Mario pov
Waktu menunjukan pukul 00.00 am, dan aku masih setia memandangi langit langit kamarku tanpa melakukan apapun, mematung menikmati keheningan malam yang ada.
"Kenapa kamu ninggalin aku sendirian di sini." Batin ku nelangsa dengan penuh perasaan sesak, tanpa terasa mataku kembali menitihkan air mata, entah sudah berapa kali aku menangis sampai mungkin dinding² kamarku mulai bosan mendengar tangisan ku.
.
.
.
.
Pagi telah tiba, dan aku seperti biasa bersiap untuk melakukan pekerjaan ku, meninggalkan kesedihan di malam hari dan aku harus kembali tegar ketika pagi datang, karna aku tak ingin membuat orang orang di sekitar ku kembali mengkhawatirkan ku lagi seperti satu tahun yang lalu.
kesedihan ku terjadi bukan tanpa alasan, semuanya berawal dari satu tahun yang lalu, tahun yang membuat ku kehilangan arah bahkan sekedar untuk bernafas pun sangat sulit kurasakan
Hari dimana aku merasa dunia sangat tak adil pada ku saat itu.
1 tahun yang lalu
Mario pov
"Mario!" Seorang wanita cantik dan manis berteriak memanggil ku dari kejauhan, dia adalah gina kekasih hatiku yang paling aku cintai.
Kami sama sama mahasiswa semester akhir dan sebentar lagi kami akan lulus dari perguruan tinggi ini.
Hampir setiap hari aku habiskan waktu ku hanya dengannya, seakan tak pernah ada kata bosan dalam kamus ku jika menyangkut tentang dirinya.
Gina mendudukan dirinya di sebelah ku sembari tersenyum manis menatap ku yang kemudian ku balas dengan senyum tampan milik ku, itu menurut gina, menurutnya senyum ku itu tampan.
"Gina mau gak kita kencan sabtu nanti?" Tanya ku tersenyum sembari merapikan helai rambut miliknya yang berantakan karna tertiup angin sampai² menutupi wajah manis kekasih ku ini
"Tapi kita kan lagi sibuk buat persiapan sidang kita mario." Jawab gina sembari memanyunkan bibirnya di akhir kalimat, mengingat padatnya jadwal kami
"Tapi aku mau ngajak kamu jalan², sekalian kita refreshing hmm..." Bujuk ku kembali pada gina
Gina terlihat berfikir sejenak kemudian
"Oky doky." Jawabnya tersenyum padaku yang membuat ku senang mendengarnya
.
.
.
.
.
.
Sabtu pun tiba, hari yang ku tunggu tunggu akhirnya datang, betapa senangnya diriku karna sebentar lagi akan bertemu pujaan hatiku.
Setelah selesai bersiap aku pun bergegas mengambil kunci mobil ku yang terletak pada laci sebelah tempat tidur ku, tak menunggu lama aku langsung menuju parkiran basment apartemen untuk mengendarai mobil ku dan langsung tancap gas menjemputnya.
Sesampainya di rumah gina, aku melihat gina yang sedang menunggu ku didepan rumahnya membuat ku tersenyum bahagia.
"Kenapa dia sangat manis." Gumam ku
Gina yang melihat kedatangan ku langsung melambaikan tangannya dengan gembira sembari memberikan senyumannya yang indah.
"Udah siap? Yuk berangkat." Ucap ku yang kemudian membukakan pintu mobil bagian penumpang di sebelah ku agar gina segera masuk
"Siap banget dong." Jawab gina mengedipkan matanya yang membuatku terkekeh karna tingkahnya
"Kenapa kamu pulang kerumahnya hari ini sih, kan kita jadi buang waktu 1 jam buat jemput kamu di sini, aku kangen." Protes ku ketika kami telah berada dalam mobil
Ya, kami memang tinggal bersama sejak kami memutuskan untuk berpacaran, namun kebetulan gina harus pulang ke rumahnya kemarin karna ibunya merindukan gina.
"Ya maaf sayang, aku gak bisa nolak permintaan ibu, katanya ibu kangen aku karna udah lama gak pulang." Jawab gina sambil mencubit pipi ku gemas.
"Jadi kita mau kemana?" Tanya gina
"Gimana kalo kita ke taman bermain." Usul ku padanya
"Beneran? Yeeeaayyy." Girang gina yang kemudian mengangkat kedua tangannya ke atas bersorak
Aku tau jika gina itu akan sangat senang jika di ajak ke taman bermain, karna itu adalah tempat favoritnya
Karna menurut gina taman bermain adalah tempat paling membahagiakan di dunia, entah sesedih apapun dirimu jika kau datang ke taman bermain maka kesedihan mu akan berganti dengan kegembiraan
Karna setiap orang yang datang ke taman bermain pasti membawa perasaan bahagia mereka, dan gelak tawa ramai pengunjung lain akan mampu mengusir kesedihan yang ada itu menurut gina.
Setelah satu jam berkendara akhirnya mario dan gina sampai pada tujuannya.
"Yeaaayyy sampai." Teriak gina gembira
"Ayo mario cepet aku udah gak sabar mau naikin semua wahananya." Ucap gina antusias sembari menarik pelan tangan mario
"Iya." Aku hanya bisa tersenyum gemas melihat tingkah gina yang sangat bersemangat untuk bermain
"Oke, kalo gitu kita mulai dari kora kora dulu gimana?" Tanya gina pada padaku
Dan aku hanya menganggukan kepala juga tersenyum, pertanda aku setuju dengan ajakan gina.
Dua jam sudah kami mengelilingi taman bermain dan telah mencoba semua wahana yang ada di taman bermain tersebut, dan itu berhasil membuat ku cukup kelelahan.
"Gimana kalo kita istirahat dulu sayang." Ajak ku yang kelelahan karna sedari tadi belum istirahat sama sekali
Berbeda dengan gina, seakan energinya tak habis gina kembali menarik tangan ku dan mengajak ku menaiki kincir angin, wahana terakhir yang belum kami naiki.
"Oke oke, abis ini bisa kita istirahat?" Tanya ku kembali dengan muka memelas
"Oky doky." Jawab gina dengan senyum indahnya seperti biasa dan aku hanya bisa membalas senyuman indah itu.
Dalam kincir angin gina merasa sangat senang karna dapat melihat pemandangan kota dari ketinggian yang terlihat sangat jelas.
"Gina..." Panggil ku pelan
"Hmmm..." Jawab gio yang masih memperhatikan pemandangan kota yang sangat indah dari atas sini
"Bisa liat aku sebentar sayang?." Ucap ku dengan lembut
"Ya, kenapa mario ku sayang..." Jawab gina mengalihkan pandangannya untuk menatapku
"I LOVE YOU." Ucap ku menatap dalam mata gina
Gina yang mendengar kata cinta yang tiba tiba saja ku ucapkan hanya bisa tersipu malu, sedangkan aku tersenyum sembari menggenggam tangan gina dengan lembut.
Setelah seharian kami bermain di taman bermain, kami pun akhirnya pulang ke apartemen untuk mengistirahatkan badan kami, mengingat minggu depan kami sudah akan sidang untuk skripsi kami maka aku dan gina harus kembali fokus pada pendidikan kami.
"Gina, lapar gak sayang?" Tanyaku lembut setelah memasuki unit apartement kami
"Nggak, tadi kan kita udah makan malem aku mau mandi terus tidur aja." Jawab gina sambil melangkah ke arah kamar kami
Setelah kami selesai dengan kegiatan membersihkan badan masing masing, kami pun membaringkan tubuh kami pada tempat tidur kami masing² yang tentu saja terasa sangat nyaman bagi kami berdua.
Kami terlelap dengan senyum yang masih belum luntur dari wajah kita berdua, sangat bahagia itu yang ada di fikiran ku saat ini.
**TBC**
Hari yang di tunggu mario dan gina pun akhirnya tiba, hari dimana mereka akan sidang untuk skripsi mereka.
"Semoga sidang kita lancar ya, supaya bisa lulus sama²." Ucap gina yang sedari tadi meremas remas kedua tangannya sendiri karna gugup.
"Tenang aja kamu pasti bisa sayang." Kata mario mengelus pelan kepala kekasihnya itu. Dan gina pun merasa gugupnya sedikit berkurang ketika mendapat semangat dari kekasihnya itu.
Setelah dua jam lamanya mereka sibuk dengan sidang mereka masing masing, akhirnya kini mereka bertemu di kantin kampus, di sana mario sudah duduk menunggu sembari menyedot minuman favoritenya ice coffe, tak lupa juga ia memesan mojito minuman kesukaan gina.
Terlihat gina yang ternyata juga telah selesai dengan sidangnya, gina melihat dari kejauhan bahwa mario sedang menunggunya di bangku kantin sembari asik bermain dengan ponsel pintarnya
Dengan berjalan pelan gina mendatangi mario dari arah belakang, bermaksud untuk mengagetkan kekasihnya itu.
"Mario...." Bisik gina tepat ke telinga mario, dan itu berhasil membuat mario yang sedang asik bermain dengan ponselnya sedikit tersentak kaget karna rasa geli dari bisikan gina
"Hmm...udah selesai?" Tanya mario, gina hanya mengangguk gembira sembari mendudukan dirinya di samping mario.
"Kalo kamu gimana sayang?" Tanya gina kembali
"Lancar dong, pacar siapa dulu nih." Jawab mario sambil menggerak gerakan kedua alisnya keatas dan kebawah.
Gina hanya bisa tersenyum geli pada kekasihnya itu, setelah mereka berbincang bincang perihal sidang mereka di kantin, tak lupa juga untuk sekalian makan siang, kini akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke apartement mereka.
Sesampainya di apartement, mario langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, dan gina yang pergi ke dapur untuk mengecek bahan makanan yang ada untuk di buat makan malam mereka.
Mario yang telah selesai dengan acara mandinya pun menghampiri gina yang sedang sibuk menyiapkan makan malam untuk mereka, memeluk gina dari belakang dengan mesra.
"Mario aku lagi masak." Ucap gina protes dengan pelukan mario
"Kamu masak aja, aku gak bakalan ganggu kamu, aku cuma mau peluk kamu kaya gini." Ucap mario lembut sembari mengecup punggung gina pelan.
Gina pun hanya bisa menggelengkan pelan kepalanya dengan tingkah sang kekasih, karna bagaimanapun ia protes tetap saja mario tak akan pernah mau mendengarkannya.
Setelah keduanya selesai dengan makan malam mereka, kini mario dan gina pun menghabiskan waktu mereka di kamar mario untuk menonton film, dan film yang mereka tonton adalah film yang bergenre romance
Posisi mereka kini duduk bersebelahan di atas kasur empuk milik mereka, dengan gina yang mengistirahatkan kepalanya pada pundak mario, sedangkan mario melingkarkan lengannya pada pinggang gina dari arah belakang tubuh gina yang ramping dan sangat pas di tangan mario
Kini keduanya telah nyaman dengan posisi mereka yang seperti itu, tak lama kemudian film itu menunjukan scene kissing yang romantis dan itu membuat mario mengalihkan pandangannya dari layar tv ke wajah sang kekasih.
Perlahan tangan mario mulai meraih pipi lembut kekasihnya dengan pelan, dan di arahkannya untuk menghadap ke arah mario, dengan perlahan mario mendekatkan bibirnya dan bibir plum milik gina
Semakin dekat dan dekat hingga akhirnya bibir mereka bertemu satu sama lain, gina pun tak menolak ciuman dari mario kekasihnya, mario melanjutkan dengan melumat bibir atas gina perlahan dan lembut penuh perasaan begitu pula dengan gina yang juga sibuk membalas dengan melumat bibir bawah mario tak kalah lembut.
Semakin lama keduanya semakin tak mampu mengontrol hasrat dalam diri mereka, nafas mereka pun jadi semakin tak beraturan ciuman yang tadinya lembut sekarang menjadi sedikit kasar dan terburu buru dengan lidah mario yang sudah memasuki rongga mulut gina menjelajahi setiap sudut dari mulut kekasihnya itu
Begitupun juga gina yang membalas permainan mario padanya, tak lupa dengan nafas mereka yang saling memburu membuat mereka semakin terbuai dengan hasrat mereka saat ini. Hingga sampai dering ponsel gina membuyarkan kegiatan keduanya, dengan terkejut gina langsung menyudahi aktivitas bertukar saliva mereka.
"Biarin aja ya, nanggung nih." Pinta mario memelas.
"Tapi itu kayanya ibu, ibu bilang mau telpon malam ini." Kata gina.
"Hmmm..." Mario membuang nafasnya kasar dengan wajah di tundukan kebawah memasang wajah cemberut.
Gina hanya bisa tersenyum kecil melihat wajah mario yang cemberut, karna menurutnya itu sangat menggemaskan.
"Hallo bu.." Gina mengangkat telponnya.
"Hallo nak, kamu jadi kan nanti sabtu ini pulang kerumah?" Tanya sang ibu di telpon
"Jadi bu, kan sabtu depannya lagi aku udah mau wisuda, jadi cuma sabtu ini aku bisa pulang." Jawab gina lembut pada ibunya
"Baiklah anak ku sayang, nanti jangan lupa ajak mario, ibu juga kangen sama dia."
"Ibu sekarang gak cuma kangen sama gina yah, kangen ibu udah kebagi nih." Ucap gina dengan nada pura pura merajuknya yang lucu
"Engga dong, anak ibu tetap nomor satu di hati ibu." Jawab sang ibu sembari terkekeh kecil membayangkan wajah cemberut anaknya itu
Setelah berbincang bincang dengan ibunya cukup lama sekitar 30 menit, barulah gina mengakhiri pangilanya.
Gina meletakan handpohonenya itu pada nakas dekat tempat tidur mario, setelah itu melihat kesamping dan mendapati mario yang sudah tertidur karna menunggunya selesai bertelpon dengan sang ibu tadi.
Gina yang melihat mario terlelap membuat hati gina merasa tenang, entah kenapa hanya melihat wajah mario yang tertidur pulas saja membuat hati gina tenang, ia kemudian mematikan tv mereka dan tak lupa mematika lampu kamar mario, juga tak lupa gina mengecup lembut pipi kekasihnya yang telah terlelap itu.
"Mimpi indah sayang, i love you." Lirih gina
Kemudian gina pun segera beranjak membawa tubuhnya untuk keluar dari kamar mario, ia juga harus segera tidur menyusul kekasihnya ke alam mimpi, mereka tertidur dengan damainya malam itu seperti tidak ada yang akan bisa mengganggu tidur mereka.
Siapa yang tau bahwa perasaan bahagia itu tak akan bertahan selamanya.
**TBC**
Sekarang mario tengah berada di depan gedung tempat di mana acara wisudanya akan di selenggarakan, menunggu sang pujaan hati agar bisa masuk bersama kedalam gedung tersebut karna hari ini adalah hari wisuda untuk mereka.
Mario yang sedari tadi gelisah menunggu gina yang tak kunjung datang ke gedung terus saja mencoba menelpon sang kekasih, sampai akhirnya terdengar suara teriakan memanggil namanya.
"Mario...." Teriak gina dari sebrang jalan bersamaan dengan kedua orang tuanya.
Gina telat karna harus menjemput kedua orang tuanya terlebih dahulu, dan jarak rumah gina ke gedung itu lumayan jauh.
Mario yang mengenal suara itu pun langsung menoleh ke asal suara tersebut, terlihat raut wajah yang lega pada mario karna telah melihat wajah orang yang telah ia nanti sedari tadi.
Gina bergegas menyebrang dengan tangannya yang penuh oleh topi toga miliknya, sedang ayah dan ibunya juga berdiri disebelah kanan dan kirinya.
Mario langsung memberi salam pada kedua orang tua gina dan di sambut kembali oleh ayah dan ibu gina.
"Udah lama nunggunya mario?" Tanya ibu gina pada mario, tak lupa dengan senyumnya yang masih saja terlihat cantik walaupun usianya kini telah menginjak angka lima puluhan, cantik persis seperti gina menurut mario
"Ouh, nggak kok bu 30 menit mah sebentar, hehe.." Jawab mario dengan menampilkan deretan giginya, wajah mario saat ini terlihat konyol menurut gina
"Kalo gitu ayo masuk sekarang." Ajak ayah gina pada semua
"Ayo yah." Setuju gina
Baru saja mereka melangkahkan kaki mereka tiba² angin berhembus menerpa mereka, pelan namun mampu membuat topi toga yang ada pada tangan gina terlepas dari genggamannya dan terbang.
"Ya ampun, apalagi sih ini." Gerutu gina kesal karna sudah tak sabar untuk ke acara wisudanya, dengan langkah cepat gina menuju topi miliknya yang terbang terbawa angin barusan
Seolah alam tak cukup membuat gadis cantik itu kesal, gina yang telah hampir mengambil topi miliknya justru barang itu kembali terbang tertiup angin hingga ke tengah jalan
Gina menghembuskan nafasnya kasar kemudian langsung bergegas mengambilnya tanpa melihat kiri kanannya terlebih dahulu.
"GINAAAAA!!!!" Teriak mario sangat keras.
Belum sempat gina menoleh, tiba-tiba terdengar suara " Braakkkk!!"
Sebuah mobil menabrak tubuh gina, dan membuat tubuh gina terhempas sejauh dua meter.
Mario dan kedua orang tua gina yang menyaksikan itu seketika shock dan membuat ketiganya mematung, sekujur tubuh mario terasa sangat lemas kini, ia sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia saksikan di depan matanya.
Dengan cepat ia menyadarkan dirinya dari keterkejutan barusan dan langsung berlari dengan cepat menghampiri gina, tapi pertahanannya langsung runtuh ketika melihat tubuh gina yang sudah bersimbah darah
Kepala gina yang penuh darah sampai pakaian yang gina kenakan semua basah karna darah gina yang keluar sangat banyak.
Mario langsung meletakkan kepala gina pada pahanya, berharap agar pendarahan gina sedikit terhenti.
Ia memandangi wajah kekasihnya dengan air mata yang sudah siap jatuh kapan saja.
"Mario, sepertinya kita gak bisa pergi ke wisuda sama-sama deh." Ucap gina dengan suaranya yang lemah karna menahan sakit akibat lukanya.
"Nggak, kamu gak boleh ngomong macem-macem gin kita pasti bakalan wisuda bareng, sebentar lagi ambulance datang aku mohon bertahan ya." Ucap mario terisak karna melihat keadaan gina yang semakin melemah.
"Dengerin aku mar, kamu boleh sedih karna aku tapi aku mohon jangan terlalu lama ya..
Maaf karna aku gak nepatin janji aku buat selalu sama-sama, aku mohon maafin aku mar, aku cin..." Belum sempat menyelesaikan ucapannya, gina terlihat mengerang kemudian kehilangan kesadarannya, menutup kedua mata indahnya dengan menitikan air mata.
Mario yang melihat kekasihnya seperti itu hanya bisa menangis histeris dan memeluk tubuh gina yang penuh darah.
"Gina, aku mohon jangan kaya gini, aku mohon bertahan gin aku gak bisa kalo gak ada kamu." Ucap mario sambil menangis dan memeluk tubuh kekasihnya itu.
Mencoba membangunkan sang kekasih namun hasilnya nihil.
Sampai akhirnya ambulance datang dan langsung membawa gina kerumah sakit.
*
*
*
Sesampainya di rumah sakit disana sudah ada kedua orang tua gina, mario, dan juga kedua orang tua mario. Karna kedua orang tua mereka sudah mengetahui prihal hubungan anak-anaknya dan mereka menyetujui itu.
Semua memasang wajah khawatir dan sedih menunggu dokter yang sedang memeriksa keadaan gina keluar dari ruangan IGD. Mario yang tak bisa tenang menangis sembari mondar-mandir di depan pintu ruang pemeriksaan, begitu pula kedua orang tua gina yang sangat terpukul atas kejadian itu.
"Tuhan, ku mohon dengan segenap hatiku jangan ambil gina dariku, aku sangat mencintainya." Doa mario dalam hatinya
Sekitar 30 menit dokter berusaha menangani gina, akhirnya dokter keluar dari ruangan.
Mario dengan cepat menghampiri sang dokter dengan tatapan sedihnya ia bertanya "Bagaimana keadan kekasih saya dok?"
Sang dokter yang menangani gina saat ini hanya menundukan kepalanya membuat mario kehilangan kesabarannya dan kembali menayakan pada dokter sembari meremas kuat bahu dokter tersebut
"Bagaimana keadaan kekasih saya dok!" Nada mario sedikit meninggi.
"Maafkan kami, pendarahan pada kepala yang terjadi pada pasien membuat pasien tak mampu bertahan. Saya harap keluarga yang di tinggalkan bisa bersabar, sekali lagi kami mohon maaf, waktu kematian pasien 18 september 2023 pukul 11.00." Ucap sang dokter dengan nada sedih
Bagai petir di siang bolong, mario tak mampu berkata-kata dan berekspresi dia hanya terdiam mendengarkan penjelasan dari dokter, seketika tubuhnya lemas yang membuatnya ambruk di tempat, sorot mata mario jelas terlihat kosong saat ini, ia masih tak bisa menerima kenyataan yang baru saja terjadi.
"Gimana? Gimana bisa kamu ninggalin aku gin, aku harus apa kalo kamu gak ada di samping aku." Racau mario menangis dengan sedihnya, meremas dadanya yang terasa sakit dan sesak karna tak bisa menerima kenyataan jika sang kekasih kini pergi untuk selama-lamanya.
Keadaan kedua orang tua gina pun tak jauh beda dengan mario, di tinggal sang anak untuk selama-lamanya tentu itu cukup membuat orang tua mana saja kehilangan akal sehatnya.
"Mario, kamu yang sabar ya nak, yang tegar sayang." Ucap ibu mario sembari memeluk sang anak untuk menenangkannya.
"Aku harus gimana mah? aku harus apa? supaya gina tetap di sini." Racau mario dalam pelukan sang mamah dan menangis sejadi-jadinya.
Mario yang tak bisa menerima kenyataan bahwa gina telah pergi untuk selamanya, membuat mario kehilangan akal sehatnya
...*****...
Sejak hari dari rumah sakit tak henti hentinya mario memangil-manggil nama gina kekasih hatinya itu, saat ini mario tinggal di rumah orang tuanya, mereka khawatir jika mario tinggal sendirian di apartemennya dengan kondisi mario saat ini yang masih tidak stabil.
Satu bulan berlalu semenjak kepergian gina, mario hanya mengurung dirinya di kamar tak melakukan aktivitas apapun bahkan makan jika tidak mamahnya memaksa dan menyuapinya mario tidak akan makan
Seperti mayat hidup itu kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan mario saat ini.
Hingga 2 bulan kemudian mario kembali mau melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamarnya, kedua orang tuanya yang melihat itu merasa sangat gembira melihat itu, dan langsung memeluk putra mereka.
"Mah, pah aku mau balik tinggal di apartemen ku lagi." Ucap mario
"Tapi nak bukannya lebih baik di sini sama mamah papah supaya kamu gak sendiri." Jawab mamah mario dengan hati-hati, ia takut membuat anaknya itu tersinggung dan berakhir mengurung diri lagi di kamarnya
"Mario mohon mah, pah." Ucap mario dengan raut wajah memohon dan sedih.
"Oke, tapi kamu harus di temenin sama chris ya, mamah ga mau kamu sendirian." Final sang mamah
Chris adalah sepupu sekaligus tetangga mario, jadi mereka sangat dekat sampai mario berpacaran dengan gina yang akhirnya membuat mario sibuk dengan kegiatan pacarannya dengan gina.
Dengan sedikit enggan akhirnya mario pun menyetujui syarat dari sang mamah.
*
*
*
*
*
Sesampainya mario dan chris di apartement, mario hanya diam tak bersuara dan langsung menuju kamar milik gina dulu, ia melihat kamarnya masih sama seperti waktu terakhir kali di tinggalkan oleh pemiliknya untuk berangkat ke acara wisuda mereka
Baju bekas yang gina kenakan masih ada di atas kasur, begitu pula barang-barang gina yang lain masih tertata di tempatnya masing-masing.
Menghembuskan nafas kasar, mario melihat sekeliling tak terasa matanya mulai terasa panas dan kembali mengeluarkan air mata, dadanya terasa sesak mengingat kejadian tragis yang merenggut ginanya, dan itu membuatnya tersungkur ke lantai tak kuat menahan sakitnya ketika bayang-bayang kejadian mengerikan itu kembali terlintas di kepalanya
Mario meringkukkan tubuhnya dengan tangan memeluk kedua kakinya, ia menangis lirih.
Hingga malam tiba, chris yang tak melihat adanya kegiatan mario pun akhirnya berinisiatif mengetuk pintu kamar yang di masuki mario siang tadi.
"Mar, yuk kita makan malam dulu." Ajak chris setelah mengetuk pelan pintu kamar mario
Namun tak kunjung ada jawaban dari mario, chris pun akhirnya membuka pintu kamar mario dan terkejut melihat mario yang berbaring telungkup di lantai.
"Mario..! Kamu kenapa?" Tanyanya sambil membantu mario duduk.
"Aku nyerah chris, aku gak sanggup kalo harus tanpa gina di sini, aku kangen banget sama gina chris." Ucap mario menangis menatap sedih mata chris.
Chris melihat keadaan sepupunya yang seperti itu, tak mampu untuk menahan rasa sedihnya dan langsung memeluk mario, sedikit banyak ia tahu perjalanan cinta mario dan gina, dan menurutnya wajar jika mario sampai kehilangan arah seperti ini kala gina meninggalkannya karna mario dan gina memang sangat saling mencintai satu sama lain.
"Kita semua bakalan bantu kamu mar, kamu musti kuat demi om sama tante, juga orang-orang yang sayang sama kamu, aku bakalan stay di sini sama kamu." Peluk chris sembari menepuk punggung mario pelan menenangkan sepupunya itu.
Di dalam kamar yang gelap itu tak henti-hentinya mario menumpahkan kesedihan pada sepupunya itu, sedang chris hanya mampu memeluk dan memberikan elusan lembut pada bahu yang biasanya ia lihat kokoh kini tengah bergetar menangis dalam pelukannya.
Chris hanya berharap semoga sepupunya itu segera pulih dari sedihnya, ia juga sedih melihat keadaan mario yang jauh dari kata baik saat ini, kenapa takdir sungguh tega pada sepupunya itu.
**TBC**
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!