Cinta Adalah Bagian Dari Takdir
Episode 1
Jakarta, Desember 2017.
Senin, pukul 12:45.
Di suatu kampus.
Kirana Azkiya
*bermain game*
Felisya Magdalena
*buka sosmed*
Kirana Azkiya
*menjeda game*
Felisya Magdalena
Kak Dirga sebar undangan loh.
Felisya Magdalena
Hari sabtu nanti dia nikah.
Kirana Azkiya
*lanjut main game*
Felisya Magdalena
Kamu.. udah tahu, Na?
Felisya Magdalena
Tapi, kok reaksimu biasa aja?
Kirana Azkiya
Memangnya reaksiku harusnya gimana?
Felisya Magdalena
Ya kaget dikitlah gitu..
Felisya Magdalena
Memangnya beneran udah gak suka lagi?
Kirana Azkiya
Itu udah jaman kapan, Fel.
Kirana Azkiya
Lagian aku juga udah pernah bilang kan, kalau mau fokus belajar aja.
Felisya Magdalena
*menunjuk HP Kirana*
Felisya Magdalena
Ini yang kamu sebut fokus belajar?
Kirana Azkiya
Jam untuk istirahat ya istirahat.
Kirana Azkiya
Jam untuk belajar ya belajar.
Felisya Magdalena
Hm, iya deh.
Selesai kuliah, pukul 15:30.
Felisya mengantar Kirana pulang dengan mengendarai mobilnya.
Felisya Magdalena
Oh iya, kamu bakal datang gak ke pernikahan Kak Dirga?
Kirana Azkiya
Memangnya ada alasan buat aku gak datang?
Felisya Magdalena
Ya siapa tahu aja kamu ada acara atau janji sama orang lain?
Kirana Azkiya
Kalau aku ada acara, dari awal aku bakal bilang gak bisa datang.
Kirana Azkiya
Kalau aku ada janji sama seseorang, itu pasti cuma sama kamu, Fel.
Felisya Magdalena
I-iya juga sih..
Felisya Magdalena
Tapi Na, aku penasaran, beneran saat ini kamu gak lagi suka siapapun?
Kirana Azkiya
Aku kan udah bilang.. mau fokus belajar aja.
Kirana Azkiya
Aku gak mau lagi berharap sama apa yang gak jelas.
Kirana Azkiya
(Aku juga udah capek sama perasaan yang selalu bertepuk sebelah tangan ini.)
Felisya Magdalena
Tenyata kamu benar-benar serius menutup hati, ya.
Felisya Magdalena
Aku jadi tiba-tiba teringat Farah teman SMA kita.
Kirana Azkiya
Memangnya dia kenapa?
Felisya Magdalena
Kamu ingat kan, dia itu pintar banget waktu SMA.
Felisya Magdalena
Anaknya rajin belajar dan anti banget sama yang namanya pacaran.
Felisya Magdalena
Sampai awal tahun kemarin aja aku lihat status dia masih single.
Felisya Magdalena
Tapi sebulan lalu, aku dapat kabar kalau dia udah nikah.
Kirana Azkiya
Wah, beneran?
Felisya Magdalena
Iya, aku udah tanyain ke Eri, sahabatnya Farah.
Felisya Magdalena
Katanya sih, dia tiba-tiba dilamar gitu sama senior kampusnya.
Kirana Azkiya
Terus dia terima aja gitu?
Felisya Magdalena
Kata Eri sih, senior itu satu-satunya orang yang bikin Farah nyaman.
Felisya Magdalena
Dari sejak awal deketin Farah, dia gak pernah bikin Farah merasa terganggu.
Felisya Magdalena
Malah dengan dukungannya, nilai-nilai Farah makin meningkat.
Felisya Magdalena
Makanya waktu dilamar, Farah gak ada kepikiran nolak, malah dia udah terlanjur suka juga.
Kirana Azkiya
Kisah yang bagus, tapi apa hubungannya sama aku?
Felisya Magdalena
Dia kan dari dulu selalu fokus belajar.
Felisya Magdalena
Tapi, tiba-tiba aja bisa nikah secepat itu kan.
Felisya Magdalena
Jadi, maksudku.. kita gak pernah tahu seperti apa masa depan.
Felisya Magdalena
Siapa tahu aja jodohmu juga udah dekat, sama kayak Farah.
Kirana Azkiya
Yang benar aja.
Felisya Magdalena
Eh, gak ada yang gak mungkin kalau udah takdir.
Felisya Magdalena
Aku saranin jangan terlalu keras kepala, Na.
Kirana Azkiya
Aku gak keras kepala.
Kirana Azkiya
Aku cuma ber-ko-mit-men.
Felisya Magdalena
Hm, iya deh.
Malam harinya, pukul 19:20.
Di meja makan, rumah Kirana.
Kirana Azkiya
*menatap makanan di meja*
Kirana Azkiya
Hari ini masak rendang, Bu?
Kirana Azkiya
Lumayan banyak lagi.
Fathiyah Ramania
Iya, kemarin ibu dapat banyak pesanan gaun.
Fathiyah Ramania
Terus uang DP-nya ibu sisihkan untuk beli daging.
Fathiyah Ramania
Udah lama kan kita gak makan daging.
Shaqueena Azalea
Yee, makasih Bu!
Shaqueena Azalea
Ibu tahu aja kalau Queen lagi kepengen makan daging!
Fathiyah Ramania
*mengusap kepala Queen*
Fathiyah Ramania
Makannya pelan-pelan, ya.
Abdul Zahir
Toko roti juga beberapa hari ini kedatangan banyak pelanggan.
Abdul Zahir
Sepertinya keluarga kita sedang diberkati.
Kirana Azkiya
*tersenyum bahagia*
Kirana Azkiya
(Terima kasih Ya Tuhan, sudah memberikan kebahagiaan kecil ini kepada keluargaku.)
Shaqueena Azalea
Ayo Kak, makan juga..
Shaqueena Azalea
Jangan dilihatin doang.
Tiba-tiba bel pintu rumah berbunyi.
Fathiyah Ramania
Siapa yang datang malam-malam begini?
Abdul Zahir
Biar ayah lihat.
Abdul pergi ke ruang tamu lalu membukakan pintu.
Irham Zaidan
Maaf mengganggu waktunya, Pak.
Irham Zaidan
Nama saya Irham.
Irham Zaidan
Apa benar ini rumah Kirana?
Abdul Zahir
Ah iya, itu anak saya.
Abdul Zahir
Ada perlu apa, ya?
Irham Zaidan
Saya kesini.. ada yang mau saya bicarakan dengan Bapak.
Abdul Zahir
Kalau begitu, masuk saja dulu.
Abdul Zahir
Oh iya, apa kamu sudah makan?
Irham Zaidan
Saya.. belum.
Abdul Zahir
Ternyata kamu anak yang jujur.
Abdul Zahir
Biasanya dalam situasi ini, orang lain akan bilang sudah makan karena merasa gak enak dengan pemilik rumah.
Irham Zaidan
Saya pikir hubungan yang baik selalu diawali dengan kejujuran.
Irham Zaidan
Jika sejak awal saja sudah berbohong, maka akan sulit untuk jujur ke depannya.
Abdul Zahir
Pemikiran yang bagus, Anak Muda.
Abdul Zahir
Kalau begitu, mari makan bersama.
Abdul Zahir
Kebetulan istri saya hari ini masak lumayan agak banyak.
Irham Zaidan
Terima kasih banyak.
Irham pun mengikuti Abdul masuk ke dalam rumah.
Saat tiba di meja makan, semua orang nampak terkejut melihat seorang pria tidak dikenal tiba-tiba muncul di hadapan mereka.
Abdul Zahir
Dia tamu ayah.
Abdul Zahir
Malam ini dia makan bersama kita, gak apa-apa, kan?
Fathiyah Ramania
Ah iya.. tentu saja, silahkan duduk dulu.
Irham Zaidan
Terima kasih, Bu.
Fathiyah Ramania
*tersenyum kaku*
Fathiyah Ramania
Mas, bantu ambil kursi satu lagi ya di dapur.
Fathiyah menarik suaminya pelan ke dapur.
Fathiyah Ramania
Kenalan Mas?
Abdul Zahir
Sebenarnya mas gak kenal, tapi dia bilang mau membicarakan sesuatu.
Abdul Zahir
Kelihatannya sesuatu yang penting.
Fathiyah Ramania
Mas yakin dia bukan orang yang berniat jahat?
Abdul Zahir
Coba saja tatap matanya, apa dia terlihat seperti itu?
Fathiyah terdiam sesaat, lalu tersenyum lega sambil menatap suaminya.
Fathiyah Ramania
Kalau Mas merasa dia orang baik, berarti dia memang baik.
Di sisi lain, Kirana dan Queen sedang mengamati Irham di meja makan.
Kirana Azkiya
Bapak, teman ayah saya?
Shaqueena Azalea
Kak, kok dipanggil Bapak sih? [berbisik]
Kirana Azkiya
Iya kan biar sopan, gimana kalau beneran teman ayah? [berbisik]
Shaqueena Azalea
Ih, dilihat dari wajahnya aja masih muda, masa teman ayah. [berbisik]
Shaqueena Azalea
Kalau gitu.. Kakak ini siapa ya?
Shaqueena Azalea
Tadinya kukira Kakak itu pacarnya Kak Kirana loh.
Kirana Azkiya
Heh, sembarang kalau ngomong!
Kirana Azkiya
Aku mana ada pacar.
Kirana Azkiya
Maaf ya, adik saya emang suka sembarangan bicara.
Irham Zaidan
Tidak apa-apa, saya senang mendengarnya.
Kirana Azkiya
(Maksudnya?)
Abdul dan Fathiyah kembali ke meja makan sambil membawa tambahan kursi dan tambahan piring serta gelas untuk Irham.
Irham Zaidan
Terima kasih banyak, Pak, Bu.
Fathiyah Ramania
Jangan sungkan ya, mari makan.
Abdul Zahir
Kalian juga cepat habiskan makannya, berhenti ngobrol.
Kirana dan Queen dengan kompak menganggukkan kepala mereka.
Kirana Azkiya
(Dia bilang bukan teman ayah, tapi sikap ayah sama ibu kok baik banget ya)
Kirana Azkiya
(Dia ini sebenarnya siapa?)
Abdul Zahir
Mari Nak Irham, kita bicaranya di ruang tamu.
Irham Zaidan
Sebelumnya mohon maaf, Pak.
Irham Zaidan
Jika tidak keberatan, saya ingin Ibu dan Kirana juga mendengarkan isi pembicaraan ini.
Fathiyah Ramania
Eh, kami juga?
Kirana Azkiya
(Kenapa sampai aku juga dibawa-bawa)
Irham Zaidan
Anggap saja.. sebagai saksi atas apa yang saya bicarakan hari ini.
Shaqueena Azalea
Aku gak diajak nih?
Irham Zaidan
Boleh kalau mau dengar juga.
Fathiyah Ramania
Gak perlu, Queen kamu tidur saja, besok sekolah pagi, kan?
Shaqueena Azalea
Ya udah deh, aku sikat gigi dulu.
Queen pun pergi ke kamar mandi, sedangkan Fathiyah dan Kirana mengikuti Irham dan Abdul duduk di ruang tamu.
Kirana Azkiya
(Entah kenapa firasatku gak enak soal ini.)
Abdul Zahir
Silahkan Nak Irham, apa yang ingin kamu bicarakan?
Irham Zaidan
Jadi, kedatangan saya ke sini..
Irham Zaidan
Saya ingin melamar Kirana.
Episode 2
Saking terkejutnya, Kirana sampai berdiri dari kursi.
Fathiyah yang duduk di sebelah Kirana, menarik anaknya itu kembali duduk.
Fathiyah Ramania
Tenang, Nak.. [berbisik]
Fathiyah Ramania
Kita dengarkan dulu sampai selesai. [berbisik]
Kirana pun perlahan duduk kembali, sambil menatap Irham dengan bingung.
Abdul Zahir
Kamu serius, Nak Irham?
Abdul Zahir
Mau melamar anak saya.. untuk menikah?
Irham Zaidan
Jika saya tidak serius, saya tidak mungkin datang ke sini.
Irham Zaidan
Saya.. memang ingin menikah dengan Kirana.
Kirana Azkiya
(Aku pasti bermimpi.)
Kirana Azkiya
(Orang yang tidak kukenal tiba-tiba datang ke sini untuk melamarku?)
Kirana Azkiya
*mencubit pipinya*
Fathiyah Ramania
Nak, kamu ngapain? [berbisik]
Kirana Azkiya
Aku pikir ini mimpi, Bu. [berbisik]
Kirana Azkiya
(Astaga ternyata ini beneran, bukan mimpi.)
Irham Zaidan
Saya tahu, Kirana mungkin tidak mengenal saya.
Irham Zaidan
Tapi.. saya sudah cukup lama mengenal Kirana.
Kirana Azkiya
Sebelumnya.. kita pernah bertemu?
Irham Zaidan
Iya, beberapa kali.
Irham Zaidan
Tapi, mungkin kamu tidak menyadarinya, atau bahkan tidak mengingatnya.
Kirana Azkiya
Begitu, ya..
Kirana Azkiya
Maaf, saya memang seringkali kesulitan mengingat wajah orang yang baru saya temui.
Irham Zaidan
Saya sudah menduganya.
Irham Zaidan
Karena itu saya datang ke sini untuk secara resmi memperkenalkan diri.
Irham Zaidan
Agar nanti kalau bertemu lagi, kamu bisa mengingat saya.
Irham Zaidan
*tersenyum hangat*
Kirana Azkiya
(Ya ampun, dia tersenyum.. sangat tamp-)
Kirana Azkiya
(Eh, gak boleh gak boleh.. ingat komitmenmu, Kirana!)
Abdul Zahir
Kirana, kenapa diam saja?
Abdul Zahir
Apa jawabanmu soal lamaran ini?
Abdul Zahir
Ayah akan mengikuti pilihanmu.
Kirana Azkiya
Ayah, aku kan masih kuliah.. jadi-
Fathiyah Ramania
Heh, apa salahnya masih kuliah?
Fathiyah Ramania
Nak Irham, coba jawab pertanyaan Ibu.
Fathiyah Ramania
Apa setelah menikah, Kirana harus berhenti kuliah?
Irham Zaidan
Tentu saja tidak.
Irham Zaidan
Saya akan mendukung penuh apapun yang ingin Kirana lakukan di masa depan.
Fathiyah Ramania
Tuh dengar, kan?
Irham Zaidan
Jika tidak keberatan, boleh saya izin bicara berdua dengan Kirana di luar?
Abdul Zahir
Oh iya, tentu saja.
Abdul Zahir
Kalian harus mengenal lebih dekat satu sama lain dulu sebelum memutuskan.
Fathiyah Ramania
Udah sana Sayang, sana..
Kirana Azkiya
Ibu.. tapi aku-
Fathiyah Ramania
Ibu tahu apa yang kamu khawatirkan..
Fathiyah Ramania
Tapi untuk sekarang, kalian bicarakan dulu baik-baik, oke?
Kirana Azkiya
*menghela nafas*
Kirana pun mengikuti Irham pergi ke luar.
Kirana dan Irham berdiri di halaman rumah sambil menatap langit malam yang dipenuhi bintang-bintang.
Irham melepas mantel yang dipakainya, lalu menyelimuti pundak dan punggung Kirana dengan itu.
Irham Zaidan
Malam ini cukup dingin.
Irham Zaidan
Saya lihat pakaianmu terlalu tipis.
Kirana Azkiya
Em.. makasih.
Kirana Azkiya
(Dia sangat baik.)
Irham menyentuh pundak Kirana, lalu memutar badan Kirana pelan agar menghadap ke arahnya.
Irham Zaidan
Izinkan saya memperkenalkan diri lagi.
Irham Zaidan
*menurunkan lengannya*
Irham Zaidan
Nama saya Irham.
Irham Zaidan
Saya seorang dokter.
Irham Zaidan
Usia saya.. 30 tahun.
Kirana Azkiya
(Tapi, wajahnya terlihat masih sangat muda..)
Kirana Azkiya
(Aku benar-benar tidak menduga usianya sangat jauh lebih tua dariku.)
Kirana Azkiya
Usia kita.. beda 10 tahun.
Irham Zaidan
Kamu keberatan ya, karena ternyata saya sudah setua itu?
Kirana Azkiya
Tidak, tidak.
Kirana Azkiya
Maksud saya.. usia berapapun untuk saat ini saya tetap akan keberatan.
Kirana Azkiya
Dan juga.. Mas Irham sebenarnya gak setua itu kok.
Irham Zaidan
Kamu.. panggil saya apa tadi?
Kirana Azkiya
(Astaga Kirana.. kamu panggil dia, Mas?)
Kirana Azkiya
(Apa kamu mau mengisyaratkan dia menjadi suamimu?!)
Kirana Azkiya
Ah.. apa lebih baik panggil Kak Irham saja, ya?
Irham Zaidan
Aku lebih suka panggilan sebelumnya.
Kirana Azkiya
(Tiba-tiba aja nonformal nih?)
Irham Zaidan
Kirana, aku ingin mengenalmu lebih dekat.
Irham Zaidan
Jadi untuk itu.. kita harus berhenti bicara terlalu sopan.
Irham Zaidan
Dan soal lamaranku..
Irham Zaidan
Aku tahu kamu pasti butuh waktu, jadi aku akan menunggu.
Kirana Azkiya
Aku pikir lamaran dilakukan karena buru-buru ingin menikah?
Irham Zaidan
Iya, tentu saja aku ingin.
Irham Zaidan
Tapi.. aku tidak ingin kamu menolakku, lalu kabur.
Irham tersenyum hangat, lalu mencolek hidung Kirana dengan punggung telunjuknya.
Kirana Azkiya
(Ahh.. berhenti tersenyum begitu!)
Irham Zaidan
Sudah semakin malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.
Irham Zaidan
Kamu juga harus cepat istirahat, besok kuliah pagi, kan?
Kirana Azkiya
(Kok dia tahu?)
Irham Zaidan
Aku tahu itu karena setelah beberapa kali bertemu denganmu..
Irham Zaidan
Tanpa sadar aku jadi sering memperhatikanmu.
Kirana Azkiya
(Sudah kuduga sebelumnya firasatku buruk.)
Kirana Azkiya
(Orang ini.. datang untuk menghancurkan komitmenku!)
Irham Zaidan
Ayo masuk ke dalam.
Irham berjalan lebih dulu, lalu Kirana mengikutinya di belakang.
Kirana Azkiya
(Kenapa debaran ini sulit berhenti sih!)
Kirana Azkiya
(Kalau begini terus..)
Irham Zaidan
*menengok ke belakang*
Irham menghampiri Kirana yang berada beberapa langkah di belakangnya.
Irham Zaidan
Kenapa jalannya lambat?
Irham Zaidan
Apa terlalu lama di luar membuatmu kedinginan?
Kirana Azkiya
(Ya Tuhan, kenapa dia sangat lembut dan perhatian?)
Kirana Azkiya
(Jika Engkau mendatangkan seseorang sepertinya dalam hidupku..)
Kirana Azkiya
(Aku harus menyebutnya berkat atau bencana?)
Kirana Azkiya
(Kalau begini terus.. komitmenku akan benar-benar hancur.)
Irham melambaikan tangannya di depan wajah Kirana.
Irham Zaidan
Kenapa melamun?
Irham Zaidan
Beneran gak enak badan, ya?
Irham Zaidan
Apa harus aku gendong ke dalam?
Kirana Azkiya
A-aku baik-baik aja kok, bisa jalan sendiri.
Kirana Azkiya
Cuma tiba-tiba kepikiran sesuatu..
Kirana Azkiya
Apa Mas Irham bisa jawab pertanyaanku?
Irham Zaidan
Pertanyaan apa?
Kirana Azkiya
Suka padaku?
Irham Zaidan
*tersenyum tipis*
Irham Zaidan
Sepertinya.. sikapku masih belum cukup meyakinkan, ya?
Kirana Azkiya
B-bukan begitu maksudku.
Kirana Azkiya
Aku hanya ingin memperjelas saja..
Irham Zaidan
Aku menyukaimu, Kirana.
Irham Zaidan
Aku ingin bersamamu, sampai sisa akhir hidupku.
Kirana Azkiya
(Ini pertama kalinya aku mendapat pengakuan seseorang yang menyukaiku.)
Irham Zaidan
Apa sekarang.. perasaanku sudah cukup jelas?
Kirana Azkiya
*mengangguk pelan*
Kirana Azkiya
(Sudahlah, mungkin aku harus berhenti keras kepala seperti kata Feli.)
Kirana Azkiya
(Kalau memang ini takdirku.. jalani saja.)
Kirana mengeluarkan HP-nya dari balik saku celana, lalu menyodorkan HP-nya pada Irham.
Kirana Azkiya
Berikan nomormu.
Irham Zaidan
*tersenyum tipis*
Irham mengambil HP Kirana, lalu memasukkan nomornya.
Setelah menyimpan nomornya, Irham mengembalikan HP tersebut pada Kirana.
Irham Zaidan
Aku tidak menyangka kamu akan inisiatif meminta nomorku duluan.
Kirana Azkiya
(Aku juga gak ngerti darimana datangnya keberanian itu tiba-tiba.)
Irham Zaidan
Boleh aku anggap.. kamu sedikit menerimaku?
Kirana Azkiya
T-terserah Mas Irham saja.
Irham mengusap kepala Kirana dengan lembut.
Irham Zaidan
Terima kasih.. Kirana.
Kirana Azkiya
*tersenyum tipis*
Kirana Azkiya
(Perlakuan lembut kali ini.. bukan cuma angan-anganku lagi, kan?)
Kirana Azkiya
(Tapi karena dia benar-benar menyukaiku..)
Kirana Azkiya
*mengangguk*
Irham dan Kirana masuk kembali ke rumah bersama.
Setelah Irham pamit pulang dan pergi, Abdul dan Fathiyah menarik Kirana duduk di ruang tamu untuk diinterogasi.
Fathiyah Ramania
Gimana, gimana?
Fathiyah Ramania
Kamu terima?
Kirana Azkiya
Belum lah, Bu.. kenal aja gak, masa tiba-tiba setuju nikah.
Fathiyah Ramania
Nak Irham bilang dia udah lama kenal kamu, beneran kamu gak ingat?
Kirana Azkiya
Hmm, kalau diingat-ingat lagi sih.. wajahnya emang cukup familiar.
Abdul Zahir
Merasa familiar dengan wajahnya.
Kirana Azkiya
Beneran, Yah?
Abdul Zahir
Sebentar ayah ingat-ingat dulu.. dimana, ya?
Fathiyah Ramania
(Kalian Ayah dan Anak sama-sama kesulitan mengingat wajah orang baru, ya..)
Abdul Zahir
Ah, ayah ingat!
Abdul Zahir
Dia pernah datang membeli roti di toko ayah.
Kirana Azkiya
Kalau gitu.. apa aku juga pernah ketemu dia di sana, ya?
Kirana Azkiya
Kok aku gak bisa ingat sih!
Fathiyah Ramania
(Ternyata ingatan suamiku jauh lebih baik.)
Abdul Zahir
Hmm, pantas saja dia bisa tahu rumah ini.
Abdul Zahir
Karena dia pernah ke toko, dia pasti lihat alamat rumah ini di kotak komplain.
Fathiyah Ramania
Wah, takdir yang menarik sekali, ya.
Fathiyah Ramania
Menurut Ibu, dia cukup bagus untuk jadi menantu.
Abdul Zahir
Ayah juga berpikir hal yang sama, dia terlihat sangat serius denganmu, Kirana.
Kirana Azkiya
Duh, Ibu.. Ayah..
Kirana Azkiya
Sudahlah aku mau tidur dulu.
Kirana langsung pergi ke kamarnya sambil memegang pipinya yang merona.
Keesokan harinya.
Selasa, pukul 08:25.
Di kampus.
Felisya Magdalena
Morning Kirana..
Kirana Azkiya
*wajah lesu*
Felisya Magdalena
Masih pagi kok tenaganya udah hilang.
Felisya Magdalena
Semalam susah tidur?
Kirana Azkiya
Semalam seseorang datang melamarku.
Episode 3
Kirana langsung menutup mulut Felisya dengan tangan kanannya.
Kirana Azkiya
Harus banget teriak begitu?
Felisya Magdalena
Ya, maaf.. namanya juga kaget, spontan.
Felisya Magdalena
Eh, tapi seriusan nih?
Felisya Magdalena
Kok bisa pas banget timing-nya.
Felisya Magdalena
Kemarin baru aja aku bilang mungkin jodohmu udah dekat.
Felisya Magdalena
Gak disangka beneran langsung muncul, haha.
Kirana Azkiya
Jodoh apanya.
Kirana Azkiya
Belum tentu juga.
Felisya Magdalena
Emang kamu gak suka orangnya?
Kirana mengingat kembali pertemuannya dengan Irham kemarin.
Kirana Azkiya
*tersenyum tipis*
Felisya Magdalena
Ey, apa nih senyum-senyum.
Felisya Magdalena
Jelas-jelas kamu udah kepincut.
Felisya Magdalena
Eh btw, siapa sih orangnya?
Kirana Azkiya
Pokoknya.. bukan orang yang kita kenal.
Felisya Magdalena
Wah.. jadi penasaran orangnya kayak gimana.
Felisya Magdalena
Siapa namanya?
Felisya Magdalena
Berapa usianya?
Kirana Azkiya
Namanya Irham.
Kirana Azkiya
Dia.. 30 tahun.
Kirana menutup mulut Felisya lagi dengan tangan kanannya.
Kirana Azkiya
Kamu ini, ya..
Felisya Magdalena
Sorry, sorry.
Felisya Magdalena
Serius beda 10 tahun?
Kirana Azkiya
Tapi dia kelihatan gak setua itu kok.
Felisya Magdalena
Hmm, jadi makin penasaran deh.
Pak Anwar
Hei, kalian berdua yang di belakang.
Pak Anwar
Udahan ngobrolnya.
Kirana dan Felisya terkejut mendengar suara dosen mereka yang tiba-tiba.
Felisya Magdalena
M-maaf, Pak.
Pak Anwar
Baik, sekarang mari kita buka buku halaman 234.
Felisya Magdalena
*menghela nafas*
Felisya Magdalena
Sejak kapan Pak Anwar masuk kelas? [berbisik]
Kirana Azkiya
Gak tahu, aku juga gak nyadar. [berbisik]
Kirana Azkiya
Sudah, sudah, sekarang buka bukunya, nanti di tegur lagi. [berbisik]
Felisya Magdalena
Oh, iya, iya. [berbisik]
Selesai kuliah, pukul 11:00.
Di depan kantin.
Felisya Magdalena
Kamu mau beli apa?
Kirana Azkiya
(D-dia kok ada di sini?)
Felisya Magdalena
Kenapa berhenti?
Felisya melihat ke arah mana mata Kirana memandang.
Felisya Magdalena
Itu bukannya..
Kirana Azkiya
(Loh, kenapa malah dipanggil!)
Laki-laki itu menghampiri Felisya dan Kirana.
Evan Mahendra
Kalian.. ternyata kuliah di sini?
Felisya Magdalena
Kamu sendiri ngapain di sini?
Felisya Magdalena
Bukannya kamu kuliah di luar negeri?
Evan Mahendra
Aku ke sini mau ketemu teman.
Evan Mahendra
Aku juga udah berhenti kuliah di luar negeri.
Evan Mahendra
Sekarang aku mulai kuliah dari awal lagi, di universitas sebelah.
Felisya Magdalena
Berarti.. bisa dibilang sekarang kamu junior kita dong.
Evan Mahendra
Yah.. begitulah.
Evan menatap Kirana yang ada di samping Felisya.
(FYI: Naya panggilan dari Evan untuk Kirana, merupakan singkatan dari kiraNa azkiYa.)
Kirana Azkiya
(Sudah lebih dari 2 tahun gak ketemu.. gak kusangka bakal ketemu lagi di sini.)
Felisya Magdalena
Oh, iya.
Saat Kirana dan Felisya hendak pergi, Evan menghadang jalan Kirana.
Evan Mahendra
Kamu menghindariku?
Kirana Azkiya
Kenapa juga aku menghindar.
Felisya Magdalena
Kamu ngapain sih, Evan.
Felisya Magdalena
Minggir dari jalan Kirana.
Evan Mahendra
Apa kamu.. masih suka sama aku?
Kirana Azkiya
(Kenapa dia tiba-tiba bahas itu sih, di depan Feli pula.)
Felisya Magdalena
Aku gak salah denger, kan?
Felisya Magdalena
Na, kamu pernah suka sama playboy ini?!
Evan Mahendra
Heh, siapa yang kamu sebut playboy.
Felisya Magdalena
Gak punya kaca di rumah, ya?
Evan Mahendra
Jangan nuduh sembarangan.
Felisya Magdalena
Eh, ganti-ganti pacar tiap bulan kalau bukan playboy namanya apa?
Evan Mahendra
Kalau kamu gak tahu apa-apa, sebaiknya jangan sebar gosip.
Evan tiba-tiba menggenggam tangan Kirana, tapi Kirana langsung melepaskannya.
Evan Mahendra
Kamu sekarang benci banget ya sama aku?
Kirana Azkiya
Aku gak pernah benci siapapun.
Kirana Azkiya
Tapi, kamu gak boleh tiba-tiba pegang tanganku kayak gitu.
Kirana Azkiya
Kita gak ada hubungan apa-apa, gak enak dilihat orang.
Evan Mahendra
Apa kamu masih marah karena aku nolak kamu waktu itu?
Felisya Magdalena
Kirana, kamu bahkan sampai nyatain perasaanmu ke dia?!
Kirana Azkiya
Itu udah masa lalu, dan kenapa juga aku harus marah?
Kirana Azkiya
Dalam setiap pengakuan selalu ada penerimaan dan penolakan.
Kirana Azkiya
Tapi, apa perlu itu dibahas lagi sekarang?
Felisya Magdalena
Nah, benar itu!
Felisya Magdalena
Udahlah Evan, kenapa sih tiba-tiba kamu bahas ini.
Felisya Magdalena
Lagian kalaupun kamu menyesal, sekarang udah terlambat.
Felisya Magdalena
Kirana udah punya calon suami.
Felisya Magdalena
Aku gak salah, kan?
Felisya Magdalena
Dia udah ngelamar kamu loh. [berbisik]
Kirana Azkiya
Tapi kan aku belum setuju, Fel.. [berbisik]
Felisya Magdalena
Gak apa-apa lah, orangnya juga kan gak tahu kalau kamu ngakuin. [berbisik]
Evan Mahendra
Nay, apa itu benar?
Kirana Azkiya
(Apa boleh buat.)
Kirana Azkiya
(Felisya udah terlanjur ngomong kayak gitu..)
Kirana Azkiya
(Dan aku juga ngerasa canggung berada di dekat Evan.)
Kirana Azkiya
(Lebih baik aku menjauhinya.)
Felisya Magdalena
Tuh benar, kan.
Felisya Magdalena
Sudah ya, kita mau jajan nih.
Felisya Magdalena
Bye-bye..
Felisya langsung saja menarik Kirana dan pergi meninggalkan Evan yang termenung.
Setelah memesan jajanan, Felisya dan Kirana duduk di kursi kosong yang tersedia di dalam kantin.
Felisya Magdalena
Kirana, kamu berhutang penjelasan sama aku.
Kirana Azkiya
Iya, aku tahu.
Kirana Azkiya
Soal Evan.. sebenarnya aku gak sepenuhnya sembunyiin dari kamu.
Felisya Magdalena
Maksudnya?
Kirana Azkiya
Kamu.. ingat cinta pertama yang pernah aku ceritain?
Felisya Magdalena
Astaga..
Felisya Magdalena
Jadi cinta pertama yang kamu suka selama 3 tahun itu.. Evan?!
Felisya Magdalena
OMG, kalau aku tahu, aku gak mungkin dukung kamu nyatain perasaanmu waktu itu.
Kirana Azkiya
Maaf, aku gak jujur sepenuhnya soal itu.
Felisya Magdalena
Duh, kok bisa sih kamu suka sama playboy kayak dia.
Kirana Azkiya
Menurutku.. dia gak seburuk itu kok.
Kirana Azkiya
Kalau dia memang playboy seperti katamu, kenapa dia nolak aku?
Kirana Azkiya
Harusnya.. dia bisa pacaran sama cewek manapun, kan?
Felisya terdiam mendengar jawaban Kirana.
Felisya Magdalena
Tapi.. tetap aja dia gak pantas buat kamu.
Felisya Magdalena
Kamu berhak dapat yang lebih baik.
Kirana Azkiya
Kamu tenang aja, aku udah gak ada perasaan seperti itu lagi kok sama dia.
Felisya Magdalena
Beneran?
Felisya Magdalena
Tapi, dia cinta pertamamu loh.
Felisya Magdalena
Aku aja sampai sekarang masih sulit lupain cinta pertamaku.
Kirana Azkiya
Aku juga awalnya berpikir kalau ketemu Evan lagi.. aku mungkin bakal balik suka.
Kirana Azkiya
Tapi.. kenyataannya justru gak.
Kirana Azkiya
Aku malah merasa canggung dan kurang nyaman.
Felisya Magdalena
Hmm.. aku tahu kenapa.
Felisya Magdalena
Itu karena di hatimu udah ada orang baru yang lebih baik.
Kirana Azkiya
A-apa sih.. jangan ngarang.
Felisya Magdalena
Kirana, sampai kapan kamu mau denial sama perasaanmu.
Felisya Magdalena
Apa kamu masih takut untuk membuka hatimu lagi?
Kirana Azkiya
Sepertinya.. begitu.
Felisya Magdalena
Apa yang kamu takutkan?
Felisya Magdalena
Bukankah Kak Irham menyukaimu?
Felisya Magdalena
Kali ini bukan cintamu yang bertepuk sebelah tangan.
Felisya Magdalena
Kamu yakin gak akan menyesal menolak orang yang tulus padamu?
Kirana Azkiya
Kamu benar, Fel.
Kirana Azkiya
Kenapa aku harus takut kecewa ataupun sakit hati lagi?
Kirana Azkiya
Aku sudah pernah merasakannya untuk orang-orang yang tidak menyukaiku.
Kirana Azkiya
Kenapa tidak bisa memberanikan diri untuk orang yang menyukaiku?
Felisya Magdalena
Nah, gitu dong.
Felisya Magdalena
Kamu aja bisa sampai berani nyatain perasaanmu sama Evan yang terkenal playboy.
Felisya Magdalena
Masa sama orang baik kayak Kak Irham membuka hati aja gak berani.
Kirana Azkiya
Tapi.. kamu tahu dari mana kalau Mas Irham orang baik?
Felisya Magdalena
Jelas banget gak sih.
Felisya Magdalena
Dia datang ngelamar kamu.
Felisya Magdalena
Dia berani nampakin wajahnya di depan orang tuamu.
Felisya Magdalena
Itu aja udah bisa jadi jaminan kalau dia orang baik.
Kirana Azkiya
Begitu, ya..
Felisya Magdalena
Evan aja yang terkenal playboy kamu bilang gak seburuk itu, kan?
Felisya Magdalena
Kak Irham pasti gak akan lebih buruk dari Evan, deh.
Kirana Azkiya
Kenapa kamu bawa-bawa nama Evan terus sih, Fel.
Kirana Azkiya
Aku kan udah bilang, aku gak ada perasaan kayak gitu lagi sama dia.
Felisya Magdalena
Ya.. soalnya aku masih gak habis pikir aja.
Felisya Magdalena
Kenapa sih kamu bisa suka sama dia?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!