NovelToon NovelToon

Dokter Cinta Spesialis Hati

Dokter Cinta Spesialis Hati "Prolog"

Pengenalan tokoh.

Laki-laki tampan ini adalah Kharsha Setiawan biasa di panggil Arsha seorang Dokter spesialis penyakit dalam yang mewarisi wajah tampan persis papahnya Dokter Hasan Setiawan. Dengan tinggi badan 1,72 m bersifat dingin dan cuek terhadap semua lawan jenisnya terutama yang suka mengejarnya dan berniat untuk menaklukkan hatinya. Dia hanya bersikap hangat kepada keluarganya khususnya ibu dan adiknya. Hobinya berolahraga, makanan dan minuman favoritnya adalah nasi goreng plus jus jeruk buatan mamahnya Khardha Sahara.

Gadis cantik ini adalah saudara kembar dari Dokter Kharsha Setiawan, namanya Kharshi Setiawan nama panggilannya Arshi Dokter spesialis anak. Dia mempunyai tinggi badan 1,62 m sikapnya selalu terkesan jutek namun sebenarnya dia adalah sosok yang lembut juga penyayang kepada semua orang yang dekat dengannya sebab dia mewarisi semua sifat dan wajah yang sangat mirip dengan ibunya. Makanan dan minuman favoritnya sama persis dengan kembarannya yaitu nasi goreng dan jus jeruk spesial buatan mamahnya Khardha Sahara yang tak lagi muda namun mempunyai aura kecantikan natural yang tidak pernah luntur dimakan usia.

Namanya Rezki Aditya Pratama ceo muda dari perusahaan penyedia jasa pengiriman barang anak dari pasangan Riki Aditya Pratama mantan terindahnya Khardha dan Rina Sari Gunawan sahabatnya Khardha waktu sekolah. Dia memiliki ketampanan yang sangat mempesona setiap kaum hawa yang menatapnya persis seperti ayahnya. Namun sayangnya dia juga seorang playboy yang suka mempermainkan perasaan wanita. Sampai suatu hari dia bertemu dengan seorang Dokter cantik yang menggunakan jasa pengiriman barang lewat perusahaannya dan tidak mendapatkan kepuasaan atas pelayanannya. Dokter itu langsung mendatanginya untuk komplain lalu memarahinya didepan semua karyawan-karyawannya. Rezki berusaha bernegosiasi dan mengganti ruginya dengan menawarinya sebagai kekasihnya setelah merebut firstkiss darinya dengan sengaja namun Dokter itu justru menamparnya didepan umum, sebab dia tidak tertarik sama sekali kepadanya. Rezki bertekad untuk menaklukkan hati Dokter itu bagaimanapun caranya, karena tidak terima diperlakukan seperti itu.

Namanya Wava Wicaksono saudara kembar dari Wavi Wicaksono anak dari pasangan Dokter Wahyu Wicaksono dan Selvi Sira. Dengan tinggi badan 1,61meter, hobinya membaca dan menyanyi, dia juga seorang Dokter spesialis anak.

Wava, Wavi, Arshi dan Arsha sudah bersahabat sejak mereka kecil, mereka berempat juga mengenyam pendidikan di bangku sekolah yang sama sejak taman kanak-kanak sampai mereka kuliah hingga sama-sama menjadi Dokter spesialis.

Wava sangat mencintai Arsha dalam hatinya, namun dia tidak mau mengungkapkannya karena takut Arsha akan menjauhinya dan merusak persahabatan mereka. Sebab dia sudah tahu Arsha tidak mau pacaran sebelum menikah.

Berbeda dengan Wavi Wicaksono kembarannya ini yang selalu mengejar cinta Arshi secara terang-terangan serta menunjukkan perhatian yang kadang sangat berlebihan membuat Arshi risih dengan segala tingkah laku Wavi. laki-laki yang hanya terpaut usia tiga bulan lebih tua dari Arsha & Arshi ini juga menurun sifat somplak bapaknya Dokter Wahyu Wicaksono yang suka bercanda tidak tahu tempatnya. Wavi juga seorang Dokter spesialis kandungan yang sangat serius bila menyangkut keselamatan pasien-pasiennya.

Namanya Rasya Kurniawan Rasyid anak dari pasangan Dokter Rasyid & Dokter Reisa. Dokter ahli bedah tampan ini sangat romantis terutama kepada orang yang disayangi dan dicintainya. Dia sangat menyukai Dokter Arshi namun selalu ditolak olehnya. Dokter Rasya tidak ingin menyerah sampai kapanpun juga hingga Arshi mau menerimanya, itulah tekadnya.

Namanya Hendri Hendrawan Choi anak dari pasangan Hendrik Choi dan Pripta Sari. Laki-laki dengan tinggi badan 1,83 m ini adalah seorang pengusaha garmen mewarisi usaha orangtuanya. Dia sangat ambisius dengan semua keinginannya, dia juga tidak segan mengambil tindakan yang diluar nalar untuk mencapai tujuannya. Namun dia tiba-tiba berubah ketika bertemu seorang wanita cantik yang menolongnya dijalan sehabis kecelakaan.

Wanita cantik ini adalah Yenny Anggraeni Dokter spesialis penyakit dalam yang selalu mengejar cinta Arsha sejak di bangku SMA hingga kuliah. Namun Arsha selalu cuek dan bersikap dingin kepadanya sampai suatu hari Yenny menjebak Arsha diruangannya.

Gadis cantik ini namanya Amara Syakila dia berprofesi sebagai perawat yang bekerja di rumah sakit keluarga Setiawan. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu namun pekerja keras dia juga diam-diam menaruh hati pada Arsha.

Cewek cantik ini namanya Safira Maulida dia juga sahabat baik Arshi sekaligus rekan kerjanya yang juga seorang Dokter spesialis anestesi. Dia sudah lama menyukai Dokter Wava seiring intensitas mereka bertemu disetiap kesempatan ketika hendak mengoperasi pasien-pasiennya namun sayangnya Wava tidak tertarik sama sekali dengannya.

Apa yang terjadi selanjutnya dengan cerita mereka semua dan bagaimana endingnya?

Ikuti terus ceritanya, di jamin tidak akan menyesal jika kalian menjadikannya favorit kalian semua. Jangan lupa vote yang banyak, like yang tiada henti, komen yang selalu membangun, koin seikhlasnya.

Itulah sekilas pengenalan visual tokoh-tokoh yang ada dicerita ini. Semoga para reader semuanya suka bila tidak sesuai dengan ekspetasi kalian silahkan bayangkan sendiri sesuai dengan kehaluan kalian masing-masing. Aku mohon maaf sebelum dan sesudahnya bila ada kesamaan nama, tempat, kejadian juga peristiwa yang sama dengan fakta yang terjadi di dunia nyata karena ini murni imajinasi author semata.

Dokter Cinta Spesialis Hati episode#1 "Anugerah terindah"

Happy reading guys!

Hari ini adalah pembukaan pertama rumah sakit keluarga Setiawan yang semua biaya pembangunan ditanggung sendiri oleh Dokter Hasan Setiawan. Sedari dulu dia memang sudah bercita-cita untuk membangun rumah sakit dengan jerih payahnya dan hasil keringatnya sendiri, apalagi setelah kehamilan istrinya serta lahirnya baby twin Arsha dan Arshi yang semakin melengkapi kebahagiaan rumah tangganya. Diapun semakin gigih untuk mewujudkan cita-citanya itu. Dan sekarang setelah anak-anaknya sudah lulus kuliah sebagai Dokter spesialis masing-masing dalam bidang keahliannya, akhirnya terwujudlah cita-citanya. Dokter Hasan semakin bersyukur melihat anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa dan istrinya yang selalu setia mendukung semua keputusannya.

"Sayang kenapa melamun? Ayo cepat gunting pitanya biar acara peresmiannya cepat kelar." Ujar Khardha menyadarkan suaminya yang terpaku ditempatnya.

Dokter Hasan Setiawan tersenyum penuh arti didepan semua orang yang menyaksikan langsung peresmian dibukanya pelayanan rumah sakit keluarga Setiawan. Rumah sakit itu juga sudah dilengkapi fasilitas yang sangat memadai dan tidak usah diragukan lagi karena telah terakreditasi kelaikanya. Acara dilanjutkan dengan makan bersama anak-anak yatim, fakir miskin, kaum duafa dan para karyawan rumah sakit yang sudah di seleksi secara detail oleh dia, istri, anak-anak serta dibantu sahabat-sahabatnya sesama Dokter yang berkompeten di bidangnya. Setelah semua acara selesai dia mengajak istri dan anak-anaknya berkumpul di ruangan khusus pimpinan rumah sakit yang terletak di lantai paling atas. Disana terdapat tiga kamar tidur untuk mereka sekeluarga dengan fasilitas lengkap layaknya hotel bintang lima. Sesampainya disana mereka duduk berempat di sofa yang ada ditengah-tengah ruangan itu.

"Sebenarnya apa tujuan Papah ngumpulin kita semua disini?" Tanya Arshi memulai pembicaraan diantara mereka.

"Papah mau agar kalian semua selalu kompak menjaga mencintai dan menyayangi satu sama lainnya. Terutama kamu Arsha anak laki-laki yang nantinya akan jadi pemimpin menggantikan papah bila papah sudah tidak bisa lagi menangani semuanya. Tolong handle semuanya dengan baik dan bijak dalam mengambil keputusan, bila kamu mengalami masalah musyawarahkanlah dengan orang yang benar-benar mengerti bagaimana mengatasinya. Jagalah Arshi dan mamah dengan baik, berikan perhatian khusus buat mamah jangan sampai dia mengalami drop lagi, karena papah merasa Allah sudah sangat baik kepada kita dengan mengabulkan semua doa dan cita-cita kita. Papah juga sangat bersyukur dengan kehadiran kalian semua di kehidupan ini, sebab kalian adalah anugerah terindah yang aku miliki selama ini. Oleh karena itu papah sudah siap seandainya sewaktu-waktu malaikat maut mencabut nyawa papah. Ingat Arsha dan juga kamu Arshi jagalah, cintai dan sayangilah mamah seperti papah mencintainya selama ini jangan sampai kalian berdua membiarkan mamah bersedih dalam kesendiriannya nanti karena kesibukan kalian masing-masing. Papah gak mau mamah menderita hanya karena kepergian papah nantinya, sebab papah selalu berusaha membahagiakannya selama ini." Jelasnya dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa kamu ngomong kayak gitu Sayang? Apa kamu mau ninggalin aku sama anak-anak?" Khardha sangat terharu mendengar penuturan suaminya hingga tidak bisa lagi membendung airmatanya.

"Maafin aku Sayang, aku cuma memberikan nasehat dan amanah kepada anak-anak kita, agar mereka selalu memberikan yang terbaik untukmu, apabila aku udah gak ada lagi diantara kalian semua nantinya." Ucapnya sembari merengkuh tubuh istrinya kedalam pelukannya.

"Seharusnya aku yang lebih dulu pergi bukan kamu Sayang, aku udah bosen harus minum obat setiap hari siang dan malam, aku juga tau obat-obatan yang aku minum itu gak bisa menyembuhkan penyakitku hanya sekedar membantu menormalkan diabetesku. Jadi lebih baik aku aja yang pergi lebih dulu agar gak ngerepotin kalian lagi." Ujar Khardha di sela tangisnya.

"Jangan ngomong kayak gitu Sayang hidup dan mati itu Allah yang menentukan. Bukan sesuatu yang bisa kita request atau kita pesan layaknya dicafe maupun restoran." Dokter Hasan berusaha menenangkan istrinya dengan membelai rambutnya dan menciumi puncak kepalanya.

Arshi yang menyaksikannya ikut sesenggukan sambil memeluk Arsha yang hanya diam membisu tanpa suara. Walaupun sebenarnya dalam hatinya Arsha juga sangat terharu mendengar semua pembicaraan orangtuanya, namun dia menutupinya dengan diamnya. Itulah Arsha dengan semuat sifat dinginnya selalu berusaha tegar dalam keadaan apapun juga.

"Udah Sayang jangan nangis lagi malu diliatin anak-anak, bajuku juga jadi basah karena airmata dan ingus kamu." Godanya untuk mencairkan suasana hati mereka yang diselimuti emosi kesedihan.

"Jangan menggodaku di depan anak-anak, malu tau!" Sergah Khardha dengan mencubit perut suaminya.

"Ya udah kalau malu kita kekamar aja yuk!" Ajak Dokter Hasan dengan menaik turunkan alisnya.

Begitulah pasangan suami istri yang sudah berusia lebih dari setengah abad itu menjalani kehidupan rumah tangga mereka yang hampir dua puluh delapan tahun ini menghabiskan waktu mereka disela-sela kesibukannya masing-masing. Dokter Hasan hanya sekali-sekali saja lagi menangani pasiennya secara langsung sebab semuanya sudah dia serahkan kepada Arsha anaknya yang menggantikannya. Dia hanya turun tangan apabila memang dalam situasi darurat. Sekarang dia hanya terfokus kepada kesehatan istrinya yang harus dijaganya setiap saat karena Khardha sering mengalami drop bila sudah kadar gula dalam darahnya kembali naik. Dia juga berikrar dalam hatinya akan selalu menemani wanita yang sangat dicintainya itu sampai maut memisahkan mereka.

"Papah sama Mamah itu udah tua kenapa masih aja kelakuannya kayak anak muda? Bikin ngiri aja!" Gerutu Arshi sambil mamajukan bibirnya.

"Udah yuk gak usah gangguin Papah sama Mamah!" Ajak Arsha dengan menarik tangan Arshi supaya mengikutinya keluar dari ruangan itu.

"Heyy kalian mau kemana nak?" Panggil Khardha sembari beranjak dari duduknya.

"Tadi Arsha bilang gak usah gangguin Papah sama Mamah." Teriak Arshi sebelum menghilang dibalik pintu.

"Tuh kamu dengar sendiri kan Sayang anak-anak kita aja pada ngerti kok, mamah papahnya butuh waktu berdua, masa kamu sendiri pura-pura gak ngerti." Ucap Dokter Hasan dengan mengunci pergerakan istrinya diatas sofa.

"Kamu jangan macam-macam Sayang, nanti kalau tiba-tiba mereka kembali gimana?" Khardha menahan dada suaminya yang ada tepat didepannya.

"Aku gak bakalan macam-macam Sayang, cuma satu macam aja." Dokter Hasan semakin memangkas jarak antara keduanya.

Hatcih....Khardha tiba-tiba bersin membuat suaminya langsung menjauhkan diri darinya.

"Kalau mau bersin seharusnya kamu bilang dulu." Kesal Dokter Hasan sembari beranjak dari duduknya lalu masuk kedalam kamar pribadi mereka.

Dekorasi kamar tidur yang indah dengan warna emas dan putih dibagian ornamen dindingnya semakin serasi ditambah pencerah warna merah diatas dinding ranjangnya semakin membuat kamar itu bak didalam istana negeri dongeng yang selalu di khayalkan oleh Khardha selama ini.

"Maafin aku ya Sayang, aku beneran gak sengaja tadi." Ucap Khardha dengan mengikuti langkah kaki suaminya dari belakang.

"Ok, aku mau maafin kamu asal kamu juga mau nurutin semua kata-kataku." Dokter Hassn membalikkan badannya lalu menggendong istrinya dan menghempaskan tubuhnya diatas ranjang seraya tersenyum smirk.

*****

Sementara itu di lobi rumah sakit tampak sudah ramai para pengunjung rumah sakit yang membutuhkan bantuan medis duduk berjejer rapi mendaftarkan diri ataupun keluarganya.

"Dokter Arsha dan Dokter Arshi ada pasien yang harus secepatnya kita tangani." Ucap perawat yang ditugaskan di bagian UGD.

"Dokter yang lain mana?" Tanya Arsha dengan wajah dinginnya sambil berjalan menuju ruang unit gawat darurat.

"Dokter yang lain juga sibuk menangani pasien-pasien yang baru datang, sebab ada kecelakaan beruntun didaerah tikungan jalan bagian selatan." Jawab perawat itu.

"Apakah korbannya juga ada ibu hamil dan anak-anak?" Tanya Arshi yang ikut mensejajarkan langkahnya dengan Arsha dan perawat itu.

"Iya Dokter." Jawab Perawat itu dengan membukakan pintu masuk ruang UGD.

Setelah itu mereka langsung melakukan tugasnya masing-masing sebagai Dokter yang berkompeten di bidang keahliannya.

*****

Seharian penuh hanya terjeda dengan waktu sholat, sampai malam menunjukkan pukul 22:00 barulah mereka bisa istirahat dengan tenang. Arshi yang tampak sangat kelelahan duduk diruangannya sambil memejamkan matanya. Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu dari luar.

Tok....tok...tok...bunyi pintu diketuk. Arshi berjalan membuka kunci lalu membukanya.

Ceklek...Arshi terkejut mendapati seorang Dokter yang sangat dikenalnya memberikan bunga dan bungkusan berisi makanan.

"Wavi ngapain kamu kesini?" Arshi hendak menutup pintu ruangannya kembali namun ditahan oleh Dokter Wavi dengan kakinya.

"Arshi aku kesini cuma ingin makan malam sama kamu, sebab aku tau kamu pasti belum makan iya kan?" Wavi langsung masuk tanpa dipersilahkan.

"Aku bisa makan sendiri Vi kamu gak usah mikirin aku, lagian aku juga udah ngantuk banget. Kamu pulang aja sana gih!" Arshi menarik tangan Wavi dengan kasar.

"Semakin sering kamu menolakku justru aku semakin menyukaimu Dokter Kharshi Setiawan Sp.An." Ujar Wavi dengan menarik balik tangan Arshi hingga menabrak dadanya.

Arshi tidak terima diperlukan seperti itu oleh Wavi hingga dia langsung menendang area sensitif Wavi.

Awww... pekik Wavi langsung melepaskan tangan Arshi dan memeganginya.

"Kamu tega banget Shi sama aku hiks...," Wavi terpaksa keluar dengan berjalan sedikit berbeda dari biasanya.

*****

Berbeda dengan Arsha yang masih disibukkan dengan penanganan pasien-pasien yang harus diurusnya hingga waktu menunjukkan pukul 24:00 barulah dia bisa merebahkan tubuhnya di sofa yang ada diruangannya. Dia langsung tertidur karena sangat kelelahan, hembusan nafas teraturnya dengan dengkuran halus membuatnya tidak menyadari ada seseorang yang masuk ke ruangannya tanpa sepengetahuannya karena lupa mengunci pintunya. Seorang Dokter cantik yang bername tag Yenny Anggraeni Sp.PD.

Dia menyentuh wajah Arsha dengan lembut lalu mendekatkan wajahnya kemuka Arsha berniat untuk menciumnya, namun tiba-tiba Arsha membuka matanya.

"Apa yang anda lakukan disini? Kenapa anda bisa masuk ke ruangan saya?" Arsha langsung bangun lalu beranjak pergi meninggalkan Yenny yang terpaku ditempatnya.

Kenapa kamu selalu begitu kepadaku Sha? Padahal aku sangat mencintaimu, tapi justru dengan sifat dinginmu itu membuatku semakin penasaran untuk memilikimu, gumamnya dalam hati.

Arsha melangkahkan kakinya menuju ke lantai paling atas tempat ruangan khusus keluarganya dengan menggunakan lift. Sesampainya disana dia mencium aroma makanan favoritnya yaitu nasi goreng spesial buatan mamahnya. Dia juga melihat Arshi yang duduk dikursi meja makan dengan menghadap ke dapur.

"Assalamualaikum." Ucapnya sembari menepuk pundak saudara perempuannya itu.

"Astagfirullah al azdim!" Seru Arshi karena sangat terkejut.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Sahut Khardha mewakili Arshi yang mendelik ke arah Arsha karena sudah mengagetkannya.

"Kenapa Mamah gak pulang ke rumah?" Tanya Arsha dengan mencium pipi Khardha.

"Papah yang gak mau pulang Sayang, dia bilang anggap aja disini rumah kedua untuk kita, sebab Papah juga udah melengkapi semua kebutuhan kita disini. Jawab Khardha seraya tersenyum menolehkan kepalanya kepada anak laki-lakinya itu.

"Ohhh gitu, terus Papahnya mana Mah?" Arsha kembali bertanya dengan mengedarkan pandangannya.

"Papah udah tidur dari tadi, aku yang bangunin Mamah untuk buatin nasgor." Jawab Arshi dengan santai sambil memainkan smartphonenya.

"Ya udah nih nasi goreng spesialnya plus jus jeruk kesukaan kalian. Mamah mau kekamar dulu ya, kalian juga jangan lupa istirahat, biar besok bisa menangani pasien-pasien kalian dengan baik." Ucap Khardha sembari menyajikannya diatas meja makan untuk anak-anaknya.

"Ok Mah, makasih ya udah mau masakin kita di tengah malam kayak gini!" Seru kedua saudara kembar itu.

Khardha menganggukkan kepalanya kemudian berlalu pergi meninggalkan anak-anaknya yang langsung melahap makanan yang ada dihadapannya itu.

Bersambung....

Mohon doa dan dukungannya ya reader, tinggalkan jejak kalian melalui vote, like, komen, koin nya.

Jangan lupa jadikan favorit kalian juga ya!

Dokter Cinta Spesialis Hati episode#2 "Pertemuan Pertama"part1

Happy reading guys!

Keesokan harinya Arshi yang seorang Dokter spesialis anak berusaha mendekorasi ulang ruangan khusus perawatan anak dirumah sakit milik keluarganya itu. Dia memesan beberapa mainan untuk di pasang disana agar terlihat lebih menyenangkan bagi pasien-pasien anak-anak walaupun mereka dalam keadaan sakit. Pemesanan itu di kirim lewat perusahaan Pratama grup yang dipimpin oleh ceo muda yang bernama Rezki Aditya Pratama. Sesuai dengan kesepakatan dengan pihak distributor pengiriman akan sampai selama dua hari. hingga satu minggu kemudian barang yang dipesan Arshi belum juga sampai ketangannya. Arshi berusaha mengajukan komplain kepada pihak distributor itu untuk mendapatkan uang jaminan kembali apabila hari ini masih belum sampai juga. Pihak distributor justru mengklaim bahwa keterlambatan itu bukan dari pihak mereka tapi dari pihak jasa pengiriman barang dari perusahaan Pratama grup.

Arshi sangat geram dibuatnya, dia mencari alamat perusahaan itu sendirian dengan mengendarai motor matic nya agar mudah dan tidak terjebak kemacetan dijalan. Namun tiba-tiba ketika dia berhenti di lampu merah motornya di tabrak sebuah mobil yang mengerem secara mendadak. Arshi terjatuh akibat benturan yang cukup keras itu, dia mengalami luka-luka disetiap bagian tubuhnya. Si pengendara mobil itu segera keluar berusaha memberikan pertolongan kepada Arshi, sayangnya lampu berubah menjadi hijau semua orang membunyikan klakson karena terhalangi oleh mobil laki-laki itu, dia tidak jadi menolong Arshi dan langsung melajukan kendaraan roda empatnya itu kembali.

Namun ternyata dia hanya mencari tempat parkir dipinggir jalan yang tidak jauh dari tempat kejadian kemudian berlari berniat untuk bertanggungjawab kepada pengendara motor yang baru saja ditabraknya tadi. Dia melihat orang-orang berkerumun menolong seseorang yang pingsan dan masih meggunakan helm nya. Dia menerobos kerumunan orang-orang itu lalu ikut membantu orang yang tidak lain sipengendara motor yang ditabraknya tadi. Dia sangat terkejut ketika membuka helm nya ternyata orang itu adalah seorang gadis yang sangat cantik menurutnya. Dia langsung menggendongnya lalu merebahkannya diatas jok penumpang disampingnya untuk membawanya ke rumah sakit terdekat. Sesampainya di area parkir rumah sakit dia kembali menggendongnya menuju UGD. Di koridor rumah sakit dia tidak sengaja bertemu Dokter Rasya sepupunya.

"Siapa yang lo gendong Ki? Pacar lo ya?" Tanya Rasya karena tidak melihat jelas wajah gadis yang ada dalam gendongan sepupunya itu.

"Bukan, gue tadi gak sengaja menabrak dia dilampu merah." Jujur Rezki dengan membaringkan tubuh gadis yang di tolongnya diatas brankar rumah sakit.

"Arshi!" Kaget Rasya ketika melihat jelas wajah gadis yang telah di baringkan Rezki sepupunya itu.

"Lo kenal sama dia?" Rezki mengangkat satu alisnya.

"Iya, dia Dokter Arshi anak pemilik rumah sakit ini." Jawab Rasya sembari memberikan pertolongan kepada Arshi secepatnya dengan membawanya masuk ke ruang UGD bersama tim medis yang bertugas disana.

Rezki terpaku di tempatnya mendengar jawaban dari mulut Rasya sepupunya itu, dia berpikir pasti urusannya akan panjang bila bertemu dengan orangtua gadis yang ditabraknya itu. Namun tiba-tiba sekertarisnya kembali menelponnya memberitahukan komplain dari pihak rumah sakit yang sama ditempatnya berada sekarang ini. Dia serba salah dibuatnya akhirnya dia memutuskan untuk menunggu Arshi sampai siuman agar bisa meluruskan semuanya. Lima belas menit kemudian Rasya keluar dari ruang UGD dia menatap tajam kearah Rezki.

"Gimana kondisinya? Kenapa lo liatin gue kayak gitu?" Rezki mengerutkan keningnya dengan sempurna mendapat tatapan dari sepupunya yang sulit untuk diartikannya itu.

"Banyak luka diseluruh tubuhnya untung aja wajah cantiknya gak ikutan terluka. Dan lo kenapa sampai bisa menabraknya di lampu merah? Lo harus ceritain kronologi kejadiannya sama gue." Rasya langsung mengajak Rezki keruangannya.

"Ok!" Singkat Rezki dengan menganggukkan kepalanya.

Rasya berjalan mendahului Rezki dengan berusaha meredam emosinya. Sesampainya di dalam ruangannya dia mempersilahkan Rezki duduk didepannya lalu kembali menginterogasinya.

"Ceritain semua secara detail!" Peritah Rasya dengan melipat kedua tangannya diatas dada.

"Tadi gue bangun kesiangan, tiba-tiba sekertaris gue nelpon, dia memberitahukan bahwa ada pihak yang ingin komplain dan menuntut perusahaan kami. Orang itu juga ingin bertemu dengan gue secara langsung. Gue terpaksa ngebut dijalan supaya bisa datang ke perusahaan lebih dulu, ketika ketemu lampu merah gue langsung ngerem mobil mendadak dan gak sengaja menabrak tuh cewek." Jelas Rezki dengan tenangnya sembari mengangkat satu kakinya dengan bertumpu diatas kaki satunya.

Tok...tok...tok...suara pintu diketuk dari luar. Rasya beranjak dari duduk lalu membuka pintu ruangannya.

"Ada apa?" Rasya bertaya pada perawat yang berdiri di depannya.

"Dokter Arshi sudah kami pindahkan ke kamar VVIP. Disana juga ada Dokter Arsha dan kedua orangtuanya yang menunggu penjelasan anda serta orang yang membawanya ke rumah sakit ini." Perawat itu mengatakan maksud kedatangannya.

"Ok kami akan segera kesana." Rasya menganggukkan kepalanya.

Perawat itu berlalu pergi dari hadapan Rasya untuk kembali melakukan tugasnya.

"Lo harus minta maaf sama Arshi dan keluarganya." Rasya kembali mengajak Rezki keluar dari ruangannya menuju kamar VVIP tempat Arshi dirawat.

Riski hanya mengekor dibelakang Rasya tanpa mengeluarkan suaranya yang biasanya selalu menyertai kebersamaan keduanya. Didalam lift juga terasa sangat hening karena mereka larut dalam pikirannya masing-masing. Setelah sampai didepan pintu kamar rawat Arshi, Rasya mengetuk pintu masuk.

Tok...tok...tok...suara pintu diketuk dari luar Arsha segera berjalan untuk membukakan pintu. Dia mempersilahkan Rasya dan Rezki masuk dengan isyarat matanya.

"Assalamualaikum Om, Tante." Ucap Rasya sembari mencium punggung tangan Dokter Hasan dan Khardha secara bergantian, Rezki juga mengikuti apa yang dilakukan Rasya.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab Khardha dan Dokter Hasan bersamaan.

"Mari silahkan duduk biar bisa bicara dengan santai." Ajak Khardha dengan menunjuk sofa yang ada dikamar VVIP itu.

"Siapa dia Rasya?" Tanya Dokter Hasan mengawali pembicaraan dengan mengarahkan pandangannya kearah Rezki.

Kenapa wajahnya mirip sekali dengan Riki mantan pacar istriku?" Gumam Dokter Hasan dalam hatinya.

Wajahnya sangat mirip dengan Riki mantan terindahku," batin Khardha dengan menatap Rezki tanpa berkedip.

"Dia Rezki Aditya Pratama sepupuku Om." Rasya memperkenalkan Rezki dengan menepuk bahunya dengan kuat.

Rizki menganggukkan kepalanya seraya tersenyum menatap kepada Dokter Hasan dan Khardha yang juga menatapnya dengan tatapan penuh arti. Namun dia mendelik tajam kearah Rasya karena merasakan sakit dibahunya.

Berarti benar feeling ku dia adalah anak Riki." Gumam Dokter Hasan dan Khardha bersamaan sembari melirik satu sama lain.

"Apa yang terjadi sebenarnya kenapa kamu sampai membawa Arshi dalam kondisi seperti itu kerumah sakit?" Dokter Hasan berusaha mengintimidasi Rezki dengan wajah dinginnya.

Arsha juga menatap dingin kearah Rezki yang diyakininya sebagai penyebab kecelakaannya Arshi saudara kembarnya. Dia melipat kedua tangannya diatas dadanya sembari menunggu jawaban Rezki.

"Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang telah saya lakukan hingga menyebabkan anak Om dan Tante celaka. Tadi saya tidak sengaja menabraknya di lampu merah hingga membuatnya terjatuh dan pingsan. Saya akan melakukan apapun untuk menebus kesalahan saya Om, Tante." Rezki menatap serius kearah Dokter Hasan dan Khardha.

"Sudahlah lupakan saja, kamu tidak perlu melakukan apapun untuk anak saya. Yang penting kamu sudah mengakui kesalahanmu dan ingat jangan sampai mencelakai orang lain lagi, hati-hatilah ketika berkendara." Dokter Hasan berkata seperti itu karena tidak ingin memperpanjang masalah lagi.

"Mah, Pah." Panggil Arshi dengan suara lirihnya.

Khardha dan Dokter Hasan segera beranjak menghampiri anaknya yang terbaring lemah diatas bed pasien, diikuti oleh Arsha, Rasya dan Rezki.

"Ada apa sayang?" Khardha mengusap kepala anaknya dengan lembut.

"Aku haus Mah," Arshi meminta tolong kepada ibunya agar mengambilkan air minum untuknya.

"Apakah dibagian dalam tubuhmu ada yang sakit? Kalau iya kita harus melakukan rontgen dan ct scan supaya bisa melakukan perawatan yang lebih intensif." Dokter Hasan menatap serius kearah anaknya itu.

"Gak usah Pah aku yakin cuma mengalami luka dibagian luar aja." Arshi berusaha menenangkan hati orangtuanya.

"Kita tetap harus melakukan rontgen dan ct scan kepadamu Arshi." Tegas Arsha sembari berlalu pergi karena dia tidak suka berbasa basi.

"Benar apa yang dikatakan Arsha." Rasya menimpali.

"Aku minta maaf karena sudah menabrakmu tanpa sengaja." Reski membungkukkan sedikit badannya.

"Ohh jadi kamu orang yang udah nabrak aku." Arshi menatap Rezki dari atas kebawah." Kamu harus bertanggungjawab untuk semuanya." Arshi menekankan kata-katanya.

"Aku akan melakukan apapun untuk menebus kesalahanku." Rezki berkata dengan serius sembari menatap wajah Arshi tanpa berkedip.

"Untuk sekarang pergi dari sini, tinggalin tanda pengenalmu." Tegas Arshi dengan menatap tajam kearah Rezki.

Rezki segera mengambil kartu namanya lalu memberikannya ketelapak tangan Arshi tepat didepan Dokter Hasan, Khardha dan Rasya yang menatapnya dengan membulatkan mata mereka.

Bersambung....

Wah bakal ada perang dingin nich diantara mereka semua. jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya teman-teman melalui vote, like, komen, koin nya.

Sampai ketemu lagi di episode selanjutnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!