Nampak seorang pria tengah bersiap dengan stelan jas hitam miliknya, hari ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai seorang bodyguard.
Jika sekilas orang tersebut tak pantas untuk menjadi seorang bodyguard tapi dia lebih pantas untuk menjadi seorang aktor. Karena paras wajahnya itu bisa membuat wanita yang melihatnya langsung jatuh cinta, tak lupa juga dengan tinggi badan yang sempurna dan juga tubuh yang atletis menjadi nilai plus untuknya.
Kini jam sudah menunjukkan pukul 09:00 WIB, dan pria itu langsung bergegas ke tempat kerja barunya.
Kini Jeremi sudah berada di depan sebuah rumah besar dan mewah.
"Apa kau bodyguard baru untuk nona muda?" Tanya seseorang.
"Iya." Jawab Jeremi.
"Kalau begitu mari ikut saya." Ucap orang tersebut.
Lalu Jeremi langsung mengikuti langkah pria itu, nampak pria itu mengajaknya ke sebuah ruangan. Dan di sana sudah ada beberapa orang berada di ruangan tersebut.
"Jadi kau bodyguard untuk putriku?" Tanya Candra Kusuma.
"Iya tuan." Jawab Jeremi.
"Aku harap kau bisa menjaga putriku dengan baik, dan aku adalah seorang pembisnis jadi aku memiliki banyak musuh dan mereka pasti akan mengincar putriku. Ku harap kau mengerti apa maksud ku." Ucap Pak Candra Kusuma.
"Saya mengerti tuan." Jawab Jeremi.
"Dan siapa namamu" Tanyanya.
"Nama saya Jeremi." Jawab Jeremi.
"Baiklah. Karena putriku sedang tidur kau bisa beristirahat terlebih dahulu sampai dia bangun." Ucap Pak Candra Kusuma.
"Terimakasih tuan." Lalu Jeremi pun langsung meninggalkan ruangan tersebut, dan pria tadi langsung mengajaknya ke suatu tempat untuk sekedar mengopi dan juga mengobrol.
Sementara itu...
"Hemmm..." Nampak seorang wanita tengah merenggangkan otot-otot tangannya yang kaku.
"Nona muda." Panggil seorang pelayan.
"Ada apa?" Tanya Riana.
"Bodyguard yang tuan besar siapkan untuk anda sudah datang." Ucap pelayan tersebut.
"Hais... Ayahku itu, apa dia tak lelah mencarikanku terus bodyguard dan ini sudah ke 10 kalinya aku ganti bodyguard." Ucap Riana.
Sebenarnya Riana tak ingin hidupnya di kawal oleh bodyguard, dia masih ingat ketika bodyguard yang dulu mereka memiliki wajah yang menyeramkan dan juga wajah mereka sangat jelek.
Riana tak bisa membayangkan rasa malu saat dia di jaga oleh bodyguard yang memiliki wajah di bawah rata-rata.
Lalu Riana langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket, hari ini dia ada jadwal kampus.
Nampak Riana tengah membasuh rambut dan juga tubuhnya di bawah shower.
"Ah, nyamannya." Ucap Riana.
Lalu dia melihat dirinya di pantulan cermin, nampak sebuah senyum puas saat melihat bentuk tubuhnya yang indah dan juga ideal.
"Tak sia-sia aku selalu berolahraga." Ucapnya.
Lalu Riana pun langsung menyelesaikan acara mandinya itu, setelah selesai dia langsung keluar dari kamar mandi.
Dan Riana pun langsung berjalan ke arah lemari pakaiannya, dan dia pun mengambil pakaian yang biasa dia gunakan. Pakaian santai tapi nampak elegan dan juga cantik jika di pakai oleh Riana.
Setelah itu dia pun langsung bergegas ke meja makan, untuk mengisi perutnya yang mulai keroncong.
"Pagi ayahku." Sapa Riana pada ayahnya.
"Pagi juga sayang." Ucap Ayahnya.
Lalu Riana pun langsung duduk, dan dia pun langsung mengambil nasi dan juga lauk pauk yang ada di meja makan.
"Khem, ayah sudah mencari bodyguard untukmu." Ucap ayahnya.
"Ayah Riana kan sudah bilang, Riana gak butuh bodyguard. Ayah ingat bodyguard yang ayah dulu siapkan untuk Riana, mereka semua sangat jelek dan membuat Riana takut." Ucap Riana.
"Hahaha... Riana-riana. Kali ini kau tak akan menyesal dengan bodyguard pilihan ayahmu ini." Ucap ayahnya.
Dan Riana hanya memutar bola matanya bosan, dia sudah sering mendengar ucapan ayahnya itu. Dan apa kenyataannya berbeda dari yang ayahnya katakan.
"Masuk." Ucap pak Candra.
Lalu nampak seorang pria memasuki ruang makan tersebut yang tak lain ialah jeremi.
"Kenalkan Riana ini adalah bodyguard barumu." Ucap pak Candra.
"Perkenalkan nona muda, nama saya Jeremi." Ucapnya.
Terlihat Riana hanya bisa menatap takjub dengan mulut yang menganga, lalu dia langsung melihat kearah ayahnya.
"Ini." Tanya Riana, dan ayahnya hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Oh my God." Ucap Riana sambil bangkit dari tempat duduknya. Lalu Riana menghampiri pria itu sambil mengelilingi tubuhnya. "Wow, benar-benar perfect." Ucapnya.
Sementara itu terlihat pak Candra hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku anak semata wayangnya. "Bagaimana dengan pilihan ayah untuk kali ini? Apakah kamu bersedia menerimanya menjadi bodyguard kamu." Tanyanya.
"Iya, tentu ayah." Jawab Riana nada bahagia. Lalu Riana langsung mengajak Jeremi sambil menggandeng tangannya. "Ayo." Ajak Riana.
"Tunggu Riana, kamu mau kemana?" Tanya ayahnya sambil berdiri menghampiri Riana.
Riana hanya tersenyum sambil bergegas pergi meninggalkan ruang makan. "Maaf ayah, aku mau pergi dulu." Ucapnya.
Pak Candra hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Dasar anak itu, tapi setidaknya aku merasa lega akan keselamatannya dan tidak perlu terlalu menghawatirkannya." Ucapnya.
Di dalam mobil...
Terlihat Jeremi tengah fokus menyetir dan memperhatikan jalan yang dilaluinya. Sementara Riana sedang memoles wajahnya dan memerahkan bibirnya, dan sekali-kali mencuri pandang ke arah Jeremi.
"Oh iya, memangnya kamu sudah berada tahun menggeluti pekerjaan ini." Tanya Riana.
"Saya baru pertama kali bekerja di bidang ini, dan itupun baru hari ini." Jawab Jeremi.
Riana hanya mengangguk-anggukaan kepalanya. "Baguslah." Ucapnya.
Dan Jeremi hanya tersenyum sambil menanggapi ucapan Riana.
"Kita sekarang mau kemana nona muda?" Tanya Jeremi.
"Em, aku mau ke caffe di jalan X." Jawabnya.
"Baik nona muda." Ucap jeremi.
30 menit kemudian...
Akhirnya mobil mereka sampai di caffe X, Jeremi menghentikan mobilnya dan langsung keluar dari mobil, lalu jeremi membukakan pintu untuk Riana. "Silahkan nona muda." Ucap jeremi.
"Terima kasih." Jawab Riana sambil tersenyum ke arah Jeremi.
Mereka langsung masuk ke dalam caffe, nampak Riana melihat kekanan dan kekiri seperti sedang mencari seseorang.
"Riana." Terdengar suara seorang wanita memanggilnya. Dan Riana langsung melihat kearah orang itu sambil melambaikan tangannya.
"Bella." Teriak Riana sambil berjalan menuju meja yang di tempatnya.
Akhirnya mereka bertemu dan berpelukan melepas rindu karena mereka sudah lama tidak bertemu.
"Kamu apa kabar?" Ucap Riana sambil melepaskan pelukannya.
"Aku baik, dan bagaimana kabar kamu." Ucap Bella.
"Seperti yang kamu lihat." Jawab Riana sambil tersenyum.
Sambil menyubit pipi Riana. "Ah, kamu bener-bener gak berubah masih kaya dulu. Lebih baik kamu duduk dulu dan pesan sesuatu, karena kebetulan aku laper banget dan udah lama juga aku gak makan di caffe ini." Ucap Bella.
"Iya, tapi maaf yah bel aku gak bisa nemenin kamu makan. Soalnya aku baru aja makan di rumah, aku pesen minum ajah yah." Ucap Riana sambil memegang tangannya Bella.
"Ah kamu gak seru deh. Tapi gak apa-apa, yang penting kamu ada di sini nemenin aku." Ucapnya.
Akhirnya mereka memesan makanan dan minuman sambil bercengkrama bersama. Saat mereka asyik ngobrol bersama, kata-katanya seakan terhenti saat Bella melihat ada pria yang menghampiri mereka.
"Gila tuh cowok ganteng banget." Ucap Bella sambil melihat kearah Riana.
"Cowok." Ucap Riana dengan nada terkejut. "Mana?" Ucapnya.
"Itu di belakang kamu." Jawab Bella sambil menunjukkan jarinya ke belakang Riana.
Dengan penuh rasa penasaran, akhirnya Riana membalikkan pandangannya ke arah belakang. "Ha...ha...ha." Terdengar suara senyuman keluar dari bibir Riana.
Bella yang merasa heran dengan temannya hanya bisa mengerutkan keningnya. "Anak ini kenapa, apa jangan-jangan dia kerasukan lagi?" gumamnya.
Disaat Riana tengah asyik menertawakan temannya, pelayan datang menghampiri dan memberikan semua pesanan mereka. "Maaf nona, ini pesanannya." Ucapnya.
Riana hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Setelah pelayan itu pergi, Riana langsung mengambil jus alpukat dan meminumnya, tetapi seseorang mengambil minuman itu.
"Maaf nona muda, saya harus mencobanya terlebih dulu." Ucap jeremi sambil mengambil gelas jus yang ada ditangan Riana.
Dengan seketika amarah Riana meledak-ledak di dalam hatinya. "Apa-apaan sih? Kamu benar-benar gak sopan." Ucap Riana dengan nada tinggi.
"Maaf nona muda, saya hanya menjalankan tugas untuk menjaga dan memperhatikan semua yang anda makan." Ucap jeremi.
Riana semakin marah mendengar jawaban yang keluar dari mulut jeremi. "Memangnya kamu anggap saya ini apa? Binatang!" Ucap Riana.
"Tidak nona muda, saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan sebagai bodyguard anda." Jawab Jeremi dengan tegas.
"Tapi saya tidak suka dan kamu tau saya paling jijik sama makanan bekas orang lain, meskipun itu hanya setetes." Bentak Riana.
Jeremi hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Bella yang melihat kejadian itu langsung mencoba menenangkan Riana, dan Bella menyuruh Jeremi untuk menjauh.
"Udahlah RI jangan marah-marah terus, dia kan hanya menjalankan tugas yang diberikan sama papah kamu." Ucap Bella sambil mengelus-elus punggungnya Riana.
"Tapi kan bel." Ucap Riana.
"Ssttt udah, kasihan dia. Lebih baik kamu tenangkan pikiran kamu dan ambil nafas yang dalam lalu keluarkan dengan perlahan." Ucap Bella dengan penuh kelembutan.
Akhirnya Riana menuruti perkataanya Bella, dan dengan seketika amarahnya terhenti. "Makasih yah bel, memang dari dulu hanya kamu yang bisa meredamkan amarahku." Ucap Riana sambil memeluk sahabatnya.
"Iya RI, sama-sama." Ucap Bella sambil membalas pelukan Riana.
Setelah merasa tenang, akhirnya Riana mengajak Bella untuk melanjutkan acara makannya dan melanjutkan pembicaraan mereka.
Sambil duduk. "Maaf yah bel, acara kita jadi terganggu." Ucap Riana sambil menundukkan kepalanya.
Bella hanya tersenyum melihat tingkah Riana yang masih ke kanak-kanakan. "Gak apa-apa RI, aku ngerti kok." Ucapnya.
Mendengar jawaban Bella, Riana merasa malu dan terlihat pipinya mulai memerah.
"Eh, kamu kenapa ri? Kok pipi kamu jadi memerah." Tanya Bella sambil mencubit pipi Riana.
"Ah, aku gak kenapa-napa kok." Jawab Riana sambil melepaskan tangan Bella.
Bella hanya melayangkan senyuman kepada sahabatnya dan Riana tahu arti dari senyumannya itu.
"Iya...iya, aku ngaku." Ucap Riana sambil cemberut.
Tapi Bella hanya terus memberikan senyuman itu yang membuat Riana tidak menyukainya.
Riana beranjak dari tempat duduknya. "Ah, udah deh lebih baik aku pulang aja."
"Eh, kamu mau kemana?" Tanya Bella sambil menarik tangan Riana.
"Ya udah aku minta maaf, lebih baik kamu duduk lagi." Ngomong-ngomong kamu mau ngaku apa?" Tanyanya melanjutkan.
Sambil duduk. "Sebenarnya aku malu sama kamu." Ucap Riana.
"Malu." Ucap Bella dengan penuh rasa penasaran. "Memangnya kamu malu kenapa?" Ucapnya.
"Ya aku malu aja sama kamu. Aku perhatikan kamu banyak berubah, dari cara bicara kamu dan tingkah laku kamu menunjukkan ke arah dewasa. Sedangkan aku, masih gini-gini aja." Ucap Riana dengan nada manja.
"Ya mungkin itu memang ke unikan kamu. Padahal kalau di lihat-lihat sih, seharusnya kamu sudah punya anak dua." Ucap Bella sambil meledek Riana.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!