisa,, tapi sebelum nya aku harus menemui istri ku dulu,,"
"Hmmp ya,,dan aku akan menemanimu,,!"
,
,
,
Di sore hari nya Nesti yang kini sudah tiba di makam Ardila dengan membawa kan seikat bunga tulip dan di temani oleh Muon Nesti berjongkok dan mengganti bunga yang kemarin dia berikan dan diganti dengan seikat bunga tulip yang baru dan masih segar.
"Hey Bunny,,?? Lihatlah aku datang kembali,,!" Ucap Nesti dengan senyum hangat nya sembari mengusap bingkai foto Ardila yang terlihat terus awet karena Nesti selalu mengganti nya seminggu sekali.
Sedang kan Muon hanya berdiri di samping Nesti dengan terus memperhatikan Nesti dengan tatapan iba nya
"Bunny,,? Aku ingin bercerita padamu,, semalam aku kembali bermimpi tentang mu,, aku bermimpi kamu datang kembali dan memeluk ku dengan erat,, dan itu seperti sangat nyata,,! Atau kamu juga sedang merindukan ku dari atas sana,,??"
"Entahlah Bunny,, tapi aku selalu berharap mimpi ku itu menjadi kenyataan,,!" Ucap Nesti dengan senyum penuh harapan membuat Muon semakin luluh.
"Maaf aku tidak bisa lama-lama Disini,, karena aku Harus menghadiri acara ulang tahun anaknya Nafisa,!" Sambung Nesti dengan wajah cemberut nya
"Aku pergi dulu,, tapi kamu jangan bersedih karena besok aku pasti akan kembali lagi untuk menemui mu,, aku akan selalu mencintaimu Bunny,,!" Ucap Nesti dengan mengecup bingkai Poto tersebut .
Di rasa cukup Nesti segera berdiri dengan melambaikan tangan nya ke arah makam Ardila dan langsung pergi meninggalkan lokasi pemakaman
,
,
,
,
,
HAPPY READING 🥰🥰🥰
,
,
,
,
,
......................
Di sebuah perumahan terlihat Sangat heboh dan ramai bukan karena keramaian melainkan ibu dan anak yang nampak tidak akur satu sama Sekali.
"Oiii bocah ayo kesini,," Teriak seorang ibu yang terlihat begitu berantakan seperti tidak terawat lagi dengan terus mengejar anak nya di sekeliling ruangan rumah nya.
"Hey Nafisa,,? Sudah cukup,, kau membuatku ku pusing saja,,!!" Celetup Yean dengan wajah kesalnya dengan duduk di sofa bersama Zean dan juga Zein.
"Kau tidak akan mengerti bodoh,,, Kalau kau sudah punya anak baru kau akan paham betapa repot nya dalam mengurus anak diri!!" Ketus Nafisa sembari menyanggul tinggi rambut nya yang entah kapan terakhir dia menyisir nya Dan disaat bersamaan Muon dan Nesti juga sudah Mulai memasuki rumah Nafisa.
"Oii Nafisa,, ini rumah atau kapal pecah,,!!!!". Ketus Nesti sembari membuka kaca mata nya
"Husstt,," Sahut Zean dengan tatapan penuh kode kearah Nesti membuat Nesti mengerut kan dahinya dengan penuh tanda tanya.
"Kau baru datang,, lebih baik duduk saja,, biar aku mengurus bocah nakal ini dulu,,!!" Sahut nafisa yang masih terus berlari hingga akhirnya Nafisa berhasil menangkap anak nya ...
"Akhirnya kau menyerah juga,, sekarang ayo ganti popok mu,,!!!" Sambung Nafisa membuat semua temannya saling melempar lirikan satu sama lain.
Beberapa menit kemudian Muon Yean Zean dan juga Zein nampak cuek dengan duduk di atas sofa sembari memakan cemilan yang ada di atas meja sofa.
Sedangkan Nesti tidak henti-hentinya menatap Nafisa yang kini sudah duduk di sofa depan nya dengan tatapan penuh pertanyaan dan melipat kedua tangannya di atas dada.
"Apa kau akan terus menatap ku seperti itu,,??" Sahut nafisa sembari menepuk-nepuk bokong anak nya yang sudah terlelap di atas pelukan nya.
"Cekzz kenapa kau jadi tidak terawat seperti ini,,?? Bahkan para maid di rumah ku jauh Lebih rapi di banding kau Nafisa,,!!"
"Ow,, apa secara tidak langsung kau menyebut ku lebih rendah di banding pembantu mu,,???"
"Hmmpp,,!! Apa kau tidak bercermin,,???" Celetup Nesti dingin
"Oiiii,,, kenapa mulut mu jadi tajam seperti ini,,????" Kettus Nafisa dengan bergertakkan Gigi nya
Muon Yean Zean dan Zein yang duduk di samping Nesti hanya bisa diam dengan terus mengemil dan tidak peduli dengan perdebatan Nesti dan Nafisa seakan sudah terbiasa dengan itu semua.
"Oh shit,, apa belum juga ada kabar dari ayah dari anak mu ini,,???" Tanya Nesti tajam seakan sedang mengintrogasi Nafisa membuat Nafisa menurun kan pandangannya.
"Sudah,, dan sekarang dia sudah menikah kembali Dengan wanita Yang berasal dari negara yang sama dengan nya yaitu Inggris,,!" Ucap Nafisa lesu
"Cekzzzz dari awal sudah bisa ku tebak,,!!". Gerutu Nesti dengan menyandar kan kepala nya di Sandaran sofa
"Hmmp kau benar Nesti,,semuanya membuat ku bertambah stress dan pusing,, dan jika Ardila masih hidup pasti nasib nya tidak akan jauh berbeda dengan ku,,!" Ucap Nafisa hingga membuat Nesti kembali menegak kan kepalanya dengan menatap Nafisa dengan tatapan setajam silet.
"Apa kau bilang,,??"
"Ya memang begitu lah realita pernikahan, manis di awal tapi semua akan berubah menjadi neraka apalagi stelah memiliki anak,,"
"Kau salah Nafisa,,kalau dia masih hidup dia akan ku buat menjadi wanita yang paling bahagia apalagi kalau kami memiliki anak itu akan membuat ku semakin mencintai nya,,"
"Cekzz itu juga yang di katakan suami ku sebelum menikahi ku,, dan lihat lah,,aku sungguh sangat bahagia hingga membuat pihak rumah sakit jiwa terus memantau setiap aktivitas ku,,!"
"Kalau kau menyamakan aku dengan suami mu tentu itu akan jauh berbeda,, kau dan suami menikah karena MBA Sedang kan kami menikah atas dasar cinta,, dan kau lihat bahkan sampai hari aku masih tetap mencintai nya meski Takdir terlalu kejam untuk mempermainkan cinta kami,,!" Tegas Nesti hingga membuat Muon Yean Zean dan Zein seketika mengalihkan perhatian mereka ke arah Nesti.
"Nesti,,?? Sudah kau jangan berbicara seperti itu lagi,," Sahut Muon dengan mengelus satu pundak Nesti
"Oiii,,apa kalian hanya akan berempati pagi wanita angkuh ini,,!!!" Celetup Nafisa dengan tatapan tidak terima nya
"Sudah sudah,, sekarang ayo bangun kan anak mu Nafisa,, mari kita mulai untuk merayakan ulang tahun nya,," Sahut Zean Yang berusaha mengalihkan pembicaraan
"Hmmp ya Zean benar,," Sahut Zein dengan senyum paksa nya
Sedangkan Yean dengan cepat mengambil kan kue yang dia beli dan di letakan di atas meja sofa dan Zean mengambil korek api untuk menyala kan lilin nya Nafisa segera membangun kan anak nya Namun di saat bersamaan Pintu rumah Nafisa Kembali terbuka.
CEKLEK (Suara pintu terbuka)
Mendengar suara pintu terbuka Membuat semua mata tertuju ke arah pintu.
"Selamat ulang tahun Helen,,!!" Ucap seorang pria blasteran yang baru masuk dengan memperlihatkan satu boneka ke arah anak Nafisa Dengan senyum bahagia nya
"Hey uncle,,!" Sahut Nafisa dengan senyum welcome nya
"Siapa dia Nafisa,,??" Tanya Zein hingga membuat semua nya ikut penasaran
"Dia Justine,, sepupu ku,,!" Jawab Nafisa Hingga membuat semua orang mengangguk paham
"Sudah sekarang ayo menyanyikan lagu happy birthday untuk Helen sebelum lilin nya keburu mati,,!" Sambung Yean hingga membuat semua orang kembali fokus pada ultah anak Nafis.
Semua nya mulai berdiri dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan diiringi tepukan tangan
"Sebelum meniup lilin ayo berdoa dulu,,!" Sahut Justine hingga membuat Nafisa segera menyusun telapak tangan anak nya dan berdoa menurut kepercayaan nya.
"Hufft sudah,,!" Sahut Nafisa
"Sekarang ayo tiup lilin nya,,!" Sambung Zean hingga akhirnya Nafisa membantu anak nya untuk meniup lilin
"PROK PROK PROK
yeee selamat ulang tahun Helen,," Teriak mereka secara bersamaan dengan tepuk tangan penuh kegembiraan membuat anak Nafisa seketika ikut tepuk tangan dengan gaya lucu nya.
"Ini hadiah dari paman mu,, semoga kamu menyukai nya Helen,," Sahut Zean dengan memberikan satu kotak kado berukuran sedang kearah Nafisa.
"Terima kasih paman,,!" Sahut Helen dengan mengambil kado tersebut dan di lanjutkan Zein Yean dan juga Muon hingga kini tiba lah Nesti mengambil kan satu kotak kecil kearah Nafisa.
"Dan ini hadiah dariku,, semoga kamu menyukai nya Helen,,!"
"Thank you bibi Nesti,,!" Sahut Helen yang langsung secepat kilat mengambil dan membuka kado dari Nesti hingga membuat semua orang menyeringai heran.
"Oii kenapa kau jadi tidak adil begini Nafisa,,kau bahkan sama sekali tidak membuka kado dari pemberian kami,,!" Celetup Zein
"Kalian tenang saja,, nanti aku akan membuka nya,," Saut Nafisa yang Terus fokus membuka kotak tersebut
"Woww,, apa ini berlian Nesti,,!" Sambung Nafisa dengan mengangkat satu kalung kecil dari dalam kotak tersebut
"Hmmp," Sahut Nesti Dingin hingga membuat Justine mencuri-curi pandang ke arah Nesti
"Ow terimakasih Nesti,," Ucap Nafisa penuh haru dan memakai kan langsung kalung tersebut ke leher anak nya.
Sedangkan Muon Yean Zean dan Zein Semakin mengerut kan dahinya dengan tatapan kesal Mereka
"Oii ini cantik sekali,,!!" Sahut Nafisa dengan senyum senang nya
"bilang saja kau memuji harga nominal dari pada kalung nya,, Cekzz kau memang tidak pernah berubah Nafisa,,!" Gerutu Zean hingga membuat Nafisa seketika menyeringai salah tingkah.
Beberapa menit kemudian acara sudah selesai
"Kalau begitu aku pulang dulu,,!" Sahut Nesti sembari mengecek jam tangan nya hingga membuat Justine Melirik penuh arti ke arah Nesti dan Nafisa yang melihat tatapan sepupu nya hanya tersenyum miring.
"Hmmp oke,, terima kasih atas waktu nya Nesti,,"
"Kami juga Nafisa,," Sambung Zean yang diikuti Yean Muon dan Zein
"Ya baiklah,, terimakasih untuk ini semua,, kalian semua memang sahabat terbaik ku,,!" Senyum Nafisa haru
"Hmmpp,,aku pamit dulu,,jaga baik-baik anak mu,,kalau kau butuh sesuatu segera hubungi aku,," Sahut Nesti Sembari mengelus kepala Helen yang ada di pelukan Nafisa
"Ya terimakasih untuk semua nya, meskipun aku sering membuat kalian kesal percaya lah aku selalu tulus dalam berteman dengan Kalian semua,, dan kau Nesti semoga kau bisa cepat bangkit,, aku benar-benar rindu saat-saat kita bertengkar dan berdebat,,!"
Nesti tidak menjawab dan langsung pergi meninggalkan rumah Nafisa
"Bye p'nafisa,,!" Sahut , sembari mengikuti langkah Nesti
"Aku juga akan pulang,, bye Helen,," Sahut Zean dengan mengelus kepala Helen dan segera pergi meninggalkan rumah Nafisa dan diikuti Yean beserta Zein dari arah belakang.
Semua teman nafisa sudah pergi, yang tertinggal hanya Justine dan mengalihkan pandangannya ke arah Nafisa sembari mengangkat kedua alisnya.
"Cekzzzz aku paham maksud mu itu,,!" Celetup Nafisa sembari duduk kembali di atas sofa
"Apa dia sudah memiliki kekasih,,??"
,
,
,
,
HAPPY READING 🥰🥰🥰
,
,
,
,
,
......................
Disisi lain dari sudut kota Bangkok lainnya Terlihat seorang wanita yang terlihat sedang berjalan perlahan dengan satu tongkat di genggaman nya.
"Apa kamu yakin,,???' Tanya seorang pria dengan expresi waspada dan terus mengikuti langkah nya dari arah belakang.
"Ridho benar nak,, kamu jangan memaksa kan diri mu,,!" Sahut wanita paruh baya dengan tatapan yang tidak kalah cemas nya
"Aku baik-baik saja bu,, dan aku akan mencoba nya sendiri karena aku tidak mau terus menerus merepotkan ibu dan p'ridho,," Sahut wanita tersebut dengan senyum hangat nya dan terus berusaha berjalan dengan satu tongkat sebagai tuntunan jalan nya.
Wanita tersebut Terus berjalan di ruangan rumah yang tidak terlalu luas
Tuk tuk tuk tuk (Bunyi tongkat di setiap langkah nya)
"Hati-hati di depan mu ada meja,,!" Sahut ridho yang terus mengikuti langkah nya dari arah belakang
BRAGH
"Oiii,,,!! apa kamu tidak apa-apa,,?" Teriak ridho yang dengan cepat menahan wanita tersebut supaya tidak terjatuh
Wanita tersebut hanya diam dengan air mata yang seketika mengalir
"Kenapa kamu malah menangis,,? Apa ada yang terluka dengan kaki mu,,?" Cemas Ridho yang langsung membungkuk kan badan nya dengan memperhatikan bagian kaki wanita tersebut.
WANITA tersebut hanya diam dengan expresi seperti orang yang kehilangan harapan
"Sudah sekarang ayo duduk dulu,,!" Sambung Ridho dengan membantu wanita tersebut untuk Duduk di atas sofa
"Apa aku tidak punya harapan lagi phi,,???" Tanya wanita tersebut dengan tatapan lurus kedepan dengan meremas kasar genggaman tangan nya sendiri
"Tidak ada yang tidak Mungkin,,,phi akan selalu menunggu kabar baik dari pihak rumah sakit,, meski ini terbilang langkah nAmun kamu jangan patah semangat,,! dan phi janji akan selalu menemani dan menjagamu dengan sebaik mungkin,,!" Sahut Ridho dengan memegang genggaman tangan wanita tersebut
"Hmmp terima kasih phi,,aku sangat beruntung Karena memiliki keluarga yang begitu tulus dan lembut seperti kalian,,"
"Kamu tidak perlu berterima kasih nak,, besok kamu akan kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut mengenai kondisi mu,,"
"Tidak perlu Bu,, aku akan mencoba berdamai dan terbiasa dengan kondisi ku sekarang,,"
"Tidak,,!! Besok kamu akan tetap melakukan cek ulang tentang kondisi mu,, dan phi tidak suka kamu berbicara seperti itu,,!!" Wanita tersebut mencoba meraih tangan Ridho
"Aku tahu kalian sudah menghabiskan biaya yang sangat banyak untuk pengobatan ku dan aku yakin tidak akan mudah untuk phi mendapat uang sebanyak itu apalagi phi juga sudah di pecat dari perusahaan yang memperkerjakan Phi,,!"
"Apa pun akan aku lakukan asal itu bisa membuat mu sembuh,, dan aku tidak akan menerima alasan apapun dan besok kamu akan tetap ikut phi untuk melakukan cek ulang,,!"
"Tapi phi,,"
"Tidak ada Alasan,, dan jangan buat Phi marah untuk pertama kalinya padamu,,!!!"
" aku hanya tidak mau merepotkan kan phi dan ibu dan phi jga sudah di pecat dari perencanaan phi,, !!
" tapi tidak keberatan dengan itu semua phi sayang sama kamu,, Ucap Ridho
" Sudah lah nak kamu harus ikutin apa kata phi mu ini ingin yang terbaik untuk mu,, !! ucap ibu Ridho
" Betul kata ibu phi ingin yang terbaik buat mu nong ,, !! Ucap Ridho
" Tapi phi Bu ,,"
" Udah phi ngak mau terima alasan apapun dari km nong ,,"
,
,
,
,
,
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!