" dasar perempuan murahan " bentak seorang wanita paruh baya dengan menampar seorang gadis hingga terjatuh ke lantai
Gadis itu menangis dengan terisak dengan memegang perutnya yang kini mengandung sembilan bulan, dia sudah tidak bisa membohongi semua orang lagi karena perutnya yang sudah membesar
" Heee leni keluarr, bu fifi keluarrr "
Suara teriakan para warga begitu terdengar jelas dari luar, tentu saja hal itu membuat bu fifi dan juga leni keluar dari dalam rumah untuk melihat apa sebenernya yang sedang terjadi
Bu fifi membuka pintu rumahnya matanya dibuat terkejut dengan para warga yang datang beramai-ramai didepan rumah
Ditangan mereka masing-masing memegang kayu yang ada api diatas nya semua wajah mereka begitu serius dan bahkan tak ada yang tertawa satu sama lain
" Kami minta leni diusir dari kampung ini "
" Yaa betul karena kehadiran nya bisa membawa aib, "
" Iya betul itu nanti dikira kampung ini isinya perempuan nggak bener semua lagi " Ucap salah satu wanita paruh baya
" Usir "
" Usir "
Ucapan-ucapan itu terus saja bersuara, sebuah ucapan yang berasal dari warga setempat yang beranggapan bahwa kehadiran leni didesa nya itu hanyalah membawa aib, karena kehamilan nya yang tidak tau dengan siapa
" baik bapak-bapak ibu-ibu tenang yaa, saya harap semua nya bisa tenang " Ucap sinta yang membuka suara
Sinta adalah ponakan fifi, yang cukup baik dengan leni, dan mengganggap leni sudah seperti saudara nya sendiri
" Sinta kamu ngapain sih belain dia hah!' dan kamu leni saya minta angkat kaki dari ini sekarang juga " bentak fifi dengan memarahi nya
" Mbakk fifi, tahan dong emosi nya, mbak leni tuh lagi hamil kasihan dia " Ucap sinta yang berusaha membela nya dia begitu merasa kasihan dengan leni apalagi dengan sikap fifi yang memperlakukan nya tidak begitu baik
Tentu saja sinta tidak tega membiarkan leni pergi dari rumahnya itu dengan kondisinya yang tengah mengandung, belum lagi dengan kondisi yang kini sudah mulai larut malam
" Pokonya tidak ada rasa kasihan dari kami, itu sudah menjadi kesalahan leni dia tidak pernah memikirkan akibat sebelum melakukan nya " Ucap salah satu dari warga
" Iya betul itu, pokonya kalau kalian nggak usir dia, rumah ini akan kami bakar " ancam salah satu dari mereka
" Baik, kalau emang itu yang kalian mau saya akan pergi dari sini hiks hiks " Ucap leni dengan air mata yang terus saja menetes tentu saja dia merasa tidak enak jika membiarkan rumah satu-satunya milik sepupu nya itu dibakar hanya karena dirinya
Hal itu membuat dirinya mengambil jalan pintas yaitu keluar dari rumah walau tak tau harus kemana, leni meninggalkan desa itu dengan berat hati, dia mengemasi semua pakaian nya lalu memulai perjalanan pergi
Dia berjalan melewati setiap jalan yang kelilingi pohon-pohon disetiap samping nya tiba-tiba suara petir seolah menyambar benar saja telah turun hujan yang lumayan besar namun dia tak menghiraukan nya apalagi dengan kondisi perutnya yang kini mulai kesakitan
Dia berjalan dengan memegangi perutnya yang dirasa kini semakin sakit, mengingat perbuatan bara yang meninggalkan nya begitu saja dan lebih memilih wanita yang jauh lebih mapan
" Ini permintaan kakek aku leni dia lagi sakit aku nggak bisa menolak "
" Tapi aku lagi mengandung anak kamu bara kamu nggak mungkin ninggalin aku kan "
Perbuatan bara itu seolah-olah terus saja terlintas dibenaknya, karena perbuatannya itu leni semakin dibenci oleh kakak sepupunya itu apalagi dia tak punya siapa-siapa lagi selain fifi dan sinta
" Ahass " leni terus saja memegang perutnya itu, dengan rasa sakit yang dia rasakan hal itu membuat nya menjerit kesakitan
Dia menemukan sebuah gubuk tua, dan memutuskan untuk berteduh disitu apalagi dia sudah jauh dari keramaian dia berharap tak ada satu pun warga yang akan menemukan nya disitu
Gubuk itu sudah terlihat usang dan sepertinya sudah lama kosong dan tidak layak dihuni, disetiap samping nya hanyalah ada pepohonan dengan suara hujan yang begitu deras dan juga suara petir yang terus saja terdengar sejak tadi
Leni sudah tidak bisa menahannya lagi seperti nya rasa sakit yang dia alami itu pertanda bahwa dirinya akan menghadirkan buah hati itu kebumi
Dia berusaha keras dan berjuang menghadirkan buah hati nya itu dengan rasa sakit yang terus saja ditahan nya tampah semangat dan dorongan siapapun namun hal itu tak membuat nya patah semangat
Buah hatinya itu pun akhirnya lahir dengan sehat dia merasa sedikit lega, dia mengendong bayi itu perlahan suara tangisan bayi itu kini terdengar jelas
Dia menidurkan bayi itu diatas pangkuannya, dan disaat hujan yang mulai reda dia pun akhirnya memutuskan untuk kembali melanjutkan langkahnya
Leni melanjutkan langkahnya dia menaiki sebuah bus dan akhirnya tiba dipusat perkotaan
Dia berjalan pontang-panting dijalan raya itu dan bingung harus pergi kemana, belum lagi seluruh uang miliknya sudah habis dipakai untuk membayar bus itu
Sebentar lagi waktu menunjukkan pukul lima pagi, leni terus saja membawa bayi itu yang kini tertidur lelap, dia terus saja berjalan berharap mendapatkan bantuan
Dia menemukan sebuah panti asuhan, yang bertuliskan panti asuhan mulia, maka terlintas lah ide benaknya untuk meninggalkan anaknya disitu apalagi dirinya tak punya cukup uang untuk membesarkan bayinya itu
Leni meninggalkan bayi itu dipanti asuhan mulia dengan menuliskan nama yang sudah dia siapkan untuk bayi itu
'Anasya Mahesra Putri' itu adalah nama yang tertulis di percik surat yang dia tinggalkan disitu
" Maafin saya nasya, saya terpaksa meninggalkan kamu disini hiks hiks " Ucap nya dengan terus saja menangis
" Tapi saya janji, saya akan kerja keras hingga sukses lalu akan menjemput kamu kembali, untuk membalaskan semua perbuatan ayah kamu, laki-laki bejat yang tidak bertanggung jawab " lanjutnya dengan rasa sedih bercampur amara dan juga hati yang penuh dengan dendam
Tak lama kemudian suara petir kembali menyambar dan teryata telah turun hujan yang kini mulai semakin deras,
Leni mengambil bayi itu dan menaruh nya dipos terlihat pak satpam nya seperti nya sudah kelelahan dan tertidur pulas
Dia menangis berusaha menahan suara tangisannya menaruh bayi itu disitu lalu berlari pergi dengan kondisi langit yang kini hujannya semakin deras
Bayi itu kembali menangis setelah tersadar dan melihat bahwa ibunya kini tidak berada lagi disampingnya tentu saja suara tangisan itu terdengar jelas dan membuat para satpam itu tersadar
" Woi tama bangun lo malah tidur " Ucap joki yang membangunkan temanya itu padahal dirinya juga tadi tertidur pulas
" Kii bayi siapa tuh!' nangis disitu ?"
" Nggak tau, kasih mbak dewi aja kali yaa!' pemilik panti asuhan mulia "
" Boleh tuh daripada dia nangis disini gangguin gue tidur aja "
" Eh lo harusnya tuh jaga bukan tidur "
" Eh lo juga tidur malah merintah gua "
" Yaa oke sih gua juga salah, tapi paling enak hujan-hujan gini tuh tidur "
" Berisik lu, tapi bener juga sih " jawab joki dia membuka ponselnya dan terkejut melihat jam yang sudah menunjukkan pukul lima pagi karena mereka sudah tidur selama tiga jam
" Wei men udah jam lima pagi "
" Udah gua mau anterin bayi nya dulu masuk, kasihan dia kedinginan soalnya "
tama kemudian membawa bayi itu dan berjalan mendekati depan pintu panti asuhan mulia
Tok
Tok
Setelah menggedor pintu mbak dewi yang kebetulan baru selesai memasak pun akhirnya membukakan pintu untuknya
" Ada apa yaa ?" Tanya nya setelah membukakan pintu
" Ini mbak dewi, saya menemukan bayi ini lagi nangis sendirian di pos nggak tau mau bawa kemana jadi karena kasihan saya bawa kesini aja "
" Loh emang ibunya kemana ?"
" Nggak tau juga mbak, kayaknya ibunya ninggalin dia deh, soalnya ada surat didekat leher nya "
" Kok kalian bisa nggak tau sih siapa ibunya!'. Hem pasti ketiduran yaa?' harusnya kalian tuh tau orang nya siapa kan dia meninggalkan bayinya disitu "
" Hehe maaf mbak dewi, kalau begitu saya permisi " Ucap tama kemudian langsung pergi dan melanjutkan pekerjaannya
Dewi membuka surat itu disitu juga berisi liontin kalung dan juga surat yang bertuliskan
" Tolong jaga anak ini baik-baik beri dia nama anasya mahesra putri, saya punya alasan kenapa meninggalkan dia disini dan saya harap kalian mau mengurus nya dengan baik "
" Kasihan sekali bayi ini, kira-kira apa yaa alasan ibunya meninggalkan dirinya sendiri disini ?" Ucap dewi yang terus saja bertanya-tanya didalam batin nya
Dia pun akhirnya membawa bayi itu masuk dan memutuskan untuk merawat nya dengan penuh kasih sayang dan memberikan dia nama nasya nama yang diberikan ibu kandungnya di percik surat itu
Bersambung....
Bayi itu dirawat dengan baik dipanti asuhan mulia. Dia tumbuh menjadi anak yang periang dan juga berprestasi hal itulah yang membuat nya mendapatkan beasiswa di sekolah yang cukup ternama dikota
Yaitu SMA Bunga Pertiwi, yang hanya dihuni oleh anak-anak dari kalangan keluarga kaya mungkin hanyalah nasya satu-satunya murid berprestasi yang diterima disitu dengan beasiswa nya
" Wah selamat yaa nasya kamu diterima disekolah ternama dan sekarang akhirnya bisa sekolah lagi " Ucap mbak dewi dengan tersenyum
Nasya juga tersenyum dan bahkan sangat gembira melihat itu, setelah dia berhenti sekolah waktu smp karena tak punya cukup biaya, tapi kini akhirnya bisa melanjutkan kembali sma berkat beasiswa nya itu
Nasya memeluk mbak dewi dengan hatinya yang begitu senang setelah melihat surat dari dinas bahwa dirinya diterima disekolah ternama itu
" Nasya janji akan belajar dengan rajin dan bawa nama pasti asuhan mulia menjadi nama yang lebih baik lagi " Ucap nya dengan senyuman yang terukir diwajah nya
Mbak dewi hanyalah bisa tertawa bercampur senang atas apa yang telah dicapai nasya
*----*----*
Seorang gadis dengan postur tubuh yang gendut memasuki sekolah itu dengan menggunakan kacamata karena memiliki rabun jauh kulit nya berwarna kecoklatan dia terlihat manis hanya saja belum bisa merawat dirinya dengan baik

Seluruh mata yang memperhatikan nya itu sangatlah jijik dan bahkan menganggap remeh gadis itu mereka semua seolah-olah bertanya-tanya kenapa gadis dengan penampilan seperti itu bisa diterima disekolah yang cukup ternama
Iya gadis itu bernama nasya 'Anasya Mahesra Putri' gadis baik hati dari panti asuhan mulia yang mendapatkan beasiswa di 'SMA Bunga Pertiwi'
Nasya sepertinya tidak memperdulikan tatapan mereka yang menatapnya dengan tawa dan beberapa cemohan keluar dari mulut mereka
Dia mencoba melihat dirinya sendiri berfikir apa yang salah dengan nya sampai mereka menatapnya dengan seperti itu namun dirinya berfikir bahwa tidak ada yang salah dan memutuskan untuk menghiraukan tatapan mereka
Apalagi tujuan utamanya kesekolah itu adalah ingin belajar dan membawa nama panti nya, yaitu panti asuhan mulia
Nasya berjalan melewati koridor sekolah memperhatikan setiap sudut ruangan berharap akan menemukan ruang kelas nya
Semua mata para siswa-siswi terlihat heboh saat alex dan dan vanes memasuki gedung sekolah itu mereka semua seolah-olah langsung langsung menerobos disetiap sudut koridor sekolah hanya untuk menatap pria tampan itu
Salah seorang siswi yang ingin menghampiri alex tak segajah terhalangi oleh nasya yang sedang membaca nama kelas disetiap sudut nya untuk mencari keberadaan kelas nya
Tentu saja hal itu membuat nya merasa terganggu dan langsung mendorong nasya sehingga membuat gadis itu tak segajah bertabrakan dengan Alexander dirgantara
Dan membuat keduanya jatuh secara bersamaan tubuh nasya yang terjatuh dan menindih tubuh alex tentu saja membuat semua mata langsung tertuju pada mereka
Banyak beranggapan bahwa nasya pura-pura menjatuhkan dirinya agar bisa dekat-dekat dengan alex
" Bangun lo " Nasya tersadar setelah mendengar ucapan alex yang menyuruh nya untuk bangun tampah dia sadari bahwa kejadian dirinya yang terjatuh tertimpa pada alex tadi sudah dipotret oleh salah satu siswi dan kini tersebar di grup khusus info sekolah
Grup sekolah sendiri terdiri dari dua grup yaitu grup pertama terdapat guru-guru dan grup yang kedua hanya para murid saja foto tersebut disebarkan di grup kedua
Nasya pun akhirnya bangun dan bangkit berdiri
" Maaf ak... " Tutur nasya belum sempat juga selesai ucapannya sudah dipotong oleh alex yang terlihat sangat kesal
" Kalau jalan pakai mata dong lo " bentak nya yang membuat nasya hanya menundukkan kepalanya dengan takut
Dirinya tak seberani itu untuk menghadapi mereka apalagi dia adalah murid baru disitu jika berurusan dengan mereka pasti dia akan dikeluarkan dari sekolah
" Lo sengaja mau nempel-nempel alex " marah vanes dengan langsung menarik rambut gadis itu
" Inget yaa cupu lo nggak usah deket-deket sama alex dia itu cowok gue " lanjut nya dengan mendorong nasya hingga jatuh tersungkur
" Syukurin lo " Ucap nya kemudian melangkah pergi
" Ihss amit-amit mudah-mudahan badan gue nggak kena penyakit deh gara-gara tabrakan sama lo " Ucap alex kemudian itu melangkah pergi mengikuti langkah vanes
" Emang siapa mereka bilangin aku kayak begitu!' udahlah siapa mereka itu nggak penting semangat nasya jangan bikin kecewa ini hari pertama kamu disekolah " batin nasya dengan menyemangati dirinya sendiri
Nasya kemudian mulai berdiri dan melanjutkan kembali melewati koridor sekolah itu mencari ruang kelas nya tampah mempedulikan setiap tatapan cemohan dari setiap murid yang melihatnya
Lebih tepatnya setelah bel masuk nasya pun menemukan ruang kelas nya, dia hendak masuk namun selalu terdorong oleh para murid lain yang beramai-ramai menyerobot masuk kedalam kelas
Vanes yang melihatnya lewat jendela kelas hanya tertawa terbahak-bahak begitu juga dengan kedua temannya bianca dan eliza, apalagi setelah nasya terjatuh setelah didorong oleh satu siswi yang hendak masuk
Hal itu membuat tawa mereka semakin keras, semua murid kini menempati tempat duduk mereka masing-masing, vanes melihat hanya ada satu tempat yang kosong dia sudah menduganya itu pasti adalah tempat duduk nasya
Dirinya kemudian mengeluarkan sebuah saos tomat yang kini sudah basi dan menaruh nya di kursi gadis itu, setelah nya dia pun akhirnya duduk ditempat duduknya setelah melihat nasya memasuki kelas bersama bu marta
" Anak-anak hari ini kalian kedatangan teman baru "
" Nama saya nasya "
" Kamu duduk ditempat yang kosong yaa pelajaran akan segera dimulai "
Nasya mengikuti ucapan guru tersebut dia duduk di bangku kosong yang paling depan dirinya tak menyadari bahwa vanes sudah menaruh saos tomat yang basi disitu
Vanes tersenyum licik kemudian mencoba mual dan membuat mata kini tertuju padanya
" Vanes kamu kenapa?' kalau mau muntah jangan disini " pintah bu marta
" Eh murid baru lo mandi nggak sih!' gue jadi mau muntah gini ?" Ucap vanes nasya kemudian bangkit berdiri untuk memeriksa apa yang salah dengan dirinya
" Ih jorok tuh lihat sendiri kan guys rok nya nggak pernah dicuci setahun " Ucap bianca tentu saja hal itu membuat seisi kelas tertawa terbahak-bahak
" Saya izin bersihin rok saya buu " Ucap Nasya langsung berlari keluar dari dalam kelas
Dia tak ingin menangis namun mengapa hatinya seolah merasa sakit dan membuat nya meneteskan air mata
" Kasihan juga tuh cewek " batin salah satu seorang pria yang sekelas dengan nasya
+---+---+
Hiks hiks
Hiks hiks
Suara tangisan nasya yang kini berada di toilet sekolah dia menatap dirinya sendiri di cermin dan itu membuat nya merasa sangat malu dalam segi fisik tak ada yang menarik dari gadis itu
Nasya kemudian mencoba menghapus air matanya mencuci mukanya lalu melap dengan tisu yang ada disitu
Nasya kemudian membersihkan rok nya yang kotor itu, dia membuka jas nya lalu mengikat di pinggang nya kemudian keluar dari toilet dan langsung pergi menuju kelas nya
" Nasya kamu sudah selesai ?" Tanya bu marta saat nasya memasuki ruang kelas nasya hanya menganggukan kepalanya kemudian duduk ditempat duduknya
" Tugas kali ini mengamati tanaman, tugasnya perkelompok, jadi kamu bisa bergabung dengan kelompok yang lain " tutur bu marta kemudian keluar dari dalam kelas
Nasya memperhatikan semua siswa dan siswi yang ada dibelakang, mereka sudah menyusun meja dan kursi dan bahkan kelompok mereka juga sepertinya sudah pas
Dan bahkan tak ada satupun orang yang mengajak gadis itu untuk sekelompok, semua murid pun keluar dari kelas untuk mengamati tanaman yang dipintah oleh bu marta
Nasya sedikit bingung dan merasa ragu dengan tugas kali ini karena seperti nya tak ada satupun orang yang sekelompok dengan nya
Dia hanya diam memperhatikan semua siswa dan siswi yang keluar dari kelas dengan tawa dan canda
" Kalau lo bisa ngerjain sendiri kenapa harus kelompok?' kebayakan dari mereka itu cuma numpang nama doang " Ucap seorang siswa kemudian keluar dari dalam kelas
Nasya mengamati ucapan nya yang dikatakan pria itu benar jikalau memang tidak ada yang menginginkan nya dia juga bisa mengerjakan nya sendiri
" Dia benar, semangat nasya ini hari pertama kamu " batinnya kemudian melangkah keluar dari dalam kelas
+----+----+
Nasya mengerjakan tugas bu marta seorang diri dia mencatat setiap nama tanaman yang ada dikebun sekolah kemudian mencatat manfaat nya dan lain-lain
" Selesai juga akhirnya " Ucap nya, dia melihat semua murid yang lain mereka semua terlihat tertawa terbahak-bahak dengan teman terdekat mereka
Nasya sedikit merasa sedih tak ada yang mau berteman dengan nya dia memperhatikan mereka dengan iri apalagi atas kejadian yang menimpah nya pagi tadi tentu saja hal itu membuat air matanya hampir menetes saat mengingat nya
" Nggak papa nasya, tujuan kamu sekolah itu buat belajar " batin nasya dengan menyemangati dirinya sendiri
Bersambung....
Nasya berjalan menuju kantin sekolah setelah jam istirahat pertama dia mencoba untuk membeli sesuatu yang ada dikantin itu namun sepertinya uang nya tidak cukup apalagi melihat lebel harga yang tertera semua nya cukup mahal
Kantin itu terlihat sangat bersih dan rapi semua makanan disitu ditata dengan rapi dan bahkan sudah ada lebel harga diatas minuman dan lain-lain
Nasya memegang perutnya yang kini dirasa telah keroncongan karena menahan rasa laparnya dia mencoba mengambil uang yang ada disaku bajunya namun hanya lima ribu rupiah
Tentu saja itu tidak cukup, bahkan hanya membeli satu makanan pun, sepertinya mbak dewi lupa untuk memberikan uang jajan padanya
Nasya melihat sebuah uang selembar yang tergeletak dilantai dengan nominal Rp 100.000 ribu dia kemudian mencoba melangkah untuk mengambil uang tersebut
Namun saat hendak coba menyentuh nya uang tersebut bergerak lebih jauh seolah sedang mempermainkannya nasya tidak menyerah dia terus saja mengejar nya
Namun selalu tak berhasil untuk mendapatkan nya, yaa sudah jelas itu semua perbuatan vanes dia segajah mengikat tali pada selembar uang itu dan terus saja mempermainkan nasya yang hendak memunguti uang tersebut
Nasya tak menyadari bahwa dia sudah menjadi pusat tertawaan para murid yang ada dikantin sekolah termasuk alex dan juga teman-temannya, mata nasya terus saja tertuju pada selembar uang tersebut karena perutnya yang dirasa semakin keroncongan
Bianca mengulurkan kakinya nasya yang hanya berfokus pada uang tersebut pun akhirnya jatuh kelantai dan ditertawakan terbahak-bahak oleh seluruh seisi kantin
" Teryata aku dikerjain, teryata mereka benar-benar jahat yaa " batin nasya, setelah terjatuh dirinya pun menoleh dan akhirnya menyadari itu setelah vanes mengambil kembali uang tersebut yang teryata dia ikat dengan sebuah tali
" Aduh sih cupu kasihan banget sih, makanya kalau nggak punya duit nggak usah sok-sokan kekantin, mending beli gorengan aja didepan sekolah " Pintah vanes seisi kantin kembali tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan nya
" Hahahah, aduh lex bantuin kek cewek lo " Ucap Aiden salah satu teman dekat alex
" Ogah itu sih bukan cewek gua, tapi babu " jawab alex membuat mereka semua kembali tertawa-tawa terbahak-bahak
" Nah kalau sih cantik ini baru cewek gue " Ucap alex kemudian merangkul pundak vanes dengan tatapan nya yang terukir senyuman
" Kamu bisa aja deh " jawab vanes tentu saja ucapannya itu membuat seisi kantin merasa iri apalagi dirinya dengan alex benar-benar cocok dan merupakan pasangan yang sangat serasi
Nasya berusaha bangkit setelah terjatuh tadi, dirinya kemudian berjalan keluar dari kantin dengan malu hal itu membuat dirinya begitu benci dengan vanes dan teman-teman nya namun dirinya tak bisa berbuat apapun
Vanessa adalah anak yang cukup populer dan kaya raya, sedangkan dirinya hanyalah anak panti asuhan yang syukur-syukur bisa mendapatkan beasiswa disitu
Nasya berjalan dan duduk di rooftop sekolah seorang diri dia memperhatikan langit-langit sambil menahan perutnya yang terus saja keroncongan
" Kalau lapar itu nyari makan diluar nggak usah ditahan " Ucap seorang pria dengan memberikan roti pada nasya
Nasya menoleh setelah menerima roti tersebut dia mencoba mengingat nya,
" Kasihan juga tuh cewek " batin salah satu seorang pria yang sekelas dengan nasya
" Kalau lo bisa ngerjain sendiri kenapa harus kelompok?' kebayakan dari mereka itu cuma numpang nama doang "
Yaa itu adalah orang yang sama pria yang sekelas dengan nasya yang terlihat sedikit simpatik padanya namanya Ardan Julians Putra Alakso pria itu biasa disapa ardan dan selalu cuek dengan sekitar nya
Namun entah kenapa dia sedikit merasa kasihan dengan nasya yang baru hari pertama sudah dijadikan bahan lelucon oleh vanes dan teman-teman nya
" Kita sekelas, panggil gue ardan " Ucapnya melangkah menuju salah satu tempat duduk yang ada disitu
Dia kemudian merebahkan dirinya disitu dan menutupi mukanya dengan sebuah buku yang dia pegang
Nasya menikmati roti itu dengan tampah bertanya apapun apalagi dengan kondisi perutnya yang lapar, setelah selesai makan dia meminum air putih yang tadi dia bawa dari panti asuhan
" Dia kenapa malah tidur disitu sih nggak masuk kelas!' batin nasya setelah melihat jam dilayar ponselnya itu
" Kamu nggak masuk kelas?' udah bel " Tanya nasya dengan suara yang cukup nyaring sehingga ardan tersadar dari tidurnya
" Nggak " jawab nya singkat membuat nasya bertanya-tanya dan merasa sangat bingung dengan jawaban nya
" Hah nggak masuk kelas!' terus ngapain dia kesekolah kalau nggak mau belajar ?" Batin nasya dia sedikit bingung dengan sikap ardan baginya tujuan murid kesekolah untuk belajar
Lalu untuk apa mereka kesekolah kalau hanya untuk bolos dan tidur setelah tiba disekolah apalagi biayanya cukup mahal
Nasya hanya diam kemudian kembali kekelas nya sebaliknya ardan justru heran dengan sikapnya "nggak capek apa belajar muluh?" Batin ardan
Suasana kelas kini sedikit sepi semua murid seolah-olah fokus dengan materi hari itu termasuk nasya dirinya mencatat beberapa materi yang penting
Sepulang sekolah nasya mengemasi buku-bukunya dan melangkah keluar dari dalam kelas dia berjalan melewati koridor sekolah dan akhirnya berjalan keluar dari gedung sekolah yang begitu besar
Namun langkah nya tiba-tiba terhenti saat dia mendengar ada seseorang yang memanggil namanya, saat hendak menoleh tampah disadari
Vanes langsung menutupi mulut dan hidungnya itu dengan sebuah kain yang sepertinya sudah ditaruh sesuatu sehingga membuat gadis itu langsung jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri
" Cepetan bantuin gue " perintah vanes pada kedua temannya itu bianca dan eliza
Mereka pun akhirnya membawa nasya masuk kedalam mobil dan membawa gadis itu ke suatu tempat
Yaa itu adalah rumah kosong yang sudah lama terbengkalai
" Gue udah bawah hiburan kita kali ini buat acara ulang tahun alex " Udah bianca dengan tersenyum
" Oh sih cupu " gumam aiden dengan tawa
" Bukan tapi genderuwo, badannya aja mirip setan " Jawab vanes yang membuat mereka semua tertawa terbahak-bahak
Nasya tersadar dan membuka matanya perlahan karena suara tawa yang begitu menggema ditelinga nya dia terkejut setelah mendapati dirinya ditempat yang terlihat asing baginya
Apalagi disitu sudah ada vanes, bianca, eliza, alex dan aiden
" Aku dimana?' kalian ngapain bawa aku kesini ?" Tanya nasya kebingungan mukanya terlihat takut
Dirinya khawatir mereka akan berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan padanya, apalagi jika mbak dewi khawatir karena dirinya belum kunjung pulang
" Banyak nanya deh lo, guyss buruan pegangin dia " Ucap Vanes, bianca dan eliza pun langsung memegang kedua tangan nasya dengan erat sehingga gadis itu merasa kesulitan untuk bergerak
Vanes langsung menarik rambut gadis itu dengan keras sehingga membuat nya menjerit kesakitan sedangkan alex hanya tersenyum puas saat melihat nasya diperlakukan dengan buruk
" Hai guys " Ucap vanes mengeluarkan botol berisi air got dari dalam tas nya
" Apaan sih itu ?" Tanya bianca dengan jijik saat melihat botol berisi air peceran yang sepertinya sangatlah jorok
" Udah lo berdua agak minggir, pegangin yaa nih cewek, jangan sampai lepas " titah vanes kemudian membuka botol berisi air got itu dan langsung menyiram nya keatas kepala nasya
Sedangkan gadis itu hanya menunduk ketakutan dengan terus saja menutupi kedua bola matanya agar air got tersebut tidak mengenai matanya
Nasya hanya mengepalkan tangannya dengan erat sambil menahan amarahnya yang sangatlah memuncak ingin rasanya dia menonjok gadis itu, namun itu tak akan merubah apapun dan hanya akan menambah masalahnya
" Iiuu baik aja deh guys, baunya udah ke mana mana " tutur vanes dengan jijik dengan menutup hidungnya
" Lo udah puas kan!', nih cewek kayaknya udah tersiksa banget " Ucap bianca pada alex
Alex hanya diam tersenyum smiris bianca tak mengerti apa maksud pria itu dia hanya menyingkir saat alex berjalan ke arah nasya dengan membawa sebuah botol berisi minuman basi yang dicampurkan dengan alkohol
Alex kemudian mengakat kepala gadis itu keatas dia membuka tutup botolnya dan langsung menerobos minuman itu kedalam mulut nasya
Nasya tak bisa berbuat apapun tangan nya seolah dipegang erat oleh vanes dan eliza, nasya begitu tersiksa meminum minuman itu rasanya sangat aneh dan bahkan membuat gadis itu mabuk
Sedangkan mereka semua hanya tertawa terbahak-bahak dan tersenyum puas saat melihat nya tersiksa apalagi saat nasya berusaha memberontak dan bahkan sampai menurunkan air matanya
Setelah minuman itu habis alex pun akhirnya membuang botol itu ke sembarang arah mereka begitu gembira saat melihat gadis itu menangis dan begitu tersiksa dengan keadaan nya
" Itu hukuman buat cewek gatel yang udah ngedeketin cowok gue " Ucap Vanes dengan melototi nasya sedangkan gadis tak berdaya itu hanya menunduk dan bahkan tak berani untuk menatapnya
" Lo itu sengaja kan tadi pagi nempel-nempel sama gue, sampai fotonya kesebar di grup sekolah hemm?" Tanya alex serius dengan tatapan yang terlihat menyeramkan
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!