Setiap seminggu sekali seorang gadis didesa Sendayu mandi kembang tujuh rupa untuk membersihkan diri dari gangguan makhluk astral yang selalu masuk dalam raganya .
Dewina melihat wajah ibunya yang sedang duduk di kursi dapur menatapnya dengan wajah sedih . Dewina mendekati ibunya yang duduk dikursi memegang tangannya ."Aku tidak apa-apa bu , ibu tenang saja ," ucap Dewina tersenyum tipis . "Ibu khawatir terjadi hal buruk sama kamu , Win ," ucap Lastri sedih
Di usia yang ke dua puluh tahun Dewina memang belum ingin menikah karena ia ingin menikmati masa mudanya dan belum berpikir untuk menikah karena menikah itu butuh modal banyak apalagi kalau sudah punya anak semakin banyak kebutuhan maka biaya semakin banyak pula.
Dewina mempunyai seorang kakak bernama Deliana yang saat ini bekerja di kota dan jarang sekali pulang karena jaraknya cukup jauh kadang sebulan sekali kadang dua sampai tiga bulan baru pulang , Deliana terpaut tiga tahun dari Dewina . ia sosok mandiri dan suka berpetualang bersama teman-temannya .
"Ibu Dewi belum pulang ya ?" tanya Deliana ketika pulang ke rumah . "Adikmu pulangnya nanti malam jam tujuh ," jawab Lastri sedang memasak . "Masih berhubungan dengan makhluk astral gak jelas itu ya bu ?" tanya Deliana .
Lastri tidak suka jika Dewina dikatakan mempunyai hubungan dengan makhluk astral apalagi soal asmara membuat Lastri marah pada Deliana ."Jaga bicaramu nak , adikmu itu tidak berhubungan dengan makhluk astral selayak hubungan dengan manusia , dia hanya korban ,ingat itu ," jelas Lastri dengan wajah sedih .
"Kenapa ibu marah sama aku ,memang kenyataannya begitu ,kalau tidak berhubungan dengan makhluk astral kenapa tidak pernah mau pacaran dengan manusia ?" ucap Deliana membela diri.
"Dewina bukannya tidak mau , saat ini ingin fokus bekerja ," jawab Lastri menatap Deliana
Dewina yang lebih suka diam di rumah dan lebih suka dengan ketenangan , saking sering sendiri banyak yang mengatakan Dewina adalah orang misterius penuh teka teki .
Tidak sedikit yang ingin mendekati kedua kakak beradik tersebut ,keduanya mempunyai karakter yang berbeda membuat siapapun yang melihat seperti pinang di belah dua .Wajahnya yang hampir mirip dan sama-sama ayu banyak pemuda yang menawarkan diri untuk meminang mereka padahal usia masih belia .
Deliana sampai saat ini belum juga ingin menikah padahal usianya hampir duapuluh empat tahun entah apa yang dipikirkannya ,kedua orangtuanya sudah membujuk bahkan berniat menjodohkan anaknya dengan anak teman bapaknya tetap kekeh tidak mau menikah dulu .
Deliana pernah menjalin hubungan namun putus karena dikhianati oleh kekasihnya dan mulai saat itu ia belum berkeinginan menjalin hubungan dengan lelaki manapun .
Dewina bekerja di sebuah warung makan tepatnya di kampung sebelah , setiap hari berangkat pagi pulang jam tujuh malam kadang berjalan kaki kadang naik sepeda kepunyaannya hadiah dari bapaknya saat lulus sekolah .
Sejak bapaknya meninggal ia memutuskan tidak melanjutkan sekolah karena tidak mau membebani ibunya dengan biaya pendidikannya , ia hanya lulusan sekolah menengah pertama dan jarang bergaul dengan teman sebayanya dan memilih menyendiri .
_____________________________________________________
Catatan Author 👇👇👇
Buat kalian pembaca setia novelku , kali ini aku buat novel horor aku buat kisah lain biar ada cerita versi horor , kisah ini sebatas imajinasi diriku dan tanpa maksud apapun , semoga kalian suka .
Jangan lupa like dan komentar ya dan dukung karyaku .
Pagi itu Dewina berangkat bekerja dengan menggunakan sepeda mini miliknya dengan membawa bekal tas yang ia taruh di keranjang depan sepeda . Saat melewati rumah seorang kaya raya disampingnya ia mencium aroma busuk yang sangat menyengat , Dewina melihat ada seseorang berdiri di samping rumah tersebut sedang melihat kearahnya sambil tersenyum tapi senyum itu menyeramkan.
Dewina mengayunkan sepeda lebih cepat karena merasa tubuhnya seakan tertarik oleh orang tadi , sementara orang yang berdiri tersebut pergi dari sana dengan cara terbang lalu menghilang .
Sampai di tempat kerja Dewina mengatur napas dan segera masuk warung . Pemilik warung bernama Ibu Siti melihat Dewina merasa heran mendekatinya . "Kamu kenapa Win ?" tanya Ibu Siti penasaran . "Tidak apa-apa bu , cuma capek mengayun sepeda karena sudah lama tidak naik sepeda ," jawab Dewina sambil mengerjakan tugasnya . "Tumben bawa sepeda biar lebih cepat ya ," sahut Ibu Siti . "Iya Bu ," jawab Dewina .
Selesai memasak Dewina menyiapkan hasil masakannya di meja etalase . Dewina tidak bekerja sendirian ada tiga orang teman yang membantunya ,namanya Santi ,Hanum , dan Roni . Roni orang yang ditugaskan mengantar pesanan dan membeli keperluan lainnya .Santi dan Hanum membantu membersihkan warung dan memasak juga .
Hari sudah siang tapi cuacanya seperti masih pagi , banyak pembeli yang berdatangan Dewina sampai kewalahan melayani , beruntung ada dua teman yang selalu membantunya .
"Mbak Dewi tolong bungkus dua nasi sama lauk lele pakai sambel , sayur nangka di pisah ya ," ucap Yanto tetangga kampung sebelah sambil menyerahkan uang kepada Dewina . Dengan senang hati dan senyum Dewina melayani pembeli , "Ini mas nasinya dan ini uang kembaliannya ,"ucap Dewina .
Yanto menatap wajah Dewina lama , tiba-tiba ia ditepuk bahunya oleh seseorang ."Jaga matamu nanti kelilipan tidak bisa melihat orang cantik loh ," ucap Muji . "Kamu ini ngagetin orang saja , minggir aku mau lewat ," sahut Yanto mengusir Muji yang berada dibelakangnya . Muji tertawa kecil melihat Yanto salah tingkah .
"Mas Muji iseng banget sih ," ucap Dewina ikut tertawa . "Dia kayak gak pernah lihat cewek cantik saja , padahal mbak Dewi sudah lama bekerja di sini ," ucap Muji . "Mungkin dia teringat sama pacarnya ," sahut Dewina bercanda . "Bisa jadi sih , aku mau nasi ikan teri sama sambel ,sayur bayam taruh di mangkuk ya mbak ," ucap Muji membeli makan . Dewina memberikan makanannya kepada Muji kemudian Muji mencari tempat duduk .
Seorang pembeli datang dengan raut wajah menyeramkan namun gaya bicara sangat ramah menghampiri Dewina . "Mbak beli nasi sama sayur makan di sini ," ucap pembeli tersebut . Dewina terlonjak melihat orang yang baru datang , bukannya tadi pagi ada di .....batin Dewina sedikit takut
"Mbak kenapa lihat saya begitu apakah wajah saya menyeramkan ?"tanya orang tersebut . Dewina langsung bersikap biasa , "Maaf soalnya saya belum pernah melihat mbak sebelumnya ," jawab Dewina mengambil piring lalu mengambil makanan yang di pesan orang tersebut , orang tersebut menerima makanan kemudian duduk di tempat yang kosong .
Ibu Siti datang melihat warungnya penuh dengan pembeli merasa senang semoga selalu laris daganganku batin Ibu Siti , kemudian menghampiri Dewina yang sedang melayani pembeli .
"Bagaimana Win ,kerepotan apa tidak ?" tanya Ibu Siti melihat sayur dan lauk hampir habis . " Tidak bu , soalnya ada yang bantuin tuh ," jawab Dewina menoleh pada dua temannya .
Waktu pulang Dewina bareng dua temannya sambil naik sepeda . Tiba-tiba Santi berhenti kemudian menoleh ke samping pohon pisang merasa merinding . "Ada apa San ?" tanya Hanum penasaran melihat Santi berhenti menoleh ke sana kemari namun tidak ada apa-apa . "Kok aku tiba-tiba merinding ya ," jawab Santi .
Mereka pulang jam tujuh malam dengan Dewina naik sepeda mini begitu juga dengan Santi dan Hanum , mereka sebenarnya bisa naik motor karena jaraknya yang tidak terlalu jauh mereka menggunakan sepeda saja karena lebih irit .
Dewina tahu apa yang di rasakan Santi namun ia bersikap biasa seolah tidak ada apa-apa . "Mungkin karena cuacanya yang sedang dingin , akupun merinding nih ," ucap Dewina menunjukkan kulitnya yang memang merinding . Santi melihat kulit Dewina yang memang merinding namun berbeda dengannya . "Oh iya ya jalan lagi yuk ," ajak Santi mengalihkan topik pembicaraan .
Setelah tiba di depan rumah orang kaya bau menyengat kembali tercium di hidung Dewina tapi beda dengan indra penciuman kedua temannya yang mencium aroma wangi .
"Eh bau apa ini wangi banget seperti bukan parfum deh ," ucap Santi . "Iya , bau apa ya enak banget aroma lain dari yang lain ," sahut Hanum . "Darimana asalnya ya ?" tanya Santi mencari arah datangnya aroma wangi tersebut , namun anehnya aroma wangi tersebut masih tercium hingga mereka berpisah di pertigaan , Santi belok ke kiri sedangkan Hanum masih beberapa rumah lagi , Baru Dewina yang masih lurus masuk ke kampungnya .
Sebelum sampai rumah Dewina dikejutkan dengan kedatangan makhluk astral yang tidak ada wujud namun ia merasakan ada yang mengikuti namun berada disampingnya . Sebenarnya hal seperti ini sudah sering ia alami namun masih tetap saja merasa takut dan terganggu apalagi mengikutinya sampai di dalam rumah membuat Dewina merasa risih .
."Win ,tadi kakakmu datang ke sini menanyakan kamu ," ucap Lastri melihat Dewina masuk rumah lalu meletakkan sepeda di ruang dapur yang luas . "Masih penasaran dengan makhluk itu ?" tanya Dewina
Dewina segera membersihkan diri kemudian merebahkan diri di tempat tidur . "Dewi ,,,keluar dulu sebentar ibu mau bicara sama kamu ," panggil Lastri mengetuk pintu kamar Dewina .
Dewina membuka pintu melihat ibunya menatapnya dengan sendu . "Ada apa bu , aku capek mau istirahat ,"sahut Dewina dengan malas .
Lastri sebenarnya tidak tega mengganggu waktu istirahat Dewina karena Lastri ingin membicarakan sesuatu dengan Dewina . "Sebentar saja kok ,ayo ke kamar ibu ," ucap Lastri berjalan kekamarnya diikuti Dewina .
Setelah berada di dalam kamar mereka duduk di tepi tempat tidur . "Tadi Kakakmu datang membicarakanmu kalau , kamu akan di kenalkan sama temannya karena teman kakakmu suka sama kamu dia ingin bertemu denganmu apa kamu mau menemuinya ?" ucap Lastri menunggu persetujuan dari Dewina .
Dewina merasa curiga dengan kakaknya yang tiba-tiba datang memperkenalkan dirinya dengan temannya. "Aku tidak mau bu ,bilang sama kak Ana kalau aku tidak mau kenalan dengan cowok manapun ,titik ," jawab Dewina beranjak pergi keluar kamar ibunya kemudian masuk ke kamarnya dengan membanting pintunya dengan keras .
Lastri menggelengkan kepalanya wajah yang mulai keriput dengan mata yang sayu membuatnya lebih tua karena beban hidup yang ia jalani dengan bekerja keras sendirian ,namun ketika ke dua anaknya sudah bekerja ia sudah tidak merasa beban hidupnya berat .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!