NovelToon NovelToon

Transmigrasi Eka

eka Nur cahaya

"ibu... " teriak seorang gadis yang memakai seragam sekolahnya sambil menenteng sepatunya.

"apa sih eka kamu kok hobinya teriak teriak sudah tahu rumah ini gak besar, yang ada suara mu kedengeran sampai ke rumah tetangga" omel wanita paruh baya yang sedang berkacak pinggang

Ya. yang sedang teriak ialah eka Nur cahaya. wanita pintar dan mandiri. ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas walaupun masih menjadi pelajar eka sudah mempunyai cafe hasil dari uang sakunya sekolah dan mengajari anak orang les.

Orang tuanya dari eka hanya bisa mendukungnya, ia sangat bangga terhadap putrinya. Eka juga mempunyai abang yang sudah bekerja di salah satu bank.

"hehe maaf Bu. tapi tenang saja para tetangga sudah kebal dengan teriakan eka kok" jawab tengil eka tersenyum

"iya sampai sudah hafal dengan suara mu walaupun gak ada wujudnya mereka akan tahu. " cibir ibu muti

"dikira aku apa gak ada wujudnya. anak nya saja dinistakan ckck.. untung eka ini anak nya pemaaf, eka akan maafin ibu kali ini " kata eka dengan nada tengilnya.

"tuh kan sampai lupa. eka ini teriak tadi mau tanya kaos kaki eka bu. dari tadi gak ketemu, apa ibu sembunyiin kaos kaki eka " ujar eka sambil menepuk kening nya

"eh bocah gemblung, gak ada kerjaan ya ibu nyembunyiin kaos kaki mu yang bolong itu. coba cari yang bener jangan tau nya teriak " omel bu tuti

"ada apasih bu. pagi pagi sudah adu mulut" celetuk bang satria. yang baru keluar dari kamar nya dengan baju batik yang sudah melekat di tubuhnya

"ini loh bang biasa adik mu. suaranya sudah kayak toa. awas aja kalau ibu temu kaos kaki mu tak sumpel ke mulut mu" dumel bu muti.

"sudah gak heran si kutil ini kalau gak ada drama di pagi hari" ucap bang satria duduk di kursi meja makan

"nanti kalau aku gak drama bang sat nanti kangen " ledek eka menaik turunkan alis nya

"ehh kutil. cobak namaku jangan di singkat singkat. " kata bang satria

"loh kan emang betul, nama abang bang satria jadi aku singkat bang sat" jawab tengil eka dengan menaik turunkan alis nya.

"dasar adik kurang ajar, nama sudah di slametin malah di ubah ubah" geram bang satria

"hehe piss... bang aku titip cafe ku ya" kata eka

bang satria menoleh ke arah eka , ia mengerutkan kening nya kenapa adik nya tiba tiba mengucapkan seperti itu.

"emangnya kamu mau kemana? " tanya bang satria

"gak kemana mana. kan aku bentar lagi mau ujian. jadinya aku titip ke abang" ucap santai eka mencomot gorengan yang ada . tapi tidak dengan bang satria yang perasaan nya tidak enak.

"ini apa kaos kaki mu. mangkanya kalau cari barang itu pakai mata bukan pakai mulut " omel bu muti.

"hehehe.. makasi ya ibu peri ku. memang bu muti ini yang ter the best lah lope you sekobon" ucap eka dengan lebay

"alah kalau sudah kalah gini nih" cibir bu muti

"ayah pulang kapan bu? " tanya bang satria

"nanti sore kayak nya bang " jawab bu muti

"bu bang, eka langsung berangkat ya takut angkot nya ketinggalan" kata eka sambil meminum susu nya

Bersambung...

kecelakaan

"bang, eka langsung berangkat ya takut angkot nya ketinggalan" kata eka sambil meminum susu nya

"gak mau bareng sama abang saja dek" tawar bang satria. menatap sang adik seperti berat untuk melepaskan adik nya berangkat sendiri

"gak ah bang sat. kalau sama abang kan kasian abang muter lagi ke tempat kerjanya" terang eka yang kasian kepada sang abang karena tempat kerja abangnya dan sekolah beda arah.

"gak pa pa kalau abang muter lagi. " kata bang satria

"gak usah lah bang. eka bisa berangkat sendiri, seperti biasa " ucap eka

eka menyami ibu nya dan abangnya. ia mengambil tas yang berada di kursi sampingnya. ia melangkah ke luar.

eka seperti bisa menunggu angkot di tepi jalan sambil menunggu eka membaca novel yang kemarin beli. wajah eka berubah rubah ketika membaca setiap kata yang Tertera di novel tersebut.

novel tersebut bercerita tentang echa yang diabaikan oleh keluarga nya sendiri, karena keluarga nya lebih memilih menyayangi sepupunya si layla yang telah ditinggal oleh orang tuanya karena kecelakaan waktu layla masih kecil.

dulu echa senang dengan kehadiran layla karena ia akan mempunyai teman . tapi dengan seiring jalan layla merasa bahwa keluarga echa adalah miliknya bukan milik si echa. layla ingin di perhatikan oleh anggota keluarga jadinya ia sering memfitnah atau flaying victim kepada echa.

"bodoh memang si echa bisa bisanya dia mau ditindas sama mereka. kalau gue jadi si echa udah bodo amat gue sama keluarga sialan itu. ih bikin gemes deh.. tak pingin tuk pites si layla canggung itu" eka ngedumel sambil memeras buku novel yang di pegang.

eka melirik mata nya ada sepeda motor yang sedang melaju kencang entah ia dikejar depkolektor atau di kejar setan. eka melihat ke arah sampingnya ia melototkan mata nya, ada seorang nenek yang sedang menyebrang dengan tongkat di sebelahnya.

"nenek awas.... minggir nek... woy motor sialan di depan ada orang noh" teriak eka sampai suara nya serak, akibat teriakan eka semua orang melihat ke arah yang ditunjuk oleh eka. mereka juga meneriaki nenek tersebut dan pengendara motor itu.

"lah ni orang pada paduan suara. bisa bisanya nenek gak dengar suara mereka yang masya allah. apa tuh nenek bermasalah sama pendengaran nya" batin eka. ia langsung berlari ke arah nenek tersebut.

eka berlari dengan sangat kencang. ia langsung menarik dan mendorong nenek ke tepi namun naas eka tidak bisa menghindar dari motor yang melaju kencang. dan terjadilah tabrakan, eka terpental jauh karena motor tersebut melaju sangat kencang.

"aduh kepala gue sakit, badan gue juga remuk kayak ketimba gajah deh. sialan memang yang bawa motor bisa bisanya dia gak liat ada orang di depannya.. " batin eka meringis karena semua badannya terasa sakit. kepalanya juga mengeluarkan darah yang cukup deras.

sayup sayup eka masih mendengar bising bising di sekitarnya. eka masih bisa melihat awan di depan nya walaupun samar.

"woy telpon ambulan sekarang"

"kasian masih anak sekolah lagi. "

"ehh tangkap tuh yang bawa motor. bisa bisanya ngebut "

"ini cerita nya gue udah mau koit nih. ah gak seru padahal gue belum pernah ngerasain punya pacar apalagi nikah. ibu muti juga pasti kangen sama suara gue yang aduhai, bang sat sama ayah pasti kangen sama putri kecilnya ini. eka sayang kalian " batin eka. setelah itu eka menutup matanya dengan pelan

Bersambung..

perpindahan jiwa

di ruang bernuansa putih , terdapat seorang gadis yang terbaring lemah di brankar. gadis tersebut menggerakkan jari mungil nya dengan pelan. suster yang kebetulan berada di sana langsung memencet bel di sebelah tempat tidur.

ceklek

"ada apa Sus? " tanya dokter yang baru datang dengan nada khawatir.

"pasien tadi menggerakkan tangan nya dok" kata suster tersebut.

"benarkah. baik biar saya yang periksa dulu" ucap dokter tersebut dengan riang

"eughh" suara lenguhan terdengar dari bibir kecil gadis tersebut. pertama kali ia lihat adalah dinding berwarna putih dan bau yang menyengat.

"rumah sakit? gue selamat.. akhhhh gue selamat, gue gak jadi metong nih" batin gadis tersebut yang tak lain eka yang berada di tubuh gadis itu.

"dek.. kamu sudah bangun?" ucap senang tersebut

gadis tersebut mengkerutkan kening nya, melihat seorang dokter yang sok kenal dengan nya

"pertanyaan apa itu dok? sudah tau gue sudah bangun malah ditanya sudah bangun. " ucap lemah eka.

"hehehe maaf dek. abang khawatir sama kamu jadinya ngeliat kamu sadar jadi gak fokus" kata dokter tersebut sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"orang tua ku dan abang satria di mana dok? apa mereka lagi keluar ya? " tanya eka melirik ke arah sekitarnya.

"dek. kamu jangan mikirin mereka, kan di sini sudah ada abang yang akan nemenin echa. maaf abang gak bisa 24 jam bersamamu karena tugas kakak jadi dokter jadi nya kamu bisa mengalami hal seperti ini" ucap sesal dokter bagas. ya. dokter bagas ialah abang pertama dari echa

Bagas tidak terlalu menyukai bisnis, ia lebih menjadi dokter cita cita yang ia inginkan dari kecil. walaupun bagas menjadi dokter. bagas juga sesekali membantu papa nya di perusahaan.

"dokter ini aneh bicara nya. kenapa gue gak boleh mikirin keluarga gue. terus dokter panggil apa? echa... gue eka dokter bukan echa. nama gue juga sudah di do'ain ehh dokter malah seenak jidatnya ngubah nama gue." sungut eka mengkerutkan keningnya.

"dek namamu memang echa. tunggu abang periksa dulu takut otak mu tergerser" kata dokter bagas

"nih orang ngeyel. nama gue tuh eka bukan echa. gue yakin lo dokter gadungan ya , jelas jelas gue ingat nama gue sendiri" kesal eka menatap sinis

"kayaknya lo amnesia sementara deh. dengerin echa. nama lo tuh echa putri mahendra. lo anaknya Ibrahim mahendra dan sarah wasti mahendra. dan gue sendiri abang pertama lo nama gue bagas putra mahendra. lo masih ada abang satuny dan adik satu laki laki. " ujar kak bagas.

eka yang mendengar penuturan dokter tersebut. menjadi pusing seketika, ia mengkerutkan kening nya. karena ini tidak masuk akal. karena ia masih ingat namanya siapa keluarga nya. dan sekarang ia berada ntah dimana dengan nama yang baru echa putri mahendra.

"echa.. putri mahendra kayak familiar namanya" batin eka mengingat semua memori. berberapa saat mata eka melototkan matanya. tubuhnya menegang.

"gak. gak mungkin. gue transformasi.. ehhh maksudnya transpor.. apa lah itu trans transmigrasi.. masak gue pindah ke dalam novel yang gue baca tadi sih. aduh ini semua gara gara motor sialan itu. huhu ibu Muti anak mu yang cettar membahana ini tersesat di dunia yang gak jelas ini" jerit eka di dalam hati sambil menggelengkan kepalanya. (sekarang kita panggil eka dengan sebutan echa ya kakak) 😁

Bersambung..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!