NovelToon NovelToon

Hitung Mundur Tahun Baru

// Bab 1 - Tahun Baru //

🌸🌸🌸

PROLOG

.........................

Kota malam yang indah terbentang layaknya permadani hitam yang bercahaya.

Hamparan gedung menjulang tinggi seakan menggapai langit yang terbentang luas. Milyaran penduduk yang ramai menguasai jalanan.

sorakan orang-orang yang riuh di setiap penjuru kota berteriak lantang dan rasa senang mengelabui diri mereka, menunggu waktu yang tepat untuk menghitung bersama.

malam yang semakin dingin, tak terasa karena kegembiraan orang-orang yang menyambut bergantinya tahun.

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

waktu menunjukkan pukul 00:00.pergantian tahun yang menjadi awal tahun. kembang api dan terompet yang sangat meriah di malam yang penuh harapan.

Dimana semua orang selalu berharap agar tahun baru menjadi tahun yang yang penuh kebahagiaan dan kesuksesan juga kebajikan.

para keluarga berkumpul bersama, mengharapkan kehidupan yang harmonis.

para sepasang kekasih pun tak kalah memeriahkannya dengan sangat bahagia.

kesuksesan dan kekayaan yang menjadi harapan semua manusia di muka bumi ini, dan sejuta harapan itu terbang ke angkasa menjadi sebuah permohonan dan keindahan yang takkan sirna sampai kapanpun.. abadi.. selamanya...

CHAPTER I

🌸🌸🌸

HITUNG MUNDUR TAHUN BARU

 

Udara pagi yang sejuk, mengantarkan rasa Damai di hati. angin Yang bergeliming masuk melalui kaca jendela mobil yang terbuka, mengibaskan rambut seorang gadis yang mengamati sudut sudut kota yang menurutnya 'lumayan' indah.

Lise menatap ponselnya setelah menutup rapat jendela mobil, perjalanan panjang yang ia tempuh memakan waktu enam jam untuk tiba di kota baru.

"setengah jam lagi kita sampai Lise, apa yang membuatmu ingin pindah ke sekolah yang begitu jauh"

dengan lantang paman ke dua Lise bertanya sembari sibuk menyetir, Lise dengan tajam menatap pamannya melalui kaca spion.

"itu urusanku, jika paman banyak bicara, turunkan aku disini, malas sekali dengar ocehan itu"

dengan nada sinis Lise menjawab, ia begitu terlihat murka dengan pertanyaan pamannya yang lantang itu.

"sudahlah, tidak apa apa kalo kamu tidak ingin jawab"

wajah murung Lise kembali terlihat, bertanya tanya kenapa aku ingin pindah ke sekolah yang jauh, jika di jelaskan akan sangat panjang dan lebar, sulit untuk menjelaskan, bagaimana dan kenapa.

namun Lise berkata jujur pada dirinya sendiri, kalo dia sudah muak tinggal di rumahnya. bukan karena bosan, mana mungkin Lise merasa bosan dengan rumah yang super mewah itu. tapi dengan kata lain, Lise sangat muak dengan penghuni rumah itu.

mana bisa Lise serumah dengan orang yang licik dan bermuka dua, kadang Lise berpikir kenapa tidak sekalian saja bermuka tiga atau lima sekalian, padahal mereka bukan artis tapi setiap hari selalu berakting.

Tante gila yang Lise maksud bermuka dua itu

tante Zoe Clarofsom, adalah adik dari ibu Lise, ia tidak memiliki sopan santun bahkan pada kakaknya sekalipun. tidak tahu malu dengan usianya yang sudah cukup tua.

meskipun pada awal nya mama Lise terkejut, namun Lise tetap di izinkan, karena Lise pun berhak mengejar bahagia.

| *tujuh jam yang lalu* |

![](contribute/fiction/10247776/markdown/51481672/1748583304653.jpeg)

***Di rumah keluarga Lise***

"APA?!"

"Lise mau pindah ke kota *clief* ?!, bukan nya itu kota yang jauh, dan juga kau akan tinggal sendiri? "

nenek Erloy yang tiba-tiba terkejut karena Lise sudah bersiap.

"loh memangnya kenapa kalo tinggal sendiri?, toh lebih baik daripada harus serumah dengan penjilat, lagipula Lise kan sudah 17 tahun, apa salahnya Lise mengejar keinginan Lise untuk berkembang? "

seringai senyum Lise dengan lirikannya menyindir tante zoe yang tampak gelisah.

"ya ampun nak!, jaga bicara mu itu siapa yang kau bilang penjilat itu, hah?! ayo katakan.."

paksa nenek Erloy yang sangat murka

"nenek tidak perlu tau, karena dia adalah anak kesayangan nenek. Lise bilang pun nenek hanya akan membelanya dan terus memutar balikkan fakta"

"apa apaan kamu ini! kamu harusnya.. bla bla bla bla bla"

|*kembali ke masa kini*|

Mobil berhenti di depan hotel dan Lise bergegas memesan kamar untuk malam ini.

"haaa.. kota Clief ya, sangat indah"

Lise tersenyum sambil memandang kota barunya di sofa hotel yang empuk.

Begitulah Lise kini akan menjalani kehidupannya dengan lebih tenang tanpa gangguannya tante gila itu.

// Bab 2 - Awal bertemu //

KRINGG~~~~

Bel sekolah berbunyi menandakan para siswa masuk kelas. Lise bersama murid lain duduk rapi di bangkunya masing-masing. namun, sudah lama waktu berlalu, guru yang akan mengajar belum datang juga dan Lise hanya terduduk sembari mendengar teman teman sekelasnya yang terus bergosip.

"haahh~mereka ngomongin apa sih.."

"itu loh, kamu belum tau ya Lise? "

Sellia yang antusias seperti ingin segera membicarakan hal yang begitu besar.

"apaan sih? kayaknya serius banget deh"

"mereka itu lagi ngomongin senior kelas 3 yang katanya tidak pernah masuk ke sekolah, padahal katanya dia itu sekolah disini, juga waktu itu ada rumor kalo dia itu jenius loh"

Jelas Sellia panjang lebar. Lise mengangguk bingung,

"terus kenapa?" tanya Lise datar

"katanya dia gak pernah pacaran loh"

"apa masalahnya kalo gak pernah pacaran?"

Lise terdiam sebelum menghela nafasnya dan tetap datar

"yah, padahal dia tampan, jenius, cool. Beuh kalo kamu liat dia, pasti kamu langsung jatuh cinta" ujarnya Sellia antusias.

"apa apaan itu, memangnya kamu pernah bertemu sama dia?" tanya Lise sambil mengetukkan bolpennya ke meja.

"belum.. Hehe"

🌸🌸🌸

sore hari, Lise berjalan dengan tenang menuju asramanya, berniat ingin langsung rebahan. Tapi sayang sekali, hal itu tidak kesampaian.

Dengan susah payah Lise menarik narik kopernya yang besar.

Lise di pindahkan ke tempat yang bisa dibilang 'rumah asrama' milik sekolah.

Dan semua rumah asrama itu sudah penuh, hanya tersisa satu tempat yang seharusnya di tempati dua orang.

Gosipnya, di sana sudah ada satu murid yang tinggal. Tetapi tidak pernah mengizinkan siapapun tinggal dengannya.

"ini tempatnya" ucap pengurus sekolah, mengantarkan Lise sampai di depan gerbang rumah itu.

"ini, ya?" ia memandangi rumah bertingkat dua dengan dua balkon di jendela atas.

ini rumah asrama atau villa, bisa bisanya mewah begini. Batin Lise.

"benar, ini kuncinya dan semoga beruntung" ujar pengurus sekolah lalu pergi begitu saja.

Ia heran, apa maksudnya semoga beruntung, jelas sekali Lise sudah merasa beruntung karena masih ada tempat kosong untuknya, meskipun harus tinggal bersama orang lain, itu lebih baik daripada tidur di jalanan kan.

ceklek!..

Pintu terbuka tepat saat Lise hendak memegang gagangnya. dilihatnya seorang pemuda tampan yang menatap tajam padanya.

"siapa kamu?! "

tanya pria itu yang tidak bergerak sedikitpun dari pintu.

"Sa- saya Lirishe Reeiya, murid pindahan sma"

pria itu memperhatikan Lise dari atas ke bawah seakan menganalisis, juga sempat melihat koper besar milik Lise.

"apa kau mengizinkan ku untuk tinggal disini?, katanya ini rumah asrama yang masih bisa di tempati"

Pria itu menyipit menatap gadis itu dari atas sampai bawah, lalu menghela nafasnya.

"masuk lah."

Lise menarik kopernya masuk dan siap merapikan isi nya setelah mendapat kamar dengan balkon yang berdampingan dengan kamar pemuda itu.

 

setelah selesai bersih bersih, gadis itu turun ke lantai bawah. melihat pemuda itu yang sibuk dengan laptopnya, Lise membuat secangkir teh hangat dan duduk di sofa empuk yang nyaman.

"namamu siapa? kau belum mengatakannya, juga, kau kelas berapa?"

"kevin Morgan, kelas 3, kau sendiri?"

"aku kelas 2, berarti kamu senior dong, bagaimana aku memanggilmu?"

"cukup kevin aja," jawabnya dingin dan Lise mengangguk. "okeee"

keheningan melanda ruangan sejenak sebelum kevin kembali mengeluarkan suaranya.

"Lirishe, bagaimana kau pindah ke sini? apa kota asalmu? Kenapa kamu pindah sekolah?"

Tanya Kevin langsung.

"Emm, kamu mau menginterogasi aku, ya?. Detail sekali" ujar Lise sambil tersenyum.

Kevin terdiam membeku, tak tau harus bicara apa

"kamu cukup panggil aku Lise aja, agar tidak terlalu panjang, and ... aku pindahan dari kota Evelope, alasan aku pindah ya rahasia"

"kenapa bisa rahasia?"

"aku cuma tidak mau menceritakan yang namanya 'fam problem' you know?"

Kevin mengangguk mengerti dengan keadaan yang Lise katakan itu, ia tidak bisa memaksa Lise terbuka seenaknya juga.

"kamu sendiri kevin, bagaimana?"

tanya Lise penasaran, berharap Kevin menjawab rasa penasaran nya itu

"that's secret" jawab Kevin tenang

"menyebalkan"

jawab Lise dengan wajah yang sangat kecewa.

// Bab 3 - Misi dan keriuhan //

Pagi berlangsung cerah, udara yang hangat dan kota yang ramai dan damai, Lise bergegas turun dan bersiap untuk sekolah. namun ia tertegun saat melihat kevin yang rapih dengan baju lain.

"Eh kevin, kamu gak sekolah?"

kevin menoleh sebelum mengambil kunci motornya dan mengeluarkan motor dari garasi.

"aku ada urusan, jadi absen dulu"

"oh begitu, ya sudah..sampai nanti ya! "

kevin dengan tajam menatap Lise yang sudah menjauh dari pandangannya dan bergegaslah ia menyalakan motor besarnya dan mengemudikan dengan cepat.

Melewati perkotaan dengan jalanan yang mulus, kecepatan motor kini berhenti di depan sebuah gedung besar.

ia memasuki gedung itu tanpa menoleh kanan kiri.

  "ada apa memanggilku, ayah?"

tanyanya dengan nada dingin dan sedikit kaku

 "malam ini, lakukan misi lagi"

"lagi?, baru dua hari lalu ayah menyuruhku melakukan misi yang begitu sulit, sekarang ada lagi?"

kevin menggeleng kepalanya keras, seolah mengisyaratkan 'masa sih'

 "iya, kau akan melakukannya kan?"

"ya sudah, apa misinya?"

"ada komplotan gangster yang menyerang putra presdir perusahaan MCIV, dia meminta bantuanmu untuk menyelidiki nya, dan muncul sebuah petunjuk besar"

kevin menatap mata ayahnya tajam, menunggu apa yang kan di katakan selanjutnya.

"kau tau organisasi mafia yang bernama 'Alpha'?"

sejenak pemuda itu tersentak

"ya"

"misi mu adalah..."

ckrak!..

pria tua yang di sebut ayah kevin itu memberikan sebuah pistol pada kevin

  "...membunuh para bawahan 'alpha' yang baru saja menyerang anak presdir MCIV"

  "saya mengerti"

🌸🌸🌸

PRANGGG!!! ~~~

Keriuhan besar melanda kantin sekolah yang ramai dipenuhi para siswa yang makan. Namun ketenangan disana mulai terganggu saat ada komplotan group gadis yang katanya penguasa di sekolah itu.

Lise terdiam ketika salah satu dari mereka mendorong piring makanan yang sedang di bawanya, dan membuatnya tumpah dai lantai.

'padahal sudah susah payah menunggu ayam goreng ini matang, karena harus menunggu selama 15 menit. wanita ini, bikin kesal aja'

meski tidak mengeluarkan ekspresi kesalnya, Lise menggerutu di dalam hatinya, jelas sebal dengan wanita yang dengan angkuhnya berdiri dihadapannya.

"hei murid pindahan! kasian sekali makanannya tumpah ya, bagaimana ini, kau pasti lapar sekali ya, hahaha"

Tanpa aba aba

Lise menarik rambut wanita itu dan menyeretnya ke lantai tempat makanan yadi terjatuh. dengan keras mendorong kepala wanita itu ke ayam goreng yang tergeletak di lantai.

"wah, sepertinya ada hewan kelaparan ya." ujar Lise, seringai nya lebar. "lihatlah...makanan milik orang lain pun disantap begitu lahap"

wajah Lise terlihat ceria melihat gadis itu meronta ronta, lalu dengan santai Lise melepaskan cengkraman nya dan menatap gadis itu.

"bagaimana ayam goreng yang sudah ku tunggu selama 15 menit itu? enak kan?"

Wajah murka dari gadis itu menatap tajam pada Lise yang tersenyum puas

"beraninya kau berlagak anak baru!!"

Teriak gadis itu sembari mengelap wajahnya yang agak berminyak.

desas-desus para siswa yang menyaksikan perdebatan Lise terdengar riuh seperti badai. Diantara semua yang terdengar dari dari bisik bisik itu adalah

"Lise sepertinya cari mati, bagaimana dia bisa melawan gadis itu?"

Lise kini mengerti dengan situasinya saat ini, ternyata memang mungkin gadis yang di hadapannya ini sudah biasa merundung siswa lain. apalagi siswa yang lemah dan takut untuk melawannya.

Dan Lise adalah satu satunya orang yang selalu berani menghadapi hal semacam itu.

"asal kau tahu saja, yang pertama berlagak itu kamu, yang pertama membuat masalah itu kamu. jadi, Terima saja akibat dari perbuatanmu itu. lagipula semua orang juga menyaksikan. dan, jangan harap bisa menggangguku lebih dari ini"

Lise menatap tajam gadis itu sebelum langkahnya berjalan meninggalkan nya.

sebuah mata tertuju pada Lise yang berjalan keluar dari kantin.

Seorang pemuda yang menyaksikan itu tersenyum melihat apa yang sudah terjadi. "menarik"

gumamnya pelan lalu beranjak keluar.

"ck ck ck, Dasar wanita yang tak tahu diri, orang mau makan, malah di tumpahin. dasar gadis gila."

Gerutu Lise sambil berjalan ke arah taman sekolah, langkahnya cepat membawanya duduk di kursi taman seberang lapangan basket yang ramai di kepung para siswi yang menonton para senior yang bermain basket.

"ramai sekali ya, lapangan basket, hish.. memangnya apa yang seru dari melihat permainan basket"

PAKH!!

seseorang dengan wajah antusias menepuk bagi Lise dari belakang, tersentak Lise langsung menoleh pada gadis yang berambut pendek itu.

"Lise! keren kamu, benar-benar mencari tanah untuk mengubur diri ya"

_____________________________

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!