Pacarku Anak Yakuza
Bab 1. Siswa pindahan
Koridor sekolah dipenuhi kerumunan siswa yang sibuk mengobrol. Di tengah keramaian itu, seorang siswa baru berjalan tanpa menoleh ke kanan atau kiri. Pandangannya lurus ke depan, seolah tak peduli pada lingkungan sekitar.
Seru salah satu siswa yang berkumpul di pinggir koridor.
Yuki tidak menggubrisnya dan terus berjalan melewati mereka. Namun, tiba-tiba seseorang menarik kerah bajunya dengan kasar. Tubuh Yuki kehilangan keseimbangan dan jatuh ke lantai. Suara tawa siswa lain menggema di sepanjang koridor.
Leo
Kalau ketua kami bertanya, lu jawab! Jangan asal nyelonong aja!
Bentak seorang siswa.
Dari belakang, seorang siswa yang mereka panggil ketua melangkah maju. Kazuya dia adalah pemimpin geng siswa kelas 1-A—menatap Yuki dengan sinis. Tanpa peringatan, tinjunya melayang tepat ke wajah Yuki.
Blakkk!
Pukulan itu begitu kuat hingga membuat tubuh Yuki terlempar ke belakang. Darah mengalir dari sudut bibirnya.
kazuya
"Jangan songong jadi orang,"
Ucap Kazuya dingin.
Namun, alih-alih membalas, Yuki bangkit tanpa ekspresi. Ia menepuk-nepuk seragamnya yang berdebu dan kembali berjalan menuju kelasnya, 1-C.
Gumam salah satu anggota geng Kazuya.
Belum sempat Yuki melangkah jauh, sebuah tendangan keras menghantam punggungnya. Tubuhnya kembali jatuh ke lantai. Kali ini, ia menoleh ke belakang dan mendapati Kazuya menatapnya dengan senyum penuh ejekan.
Di sisi lain, tepat di depan kelas 1-B, dua siswi menyaksikan kejadian itu.
Komentar Hikari Yuna santai.
Nana Aoi
Siswa seperti itu paling besok juga pindah sekolah lagi
Balas Nana Aoi tanpa banyak minat.
Namun sebelum Kazuya bisa melanjutkan aksinya, sebuah suara tegas menghentikannya.
Seluruh siswa langsung terdiam. Seorang guru wanita berdiri di ujung koridor dengan tatapan tajam. Ayaka Ito adalah guru yang paling ditakuti di sekolah ini.
Kazuya dan gengnya tak berani membantah. Mereka buru-buru bubar dan masuk ke kelas masing-masing, meninggalkan Yuki yang masih tergeletak di lantai.
Ayaka berjalan mendekatinya, lalu mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri.
Ayaka Ito
Kau anak baru, kan? Siapa namamu?
Yuki Kaze
Iya, Bu. Saya Yuki Kaze,
Jawab Yuki dengan suara tenang.
Tanpa menunggu jawaban, Ayaka melangkah lebih dulu. Yuki mengikutinya tanpa ragu. Sementara itu, Nana dan Yuna saling bertukar pandang sebelum masuk ke kelas masing-masing.
Setibanya di kelas 1-C, Ayaka meminta Yuki memperkenalkan diri di depan siswa lain. Tatapan mereka penuh ejekan, beberapa bahkan menahan tawa melihat wajah Yuki yang babak belur dihari pertama sekolah. Namun, tak ada yang berani mengeluarkan suara karena Ayaka berada di sana.
Ayaka Ito
Silakan duduk, Yuki
Jawab Yuki sambil berjalan ke bangku paling belakang.
Saat ia duduk, matanya sekilas menangkap sosok siswi cantik di sebelahnya. Namun sebelum sempat mengatakan apa pun, sebuah pulpen melesat melewati wajahnya dengan kecepatan tinggi. Yuki terkejut dan menoleh.
Nana Aoi
Cowok lemah kaya elu nggak layak menatap gua
Ujar siswi itu dengan nada dingin. Ia adalah Nana Aoi.
Nana hanya mendengus sebelum mengalihkan pandangannya.
Dari bangku depan tempat duduk yuki, seorang siswa tiba-tiba membuka suara tanpa menoleh.
Keisuke
Untuk apa lu pindah ke sekolah ini?
Yuki tetap diam, enggan menjawab.
Mejanya dipukul keras. Yuki menatap siswa yang baru saja melakukannya.
Namun tiba-tiba nama siswa itu di panggil
Suara Bu Ayaka terdengar dari depan kelas.
Keisuke langsung mengangkat tangan, pura-pura tak bersalah
Keisuke
Maaf, Bu. Ada lalat di meja belakang
Ayaka tau itu alasan siswa nakal,
Ayaka Ito
Kalau tidak mau mengikuti pelajaranku, sebaiknya keluar,
Keisuke hanya terdiam, namun saat Ayaka berbalik, ia membisikkan sesuatu ke arah Yuki.
Yuki tetap tak bereaksi. Ia hanya menatap kosong ke depan, seolah ancaman itu tidak berarti apa-apa.
Saat Jam istirahat tiba. Suasana kelas mulai riuh dengan suara siswa yang mengobrol atau bersiap menuju kantin. Namun, di sudut kelas, Yuki mendapat perhatian yang tidak diinginkannya.
Keisuke dan beberapa temannya mendekatinya dengan tatapan penuh niat buruk.
Naoki
Enaknya diapain nih bocah, Kei?
Tanya Naoki Yamada dengan nada mengejek.
Keisuke
Mungkin kita patahin kakinya aja, biar nggak sok cool
Balas Keisuke sambil tersenyum sinis
Sebelum mereka bisa bergerak lebih jauh, suara dingin dan tajam memotong udara.
Nana Aoi
Dalam hitungan tiga kalian nggak bubar, bakal gua hajar,
Keisuke dan teman-temannya spontan menoleh. Melihat Nana yang menatap mereka dengan penuh ketegasan, mereka langsung mundur. Tidak ada yang berani menentang siswi itu. Tanpa berkata apa-apa, mereka membubarkan diri.
Yuki memperhatikan Nana dengan ekspresi kagum. Walaupun terlihat anggun, ternyata dia sangat ditakuti oleh siswa lain di kelasnya.
Nana menoleh dengan ekspresi datar.
Nana Aoi
Lu pikir gue nolongin lu?
Ucapnya dingin, lalu pergi meninggalkan Yuki sendirian.
Karena pagi tadi tidak sarapan, Perutnya mulai lapar, jadi Yuki memutuskan pergi ke kantin. Namun, sesuatu yang tidak ia duga terjadi, Kazuya dan beberapa siswa kelas 1B lainnya sudah ada di sana.
Saat salah satu anak buah Kazuya melihat yuku, ia menyeringai.
Leo
Mangsa kita datang, nih
Kazuya langsung tersenyum penuh semangat. Ia dan gengnya bangkit dari meja mereka dan menghampiri Yuki.
Tanpa banyak bicara, Kazuya sudah mengepalkan tangannya, bersiap menghajar Yuki lagi seperti pagi tadi. Yuki hanya bisa pasrah. Namun, saat tinju Kazuya meluncur ke wajahnya,
Pukulan itu terhenti di udara. Seseorang menahan pergelangan tangan Kazuya dengan erat.
Semua mata tertuju pada sosok yang berdiri di antara Yuki dan Kazuya.
Keisuke
Berani nyentuh dia, lu berurusan sama kami
Tatapan Kazuya berubah. Ia masih ingat betapa menyakitkannya kekalahan yang pernah ia terima dari Keisuke. Tidak ingin memperpanjang masalah, Kazuya akhirnya mundur dan pergi bersama gengnya.
Yuki menghela napas lega.
Namun, Keisuke dan teman-temannya hanya tertawa.
Naoki
Lu pikir kami nolongin lu?
Ucap Naoki sambil mendorong kepala Yuki
Keisuke menarik kerah bajunya dan berbisik
Keisuke
Dengar, tolol. Gue nggak peduli kalau lu dihajar anak 1-C. Tapi kalau anak kelas lain yang ngehajar lu, itu beda urusan
Yuki mulai memahami sesuatu—setiap kelas di sekolah ini punya pemimpinnya masing-masing. Dan tampaknya, pemimpin kelas 1-C adalah Keisuke, karena dia yang paling disegani.
Di meja lain, Yuna dan Nana mengamati kejadian itu dari jauh.
Hikari Yuna
Jadi anak baru itu sekelas sama lu?"
Nana hanya mengangguk Tanpa ekspresi
Hikari Yuna
Apa lu sudah memberinya pelajaran?
Nana Aoi
Untuk apa menindas orang lemah seperti dia?
Tapi matanya tetap tertuju pada Keisuke dan teman-temannya yang terus membully Yuki, silih bergantian untuk menghajar yuki.
Seiring waktu berlalu, menurutnya Keisuke mulai keterlaluan.
Akhirnya, tanpa ragu, Nana bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati mereka. Yuna mengikutinya dari belakang.
Begitu Nana dan Yuna tiba di meja tempat Yuki yang sedang dikelilingi Keisuke cs, suasana yang tadinya riuh langsung berubah hening. Semua orang yang ada di sana menahan napas.
Nana menampar semua orang yang baru saja menghajar Yuki—termasuk Keisuke dan Naoki.
Tanpa perlawanan, Keisuke dan kawan-kawannya langsung kabur seperti anak anjing ketakutan.
Yuki masih terpaku, bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Bagaimana bisa Keisuke, yang begitu disegani di kelas, terlihat begitu takut terhadap Nana?
Namun, sebelum Yuki bisa berpikir lebih jauh, Nana menarik kerah bajunya dan menyeretnya ke UKS.
Yuki Kaze
Eh, tunggu! Gua bisa jalan sendiri!
Nana tak menghiraukannya dan tetap menyeretnya. Sesampainya di UKS, tanpa banyak bicara, ia mulai mengobati luka-luka Yuki.
Nana dengan cekatan mengobati luka-luka Yuki. Gerakannya terampil, meski wajahnya tetap tanpa ekspresi.
Sementara itu, Yuna yang menatap wajah yuki dari sudut ruangan mulai berpikir sendiri.
Hikari Yuna
Kalau diperhatikan, dia tampan juga...
Namun ketika ia baru menyadari Nana membantu mengobati yuki, ia berpikir
Hikari Yuna
Jangan-jangan Nana tertarik padanya?
Saat Yuki mulai merasa lebih nyaman, ia memberanikan diri bertanya,
Yuki Kaze
Kenapa lu menolong gua?
Nana berhenti sejenak, lalu menatapnya dengan dingin.
Nana Aoi
Gua melakukan apa yang ingin gua lakukan. Apa urusan lu bertanya?
Sebuah pukulan keras mendarat di wajah Yuki, tepat di tempat yang baru saja diobati. Yuki terjungkal ke lantai, menahan rasa sakit yang luar biasa.
Pukulan ini berbeda. Jauh lebih berat daripada yang pernah ia terima dari Kazuya atau Keisuke. Ini bukan pukulan biasa—ini pukulan seorang petarung.
Dengan masih menahan sakit, Yuki hanya bisa melihat punggung Nana yang pergi begitu saja setelah memukulnya.
Yuna, yang masih berada di sana, mendekat dan menatap Yuki dengan tatapan mengejek.
Hikari Yuna
Bodoh sekali. Lu menyinggung pemimpin kelas lu sendiri
Yuki terdiam. Perlahan, ia mulai memahami sesuatu.
Yuki Kaze
Jadi sebenarnya... Nana adalah pemimpin kelas ini?
Yuki Kaze
Tidak heran jika Keisuke maupun Naoki terlihat begitu takut padanya.
Lalu Yuki bangkit dan keluar dari UKS.
Saat berjalan kembali ke kelas, Yuki memperhatikan sekelilingnya. Di setiap kelas, selalu ada kelompok siswa yang berkumpul, beberapa bahkan sedang berkelahi tanpa ada yang menghentikan mereka.
Yuki Kaze
Sekolah ini benar-benar buru
Namun, tanpa ia sadari, ucapannya terdengar oleh seseorang yang sedang bersandar di dinding depan kelas 1-F.
Yui Nakahara
Sudah tahu buruk, kenapa lu masih ada di sini?
Suara seorang siswi terdengar santai namun tajam.
Yuki menoleh dan langsung bertemu dengan tatapan dingin gadis itu. Sorot matanya begitu tajam, seolah menusuk langsung ke dalam dirinya.
Siswi itu melangkah mendekatinya, membuat Yuki tanpa sadar menelan ludah.
Yui Nakahara
Kelas apa lu?
Siswi itu menyeringai kecil
Yui Nakahara
Bilang sama ketua lu, pulang sekolah gue tunggu di rooftop
Yuki menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu.
Namun, responsnya bukan jawaban. Dengan cepat, siswi itu menarik kerah bajunya, mendekatkan wajah mereka hingga bibir mereka hampir bersentuhan.
Yui Nakahara
Tidak sopan sekali bicara padaku seperti itu,
Yuki Kaze
gua hanya ingin tahu. Kalau pemimpin kelas gua bertanya siapa yang menantangnya, gua harus menjawab apa?
Siswi itu menatapnya lebih lama, memperhatikan wajah Yuki, apakah dia nengenalnya, sebelum akhirnya tersenyum tipis.
Yui Nakahara
Anak baru rupanya
Ia akhirnya melepaskan cengkeramannya dan melangkah mundur.
Yui Nakahara
Katakan padanya... Yui Nakahara menantangnya
Ucapnya lalu pergi begitu saja
Saat kembali ke kelas, Yuki berjalan menuju bangkunya dengan kepala menunduk. Namun, sebelum duduk, ia berhenti di depan Nana.
Semua mata tertuju pada mereka.
Sebelum Yuki sempat membuka mulut, Keisuke yang berada di belakangnya tiba-tiba menendang kakinya dari belakang, membuatnya hampir jatuh berlutut.
Keisuke
Yang sopan kalau mau bicara sama pemimpin kami
Ucap Keisuke dengan nada meremehkan
Seluruh kelas langsung terdiam, menunggu apa yang akan dikatakan Yuki.
Setelah mengatur napasnya, Yuki akhirnya berbicara.
Yuki Kaze
Setelah pulang nanti, Yui Nakahara menunggumu di rooftop."
Suasana menjadi semakin tegang.
Nana menatap Yuki tajam, lalu dengan cepat menarik kerah bajunya.
Nana Aoi
Apa yang dia lakukan sama lu?
Yuki Kaze
Dia hanya bilang itu
Nana tetap menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya melepaskannya dan duduk kembali di bangkunya tanpa berkata apa-apa.
Bab 2 pertarungan di roof top
Bel pulang berbunyi. Suasana kelas 1C berubah hening ketika Nana bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar. Tanpa perlu perintah, seluruh siswa kelas 1C segera mengikutinya.
Yuki masih duduk di kursinya, mengamati kepergian mereka.
Yuki Kaze
Apa mereka mau ke rooftop sekolah?
Tiba-tiba, Keisuke menariknya dari belakang, melingkarkan lengannya di leher Yuki seperti mengunci mangsanya.
Keisuke
Apa lu tidak mau menonton pertunjukan?
Tanyanya dengan nada santai namun penuh tekanan.
Yuki mencoba memahami situasinya.
Keisuke mendecak, seolah Yuki adalah orang paling bodoh yang pernah ia temui.
Keisuke
Sudah jelas kan? Nana akan bertarung dengan pemimpin kelas 1F.
Yuki Kaze
Maksud lu... Yui Nakahara?
Ucap Keisuke sebelum menyeretnya keluar, memaksanya mengikuti Nana dan yang lainnya.
Di sepanjang lorong, siswa-siswa kelas lain mulai menyadari pergerakan besar ini. Siswa dari kelas 1B berkumpul di depan kelas mereka, lalu tanpa ragu ikut bergabung mengikuti Nana.
Melihat itu, Yuki semakin bingung.
Yuki Kaze
Kelas 1B juga ikut?
Keisuke
Yuna, pemimpin kelas 1B, adalah teman Nana. Tentu mereka juga mendukungnya.
Yuki menoleh ke arah Yuna yang berjalan di samping Nana, ekspresinya tetap dingin namun ada sesuatu di matanya yang seolah menantikan pertarungan ini.
Sekarang Yuki mulai menyadari sesuatu.
Yuki Kaze
Jadi, siswi yang selalu bersama Nana itu adalah pemimpin kelas 1B?
Tapi ada satu hal yang terus mengganggunya. Ia bergumam dalam hatinya
Yuki Kaze
Kenapa pemimpin kelas di sekolah ini justru para siswi?
Yuki Kaze
Semua pemimpin kelas ini adalah gadis-gadis cantik.
Sebenarnya apa yang mereka inginkan?
Ketika mereka sampai di rooftop, suasana sudah ramai.
Siswa-siswa kelas 1F sudah berkumpul, dengan Yui Nakahara berdiri di depan mereka, seperti ratu yang siap menerima tantangan.
Kelompok kelas 1B dan 1C berhenti di seberang mereka. Dua kelompok ini saling berhadapan, menciptakan suasana yang begitu mencekam.
Yui Nakahara
Lagi-lagi membawa bantuan
Sindir Yui dengan nada dingin , karna tidak hanya 1C yang datang, tapi 1B juga.
Hikari Yuna
Kami hanya ingin menonton
Dari kerumunan kelas 1F, seorang siswa bertubuh besar dan berwajah garang maju ke depan. Ia menatap ke arah Nana dengan penuh percaya diri.
Keisuke
Pertarungan pembuka, ya?
Bisik Keisuke pada Yuki, yang berdiri tepat di belakang Nana.
Sebelum siapapun sempat bergerak, Keisuke melangkah maju. Berniat untuk melawan orang itu.
Namun, saat itu juga, Nana menghentikannya dengan satu tangan. Tanpa berkata apa-apa, ia justru menarik Yuki dan mendorongnya ke depan.
Yuki tersentak. Sebelum ia bisa memproses apa yang terjadi, ia sudah berada di depan, berdiri berhadapan dengan siswa garang kelas 1F.
Dari belakang, Yui mengangkat alisnya.
Yui Nakahara
Lu yakin memilih bocah baru untuk pertarungan pembuka?
Keisuke juga terkejut, karna bukan dirinya yang di tunjuk untuk pertarungan pembuka, justru malah memilih Yuki yang dari pagi sudah di bully.
Keisuke
Oi, oi, kenapa bukan gua atau Naoki?
Bisiknya, jelas merasa aneh dengan keputusan ini.
Nana menatap Yui, hanya menjawab dengan suara dingin.
Nana Aoi
Jangan remehkan kelas 1C
Yuki menelan ludah. Ia bisa merasakan kakinya sedikit bergetar saat menatap lawannya.
Yuki Kaze
Kenapa Nana begitu yakin padaku?
Yuki Kaze
Dan lebih penting lagi...
Bagaimana caraku keluar dari masalah ini?!
Yuki melirik sekeliling, mencari celah untuk kabur. Namun, tidak ada jalan keluar. Jangankan kabur, sekadar menghindari pertarungan pun mustahil.
Saat pikirannya masih berputar mencari solusi, tiba-tiba
Sebuah pukulan keras menghantam wajahnya, membuat tubuhnya terpental ke belakang. Rasa sakit menyebar ke seluruh rahangnya.
Keisuke yang melihat itu langsung mengernyit.
Keisuke
Oi, Nana. Kalau dia kalah, itu artinya kita kalah, kan?"
Tanyanya dengan nada tajam
Keisuke
Jangan bilang kau memilih Yuki untuk pertarungan pembuka hanya untuk menghindari bertarung dengan Yui?
Karena jika Yuki kalah di pertarungan pembuka, otomatis kelas 1C kalah, dan pertarungan Yui melawan Nana tidak ada.
Nana menoleh ke belakang, tatapannya tajam, membuat Keisuke sedikit bergidik.
Di sampingnya, Naoki langsung menepuk kepala Keisuke
Namun, keduanya terkejut ketika melihat Yuki mulai bangkit kembali.
Siswa garang dari kelas 1F, Yuya Kato, yang tadi begitu percaya diri bahwa pukulannya sudah cukup untuk mengakhiri pertarungan, kini memasang ekspresi kaget. Ia tidak menyangka Yuki masih bisa berdiri setelah menerima pukulan telaknya.
Merasa kesal, Yuya kembali melayangkan tinjunya ke perut Yuki.
Tinju itu mendarat tepat di ulu hati Yuki, membuatnya tertunduk kesakitan. Tidak cukup sampai di situ, Yuya menghantam wajah Yuki, membuatnya terpental lagi ke lantai.
Yuya kato
Mampus lu, brengsek
Ucap Yuya dengan senyum puas
Namun, suara lirih Yuki terdengar di dalam hatinya sendiri.
Yuki Kaze
Gua tidak boleh mengecewakan Nana yang sudah mempercayai gua
Dengan perlahan, Yuki mulai bangkit kembali.
Kali ini bukan hanya Yuya yang terkejut, tapi juga Yui Nakahara.
Ia tidak bisa mempercayai pemandangan di depan matanya.
Yui Nakahara
Yuya Kato sudah memukulnya berkali-kali, tapi kenapa dia masih bisa berdiri?
Dari kerumunan kelas 1C, Naoki mengerutkan kening
Naoki
Si bodoh itu... nggak punya rasa sakit, ya?
Yuya yang sudah benar-benar emosi segera menyerang lagi. Namun, kali ini berbeda.
Yuki mulai bisa membaca gerakannya.
Saat tinju Yuya melayang, Yuki berhasil menghindarinya, membuat Yuya kehilangan keseimbangan dan tersungkur ke lantai.
Teriak Keisuke, yang kini mulai menikmati pertarungan ini.
Yuya bangkit lagi dengan amarah yang semakin membara. Ia berlari dengan kecepatan penuh, tinjunya siap menghantam Yuki.
Namun, Yuki tetap tenang.
Ia memperhatikan gerakan Yuya dengan saksama.
Saat tinju itu hampir mengenainya, Yuki menghindar tepat waktu.
Dan pada saat itulah, ia melihat celah.
Dengan tangan kiri terkepal, Yuki mengayunkan tinjunya ke arah leher Yuya.
Tinju itu tepat mengenai sasarannya.
Yuya terhuyung ke belakang. Napasnya tersengal-sengal. Tubuhnya terjatuh ke lantai.
Dan dia tidak mampu bangun lagi.
Yuki sendiri juga terjatuh, namun entah bagaimana, ia masih bisa bangkit lebih dulu.
Seluruh siswa mulai menghitung mundur.
Sorakan membahana dari kelas 1B dan 1C.
Keisuke dan Naoki langsung berlari ke arahnya, mengangkatnya, lalu melemparkannya ke udara sebelum menangkapnya lagi.
"Menang! Menang!" sorak para siswa.
Namun, euforia itu langsung berhenti ketika Nana mengangkat satu tangan.
Nana Aoi
Sudah ada pemenangnya, kan?
Ucap nana tersenyum sinis menatap Yui Nakahara.
Yui Nakahara hanya menatap Yuya dengan kecewa.
Kelas 1F pun akhirnya bubar.
Satu per satu, siswa kelas 1B dan 1C pun meninggalkan rooftop setelah Nana dan Yuna melangkah pergi.
Kini hanya tersisa Yuki yang masih kelelahan, sementara Keisuke dan Naoki menopangnya.
Keisuke
Hahaha... Lu hebat juga yuki
Seru Keisuke dengan tawa puas.
Naoki dan Keisuke membantu Yuki turun dari rooftop dan keluar dari sekolah.
Di jalan Saat mereka melewati vending machine, Naoki mengambil tiga minuman kaleng dan memberikan satu kepada masing-masing dari mereka.
Yuki menerima minumannya dan membuka kalengnya.
Yuki Kaze
Terimakasih Naoki
Naoki
Justru kami yang harus berterima kasih.
Yuki Kaze
Kenapa bisa begitu?
Keisuke
Karena kalau lu kalah, itu artinya kelas 1C juga kalah.
Yuki Kaze
Bukankah pertarungan inti seharusnya antara Nana dan Yui? Kenapa pertarungan gua justru yang menentukan?
Melihat ekspresi bingung Yuki, Keisuke tertawa kecil.
Keisuke
Kalau pertarungan lu tadi hasilnya draw, itu artinya akan ada pertarungan inti antara Nana dan Yui
Saat mereka duduk di pinggir jalan, mengobrol santai sambil menyesap minuman mereka, Yuki merasakan sesuatu yang berbeda.
Keisuke dan Naoki, yang sebelumnya hanya seperti ancaman baginya, kini terasa lebih seperti... teman.
Keisuke
Lu tinggal dimana?
Yuki tidak langsung menjawab, tapi memberi isyarat agar mereka mengikutinya. Naoki dan Keisuke berjalan di belakangnya, penasaran dengan tempat tinggal anak baru itu.
Tidak butuh waktu lama sebelum mereka sampai di sebuah kontrakan dua lantai. Bangunannya sederhana, dengan total delapan kamar—empat di lantai bawah dan empat di lantai atas. Yuki tinggal di kamar paling ujung di lantai dua.
Setelah masuk, mereka bertiga langsung menuju balkon. Yuki dan Naoki duduk di lantai, sementara Keisuke nangkring santai di pagar balkon, menikmati angin sore yang bertiup pelan.
Keisuke
Kenapa lu pindah ke SMA Kageyama?
Tanya Keisuke memulai percakapan
Yuki Kaze
Kakek gua yang mendaftarkan ke sana
Naoki
Memangnya, tadinya lu sekolah di mana?
Yuki Kaze
SMA Hakai di Hokkaido. Tapi karena gua ingin pindah ke Tokyo, kakek mendaftarkan ke SMA Kageyama
Keisuke
Lalu, gimana menurut lu sekolah kita?
Naoki mendorong kepala Yuki pelan sambil tertawa.
Naoki
Kalau gitu pindah lagi sana ke sekolah lain
Yuki menggeleng, lalu tersenyum tipis.
Yuki Kaze
Sepertinya... Nana menarik
Naoki dan Keisuke langsung menatapnya tajam.
Yuki Kaze
Memangnya kenapa?
Naoki menghela napas panjang.
Naoki
Sebaiknya buang jauh-jauh niat itu, Yuki,
Katanya dengan nada serius.
Jawaban itu justru membuat Yuki semakin ingin tahu.
Sementara itu, di kontrakan lain yang letaknya tidak jauh dari tempat Yuki, Nana dan Yuna sedang duduk bersama di balkon kamar Nana.
Hikari Yuna
Gua pikir lu memilih Yuki untuk melawan Yuya karena ingin mengalah pada Yui
Kata Yuna, mengingat kejadian di rooftop tadi.
Hikari Yuna
Tapi benar-benar di luar dugaan, anak itu malah menang.
Nana Aoi
Mana mungkin gua membiarkan harga diri 1C diinjak-injak anak-anak 1F
Hikari Yuna
Tapi bagaimana lu bisa yakin kalau Yuki akan mengalahkan Yuya?
Nana Aoi
Gua tidak pernah berharap dia menang
Nana Aoi
Tapi gua sangat yakin dia bisa bertahan sampai waktu habis. Kalau itu terjadi, pertarungan mereka akan dinilai imbang, dan saat itulah gua akan mengalahkan Yui.
Yuna terdiam sejenak, lalu bertanya lagi
Hikari Yuna
Tapi kenapa lu begitu yakin kalau Yuki bisa bertahan?
Nana Aoi
Lu tidak ingat tadi pagi?
Nana Aoi
Saat Kazuya membully-nya, anak baru itu sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Bahkan dia terus bangkit dan tidak mempedulikan Kazuya
Nana Aoi
Begitu juga saat di kantin, ketika Keisuke dan teman-temannya menghajarnya. Dia masih bisa duduk dengan tenang setelahnya.
Yuna mengulang kejadian-kejadian itu dalam pikirannya. Benar juga—Yuki benar-benar tidak tumbang meskipun sudah dihajar berkali-kali.
Hikari Yuna
Lu memang hebat, mampu menganalisis seseorang dengan detail
Nana Aoi
Suatu saat gua ingin melihat pertarungan antara lu dan dia
Hikari Yuna
Jangan remehin gua.
Bab 3 pembalasan kelas 1F
Keesokan harinya, berita tentang Yuki yang berhasil mengalahkan Yuya telah menyebar luas di kalangan siswa kelas 1. Saat Yuki berjalan menuju kelas, banyak siswa yang memperhatikannya sambil berbisik-bisik. Namanya kini dikenal oleh banyak orang.
Ketika melewati kelas 1A, Kazuya yang kemarin membully-nya kini hanya diam dan tidak lagi mengganggunya. Yuki terus berjalan tanpa memedulikannya.
Di depan kelas 1B, Nana dan Yuna berdiri bersama beberapa siswa dari kelas mereka yang tengah mengobrol. Saat Yuki lewat, Yuna menatapnya sesaat, tetapi Yuki tidak menoleh dan tetap melangkah menuju kelasnya.
Begitu sampai di kelas 1C, Naoki dan Keisuke langsung menyambutnya dengan semangat.
Keisuke
Selamat pagi, jagoan!
Seru Keisuke sambil menepuk bahu Yuki.
Yuki mengernyit, tidak nyaman dengan sebutan itu.
Naoki
Karena mengalahkan Yuya kemarin, nama lu jadi cukup populer, tahu,
Ujar Naoki dengan senyum jahil
Yuki hanya mengangkat bahu dan tersenyum kecil.
Yuki Kaze
Yakin tuh gua mengalahkannya? Bukannya malah muka gua yang babak belur?
Keisuke
Ya, meskipun Yuya lebih dominan dalam pertarungan, tetap saja hasil akhirnya yang menentukan,
Mereka bertiga kemudian masuk ke kelas.
Sementara itu, di koridor depan kelas 1B, Yuna masih memperhatikan Yuki yang baru saja masuk ke kelasnya.
Hikari Yuna
Yuki tampan juga ya
Gumam Yuna, setengah bercanda.
Nana langsung menoleh tajam ke arahnya.
Nana Aoi
Kalau sampai lu jatuh cinta padanya, gue hajar lu,"
Hikari Yuna
Hah? Memangnya kenapa?.
Hikari Yuna
Jangan bilang... Lu menyukainya?
Nana mengalihkan pandangan, wajahnya sedikit berubah.
Nana Aoi
Bodoh, gue cuma nggak suka kalau temen gue punya cowok lemah
Elaknya dengan nada sedikit gugup. Padahal sejak melihat Yuki dia juga sudah menyukainya.
Hikari Yuna
Kenapa bilang Yuki lemah? , Bukannya dia sudah mengalahkan Yuya?
Nana Aoi
Itu cuma keberuntungan
Kata Nana cepat, menutup topik pembicaraan.
Bel masuk berbunyi, menandakan pelajaran akan segera dimulai. Yuna tersenyum kecil, lalu masuk ke kelas 1B, sementara Nana ke kelas 1C.
Di dalam kelas 1C Yuki sedang duduk namun tiba-tiba kerah bajunya ditarik kuat oleh Nana. Tanpa peringatan, ia didorong hingga punggungnya membentur dinding belakang kelas.
Suasana kelas mendadak hening. Semua pasang mata tertuju pada mereka.
Bisik Nana dengan suara rendah namun tajam.
Nana Aoi
Berita tentang lu mengalahkan Yuya sudah tersebar. Karena itu, lu harus lebih hati-hati. Pasti banyak orang yang bakal mengincar lu.
Yuki menelan ludah dan mengangguk.
Nana Aoi
Dan satu hal lagi
Lanjut Nana, matanya menatap Yuki tajam
Nana Aoi
Jangan sampai berurusan dengan kelas 1G.
Yuki Kaze
Memangnya kenapa?
Alih-alih menjawab, Nana kembali menarik kerah bajunya dan mendorongnya lebih keras. Isyarat jelas bahwa Yuki sebaiknya tidak bertanya lebih lanjut dan cukup mengikuti perintahnya.
Setelah beberapa detik yang menegangkan, Nana akhirnya melepaskan Yuki dan kembali ke tempat duduknya seolah tidak terjadi apa-apa.
Yuki menghela napas. Sepertinya kehidupannya di SMA Kageyama baru saja semakin menarik.
Saat pulang sekolah, Yuki berjalan sendirian menuju kontrakannya. Langit mulai berubah jingga, menandakan senja telah tiba. Ketika melewati sebuah gang sepi, tiba-tiba langkahnya terhenti.
Di depannya, Yui Nakahara bersama geng kelas 1F menghadang dengan ekspresi dingin. Yuki langsung waspada.
Ia mencoba berbalik untuk mencari jalan lain, tetapi langkahnya terhenti lagi. Di belakangnya, lebih banyak siswa dari kelas 1F sudah menunggu. Mereka menatap Yuki dengan sorot mata penuh kemarahan. Tidak hanya laki-laki, tetapi beberapa siswi juga ada di sana, ikut memasang ekspresi garang.
Di tangan mereka, terlihat stik baseball dan gesper yang dililit di kepalan tangan, siap digunakan untuk menghajarnya.
Itu satu-satunya hal yang berputar dalam benak Yuki saat ini.
Mereka mulai bergerak maju.
Sebuah pukulan keras menghantam pundaknya dari belakang, membuat tubuhnya oleng dan tersungkur ke aspal. Yuki menggertakkan gigi, mencoba bangkit dengan cepat. Namun, sebelum ia bisa berdiri sepenuhnya, serangan lain datang.
Yuki menghindar di detik terakhir, lalu meraih lengan salah satu penyerangnya, menariknya ke depan hingga pukulan yang seharusnya mengenai dirinya malah mengenai teman si penyerang.
Ia segera melawan balik. Dengan refleks yang cepat, Yuki menangkis serangan dan berhasil menjatuhkan beberapa orang.
Yui yang mengawasi dari belakang sempat terkejut
Namun, jumlah lawan yang begitu banyak membuat Yuki kewalahan.
Sebuah tongkat baseball mendarat telak di kepalanya.
Pandangan Yuki langsung kabur. Dunia di sekelilingnya berputar sebelum akhirnya menjadi hitam pekat. Tubuhnya ambruk ke tanah.
Para siswa kelas 1F masih belum puas. Mereka terus menghajar Yuki yang sudah tidak sadarkan diri. Tendangan dan pukulan terus dilayangkan tanpa belas kasihan.
Suara Yui akhirnya menghentikan mereka. Ia menatap Yuki yang tergeletak di tanah dengan darah mengalir dari pelipisnya. Ada sedikit rasa kasihan di matanya.
Tanpa berkata-kata lagi, geng 1F meninggalkan tempat itu, membiarkan Yuki terkapar sendirian di gang sepi.
Beberapa saat kemudian, kelopak mata Yuki perlahan terbuka. Pandangannya masih buram, cahaya putih dari langit-langit menyilaukan matanya.
Yuki menoleh, menemukan Naoki dan Keisuke berdiri di samping tempat tidurnya. Ia mencoba bangkit, tetapi rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya membuatnya mengerang dan langsung terbaring kembali.
Keisuke
Jangan banyak gerak, bodoh
Kata Keisuke sambil mendengus
Tanya Yuki dengan suara lemah.
Jawab Naoki santai, meskipun sorot matanya menyiratkan kekhawatiran.
Yuki mulai menyadari banyak perban dan plester di tubuhnya. Luka lebam menghiasi sebagian wajahnya.
Naoki
Siapa yang bikin lo kayak gini?
Yuki terdiam sejenak. Ia ingin mengatakan yang sebenarnya, bahwa kelas 1F yang menyerangnya. Namun, jika ia melakukannya, pasti akan ada aksi balas dendam. Dan itu hanya akan memperpanjang masalah
Jadi ia memilih berbohong
Yuki Kaze
Gua nggak tahu. Gua nggak mengenal mereka
Naoki langsung menyipitkan mata, tidak percaya.
Naoki
Jangan bohong, brengsek. Jangan sampai anak 1C dianggap pengecut.
Namun, Yuki tetap bersikeras.
Yuki Kaze
Gua benar-benar nggak mengenali mereka. Mereka semua pakai hoodie dan masker."
Keisuke dan Naoki saling berpandangan. Mereka jelas tidak puas dengan jawaban Yuki, tetapi untuk saat ini, mereka memilih untuk diam.
Keesokan harinya, di kelas 1C, kabar tentang Yuki yang dirawat di rumah sakit sudah tersebar. Suasana kelas terasa tegang ketika Nana berjalan menuju Keisuke dengan wajah penuh amarah. Semua mata tertuju pada mereka, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Tanpa peringatan, Nana langsung menarik kerah seragam Keisuke dengan kasar, matanya menyala penuh kemarahan.
Nana Aoi
Siapa yang melakukan itu pada Yuki?
Tanyanya dengan suara rendah, namun tajam seperti pisau.
Keisuke menelan ludah, tubuhnya menegang di bawah tatapan dingin Nana.
Keisuke
Dia bilang… dia tidak mengenalnya
Tanpa pikir panjang, Nana mendorong Keisuke ke belakang hingga hampir kehilangan keseimbangan. Kemarahannya memuncak, ia mengepalkan tangan lalu meninju meja dengan keras, membuat semua orang di kelas terlonjak kaget.
Gerutunya, rahangnya mengeras menahan amarah.
Lalu nana menoleh ke arah Naoki
Nana Aoi
Naoki, antar gue ke rumah sakit
Naoki mengangguk, tanpa bertanya lebih lanjut.
Nana tidak menjawab, hanya berbalik dan berjalan keluar kelas dengan langkah cepat, diikuti oleh Naoki dan Keisuke. Di luar kelas, Yuna sudah menunggu mereka dengan ekspresi serius. Tanpa banyak bicara, mereka berempat segera bergegas ke rumah sakit.
Sementara itu, di rumah sakit, Yuki terkejut saat melihat seseorang masuk ke ruangannya tanpa mengetuk.
Yui Nakahara datang membawa bunga dan parsel buah. Langkahnya santai, seolah tidak ada kejadian yang terjadi kemarin. Yuki hanya bisa menatapnya dengan tatapan kosong, hatinya masih dipenuhi kemarahan dan dendam.
Tanpa berkata apa-apa, Yui meletakkan bunga itu di pot dekat jendela, lalu menatap Yuki dengan ekspresi datar.
Yui Nakahara
Gua datang ke sini untuk meminta maaf sama lu secara pribadi, bukan atas nama kelas 1F
Yuki hanya diam ,matanya menajam. Permintaan maaf? Setelah semua yang terjadi?
Melihat Yuki yang tak merespons, Yui hanya mengangkat bahu.
Yui Nakahara
Terserah lu mau memaafkan aku atau tidak
Yui berjalan mendekat, ia menunduk sedikit, bibirnya hanya beberapa sentimeter dari telinga Yuki.
Yui Nakahara
Jika lu berani ngadu ke Nana tentang siapa pelaku pengeroyokan ini… itu artinya SMA Kageyama akan berubah jadi lautan darah
Yui Nakahara
Suara Yui rendah, hampir berbisik, namun penuh ancaman yang jelas.
Yuki menegang. Dadanya terasa sesak, amarah dan ketakutan bercampur dalam pikirannya.
Saat Yui melangkah menuju pintu, ia menoleh sekali lagi, menatap Yuki dengan ekspresi dingin.
Lalu, tanpa ragu, ia pergi.
Ketika pintu lift terbuka, Yui berpapasan langsung dengan Nana, Yuna, Keisuke, dan Naoki yang baru saja sampai.
Tatapan mereka saling bertemu sejenak, namun Yui tidak mengindahkan mereka. Pandangannya lurus ke depan, seolah mereka tidak lebih dari bayangan yang tak berarti.
Sementara itu, Nana mengepalkan tangan.
Nana Aoi
Apa yang dia lakukan di sini?
Pikirnya dengan penuh curiga.
Mereka berempat segera masuk ke lift dan menuju ruang Yuki.
Saat memasuki ruangan, pemandangan pertama yang mereka lihat adalah parsel buah dan bunga segar di dekat jendela.
Nana berjalan mendekati pot bunga itu. Tanpa ragu, ia mengambilnya dan melemparkannya ke tempat sampah dengan kasar.
Nana Aoi
Ngapain dia ke sini?
tanyanya tajam, tanpa menoleh ke arah Yuki.
Yuki menelan ludah, berusaha tetap tenang.
Jawabnya pura-pura tidak tau
Nana berbalik, menatapnya tajam.
Yuki menggigit bibir, merasa terpojok.
Yuki Kaze
Dia… dia hanya sekadar menjengukku
Nana semakin mendekat, ekspresinya penuh kecurigaan
Nana Aoi
Apa dia datang kesini untuk meminta maaf atas perbuatannya kemarin?
Jantung Yuki berdegup lebih cepat. Bagaimana Nana bisa menebak?
Namun, kata-kata Yui masih terngiang di kepalanya. Ia tidak ingin ada pertumpahan darah.
Tanya yuki mencoba menghindar
Nana menurunkan wajahnya mendekati Yuki, suaranya rendah namun penuh tekanan.
Nana Aoi
Bahkan gua saja tidak tahu di mana ruang rawat lu, dan lagi bagaimana dia tau lu masuk rumah sakit. Lu tahu apa artinya itu?
Nana Aoi
Pasti dia yang membawa lu ke sini. Dan itu artinya dia ada di sana saat kejadian
Mata Yuki membelalak. Benarkah? Benarkah Yui yang membawanya ke rumah sakit?
Yuki Kaze
Bukannya Naoki dan Keisuke yang membawa gua ke sini? Mereka ada di sini saat gua sadar
Ucap yuki mencoba mencari kepastian
Keisuke
Tidak, gua dihubungi pihak rumah sakit melalui ponsel lu,
Naoki
Itu artinya, kami tahu ketika lu sudah ada di sini
Yuki merasa tubuhnya semakin lemah. Apa benar Yui yang membawanya ke rumah sakit setelah menghajarnya habis-habisan?
Tiba-tiba, suara Yuna memecah keheningan.
Hikari Yuna
Jujur saja, Yuki. Jangan bilang lu mau menghianati Nana?
Yuki terdiam.
Sebuah tekanan berat menghimpit dadanya. Ia merasa terpojok, seolah semua mata menghakiminya.
Tak ingin terus didesak, Yuki menarik napas dalam dan menoleh ke arah lain.
Yuki Kaze
Tolong, jangan ganggu aku. Aku mau istirahat
Suasana ruangan menjadi sunyi.
Nana menatapnya lama sebelum akhirnya berbalik, lalu berjalan keluar tanpa mengatakan apa pun.
Yuna, Keisuke, dan Naoki mengikuti dari belakang, meninggalkan Yuki sendirian dalam pikirannya yang penuh kebingungan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!