Restoran Ternama yang ada di Tokyo-Jepang.
Disitulah seorang gadis cantik Bernama AURORA AGREECIA CROVINE,, dia hidup sebatang kara kerena orang tua nya sudah lama meninggal karena kecelakaan beberapa tahun silam. Semenjak kejadian itu Aurora tidak pernah patah semangat untuk menjalani hidup nya dan selalu menjalaninya dengan keceriaan dan tawa untuk menutupi kesedihannya.
"Ehh, Tuan maaf apakah Handphone ini milik anda? Saya tadi melihat jika anda duduk dimeja situ jadi saya berfikir jika handphone ini milik anda" ucap Aurora dengan sopan.
Srettt
Axel langsung mengambil kembali handphone nya di tangan gadis itu.
"Tuan apa yang terjadi?" Tanya Jack yang baru datang dan langsung melayangkan tatapan tajam kepada Aurora
"Pergi" titah Axel kepada Aurora dengan tatapan tajam seperti ingin memakan nya hidup hidup.
Aurora langsung berlari ketakutan karena mendapat tatapan tajam dari Axel.
"Hufttt" deru nafas Aurora seakan-akan putus karena ketakutan.
"Auroraaaa" teriak seorang wanita yang tampak sudah lama tidak bertemu.
Aurora mengerutkan keningnya, "siapa ya?" Tanya Aurora yang tidak mengenal wanita yang memanggil nya.
"Oh astaga kau serius sudah melupakan ku hah? Apa aku secantik itu hingga kau tidak mengenali aku lagi hah? " Cecar nya karena tidak terima.
Aurora memnyipitkan matanya hingga "aaaa... apa itu kau GESHA SISILIE GIFTA?" Tanya Aurora dengan mata nya melebar sempurna.
"Iyalah siapa lagi kalau bukan GESHA" jawab Gesha sedikit ketus karena masih sedikit kecewa karena Aurora melupakan nya.
Aurora langsung memeluk teman nya dengan antusias, Ya Gesha adalah teman Aurora semasa SMA dulu dan mereka terpisah karena masa depan.
Aurora melepas pelukannya karena pelukannya tidak di balas oleh temannya "Oh ayolah Gesha kau sama sekali tidak pernah berubah" Aurora terkekeh melihat wajah cemberut temannya.
"Oke Baiklah, Aku minta maaf padamu karena tadi sempat tidak mengenalimu" ucap Aurora kepada temannya dengan senyum yang manis.
"hm, baiklah tak apa" jawab gesha tetapi masih mengerucutkan bibirnya.
"Lagian sih berubah kok drastis amat mana cantik banget lagi aku kan jadi ga ngenalin" jawab Aurora dengan senyam senyum.
"Ck, kau juga tidak berubah ternyata masih saja suka menggoda" jawab gesha jengah dengan tingkah gadis didepan nya.
"Oh iya kamu ngapain disini?" Tanya Aurora.
"Ya mau makan lah ini kan restoran Aurora" jawab gesha dengan kesal. "Dan kamu ngapain disini?" Tanya nya balik kepada Aurora
"Hmm, aku kerja disini" jawab Aurora dengan senyuman nya.
"Ohh" mulut nya membentuk O dengan anggukan kecil.
"Aurora apa yang kau lakukan disitu?" Tanya seorang wanita paruh baya dengan tampilan yang berkelas.
"Emm, iya Bu saya akan segera ke dalam" jawab nya dengan sopan kepada sang atasan.
Melihat sang atasan sudah masuk kembali Aurora lantas berpamitan kepada temannya.
"Gesha maaf kan aku tapi aku harus kedalam" ucap nya kepada temannya.
"Huftt, baru juga ketemu" jawab gesha dengan memasang wajah cemberut nya.
Plakk,,
"Ahkk" teriak gesha ketika Aurora menampol kepala nya.
"Heii, aku hanya kedalam untuk bekerja bukan menghilang" cetus Aurora sambil meninggalkan gesha yang masih berdiam diri.
"Auroraaaaaaaaa" teriak nya langsung berlari mengejar Aurora.
"Astaga tidak bisakah kau berhenti berteriak, telingaku sakit mendengar nya" jawab Aurora dengan melayang kan tatapan tajam.
"Hehe, maaf aku hanya lupa saja untuk meminta nomor ponsel mu" jawabnya dengan mengedipkan matanya.
Aurora hanya bisa mengerlingkan bola mata nya karena melihat tingkah temannya yang sangat menyebalkan baginya.
*****
AXELINO VANDER DRAVION, dia adalah anak pertama dari keluarga DRAVION tak lain adalah putra dari RIANA DELENA FREDRICK dan ALEXANDER DRAVION.
Hidup bergelimang harta sedari kecil membuat keluarga Dravion tampak harmonis, Tak disangka keharmonisan tersebut hilang karena kejadian yang tak diduga menimpa keluarga Dravion yang membuat seorang Axel menjadi monster kejam dan tak berperasaan karena kejadian dimasa lalu membuat nya trauma dan ingin membalas dendam.
FLASHBACK ON
"Kakakkk, apa yang kau lakukan disini hah?" Teriak Cheline kepada sang kakak.
"Sttt, diamlah jangan banyak tanya kakak hanya ingin keluar sebentar" balas Axel yang jengah mendengar sang adik berteriak.
"Tapi kak, mommy akan marah jika tau kakak kabur lagi" balas Cheline semakin berteriak.
"Makanya diam biar mommy tidak tau" cetus Axel
"Baik jika itu mau kakak, aku akan ikut kabur dengan kakak lewat Pagar ini" jawab Cheline dengan menaik turunkan alisnya.
"TERSERAH" kesal Axel yang tidak mau menghabiskan waktu dengan berdebat dengan sang adik.
Pagar itu berada di samping mansion mereka, tidak banyak yang mengetahui jika tempat itu sudah menjadi jalur pintas untuk Axel kabur dari mansion yang sangat besar itu.
Setelah berhasil kabur dari mansion Axel pergi ke tempat biasa nya yang menjadi tempat favorit nya.
"Kita akan kemana kak?" Tanya Cheline yang sudah mulai lelah.
"Ikuti saja jangan banyak tanya" balas Axel yang sama sekali tidak menduga jika adiknya benar-benar mengikutinya.
Dipertengahan jalan Axel merasa ada aneh seperti ada yang sedang memperhatikan mereka berdua, tetapi Axel tidak ambil pusing dia terus berjalan agar cepat sampai tujuan.
Hening,,,
Axel terus berjalan dengan langkah kecil karena memang Axel baru berumur 8 tahun,
hingga,,,,
"Ahkkk, kakakkkk" teriak Cheline ketika ada sosok bertopeng menyeret nya masuk ke mobil.
Axel tersentak ketika mendengar teriakan sang adik "Cheline" Axel langsung menghadap ke belakang matanya melebar sempurna ketika sang adik sudah di bawa masuk ke dalam mobil.
"Siapa kalian?!" Teriak Axel kepada ketiga sosok bertopeng itu.
"Ahaha" tawa nya menggema, "Dengar bocah ingusan, bilang sama Daddy mu jika bos kami tidak akan membiarkan hidup kalian tenang" balas nya dengan tersenyum miring.
Mereka langsung pergi meninggalkan Axel kecil yang tengah mengejar mobil itu dengan tangis yang pecah.
"Tidak tidak, jangan bawa adikku" Teriak Axel dengan tangis nya tersedu-sedu.
Axel masih terus mengejar mobil yang membawa adik nya dengan tangis pilu, orang orang yang melihat berlalu lalang hanya bisa menyaksikan kesedihan nya tanpa bisa menolong apa apa.
Sampai pada akhirnya,,,
Brukkk
Axel terjatuh saat mengejar sang penculik adiknya, dia tidak menghiraukan luka dikaki kecilnya dia ingin terus mengejar mobil yang membawa adiknya, namun jejak mobil tersebut sudah tidak terlihat lagi.
Dan tak lama kemudian mobil sport berhenti di sampingnya.
"Axellll, kamu kenapa nak?" Tanya Riana yang khawatir melihat darah segar di kaki putra nya.
"Mo-mommy?" Jawab Axel terbata-bata.
"Iya sayang ini mommy, ada apa kenapa kamu berlarian dan menangis disini apa yang kamu lakukan bukankah mommy sudah memberitahu jika tidak boleh keluar mansion hari ini" Cecar Riana ketika melihat sang putra dalam kondisi menyedihkan.
"Sudah ayo pulang sekarang" Riana ingin membawa putranya pulang.
"Ti-tidak mom a-aku harus mengejar cheline" jawabnya terbata-bata.
"Apa maksudmu Axel?" Jawab Riana dengan mengerutkan alisnya.
"Cheline mom che-cheline diculik" lirihnya sambil menundukkan kepalanya.
"APA?!!" Sontak Riana membulatkan matanya hingga ingin keluar dari tempatnya.
"K-kau tidak sedang bercanda kan Axel? Ini tidak benar kan sayang?" tanya Riana dengan terbata-bata.
Tidak menjawab hanya gelengan yang ditunjukkan oleh Axel.
Riana tak kuasa menahan tangis nya dan,,
Brukkk
Riana tumbang tak sadarkan diri.
"Mommy" Teriak Axel ketika melihat sang mommy pingsan.
"Astaga nyonya kenapa tuan muda?" Tanya sang sopir kepada tuan muda-nya.
"Cepat bawa mommy ke mansion!!" balas Axel semakin frustrasi.
"B-baik Tuan muda" jawab sopir bergidik ngeri melihat tuan muda nya seperti melihat kemarahan Tuan nya yang tak lain adalah ayah Axel.
*****
MANSION DRAVION
"Bagaimana keadaan nya sam?" Tanya Alexander kepada dokter sekaligus temannya.
"Tidak ada yang dikhawatirkan, nyonya riana hanya shock dan juga kelelahan dan dia cuma butuh istirahat yang cukup" jawab Samudra dengan sopan.
"Hm, kau boleh pergi" jawab Alex dengan wajah datar nya.
"Ck, selalu saja, baiklah aku pergi sekarang" jawab Samudra dengan ketus.
Hening,,
Alexander berjalan menemui Axel melamun duduk dikursi sendiri seperti orang yang sedang ketakutan.
"Apa yang terjadi dengan mommy mu, hm?" Tanya Alexander kepada sang putra dengan lembut.
"Ma-maafkan aku dad" lirihnya yg ketakutan.
"Ceritakan apa yang sudah terjadi dengan benar" perintah nya kepada Axel
Axel menceritakan semua yang terjadi pada cheline dan apa yang terjadi dengan sang mommy.
Alexander mengepalkan kuat tangan ketika mendengar putri kesayangan diculik oleh seseorang.
Alex memeluk sang putra yang sedang menangis tersedu-sedu, tangan nya pun mengelus lembut punggung putranya.
"Dad, tolong cheline" Axel mendongakkan kepala nya supaya bisa bertatap muka dengan daddy-nya.
"Pasti, Daddy pasti mencari dan membawa cheline pulang bersama kita" jawab Alex kepada putranya.
"Aku berjanji dad, sampai kapan pun aku tidak akan memaafkan orang yang sudah menculik Cheline" tegasnya pada sang Daddy.
Berbulan-bulan sudah berlalu namun sang adik juga tak kunjung ditemukan,,,
Dari bulan berganti tahun namun naas keberadaan Cheline tidak bisa ditemukan hingga,,
20 Tahun kemudian, Cheline juga tidak ditemukan bak ditelan bumi penculik Cheline benar-benar tidak meninggalkan jejak sedikitpun.
FLASHBACK OFF
*****
Dan kini Axel sudah berumur 28 tahun, ya dia tumbuh dengan baik tetapi menjadi sosok yang jauh lebih pendiam dan dingin.
Siapa sangka dibalik kejadian di masalalu Axel menjadi mafia yang terkenal sangat kejam di penjuru dunia dan kerap mendapat julukan Monster pencabut nyawa.
*
*
*
MANSION DRAVION
*
*
*
"Hush hush" deru nafas pria tampan itu seperti sedang di kejar-kejar.
"Sial, mimpi itu lagi" batin nya ketika bermimpi bayangan masa lalu nya terlintas kembali.
Tok
Tok
Tok
Cklekk,,
"Hm" Axel berdehem ketika tangan kanan nya datang.
"Maaf bos, markas utama di serang" jawab Jack dengan serius.
"Ck, tikus mana lagi yang sedang mengusikku" Axel menyeringai menunjukkan senyum smirk.
Jack menelan ludah nya dengan kasar melihat seringaian Tuan nya itu berarti sudah membangun kan singa yang sedang tidur dan tentu saja Jack sudah tau akan kemurkaan Tuan nya.
"Siap kan mobil" titah Axel segera memakai jas hitam anti peluru dan siap akan menemui tikus yang mengusiknya.
"Siap tuan" jawab Jack dengan menundukkan badan nya.
*
*
*
MARKAS DYXVION
TAP
TAP
TAP
Suara sepatu mahal menggema di lorong yang sangat gelap dan hanya diterangi cahaya lampu redup. Axel bersama dengan Jack berjalan dengan penuh insting nya sebagai pemilik julukan mafia tertinggi di penjuru dunia. Dan ratusan anak buah Axel yang sudah mengabdikan jiwa, raga hidup dan mati nya untuk Axel pun sudah menyebar ke seluruh titik markas DYXVION.
Axel mengepalkan tangan nya saat melihat anak buah nya disiksa seseorang yang tak lain musuh Axel yaitu Edrick Emanuel.
"BAJINGAN KAU EDRICK " suara bariton menggema di salah satu ruangan.
"Akhirnya kau datang juga Tuan AXELINO" Edrick menyeringai saat Axel sudah berdiri dengan tatapan tajam.
"Apa mau mu" dengan suara tertahan Axel sudah tidak bisa menahan amarahnya yang kini meledak ledak.
"Oh ayolah aku hanya ingin bekerja sama denganmu tapi kau menolak nya, jadi aku hanya ingin bermain dengan mu" jawab Edrick dengan santai nya.
Axel menarik sudut bibir nya menunjukkan senyum smirk mematikan "Ingin bermain dengan ku ya?" Axel menyeringai sambil melayang kan tatapan tajam dan menusuk.
Axel berjalan mendekati Edrick tanpa ragu dengan tangan masih berada di saku celana. Tepat di depan Edrick "Persiapkan saja dirimu" Axel berbisik sambil menyeringai.
Mendengar itu Edrick langsung naik pitan dan langsung meninju rahang Axel namun Axel dengan cepat dan lihai nya langsung menghindari serangan dari Edrick.
"Percaya diri sekali kau Axel" seringai Axel dengan penuh amarah.
"AHAHAHA" gelak tawa Axel menggema di ruangan gelap nan pengap.
Axel yang sudah tidak ingin masalah ingin berlanjut Axel langsung mengeluarkan desert eagle kesayangan nya dan,,,
Dorr
Dorr
Dorr
Axel meniup ujung senjata api nya ketika selesai melubangi kepala musuhnya dan siapa lagi kalau bukan Edrick wkwk.
"Ck, tikus lemah menyerang tanpa pasukan, dia pikir dia siapa" gerutu Axel ketika melihat kedatangan Edrick yang hanya membawa beberapa pasukan.
"Jack, kau urus semua aku ingin pulang dan jangan lupa kirim mayat Edrick ke apartemen orang tua nya" titah Axel kepada tangan kanan nya.
"Ada apa dengannya kenapa langsung membunuh musuh begitu saja, biasanya jika ada yang mengusiknya sudah tentu orang itu tidak akan mati dengan mudah dan pasti tuan akan menyiksa nya habis habisan" tanya batinnya ketika melihat Axel sedikit aneh menurutnya.
Axel mengerutkan alisnya ketika tidak mendapat jawaban dari Jack "apa sekarang kau bisu dan tuli Jack?" Tanya Axel dan langsung membuyarkan lamunan Jack.
"E-ehem, maaf tuan hehe"jawab Jack derdehem sambil menggaruk tengkuk leher nya yang tak gatal.
Axel menaikkan salah satu alis nya ketika melihat gelagat aneh tangan kanan nya "hm, aku pulang lebih cepat dan jangan lupa dengan tugasmu" jawab Axel dan langsung bergegas keluar dari markas.
"Siap tuan" balas Jack dengan hormat dan tak lupa senyum yang sangat merekah.
*
*
*
KONTRAKAN AURORA
"Huammm, cape banget hari ini. tidur ah" monolog Aurora ketika sampai di kontrakan kecil nya.
Baru saja Aurora ingin merebahkan badan nya
Tetapi,,
Kruk kruk kruk,,
"Oh astaga tolonglah berkompromi sedikit aku sudah tidak sanggup untuk bangun aku sudah sangat mengantuk" gerutu Aurora ketika cacing diperutnya menari nari ingin makan.
"Hufttt" Aurora menghembuskan nafas kasar nya dan langsung beranjak ke dapur.
"Astaga bahan makanan bahkan sudah habis Aurora" ucap nya dengan diri sendiri ketika melihat tidak ada satu pun bahan untuk dimasak kecuali mie instan.
"Hufttt, untung ada mie instan jadi cukup untuk malam ini, mungkin besok aku akan berbelanja" ucapnya bersyukur karena masih ada mie instan.
Dan Aurora pun langsung mesasak mie nya dengan sesekali bersenandung lagu fav nya "PAYPHONE" hehe ya Aurora sangat menyukai lagu tersebut.
"Oke, mie nya sudah Mateng dan siap disantap hehe" ucap Aurora dengan senyum.
Aurora berjalan menuju kamar nya karena tidak mungkin makan di dapur dan tidak ada meja makan di kontrakan kecil milik Aurora.
Dikamar nya Aurora sibuk dengan mangkok berisi mie nya, ya dia sibuk menghabiskan nya hingga tandas dan siapa sangka jika dia mengabaikan telepon masuk di handphone nya.
"Ck, siapa sih dari tadi berisik banget ga tau apa orang udah ngantuk begini" gerutu nya yang sangat tidak suka ketika ada orang yang menelpon nya.
Yaa kebiasaan Aurora sangat terbilang aneh karena setiap kali ada yang menelpon nya ketika waktu yang tidak pas sudah pasti dia akan memblokir nomor itu.
Aurora mengerutkan kening nya ketika melihat nomor tidak di dikenal. "10 panggilan tak terjawab" monolog nya ketika melihat banyak panggilan tak terjawab.
"Ah sudahlah toh juga dia ga telpon lagi mending tidur" ucap nya yang bodo amat.
Tetapi baru saja ingin beranjak untuk tidur tiba-tiba handphone kembali berdering.
"Auroraaa tarik nafasssss,, hembuskannn. Ck, siapa sih ini iseng banget" gerutu nya ketika melihat nomor tak di kenal kembali menelpon nya.
Aurora pun menekan tombol hijau dan langsung menempelkan benda pipih itu ke telinga nya.
"Halo, siapa ya?" Tanya Aurora yang sudah tidak berminat mengangkat telepon.
"AURORAAAAAA" Teriak orang di seberang sana.
Dengan Reflek Aurora langsung menjauhkan benda pipih itu dari telinga nya sambil mengerutkan kening nya dan menutup mata nya.
"Astaga gesha! Tidak bisakah kau menurunkan nada bicaramu itu hm?" Jawab Aurora yang sudah tidak bisa menahan kantuk.
"Salah kau sendiri kenapa baru mengangkat telepon ku hah? Kenapa apa yang terjadi padamu hingga tidak bisa mengangkat telepon ku? Apa kau sedang ada masalah atau kau,," gesha menggantung pertanyaan karena Aurora memotong nya.
"Geshaa aku baik baik saja oke?, dan kau apa? Kenapa menelpon ku malam malam begini hah?" Jawab Aurora tak kalah cerewet nya dengan gesha.
"Ck, Aurora apa salah jika aku menelepon mu hm? Aku kan hanya ingin memastikan jika nomor yang kau beri bukan nomor palsu" jawab gesha dengan tanpa dosa.
"Hm, sudah ya aku ingin tidur. Byee" ucap Aurora dengan suara khas orang yang sedang menahan kantuk.
"Ehh bentar bent" belum juga gesha menyelesaikan ucapan nya tetapi,,
Tuttt,
Aurora menutup telepon secara sepihak dan tanpa dosa.
*
*
*
MANSION DRAVION
*
*
*
"Vander? Kapan kau pulang?" Tanya Daddy Alex ketika melihat Axel keluar dari kamar nya.
Dan kenapa ayah nya memanggil vander? Ya itu karena memang Daddy nya memberi panggilan tersebut.
"Tadi malam" jawab nya singkat.
"Hmm, dan sekarang akan pergi kemana?" Tanya Alex lagi karena melihat penampilan Axel yang sudah rapi.
"Ck, dad aku bukan anak kecil lagi. Untuk apa kau menanyakan hal yang sudah tentu Daddy mengetahui nya." Jawab Axel dengan wajah datar nya.
"Haha, kau ini apa tidak ada senyuman terbaik untuk ku di pagi ini hm?" Balas Alex dengan menaik turun kan alis nya.
Tidak ada jawaban hanya tatapan tajam yang diberikan Axel kepada Daddy nya.
"Huftt, Baiklah baiklah Daddy tidak akan mengganggumu lagi haha" Alex tertawa dengan menggelengkan kepala nya dan berlalu sambil menepuk pelan bahu sang putra.
Dan Axel pun beranjak dari tempat nya langsung menuju meja makan.
Di meja makan,,
"Axel sayang mommy fikir kamu tidak pulang semalam" ucap Riana ketika melihat putra nya.
Axel berjalan menemui ibu nya dengan senyuman manis nya. Dan langsung memeluk sang ibu dengan erat.
"Mom, aku harus pergi sekarang" ucap Axel tanpa melepas pelukan nya.
"Hmm, kamu mau kemana Axel?" jawab Riana yang langsung melepas pelukan nya dan langsung menatap mata putra nya.
"Ada urusan mom, dan beberapa hari kedepan aku akan tinggal di mansion pribadi ku mom" Axel berbicara dengan lembut.
"Hm, baiklah. Tapi untuk hari ini kamu harus makan dulu bersama mommy dan Daddy sebelum pergi!" Ucap nya sedikit mengancam "dan ini bukan pilihan sayang ini adalah pe-rin-tah oke?"
Axel terkekeh melihat tingkah lucu mommy nya "baiklah, mommy selalu saja membuat ku secara tidak langsung tidak ingin meninggalkan mommy" jawab nya sambil tertawa bahagia.
*
*
*
DI KONTRAKAN AURORA
"Oke, sudah siap saat nya berangkat untuk bekerja" ucap nya guna untuk menyemangati diri sendiri.
Tak jauh dari kontrakan tempat ia bekerja hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit berjalan kaki.
Di perjalanan Aurora tak henti henti nya menebarkan senyuman nya kepada orang-orang untuk menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja.
Setelah sampai di restoran Aurora langsung masuk dan menuju ke loker nya dan mengambil baju seragam nya ia segera memakai seragam tersebut.
Selesai memakai seragam Aurora pun keluar untuk bekerja seperti biasa menjadi koki di restoran ternama adalah keberuntungan baginya.
"hiks, mama" tangis anak kecil yang mampu mengusik hati Aurora.
Aurora pun berniat untuk menemui anak tersebut.
"Haii, kenapa menangis boy?" Tanya nya kepada seorang anak laki-laki yang sedang menangis.
"Hiks, kakak siapa? Hiks,," tanya nya kepada Aurora.
Aurora mengusap pelan pipi anak kecil itu. "Jangan takut gitu dong" Aurora terkekeh, dan langsung mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri.
"kenalin nama kakak Aurora, kakak bukan orang jahat kok. Kamu tenang aja kakak juga bekerja di sini" ucap Aurora dengan senyuman manis nya.
Anak kecil tersebut menerima dan langsung menyambut tangan Aurora.
"Kak Aurora?" beo nya
"Yaa, dan nama kamu siapa hm?" Tanya Aurora dengan senyuman terbaik nya.
"A-aku Devano kak" jawab nya sedikit ragu.
"Ohh, Devano" ucap nya mengulangi kata kata nya "nama yang bagus" ucap Aurora.
"Devano kenapa menangis hm?" Tanya Aurora sembari mengelus lembut kepala Devano.
"Mama, a-aku kehilangan mama. Tadi mama menyuruhku menunggu saat dia ingin ke toilet, tapi aku merasa bosan dan berjalan jalan. Aku fikir aku akan ingat jalan nya dan ternyata aku lupa hikss" jawab nya dengan diiringi tangis pilu.
"Hmm, seperti itu. Oke baiklah kakak akan bantu cari mama kamu bagaimana?" Ucap nya dengan senyuman.
"Beneran?" Ucap Devano dengan antusias.
Aurora hanya mengangguk pelan sambil melebarkan kedua tangan nya untuk mendekap anak kecil tersebut.
Devano yang kesenangan langsung memeluk erat Aurora. "Terima kasih kak Aurora" ucap nya sambil mendongak.
"Iya iya, ayo berdiri dan kita cari kalau diam disini mana ketemu" ucap nya kembali.
Devano menganggukkan kepala nya dan langsung bergandengan dengan tangan Aurora.
"Hmm, tadi kan kamu bilang mama pergi ke toilet kan? Tanya Aurora. Dan mendapatkan anggukan dari Devano.
"Oke, kita tunggu saja disini jika mama kamu benar ke toilet sepatut nya dia akan menemui kembali disini bukan?" Tanya nya kembali.
Dan Devano mengingat kembali bahwa tempat yang sekarang adalah tempat diamana mama nya memberi peringatan untuk menunggu disini.
Bola mata Devano melebar sempurna ketika melihat mama nya. "Mamaaaa" teriak Devano langsung berlari memeluk mama nya.
"Astaga vano dari mana saja, kan tadi mama bilang jangan kemana mana" ucap mama Devano Sangat mengkhawatirkan putra nya.
"Maafkan Devano ma. Tadi Devano tersesat jauh dari disini, untung saja ada kakak cantik yang nolongin." Lirih nya. Dan langsung mengidarkan pandangan nya menghadap ke Aurora.
Ibu Devano lantas berdiri ingin mengucapkan berterima kasih kepada wanita yang menolong nya.
"Terima kasih ya nak, kamu sudah menolong putra saya" ucap nya kepada Aurora.
"Sama sama Bu" jawab nya dengan senyuman." Kalau begitu saya permisi dulu ya Bu" ucap nya kembali.
Aurora pun berjongkok untuk mensejajarkan tinggi badan nya dengan Devano. "Devano, kakak permisi dulu ya. Jangan nakal biar ga tersesat seperti tadi oke?" Ucap nya kepada Devano.
"Siap kak. Terima kasih sudah menolongku" jawab Devano dengan senyuman.
Aurora pun bergegas pergi meninggalkan seorang ibu dan anak itu. Langsung melanjutkan pekerjaan nya.
*
*
*
MANSION PRIBADI AXELINO
Tok
Tok
Tok
Cklekk,, pintu terbuka.
"Hm, apa saja jadwal ku hari ini?" Tanya Axel langsung to the point.
"Hari ini ada meeting dengan klien sekitar 30 menit lagi tuan" jawab Jack dengan senyum nya tanpa dosa.
"APA?!" Bentak Axel ketika mendengar '30 mnt'
"Ehhh, i-iya tuan" jawab nya dengan terbata bata.
"Ck, cepat siap kan mobil. Dalam 5 mnt kita berangkat." Titah nya yang kepalang emosi.
"Si-siap tuan" jawab Jack bergidik ngeri.
*
*
*
Di perjalanan Axel mengerutkan kening nya ketika sampai di depan restoran ternama.
"kenapa ke restoran?" Tanya nya pada Jack. "Apa klien meminta untuk meeting di restoran?" Tanya nya kembali.
"Betul tuan kita ada meeting dengan tuan Antonio di restoran ini" jawab Jack.
Axel dan jack segera turun dari mobil nya dan langsung masuk ke dalam restoran tersebut.
"Selamat datang tuan Axel" ucap Antonio pria paruh baya itu menyambut Axel dengan baik.
"Hm, senang bertemu dengan anda tuan Antonio" jawab Axel yang masih dengan sifat datar dan dingin nya.
"Ah baiklah apa bisa meeting kita dilaksanakan tuan?" Tanya Antonio
"Tentu, tuan Antonio" jawab Axel.
Beberapa menit kemudian meeting berjalan dengan lancar tanpa kendala apapun. Setelah menandatangani beberapa berkas kerja sama. Axel dan Antonio berjabat tangan tanda peresmian kerja sama antara perusahaan Axel dan Antonio.
Setelah selesai Axel dan jack pun bergegas meninggalkan restoran tersebut, namun mata elang milik Axel menangkap sosok wanita yang sedang tertawa renyah di depan mata nya.
"Tuan bukan kah itu kanala? Ucap Jack juga melihat keberadaan wanita tersebut.
*
*
*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!