Pagi itu Zayn menggandeng tangan gadis kecil sembari mengarahkan pandangannya ke arah makam Aryo dan juga istrinya dengan tatapan matanya yang sedih. Gadis kecil itu memandang Zayn dengan mata yang penuh tanya, tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
Zayn tahu meskipun Aryo bukanlah saudara kandungnya, namun Zayn sudah menganggapnya sebagai saudara kandungnya sendiri. Mereka telah tumbuh bersama, berbagi pengalaman, dan saling mendukung. Kecelakaan yang merenggut nyawa Aryo dan juga istrinya benar-benar sangat membuat Zayn merasa sangat sedih.
Sekarang, Zayn tidak memiliki kerabat lagi yang akan menemaninya di dunia ini. Ia merasa sendirian dan tidak memiliki tempat untuk bergantung. Namun, Zayn segera berjanji di hadapan makam Aryo dan juga istrinya kalau ia akan menjaga dan merawat anak mereka yang bernama Azalea Stefani Leandra dengan baik.
"Aryo, aku berjanji akan menjaga Azalea dengan baik," Zayn berkata dengan suara yang sedih. "Aku akan menjadi ayah yang baik baginya, dan aku akan memastikan bahwa ia tumbuh menjadi seorang wanita yang kuat dan berani."
Gadis kecil itu memandang Zayn dengan tatapan mata yang penuh tanya, namun Zayn bisa melihat kesadaran di dalam matanya. Azalea tahu bahwa ia telah kehilangan orang tuanya, dan ia tahu bahwa Zayn akan menjadi orang yang menjaganya sekarang.
Zayn menggandeng tangan Azalea lebih erat, berjanji untuk menjadi orang yang baik baginya. Ia tahu bahwa ia memiliki tanggung jawab yang besar sekarang, namun ia siap untuk menghadapinya.
"Aku akan menjadi ayah yang baik bagimu, Azalea," Zayn berkata dengan suara yang sedih. "Aku akan menjaga kamu dengan baik, dan aku akan memastikan bahwa kamu tumbuh menjadi seseorang yang kuat dan berani."
Setelah menaburkan bunga di makam Aryo dan istrinya, Zayn pun segera mengajak Azalea pulang ke rumahnya. Zayn Axel Widyanto, atau akrab disapa dengan Zayn, adalah seorang CEO pemilik Grand Zevil Hotel. Ia telah lama menduda setelah istrinya mengalami keguguran yang membuatnya meninggal dunia.
Zayn yang biasa menjalani kehidupannya sendiri kini harus menjalani kehidupan barunya untuk menjadi orang tua pengganti bagi Azalea, yang tak lain adalah keponakannya sendiri. Ia merasa sedikit tidak siap untuk menghadapi tanggung jawab baru ini, namun ia tahu bahwa ia harus melakukannya untuk kepentingan Azalea.
Saat mereka tiba di rumah Zayn, Azalea terlihat sedikit ragu-ragu. Ia memandang sekeliling rumah yang besar dan mewah, namun ia tidak terlihat terkesan. Zayn bisa melihat kesedihan di dalam matanya, dan ia tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk membuat Azalea merasa lebih nyaman.
"Azalea, kamu bisa memilih kamar mana pun yang kamu suka," Zayn berkata dengan suara yang lembut. "Kamu bisa membuat kamar itu menjadi tempatmu sendiri."
Azalea memandang Zayn dengan mata yang penuh tanya, namun ia tidak berkata apa-apa. Ia hanya mengangguk dan memilih kamar yang terletak di sebelah kamar Zayn.
Zayn merasa sedikit lega karena Azalea telah memilih kamar. Ia tahu bahwa ia masih memiliki banyak hal yang harus dilakukan untuk membuat Azalea merasa lebih nyaman, namun ia siap untuk melakukannya.
Saat malam tiba, Zayn memutuskan untuk membuat makan malam untuk Azalea. Ia memasak makanan favorit Azalea, namun ia tidak tahu apakah Azalea akan menyukainya atau tidak.
"Azalea, makan malam sudah siap," Zayn berkata dengan suara yang lembut.
Azalea keluar dari kamarnya dan memandang Zayn dengan tatapan mata yang penuh tanya. Ia tidak berkata apa-apa, namun ia hanya mengangguk dan duduk di meja makan.
Zayn merasa sedikit lega karena Azalea telah mau makan malam bersamanya. Ia tahu bahwa ia masih memiliki banyak hal yang harus dilakukan untuk membuat Azalea merasa lebih nyaman, namun ia siap untuk melakukannya.
Keesokan harinya, Zayn sengaja memilih tidak masuk kerja untuk mengurus segala keperluan keponakannya. Ia tahu bahwa Azalea masih memerlukan perhatian dan kasih sayang setelah kehilangan kedua orang tuanya.
Pagi itu, Zayn memulai hari dengan mengajak Azalea sarapan bersama. Ia memilih makanan favorit Azalea dan berusaha membuat suasana sarapan menjadi lebih menyenangkan.
Setelah sarapan, Zayn mengajak Azalea pergi ke sekolah untuk mendaftarkannya. Ia berusaha membuat Azalea merasa lebih nyaman dengan mengajaknya berbicara tentang sekolah dan teman-temannya.
Setelah mendaftar, Zayn mengajak Azalea pergi ke toko perlengkapan sekolah untuk membeli segala keperluan sekolahnya. Ia berusaha membuat Azalea merasa lebih bersemangat dengan mengajaknya memilih perlengkapan sekolah yang sesuai dengan keinginannya.
Saat siang, Zayn mengajak Azalea pergi ke taman hiburan untuk bersenang-senang. Ia berusaha membuat Azalea merasa lebih bahagia dengan mengajaknya menaiki wahana permainan dan bermain bersama.
Saat sore, Zayn dan Azalea kembali ke rumah. Azalea terlihat lebih bahagia dan bersemangat setelah seharian bersama Zayn.
"Terima kasih, Paman Zayn." Azalea berkata dengan suara yang lembut.
Zayn tersenyum dan memeluk Azalea dengan erat. "Sama sama sayang, paman senang bisa membuatmu bahagia, Azalea." Zayn berkata dengan suaranya yang lembut.
Saat malam, Zayn dan Azalea makan malam bersama. Zayn berusaha membuat suasana makan malam menjadi lebih menyenangkan dengan mengajak Azalea berbicara tentang hari ini.
Setelah makan malam, Zayn mengajak Azalea pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Ia berusaha membuat Azalea merasa lebih nyaman dengan mengajaknya berbicara tentang mimpi dan harapannya.
Saat Azalea tertidur, Zayn memandangnya dengan tatapan matanya yang penuh kasih sayang. Ia tahu bahwa ia masih memiliki banyak hal yang harus dilakukan untuk membuat Azalea merasa lebih nyaman, namun ia siap untuk melakukannya.
Pagi harinya, Zayn mengantar Azalea pergi ke sekolah sebelum ia berangkat ke tempat kerjanya. Ia memastikan bahwa Azalea telah memakai seragam sekolah yang rapi dan membawa tas sekolah yang berisi buku buku pelajarannya yang lengkap.
Saat mengantarkan keponakannya ke sekolah, Zayn tidak lupa untuk meminta kepada guru Azalea untuk mendidik dan menjaga Azalea dengan baik. Ia memperkenalkan dirinya sebagai paman Azalea dan meminta guru untuk memberitahu jika ada hal yang tidak beres dengan Azalea.
Guru Azalea yaitu Ibu Sri, tersenyum dan mengangguk. "Jangan khawatir, Pak Zayn. Kami akan menjaga Azalea dengan baik."
Setelah mengantar keponakannya ke sekolah, Zayn pun segera mengemudikan mobilnya menuju ke Grand Zevil Hotel. Ia memastikan bahwa ia telah siap untuk menjalani tugasnya sebagai CEO dari Grand Zevil Hotel miliknya dengan baik.
Saat tiba di hotel, Zayn langsung menuju ke ruang kerjanya untuk memulai hari kerjanya. Ia memeriksa jadwal pertemuan dan memastikan bahwa semua hal telah siap untuk dihadapi.
Zayn kemudian memanggil asistennya, Rina, untuk memulai pertemuan pagi. Rina memasuki ruang kerja Zayn dengan membawa beberapa dokumen dan memulai pertemuan.
"Pagi, Pak Zayn. Semua hal telah siap untuk dilakukan hari ini," Rina berkata dengan senyum.
Zayn tersenyum dan mengangguk. "Baik, Rina. Mari kita mulai pertemuan ini."
Pertemuan pagi berlangsung dengan lancar, dan Zayn berhasil menyelesaikan semua tugas yang telah dijadwalkan. Ia merasa puas dengan hasil kerjanya dan siap untuk melakukan pekerjaannya yang lain.
Saat makan siang, Zayn memutuskan untuk makan di restoran hotel. Ia memilih menu favoritnya dan menikmati makan siangnya sambil memeriksa beberapa dokumen miliknya.
Setelah makan siang, Zayn kembali ke ruang kerjanya untuk melanjutkan pekerjaannya. Ia ingin memastikan kalau semua pekerjaannya akan selesai hari ini.
Hari-hari berikutnya, Zayn dan Azalea mulai membentuk rutinitas baru mereka. Setiap pagi, Zayn akan mengantar Azalea ke sekolah sebelum ia berangkat ke tempat kerjanya. Setiap sore, Zayn akan menjemput Azalea dari sekolah dan mereka akan pulang bersama.
Saat makan malam, Zayn dan Azalea akan berbicara tentang hari mereka. Zayn akan bertanya tentang pelajaran Azalea di sekolah, dan Azalea akan menceritakan tentang teman-temannya.
Zayn juga mulai memperhatikan kebiasaan Azalea. Ia tahu bahwa Azalea suka makan es krim setelah makan malam, jadi ia akan membelikan es krim untuk Azalea setiap hari.
Azalea juga mulai merasa lebih nyaman dengan Zayn. Ia tahu bahwa Zayn selalu ada untuknya, dan ia merasa aman dengan kehadiran Zayn.
Suatu hari, saat mereka sedang makan malam, Azalea tiba-tiba bertanya kepada Zayn, "Paman Zayn, apa yang terjadi dengan Ibu dan Ayah?"
Zayn terkejut dengan pertanyaan Azalea. Ia tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu. Namun, ia tahu bahwa ia harus menjawabnya dengan jujur.
"Azalea, Ibu dan Ayahmu telah meninggal dunia," Zayn berkata dengan suara yang lembut. "Mereka telah pergi ke tempat yang lebih baik."
Azalea memandang Zayn dengan tatapan matanya yang penuh tanya. Ia tidak mengerti apa yang terjadi. Namun, ia tahu bahwa ia harus kuat untuk Paman Zayn.
"Baiklah, Paman Zayn," Azalea berkata dengan suara yang lembut. "Aku akan kuat untuk menghadapi semuanya demi paman Zayn."
Zayn tersenyum dan memeluk Azalea dengan penuh cinta kasih. "Aku sangat bangga denganmu, Azalea," Zayn berkata dengan suara yang lembut. "Kamu sangat kuat dan berani."
Suatu ketika saat Zayn sedang bekerja di kantornya, ia dihubungi oleh guru Azalea, Ibu Sri. Ibu Sri terdengar khawatir di telepon.
"Pak Zayn, saya ingin memberitahu Anda bahwa Azalea tiba-tiba mengalami sakit demam," Ibu Sri berkata dengan suara yang khawatir. "Saya pikir Anda harus segera menjemputnya."
Zayn terkejut dengan berita itu. Ia langsung meninggalkan pekerjaannya dan bergegas ke sekolah Azalea. Ia merasa khawatir tentang kondisi Azalea dan ingin segera menjemputnya.
Saat tiba di sekolah, Zayn langsung menuju ke ruang kelas Azalea. Ia melihat Azalea yang sudah terbaring di atas meja dengan wajahnya yang pucat.
"Azalea, apa yang terjadi?" Zayn berkata dengan suaranya yang terdengar khawatir.
Azalea membuka matanya dan memandang Zayn dengan lemah. "Paman Zayn, aku merasa tidak enak badan," Azalea berkata dengan suaranya yang lemah.
Zayn langsung memeluk Azalea dan membawanya ke mobil. Ia membawa Azalea ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Di rumah sakit, dokter memeriksa Azalea dan menyatakan bahwa ia mengalami demam tinggi karena infeksi saluran pernapasan. Dokter memberikan obat kepada Azalea dan meminta Zayn untuk merawatnya di rumah.
Zayn membawa Azalea pulang ke rumah dan merawatnya dengan baik. Ia memberikan obat kepada Azalea dan memastikan bahwa ia mendapatkan istirahat yang cukup.
Saat malam, Zayn duduk di samping tempat tidur Azalea dan memandangnya dengan khawatir. Ia merasa lega bahwa Azalea sudah mendapatkan perawatan yang tepat, namun ia masih khawatir tentang kondisi Azalea.
"Azalea, paman akan selalu ada untukmu," Zayn berkata dengan suara yang lembut. "Paman akan merawat mu sampai kamu sembuh."
Azalea membuka matanya dan memandang Zayn dengan lemah. "Terima kasih, Paman Zayn," Azalea berkata dengan suara yang lemah.
Zayn tersenyum dan memeluk Azalea dengan lembut. "Paman akan selalu ada untukmu, Azalea," Zayn berkata dengan suara yang lembut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!