Sepulang dari mesjid setelah menunaikan shalat ashar berjamaah, aku bergegas menuju asrama, berebut kamar mandi menjadi rutinitas kami di pasantren setiap hari.
Siapa didalam? tanyaku mengetuk pintu kamar mandi ada orang didalamnya. kami mandi memiliki nama anggota jadi meskipun kamar mandi lain kosong, rasanya tak berhak aku untuk memakainya kecuali dengan izin.
"Sifa" jawabnya sedikit keras
"Habis kamu ya " ucapku dari depan
"Habis aku Lia" jawabnya lagi membuatku mendengus kesal, pasalnya aku sudah cukup berlari namun tetap telat tak mendapatkan kamar mandi, lagi-lagi aku harus mandi diwaktu mepet persiapan shalat Maghrib. Aku kembali ke kamarku. Widya, Vania dan Icha berada didalam kamar. mereka teman sekamarku sejak awal masuk SMA kelas 1.
"gak jadi mandi?" tanya Icha dan yang kubalas dengan gelengan kesal , wajar aja saya selalu telat walau sambil berlari, saya memiliki kelas khusus sehabis sholat ashar.
tiba-tiba " Tok ... tok .. tok... Assalamualaikum" seseorang mengetuk pintu kamar sambil diiringi salam, saya pun membuka pintu, Zahra yang datang dari kamar sebelah.
"Put, Umi Aisyah mencari mu " Ucap Zahra lalu berlalu. kami memang memanggil pengurus pesantren dengan sebutan Umi atau Ustadz. saya pun memakai jilbab setelah mengikat rambut panjang ku .
Ummi Aisyah Dikantornya.
"Assalamu Alaikum ummi "
" wa'alaikum salam Put, Ada yang mau Ummi bicarakan "
Saya duduk di hadapan Ummi yang kini tersenyum cerah terhadapku. "Jadi Ummi hanya ingin bicara aja, Putri kalau ada yang ajak nikah, Putri mau gak?". Tanyanya sambil membuatku terkesiap, pertanyaan yang tak pernah saya pikirkan. Biasanya Ummi akan bertanya tentang hafalanku sudah sampai mana, bukan pertanyaan yang ini yang kutunggu.
"Nikah mi? Putri Masih Sekolah" Ucapku tak pernah kupikirkan akan menikah di usia 18 tahun . Aku sadar masih memiliki banyak kekurangan, saya tdk bisa memakai motor karena sejak SMP saya sudah dimasukkan di pondok pesantren .
Saya juga gak bisa memasak kecuali goreng Tempe, Tahu , Telur, dan Sayur Sop. Aku bergidik nyeri saat membayangkan menikah tanpa persiapan seperti itu.
"Putri ingin di pesantren Ummi" Jawabku sambil setenang mungkin. Ku telisik wajah Ummi pesantren. Senyumnya tak pernah pudar membuat kecurigaanku semakin tinggi.
"Kalo masih bisa di pesantren mau?" . Aku sangat penasaran kenapa Ummi Aisyah sangat memaksaku untuk menikah, apa dia akan menikahkan ku pada anaknya? anaknya bahkan belum lulus SD .
" Memang ada apa ya mi ?" . Tanyaku akhirnya , karna rasa penasaran ku sudah tak bisa terbendung . Ummi Aisyah memainkan pena ditangannya.
"Nak Farhan, Putra ustad Firman sedang mencari pendamping". Mataku terbelalak mendengar ucapan Ummi, Farhan Maulana yang sering diucap saat pelajaran bahasa Arab bahkan Ustad selalu menunjukkan foto saat dia kuliah di kairo.
"Putra Ustad Firman udah pulang mi?, bukannya dia sedang studi di luar negri?" . Tanyaku sambil tak mengerti , saya bahkan melupakan tawaran menikah, fokusku kini tentang cerita ustad firman. tanpa maksud lain. saya bahkan tertarik kuliah di kairo.
"Udah , makanya saya dengar Nak Farhan lagi cari pendamping makanya Ummi ingat sama putri" .
"Ini lamaran Mi,?" Tanyaku tak mengerti, ini sangat membingungkan pasalnya hal apa Ummi Aisyah mengigatku. Manakala putra ustad firman ingin mencari pendamping.
"Belum, kalau kamu mau nanti Ummi kenalkan , Karna ummi sangat mengenal Nak Farhan, jadi rasanya saya punya anak terbaik ummi , sebelum cari orang yang lain" Jelas Ummi ,Yang kini membuat ku paham , bukan rahasia kalo saya anak emas Ummi. bukan berarti saya pandai merayu , namun karna hal positif lainnya .
"Tapi Putri masih sekolah Ummi" . Ucapku tak berani menolak, karena ustad Farhan itu sering dibicarakan gosip kelas karena cerita menarik dari ustad firman banggakan. Entah masa kecilnya, perjuangan kuliahnya di luar negri sampai jarang pulang membuat ustad firman terus bercerita sebagai pengganti pelipur yang dalam .
.
.
.
Selamat datang di karyaku , semoga betah dan mohon untuk saran dan kritik nya dan jangan lupa like komen dan vote nya
Makasih
" Gak ada larangan, kan Putri udah diatas umur" . Tidak salah yang diucapkan ummi Aisyah, memang tidak ada larangan,saya sudah cukup umur dengan bukti KTP didompetku.
"Gimana? Hafalan bagus , Lulusan juga bagus , udah punya pekerjaan juga , kalau mau fisik udah top banget". Usia muda biasa biasanya remaja yang menggebu dalam ikatan pernikahan, seperti gosip di kelasku yang biasanya membahas soal rumah tangga. Namun saat ini akuhanya membeku mencerna ucapan Ummi Aisyah, menolak pria Sholeh bukan suatu untuk dibenarkan.
"Putri komunikasiin sama ibu dulu ya Ummi, Putri juga gak bisa nolak dulu kan , siapa tahu ini doa putri yang terkabul cepat" Kekeh ku tak bisa disangka setiap sujudku selalu ku selipkan doa untuk mendapatkan jodoh yang terbaik. saya tidak bisa menolak sebelum memberitahukan kepada ibuku.
Hak seorang perawan ada pada tanggung jawab orang tua, dan hak seorang janda ada pada diri sendiri itu yang kutahu dan kujafikan landasan kenap saya tdk bisa menerima ataupun menolak, aku akan mengikuti ridho orang tua.
" Hari ini jadwal telpon lorongmukan" Tanya Ummi Aisyah yang ku balas dengan mengangukan kepala. "iya Ummi".
"Nanti Habis ini nelpon , nanti kalo tdk kebagian saya pinjamkan hp Ummi, trus shalat istikharah dulu , siapa tahu Dapat petunjuk". Balas Ummi Aisyah dan kubalas dengan Anggukan, Menikah saya tidak kepikiran sama sekali tapi Farhan , kak Farhan yang dielu elukan itu, Saya akan membuang berlian jika menolaknya.
"Iya, Makasih Ummi , Kalau begitu putri Pamit dulu mi Belum mandi" pamitku sambil terkekeh, Langkahku gontai menuju kamar yang cukup ujung . kata pernikahan terus menerus berputar di kepalaku.sampai akhirnya saya sadar.
"Coba aja kalo diterima berarti Jodoh, kalo di tolak ada pengganti yang lebih baik" . Putusku akhirnya saya akan mengabari orang tuaku malam ini ,dan untuk sekarang saya harus merahasiakan sama teman sekamarku.
"Ditanyain apa sama Ummi Aisyah" Tanya Widya pengertian, Saya menggeleng, cepat mencari pakaian pengganti, sebelum waktu semakin sore dan dan menjadi gelap.
"Bukan apa apa" Jawabku akhirnya dan bergegas ke kamar mandi sebelum pertanyaan beruntun . Menikah. Ikatan terlama jika ganjaran surga jika taat, siapa yang tak tergoda. seperti pria Sholeh seperti cerita ustad Firman .
Setelah lima belas menit saya selesai dan bersiap ke mushola untuk doa sore dan sholat magrib berjamaah. doa yang meminta ampunan mengiringiku saat fokusku terbelah.
Ponsel jadul kini ku genggam dengan kanan kananku , menempelkannya pada telingaku, kini saya telah menelpon kedua orang tuaku , kini suara ibu menyapaku dengan hangat
ibu : "Assalamualaikum "
Putri : "Wa'alaikum salam , Ibu Putri mau tanya"
Ibu : " Mau tanya Apa sayang " .
Putri : " Ibu Jika ada yang ngelamar Putri laki_laki , ibu setuju gak ? , laki-lakinya Sholeh Bu tapi Putri masih sekolah , bagaimana tanggapan ibu?" .
Ibu: " Jika laki-laki itu putri yakini , dan bisa membimbing putri masuk syurga , Tak ada alasan lain untuk menolak"
Benar, memang benar tidak ada alasan untuk menolak pria sesempurna dirinya. saya menggigit bibirku Tanpa sadar , Berusaha menyampaikan perasaan membuncah yang sedari tadi kupendam, kulirik kiri dan kanan tak begitu ramai.
Putri : "Ibu"
Dengan nada yang berbisik kupanggil ibuku , ini terlalu berat untuk ku sampaikan .
Putri : " Ummi Aisyah Hendak menjodohkan ku dengan putra ustad firman Bu"
Jantung ku berdebar menunggu jawaban ibuku,, genggamanku semakin erat, pelukan dikakiku semakin erat.
-
-
Selamat datang di karyaku , semoga betah dan mohon untuk saran dan kritik nya dan jangan lupa like komen dan vote nya
Makasih
fajar disapa dengan lantunan doa pagi dari pesantren Arrahman , dengan sedikit rasa terkantuk saya mempertahankan mata ku untuk tetap terjaga , atau saya akan mendapatkan hukumana berdiri didepan lira ratus santri putri sampai doa terakhir , saya mengedarkan penglihatan ku , saat melihat
Vania sudah berdiri. pasti ia ketahuan oleh pengurus pondok . Saya semakin ketat untuk menjaga mataku untuk tidak terpemjam.
" shadaqallahul adzim". Ucapku dengan semangat namun berbeda dengan tubuhku yang kini roboh di hamparan sajadah ku, semakin saya memejamkan mata, saya akan tidur sampai jam 6 pagi disini , seperti biasanya . saya tersenyum bangga banyak sekeliling ku juga berbaring diatas juga , ada juga berlarian berebutan kamar mandi , saya tidak sendiri.
Beruntung saya bangun jam setengah empat pagi untuk mandi , dan bergegas ke mushola , jam empat kurang bahkan sudah banyak orang yang menulaikan ibadah sholat malam . alasan kuat saat terkantuk dzikir diwaktu pagi .
bunyi jam tanganku menandakan sekarang jam enam pagi , saya merapikan mukena yang masih terpakai , dan bergegas untuk sarapan pagi ditempat ruang makan yang telah disediakan , yang biasa disebut mat'am .
alih-alih saya sarapan terlebih dulu, lalu bergegas ke asrama untuk mengganti pakaian dengan seragam , tak lupa Bros bunga yang terpajang di kerudung panjang ku . kerudung panjang satu jengkal diatas bahu wajib , atau guntik akan mengoyak kudung ku , selalu ada saat inpeksi dadakan.
dengan kotak makan, saya memilih membawah bekal di kelas , antriannya cukup panjang masih ada antrian sepuluh orang di depanku , padahal aku mengantri sejak delapan menit yang lalu . antrianku selalu terputus oleh orang-orang Orang yang terlalu lapar atau tidak tahan berdiri . dibelakanku masih ada puluhan berdiri mengantri
Lauk makanan hari ini sayur kacang panjang dan orek tempe, dan kerupuk. "Put , berangkat barang ya." ucap Sinta teman kelasku .
"Saya tunggu di depan ya" Sambil melambaikan tangan . Saya mengisi botol kosong di air galon yang terletak didepan dapur . didepan Asrama memakai kaos putih dengan sepatu wajib yaitu sepatu pantofel.
" Tumbeng berangkat pagi " tanyaku tak biasa, biasanya ia akan berangkat sepuluh menit sebelum masuk , dan kini masih ada tiga puluh menit saat masuk . " Mau beli bubur ayam di kan Husni , gak Godang kacang panjang". Ucapnya sambil terkekeh menampakkan eyesmile yang begitu ramah , siapa yang tak kenal bubur ayam kan Husni , dua puluh ribu udah bisa kenyam . bayar tiga puluh ribu bodus ayam suwir lebih dan lima puluh ribu udah lengkap dengan telur puyuh pindang , kami berangkat bersama , jarak diasrawa ke sekolah tidak jauh , hanya sebatas tangga yang terhubung di dua bangunan itu .
" Kalo begitu saya deluang ya " Ucapku saat Sinta telah memasuki antrian ke empat. Kelas masih sepi, kalau ada yang peringkat murid terajin mungkin bisa mendapatka. peringkat tiga besar .
kuletakkan tasku hanya satu buah buku tulis dan tempat pensil, alasan kenapa sedikit karena semua bukuku ada di laci meja . Diam diam aku sudah terjebol dua meja dalam 1 tahun .
Saya membuka bekalku, menikmati sarapanku . Waktu bergulir hingga kini jam bel sudah berbunyi , siswapun sudah mendapatkan duduknya, begitupun bekal makananku yang sudah habis kulahap
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu " Sapa guru yang mengajar yang sudah datang . Ummi shofia akan mengajarkan fikih Islam dijam pelajaran pertama , semua santri putri menjawab salam dengan semangat.
" Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatu"
" Sebelum memulai pelajaran hari ini, kita akan mulai pagi hari dengan mengucapkan basmalah " . Ucap Ummi Shofia memandu doa , selalu menjadi kegiatan rutin jika memulai dengan doa .
.
.
.
.
Selamat datang di karyaku , semoga betah dan mohon untuk saran dan kritik nya dan jangan lupa like komen dan vote nya
Makasih
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!