NovelToon NovelToon

Love Me Mr.Leon

Obat perangsang

  Pagi yang cerah Keisha bersiap-siap berangkat kerja setelah menyelesaikan pekerjaan rumah. Keisha mengenakan seragam kerjanya, rambut panjangnya dikuncir kuda. Ia sadar dirinya hanyalah seorang anak adopsi, yang dibedakan kasih sayangnya.

"Kamu sarapan didapur saja tidak usah disini.", kata Laras anak kandung orang tua angkatnya.

"Iya. Sana kamu didapur saja.", tambah Reni ibu angkat Keisha. Handoko ayah angkat Keisha hanya diam saja tak membela.

  Saat masih 5 tahun Keisha senang sekali dirinya yang berada di panti asuhan diadopsi oleh suatu keluarga, ia kira hidupnya akan bahagia seperti temanya.

   Sekali Keisha membuat kesalahan, orang tua angkatnya akan menghukumnya. Anak kandungnya selalu mengadu yang tidak-tidak kepada kedua orangtuanya.

   Laras selalu iri dengan Keisha yang berparas lebih cantik darinya.

   Keisha berjalan kaki menuju perempatan yang jaraknya menempuh hingga 10 menit. Menunggu bus yang lewat. Tak menunggu lama bus yang akan ditumpangi segera lewat. Keisha langsung menaikinya, berdesak-desakan dengan penumpang lainya.

   Setelah 30 menit berlalu akhirnya Keisha tiba di tempat kerjanya. Keisha berjalan menatap gedung yang satu tahun ini tempatnya bekerja, ia langsung menuju pentry menyiapkan kopi untuk para staf.

"Kei nanti malam akan ada acara ulang tahun perusahaan. Nanti bareng ya.", ucap Anggi teman sekerjaan Keisha.

"Oke.", kata Keisha mengacungkan jempolnya.

"Kamu bareng sama aku aja. Kebetulan aku nggak ada pasangan.", kata Tomi berharap Keisha menjadi pasangannya.

"Itu sih maunya kamu huh.", balas Anggi.

   Sepulangnya bekerja Keisha bersiap-siap pergi ke acara ulangtahun perusahaan. Keisha memilih baju-bajunya di lemari. Semuanya tampak usang. Matanya berbinar kala melihat sebuah dress warna merah marun berlengan pendek yang memamerkan bahunya yang putih yang satu tahun kemarin dibelinya.

   Keisha merias dirinya dengan makeup tipis . Rambut panjangnya yang bergelombang digerai indah. Tak lupa Keisha menyelipkan bando pita di rambutnya membuatnya terlihat manis.

 Keisha keluar kamarnya, tak sengaja ia berpapasan dengan Laras.

"heh mau kemana malam-malam begini? pasti mau jadi jalang ya?" , sinis Laras, Keisha tak memperdulikannya ia berjalan lurus kedepan .

"dasar jalang!", umpat Laras.

  Tangan Keisha terkepal.

"Apa kamu bilang?" , tanya Keisha membalikkan tubuhnya.

"Jalang!", ulang Laras, Keisha hendak membalas laras, namun Reni mendekat membuatnya urung membalasnya.

"Ada apa Ras?", tanya Reni.

"Keisha mau pergi malam-malam begini.", kata Reni.

"biarkan saja. Tidak perlu pulang sekalian lebih bagus." , kata Reni sambil melipat tangannya didada.

"Jangan ma. Nanti siapa yang beres-beres rumah dan tidak ada yang ngasih uang?", kata Laras tertawa terbahak-bahak.

"Oh iya sayang.", Reni ikut tertawa.

    Keisha tiba di Hotel Sanjana tepat pukul 8 malam. Terlihat ramai oleh para tamu undangan, Anggi melambaikan tangan kearahnya. Ia terlihat cantik dengan dress ketat berwarna hitam .

"Wow... Kamu kelihatan seksi.", kata Keisha. Anggi tersenyum percaya diri.

"Aku pinjam baju yang ngelaundry di rumah tanteku. Hehehe.", bisik Anggi. Mata Keisha membulat sempurna lalu menggelengkan kepalanya.

"Ada-ada aja kamu Nggi.", kata Keisha.

"Kapan lagi pake baju bagus. Selalu saja pasti pakai baju Office Girl kalau tidak kaos oblong.", tambah Anggi. Keisha tertawa lepas dengan kelakuan Anggi.

"Ayo masuk.", ajak Tomi melingkarkan tangannya di samping Keisha. Keisha digandeng Anggi cepat melewati Tomi.

"Hahaha...", Anggi tertawa.

   Terlihat banyak tamu Pak Wibowo direktur tempat Keisha bekerja,terutama rekan-rekan bisnisnya.

  Tiba-tiba suasana mendadak heboh. Terlihat dari kejauhan seorang pria tampan berwajah khas Eropa beserta bodyguardnya.

"Wow...tampan sekali.", banyak para wanita terpesona dengan ketampanannya.

"Selama datang Mr.Leonardo.", kata Pak Wibowo sambil menjabat tangannya.

"Silakan menikmati jamuan kami.", kata Hera sang sekertaris Pak Wibowo, dengan suara yang dibuat manja. Dress yang ia kenakan sangat seksi menampilkan lekuk tubuhnya. Mr. Leonardo hanya diam saja.

   Mr. Leonardo duduk di salah satu kursi yang telah disiapkan.

  Seorang wanita berpenampilan elegan datang menghampiri Mr.Leonardo. Ia adalah mantan sekertarisnya dulu.

"Hai Mr.", sapa Sintya sok akrab.

"Hm.", Leon hanya menjawab dengan deheman. Sintya sangat susah menaklukan Leon.

  Sintya mendekati seorang pelayan lalu mencampurkan serbuk ke dalam minuman.

"kasih minuman ini ke pria itu.", tunjuk Sintya melihat Leon yang tengah berbincang dengan tamu lainnya, lalu memberikan segepok uang ke pelayan tersebut. Pelayan itu mengangguk saat melihat segepok lembaran uang berwarna merah.

  Keisha merasa haus, namun tak berani asal mengambil minuman takut terdapat alkohol didalamnya.

"Ini nona minumnya.", kata seorang pelayan pria.

"Ini beralkohol?", tanya Keisha.

"Tidak. Ini hanya jus.", Keisha mengambil jus yang berwarna kuning lalu meminumnya hingga habis.

  Sintya tidak tahu kalau minuman yang dicampurkan serbuk olehnya tertukar.

   Seorang pelayan pria mendatangi Leon lalu memberikan segelas jus. Leon asal menerimanya saja, Sintya yang melihat Leon meminum jus tersenyum senang.

"sebentar lagi kita akan melewati malam panjang, Kau akan jatuh ke perangkapku. Sebentar lagi aku akan jadi nyonya Smith.", gumam Sintya tersenyum miring.

 Lampu tiba-tiba padam.

"Nggi, masa hotel sebagus ini mati listrik sih.", bisik Keisha ke telinga Anggi. Anggi mengedikkan bahunya.

"Hotel bagus tapi mati listrik . Payah sekali.", balas Anggi .

  Terdengar alunan musik yang mengalun pelan. Keisha merasa tak nyaman dengan tubuhnya yang terasa panas.

  Terlihat beberapa orang mulai berdansa di tengah lantai.

 Leon hanya berdiri mematung tanpa minat berdansa. Sintya mendekat siap melakukan aksinya.

"Kamu pasti tidak bawa pasangan ya.", ucap Sintya sambil mengelus rahangnya. Wanita seksi itu mulai lancang menggerayangi Leon.

" Singkirkan tanganmu itu.", kata Leon menatap Sintya tajam.

Srek

  Leon menghempaskan tangan Sintya membuatnya berjengit. Seharusnya obatnya sudah bereaksi.

  Leon menatap seorang wanita yang berdiri di sebelahnya, lalu membungkuk padanya.

"Dimana sih Anggi. Katanya cuma sebentar ke toilet. Kok lama sekali.", gumam Keisha sambil mengipasi wajahnya dengan tangan, wajahnya tiba-tiba berkeringat ia mulai merasa gerah.

"Maukah anda berdansa denganku nona?", tanya Leon.

   Keisha terkejut ada seorang pria tampan mengajaknya berdansa. Keisha mengulurkan tangannya dengan ragu, dengan cepat Leon mengecup punggung tangannya yang putih mulus.

   Keisha merasa seperti tersengat listrik. Leon mulai berdansa dengan Keisha memutarkan Keisha lalu menjatuhkan kepelukanya

   Keisha saling berpandangan dengan Leon. Dapat Keisha lihat rupa pria didepannya terlihat sempurna di matanya, wajah khas bule dengan mata yang berwarna biru tengah memandangnya. 'Owh ya ampun baru pertama kali secara langsung melihat pria bule bermata biru. Benar-benar tampan', batin Keisha. Mirip Edward Cullen dalam film Hollywood.

  Dengan posisi Keisha yang membelakangi Leon, pria berparas bule itu menyingkap helaian rambut yang menutupi lehernya. menempelkan dagunya di ceruk leher Keisha dapat ia rasakan harum wangi mawar pada rambutnya.

Cup

  Keisha merasakan lehernya yang dingin, bagaikan tersengat listrik ada sesuatu yang membuatnya bergejolak.

  Keisha hanya diam menerima setiap sentuhan yang pira asing berikan, entah mengapa ia tak dapat menolaknya.

   Leon membalikkan tubuh Keisha lalu menempelkan bibirnya pada bibir ranum gadis yang tak dikenalnya lalu memberikan lumatan-lumatan lembut.

  Gadis itu membalasnya dengan lebih rakus memberikan lampu hijau pada Leon untuk menyentuhnya lebih jauh.

"Siapa namamu nona?", tanya Leon.

Bertemu lagi

"Siapa namamu nona?", tanya Leon.

"Keisha.", jawab Keisha

   Leon menggendongnya seperti koala, memegangi kedua pahanya tanpa melepaskan ciumannya menuju kamar yang sudah dibookingnya.

  Membuka kamarnya perlahan lalu mengunci pintunya, menidurkan gadis itu ke ranjangnya perlahan, lalu menatapnya sejenak.

 Terlihat gadis itu menggeliatkan tubuhnya.

"Tolong... Aku... panas.", rintih gadis itu membuat Leon mengernyitkan dahinya.

  Tanpa sengaja Keisha membuka bagian bawah dressnya.

"Awh...sakit."

"Oh shit!", Leon menggeram.

"Ternyata gadis itu sedang dalam pengaruh obat.", Leon tak melewatkan kesempatan itu.

"Sedikit bersenang-senang tak masalah bukan?", ujar Leon tersenyum miring. Melupakan rasa kesalnya taas pengkhianatan Jesica mantan kekasihnya yang lebih memilih tidur dengan rekan bisnisnya.

  Sret

  Dengan sekali tarikan Leon berhasil merobek dress gadis itu. Leon terpesona dengan keindahan tubuh gadis itu. Dengan kelembutan meniduri gadis itu, saat tahu gadis itu masih perawan Leon bersemangat hingga berkali-kali melakukan pelepasan tanpa pengaman.

   Keisha yang sedang dalam pengaruh obat perangsang tak dapat berpikir jernih. Ia hanya ingin hasrat yang bergejolak segera reda.

 Mentari pagi masuk ke celah gorden membuat Keisha terbangun dari tidurnya. Kepalanya berdenyut nyeri.

Drrt...drrt...drrt..

   Terdengar suara ponsel bergetar. Leon terbangun dari tidurnya lalu mengangkat panggilan dari asistennya.

"Halo tuan, Pak Wibowo ingin membicarakan sesuatu dengan anda. Ini penting katanya."

"Iya sebentar aku akan bersiap.", kata Leon. Ia adalah seseorang yang disiplin.

"Galang tolong kau persiapkan dress wanita lalu bawa ke kamarku.", kata Leon.

"Dress?", tanya Hans di seberang sana.

"Sudah kau jangan banyak tanya. Antarkan saja!", kata Leon tak mau dibantah.

"Ba...baik tuan."

   Galang menenteng sebuah paperbag pesanan tuanya. Tangannya ragu takut kena semprot.

Tok...tok...tok

Ceklek

   Leon muncul dengan pakaian yang sudah rapi. Galang hendak masuk namun Leon tak mengijinkannya.

"Disini saja. Kau tunggu diruang pertemuan, aku akan menyusul.", kata Leon dengan mata tajamnya yang membuat Galang takut .

"Pasti tuan Leon habis tidur sama perempuan.", gumam Galang

    Leon melirik ke sampingnya terdapat seorang wanita yang masih terbuai dalam mimpinya.

"Sorry honey, aku tinggal sebentar.", Leon menatap wajah damai Keisha.

  Leon menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah rapi Leon menuliskan sesuatu pada secarik kertas, lalu pergi meninggalkan kamarnya.

"Ahh...", Keisha meringis memegangi kepalanya.

   Melihat sekelilingnya, bukan di kamarnya, melainkan di sebuah kamar hotel. Ia berusaha mengingat kembali apa yang terjadi padanya.

   Keisha menghadiri acara ulang tahun perusahaan tempatnya bekerja bersama Anggi, lalu ia meminum jus yang diberikan seorang pelayan, setelah meminumnya tubuhnya terasa panas. Ia berdansa dengan seorang pria asing lalu mereka bercumbu hingga berakhir di sebuah kamar.

   Keisha menutup mulutnya.

"jangan-jangan...", Keisha langsung melihat dirinya yang ternyata hanya tertutup selimut sebatas dada. Ia langsung membuka dibawahnya yang ternyata polos tak mengenakan sehelai benang pun. Terlihat dress merah marun yang tergeletak dibawah ranjang yang sudah dirobek.

   Keisha turun ke bawah dengan selimut yang membungkus tubuhnya.

"Awwh...", bagian area sensitifnya terasa sakit. Dengan cepat ia menyingkap selimutnya yang ternyata terdapat sebuah noda merah. Darah yang telah mengering bukti bahwa mahkotanya telah terkoyak.

"hiks... Aku sudah ternoda.. Aku ,sudah kotor...", isaknya. Terdapat sebuah notes diatas meja.

 Maaf sudah merobek pakaianmu. Ini sebagai ganti. Jangan pergi, tunggu aku keluar sebentar.

Leon

   Keisha melihat sebuah paperbag yang isinya sebuah dress beserta dalamanya.

   Keisha masuk ke dalam kamar mandi, menangis sejadi-jadinya dibawah guyuran shower, menggosok-gosokan tubuhnya yang kasar yang penuh dengan tanda merah.

"Kenapa nasibku buruk sekali... Arggh!", ratap Keisha.

"Aku tidak bisa menjaga diri. Aku kotor.", batin Keisha sambil menangis.

"Aaaa...", raung Keisha.

   Setelah selesai mandi dan puas menangis Keisha memakai dress pemberian pria itu yang bernama Leon.

   Tanpa menunggu pria itu Keisha pergi meninggalkan kamar hotel.

    Tepat jam 9 pagi Keisha sampai dirumahnya. Terlihat Reni yang berkacak pinggang menatapnya tajam.

"Darimana saja tadi malam tidak pulang?" , Keisha nyelonong masuk tanpa menghiraukan Reni.

"Heh jalang. Kalau orangtua tanya itu dijawab!", maki Reni.

  Keisha masuk ke dalam kamarnya lalu mengunci pintu. Ia menangis sejadi-jadinya.

   3 hari sudah Keisha tak masuk kerja. Tubuhnya demam. Ia merasa lemas tak berenergi meladeni kemarahan keluarga di rumahnya.

"Heh bangun! dasar pemalas!", maki Reni menyingkap selimut secara kasar.

"Aku lagi sakit Bu.", kata Keisha.

"Alasan saja. Bilang saja kamu pura-pura. Kerja sana.", Keisha bangkit dari tidurnya lalu bergegas mandi dan memakai pakaian kerja.

"Cepat berangkat! Ingat sudah untung kami adopsi kamu. Sekarang kamu harus membalas budi !", bentak Reni. Sedangkan Laras yang melihatnya hanya tersenyum sinis.

   Untung saja tadi malam ia sudah meminum obat, jadi lumayanlah untuk berangkat kerja.

 Di tempat kerja Anggi memberondong banyak pertanyaan .

"Kamu kenapa Kei nggak masuk kerja? kemarin waktu ulang tahun perusahaan kamu kemana sih di cari-cari nggak ada?", tanya Anggi.

"Aku kemarin sakit. Aku kemarin buru-buru pulang Karena ibu sakit.", kata Keisha sambil menunduk. Tak mungkin ia menceritakan kejadian memalukan itu.

"Kamu sakit Keisha? Sudah minum obat belum?" ,tanya Tomi.

"Aku punya Bodrex nih.", kata Tomi yang memang selalu sedia membawa obat.

"Nggak usah aku sudah tidak apa-apa kok. sudah mendingan.", jawab Keisha.

"Kalau kenapa-napa bilang ya. Aku punya berbagai obat.", kata Tomi.

"Tuh ada apotek berjalan.", kata Anggi terkekeh.

"Keisha kamu diminta mengantarkan minuman ke ruang meeting.", kata Sandi bagian staf.

"Iya pak. Siap.", jawab Keisha.

"Huh. Untung tadi sudah minum obat.", guamam Keisha menyeka keringat yang mulai bercucuran.

   5 cangkir kopi telah tertata rapi di atas nampan. Keisha membawanya dengan hati-hati. Menaiki atas tangga dimana biasanya diadakan meeting.

Tok...tok...tok...

   Keisha mengetuk pintu.

"Masuk.", kata suara didalam ruangan.

Ceklek

   Keisha menekan hendle pintu lalu masuk ke ruang meeting.

  Keisha meletakkan secangkir kopi untuk setiap orang. Saat terakhir akan meletakkan cangkir, sebuah suara terasa familiar disertai bau parfum maskulin.

"Kamu."

   Keisha mendongakkan kepalanya. Terlihat pria tampan bermata biru khas wajah bule, seperti pernah melihatnya. Mata Keisha membulat sempurna, tangannya gemetar tak sengaja kopi yang masih mengepulkan asap tersiram.

"Leon", gumam Keisha pelan . Pria itu, pria yang menidurinya.

"Awwh!", sontak saja semua orang yang berada di ruang meeting melihatnya.

"Ma...maaf..", ucap Keisha gemetar.

"It's oke.", kata pria itu yang parasnya seperti bule.

"Maaf Mister, saya akan beri peringatan kepada karyawan yang tidak becus bekerja.", kata Wibowo sambil melirik Keisha.

"Tidak apa-apa paman.", Kata Leon sambil melirik Keisha kasihan.

Pak Wibowo merasa tak enak hati terhadap rekan bisnisnya. Dilihatnya karyawannya yang tidak becus bekerja.

"Kamu! Temui saya di ruangan!", kata pak Wibowo dengan nada tinggi.

Keisha menunduk sambil membersihkan cangkir yang pecah.

"Setelah ini pasti aku akan dipecat. Oh Tuhan dimana lagi aku harus mencari pekerjaan.", ratap Keisha dengan wajah sedihnya.

Mencari tahu

 Di pentry Keisha sedang mencuci gelas. Rasanya begitu menegangkan setelah ia membuat kesalahan. Bibirnya terus berkomat-kamit agar dirinya tak dipecat.

"Keisha dipanggil pak Wibowo.", kata Anggi. Keisha hanya mengangguk.

 Dengan raut tegang Keisha melangkahkan kakinya menuju ruang direktur.

Tok...tok...tok

"Masuk."

Ceklek.

  Keisha duduk di depan pak Wibowo yang tengah sibuk menatap layar laptopnya, detik berikutnya pak Wibowo memandang ke arah Keisha.

"Anda telah melakukan kesalahan kepada Mr. Leonardo karena telah menumpahkan kopi panas.", kata pak Wibowo.

"Saya minta maaf pak. Saya janji akan bekerja dengan lebih hati-hati.", kata Keisha memohon.

"Kamu saya beri peringatan, saya beri kesempatan sekali lagi. Jika anda berbuat kesalahan lagi saya tidak segan untuk memecat anda."

"Baik pak saya janji tidak akan membuat kesalahan lagi.", kata Keisha.

"sekarang anda boleh bekerja kembali.", kata pak Wibowo.

"Baik pak. Terimakasih.", ucap Keisha

   Keisha melangkahkan kakinya keluar dari ruang direktur. Ia merasa bersyukur masih bisa bekerja lagi.

  pulang bekerja Keisha mampir ke sebuah cafe langganannya. Ia memesan coffe late dan kentang goreng sambil membaca bukunya. Tanpa Keisha sadari seorang pria menghampirinya.

"Hai Keisha", sapa suara yang Keisha hafal. Yang juga membuatnya hampir dipecat. Keisha mengalihkan pandanganya dari buku.

"Kau yang pakai Dress merah saat di hotel kan?", tanya Leon.

"Bukan.", kata Keisha tak mau lagi mengingat kejadian memalukan itu.

   Leon meletakkan sebuah bando pita miliknya dan anting yang hanya sebelah saja.

"Ini milikmu?", tanya Leon

"Darimana kau menemukannya?", Keisha mengambil benda miliknya. Anting barang berharganya, ia membelinya saat mendapatkan gaji pertamanya.

"Tentu saja saat kita melewati malam yang panjang.", kata Leon membuat wajah Keisha panas menahan malu.

"Kenapa kemarin kau tidak menungguku?", tanya Leon memberikan kartu nama.

"Jika membutuhkan sesuatu hubungi saja aku. Aku akan bertanggung jawab jika kau hamil.", kata Leon.

"Itu tidak akan terjadi. Kita lupakan saja kejadian itu.", kata Keisha ekspresinya mulai tegang. Ia tak mau berurusan lagi dengan Mr. Leonardo.

"Kalau aku tidak bisa melupakannya bagaimana?", tanya Leon tersenyum miring.

   Ya, Leon memang tidak bisa melupakan kejadian itu.

   Keisha hanya diam saja menghabiskan kentang gorengnya.

   Sepanjang perjalanan pulang Keisha masih memikirkan pertemuannya dengan Leon.

"Tidak. Aku tidak mungkin hamil.", gumam Keisha menggelengkan kepalanya.

"Tante Gisel saja yang sudah menikah satu tahun belum juga hamil, apalagi aku yang hanya sekali.", gumam Keisha meyakinkan pendapatnya, sambil menunggu bus lewat.

   Sebuah mobil mewah berhenti didepannya.

"Galang. Cari tahu informasi tentang gadis itu.", Kataa Leon.

"Baik tuan.", jawab Galang.

   Baru saja tiba dirumhanya Keisha langsung dihadang Reni.

"Kamu sudah gajian kan? Berikan uangnya.", kata Reni.

"Kan kemarin sudah kuberi.", kata Keisha berusaha masuk ke dalam kamarnya.

"bulan ini aku belum membayar hutang.", kata Reni mengejar Keisha.

"Hutang apalagi?.", tanya Keisha.

"Sudah tidak usah banyak tanya. Cepat berikan.", kata Reni tak sabar.

   Keisha menghela nafasnya, ia mengambil 3 lembar uang berwarna merah.

"Mana cukup. 7 lembar lagi.", kat Reni memaksa.

"Tidak ada Bu.", kata Keisha.

"Jangan bohong.", Reni merebut dompet Keisha lalu mengambil uang yang memang tersisa 7 lembar. Reni tersenyum miring lalu mengibaskan uang yang kini berjumlah 10 lembar, lalu pergi meninggalkan Keisha.

  Keisha Melihat tas yang ada dompet tersembunyi. Miris sekali, hanya tinggal 3 lembar sisa uangnya.

"untung ada yang ditabung, lumayanlah buat jaga-jaga kebutuhan mendadak.", gumam Keisha.

Dor...dor...dor...

   Terdengar suara pintu yang digedor dengan keras. Keisha merasa heran tak ada yang membukanya, Ia berinisiatif membukakan pintu ruang tamu.

Ceklek

Terlihat dua pria bertubuh kekar dengan Tato yang terlihat ditanganya.

"Maaf cari siapa ya?", tanya Keisha memberanikan diri.

"Dimana Renita?", tanya pria berkepala pelontos.

"Ada apa ya pak cari ibu saya?" ,tanya Keisha.

"Dia sudah 5 bulan tak membayar hutang.", kata pria berambut panjang.

  Dengan tergopoh-gopoh Renita menemui debt kolektor itu.

"Tolong beri saya waktu lagi.", kata Reni.

"Baiklah besok harus membayar semuanya.", kata pria berkepala pelontos.

"Kalau tidak rumah ini akan disegel.", kata pria berambut panjang.

  Reni bernafas lega setelah kepergian para debt kolektor.

"Keisha kamu ada uang tidak?", tanya Reni.

"Tidak ada. Sebenarnya hutang untuk apa sih Bu? Berapa hutangnya?", tanya Keisha.

"Kamu mau lunasin?", tanya Reni penuh selidik.

"Tidak."

"50 juta.", kata Reni.

"Untuk apa hutang sebanyak itu?", tanya Keisha heran.

"Untuk kuliah Laras lah.", kata Reni membanggakan.

"Minta ayah saja.", kata Keisha cuek. Ia saja tak pernah kuliah. Sekolah hanya sampai SMP, lalu lanjut SMA terbuka sambil ia bekerja.

"Uang ayah hanya cukup untuk shopping aku dan Laras.", kata Reni. Uang yang seharusnya untuk kebutuhan digunakan untuk shopping.

"gayanya saja tinggi", gumam Keisha.

"Apa kamu bilang?", tanya Reni sambil memelototkan matanya.

"Tidak.", Reni menggelengkan kepalanya lalu beranjak pergi meninggalkan Reni.

   Sebenarnya yang mengadopsi Keisha adalah nenek Laras yang dulunya orang berada, namun baru satu tahun Keisha merasakan kasih sayangnya beliau meninggal.

   Keisha yang mendapatkan sebagian warisan peninggalannya, Reni tak terima Keisha yang hanya anak adopsi mendapatkan warisan, dengan dalih mau merawat Keisha sebenarnya Reni ingin merebut warisan peninggalan ibu mertuanya dari Keisha.

    Leon duduk di kursi kebesarannya sebagai CEO di Perusahaan keluarganya yang kini berkembang pesat berkat dirinya.

Tok...tok...tok.

"Masuk.", seru Leon.

   Galang masuk ke ruangannya lalu duduk di depannya.

"Bagaimana? Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang gadis itu?", tanya Leon.

"Sudah tuan.", jawab Galang. Ia adalah asisten Leon yang setia .

   Galang memberikan secarik kertas berisi data tentang Keisha.

Nama lengkap: Keisha Maharani

Usia. :20 tahun.

Bekerja. : Di perusahaan Wibowo sebagai Office Girl.

Status keluarga: Anak adopsi.

Leon menatap data yang Galang dapatkan beserta fotonya.

"Kerja bagus.", kata Leon, asistennya memang bisa diandalkan.

Drrt...drrt...

Ponsel Leon bergetar ia segera mengambilnya dari saku celananya.

"Halo."

"pulanglah mommy ingin memperkenalkan calon istri kepadamu"

"Aku tidak mau mom.", Leon kesal dengan mommynya yang bersikeras menjodohkannya.

"Usiamu sudah 35 tahun. sudah saatnya kamu menikah."

"Nanti kalau aku sudah siap."

Tut.

Ponsel Leon matikan. Sebenarnya tanpa diperkenalkan banyak para gadis yang mengejarnya, selain karena kaya ia juga tampan, tubuhnya yang bagus mencetak tubuhnya yang sispax karena sering berolahraga.

Leon tersenyum mengingat kejadian beberapa hari yang lalu dilewatkan bersama gadis bernama Keisha. Ia kira Keisha gadis yang lugu ternyata bisa membangkitkan gairahnya yang sudah lama hilang.

Leon yang saat itu menjalin kasih dengan Jessica berencana melakukan hubungan badan dengannya, namun ia sudah keduluan rekan bisnisnya yang sudah tua seusia Daddy nya. Leon benci pengkhianatan, membuatnya memutuskan hubungan dengan Jessica. Jessica menerima keputusan Leon.

Malam panas yang dilalui dengan Keisha membuatnya sedikit melupakan Jessica .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!