NovelToon NovelToon

Little Wife

Prolog

Adinda Rahma adalah Gadis cantik yang begitu lugu dan polos. Gadis belia berusia delapan belas tahun. Gadis desa yang sangat ceria dan pintar. Dinda lulus SMU saat berusia enam belas tahun. Dinda adalah anak tunggal dari seorang anak petani. Ibunya telah meninggal sejak Dinda berusia enam tahun. Ia tinggal bersama Bapaknya. Setelah lulus SMU, Dinda hanya membantu Bapaknya bertani sayuran. Dinda selalu membantu memetik sayuran yang telah siap dipanen. Suatu ketika, Bapak Dinda terkena serangan jantung hingga meninggal. Setelah Bapaknya meninggal, Datanglah Juragan Arya. Pemilik perkebunan dimana Bapak Dinda bekerja. Pria tua berusia enam puluh tahun datang menghampiri Dinda. Juragan Arya menagih hutang Ayah Dinda senilai sepuluh juta namun karena sudah tidak membayar satu tahun menjadi tiga puluh juta. Karena Dinda tidak bisa membayar, Dinda pun dibawa dan akan dinikahkan dengan Anak juragan Arya yang bernama Thomas. Thomas Arya berusia dua puluh dua tahun. Anak yang sangat manja, sombong dan sangat angkuh. Thomas memang sangat menyukai Dinda karena Dinda adalah gadis tercantik di desanya. Bisa dibilang si Kembang Desa.

Saat hari pernikahan, Dinda begitu panik dan gugup. Ia bingung harus melakukan apa. Dinda tidak ingin menikah hingga akhirnya Dinda kabur dua jam sebelum pernikahan. Karena kecerobohannya, Dinda ketahuan. Ia terus berlari hinggal Ia melihat sebuah mobil yang sedang terparkir. Ia masuk kedalam mobil itu. Pemilik mobil terkejut melihat gadis belia yang berada didalam mobil. Ia meminta nya keluar namun Dinda memohon karena Ia korban penculikan. Dinda berkata akan melakukan apapun asal Dia membawanya jauh dari tempat itu.

Bertemu Tuan

Setelah kabur dari pernikahannya, Dinda masuk kedalam mobil BMW mewah berwarna merah maroon yang terparkir disebuah restaurant.

"Ya Allah, semoga Mereka tidak menemukanku". Ujar Dinda sangat panik bersembunyi didalam mobil.

Tak lama, seseorang masuk kedalam mobil.

"Hachu". Dinda bersin tiba-tiba.

Pemilik mobil yang masuk tiba-tiba terkejut dan membalikkan badannya kearah Dinda. Ia terkejut melihat seorang gadis muda yang berpakaian seperti pengantin.

"Hey Gadis kecil. Siapa Kamu? Kenapa Kamu ada di dalam mobil Saya? Keluar sekarang!". Bentak seorang Pria dewasa yang sangat tampan dan memiliki wajah yang teduh.

"Tu... Tuan Saya mohon jangan usir Saya. Saya sedang dikejar orang jahat. Saya mohon Tuan. Saya diculik. Susah payah Saya keluar dari tempat penculikan itu". Ujar Dinda dengan tangan yang bergetar karena ketakutan.

"Saya tidak ingin ikut campur dengan urusanmu. Sekarang keluar". Ujar Pria tersebut.

Tak lama, datang segerombolan orang yang seperti mencari seseorang. Dinda yang melihat semakin ketakutan.

"Tu... Tuan.. Saya mohon Tuan bawa Saya pergi. Tuan Saya mohon. Jika Tuan mau membantu Saya, Saya rela melakukan apapun". Dinda memohon dengan wajah yang sangat ketakutan.

Pria itu mulai kasihan pada Dinda. Ia menghela nafas. Ia melemparkan jaket miliknya. "Gunakan itu untuk menutupi wajahmu".

Pria itupun menancapkan gas mobilnya lalu pergi dari tempat itu. Dinda menghela nafas lega.

Setelah terasa aman, Pria itu menghentikan mobilnya.

"Tuan, terimakasih karena telah menyelamatkan Saya. Saya pasti tidak akan melupakan jasa Tuan". Dinda hendak keluar dari mobil.

"Hey tunggu dulu". Ujar si Pria itu.

"Ada apa Tuan?". Tanya Dinda.

"Kamu lupa ya sama janji Kamu Gadis kecil?". Tanya si Pria itu.

"Ja... Janji apa Tuan?". Tanya Dinda.

"Kamu bilang kan tadi, Kalau Kamu akan melakukan apapun jika Aku menolongmu? Aku tagih sekarang janjimu". Ujar si Pria.

"Tu... Tuan mau Aku melakukan apa? Ja... Jangan membuat Aku melakukan hal yang aneh-aneh ya?". Ujar Dinda gugup.

"Namamu siapa?". Tanya Pria itu.

"Adinda Rahma Tuan". Jawab Dinda.

"Dinda, kan?". Tanya Pria itu.

"I... Iya Tuan". Jawab Dinda.

"Usiamu berapa tahun?". Tanya lagi.

"Delapan belas tahun Tuan". Jawab Dinda.

"Sudah punya KTP?". Tanya nya lagi.

"Sudah Tuan. Kenapa Anda bertanya seperti itu?". Tanya Dinda.

"Kamu harus ikut Aku sekarang ke hotel". Ujar si Pria itu.

"Ho... Hotel? Untuk apa Tuan? Ja... Jangan macam-macam Tuan!". Dinda merasa sangat takut.

Pria itu tak perduli dengan perkataan Dinda. Ia membawa Dinda ke hotel dimana Ia menginap.

Sampailah Mereka dihotel. Pria itu membawa Dinda menuju kamar miliknya. President Suit yang Pria itu pesan. Begitu takjub Dinda melihat kamar mewah itu. Seumur hidupnya, Ia tidak pernah melihat kamar semewah itu.

"Kamu duduklah, Aku ingin berbicara denganmu". Ujar Pria tersebut.

"Tu... Tuan mau bicara apa?". Tanya Dinda gugup.

"Kamu sudah ingat kan janjimu padaku?". Tanyanya.

Dinda hanya mengangguk.

"Aku tidak akan minta apapun. Hanya satu yang akan Aku minta". Jawab Pria itu.

"Apa yang ingin Tuan minta?". Tanya Dinda.

"Menikah denganku". Jawab Pria itu.

Deg! Jantung Dinda berdetak dengan kencang. Ia merasa terkejut dengan apa yang Pria itu katakan.

"Tu... Tuan jangan bercanda". Ujar Dinda masih tidak percaya.

"Aku tidak bercanda. Aku ingin menikahimu". Ujar nya santai.

"Ta... Tapi Aku tidak bisa Tuan. Aku masih muda. Masih banyak yang ingin Aku lakukan. Lagipula, Kita tidak saling kenal. Aku bahkan tidak tahu nama Tuan siapa. Bagaimana Kita menikah?". Dinda masih terus bertanya-tanya.

"Kamu tidak perlu banyak tanya. Jika Kamu menolak, Aku akan mengantarmu ke tempat orang-orang yang mengejarmu tadi". Ujar Pria itu ketus.

Mendengar orang-orang itu, Dinda mulai ketakutan lagi.

"Tuan Aku mohon jangan. Ba... Baik Aku akan menuruti keinginan Tuan asal jangan bawa Aku ke neraka itu lagi". Dinda reflek menggenggam tangan pria itu dengan erat dengan wajah yang sangat ketakutan.

Sebenarnya, Pria itu sangat kasihan pada Dinda, namun hanya dengan cara ini Dinda mau untuk dinikahi.

"Katakan dimana rumahmu? Aku akan kesana meminta izin kepada keluargamu untuk menikahimu". Ujar Pria itu.

Mendengar kata orangtua, Dinda tertunduk Ia meneteskan air mata. "Aku yatim piatu, tidak punya siapa-siapa". Ujar Dinda terisak.

Melihat itu, Pria itu tidak tega dengan spontan Ia memeluk Dinda.

"Gadis kecil, jangan bersedih lagi. Sekarang ada Aku yang akan menjadi keluargamu". Ia memeluk dan mengusap punggung Dinda.

Dinda memeluk balik si Pria itu. Ada rasa aman dan hangat yang dirasakan Dinda saat pria ini memeluknya. Saat Mereka berdua tersadar dengan apa yang dilakukan, Mereka melepas pelukannya.

"Katakam, dimana alamat rumahmu. Aku akan menyuruh orangku untuk mengambil semua dokumen penting dirumahmu. Kita tidak mungkin pergi kerumahmu. Orang-orang itu pasti masih mencarimu keluar". Ujar Pria tersebut.

Dinda memberitahu alamat rumahnya. Tak lama, Pria itu menelepon seseorang.

"Ambil semua dokumen berharga dirumah itu. Lakukan dengan rapi. Jangan sampai ada orang yang curiga". Ujar Pria tersebut saat melakukan panggilan lalu memutuskan panggilan tersebut.

"Beristirahatlah. Besok Kita akan pergi dari sini". Ujar Pria itu.

Dinda benar-benar terkejut dengan Pria ini. Apa sebenarnya yang ingin Ia lakukan pada Dinda. Dinda merasa dilema dengan apa yang terjadi. Ia kabur karena ingin menghindari Thomas, sekarang Ia harus menikah dengan Pria yang Ia tidak kenal.

Semoga keputusan ini tidak salah Aku ambi. Ujar Dinda dalam hatinya.

Didalam kamar President Suit itu, memiliki dua kamar, kamar Utama untuk Dinda, sedangkan kamar lain untuk pria tersebut. Pria tersebut benar-benar memperlakukan Dinda dengan sangat baik. Bahkan Ia menyuruh orang membawa beberapa pakaian juga kebutuhan lain untuk Dinda.

"Siapa Pria ini sebenarnya? Karena takut, Aku sampai tidak berani menanyai namanya". Gerutu Dinda saat ingin tidur.

Karena lelah dengan kejadian hari itu, Dinda tertidur dengan cepat. Ia tertidur pukul delapan malam.

"Dinda... Dinda... Kamu belum makan kan? Ayo Kita keluar untuk makan". Pria itu mengetuk pintu kamar Dinda namun tidak ada sahutan. Ia pun membuka pintu kamar Dinda. Ia berjalan menuju tempat tidur Dinda. Terlihat Dinda sedang tidur dengan tenang disana.

Pria itu duduk dibibir tempat tidur. Memandang Dinda yang tengah tertidur lelap. Dengan spontan, tangannya mengusap kepala Dinda. "Pasti Dia lelah dengan kejadian hari ini. Tenanglah Dinda, Kamu tidak akan mengalami hal buruk lagi". Pria itu mengecup lembut kepala Dinda lalu pergi keluar.

Dinda terbangun dari tidurnya karena merasa sangat lapar. Sejak pagi, Ia belum makan apapun. Ia melihat jam menunjukkan pukul satu dini hari. Ia bingung harus mencari makanan dimana. Ia tidak punya uang. Ia mencoba untuk tidur lagi tapi tidak bisa karena benar-benar merasa lapar. Akhirnya Ia keluar dari kamarnya. Mungkin Tuan itu memiliki beberapa cemilan dikamarnya.

Ia mencari sesuatu diruang lainnya, namun tidak menemukan apapun. Tiba-tiba, Pria itu masuk kedalam rumah entah Ia pergi dari mana.

"Dinda, apa yang Kamu lakukan?".

"Ah tidak apa-apa Tuan, hanya ingin mengambil minum". Ujar Dinda gugup.

"Kemarinlah, Aku sudah membeli makanan untukmu. Aku tahu Kamu belum makan kan?". Pria itu meletakkan makanan yang Ia bawa dari luar.

"Ti... Tidak usah Tuan, Saya tidak lapar". Ujar Dinda yang masih gugup.

Kriiuukk.. Krriiuukkk. Perut Dinda berbunyi begitu keras hingga terdengar Pria itu.

Aduh, bikin malu saja. Gerutu Dinda dalam hati.

Pria itu hanya tersenyum melihat tingkah Dinda. "Ayolah kemari". Pria itu menarik tangan Dinda. "Cepat makan. Aku tidak ingin Kamu pingsan hanya karena kelaparan".

Akhirnya Dinda menurut saja. Selama makan, Pria itu selalu menatap Dinda. Dinda yang ditatap merasa canggung.

"Hhmmmm Tuan, kalau boleh tahu, siapa nama Tuan?". Tanya Dinda ragu.

"Akhirnya Kamu menanyakan juga". Ujar Pria itu.

"Namaku Adam Van de Burg". Jawab Adam.

----------

**Hi Reader, Terimakasih karena telah mampir di Novel baru Mrs. A

Jangan lupa untuk Like, Komen, Vote, jadikan Favorite juga beri bintang jika kalian suka novel "Little Wife". ini.

Salam manis dari Mrs. A**

Adam Van de Burg

Adam Van de Burg adalah Pria keturunan Belanda. Kedua orangtua Adam berasal dari Belanda yang hijrah ke Indonesia. Adam adalah Pria matang berusia tiga puluh tahun dengan postur tubuh yang sangat atletis juga memiliki wajah yang sangat tampan. Adam adalah sosok Pria yang sangat baik hati. Meski baik hati, dalam pekerjaan, Ia selalu tegas dan garang. Adam memiliki orangtua yang masih utuh. Papa Adam bernama Gabriel Van de Burg dan Mamanya bernama Natasha Van de Burg. Adam pun memiliki saudara kembar bernama Audrey Van de Burg juga Adik laki-laki bernama Nichole Van de Burg. Keluarga Adampun sangat bahagia. Orangtua Adam sangat baik hati juga ramah. Mereka tidak pernah memandang seseorang dari harta maupun jabatannya. Begitu juga dengan Audrey dan Nichole. Mereka sangat baik hati. Audrey telah menikah dengan pria Indonesia bernama Aldo. Dalam pernikahannya, Audrey telah memiliki seorang anak perempuan cantik bernama Elsa. Elsa berusia tiga tahun. Sedangkan Nichole Pria berusia dua puluh lima tahun.

Keluarga Adam memiliki bisnis dalam bidang berlian. Perusahaan keluarga Adam bernama VDB Jewellery. Sudah toko-toko berlian VDB diseluruh Nusantara bahkan sampai ke negara tetangga. Jadi, jangan ditanya seberapa besar kekayaan keluarga VDB. Meski begitu, Mereka selalu down to earth. Itulah yang membuat keluarga VDB sangat disegani dan dihormati di Nusantara.

Sepuluh tahun sebelumnya, keluarga VDB menjadi Mualaf. Sebelumnya, keluarga VDB tidak memiliki Agama atau disebut Atheis. Namun, banyak pertimbangan hingga Mereka sepakat untuk memiliki Agama yang menjadi Mayoritas negara Indonesia.

Keinginan orangtua Adam hanya satu. Mereka sangat ingin Adam segera menikah. Segala cara dilakukan agar Adam mau menikah. Dari kencang buta, perjodohan, dan masih banyak lagi namun Adam selalu menolak. Bahkan keluarga Adam mengira, bahwa Adam tidak tertarik dengan wanita manapun. Membuat semua keluarga khawatir.

-------

Keesokan harinya, orang kepercayaan Adam telah memberikan semua barang yang penting dirumah Dinda.

"Ini semua barang yang penting dirumahmu. Simpan baik-baik". Adam memberikan satu tas sedang pada Dinda.

Dinda memeriksa barang yang ada didalam tas milik Dinda.

"Loh, kenapa tidak ada baju-bajuku? Jika tidak ada baju, lalu Aku bagaimana?". Dinda bertanya pada Adam.

"Hey Gadis Kecil. Lupakan pakaian kampunganmu itu. Kamu akan menjadi Nyonya muda Van de Burg. Baju usangmu akan membuatku malu. Kita akan membeli baju baru untukmu saat Kita sampai di Jakarta". Ujar Adam pada Dinda.

"Ja... Jakarta?". Tanya Dinda.

"Iya! Jakarta. Kehidupanku, ada disana. Jadi, Kita akan pergi ke Jakarta dan Kamu akan tinggal di Jakarta mulai sekarang". Ujar Adam.

Setelah semua sudah selesai, Adam membawa pergi Dinda dari Kampung kelahirannya juga kampung dimana Ia tumbuh.

Bapak, Ibu, entah bagaimana kehidupanku kedepan. Aku berharap semua akan baik-baik saja. Sejujurnya, Dinda takut ikut dengan Tuan Adam, namun, Dinda sudah janji padanya. Ya Allah semoga Dinda akan baik-baik saja. Ujar Dinda dalam hati sembari memandang kearah kaca mobil disampingnya.

Tiga jam berlalu, Mereka sampai di Ibu Kota. Sebelumnya, Dinda tinggal di Puncak Bogor. Jadi, tidak terlalu jauh menuju Jakarta.

Sebelum pulang kerumah, Adam membawa Dinda menuju sebuah Mall. Ia ingin merubah penampilan Dinda yang terlihat kurang pantas untuk menjadi Nyonya muda Van de Burg.

Adam memilih banyak pakaian untuk Dinda. Tak hanya pakaian, Adam juga memilih kan sepatu, tas dan lainnya. Kecuali dalaman milik Dinda. Dinda yang memilih sendiri lalu Adam membayarnya.

Dinda juga dibawa kesalon untuk merubah penampilannya.

Dinda keluar dengan penampilan barunya. Dengan menggunakan dress selutut dengan tanga panjang berwarna pink, rambut brown cokelat dengan gaya curl serta make up natural namun terkesan anggun membuat Dinda si Gadis kampung menjadi Dinda yang sangat cantik, elegant dan berkelas.

Adam yang melihat cukup kerkesima. Ia terpana dengan penampilan baru Dinda. Adam mendekati Dinda lalu berbisik. "Ini baru Nyonya muda Van de Burg". Ujar Adam tersenyum pada Dinda.

Dinda tersipu malu saat Adam berbisik padanya. Wajahnya merona merah serta jantungnya berdetak sangat cepat.

Adam menggenggam tangan Dinda setelah semua selesai. Adam membawa Dinda menuju mansion keluarganya.

"Tuan, Tuan akan membawa Saya kemana?". Tanya Dinda ragu.

"Kerumahku. Bertemu orangtuaku". Jawab Adam santai.

"Apa? Kerumah Tuan?". Tanya Dinda terkejut.

"Iya, rumah itupun akan menjadi rumahmu". Jawab Adam.

Dinda merasa bingung dengan perlakuan Adam. Ia merasa Adam seperti sudah mengenalnya sangat lama. Ia tidak habis fikir, kenapa Pria dewasa itu ingin menikahinya yang masih anak bau kencur apalagi dari keluarga miski juga yatim piatu.

Tuan ini pasti orang kaya raya. Tapi kenapa Ia ingin menikahiku? Apa Jangan-jangan Ia akan menjualku?. Ujar Dinda ketakutan dalam hatinya.

"Hey, kenapa Kamu menatapku seperti itu Gadis kecil?". Tanya Adam yang masih menyetir mobilnya.

"Ah ti... tidak apa-apa Tuan". Jawab Dinda kikuk.

"Aku tahu Aku sangat tampan. Tidak perlu terpesona seperti itu". Ujar Adam memecah keheningan di dalam mobil.

"Percaya diri sekali Tuan ini". Bisik Dinda.

"Apa Kamu bilang? Aku tidak mendengarnya". Ujar Adam.

"Tidak Tuan, Saya tidak mengatakan apapun". Jawab Dinda.

Setelah percakapan itu, Mereka kembali terdiam. Adam bingung harus berbuat apa. Karena Kali pertama Ia dekat dengan seorang wanita. Ai tidak tahu bagaimana cara berbicara dengan seorang wanita. Ia sangat pandai berbicara soal bisnis. Tapi berbicara dengan seorang Wanita, Ia sangat kaku.

Tiga puluh menit berlalu, Mereka sampai di mansion milik keluarga Van de Burg. Rumah yang sangat besar yang belum pernah Dinda lihat. Bahkan rumah juragan Arya pun tidak sebesar dan semegah mansion milik Adam.

Saat masuk kedalam rumah, Mereka disambut oleh banyak pelayan.

"Selamat malam Tuan Muda". Sapa para pelayan yang membungkukkan badannya menghormati Adam.

Adam hanya mengangguk.

Adam menggenggam tangan Dinda masuk kedalam rumah.

Hari itu adalah hari sabtu. Dimana para anggota keluarga VDB berkumpul. Begitu juga dengan keluarga Audrey.

"Assalamualaikum". Adam mengucap salam.

"Waalaikumsalam". Jawab semua.

"Big B Kamu baru pulang?". Tanya Mama Natasha.

Big B adalah panggilan untuk Adam yang dimaksud dengan Big Brother. Biasanya Audrey dan Nichole yang memanggil itu, namun kedua orangtua nya pun terbiasa memanggil Adam dengan sebutan Big B.

"Iya Mom". Jawab Adam.

"Big B, siapa gadis itu?". Tanya Audrey yang melihat Dinda dibalik tubuh tinggi Adam.

Adam meraih tangan Dinda, menariknya supaya Ia berdiri disampingnya.

"Kenalkan. Dia adalah Adinda Rahma. Calon Istriku". Ujar Adam santai dengan senyum hangatnya.

"Apa? Calon Istri?". Semua serentak terkejut dengan perkataan Adam. Bahkan Mama dan Audrey sampai membuka mulutnya ekspresi terkejut dan tidak percaya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!