NovelToon NovelToon

API ASMARA OM EZAN

Perjodohan

"Menikahlah dengan keponakan ku."

Perkataan itu meluncur dari bibir seorang laki-laki berseragam loreng yang sedang duduk di sebuah Caffe dengan menikmati secangkir kopi bersama sahabatnya.

"Permintaan mu nggak masuk akal bro,mana mungkin aku menikahi perempuan yang jauh lebih muda."

Sebuah penolakan terucap dari bibir seorang pria dengan jas dengan tatanan rambut yang terlihat rapi dan klimis.

"Kalau kamu nggak mau nikah sama Gita..gimana aku akan menitipkannya padamu. Nggak mungkin aku akan biarkan kamu menjaganya tanpa status yang jelas. Dia keponakan satu-satunya dan keluarga satu-satunya yang aku punya.

Mendengar ucapan pria berseragam loreng itu pun membuat lawan bicaranya hanya bisa mend*sah pelan.

"Masih banyak jalan lain Bar, kamu bisa titipkan dia di saudara jauh kalian,mungkin itu lebih baik."

"Tapi nyatanya aku nggak pernah percaya sama mereka selain kamu sahabat aku sendiri Zan."

Pria bernama Ezan itu pun berdecih mendengar ucapan sahabatnya itu. Bisa-bisanya dia menaruh kepercayaan besar pada seorang laki-laki bujang yang walaupun memang status Ezan sekarang sudah duda.

"Tapi nggak harus dengan menikah juga Bar, selama ini aku juga nggak dekat sama keponakanmu itu. Dia pastinya punya pilihan sendiri soal pendamping hidup nya."

Memang benar adanya, Ezan yang notabene nya adalah sahabat Bara, tidak pernah dekat dengan gadis yang baru saja duduk di bangku kuliah itu.

"Makanya, sebelum aku pergi..cobalah dekati dia. Setidaknya, kalian bisa PDKT."

Mendengar ucapan sahabatnya itu, Ezan pun langsung membulatkan matanya.

"Astaga Bara, kamu ini kesurupan setan apa sih, kamu sadar nggak, aku ini bukan lagi laki-laki yang umurnya masih dua puluh tahun. Aku ini sudah 36th.Kamu suruh aku seperti anak ABG, sakit kamu..!!"

Laki-laki bernama Bara hanya terkekeh melihat ekspresi wajah sahabat nya yang terlihat frustasi.

"Ayolah Zan, bahkan aku nggak pernah percaya seperti ini sama orang lain."

"Sadar Bar, aku ini duda. Sedangkan keponakan kamu itu baru lulus SMA. CK..di sangka aku pedofil nanti."

"Mana ada, Gita itu sudah 20 th..bukan lagi anak gadis 15 th. Aku walinya yang akan menikahkan dia dengan orang yang menurut ku itu baik untuk nya."

Ezan benar-benar di buat frustasi oleh sahabat nya itu karena permintaannya yang Ezan anggap gil*.

Ezan Narendra Hutama seorang duda tanpa anak yang kini menjadi pria dengan kesuksesan yang luar biasa.

Perusahaan besar Hutama Karya Gemilang adalah sebuah perusahaan raksasa yang mempunyai banyak lini bisnis baik di dalam dan luar negeri.

Pria dengan status duda berumur 36th itu kini lebih sering tinggal di Indonesia. Jika sebelumnya, Ezan lebih sering tinggal di luar negeri, kini Ezan lebih fokus bisnis nya yang ada di dalam negeri demi memenuhi keinginan sang Oma.

Ezan merupakan pewaris utama keluarga Hutama dari Damian Arya Hutama dan Widya Mandala.

"Aku tak tahu harus alasan apalagi yang harus aku katakan padamu untuk membuat kamu merubah keputusan kamu itu. Aku benar-benar tidak percaya dengan mudahnya kamu memberikan keponakan kamu pada laki-laki macam aku ini. Kalau seandainya aku tidak bisa mencintai keponakan kamu, bagaimana?"

Bara mendengar penuturan Ezan pun langsung terkekeh. " Kamu yakin mau menolak pesona keponakan ku, hemm..? Aku bisa jamin, kamu akan dengan mudah jatuh cinta pada Gita, percayalah!"

Bara mengatakan hal itu dengan penuh keyakinan. Bahkan dia sangat yakin jika Ezan akan mudah jatuh cinta dengan Gita.

"Kamu yakin sekali bro, baiklah..jika dia yang tidak mencintai ku bagaimana?"

"Maka dari itu, buat dia jatuh cinta padamu. Aku bisa pastikan kamu akan mampu meluluhkan hatinya. Dengar aku, selama satu tahun jika kalian tidak bisa saling jatuh cinta, aku tidak akan memaksa kalian melanjutkan pernikahan kalian."

Ezan menghembuskan nafas kasarnya dan menatap ke arah Bara dengan serius. " Baiklah, kita akan buat perjanjian hitam di atas putih." Bara pun mengulurkan tangannya ke arah Ezan.

Tanpa mengatakan apapun, Ezan pun menyambut tangan Bara untuk mereka bersalaman. "Besok malam, datanglah..kita akan makan malam bersama. Aku harap, kamu bisa menggunakan waktu itu untuk mendekati Gita." Ezan tak menjawab apapun namun bisa di pastikan, laki-laki itu akan melakukan hal yang tanpa mereka pikirkan dan mereka sadari.

**

"Assalamualaikum.."

Bara membuka pintu rumah sederhana yang dia tempati dengan keponakan nya Gita. Tidak lupa dia pun memberikan salam saat masuk ke dalam rumah itu.

"Wa'alaikum salam, tumben om sudah pulang.Om baik-baik saja kan?"

Bara mengangguk dan berjalan masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang makan.

Terlihat Gita menyodorkan segelas air putih ke arah Bara. Dengan senyum Bara menerima gelas yang di berikan Gita padanya.

"Terimakasih.." Tidak lupa juga Bara mengucapkan terimakasih pada Gita dengan segelas air putih yang ditangannya.

"Tumben om sudah pulang, biasanya hampir tengah malam Om baru pulang."

"Om harus mempersiapkan diri untuk beberapa prosedur sebagai syarat dalam menjalankan tugas om yang baru."

Gita mengernyitkan dahinya mendengar penjelasan Bara. Tak biasanya om nya itu membahas soal tugas.

"Om naik jabatan, wahh...aku ikut senang dengar nya. Apalagi kalau om sudah punya calon ibu Persit, pastinya aku sangat senang dan bahagia. Akhirnya..om ku yang jomblo punya istri juga.. hehehe.."

"Kamu ini bisa saja. Om bahkan saat ini sedang tidak memikirkan pendamping. Sekarang, yang om pikirkan itu hanya kamu. Gita...dalam waktu dekat, om harus berangkat untuk bergabung dengan pasukan perdamaian di perbatasan Gaza, entah kapan om akan kembali. Bahkan, om juga nggak tahu apakah om bisa kembali atau tidak."

Ucapan Bara sontak membuat Gita terdiam dan kemudian merubah mimik wajahnya dengan wajah sedihnya.

"Kenapa om bilang begitu, Om pasti akan kembali. Gita yakin itu..!!" Dengan suara bergetar Gita berkata dengan keteguhannya jika Bara akan kembali. "Om harus kembali, karena ada aku disini yang tunggu om kembali. Om satu-satunya keluarga Gita, semuanya sudah tinggalkan Gita, jadi om harus tetap hidup sehat dan selamat !!"

Dengan mata yang sudah berkaca-kaca dan juga suara yang terdengar menahan tangis, Gita begitu takut akan kehilangan satu-satunya keluarga yang dia punya.

"Om tidak janji, tapi...Om akan selalu menjaga mu dengan memberikan kamu seseorang yang om percaya untuk selalu menjagamu, menyayangi mu dan selalu memberikan kamu yang terbaik."

"Maksud Om apa, Om mau jual Gita !!"

"Mana ada om mau jual kamu, ngaco kamu. Om cuma ingin kamu menikah dengan orang yang sudah om jodohkan."

Duarrr....💥

To Be continued...

Menolak Perjodohan

Bagaikan tersambar petir di siang bolong, saat Gita mendengar ucapan Bara yang sudah menjodohkan diri nya dengan seseorang.

"Menjodohkan, om sadar tidak..kalau Gita baru saja kuliah. Mana mungkin Gita menikah. Perjalanan dan cita-cita Gita bagaimana?'

"Cita-cita dan keinginan kamu nggak ada yang berubah. Dia akan berusaha mendukung mu. Om nggak mau kalau om pergi, tidak ada yang menjaga kamu."

Gita menghembuskan nafas kasarnya dan menatap Bara dengan tatapan tajamnya.

"Om bisa bayar orang buat jaga Gita, kenapa om harus meminta Gita buat menikah. Lagi pula, Gita nggak kenal orangnya, Gita juga nggak cinta sama orang itu. Terus, mai di bawa kemana pernikahan Gita nanti !!"

"Gita, percaya sama Om..ini yang terbaik buat kamu. Orang yang om jodohkan dengan kamu, dia tidak akan mengekang kamu. Dia paham akan hal itu, Gita...tolonglah..jangan biarkan om merasa bersalah karena membiarkan kamu sendirian tanpa bimbingan seseorang. Om tidak pernah percaya dengan orang lain selain orang yang om tunjuk jadi suami kamu. Termasuk pacar kamu yang nggak guna itu !!'

Deg..

"Astaghfirullah, kenapa bisa om tahu kalau aku pacaran."

"Kenapa, heran kenapa om bisa tahu kalau kamu pacaran dengan laki-laki berandalan itu, Om nggak akan pernah mengijinkan kamu untuk pacaran dengan laki-laki itu, hanya bisa merayu gadis-gadis lugu seperti kamu !!"

"Tapi om...

"Tidak ada tapi -tapian, sekarang pergi mandi dan setelah sholat magrib kita kan makan malam dengan calon suami kamu !!"

Gita yang mendengar penuturan Bara melebarkan matanya dengan melongo nggak percaya.

"Jadi om serius, mau jodohin Gita !!"

Gita berteriak dengan lantang saat Bara melangkah meninggalkan Gita dengan rasa tak percaya dengan apa yang di katakan Bara tadi.

"Iyaa !!' sebuah jawaban singkat terdengar dari mulut Bara yang sekaligus menghilang di balik pintu kamarnya.

Gita pun terduduk lemas mendengar penuturan Om nya itu. Bahkan dia baru saja menjadi mahasiswa semester awal sudah harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia cintai.

"Bagaimana dengan Alex.."Gita mengingat bagaimana hubungan nya dengan Alex pacar barunya yang baru saja dia pacari dia bulan terakhir ini.

Malam hari dimana Bara meminta Gita bersiap untuk pergi bersamanya . Bara mengatakan jika mereka akan makan malam dengan calon suami yang sudah Bara jodohkan dengan Gita.

Mereka masuk ke sebuah restoran mewah di sebuah hotel bintang lima di tengah kota.

"Om, apa om nggak salah kita makan di tempat seperti ini?"

Bara menatap ke rah Gita dan menarik nafas dalam-dalam dan menoleh ke kanan kiri mereka.

"Nggak ada yang salah, calon suami kamu yang sudah reservasi tempat ini."

Gita melebarkan matanya mendengar perkataan Bara. Dia tak menyangka jika orang yang akan di jodohkan dengan yang memesan tempat semewah itu. Sudah di pastikan orang yang di jodohkan dengan nya bukan orang sembarangan, alias orang kaya raya.

Tapi, otak Gita tiba-tiba berpikir jika dia akan di jodohkan dengan laki-laki tua yang sudah bau tanah.

"Om Bara, jangan bilang om mau jodohin aku sama laki-laki tua, peot, melehoy ya om..isss hhhh..om sama saja dengan menyiksa Gita seumur hidup !!"

Tack..

Bara yang mendengar ocehan keponakannya itu di buat gemas dan akhirnya dia mendaratkan dua jarinya ke kening Gita dan menyentil nya.

"Aduhhhh...sakit om..!!'

"Makanya, jangan asal tuduh gitu.. Otak kamu itu terlalu negatif thinking sama om. Sudahlah, diam dan kita lihat calon suami kamu yang kamu bilang peot melehoy itu.."

Gita mencebik kan bibirnya mendengar kata-kata penuh godaan Bara.

Sekian lama menunggu, akhirnya tiba seorang yang sangat mereka tunggu. "Sorry terlambat !!"

Seseorang menepuk bahu Bara dan minta maaf karena sudah terlambat datang.

Gita yang sedang fokus bermain ponsel pun menyadari ada seseorang yang baru saja datang.

Dia mendongakkan kepalanya dan menatap orang yang saat ini sudah ada di hadapannya.

"Gita, kamu ingat kan Ezan sahabat om, dia lah yang nanti akan menjadi suami kamu."

Gita yang mendengar penuturan Om nya langsung melebarkan matanya, setahu Gita, dulu dia pernah dengar jika sahabat Bara yang bernama Ezan sudah memiliki istri.

"Om mau aku jadi pelakor, aku nggak mau dan aku menolak perjodohan ini, titik !!"

Dengan lantang Gita menolak perjodohan yang di lakukan Bara. Sementara itu banyak pasang mata menatap ke arah mereka saat mendengar suara Gita yang dengan keras mengutarakan penolakan itu.

"Gita, tolong pelankan suara kamu! Ini tempat umum, jadi jaga ucapan kamu !!' dengan tegas Bara meminta Gita untuk sedikit menurunkan nada bicaranya.

"Pokoknya aku menolak, titik. Buat om, mendingan urus anak dan istri om, jangan mau di manfaatkan orang, walaupun itu sahabat sendiri."

Gita beranjak dari tempat duduknya dan melenggang pergi meninggalkan meja itu.

Sedangkan Bara pun kalang kabut melihat tingkah keponakan nya itu.

"Zan, aku...

"Kejar dia, buat urusan perjodohan..kita bisa bicarakan lain waktu." Ezan pun meminta Bara untuk menyusul Gita, bukan apa..Ezan takut jika terjadi apa-apa dengan gadis yang dia anggap labil itu.

Sementara itu, Gita berjalan cepat meninggalkan restoran mewah itu dan melangkah keluar kawasan hotel. Saat sampai di lobby hotel dia melihat kanan kiri mencari taxi yang biasanya banyak di pelataran hotel.

Namun baru saja Gita akan menghampiri sebuah taxi, tangannya tiba-tiba di tarik oleh seseorang.

"Mau kemana kamu!!"

Gita menoleh ke arah belakang. Ternyata Bara berhasil menemukan dirinya.

"Lapas om, kalau om masih maksa Gita buat menikah dengan sahabat om itu, Gita nggak mau pulang !!"

"Tapi Gita, dia itu...

"Sudah,sudah om...nggak perlu bicara tentang dia lagi, titik ! Kalau om mau pergi tugas, aku nggak masalah. Carikan aku bibi saja buat teman aku dirumah, beres kan?!"

Bara mendengar ucapan Gita yang menganggap kepergiannya itu hanya seperti tugas biasa. Tapi nyatanya, di setiap tugasnya sebagai tanda baktinya pada negara dengan jiwa raganya yang siap untuk berkorban walaupun tinggal nama.

"Baiklah, kita bicarakan besok lagi. Kita sekarang kembali ke dalam. Kasihan teman om sudah nunggu di atas."

"Nggak, om saja yang makan malam sama dia. Gita pulang saja, mendingan makan pecel lele deh.."

Bara mendengus kesal menghadapi sifat keras kepala keponakan nya itu. Tapi dia masih selalu berusaha bersabar dengan segala tingkah laku Gita selama ini. Kenakalan remaja seumuran Gita, Bara anggap masih sangat wajar baginya.

Sampai detik ini pun Gita masih termasuk patuh dengan segala peraturan yang Bara buat.

To be continued ...

Pesta

Akhirnya makan malam bersama dengan Ezan tidak ada pembahasan soal perjodohan.

Gita yang merasa sedikit lega karena Bara tidak membahas soal perjodohan lagi. Sedangkan Ezan dan Bara membahas soal pekerjaan mereka masing-masing. Terkadang Ezan pun bertanya tentang kegiatan Gita selama di kampus.

Gita tetap saja menjawab dengan sopan dan Ezan pun sesekali bicara dengan candaan ala om-om dengan Bara.

"Baiklah, kami pulang dulu Zan.. terimakasih undangan makan malam nya. Maaf tadi sedikit ada insiden.Salam buat keluarga mu.."

"It's okey, jangan seperti itu. Kita adalah teman."

Bara dan Ezan pun berpelukan ala laki-laki . Kemudian, Bara dan juga Gita pulang ke rumah mereka.

Selama di perjalanan, Bara terlihat lebih diam. Hal itu di sadari oleh Gita. Kebiasaan yang selalu di lakukan Bara pun malam ini Gita tidak melihatnya. Seperti memastikan seat belt Gita terpasang dengan baik dan sesekali mereka akan bernyanyi di dalam mobil untuk mengisi kesunyian malam di jalanan.

Saat masuk ke dalam rumah, Gita pun akhirnya memutuskan untuk menanyakan hal yang tak biasa itu.

"Om, tunggu!!'

Bara yang akan masuk ke dalam kamar nya pun menoleh ke arah Gita.

" Ada apa Ta, sudah malam.. istirahat lah. Besok om juga ada apel pagi, di tambah persiapan untuk berangkat tugas. Kamu besok ke kampus kan, jadi..tidurlah."

Setelah mengatakan itu,terlihat Bara buru-buru menutup pintu kamarnya sedikit kencang. Hal itu membuat Gita semakin tak karuan.

"CK.. benar-benar om Bara marah. Sudahlah, besok pagi aku cob ngomong lagi." Gita pun akhirnya memutuskan untuk ke kamarnya untuk segera istirahat.

Pagi pun menjelang, setelah shalat Gita dengan buru-buru turun ke lantai bawah dan menuju dapur namun belum sampai dapur matanya menangkap sesuatu di atas meja makan.

Gita mendekati meja makan dan membuka tudung saja yang sudah di letakkan di atas meja. Kebiasaan di rumah itu, jika ada tudung saji di atas meja makan, itu berarti sudah ada makanan disana.

Benar saja, diatas meja makan ada nasi goreng dan telur mata sapi yang sudah tersaji. Gita pun melihat ke arah dapur dalam keadaan bersih. "Om Bara jam segini sudah berangkat, apa nggak kepagian."

Dengan langkah gontai, Gita menuju kamar Bara dan membuka nya. Ternyata benar, kamar itu sudah kosong.

"Hah..nggak biasanya om Bara begini, di benar-benar marah sama aku."

Kemudian, Gita pun kembali menutup pintu kamar Bara dan kembali ke kamarnya. Hari ini Gita ke kampus agak siangan, jam 10 pagi dia baru jalan ke kampus.

"Gita !!' sampai di kampus seorang teman Gita menyapa nya.

"Ayu, kenapa kamu lari-lari gitu sih..?"

Perempuan bernama Ayu, dengan perlahan mengatur nafasnya yang memburu. Dia pun menyodorkan sebuah undangan.

"Undangan, dari siapa?"

"Dari Meta, dia malam ini ngadain acara di sebuah Club malam, buat ngerayain ulang tahun nya.Kamu datang kan?"

Mendengar Club malam membuat Gita menggelengkan kepalanya.

Ayu yang melihat Gita menggelengkan kepalanya pun langsung terlihat kecewa.

"Yaahh..aku kira kamu datang Ta, soalnya Alex dan geng nya datang kesana. Secara, kamu kan pacarnya Alex, masa kamu nggak ikut."

"Alex datang, dia bilang sama kamu?" Gita terkejut mendengar jika kekasihnya akan datang ke acara di Club malam itu.

"Nggak secara langsung sih ,tadi dia lagi ngobrol sama anak-anak geng nya, katanya dia mau datang. Kayaknya, dia mau ngajak kamu deh.."

Gita mengerutkan keningnya mendengar penuturan Ayu, bagaimana nantinya jika benar-benar Alex mengajaknya untuk ikut ke pesta itu, apa dia harus menolak, tapi.. Gita berpikir lagi, dia disana pasti akan merasa asing, apalagi makanan dan minuman yang ada di acara itu.

"Gita ,haii..sayang..!!"

"Alex, kamu sudah dapet undangan dari Meta?"

Alex merangkul bahu Gita dan mengajak Gita duduk di bangku taman di sudut kampus.

" Iya sudah, kamu ikut kan. Tenang saja, ada aku. Disana juga di sediakan minuman non alkohol. Ikut yaa.."

"Iya Ta, ikut lah..aku kan nanti juga ikut jadi aku nggak kesepian.."

Ayu menimpali pembicaraan sepasang kekasih itu dan kemudian Gita pun akhirnya menyetujui ajakan kekasihnya itu untuk ikut ke acara nanti malam.

Drrrt drrrt

Gita berusaha menghubungi nomer ponsel Bara, tapi tak ada jawaban dari Bara. Bahkan beberapa kali menghubungi nomer itu ternyata tidak aktif.

"Gimana, om kamu nggak angkat telpon kamu juga?"

"Iya nih, apa Om Bara benar-benar marah sama aku ya.."

"Marah, om kamu marah kenapa?"

Alex pun kembali bertanya kenapa sampai Bara marah pada Gita.

Tapi , jawaban Gita hanya menaikkan kedua bahunya. Akhirnya Gita pun memutuskan untuk mengirimkan pesan pada Bara jika dirinya sedang bersama teman-teman nya untuk ke pesta ulang tahun teman.

Gita pun ikut bersama Alex serta di sana ada Ayu sahabat Gita juga ikut.

Masuk ke dalam Club malam itu, Gita merasa terkejut.

Terlihat Gita mencengkram erat lengan Alex. Karena di tempat asing itu terasa begitu ramai dan bahkan terlihat berisik.

"Jangan takut, ada aku." dengan suara yang keras Alex berusaha menenangkan Gita.

Mereka pun semakin masuk kedalam dan banyak orang-orang yang terlihat saling beradu fisik dan juga pemandangan yang tak biasa Gita lihat. Tiba-tiba perut Gita merasa mual melihat tingkah laku orang-orang yang ada di sana.

"Haii..Meta, selamat Ulang tahun yaa..!!"

Suara keras Alex dengan kerasnya suara musik membuat Gita susa Hb untuk fokus. Terlihat Meta begitu cantik dan sexy malam ini.

"Thanks Lex ,aku kira kamu nggak datang, ternyata kamu bawa dia !" Dengan wajah mengejek Meta mengarahkan jarinya menunjuk ke arah Gita.

"Yoi, biar dia tahu asyiknya dunia.. hahahaha.."

Hahahhaa..

Mereka pun langsung ikut tertawa mendengar penuturan Alex. Sedangkan Ayu bergabung dengan teman-teman yang lain sementara Gita bergabung dengan Alex serta teman-teman nya.

"Minum?"

Seseorang menyodorkan segelas wine ke arah Gita namun langsung di ambil oleh Alex.

"Sorry, cewek gue nggak minum bro." Alex pun menenggak minuman Melihat Alex yang menenggak minuman yang dia bawa, laki-laki yang sempat menyodorkan minum pada Gita langsung pergi.

Sedangkan Alex memanggil seseorang dan memesan sesuatu untuk Gita.

Tidak lama kemudian seorang pelayan membawa segelas orange juice dan sepiring spaghetti.

"Makanlah, aku kesana sebentar." Alex menunjuk ke arah orang-orang yang sudah mulai turun untuk berjoget bersama.

Sedangkan Gita menoleh ke kanan-kiri mencari keberadaan Ayu sahabatnya.

Sedangkan di tempat yang sama, Ezan dan Mario , Sandi sahabatnya baru saja sampai di Club itu.

"Weiihh..ramai juga yaa.." Sandi dengan hebohnya melihat club malam hari ini begitu ramai.

"Ada acara apa ini bro..?"

"Katanya ada yang booking, anak dari Kemal..dia ngadain acara disini." Mario sekaligus pemilik tempat itu menyebutkan satu nama yang tak asing bagi dia sahabatnya.

"Waahh..punya nyali juga dia booking tempat disini." Sandi menimpali karena tahu jika Kemal sesali berseteru dengan Ezan dari dulu.

To be continued...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!