NovelToon NovelToon

My Husband Bodyguard

Ziya

Jacob pulang ke apartemennya. Ia sudah tidak ada kerja malam ini. Pria itu memasuki kamarnya dan membanting tubuhnya ke tempat tidur. Pikirannya di penuhi dengan kejadian barusan. Wanita itu, istri sah dari Lordan, pasti menyesali penyatuan itu.

Jacob mengusap wajahnya kasar. Lordan brengsek! Bisa-bisanya laki-laki itu, bisa-bisanya dia ...

Memperlakukan Kari seperti itu.

Jacob sendiri merasa dirinya juga sangat jahat. Menikmati apa yang telah dia perbuat tadi. Pria itu bangun dan menghadap kaca besar kamarnya. Apartemen itu sangat mewah. Siapa yang tahu dia adalah pemilik dari gedung mewah ini.

Bodyguard?

Itu hanya samaran. Karena ia ingin menghabisi seluruh keluarga Rafael.

Jacob Smith, 31 tahun. Anak sulung keluarga Smith yang keluarganya dibantai oleh keluarga Rafael, salah satu penguasa kota yang masih berkuasa sampai sekarang. Keluarga Rafael memiliki bisnis ilegal di mana-mana. Mereka bekerja sama dengan berbagai jaringan bisnis. Tujuh belas tahun lalu, keluarga tersebut berhasil merebut seluruh aset keluarga Smith. Bahkan semua anggota keluarganya di bunuh tanpa ampun.

Jacob adalah satu-satunya putra sulung keluarga Smith yang berhasil selamat. Seorang sopir berkebangsaan China menyelamatkannya dari maut. Sayangnya, sopir itu sudah meninggal karena serangan jantung.

Jacob tidak  pernah melupakan malam menyedihkan itu. Malam di mana seluruh keluarganya di bantai, dan banyak orang-orang berkorban untuknya.

Namun Jacob tidak ingin hidup terus menerus dalam keterpurukannya. Dengan kemampuan dan otak cerdasnya serta dendam yang membara, ia berhasil menjadi salah satu penguasa daratan Amerika. Tidak banyak orang yang mengenalnya sekarang karena dia masih memakai nama samaran. Namun pada waktunya, ia pasti akan membuat semua orang itu tahu siapa dia.

Harusnya dengan kemampuannya sekarang, ia bisa menghancurkan seluruh keluarga Rafael, namun masih ada barang peninggalan keluarganya yang mereka curi. Ia harus menemukan barang itu sebelum melancarkan serangannya terhadap keluarga tersebut.

Hanya saja malam ini, ia tidak menyangka akan mendapat kejutan dengan meniduri wanita itu, Kari Chin. Wajah wanita itu, adalah wajah yang tidak akan pernah Lordan lupakan seumur hidupnya.

Wanita yang beberapa tahun lalu telah meninggal di depan matanya. Jacob kembali mengusap wajahnya kasar. 

Enam tahun yang lalu, Kari meninggal dalam sebuah kebakaran parah di suatu pertokoan. Keyakinan akan wanita itu meninggal karena ia menemukan jasad yang mengenakan cincin yang sama yang dia belikan untuk wanita itu, Jasadnya sudah tidak kenali lagi karena sudah hangus. Namun polisi mengidentifikasi bahwa wanita itu adalah Kari. Jacob terpuruk bertahun-tahun karena kehilangan wanita yang dia cintai itu.

Namun beberapa hari yang lalu, saat pertama kalinya ia menginjakkan kaki di rumah keluarga Lordan Rafael dan menjadi pengawal Lordan, ia bertemu dengan wanita yang sama persis dengan wanita yang dia cintai itu, tetapi namanya jelas berbeda. Bahkan wanita itu sama sekali tidak mengenalnya.

Jacob memerintahkan seluruh anak buahnya untuk menyelidiki latar belakang Kari diam-diam. Tetapi hasilnya, wanita itu adalah putri kedua dari keluarga Chin. Putri kandung, bukan angkat dan tidak ada yang mencurigakan dari latar belakangnya. Mereka mengatakan sebelum menikah dengan keluarga Rafael, Kari Chin tidak pernah keluar dari rumahnya. Jadi tidak ada jejaknya yang lain yang bisa ditemukan.

Jacob pun menjadi ragu. Tetapi malam ini, ia yakin kalau Kari adalah wanita yang sama dengan wanita yang dia cintai itu. Ada gambar hitam berbentuk bulan sabit di paha Kari. Itu adalah tanda yang sudah ada sejak wanita itu lahir. Suara mereka, wajah mereka, bahkan saat Jacob menyetubuhinya, semuanya sangat mirip.

Kari adalah wanita itu, isterinya. Istri yang amat sangat dia cintai.

Jacob menatap bayangannya di kaca, matanya yang gelap dan penuh dendam memantulkan semua kekacauan yang ada di dalam kepalanya. Ia meraih segelas whiskey di meja dan meneguknya dalam sekali tegukan. Cairan itu terasa panas di tenggorokannya, tetapi tidak mampu menghangatkan kekosongan yang baru saja menggerogoti dadanya.

Kari Chin.

Atau lebih tepatnya, isterinya Ziya, ternyata masih hidup. Jacob hampir gila karena kehilangannya, dan ketika akhirnya ia menemukannya, kenyataan yang ia hadapi justru lebih menyakitkan.

Kari telah telah menjadi istri orang lain,

Bukan hanya menikah lagu, tapi juga menjadi istri dari Lordan Rafael, pria yang ingin ia bunuh dengan tangannya sendiri.

Jacob menutup matanya, mencoba menekan amarah yang membara. Ia seharusnya tidak melakukan apa yang ia lakukan tadi. Ia seharusnya tidak menyentuh Kari dengan cara seperti itu. Tapi bagaimana bisa ia menahan diri ketika wanita itu ada di sana, dalam jangkauannya, dengan ekspresi rapuh yang dulu selalu ia lindungi?

Sial!

Jacob membanting gelas whiskey ke lantai, membuat pecahannya berserakan.

Jacob mengembuskan napas berat, menatap serpihan kaca di lantai tanpa ekspresi. Tangannya mengepal, menahan segala emosi yang berkecamuk dalam dadanya. Ia harus berpikir jernih. Ia tidak bisa membiarkan emosinya mengambil alih seperti ini.

Lordan Rafael.

Nama itu kembali memenuhi kepalanya. Pria brengsek itu sudah mengambil segalanya dari Jacob. Keluarganya. Kebahagiaannya. Dan sekarang, istrinya.

Jacob meraih ponselnya, lalu mengetik pesan singkat kepada anak buahnya.

"Selidiki lebih dalam tentang Kari Chin. Aku ingin tahu setiap detail kehidupannya sebelum menikah dengan Lordan Rafael. Jangan sampai ada yang terlewat."

Ia mengirim pesan itu dan melemparkan ponsel ke kasur. Ada yang tidak beres. Mustahil Kari bisa begitu saja berubah menjadi wanita lain. Seseorang pasti telah melakukan sesuatu.

Jacob menggigit ujung jari telunjuknya, matanya membulat dengan pikiran yang baru saja muncul di kepalanya. Kari benar-benar tidak mengingatnya. Ia kehilangan ingatannya.

Sebuah kebakaran besar enam tahun lalu. Jasad yang ditemukan dengan cincin yang sama. Identifikasi dari pihak kepolisian. Lalu seorang wanita yang tiba-tiba muncul bertahun-tahun kemudian dengan wajah, suara, dan tanda lahir yang sama.

Jika cincin pernikahan mereka ada pada jasad orang lain, berarti seseorang telah memanfaatkan situasi ini dan menjadikannya wanita lain. Tapi kenapa, untuk apa? Kenapa mereka memanfaatkan isterinya? Apa yang terjadi waktu kebakaran itu? Apa Kari memang sengaja menjadi target?

Jacob mengusap wajahnya kasar. Ia tidak bisa membiarkan ini terus berlarut. Iya yakin sekali Kari memang istrinya, wanita itu adalah miliknya. Bukan milik Lordan, bukan milik keluarga Rafael, bukan milik siapa pun selain dirinya!

Ia harus merebutnya kembali.

Jacob bangkit dari tempat tidur, meraih jaket kulitnya, lalu berjalan keluar dari kamar. Dia harus menyusun strategi secepatnya. Tidak boleh ada lagi yang merebut miliknya darinya. Ia harus cepat membasmi keluarga Lordan, apalagi setelah melihat perlakuan bejat Lordan kepada Kari. Malam ini ia beruntung karena dirinya yang menjadi target diperintahkan meniduri Kari, isterinya sendiri.

Sakit sekali melihat wanita yang dia cintai di perlakukan seperti itu.

"Kau pasti akan mati di tanganku Lordan, aku bersumpah. Seluruh keluargamu akan kuhabisi." katanya tersenyum miring.

Suami gila

Paginya, di rumah mewah milik keluarga Rafael, Kari berdiri di depan cermin kamarnya, menatap bayangan dirinya sendiri. Tubuhnya terasa lelah, pikirannya kacau. Apa yang terjadi tadi malam terus menghantuinya.

Ia tidak mengerti mengapa ia bisa terjerumus ke dalam permainan gila suaminya. Bersetubuh dengan si pengawal bernama Jacob itu. Laki-laki yang baru seminggu bekerja di kediaman keluarga besar tersebut. Itu salah. Seharusnya itu tidak pernah terjadi.

Tapi yang lebih membingungkannya adalah perasaan yang muncul di dalam hatinya. Jacob terasa begitu familiar. Matanya, suaranya, bahkan sentuhannya, semua terasa seperti sesuatu yang pernah ia alami sebelumnya.

Kari menggelengkan kepalanya. Itu pasti hanya perasaannya saja. Ia tidak mengenal pria itu, atas dasar apa coba dia bilang pernah mengalami sesuatu bersama pria itu.

Namun, ketika ia menurunkan pandangan ke pahanya, melihat tanda hitam berbentuk bulan sabit di sana, hatinya tiba-tiba berdegup kencang. Jacob juga melihat tanda itu tadi malam.

Mengapa semalam pria itu menatap ke tanda itu terus? Apa tanda itu menarik? Tidak, Lordan saja bilang tanda lahir di pahanya aneh. Suaminya itu tidak terlalu suka.

Kari mendesah berat, menatap ke cermin lagi. Jujur, sejak awal menikah dengan Lordan, ia belum menemukan kebahagiaannya. Mereka menikah karena di jodohkan. Keluarganya memaksa dia harus menikahi Lordan untuk menyelamatkan perusahaan keluarganya yang waktu itu di ambang kehancuran.

Pernikahannya dengan Lordan adalah pernikahan atas dasar bisnis, tanpa adanya cinta. Kari pun sampai saat ini merasa belum jatuh cinta pada Lordan. Tetapi karena mereka telah menikah secara sah, tentu saja dia harus berkewajiban melakukan tugasnya sebagai seorang istri, termasuk melayani suaminya. Kalau ia tidak patuh, perusahaan keluarganya yang terancam.

Lordan memang aneh kalau perkara hubungan badan. Laki-laki itu suka mengikatnya dan bermain kasar, tetapi yang paling tidak di sangka-sangka oleh Kari adalah, suaminya itu memerintahkan pengawalnya untuk menyetubuhinya.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka tanpa ketukan. Lordan berdiri di ambang pintu, menatapnya dengan seringai kecil.

"Kau terlihat lelah, baby," ujarnya sambil berjalan mendekat.

Kari menegang, tetapi ia tidak mau terlihat terlalu lemah di hadapan suaminya.

"Aku gak suka kamu maksa aku main sama pengawal kamu kaya tadi mama, baby." katanya dengan suara bergetar menahan emosi.

Lordan tertawa pelan, lalu mengangkat dagunya dengan ujung jarinya.

"Aku hanya ingin melihat apakah kau bisa menikmati sesuatu yang berbeda. Tapi kau memang terlihat menikmatinya semalam, babe. Lagipula aku melakukan itu demi kebaikan kita berdua. Kalau kau hamil, akan sangat menguntungkan. Aku akan memanggil pria itu lagi besok. Kalian harus sering-sering melakukannya agar kau cepat hamil."

Mata Kari membulat. Astaga, apa suaminya ini sudah gila? Mana ada seorang suami rela melihat istrinya bersetubuh dengan laki-laki lain di depan matanya sendiri? Lordan memang tidak normal.

Kari mundur selangkah, tubuhnya gemetar. Matanya menatap Lordan dengan tatapan tidak percaya. Suaminya tidak hanya aneh, dia gila.

"Apa … Apa yang baru saja kau katakan?" suaranya bergetar.

Lordan terkekeh, kemudian melangkah mendekat, membuat Kari kembali mundur hingga punggungnya menempel ke meja rias. Ia terperangkap.

"Kau mendengarnya dengan jelas, sayang, pengawalku akan terus meniduri sampai kau dinyatakan hamil." Lordan mengangkat alisnya.

"Jacob akan datang lagi besok malam, dan kau akan melakukan tugasmu sebagai istri yang baik."

Kari menggeleng keras.

"Aku tidak mau lagi Lordan! Kita bisa cari cara lain, tidak dengan cara aneh begitu."

Lordan hanya tersenyum tipis, lalu membungkuk, menyandarkan kedua tangannya di meja rias di belakang Kari, membuat jarak mereka semakin dekat.

"Sudah ku bilang aku tidak ingin cara lain. Itu bisa membuat sepupuku curiga. Cara yang kemarin adalah yang paling gampang, kau sebagai istri patuh saja kepada suamimu. Aku akan terus menemanimu tiap kali pengawalku menyentuhmu. Aku akan memberikan arahan untuknya."

"Tapi ..."

"Jangan bantah aku, beb. Kau tahu kau tidak sedang dalam posisi yang bisa melawan suamimu kan? Hidup keluargamu akan melarat, kau mau?"

Kari terdiam. Lagi-lagi Lordan membawa-bawa nama keluarganya untuk membuatnya tunduk. Kari tidak suka. Tapi kalau dia terus membantah, Lordan akan makin menjadi-jadi. Akhirnya ia memilih diam sekarang.

Lordan memeluk pinggangnya dari belakang. Kari bisa lihat wajah pria itu dari cermin. Wajah yang lama-lama bikin Kari muak, sayangnya ia terlalu lemah untuk melawan keluarga pria itu yang berkuasa di kota ini.

"Katakan dengan jujur, saat laki-laki itu memasukimu semalam, kau sangat menikmatinya kan?" pertanyaan Lordan tentu tidak di jawab oleh Kari.

"Jawab aku baby, apa senikmat itu bercinta dengan bodyguardku?"

Kari menggigit bibirnya kuat-kuat, menahan rasa jijik yang menggumpal di dadanya. Ia ingin berteriak, ingin menampar wajah suaminya yang semakin lama semakin terlihat seperti iblis di matanya.

"Aku tanya, apa kau menikmatinya?" Lordan mengeratkan pelukannya di pinggang Kari, bibirnya nyaris menyentuh leher istrinya.

Kari mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Ia tidak akan menjawab pertanyaan itu. Ia tidak akan memberi Lordan kepuasan mendengar reaksinya.

Melihat Kari hanya diam, Lordan tertawa kecil lalu melepaskannya.

"Baiklah, kau tidak perlu menjawab. Tapi aku sudah melihat ekspresi wajahmu semalam. Kau terlalu polos, Kari. Kau pikir aku tidak bisa membaca bahasa tubuhmu?"

Kari hanya diam. Lordan kemudian menepuk pantatnya pelan.

"Aku akan ke kantor setelah ini. Mungkin tidak akan pulang, kau diam dengan tenang di rumah. Jangan kemana-mana. Jangan lupa persiapkan dirimu juga untuk permainan besok. "

Setelah mengatakan itu, Lordan berbalik dan berjalan keluar dari kamar, meninggalkan Kari yang masih berdiri di tempat dengan tubuh terasa. Begitu pintu tertutup, napas Kari langsung memburu. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, menahan emosinya.

Jatuh dari pohon

Kari baru bernafas lega setelah Lordan keluar. Ia memutuskan berjalan-jalan keluar, di halaman rumah. Mudah-mudahan saja urusan Lordan lama karena Kari semakin hari merasa tidak nyaman melihat suaminya yang memiliki penyimpangan itu. Ia jijik.

Kari menghela napas panjang, mencoba menenangkan hatinya yang masih bergejolak. Begitu langkahnya mencapai halaman, ia memandang langit biru kota California dari kebun belakang rumah. Indah sekali langit siang ini.

Harus Kari akui kalau keluarga Rafael memiliki rumah megah dengan pemandangan yang sangat indah. Rumah ini begitu besar, banyak pepohonan besar yang tumbuh di kebun belakang

Kari berjalan lebih jauh ke kebun belakang, membiarkan angin sepoi-sepoi membelai rambutnya. Wangi bunga mawar dan lavender bercampur dalam udara, membawa ketenangan sesaat di tengah pikirannya yang kalut. Ia mencoba mengabaikan bayangan Lordan yang semakin hari semakin membuatnya muak.

Ia tahu pernikahan mereka memang tidak di dasari dengan cinta. Dulu, ia berpikir bisa bertahan demi keluarganya, bahwa ia bisa menerima segala kekurangan Lordan, termasuk kebiasaannya yang aneh dan menyimpang. Tapi ternyata ia salah. Tidak ada yang bisa dilakukan selain berharap Lordan sibuk dengan urusannya sendiri dan tidak banyak mengganggunya.

Saat matanya menelusuri hamparan kebun yang luas, pandangannya menangkap sosok seseorang di kejauhan. Kari menyipitkan mata. Seorang pria berdiri di dekat air mancur kecil di sudut halaman, terlihat mengamati sekeliling dengan ekspresi datar.

Kari menegang. Ia masih ingat jelas wajah itu, walau hanya melihatnya dari samping. Pria itu adalah laki-laki yang sama dengan laki-laki yang menidurinya semalam atas perintah Lordan.

Jacob.

Pengawal Lordan.

Sebelum lelaki itu menyadari keberadaannya, Kari segera menjauh, masuk lebih dalam ke kebun belakang yang sudah mengarah ke hutan. Rumah ini memang menyatu dengan hutan. Entahlah apa maksud keluarga itu membuat rumah megah di area hutan, Kari tidak begitu peduli selagi banyak pemandangan yang bagus dari rumah ini.

Kari masuk lebih dalam agar bisa menghindari Jacob. Peristiwa semalam masih terbayang-bayang dalam ingatannya. Bagaimana panasnya pria itu waktu menggagahinya. Kari akui pria itu sangat seksi tampan. Tubuhnya sempurna.

Seandainya dia tidak tahu pria itu adalah salah satu pengawal yang bekerja untuk Lordan, tentu saja ia sudah mengira kalau pria itu adalah salah satu laki-laki kaya yang berkuasa. Tampangnya seperti pria bangsawan, atau pangeran. Kharisma dan tatapannya yang lembut seakan menghipnotis Kari. Bahkan saat pria itu memasukinya ...

Kari menggeleng kuat, membuang pikirannya jauh-jauh.

Astaga Kari, what the hell are you doing?

Kari tidak menyangka otaknya akan berpikir senakal ini. Ia berusaha menghilangkan pikiran kotornya. Wajahnya mendongak ke sebuah pohon ara yang menjulang tinggi di hadapannya. Kari menatap buah-buah ara yang ada di atas pohon tersebut.

Ia penasaran bagaimana rasanya.

Tapi buahnya terlalu tinggi, ia tidak bisa meraih dengan tangannya.

Kari menatap ke samping kanan kiri. Tidak ada siapa-siapa. Jarang ada orang yang masuk sampai ke sini juga pasti. Kalau dia naik ke pohon itu dan memetik buahnya untuk di makan, pasti tidak ada yang akan melihat.

Tanpa pikir panjang ia pun berusaha naik. Untuk hari ini ia pakai jeans. Wanita itu berjuang naik dengan susah payah hingga akhirnya berhasil. Ia bernafas lega. Setelah beristirahat sejenak, ia pun memetik buah ara dan mengisinya ke dalam mulut.

Manis.

Kari tidak menyangka rasa buah ara ini akan sebaik ini. Teksturnya lembut dengan rasa madu yang menyentuh lidahnya. Ia mengambil satu lagi, lalu satu lagi, sampai tangannya hampir penuh dengan buah.

Namun, ketika ia sedang menikmati camilannya yang tidak dia sangka enak ini, ia merasakan ada yang aneh.

Dari sudut matanya, ia melihat pergerakan di bawah pohon. Seseorang berdiri di sana, menatapnya dengan ekspresi datar.

Jacob.

Kari menahan napas. Pria itu menatapnya dalam diam, seolah sedang mengamati seekor kucing liar yang memanjat pohon dan sekarang terjebak. Wajahnya tak menunjukkan ekspresi berarti, tetapi mata tajamnya membuat Kari bergidik.

"Apa yang kau lakukan di atas sana, nyonya?" Suara Jacob dalam dan tenang, tetapi ada sesuatu di dalamnya yang membuat Kari merasa seperti seorang anak kecil yang ketahuan berbuat nakal.

Kari menelan ludah, lalu mencoba menjawab dengan santai.

"Me-memetik buah."

Jacob menaikkan sebelah alisnya, masih menatapnya tanpa berkedip.

"Sebelum kau naik, apa kau tidak berpikir bagaimana caranya turun setelah naik ke atas sana?"

Kari baru sadar. Ia memang memanjat dengan senang walau berusaha keras sampai berhasil naik karena semangat mencoba buah ara itu, tetapi sekarang melihat ke bawah, ia menyadari betapa tingginya posisi dirinya.

Sial.

"Ya, naik saja aku bisa, aneh sekali kalau tidak bisa turun." balasnya berusaha bersikap setenang mungkin.

Di bawah sana Jacob tersenyum miring. Ia bisa melihat ekspresi wanita itu yang jelas-jelas seperti sedang berpikir bagaimana caranya turun.

"Kau yakin, nyonya?" ia bertanya lagi, menatap Kari dengan tatapan dalam.

Kari sendiri segera membuang muka dari tatapan lelaki itu. Jangan sampai dia kedapatan terpesona pada ketampanannya.

"Ya aku yakin, sangat yakin. Kau pergi saja. Jangan menggangguku. Aku ingin sendirian!" balas Kari lagi agak ketus. Tentu dia sengaja bersuara ketus begitu agar bisa mengusir laki-laki itu.

Sementara itu di bawah sana Jacob masih diam dengan pandangan mendongak ke atas. Rasanya ia ingin melompat ke atas pohon untuk segera membantu wanita itu turun, tetapi Jacob menahan diri.

Statusnya sekarang adalah pengawal Lordan, dan status wanita itu sebagai istri pria biadap itu. Jacob pun memang yakin sekali kalau wanita di atas sana adalah istrinya yang dinyatakan telah meninggal dunia enam tahun lalu. Tetapi karena dia tidak diingat sama sekali oleh wanita itu, ia harus memakai strategi untuk mendapatkan kembali miliknya.

"Hei, kenapa kau diam saja di sana? Aku bilang pergi!" Kari berseru lagi. Jacob akhirnya mundur dan berjalan menjauh. Tetapi ia tidak benar-benar pergi pastinya. Ia bersembunyi di balik pohon jeruk dengan mata mengamati Kari dari kejauhan.

Wanita itu masih berpikir keras mencari jalan bagaimana caranya turun. Jacob tak memalingkan pandangannya sedikitpun karena takut wanita itu jatuh.

Dan saat wanita itu berusaha turun, ia tidak sengaja menginjak sebuah ranting kering dan ...

Jacob langsung berlari kencang dari tempatnya bersembunyi pada saat tubuh Kari terjun ke bawah akibat salah injak ranting.

Kari menjerit pelan saat tubuhnya meluncur jatuh. Matanya terpejam, siap merasakan benturan keras dengan tanah.

Namun, yang ia rasakan justru sesuatu yang hangat dan kokoh menangkapnya tepat waktu.

Degupan jantungnya memburu ketika ia membuka mata dan menemukan wajah Jacob begitu dekat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!