NovelToon NovelToon

Gadis Mafia [Masa Perbaikan]

BAB 1

Dipagi hari seorang gadis sedang tidur nyenyak di atas kasurnya. Sehingga ibunya membangunkannya.

"Elda, bangun," katanya membangunkan anak perempuannya itu yang sedang tidur nyenyak sambil menyampingkan tubuhnya.

"Lima menit lagi mah ...," balas Elda masih menutup matanya dan mengabaikan perkataan ibunya itu.

"Cepat bangun, jika kamu tidak ingin terlambat masuk ke sekolah barumu," ujar Ibu Elda memangku kedua tangannya di dada sambil menatap anaknya itu sedang menikmati tidurnya itu.

"Ya ampun, aku lupa!" balasnya membuka matanya lebar-lebar dan langsung mengambil posisi duduk.

Gadis cantik yang memiliki tubuh agak kurus, berambut panjang, warna mata ke cokelatan, dan mempunyai kulit yang putih. Begitulah ciri-cirinya.

Gadis itu pun segera beranjak ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk menuju ke sekolag barunya itu. Dia adalah murid pindahan dari SMA High School.

Ia pun membuka lemari bajunya dan melihat baju seragam barunya itu. "Wah ... apakah ini seragam baruku? beda banget dengan seragam sekolah lamaku," guman Elda mengambil pakainannya itu.

Setelah memakai seragam barunya, Elda turun ke lantai bawah untuk menyapa seluruh keluarganya.

"Pagi semua," sapa gadis cantik itu, menurunin anak tangan satu per satu.

"Pagi," balas mereka semua serempak sambil menoleh ke arah gadis cantik yang sedang menghampiri mereka semua.

"Elda, Nanti berangkat nya sama aku, yah," kata kakaknya itu. Ia sedang merapikan seragamnya di depan cermin dan menurut Elda, ia adalah kakak yang super nyebelin.

"Iya." Balas Elda singkat sambil melengkah menuju ke meja makan.

Setelah sarapan mereka bertiga berpamitan dengan orang tuanya. Sesudah mengantar Zeta ke sekolahnya, mereka berdua pun pergi kesekolah mereka atau sekolah baru Elda.

"Kak, sekolahnya gimana? bagus gak?" tanya Elda yang berada di sampai kakaknya itu sambil menoleh yang sedang menyetir mobil kesayangannya itu.

"Bagus sih," jawab Gale tanpa menoleh ke arah Elda dan hanya fokus ke depan.

"Oh," gadis itu mengalihkan tatapanya ke arah jendela mobil sambil melihat suasana di luar sana.

Sesampainya di sekolah. Elda dan kakaknya itu sedang berada di koridor sekolah itu.

"Elda, aku kekelas dulu yah. Kamu cari aja sendiri ruang gurunya. Bye," kata Gale pergi terburu-buru meninggalkan Elda sendirian di lorong.

"Eh, kak!" teriaknya, "Terpaksa deh aku mencari sendiri ruang gurunya," lanjutnya menggerutu kesal sambil berjalan menelusuri lorong-lorong yang ada di gedung ini.

"Siapa gadis yang ada disana?" tanya Ansel melihat ke arah gadis yang sedang berjalan sendirian sambil merasa kebingungan.

"Mungkin aja murid baru di disini," balas Deven menoleh juga ke arah gadis tersebut, yang sedang di lihat oleh Ansel.

"Bodo amat!" ketus Aiden sambil melihat kedua temanya lewat ekor matanya itu. Ia juga bersandar di tembok dekat dengan jendela.

Gadis itu menoleh ke arah mereka berempat, ia berpikir dia bisa menanyakan dimanakah ruang guru? Elda pun menghampiri mereka berempat dan bertanya kepada mereka.

"Permisi, ruang guru dimana, yah?" tanya gadis itu bertampang datar dan bernada dingin.

Salah satu teman dari geng sekolah ini menjawab dengan berkata, "Di sebelah sana," jawab Jack menunjuk ke arah lorong sana yang terdapat ruangan semua guru di sebelah lorong itu.

Elda langsung pergi, tanpa berterima kasih kepada mereka. Menurutnya itu tidak ada gunanya bagi dia, nantinya gak ada pembahasan lagi juga 'kan?

"Etdah, itu cewek dingin banget," kata Ansel menatap punggung gadis itu dengan tajam sambil memangku kedua tanganya di dada.

"Udah-udah. Ngapain sih, lirik gadis itu terus?" ketus Aiden pergi melangkahkan kakinya pergi dari ketiga temanya itu.

Elda pun sampai di ruang guru, dan mulai bertanya kepada salah satu guru disitu. "Permisi, aku murid baru di sini, boleh aku tau dimana kelasku?" tanya Elda sambil membungkukan tubuhnya.

"Oh, biar aku antar ke kelas kamu," jawab pak guru, langsung berdiri dari posisi duduknya dan mengantar Elda pergi ke kelasnya yang ia tempati sekarang.

Sesampainya di depan kelas. Elda berada di depan pintu kelas tersebut, ia menunggu pak guru itu memanggilnya masuk ke dalam.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Pak guru sambil tersenyum manis kepada semua muridnya yang berada di dalam kelas tersebut.

"Selamat pagi pak!" balas murid serempak sambil menatap wali kelasnya itu.

"Hari ini kita kedatangan murid baru, silakan masuk," kata pak guru, sambil menoleh ke arah gadis yang berada di depan pintu kelas dan memanggilnya masuk ke dalam kelas.

Gadis itu pun melangkahkan kakinya bejalan ke dalam kelas, sesampainya di dekat wali kelasnya ia pun menghadap kepada semua murid yang sedang melihatnya.

"Silakan kenalkan diri kamu," ucap pak guru sambil menatap gadis itu dari samping.

"Kenalkan namaku, Elda Celeste." Elda mengenalkan dirinya kepada seluruh murid yang berada di depannya itu.

"Wah, benar-benar cewek yang tadi," ujar Jack menoleh ke arah depan, kemudian ia menoleh ke arah Ansel, yang berada di sampingnya itu.

"Dia cantik," tanpa sengaja Ansel berucap cantik di samping Jack yang sedang menatap gadis itu yang berada di depan kelas.

"Apalah kau ini, liat gadis cantik. Matamu langsung belek," sinis Deven yang berada di belakang Ansel.

Semua murid yang berada di dalam kelas tersebut, tertawa karena mendengar orang-orang bobrok itu, Elda tidak ikut tertawa karena menurut dia, itu tidak lucu sama sekali.

"Oke, Elda kamu duduk dikursi kosong disana," lanjut pak guru menunjuk ke arah pojok sana, yang terdapat kursi kosong di dekat jendela terbuka.

Gadis berambut panjang itu langsung menuju ke kursi kosong yang ditunjukan oleh pak guru sekaligus wali kelasnya.

.

.

.

.

Waktu istirahat pun tiba, gadis dingin itu lagi tidak ingin keluar dari kelas, ia lebih memilih membaca buku novel. Suara langkah kaki terdengar oleh telinganya, ada orang yang ingin menghampirinya.

"Hai, kenalin nama aku Amora Wilhelmina," sapa Amora mengulurkan tangannya, ia tersenyum sambil menunggu uluran dari tangan gadis dingin itu.

"Hai, juga." balas Elda tidak membalas mengulurkan tangan gadis itu, ia tetap membaca novelnya tanpa menoleh sedikit pun.

Amora kembali menarik tangannya, "Oh, oke. Kamu mau ke kantin gak?" tanya Amora sambil mencondongkan tubuhnya ke depan Elda.

"Tidak, terima kasih," balas Elda dingin dan tidak memerhatikan gadis yang berada di hadapannya itu.

"Kalau begitu ... aku duluan yah," kata Amora langsung pergi meninggalkan Elda sendirian di kelas tersebut.

Tidak jauh dari kelasnya, terlihat dua seorang gadis menghampiri Amora, yang sedang ingin menuju ke kantin sekolah.

"Hei, ikut aku!" pinta Zelda, sambil menyilangkan kedua tangannya di dada dan menatap Amora tajam.

"Aku gak mau!" tolak Amora mentah-mentah, sambil menundukan kepalanya. Ia tak berani menatap gadis yang berada di depannya itu.

"Ara, bantu aku paksa dia," kata Zelda menoleh kepada temannya tang berada di sampingnya itu.

"Baik," balas Ara segera menarik paksa Amora untuk mengikuti mereka berdua menuju ke belakang gedung sekolah.

Elda keluar dari kelas untuk menuju ke kantin sekolah, tanpa sengaja ia melihat gadis yang baru saja bicara kepadanya, dibawa oleh dua gadis. Ia pun mengikuti Zelda dan Ara dari belakang.

"Ngapain kalian membawaku kesini?!" bentak Amora kepada orang yang berada di depannya sambil menatapnya Amora dengan tajam.

PLAK!

Satu tamparan mendarat di pipi Amora dan gadis itu hanya bisa pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena kedua tangannya di tahan oleh Ara dari belakang.

"Ini akibatnya, kalau kau membentaku," balas gadis bermata sipit itu dengan nada marah. Ia pun ingin menampar Amora lagi.

Zelda mengangkat tangannya dan Amora hanya menutup matanya, sambil memalingkan wajahnya ke arah samping.

...#TBC...

BAB 2

Elda pun sampai di tempat dimana Amora dibawa oleh dua gadis tersebut, ia pun menoleh ke arah mereka bertiga dari kejauhan. Elda pun meneriaki mereka mereka

"Hei, hentikan!!" teriak Elda.

"Siapa sih?" tanya Ara menoleh kearah Elda yang sedang berdiri sambil menunjuk kearah nya. Elda pun menghampiri mereka yang sedang melakukan sesuatu kepada gadis yang mengenalkan dirinya padanya tadi.

"Lepasin dia!" pinta Elda dengan nada agak tinggi sambil menunjuk ke arah Amora.

"Emang ini urusan kamu? gak usah ikut campur deh. Ini urusan pribadi," Ketus Zelda sambil menyilangkan kedua tangannya di dada dan melangkah pelan ke Elda.

"Ini adalah urusan aku," jawab Elda menatap tajam gadis yang berada di hadapannya itu, lalu mengambil tangan Amora dari pegangan Ara.

Elda pun menarik tangan Amora pergi dari mereka berdua. Zelda hanya kesal melihat mangsanya telah lolos, karena gadis itu.

'Cih! Dasar murid baru. Liat aja nanti, aku punya rencana untuk jatuhin kamu. Karena sudah berani ikut campur dalam urusan ini' batin Zelda menatap kesal kepada Elda.

"Ara, ayo kita ke kantin," ajak Zelda pergi melangkahkan kakinya pergi jalan duluan dan Ara hanya mengangguk. Sementara Elda membawa Amora menuju ruang UKS.

"Duduk!" pinta Elda dingin, ia menuju ke lemari di ruangan itu, untuk mencari kotak P3K di dalam lemari itu.

Amora pun duduk di tepi kasur yang di pintakan oleh gadis dingin itu, setelah menemukan kotaknya, Elda langsung menghampiri Amora yang tengah duduk di tepi kasur.

Elda segera mengacak-ngacak isi kotak itu, untuk menemuka apa yang ia cari di dalam kotak itu. "Pipimu agak bengkak dan merah. Jadi, aku akan mengobatinya," kata Elda masih mencari benda itu.

Amora hanya terdiam dan melihat gadis yang berada di sampingnya itu sibuk mencari sesuatu yang ingin ia cari.

Elda pun menemukan benda yang ia cari, dia segera menuangkan cairan itu ke kapas, kemudian mengobati pipi Amora menggunakan pinset.

"Bertahanlah, ini agak sakit," kata Elda mulai menekan-nekan pipi Amora dengan pelan, menggunakan pinset yang ia pegang.

"Aws ...," ringis Amora sambil mengedipkan matanya sebelah.

"Lain kali ... kamu harus lawan mereka, kalau begini terus, mereka akan terus menindasmu," ucap Elda dingin dan fokus terhadap pipi gadis yang sedang ia obati itu.

"Makasih udah menolongku," balas Amora tersenyum, kemudian Elda membuang kapas yang di pakainya untuk mengobati pipi Amora, ia buang ke tong sampah.

"Hmm ...." gadis dingin itu, hanya mendehem dan merapikan kembali barang-barang yang ada di dalam kotak tadi, lalu mengembalikan kotak itu ke dalam lemari.

Setelah meletakan kotak itu ke lemarinya semula, Elda berjalan ke ambang pintu ruangan itu, lalu langkahnya terhenti. "Apakah, kau mau ke kantin?" tanya Elda yang berada di ambang pintu tanpa menoleh ke arah Amora.

"Iya," jawab Amora sambil mengangukan kepalanya yang masih setia duduk di tepi kasur yang kini ia duduk sekarang.

"Ayo," ajak Elda

Amora mengernyitkan dahinya. "Kemana?" tanya Amora kebingungan. Apakah dia sudah lupa kalau Elda bertanya apakah dia mau ke kantin?

Elda mendengus pelan, sebenarnya ia agak kesal atas pertanyaan Amora itu, jelas-jelas ia ingin mengatakan ingin ke kantin ... kenapa harus ditanya lagi?

"Kantin." jawabnya dingin, kemudian pergi duluan meninggalakan Amora yang sendirian di ruangan itu.

Amora turun dari kasur itu, lalu ia pergi menyusul Elda yang sudah jalan duluan meninggalkannya. Sesampainya di Kantin mereka duduk di meja kosong dan memesan makanan.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Amora ramah kepada gadis dingin yang berada di depannya itu.

"Jus alpukat sama nasi goreng," jawab Elda sambil melihat suasana kantin, yang bergitu berisik dan ramai.

"Oke, aku pesenin dulu yah." Kata Amora, lalu ia pun pergi untuk memesan makanan yang berada di tempat sisqa-siswi memesan makanan.

Elda melihat Amora pergi, lalu ia membaca buku novel yang tadi dan ada seorang menghampirinya dari belakang yang ingin mengejutkan Elda.

"Wah, ada Elda tuh Aku kagetin ah ...." guman Gale melangkah pelan ke arah adiknya itu yang sibuk dengan bukunya.

"Satu ... Dua ...Ti–"

"Ngapain?" tanya Elda mengatahui kakak yang ada di belakang, tanpa menoleh sedikit pun dan Gale kaget lalu langsung jatuh ke lantai.

"Gak apa-apa kok, cuman mau duduk bareng kamu aja," jawab Gale langsung berdiri dan membersihkan bajunya yang terkena debu.

"Oh," ucap Elda singkat.

"Ngapain disini?" tanya Gale pura-pura polos sambil duduk di hadapan adik manisnya itu.

"Tidur! yah ... beli makanan lah, apa lagi?" kesal Elda langsung menutup bukunya dan menatap tajam kakaknya itu.

"Oh, iya juga. hehehe ..., " kata Gale tertawa sambil memegang leher bagian belakangnya dan memalingkan pandangannya ke arah lain.

Pesanan pun datang, terlihat Amora membawa baki berisi makanan pesanan mereka berdua. "Pesanan datang!!" kata Amora.

Baki itu di letakan di atas meja mereka, kemudian Amora memberi makanan dan minumannya Elda.

"Elda, dia siapa?" tanya Amora sambil menatap Gale yang berada di sampingnya itu.

"Dia adalah makhluk astral dari dimensi lain," jawab gadis dingin itu ketus sambil melirik kakaknya lewat ekor matanya. Kemudian ia mulai memakan makanannya itu.

"Enak aja panggil aku makhluk astral," kata Gale menyilangkan kedua tangannya sambil menatap adiknya itu.

"Kenalin, aku kakaknya Elda. Gale Abraham yang paling ganteng di dunia," ucap Gale dengan pedenya, lalu ia mengulurkan tangannya ke pada Amora.

"Ganteng dari mana?" tanya Elda kembali melirik kakaknya itu, sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Salam kenal kak, namaku Amora Wilhelmina!" balas Amora tersenyum dan membalas uluran tangan Gale.

.

.

.

.

"Kalau begitu ... aku pergi ke kelas dulu yah," kata Amora beranjak pergi meninggalkan adik-kakak itu dan kantin sekolah.

"Baiklah." kata Elda sambil melihat Amora pergi.

Beberapa menit kemudian. Elda mau pergi dari kantin yang berisik ini dan ia pun memutuskan pergi ke toilet.

"Kak, aku ke toilet dulu," kata Elda kepada kakaknya yang sedang meminum jus alpukatnya itu.

"Iya, silakan." balas Gale sambil sambil menoleh ke arah adiknya yang sudah pergi dari sampingnya itu.

Elda pun pergi meninggalkan kakaknya dan juga kantin. Ia masuk ke toilet wanita dan ia ketemu dengan sosok yang tak kasat mata oleh orang lain.

"Elda, disini." panggil sosok hantu cantik yang berada di dekatnya.

"Eh, Sena. Kenapa kesini?" tanya Elda sambil menoleh ka arah hantu cantik itu.

"Aku cuman kangen sama kamu," kata Sena merentangkan kedua tanganya dan mengasih kode kepada Elda supaya ia ingin dipeluk oleh gadis dingin itu.

"Oh~" ucap Elda tersenyum, kemudian ia juga merentangkan kedua tangannya dan melangkah menuju ke arah hantu cantik itu.

Hantu cantik itu adalah Sena, sahabat Elda dari kecil. Sayangnya ia sudah tiada ketika mereka masih SMP, karena sebuah kecelakaan yang menimpanya. Elda ketemu kembali dengan sahabatnya itu kelas 1 SMA. Walaupun ia berupa hantu ... tapi, wajah dan seluruh anggota tubuhnya masih sempurna seperti dulu, waktu ia masih hidup di dunia.

"Beb, sebaiknya aku pergi dulu, selamat atas sekolah barumu ini," ucap Sena melepaskan pelukannya dan menatap sahabatnya yang berada di hadapannya itu.

Sena pun menghilang, Elda hanya tersenyum tipis karena ia ketemu lagi sama sahabat kecilnya itu.

"Sebaiknya aku pergi ke kelas aja." kata Elda melangkah pergi meninggalkan toilet tersebut.

Di perjalanan ke kelas, ia menabrak seseorang. Yah, orang itu adalah Aiden bersama orang yang ia lawan tadi, waktu ia ingin menuju ke kantin sekolah.

"Aww ...." ringis Aiden, sambil memegang bahunya yang di tabrak oleh seseorang, Eh-eh tunggu, bukannya mereka yang menabrak gadis dingin itu?

"Aduh, sayang kamu gak apa-apa 'kan?" tanya

Zelda khawatir kepada sang pacar tercinta, sambil bernada khawatir.

"Iya, aku gak papa," jawab Aiden sambil tersenyum tipis kepada gadis yang sedang memeluk tangannya itu.

...#TBC...

BAB 3

"Hei, kalau jalannya pake mata, dong ...!" bentak Zelda kesal kepada gadis dingin yang sedang menatap dirinya dengan bertampang datar.

'Eh-eh, tunggu. Aku kira kita jalan itu pake kaki, bukannya pake mata, seandainya kau bilang ... Hei, kalau jalan itu liatnya pake mata bukan pake kaki, itu baru bener ...,' batin Elda

"Kalian yang menabraku," balas Elda sambil menyilangkan kedua tangannya di dada sambil bertampang datar. Ia paling tidak suka di tuduh seperti itu, apalagi orang yang berada dihadapannya saat ini, bener-bener menyebalkan.

"Ihh ... kasihan sayangku, minta maaf cepat!" pinta gadis itu dengan nada kesal dan memanyunkan mulutnya.

Yang benar saja. "Kalian seharusnya yang minta maaf sama aku," balas Elda menunjuk kedua pasangan itu dengan jari telunjuknya itu.

"Kurang ajar banget kamu, yah?" kesal Zelda, mau menampar gadis yang berada di depannya itu. Tapi gadis dingin itu berhasil menahan tangan yang ingin menamparnya itu.

Mulut gadis dingin itu terangkat sebelah, lalu ia menepiskan tangan Zelda dengan kasar. "Maaf yah, aku ada urusan. Jadi, aku pergi dulu dan urus pacar kamu itu." Tanpa basa-basi lagi, Elda pergi meninggalkan mereka berdua.

Gadis bermata sipit ini merasa kesal dan ingin mengejar Elda. Dengan sigap Aiden menahan tangan Zelda. "Udah, gak usah diurusin." Kata Aiden memegang tangan pacarnya itu.

"Baik sayang ...," balas Zelda menoleh ke arah Aiden sambil tersenyum manis.

Waktu pulang pun tiba. Elda berjalan di lorong sekolah sendirian karna orang-orang udah pada pulang duluan. Sementara Gale, kakaknya menunggu Elda di pakiran.

"Itu bocah lama amat," ucap Gale sambil menyilangkan kedua tanganya di dada dan menutup matanya.

"Siapa yang bocah?" tanya Elda tiba-tiba muncul di belakang Gale, bisikan yang dibuat oleh adiknya itu membuat melompat kaget.

'Buset, ini anak hantu atau manusia sih? tiba-tiba muncul,' batin Gale langsung melompat dari posisi di mana ia berdiri, sambil mengusap dadanya.

"Manusialah, masa cantik-cantik gini dipanggil hantu," balas Elda percaya diri sambil menaik turunkan alisnya.

"Kok kamu bisa tau, sih?" tanya Gale agak sedikit kesal terhadap insting kuat dari adik perempuannya yang satu ini.

"Yah, tau lah. Elda gitu lho ... udah ayo kita pulang," jawab gadis dingin itu masuk ke dalam mobil kakaknya, tanpa izin dari pemilik mobilnya itu.

"Enak aja masuk ke mobil orang, tanpa seizin pemiliknya," ucap Gale melihat adik perempuannya lewat jendela mobil yang duduk santai di jok depan, dekat setir.

Elda hanya memejamkan matanya, sambil menyilangkan kedua tangannya di dada dan menyenderkan punggungnya. Ia menunggu kakaknya untuk masuk ke dalam mobilnya itu, Elda paling tidak suka banyak bicara.

'Dasar bawel!'

Sesampainya di rumah. Elda menuju ke kamarnya dan menganti bajunya, lalu ia turun kebawah menemui papanya yang duduk di sofa.

"Bagaimana sekolah barumu, nak?" tanya papanya yang sedang duduk di sofa sambil menonton berita di televisi.

"Biasa aja kok, pah," jawab Elda sambil menoleh ke arah papanya yang sedang menonton di sebelahnya itu.

"Sudah punya teman kah?" tanyanya menoleh ke arah anak perempuannya itu, yang sedang mengotak-ngatik ponselnya.

"Belum pah," balas gadis itu tersenyum manis kepada papa tersayangnya itu.

"Oh, nanti juga kamu punya," kata papanya, sambil mengelus-ngelus pucuk rambut anak perempuannya itu.

Beberapa menit ia duduk di sofa bersama papanya, Gale mengajak gadis dingin itu keluar untuk jalan-jalan. "Elda, ayo kita keluar," ajak Gale yang sudah memakai jaket merah.

"Ngapain?" tanya Elda mengernyitkan dahinya sambil menatap kakaknya yang sok gaya itu. Bagaimana tidak di katakan sok gaya, rambutnya di ke atasin, model pakaiannya seperti orang mau pergi jauh aja.

Lelaki itu hanya menggulir bola matanya. "Jalan-jalanlah," katanya sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Oke-oke, aku ganti baju dulu," balasnya beranjak ke kamarnya untuk menganti bajunya, Elda jarang keluar rumah kalau siang-siang. Kecuali, waktu malam aja.

Mereka keluar cuman jalan kaki dan tidak menggunakan kendaraan. Gale memasukan kedua tangannya di saku jaketnya, sedangkan gadis dingin itu hanya mengamati sekeliling saja.

Gale melihat gerobak es krim. "Mau beli es krim, gak?" tanya Gale menoleh ke arah adik perempuannya itu yang sedang memandang sekeliling jalan.

"Tidak, terima kasih." jawab Elda tanpa menoleh ke arah kakaknya itu.

"Benar nih? dulu kamu nangis-nangis minta dibeliin es krim sama kakak," kata Gale menyengol-nyengol lengan adiknya itu menggunakan sikunya.

_Flashback On_

•|•|•|•

"Kak, belikan Elda es krim dong, kak," gadis kecil itu menarik-narik lengan baju kakaknya itu, yang sedang berdiri di dekat adiknya itu,

"Beli aja sendiri, wle ...," balas Gale menjulurkan lidahnya ke arah adiknya itu yang matanya sudah berkaca-kaca.

"Kakak jahat!! huwaaaaa ...!" tangis Elda membuat semua ruangan bergema akibat tangisan yang dibuat oleh gadis kecil

Gale hanya menutup telinganya, rapat-rapat. "Berisik, Elda ...!" teriaknya masih setia menutup telinganya, karena suara tangis nyaring dari adiknya itu.

"Ada apa ini? kok berisik sekali?" tanya papanya menghampiri kedua anaknya itu yang ribut di ruang tengah.

"Itu pah, Elda. mau dibeliin es krim, tapi aku-nya gak mau," kata Gale melirik adiknya yang sedang menangis itu.

"Aduduh ... Gale-Gale, jangan gituin juga adek kamu, kasihan dia," Kata papanya menghampiri gadis kecil itu yang sedang menangis.

"Iya pah, maaf," cicit Gale sambil menundukan kepalanya, ia merasa bersalah akibat dirinya sudah menyakiti hati adiknya itu.

"Elda, udah jangan nangis lagi. Sini papa beliin kamu es krim," ajaknya jongkok sambil mengusap air mata anaknya itu.

"Benarkah, pah?" gadis itu menghentikan tangisnya, kemudian menatap papanya yang berada di depannya itu, dengan mata sembab, akibat menangis.

"Iya, ayo," ucapnya berdiri, lalu mengandeng tangan mungil gadis kecil itu yang sudah berhenti menangis.

"Gale, ayo. Mau es krim juga 'kan?" tanya Papanya kepada anak laki-lakinya itu, yang sedang menundukan kepalanya.

"Iya, pah!" jawab Gale berlari kecil menyusul papa sama adiknya itu.

•|•|•|•

_Flashback Off_

"Itu 'kan dulu," kata Elda sambil mengembungkan pipinya dan mengingat masa kecilnya yang selalu meminta untuk dibelikan es krim.

"Mau kaga?"

"Iya deh, aku mau," jawab Elda sambil menyilangkan kedua tangannya di dada, dan ia juga memalingkan wajahnya sedang pelan.

"Oke, mau rasa apa?" tanya Gale sambil memegang pucuk rambut Elda, dengan sedikit pukulan di kepala adiknya itu.

"Cokelat," balas Elda mendongakan kepalanya untuk melihat kakaknya, kerena Gale lebih tinggi daripada dirinya.

"Aku pesanin dulu yah, kamu duduk aja di kursi itu," suruh Gale menunjuk kursi panjang yang selalu di duduki oleh orang yang berada di sekitar sini.

"Baiklah," gadis itu menurut, kemudian ia berjalan ke kursi panjang yang ditunjukan oleh Gale.

#TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!