NovelToon NovelToon

Ikatan Tanpa Cinta

Prolog

Bisma melviano radhika, jika ada yang bertanya alasan dia menerima perjodohan, maka dia akan menjawab. "Karena aku tidak memiliki alasan untuk menolak.", Bisma tidak memiliki kekasih dan tidak sedang menyukai wanita manapun, tentu saja Bisma tidak bisa beralasan bahwa dia sudah memilih sendiri pasangan hidupnya.

Selain itu, Bisma juga merasa Erina azkia davina __wanita pilihan neneknya berbeda dengan wanita lain, Erina terlihat sederhana dan juga tidak gila akan harta. Disaat kebanyakan wanita menuntut kemewahan untuk moment yang hanya akan terjadi sekali seumur hidup, Erina malah sama sekali tidak menuntut tentang hal itu.

Pada hari dimana mereka di jodohkan, Erina memberikan syarat pasca menikah, Bisma pikir syarat yang akan menyusahkannya, namun ternyata tidak, syarat Erina sangat sederhana.

"Meskipun gajihku di cafe tidak besar, tolong jangan menyuruhku berhenti bekerja, aku sudah terbiasa dengan pekerjaanku." Itu syarat pertama yang Erina berikan kepada Bisma dengan ragu.

"Aku memiliki barang kesayangan, kalau kamu tidak keberatan, aku mohon ijinkan aku menyimpannya di kamarmu." dan itu syarat kedua sekaligus syarat terakhir dari Erina.

Saat ini, Bisma dan Erina sudah dua minggu menjadi pasangan suami-istri, dan Erina mulai bekerja di cafe dari sepuluh hari yang lalu, Bisma memberi ijin Erina untuk bekerja. Sementara mengenai barang kesayangan Erina, mereka meletakannya di lemari khusus barang-barang Erina, tepat di samping lemari pakaian mereka.

Bisma tidak terlalu yakin apa barang kesayangan Erina itu, sekilas seperti majalah bersampul wajah pria Korea, dan Bisma memilih air untuk menggambarkan Erina. Karena wanita itu tenang, misterius dan juga mengerikan. Bisma pernah beberapa hampir tenggelam oleh Erina, wanita itu benar-benar sangat sulit untuk di hadapi.

 ××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

Erina azkia davina, jika saja ada yang sudi bertanya alasan dia mengabulkan permintaan nenek Sekar untuk menikah dengan cucu laki-lakinya, maka Erina akan memberikan beberapa alasan sebagai jawabannya.

Pertama, Erina tidak bisa menolak permintaan nenek Sekar yang sudah sangat baik padanya. Erina berpikir dunia akan mengutuknya jika sampai dirinya menolak permintaan orang yang sudah baik padanya. Kedua, Erina sudah memasuki usia untuk menikah, namun dia belum juga menemukan cinta sejatinya, Erina merasa dia juga membutuhkan seorang pendamping, makanya dia menerima perjodohan itu. Ketiga, kembali ke alasan pertama dan kedua, Erina tidak mau dunia memberi kutukan dengan tidak membiarkannya bertemu pendamping hidup. Karena bagaimana pun kurang baik menolak permintaan orang yang sudah baik padanya.

Lagipula, Erina merasa bahwa Bisma bukan pasangan yang buruk. Meskipun sudah menjadi suami-istri, Bisma tidak banyak menuntut dan tidak bersikap semaunya. Berbeda dari bayangan Erina selama ini tentang pria kaya. Bisma baik dan terlihat sangat menghargai perempuan.

Erina ingat saat malam pertama mereka menjadi pasangan suami-istri, Bisma bahkan mengatakan. "Kalau kamu belum siap melakukan itu, saya tidak akan memaksa dan menunggu kamu siap."

Erina mengerti "itu" yang Bisma maksud adalah melakukan kegiatan malam sebagai pasangan suami-istri, dan entah dorongan darimana Erina menjawab bahwa dirinya sudah siap untuk itu.

Namun, Erina tidak memiliki gambaran untuk suaminya, selain kata baik. Oh ya, Bisma juga lumayan penurut, pria itu selalu mengikuti perkataan Erina, meski terlihat kurang ikhlas.

××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

Soraya anindira fredella, sahabat lengket Erina. Dia tidak begitu mengerti alasan Erina menerima perjodohan dari wanita tua yang baru Erina kenali, selain karena sahabatnya itu tidak bisa menolak. Soraya sudah memberi saran kepada Erina untuk memikirkan kembali keputusannya, tapi Erina tetap memilih untuk menikahi Bisma.

Soraya sudah menikah dengan pria bernama Farhan arkana adhitama, pria asal Sumatera yang sangat baik dan penyayang. Soraya dapat di kategorikan sebagai sahabat yang baik meski terkadang tidak bisa mengontrol perkataannya. Soraya adalah orang yang paling heboh saat melihat tanda merah keunguan di leher Erina.

"Lo sama dia udah ngelakuin itu? Serius?"

Sementara Farhan, suami Soraya adalah lelaki yang suka sekali menggoda Erina. Dia memiliki usaha kecil berupa sebuah toko dimana Erina juga bekerja disana. Saat itu, Farhan ikut heboh setelah mengetahui Erina sudah tidak perawan.

"Wah, bakalan cepet punya ponakan dong gue?"

××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

Prolog ini hanya sekedar pengenalan cast yang nanti akan kalian temui, sebelumnya aku ucapkan terimakasih pada kalian yang sudah membaca cerita ini. Jangan lupa mendukung karya ini dengan menekan tombol suka dan masukan ke daftar favorit kalian. Teruntuk kalian yang tertarik dengan karya-karya aku, silahkan ikuti aku di mangatoon atau instagram (@light.queensha) Terimakasih ...

Regards:

©2019, Nur Alquinsha A | lightqueensha.

ITC #1

Pagi hari adalah waktu sibuk bagi wanita bersuami, dan Erina menjadi bagian dari mereka. Semenjak menikah dengan Bisma, dia merasa memiliki tugas baru, yaitu menyiapkan segala keperluan suaminya.

Namun, setiap kali Erina melakukan tugasnya, para maid di mansion Bisma selalu saja mengganggu dan membuatnya risih akan kehadiran mereka. Bayangkan saja, para maid itu terus mengikuti kemana kaki Erina pergi. Erina tidak pernah bebas melakukan apapun di mansion itu.

Seperti saat ini, Erina sedang membuat roti panggang untuk sarapan Bisma dan keempat maid di mansion Bisma terus mengekori Erina kesana kemari, bahkan ada dari mereka yang berkata. "Nyonya, biar kami saja yang membuat sarapan untuk tuan." Ucap salah satu maid.

Rasanya, Erina ingin sekali memecat mereka yang tidak pernah mendengarnya. Erina sudah mengatakan bahwa dia tidak memerlukan bantuan siapa pun untuk membuat sarapan Bisma. Karena itu sudah menjadi bagian dari tugasnya sebagai seorang istri.

Tapi, tidak ada satu pun dari mereka yang mengerti, mereka seakan tuli dan apa yang Erina katakan hanya akan menjadi angin lalu. Beruntung bukan Erina yang memberi mereka gajih, jadi Erina tidak memiliki hak untuk memecat orang-orang itu.

"Saya mohon jangan membuat tuan marah lagi." Ucap maid lainnya. Erina sudah mulai kehabisan kesabaran sekarang, bahkan sengaja menghentakkan piring yang dia pegang keatas meja dapur.

"Perlu aku membangunkan tuan kalian dan melapor padanya bahwa kalian sudah membuatku tidak nyaman?" Tanya Erina mengancam karena terlalu jengkel dan para maid dibuat menunduk olehnya.

"Siapa yang berani membuat istri saya merasa tidak nyaman?" Suara berat itu mengejutkan semua orang yang ada di dapur, termasuk Erina sendiri.

Bisma, pria itu memasuki dapur dengan penampilan acak-acakan, terlihat sekali bahwa Bisma baru saja kembali dari dunia mimpinya.

"Maafkan kami tuan, kami--" Sebelum salah satu maid itu selesai bicara, Erina sudah lebih dulu menyelanya.

"Tidak ada yang membuatku tidak nyaman, aku hanya bercanda tadi." Ucap Erina sambil tersenyum sangat tipis menatap suaminya.

"Benar begitu?" Tanya Bisma seperti kurang percaya akan apa yang baru saja Erina katakan.

Bisma tahu, Erina adalah wanita lembut, dan istrinya itu tidak akan mungkin membuat suara hentakkan piring yang lumayan keras, jika tidak ada hal yang mengganggunya.

Lagipula, Bisma sudah memperhatikan mereka sejak tadi, hanya saja mungkin tidak ada yang menyadari keberadaan Bisma. Karena para maid terlalu fokus pada Erina yang membuat sarapan.

Sebelum para maid menjawab, Erina sudah lebih dulu angkat bicara. "Ya benar, untuk apa aku berbohong padamu?" Balas Erina tenang.

Bisma tersenyum penuh arti. Selain lembut, Bisma tahu bahwa istrinya juga penyayang terhadap semua orang. Erina pasti tidak ingin Bisma memarahi maid mereka.

"Lalu, kenapa saya melihatmu membanting piring?" Tanya Bisma lagi. Kali ini sengaja di lebih-lebihkan hanya untuk melihat wajah takut maid mereka.

"Maya, bisa kamu jelaskan pada saya?" Bisma kembali melemparkan pertanyaan. Padahal pertanyaan sebelumnya saja belum ada yang berani menjawab.

"Itu, tadi nyonya--" Erina kembali menyela.

"Maaf karena aku sudah membuat keributan di tempat ini, tapi aku tidak sengaja membanting piring, aku tahu memang ceroboh, dan aku benar-benar meminta maaf." Ucap Erina menyesal sampai menundukkan kepalanya.

Bisma berusaha menahan tawa melihat ekspresi tidak biasa para maid, pasti mereka merasa bersalah sekaligus panik karena Erina sampai harus meminta maaf seperti itu. Karena setelah menikah, Bisma sering memarahi mereka dengan alasan yang dibuat-buat.

Bukan mau membuat para maid susah, Bisma hanya merasa senang menjahili mereka. Berhubung sebagian besar pekerjaan maid di kerjakan Erina, dan Bisma kasihan jika harus memecat beberapa dari mereka, jadi Bisma tetap memperkerjakan mereka untuk dia jahili.

"Saya tidak sedang menyalahkanmu, kenapa harus meminta maaf?" Bisma berjalan mendekati Erina dan para maid. Hal itu semakin membuat para maid menunduk tidak berani.

"Aku tahu, tapi aku memang sudah melakukan kesalahan, tolong maafkan aku." Dan Erina menjadi satu-satunya orang yang berani menatap Bisma, bahkan wajahnya terlihat santai dibandingkan yang lain.

"Semakin hari, kamu semakin pandai bicara ya?" Bisma menghentikan langkahnya tepat di hadapan Erina. Sementara para maid berdiri di belakang Erina dengan kepala yang masih menunduk, persis seperti dayang sang ratu kerajaan.

"Maaf." Ucap Erina seakan kesalahan yang sudah dia perbuat tidak cukup dengan satu kali kata maaf.

"Hari ini kamu kerja bukan? sebaiknya kita ke kamar, aku akan menyiapkan pakaian dan juga air hangat untuk kamu mandi." Lalu, Erina menggandeng tangan Bisma dan menariknya menuju kamar.

Bisma tidak melakukan penolakan saat Erina menarik tangannya dan hanya mengikuti langkah istrinya itu. Mereka memang menikah karena di jodohkan, tetapi keduanya memperlakukan pasangan mereka dengan baik, Bisma dan Erina selalu berusaha menghindari pertengkaran.

Sebelum benar-benar pergi, Bisma sempat menatap para maid seperti berkata. "Kalian semua akan berada dalam masalah." Hal itu membuat para maid yang baru saja mengangkat wajah mereka kembali menunduk.

Dan Bisma sangat menikmati apa yang dia lihat pagi ini, semuanya berkat Erina yang keras kepala, Bisma jadi kembali memiliki alasan untuk memarahi maid. Karena mereka sudah membuat wanitanya meminta maaf.

"Katakan saja siapa yang sudah membuatmu tidak nyaman, saya akan segera memecatnya." Kalimat pertama yang Bisma lontarkan setelah mereka keluar dari dapur, namun tidak Erina beri tanggapan.

"Tunggu sebentar, aku akan menyiapkan air hangat untukmu." Ucap Erina berusaha mengalihkan dengan hal lain, tepat saat keduanya memasuki kamar.

Erina akan melanjutkan langkah kakinya menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar mereka, tapi tangan kekar Bisma lebih dulu menahan pergerakannya, pria itu memeluk Erina dari belakang dan tidak membiarkan Erina pergi.

"Tidak perlu, saya tidak butuh air hangat." Bisma semakin memeluk Erina erat. "Karena hanya kamu yang saya butuhkan saat ini."

 

Jangan lupa mendukung karya ini dengan menekan tombol suka dan masukan ke daftar favorit kalian. Teruntuk kalian yang tertarik dengan karya-karya aku, silahkan ikuti aku di mangatoon atau intagram (@light.queensha) Terimakasih ...

Regards:

©2019, lightqueensa.

ITC #2

Erina memikirkan berbagai macam cara untuk menyembunyikan tanda yang Bisma tinggalkan di lehernya. Erina ingat saat pertama kali tanda itu ada disana, Soraya dan Farhan meledekinya habis-habisan, dan Erina tidak akan membiarkan hal itu terjadi kembali.

Erina berpikir untuk mengambil syal, berniat menutupinya dengan kain persegi panjang itu, namun detik berikutnya Erina memaki dirinya sendiri, mana ada yang mau memakai syal di cuaca terik. Erina yakin itu malah akan mengundang perhatian.

Erina juga sempat berpikir untuk memakai kalung yang bisa menutupi bagian lehernya, tetapi Erina tidak cukup percaya diri untuk memakai aksesoris seperti itu, dan yang paling penting, dari mana Erina mendapatkan kalung itu? Erina tidak memilikinya.

Lalu, Erina ingat dengan plester luka, mungkin itu akan sangat berguna untuk situasi darurat seperti sekarang, jika sampai ada yang bertanya bagaimana bisa lehernya di plester, Erina tinggal menjawab kalau lehernya terluka.

Erina tidak bermaksud bohong, Erina memang bisa di katakan terluka karena Bisma memberikan kecupan pada lehernya. Oh, apa yang baru saja Erina pikirkan? Erina seharusnya bergegas keluar dari kamar sebelum manusia yang ada di dalam kamar mandi keluar.

Erina harus menghindari situasi canggung setelah Bisma hampir membawanya ke tempat tidur. Ya hampir, karena tidak ada yang terjadi diantara mereka selain Bisma yang memberikan tanda pada leher Erina.

Sebenarnya, Bisma hampir saja melakukan hal lebih, tapi karena ada seseorang yang menelpon, Bisma tidak jadi melakukannya, dan setelah itu Erina harus menyaksikan wajah kesal Bisma dan pria itu juga menyalahkan pengganggu mereka.

"Kenapa kamu menutupinya?" Suara itu hampir saja membuat jantung Erina copot saking kagetnya, Bisma baru beberapa menit masuk kamar mandi, tapi pria itu sudah muncul dan memergoki apa yang Erina lakukan.

"Kamu sudah menikah dan menurut saya hal itu sangat wajar bagi wanita yang sudah menikah, kenapa kamu repot-repot menutupinya?" Ucap Bisma memperjelas perkataan sebelumnya.

"Pakaian kerjamu sudah selesai aku siapkan." Ucap Erina tanpa menjawab pertanyaan Bisma. Karena dia tidak memiliki kemampuan untuk menjawab pertanyaan suaminya.

"Pintar sekali dia mengalihkan pembicaraan." Cibir Bisma dalam hatinya.

Bisma tidak menyangka istrinya benar-benar bermuka datar, bahkan Bisma tidak melihat pipi Erina merona sedikit pun, wanita itu masih bersikap tenang dan santai, dan hanya beberapa detik memperlihatkan wajah kagetnya.

"Saya lupa membawa handuk, bisa kamu mengambilnya untuk saya?" Bisma membalas dengan tidak menanggapi perkataan Erina.

"Baiklah, akan aku ambilkan, tapi memangnya kamu sudah selesai? secepat itu kamu mandi?" Tanya Erina lalu berjalan untuk mengambil handuk Bisma yang terletak di dalam kamar itu.

Bisma berdehem pelan. Sebenarnya dia baru selesai menggosok gigi dan melepaskan beberapa helai pakaian. Bisma sengaja memakai handuk sebagai alasan, bahkan Bisma memang sengaja tidak membawa handuk itu.

Bisma sengaja melakukan itu hanya untuk melihat wajah merona Erina dan ingin tahu bagaimana istrinya saat sedang salah tingkah. Karena Bisma sudah menduga bahwa istrinya akan menutupi tanda yang dia tinggalkan.

"Belum. kamu mau membantu saya menyelesaikannya?" Tanya Bisma dengan sengaja, dia masih penasaran mengenai wajah merona istrinya.

Mereka sudah dua minggu menikah, tapi Bisma belum pernah melihat berbagai ekspresi dari wajah istrinya, wajah Erina benar-benar tanpa ekspresi dan selalu terlihat tenang.

"Aku sudah mandi, jadi itu tidak mungkin." Jawab Erina sambil memberikan handuk pada Bisma.

"Tapi kalau kamu belum mandi, apa kamu mau membantu saya mandi?" Tanya Bisma. Karena masih belum melihat rona dari wajah istrinya dan Bisma juga belum menyerah untuk bisa melihatnya.

"Bukankah sudah ada yang menelponmu? Kamu bisa telat kerja kalau terus bertanya hal aneh!" Ucap Erina mengingatkan tanpa mau menjawab pertanyaan Bisma.

Bisma meringis. Sepertinya sudah waktunya untuk dia menyerah hari ini. "Baiklah, tapi saya ingin kamu membantu saya memakai dasi, jadi jangan dulu keluar kamar, tunggu saya selesai."

Bisma merebut handuk dari tangan Erina, lalu kembali menutup pintu kamar mandinya, memang tidak mudah membuat wajah Erina merona, bahkan saat marah saja wajah Erina masih begitu saja, benar-benar tanpa ekspresi.

Erina menahan nafas sejenak. Lelah sekali berhadapan dengan penghuni mansion itu, Erina merasa malu dengan dirinya sendiri saat Bisma meminta hal seperti itu, tapi apa Bisma tidak punya rasa malu?

Erina sudah cukup menahan diri menghadapi Bisma, namun semakin hari pria itu semakin menjadi, Bisma sangat sering mengatakan hal yang membuatnya kehilangan udara untuk bernafas.

Dan apa kata Bisma tadi? Pria itu memintanya untuk diam di kamar? Erina tidak tahu apa dirinya masih sanggup menghadapi Bisma, terlebih dia akan berada di ruangan yang sama saat Bisma memakai pakaian. Erina masih termasuk wanita normal, dia takut jiwa penggodanya berontak.

"Erin, mana pakaian saya? dan kenapa kamu melamun?" Erina merasakan jantungnya hampir copot untuk yang kesekian kalinya, entah sejak kapan Bisma sudah keluar dari kamar mandi hanya dengan berbalut handuk putih.

Beruntung Erina memiliki sedikit kelebihan, dia langsung bisa bersikap biasa saja, seolah tidak ada yang sempat terjadi pada jantungnya.

"Di atas ranjang kita, aku menyimpannya disana, aku baik-baik saja, sebaiknya kamu cepat memakainya." Erina sengaja menjawab dengan tidak melihat lawan bicaranya.

Bisma diam-diam tersenyum mendengar kata "kita" dari mulut Erina, entah kenapa dia menyukai kata itu kalau Erina yang mengucapkannya, terlebih dengan di awali kata ranjang, Bisma benar-benar menyukainya.

"Apa sudah selesai?" Erina melirik Bisma dengan ujung matanya, bukan berniat mengintip, tetapi karena Bisma tidak bersuara semenjak Erina memberitahu dimana pakaian pria itu.

"Hm." Bisma bergumam menjawab Erina.

Tapi, saat Erina melihat kearah Bisma, pria itu tidak benar-benar sudah selesai, Bisma hanya sudah memakai celananya dan masih bertelanjang dada, Erina hampir memaki pria yang sudah membohonginya itu.

"Kebetulan kamu ada disini, bisa bantu saya memakai kemejanya?" Tanya Bisma dengan wajah polos yang malah membuat Erina ingin sekali menampar wajah polos itu.

"Kamu sendiri yang memintaku tetap disini, dan sekarang kamu bilang kebetulan?" Cibir Erina dalam hatinya.

"Erin?" Tegur Bisma saat melihat istrinya terdiam dan hanya memandanginya dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan.

"Ya, aku akan membantumu." Sahut Erina.

Wanita itu berjalan menghampiri Bisma dan segera melakukan apa yang suaminya minta, meskipun Erina melakukan itu dengan terpaksa, tetapi Erina masih bisa bersikap biasa seakan itu bukanlah masalah.

"Nanti siang tolong bawakan saya makanan ke kantor." Ucap Bisma tiba-tiba.

Erina berkata dalam hati. "Sekarang apalagi? apa tidak cukup melakukan hal seperti ini di rumah? pria ini benar-benar menguji kesabaranku!"

Jangan lupa mendukung karya ini dengan menekan tombol suka dan masukan ke daftar favorit kalian. Teruntuk kalian yang tertarik dengan karya-karya aku, silahkan ikuti aku di mangatoon atau intagram (@light.queensha) Terimakasih ...

Regards:

©2019, lightqueensa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!