NovelToon NovelToon

Sistem Cashback Membuatku Kaya

penghinaan Didepan Umum

Gedung kampus megah itu dipenuhi dengan mahasiswa dari berbagai latar belakang. Di antara mereka, seorang pemuda bertubuh kurus dengan pakaian sederhana berjalan dengan tenang. Calvin Alfarizi Pratama, mahasiswa tingkat akhir, tampak tidak menonjol di antara kerumunan. Bajunya yang sudah mulai kusam dan sepatunya yang terlihat usang sering menjadi bahan ejekan bagi teman-temannya.

Seperti biasa, Calvin hanya menundukkan kepala dan berusaha menghindari keramaian. Namun, takdir berkata lain. Saat dia melewati taman kampus, suara ejekan yang sudah sangat dikenalnya kembali terdengar.

"Hei, lihat siapa yang datang! Si miskin yang nekat kuliah di sini!" seru seorang pemuda dengan jas mahal dan arloji emas di pergelangan tangannya. Dia adalah Daffa, salah satu mahasiswa terkaya di kampus.

Calvin menghela napas, mencoba mengabaikan. Namun, teman-teman Daffa yang lain ikut tertawa dan mulai mengelilinginya.

"Calvin, kenapa sih lo masih bertahan di sini? Kampus ini bukan tempat buat orang kayak lo!" kata seorang wanita dengan suara sinis.

Calvin tetap diam, berusaha menahan emosinya. Dia sadar, membalas hanya akan memperburuk keadaan.

Namun, situasi berubah ketika seorang gadis muncul dari arah perpustakaan. Dia adalah Larissa, salah satu mahasiswi tercantik dan terpintar di kampus. Larissa menghentikan langkahnya dan menatap tajam ke arah Daffa dan teman-temannya.

"Apa kalian gak capek mengejek orang lain?" suaranya terdengar tajam dan penuh ketidaksukaan.

Semua orang terdiam. Daffa terlihat sedikit kesal karena Laras membela Calvin.

"Larissa, kamu membela dia?" tanya Daffa, jelas tak terima.

Larissa melipat tangannya di dada.

"Aku cuma muak melihat kalian merendahkan orang lain. Itu bukan sesuatu yang membanggakan."

Calvin terkejut. Selama ini, tak ada seorang pun yang pernah membelanya. Namun, dia juga tahu bahwa dukungan Larissa justru bisa menambah masalah.

Daffa yang merasa harga dirinya diinjak langsung menatap Calvin dengan tatapan penuh kebencian.

"Tunggu saja, dasar sampah! Aku akan membuatmu menyesal."

Calvin hanya menghela napas dan berjalan pergi. Dia tahu, hari-hari berikutnya tidak akan menjadi lebih mudah. Namun, dia tidak menyadari bahwa hidupnya akan segera berubah selamanya.

 

Calvin terus berjalan meninggalkan kerumunan tanpa membalas satu kata pun. Dia tahu melawan hanya akan membuat segalanya lebih buruk. Tapi dalam hatinya, amarah dan rasa sakit mulai berkecamuk.

Setelah keluar dari area taman kampus, dia langsung menuju kantin. Dia duduk di sudut ruangan, membuka buku catatannya, dan mencoba fokus pada materi kuliah. Namun, pikirannya terus terganggu oleh kejadian tadi.

"Apa aku harus terus bertahan seperti ini?" gumamnya dalam hati.

Sejak kecil, Calvin sudah terbiasa hidup dalam kesulitan. Ayahnya meninggal ketika dia masih kecil, dan ibunya bekerja keras sebagai penjahit untuk membiayai kehidupannya. Berkat kecerdasannya, dia berhasil mendapatkan beasiswa penuh untuk kuliah. Namun, lingkungan kampusnya penuh dengan anak-anak orang kaya yang menganggapnya tidak pantas berada di sana.

Saat dia tenggelam dalam pikirannya, suara langkah kaki mendekat. Calvin mengangkat kepalanya dan melihat Larissa berdiri di hadapannya dengan tangan memegang nampan makanan.

"Boleh duduk?" tanya Larissa dengan senyum tipis.

Calvin sedikit terkejut, tapi dia mengangguk. Larissa duduk di depannya dan mulai makan, sementara Calvin tetap diam, tidak tahu harus berkata apa.

"Kamu gak perlu terlalu memikirkan mereka," kata Larissa tiba-tiba.

"Daffa dan gengnya memang suka mencari masalah."

Calvin menatap gadis itu. Ini pertama kalinya seseorang benar-benar mencoba berbicara dengannya, bukan untuk menghina atau mengejek.

"Aku sudah terbiasa," jawab Calvin singkat.

Larissa menghela napas.

"Itu bukan sesuatu yang seharusnya kamu terima begitu saja."

Calvin terdiam. Dia tahu Larissa punya niat baik, tapi kenyataannya tidak sesederhana itu.

Namun, momen itu tidak berlangsung lama. Sekelompok pemuda tiba-tiba masuk ke kantin dan langsung menghampiri mereka. Calvin mengenali mereka dengan cepat Daffa dan teman-temannya.

"Apa-apaan ini?" Daffa menatap Calvin dengan tatapan penuh amarah.

"Larissa, kamu makan bareng dia? Jangan bilang kamu tertarik sama si miskin ini."

Suasana kantin langsung hening. Semua mata tertuju pada mereka.

Larissa menatap Daffa dengan dingin.

"Itu bukan urusanmu, Daffa."

Tapi Daffa tidak bisa menerima jawaban itu. Wajahnya merah padam, dan dia menatap Calvin dengan tatapan penuh kebencian.

"Kamu pikir dengan diam-diam deketin Larissa, kamu bisa naik kelas, hah?" Daffa tiba-tiba menarik kerah baju Calvin.

Calvin menggertakkan giginya, tapi dia tetap tidak melawan. Dia tahu jika dia melakukan sesuatu, pihak kampus mungkin akan berpihak pada Daffa karena latar belakang keluarganya yang kaya dan berpengaruh.

Larissa langsung berdiri.

"Daffa,Lepaskan dia!"

Namun, Daffa justru mendorong Calvin hingga tersungkur ke lantai. Kantin dipenuhi tawa para mahasiswa kaya yang menikmati pemandangan itu.

Calvin mengepalkan tangannya. Ini sudah keterlaluan. Tapi sebelum dia sempat bangkit, salah satu teman Daffa tiba-tiba menendangnya.

"Jangan sok jual mahal, miskin!" seru mereka.

Saat itu, sesuatu dalam diri Calvin retak. Untuk pertama kalinya, dia benar-benar merasakan kemarahan yang membara. Tapi sebelum dia bisa melakukan apa pun, seorang pegawai kampus datang untuk melerai.

"Sudah cukup! Jika ada yang membuat keributan lagi, saya akan melaporkannya ke pihak akademik!"

Daffa dan gengnya mundur dengan senyum mengejek.

"Belum selesai, Calvin. Aku akan pastikan kamu tahu tempatmu," bisik Daffa sebelum pergi.

Calvin bangkit perlahan. Bukan karena rasa sakit fisik, tetapi karena harga dirinya yang diinjak-injak di depan semua orang.

Dia mengepalkan tangannya.

Jika dunia ini tidak memberinya tempat, maka dia akan menciptakan tempatnya sendiri.

Dia tidak tahu bahwa takdirnya akan berubah lebih cepat dari yang dia bayangkan.

 

Calvin berjalan tertatih meninggalkan kantin. Tatapan penuh hinaan dari para mahasiswa masih terasa membakar harga dirinya. Larissa sempat mencoba membantunya bangkit, tapi dia menolak. Bukan karena gengsi, melainkan karena dia tak ingin terlihat semakin lemah.

Saat sampai di halaman kampus, Calvin menatap ke langit sore yang mulai memerah. Hatinya berteriak penuh amarah, tapi tubuhnya terlalu lelah untuk melawan.

"Mereka pikir aku akan selamanya diinjak?" gumamnya, mengepalkan tangan.

Dia melangkah menuju halte bus untuk pulang. Langkahnya lambat, pikirannya penuh dengan dendam dan kebencian. Namun, dia sadar bahwa dia tidak punya daya untuk membalas.

Ketika bus tiba, dia masuk dan duduk di dekat jendela, menatap jalanan kota yang sibuk. Mobil-mobil mewah melintas, membawa orang-orang kaya yang mungkin tak pernah merasakan kesulitan seperti dirinya.

Ketika dia turun dari Bus,dia berjalan melewati lorongan yang sepi.

Namun langkahnya terhenti,ketika dia melihat didepan nya ada Daffa dan kolompok nya.

Calvin terdiam di tempatnya berdiri,dia menatap Daffa dengan rasa sedikit takut karena melihat teman teman Daffa membawa tongkat ditangan mereka.

"Aku sudah memperingatkan mu untuk menjauhi Larissa,tapi kamu masih saja bebal.Kalian semua hajar dia!" Teriak Daffa memberi perintah pada kelompok nya.

Mereka pun tanpa basa basi langsung mendekati Calvin dan memukuli nya dengan ganas.

Calvin yang tidak bisa bertarung hanya mencoba melindungi dengan menutupi kepalanya,namun mereka semua tidak memperdulikan itu. Mereka tetap memukuli Calvin dengan brutal.

Bugh..!

Bugh..!

Bugh...!

Ada yang mendendang,ada yang memukul memakai tongkat.

Setelah melihat tubuh Calvin yang babak belur Dan berdarah darah,Daffa menyuruh mereka berhenti.

"Sudah Cukup,jangan sampai dia mati dulu!"

Calvin hanya meringis menahan rasa sakit di tubunya,dia menatap Daffa dengan rasa benci dan dendam.namun dia tidak bisa berbuat apa apa.

Daffa berjalan mendekati Calvin dan tersenyum dengan sinis.

"Inilah akibatnya jika kamu tidak mau mendengarkan peringatanku.jangan pernah kamu mendekati Laras lagi,ini hanya peringatan kecil dariku.

Jika kamu masih dekat dekat dengan dia,aku pastikan kamu akan mati! Ayo pergi" ucap Daffa dengan nada Ancaman

Calvin yang sudah tidak tahan dengan rasa sakit itu perlahan menutup mata nya,namun sebelum dia menutup mata.

Dia mendengar suara yang terdengar dikepalanya.

[Selamat! Pengguna terpilih untuk menerima Sistem Cashback. Mulai sekarang, setiap transaksi dan tindakan yang menguntungkan akan memberikan cashback dalam bentuk uang dan kekuatan.] 

Mata Calvin membelalak. "Apa-apaan ini?"

Sebuah jendela transparan muncul di hadapan matanya,sebelum akhirnya dia pingsan.

*Bersambung...*

Sistem Cashback

Perlahan Calvin membuka matanya,hari sudah mulai Petang,Calvin menahan Rasa sakit yang menusuk menjalar di seluruh tubuh Calvin. Kelopak matanya terasa berat, tetapi suara asing yang terus bergaung di kepalanya memaksanya untuk sadar.

[Selamat! Pengguna telah resmi terhubung dengan Sistem Cashback]

Seketika, jendela transparan berwarna biru muncul di depan matanya. Tulisan-tulisan asing yang belum pernah dilihatnya sebelumnya terpampang jelas.

[Status Pengguna: Calvin Alfarizi Pratama]

-Usia:21Tahun

- Level: 1

- Saldo Cashback: Rp 0

- Kemampuan Aktif: Tidak Ada

- Poin Sistem: 10

- Misi Awal: Lakukan transaksi pertama untuk mengaktifkan efek sistem.]

Calvin mengerjapkan mata. Dadanya naik turun dengan napas yang berat. Dia masih tergeletak di lorong sepi, tubuhnya terasa remuk akibat pukulan brutal Daffa dan gengnya. Namun, rasa sakit itu seakan tertutupi oleh sesuatu yang lebih mengejutkan Sistem Cashback yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya.

"Apa-apaan ini…? Aku sedang bermimpi?" gumamnya pelan.

Tiba-tiba, suara sistem kembali terdengar di kepalanya.

[Dunia tidak adil pada orang yang lemah. Sistem ini diberikan kepadamu untuk mengubah nasibmu. Gunakan atau tetap menjadi pecundang yang diinjak-injak.]

Kata-kata itu membuat Calvin membeku. Dadanya dipenuhi amarah dan rasa sakit. Hidupnya selalu dihina, ditertawakan, dan kini hampir saja terbunuh hanya karena seorang gadis.

Dia mengepalkan tangannya, merasakan luka-luka di tubuhnya. Daffa dan gengnya pasti menganggapnya hanya sampah yang bisa mereka buang kapan saja.

Tapi sekarang, dia mendapatkan sesuatu yang bisa mengubah segalanya.

Dia harus memahami bagaimana cara kerjanya.

Dengan sisa tenaga yang ada, Calvin berusaha bangkit. Kakinya gemetar, tetapi dia memaksakan diri untuk berjalan. Dia harus pulang dan memahami sistem ini lebih dalam.

Setelah hampir setengah jam berjalan tertatih, dia akhirnya sampai di rumah kontrakan kecilnya yang hanya memiliki satu kamar tidur dan dapur sempit. Ibunya tidak ada di rumah karena masih bekerja lembur sebagai penjahit.

Calvin duduk di kasur tipisnya dan kembali memanggil layar status sistem.

Maksudnya, jika dia mengeluarkan uang, dia akan mendapatkan cashback? Lalu, bagaimana dengan poin sistem?

[Untuk meningkatkan level, pengguna harus mengumpulkan lebih banyak poin sistem. Poin ini bisa didapatkan melalui transaksi dan penyelesaian misi.]

Calvin mengernyit. Jadi, sistem ini benar-benar berfungsi seperti program cashback dari kartu kredit atau dompet digital? Tapi, bedanya, ini bukan hanya tentang uang. Ada sesuatu yang lebih besar di dalamnya.

Matanya turun ke bagian misi awal.

[Misi Awal: Lakukan transaksi pertama untuk mengaktifkan efek sistem.]

"Aku harus membeli sesuatu?" gumamnya.

Dia merogoh saku celananya dan mengeluarkan dompet lusuhnya. Setelah dihitung, uangnya hanya tersisa Rp 25.000. Itu bahkan tidak cukup untuk makan malam layak.

Namun, dia harus mencoba. Jika sistem ini nyata, maka ini adalah kesempatan terbaiknya.

 

Calvin berjalan ke warung terdekat dan membeli sebungkus nasi dan air mineral dengan harga Rp 15.000.

[Transaksi berhasil!]

[Menerapkan efek cashback...]

[Selamat! Anda mendapatkan 10× cashback: Rp 150.000]

[Saldo Cashback: Rp 150.000]

Mata Calvin melebar. Dia benar-benar mendapat uang kembali!

Tapi, belum selesai sampai di situ.

[Efek tambahan: Karena ini adalah transaksi pertama, pengguna mendapatkan Bonus Poin Sistem: 50]

[Total Poin Sistem: 60]

Calvin hampir tidak bisa percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

"Bukan hanya uang… Aku juga mendapat poin sistem?"

Dia langsung membuka layar statusnya. Kini, poin sistemnya bertambah menjadi 60.

Ketika dia mengetuk bagian ‘Poin Sistem’, sebuah daftar kemampuan muncul.

[Toko Sistem

- Kekuatan Fisik Lv.1 – 50 Poin

- Refleks Cepat Lv.1 – 50 Poin

- Daya Tahan Lv.1 – 50 Poin

- Keberuntungan Lv.1 – 100 Poin

- Deteksi Bahaya Lv.1 – 100 Poin]

Calvin terdiam. Jadi, dia bisa menggunakan poin ini untuk membeli kemampuan?

Tanpa ragu, dia langsung memilih Kekuatan Fisik Lv.1.

[Anda telah membeli Kekuatan Fisik Lv.1 dengan Harga 50 poin]

[Efek diterapkan. Perubahan tubuh akan terjadi dalam 30 menit.]

Seketika, Calvin merasakan energi hangat mengalir di seluruh tubuhnya. Otot-ototnya yang lemah mulai terasa lebih kuat, dan kesadarannya terasa lebih tajam.

Dia menggenggam tangannya.

"Ini luar biasa…"

Kekuatan mulai mengalir di dalam dirinya. Ini baru permulaan. Jika sistem ini benar-benar bisa membantunya, maka Calvin bersumpah

Dia tidak akan pernah diinjak-injak lagi.

Daffa dan gengnya… Akan segera merasakan pembalasannya.

 

Untung saat pulang ibunya tidak melihat keadaanya yang berantakan,

Saat ini Calvin duduk bersandar di dinding kamarnya, merasakan perubahan dalam tubuhnya. Energi hangat yang mengalir barusan perlahan mereda, tetapi sensasi kekuatan baru tetap tersisa.

Tangan kanannya mengepal, merasakan ketegangan otot yang tidak pernah ada sebelumnya. Dia melirik layar sistem yang masih terbuka di hadapannya.

[Status Pengguna: Calvin Alfarizi Pratama]

-Usia:21tahun

- Level: 1

- Saldo Cashback: Rp 150.000

- Poin Sistem: 10

- Kemampuan Aktif: Kekuatan Fisik Lv.1]

Hanya tersisa 10 poin sistem setelah membeli Kekuatan Fisik Lv.1, tapi itu sepadan.

Namun, ini belum cukup.

Calvin ingin menguji perubahan ini.

Dia berdiri dan berjalan ke sudut ruangan, di mana ada ember air besar yang biasanya digunakan untuk mandi. Dulu, mengangkatnya saja sudah cukup sulit, tetapi sekarang...

Dia meraih pegangan ember dan mengangkatnya dengan satu tangan.

Mata Calvin membelalak. Ringan! Seolah berat ember itu berkurang lebih dari separuhnya.

[Sistem: Efek Kekuatan Fisik Lv.1 aktif. Peningkatan daya angkat 100%.]

Calvin meletakkan ember itu kembali dan mengepalkan tangannya. Jika hanya mengangkat benda berat saja sudah semudah ini, bagaimana jika dia menggunakannya untuk melawan seseorang?

Dia melangkah ke luar kontrakan dan melihat ke sekeliling. Langit sudah gelap, dan jalanan di sekitar kosnya cukup sepi.

Dia menemukan sebatang kayu di tanah dan mengambilnya. Dengan satu tangan, dia mencoba mematahkannya.

CRACK...!

Kayu itu patah menjadi dua bagian dengan mudah.

Calvin menatap tangannya dengan takjub. Sebelumnya, bahkan jika dia menggunakan seluruh tenaganya, dia tidak akan bisa melakukannya secepat ini.

"Sistem ini… benar-benar nyata," gumamnya.

Tapi, kekuatan saja tidak cukup. Dia butuh lebih.

Dia kembali membuka Toko Sistem dan melihat daftar kemampuan yang tersedia.

- Refleks Cepat Lv.1 – 50 Poin

- Daya Tahan Lv.1 – 50 Poin

- Keberuntungan Lv.1 – 100 Poin

- Deteksi Bahaya Lv.1 – 100 Poin

"Refleks Cepat... itu bisa sangat berguna."

Namun, dia hanya memiliki 10 poin sistem sekarang. Untuk mendapatkan lebih banyak poin, dia harus menyelesaikan lebih banyak misi atau melakukan transaksi lagi.

Calvin menatap saldo cashback-nya yang sudah menjadi Rp 150.000. Jika dia membelanjakannya lagi, apakah dia akan mendapatkan lebih banyak uang dan poin?

Dia menghela napas dan melihat waktu. Masih ada beberapa toko yang buka.

Tanpa pikir panjang, dia mengambil dompetnya dan keluar rumah.

Calvin berjalan ke minimarket terdekat. Dia tidak mau terlihat mencurigakan, jadi dia membeli beberapa barang kebutuhan sehari-hari sebungkus roti, air mineral, dan mie instan totalnya Rp 40.000.

[Transaksi berhasil!]

[Efek cashback diterapkan…]

[Selamat! Anda mendapatkan 10× cashback: Rp 400.000]

[Saldo Cashback: Rp 510.000]

[Tambahan: 20 Poin Sistem telah diterima.]

Calvin hampir tertawa di tempat. Ini benar-benar gila!

Setiap kali dia membelanjakan uang, sistem ini akan mengembalikan lebih banyak.

Dengan ini, dia kini memiliki 30 poin sistem. Masih kurang untuk membeli Refleks Cepat Lv.1, tetapi jika dia terus menggunakan sistem ini, dalam waktu singkat, dia bisa memiliki kekuatan yang cukup untuk membalas semua penghinaan yang dia terima.

Ketika Calvin berjalan pulang, dia tidak bisa menahan senyum di wajahnya.

Daffa dan gengnya...

Mereka tidak akan pernah bisa menyentuhnya lagi.

Dan mereka akan menyesal telah menginjak-injaknya selama ini.

 

Setelah pulang dari minimarket, Calvin duduk di kasurnya, menatap layar transparan dari sistem yang masih terbuka di hadapannya. Tangannya masih gemetar, bukan karena ketakutan, tetapi karena antusiasme yang sulit dijelaskan.

Dia baru saja melakukan sesuatu yang tidak masuk akal. Uang yang dia belanjakan selalu kembali berlipat ganda.

Sistem ini… benar-benar nyata.

Jika dia memanfaatkan ini dengan baik, bukan hanya balas dendam yang bisa dia dapatkan dia bisa mengubah hidupnya sepenuhnya!

Namun, ada satu hal yang membuatnya penasaran.

"Sistem, apakah ada batas maksimal dari cashback ini?" tanyanya dalam hati.

[Saat ini, pengguna berada di Level 1. Maksimum cashback harian adalah Rp 1.000.000. Untuk meningkatkan batas ini, pengguna harus menaikkan level dengan mengumpulkan lebih banyak poin sistem.]

Calvin mengangguk pelan. Jadi, ada batasan. Tapi Rp 1.000.000 per hari saja sudah lebih dari cukup untuk sekarang.

Matanya beralih ke daftar kemampuan yang tersedia di Toko Sistem.

- Refleks Cepat Lv.1 – 50 Poin

- Daya Tahan Lv.1 – 50 Poin

- Keberuntungan Lv.1 – 100 Poin

- Deteksi Bahaya Lv.1 – 100 Poin

Saat ini, dia hanya memiliki 30 Poin Sistem. Masih kurang untuk membeli Refleks Cepat Lv.1, tetapi itu hanya soal waktu.

Calvin menggenggam tangannya erat.

"Baiklah... kalau begitu, mari kita lanjutkan uji coba ini."

*Bersambung...*

Misi Baru Dari Sistem

Pagi harinya, setelah memastikan tubuhnya lebih segar, Calvin memutuskan untuk menguji sejauh mana Kekuatan Fisik Lv.1 bisa membantunya.

Dia keluar kamar dan melihat ibunya sedang menyiapkan sarapan,

"Kamu pulang jam berapa semalam Vin?" Tanya ibunya Calvin ketika melihat Calvin keluar dari kamarnya.

"Semalam aku pulang pukul 7 bu,tapi ibu tidak ada dirumah saat aku sampai Rumah jadi Calvin langsung kekamar" jawab Calvin

"Oh iya,semalam ibu pergi kerumah tetangga ada acara,Kalau nanti sudah selesai olahraga, pulang langsung makan ya.jangan sampai kamu sakit" ucap ibunya Dengan penuh perhatian

"Baik Bu,Calvin keluar olahraga dulu Bu" pamit nya dan langsung pergi dari rumah.

Dia berjalan ke sebuah taman kecil di dekat rumahnya, tempat beberapa anak muda sering berolahraga. Di sana, dia melihat sebuah bar pull-up yang biasanya sulit dia gunakan.

Dulu, hanya untuk menarik tubuhnya sekali saja sudah terasa berat. Tapi sekarang…

Dia mengangkat tubuhnya dengan mudah.

Satu… dua… tiga…

Sepuluh… lima belas…

Dia terus menarik tubuhnya tanpa kesulitan berarti. Bahkan setelah melakukan lebih dari dua puluh kali pull-up, dia masih merasa baik-baik saja.

"Ini luar biasa…" gumamnya.

Saat dia turun, seorang pria berbadan kekar yang sedang berolahraga di sana memperhatikannya.

"Hei, kamu punya tenaga yang lumayan juga, ya? Biasanya anak-anak kurus kayak kamu cuma bisa lima kali sebelum nyerah," kata pria itu sambil tertawa.

Calvin hanya tersenyum kecil. Dia sendiri masih tidak percaya dengan perubahan ini,Tapi ini baru permulaan.

Setelah kembali ke Kerumah, Calvin masuk kedalam kamarnya dan bersih bersih.

Dia membuka layar sistem dan menemukan sesuatu yang baru.

[Misi Baru: Gunakan cashback yang diperoleh untuk melakukan transaksi lebih besar. Hadiah: 50 Poin Sistem.]  

Mata Calvin berbinar.

Jika dia bisa menyelesaikan misi ini, dia akan mendapatkan cukup poin untuk membeli Refleks Cepat Lv.1!

Dia segera mengecek saldo cashback-nya yang kini mencapai Rp 510.000.

Misinya jelas dia harus menggunakan uang ini untuk membeli sesuatu yang lebih besar.

Tanpa pikir panjang, dia berangkat ke pusat perbelanjaan.

"Mau kemana Vin? Sarapan dulu nak..." Tanya ibunya ketika melihat Calvin hendak keluar rumah.

Karena tidak mau membuat ibunya kecewa, Calvin pun makan dulu baru nanti dia pergi menjalankan misi dari sistem.

Selepas sarapan,Calvin langsung berpamitan pada ibunya pergi keluar sebentar.

Di sana, dia melihat sebuah toko pakaian yang menjual jaket dan sepatu bermerek. Selama ini, dia selalu dihina karena berpakaian lusuh, dan sekarang dia punya kesempatan untuk mengubah citranya.

Dia memilih sebuah jaket kulit hitam dan sepasang sepatu sport berkualitas tinggi, total harganya Rp 500.000.

Saat dia membayar di kasir, suara sistem kembali bergema di kepalanya.

[Transaksi berhasil!]  

[Cashback diterapkan…]  

[Selamat! Anda mendapatkan 10× cashback: Rp 5.000.000]  

[Saldo Cashback: Rp 5.010.000]  

[Misi selesai! Anda mendapatkan 50 Poin Sistem!]  

[Total Poin Sistem: 80]  

Calvin menelan ludah. Dia sekarang memiliki Rp 5.000.000 hanya dari membeli pakaian!

Ini gila… dengan sistem ini, dia benar-benar bisa menjadi kaya dalam waktu singkat!

 

Setelah kembali ke rumah, Calvin segera membuka Toko Sistem dan membeli Refleks Cepat Lv.1 seharga 50 Poin Sistem.

[Anda telah membeli Refleks Cepat Lv.1 dengan Harga 50 poin]  

[Efek diterapkan. Perubahan tubuh akan terjadi dalam 30 menit.]  

[Status Pengguna: Calvin Alfarizi Pratama]  

-Usia:21tahun

- Level: 1  

- Saldo Cashback: Rp 5.010.000  

- Poin Sistem: 30  

- Kemampuan Aktif: Kekuatan Fisik Lv.1

- Refleks Cepat Lv.1] 

Calvin menutup matanya, merasakan aliran energi mengalir di dalam tubuhnya. Kali ini berbeda dengan efek Kekuatan Fisik Lv.1.

Penglihatannya terasa lebih tajam. Pendengarannya semakin sensitif.

Dia menggerakkan tangannya ke depan dengan cepat. Gerakan itu terasa lebih gesit dan presisi.

Dengan kombinasi kekuatan dan refleks ini…

Dia akhirnya siap menghadapi Daffa dan gengnya.

Mereka tidak akan tahu apa yang akan menghantam mereka.

Calvin mengepalkan tangannya, merasakan sensasi baru yang mengalir di seluruh tubuhnya. Otot-ototnya terasa lebih ringan, dan reaksinya jauh lebih cepat dibandingkan sebelumnya.

"Ini luar biasa..." gumamnya sambil menggerakkan tangannya ke kiri dan kanan dengan cepat.

Tidak hanya tubuhnya yang mengalami perubahan, tetapi pikirannya juga terasa lebih jernih. Dia bisa memperkirakan gerakan dengan lebih akurat, seolah-olah dunia bergerak lebih lambat di matanya.

Calvin tersenyum kecil.

Sekarang, saatnya mencoba kekuatan ini di dunia nyata.

Setelah beristirahat sejenak, Calvin memutuskan untuk keluar dan melihat suasana di sekitar lingkungan rumahnya. Saat berjalan melewati sebuah gang kecil, dia mendengar suara yang tidak asing baginya.

"Hei, lihat siapa yang lewat di sini," suara sinis seorang pria terdengar dari belakangnya.

Calvin berhenti dan menoleh. Di hadapannya berdiri Daffa bersama dua temannya, Rendi dan Iqbal. Ketiganya adalah mahasiswa kaya yang sering merendahkannya di kampus.

Calvin menarik napas dalam. Sepertinya ini saat yang tepat untuk menguji hasil dari Refleks Cepat Lv.1.

"Apa yang kalian mau?" tanyanya dengan tenang.

Daffa menyeringai.

"Jangan sok berani, miskin. Aku dengar kamu kemarin jalan bareng Larissa, ya?"

Larissa gadis cantik yang diam-diam selalu baik padanya. Apakah ini alasan mereka mencari masalah?

"Kamu pikir orang seperti kamu pantas dekat dengan dia?" Iqbal menambahkan dengan nada mengejek.

Calvin hanya menatap mereka tanpa berkata apa-apa.

"Kami hanya ingin memberimu sedikit pelajaran." Rendi mengangkat tinjunya, bersiap menghantam Calvin.

Namun, saat pukulan itu meluncur ke arahnya, sesuatu yang luar biasa terjadi.

Waktu seolah melambat di mata Calvin. Dia melihat jalur pukulan Rendi dengan sangat jelas. Dengan mudah, dia menggeser kepalanya ke samping dan menghindari serangan itu.

Mata Rendi melebar. "Apa?!"

"Bagaimana bisa?!" Ucap Iqbal dengan sama terkejutnya seperti Rendi.

Sebelum mereka sempat bereaksi, Calvin memutar tubuhnya dan mendorong bahu Rendi dengan sedikit tenaga.

Dan menendang Iqbal dengan gerakan ringan.

Duk..!

Duk...!

Bugh..!

Rendi terdorong ke belakang dan hampir jatuh. Daffa menatapnya dengan kaget.

Calvin tersenyum tipis.

"Kalian masih ingin lanjut?"

Daffa menggeram. "Sialan! Serang dia!"

Iqbal langsung meluncurkan tendangan, tetapi Calvin dengan gesit menangkap kakinya dan menariknya ke atas. Iqbal kehilangan keseimbangan dan jatuh telentang di tanah.

"Sial! Dia bukan Calvin yang dulu!" teriak Rendi, kini mulai takut.

"Bagaimana bisa dia sembuh begitu cepat setelah kemarin sore kami memukulinya?" Gumam Daffa dengan suara lirih

Daffa mundur selangkah, tetapi Calvin hanya berdiri dengan santai.

"Aku tidak ingin mencari masalah," katanya.

"Tapi kalau kalian ingin bertarung, setidaknya pastikan kalian punya kemampuan yang cukup."

Daffa mengepalkan tinjunya, tetapi dia tidak bisa menahan rasa takut yang kini menggerogoti dirinya.

Calvin tidak lagi terlihat seperti pria lemah yang bisa mereka hina sesuka hati.

Entah kenapa Daffa merasa Calvin berbeda dari Calvin yang kemarin mereka hajar hingga babak belur dan tak berdaya.

Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Daffa dan teman-temannya memilih mundur dengan wajah kesal.

Calvin menghela napas dan menatap tangannya.

Dia baru saja mengalahkan mereka tanpa mengeluarkan banyak tenaga.

Saat Calvin berjalan kembali ke rumahnya, suara sistem tiba-tiba berbunyi di kepalanya.

[Selamat! Anda telah mengalahkan musuh pertama Anda.]  

[Hadiah: 100 Poin Sistem]  

Mata Calvin melebar. "Serius? Aku mendapatkan poin hanya dengan mengalahkan mereka?"

Dia segera membuka Toko Sistem dan melihat daftar kemampuan yang tersedia. Dengan tambahan 100 poin, dia kini memiliki total 130 Poin Sistem.

Dia bisa membeli lebih banyak kemampuan!

Setelah berpikir sejenak, Calvin akhirnya memilih

- Daya Tahan Lv.1 – 50 Poin

- Keberuntungan LV.1-100 Poin

- Deteksi Bahaya Lv.1 – 100 Poin

[Anda telah membeli Daya Tahan Lv.1]  

[Perubahan tubuh akan diterapkan dalam 30 menit.] 

Calvin tersenyum puas.

Dengan ini, dia semakin siap menghadapi dunia yang selama ini meremehkannya.

*Bersambung...*  

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!