"kamu selalu saja mau menang sendiri.!kenapa GK pernah mau dengar penjelasan ku dulu...?" tanya tuan Ananta pada istrinya.pasalnya,istrinya itu sangat keras kepala.
"tapi Bu Titin bilang kalau dia lihat kamu sama Bu ayu di warung Mak Ijah mas,,,!penjelasan apa lagi yg mesti aku dengerin..??"balas nyonya Ananta
"kamu percaya kata orang,tapi kenapa GK percaya sama aku...?"tanya tuan Ananta lagi.pasalnya istrinya itu selalu saja cemburu buta.
"secara ayu itu kan emang mantan kamu,ya gimana aku gak curiga coba...??"tanya nyonya Ananta.
"tyas,,dia itu cuma masa lalu aku,berhenti mengungkitnya lagi!"tegas tuan Ananta
"tapi mas masih cinta kan...??"sanggah nyonya Ananta
"lama lama aku capek ngomong sama kamu,terserah kamu saja lah!"putus tuan Ananta.
Yah,itulah pertengkaran yg disaksikan Aurora hampir setiap hari.ibunya itu memang keras kepala dan maunya menang sendiri.entahlah,rasanya dia sudah benar benar jengah dengan semuanya.aurora yg baru saja pulang dari sekolah itu memilih berlalu mengabaikan kedua orang tuanya yg masih sibuk bertengkar.
"sudah pulang mbak..?"sapa aluna.adik dari aurora.saat ini Aluna masih duduk di bangku SMP kelas 2,sedangkan Aurora sudah di kelas 3SMA,semester akhir.
"hm"dehem Aurora singkat sebagai jawaban
Aurora melangkahkan kakinya menuju kamarnya.rumahnya memang tidak terlalu mewah,tapi cukup luas.tuan Ananta yg merupakan seorang pegawai dari sebuah pabrik sudah cukup bersyukur dengan kehidupannya itu.
Aurora merebahkan tubuhnya kasar diatas ranjang.ia benar2 letih.dan tanpa terasa ia tertidur.
Tok...tok...tok...!suara ketukan pintu membangunkan tidurnya.
"Ra,makan malam dulu..!"panggil ayahnya lembut
"hm,,aku ketiduran sampai malam!"gumam Rara dalam hati.
"ya ayah,Rara mandi dulu,!"jawabnya pada sang ayah.gadis yang akrab di panggil Rara itu kemudian beranjak menuju kamar mandi.
Di meja makan.
"bagaimana ulangan hari ini,apa itu sulit..?"tanya tuan Ananta pada putri sulungnya tersebut.
"lumayan..!"jawab Rara singkat.
"apa kamu bener mau mengambil beasiswa kuliah itu..?"lanjut tuan Ananta lagi
"benar ayah,karna itu aku harus juara 1!"tegas Aurora.
"maafkan ayah Ra,karna ayah kurang mampu,kamu jadi harus berkerja keras.!"sesal sang ayah.
"ayah gak salah,ini sudah keputusan Rara."hiburnya.
Rara memang lebih dekat dengan sang ayah dari pada ibunya.menurutnya,ibunya itu terlalu keras kepala
Selesai makan malam Rara memutuskan kembali ke kamarnya.
Tiba2 handponnya berdering.ada panggilan masuk.panggilan dari sang kekasih hati.hendra,tuan muda dari keluarga Hermawan itu sudah menjalin kasih dengannya semenjak beberapa bulan ini.
"ya,hallo,,selamat malam.."ucab Rara menjawab panggilan tersebut.
"selamat malam sayang,,,aku kangen...!"balas Hendra mesra.
"gak usah lebay deh,,baru juga tadi ketemu di sekolah..!"balas Rara
"iya,memang,tapi aku udah kangen nih,,"kata Hendra.
"gombal..!"balas Rara memutar bola matanya jengah.kekasihnya itu kadang memang sangat berlebihan.
"ha..ha...ha..,,aku serius sayang,,!"balas Hendra sambil tertawa.
"kamu udah makan..?"tanya Hendra lagi
"hm.udah barusan,kamu gimana..?"balas Rara
"udah dong,,ya sudah,cepet istirahat.besok ketemu lagi di sekolah.selamat malam sayang..!"kata Hendra
"hm,selamat malam"balas Rara lagi
"mimpi indah ya,,,!"ujar Hendra setelah itu pria itu menutup telfonnya.
Aurora tersenyum tipis,lelaki yg gencar mengejarnya sejak duduk di bangku SMP itu,memang sangat romantis.baru beberapa bulan menjalin hubungan,membuat Rara merasa nyaman.ia berharap lelaki itu kelak bisa memberikannya kebahagiaan.
Beberapa bulan telah berlalu,tidak ada hal istimewa yang terjadi pada kehidupan Aurora selain kelulusannya dgn nilai terbaik.tapi hal itu tidak cukup untuk meredam kemelut dalam rumahnya.ya,pertengkaran kedua orang tuanya masih saja menjadi momok yang menghantui dirinya.
Puncaknya terjadi pada hari ini.di depan matanya,ia melihat ayahnya menampar ibunya dengan keras.ayahnya yang sangat sabar dan tak pernah berbuat kasar itu mungkin sudah sampai pada batasnya.
Meskipun begitu,Aurora tak merasa kasihan pada ibunya,ia berfikir ibunya itu sekali kali memang harus diberi pelajaran.pasalnya,ibunya itu mudah sekali terhasut dengan omongan orang lain.ibunya juga sering mengeluh tentang kehidupannya,dan selalu menuntut ayahnya untuk memenuhi gaya hidupnya yg sok kaya.ibunya itu selalu saja iri pada kehidupan wanita lain yg berkecukupan harta.
Tapi Aurora tidak bisa menyalahkan ibunya juga.setiap wanita juga ingin bahagia bukan???ia hanya menyayangkan sikap ibunya yg egois itu.
Malam harinya.
Di ruang keluarga,tengah duduk 2 orang wanita dan seorang lelaki yang terlihat sedang bicara serius.
"Ra,ayah dan ibu ingin berbicara padamu.."ucap tuan Ananta membuka pembicaraan
"hm,katakan saja ayah,Rara akan mendengarkan.!"balas Rara
Tuan Ananta melirik istrinya sejenak.ia terlihat ragu dan bimbang untuk mengungkapkannya.tuan Ananta menarik nafas dalam.bersiap untuk mengatakan sesuatu yg mungkin berat untuk di ungkapkannya.
"ayah dan ibu sudah memutuskan untuk bercerai..!"ucap tuan Ananta dalam satu tarikan nafas
JEDDEEEEERRRRRR....!!!!
Bagaikan petir yg bergemuruh saat kata kata itu terdengar ditelinganya.
Rara diam mematung.sesuatu yg paling di takutkannya kini terjadi.
"kau adalah anak ayah yg paling tua,,ayah harap kau bisa mengerti dengan keputusan ayah ini.!"ujar tuan Ananta melanjutkan
Rara masih bergeming.ia masih tak terima.setekah agak lama terdiam,Rara membuka suara
"tidak bisakah...?"lirihnya.
Tuan Ananta memperhatikan putrinya itu dengan tatapan sendu.ia tau betul putrinya itu merasa sangat kecewa saat ini.tapi ia tak bisa berbuat apa,istrinya sendiri yang mengatakan sudah tak ingin hidup bersamanya lagi.
"tidak bisakah kalian bertahan demi kami...??tidak bisakah kalian membuang keegoisan kalian...???cecar Rara sendu.
"sayang,,sesuatu yang memang tidak ditakdirkan tidak akan bisa di paksakan,,,!!"akhirnya nyonya Ananta buka suara setelah sejak tadi terdiam.
Rara menatap marah ibunya.
"nyonya Tyas Ananta,,anda terlalu egois,!anda hanya mementingkan ego anda sendiri tanpa memikirkan anak2mu.tidakkah anda pernah berfikir tentang perasaan kami?apakah hanya perasaan anda yang terpenting dan lebih utama...??"ungkap Rara tegas,ia sudah benar2 tidak tahan dengan sikap egois ibunya itu.
"apakah anda masih pantas di sebut sebagai seorang ibu...,??
PLAKKK....!!!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulusnya.rara tersenyum sinis sembari menahan perit yg terasa di pipi kanannya.
"ada apa nyonya..."timpalnya sarkas pada sang ibu.
Nyonya Ananta menatap tangannya nanar,ia menyesal
"apakah aku salah jika mengatakan apa yg aku rasa,bukankah itu yang selalu anda katakan kepada suami anda.anda tidak ingin mendengar apapun.anda hanya terus mengatakan apa yang anda ingin katakan kepada orang lain,lalu kenapa sekarang anda merasa marah hanya karna saya mengungkapkan apa yg saya rasakan...?"ucapnya sarkas.ia benar benar sudah merasa kecewa dgn ibunya itu.
Nyonya Ananta terdiam.kata kata putrinya itu benar benar menusuk dalam hatinya.apakah benar ini salahnya?apakah benar dia bukan seorang ibu yg baik,sampai2 putrinya mengatakan hal sekasar itu.pikirannya berkecamuk.ia terduduk lesu,pandangannya menatap lurus ke lantai.
"sayang,dengarkan ayah!"ucap tuan Ananta menengahi.ai paham betul dengan perasaan sang putri.
Rara mengalihkan tatapannya pada sang ayah.tatapan yang awalnya nanar,berangsur berubah menjadi sendu.setetes air mata jatuh di pelupuk matanya.ia tau ayahnya itu sudah sangat bersabar terhadap ibunya.
"sayang,jika dalam sebuah rumah tangga tidak ada lagi suatu kepercayaan,maka tak ada lagi alasan untuk bertahan.jika kasih sayang ayah tidak lagi bisa memenangkan hati ibumu,,maka ayah hanya bisa memberi kebebasan padanya...!!"ucap tuan Ananta bergetar.
Air mata Rara luruh seketika.ia mengerti,,sangat mengerti perasaan sang ayah.rara memeluk erat sang ayah.
"ya,,mungkin ini yg terbaik untuk ibu...!"lirih Rara masih dalam pelukan sang ayah.
"mungkin ini yg terbaik untuk ibu"
"saat tak ada lagi kepercayaan,tak ada lagi yg bisa di pertimbangkan"
"egois"
"jika kasih sayang ayah tak bisa memenangkan hati ibumu,maka ayah hanya bisa melepaskan"
"anda bukanlah ibu yang baik"
"ya,mungkin ini yg terbaik untuk ibu"(3x)
Kata kata itu terus saja terngiang di benak nyonya ananta.kata kata dari sang suami dan putrinya,membuatnya bimbang.
Benarkah dia bukan istri yang baik...??
Benarkah dia bukan ibu yang baik...??
Pikirannya berkecamuk.haruskah dia turutkan egonya,dan mengorbankan perasaan anak2nya...??
Suara pintu di buka membuyarkan lamunannya.ia melihat suaminya itu melangkah masuk ke dalam kamar.ia tatap suaminya lekat lekat.
"sebenarnya ia tak kurang suatu apapun,dia sangat mencintai dan menyayangiku.mungkin aku tak akan menemukan laki laki lain seperti dirinya.apakah memang aku yg bersalah..??"batin nyonya Ananta sambil terus memperhatikan suaminya itu.
Merasa di awasi,tuan Ananta menoleh pada sang istri.
"Rara sudah tenang,tidak perlu lagi mengkhawatirkannya..!"ucapnya dingin pada sang istri.ia berfikir istrinya kepikiran tentang keadaan putrinya.
mendengar suara dingin dari sang suami,membuat nyonya Ananta sadar akan kesalahannya.kecemburuannya yg tak beralasan yang berawal dari rasa insecure dari dalam dirinya,membuatnya cemburu buta pada sang suami.ia merasa tak lagi menarik di mata sang suami.
Ia sadar sekarang.suaminya itu bukanlah laki laki yg brengsek.terlambatkah jika ia menyesal sekarang..??kata kata dari sang putri memberikan tamparan keras pada dirinya.
Nyonya Ananta segera menyambar tangan sang suami saat suaminya itu berjalan melewatinya.ia menggenggam tangan sang suami erat.
"Tyas,,aku lelah!aku sedang tak ingin berdebat denganmu..!"ucap tuan Ananta datar.ia berfikir istrinya itu mungkin akan memulai pertengkaran lagi.ia tak mengindahkan sang istri,dan memilih melangkah pergi.
Langkahnya terhenti seketika saat sepasang tangan sang istri melingkar erat dipinggangnya.pria paruh baya yang masih terlihat gagah itu terdiam mematung.ia tertegun saat istrinya itu terisak.ia merasa gagal menjadi suami.ia merasa belum bisa membahagiakan wanita yg berstatus istrinya sekaligus ibu dari anak anaknya tersebut.
"maafkan aku mas bima!"ucapan itu terdengar di sela Isak tangis sang istri.
Tuan Ananta menghembuskan napas kuat.ia membalikkan badannya,kemudian merengkuh tubuh istrinya itu ke dalam rangkulannya.
"kamu tidak salah sayang,,!di sini akulah yg bersalah.aku yg tidak becus menjadi suami.aku yg masih belum bisa membahagiakanmu.! Dan aku yg tidak bisa memberikan rasa aman dan nyaman padamu."ucap tuan Ananta getir.
nyonya Ananta menggeleng pelan dalam pelukan sang suami.hatinya semakin sakit mendengar perkataan suaminya itu.
"aku tahu pernikahan kita berawal dari perjodohan,,tapi ketahuilah sayang,,selama 20 Tahun hidup bersamamu,aku tak pernah merasa terpaksa.aku sangat bahagia saat putra putri kita hadir.selama 20 tahun pula aku selalu berusaha membahagiakanmu dan anak2 kita.!"tuan Ananta berhenti sejenak,memberikan waktu untuk sang istri agar bisa mencerna kata katanya.
"jika aku tidak menerimamu,jika aku tidak mencintaimu,jika aku tidak menyayangimu,apakah kamu fikir Aurora,Aluna dan Revan akan hadir di antara kita...?."imbuh tuan Ananta
Nyonya Ananta semakin menangis dalam pelukan suaminya.
"kita sudah sangat bahagia,keluarga kita sudah lengkap.lalu kenapa hanya karna kehadiran orang dari masa lalu yang tidaklah penting membuatmu terusik...??.tidakkah kau memahami ku setelah hidup bersamaku selama ini...??apakah menurutmu aku akan melakukan seperti apa yang kau tuduhkan...??tidak adakah sedikit saja rasa percaya dari hatimu kepadaku..?hingga kau menuduhku berselingkuh...??"cecar tuan Ananta dengan nada penuh penekanan dan kekecewaan.
seketika tubuh nyonya Ananta luruh mendengar ucapan sang suami.rasa bersalah mendera di dalam hatinya,membuat isak nya semakin kuat.
"mungkin kamu benar Tyas,,,sesuatu yang tidak di takdirkan tidak akan bisa dipaksakan.sekuat apapun aku meyakinkanmu,tetap saja kau memilih pergi dariku..!"ungkap tuan Ananta pilu.tak terasa buliran bening jatuh dari pelupuk matanya tepat mengenai dahi sang istri yang menengadah di bawahnya.
Tuan Ananta sudah benar benar putus asa.
Nyonya Ananta menekan dadanya kuat.berfikir itu bisa mengurangi rasa sakit di hatinya.ia kecewa pada dirinya sendiri.bagaimana mungkin ia bisa menyakiti hati sang suami hingga seperti itu.
Tuan Ananta menurunkan tubuhnya,berjongkok dengan bertumpu dengan satu lututnya di depan istrinya.ia mencengkram pundak istrinya lembut sambil berkata"maafkan aku..!"ucapnya bergetar menahan seblak di dadanya.
"tidak mas bima,,,jangan katakan itu...!"sanggah sang istri
"aku yang bersalah.ini salahku.aku yang salah paham padamu..!"cecar nyonya Ananta.
"sayang..!"ucapan tuan Ananta terhenti karna istrinya itu tidak memberinya kesempatan bicara.
"aku hanya takut kehilanganmu,,,!aku takut kamu meninggalkan ku,,"!cerocos nyonya Ananta
"say....."ucapannya kembali terputus karna nyonya Ananta kembali bicara
"jangan tinggalkan aku mas,,,!jangan melepaskanku apapun yang terjadi,aku GK bisa hidup tanpamu...!aku bisa ma..."kata2nya terhenti seketika saat benda kenyal nan lembut menempel pada bibirnya.
"mana mungkin aku meninggalkanmu...??kau adalah hidupku,mana mungkin aku tidak menginginkanmu lagi sayang...?"ucap tuan Ananta lembut sambil merengkuh tubuh istrinya.
Malam itu mereka memutuskan untuk terus bersama,dan saling memperbaiki diri.berharap hari2 kedepannya tidak ada lagi ke salah pahaman yg tak berarti seperti yang sudah sudah.
Episode kali ini cukup sekian dulu ya,,,pusing juga mikirin masalah orang tua tua ini🤭🤭🤭 semoga pembaca puas ya...!!
Jangan lupa beri vote and like biar Aurora tambah semangat....!!
Cayo...!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!