Hikk...hikk...hikk
"Sudah jangan menangis terus menerus kasihan mami kamu pasti dia ikut sedih juga melihat mu begini" ucap seorang wanita muda itu
Orang yang di suruh berhenti menangis itu hanya terdiam sambil meratapi nasib yang menimpa nya..
dia begitu syok mendengar kalau orang tuanya kecelakaan tunggal yang mengakibatkan mami nya meninggal dunia dan papi nya sekarang masih dinyatakan keritis miris sekali nasibnya
" gia udah pulang yuk " bujuk wanita tadi yang bernama Sasya Jordd
" aku masih ingin di sini klo kamu ingin pulang,? pulang lah" ucap nya serak karena kebanyakan menangis,
Sasya menggeleng kan kepalanya pelan tak terima
" gak bisa gia, kita harus pulang apa kamu lupa kalo papi kamu sekarang lagi berjuang hidup dan mati nya" buju nya lagi semoga saja berhasil batinnya dia gak tega melihat sahabatnya terpuruk seperti ini
Angia tersentak dia lupa ternyata dia masih punya papi yang harus dijaga nya..
"Ayo kita pulang" ajak nya berjalan pelan meninggalkan gundukan tanah yang masih basah
Sasya pun tersenyum senang mendengar nya. dia pun menyusul angia ke mobil sepanjang perjalanan ke rumah tak ada obrolan sama sekali
sesampainya di rumah Anggia turun dari mobil yang di susul Sasya, tapi yang menjadi perhatian nya adalah wanita paruh baya yang masih terlihat cantik, itu tersenyum tapi matanya memancarkan kesedihan entah dia pun tidak tau
" Anggia " seru nya memanggil namanya Tanpa permisi dia pun langsung memeluk Anggia dengan erat
" Maaf kan Tante , Tante terlambat mengetahui yang menimpa pada orang tua mu " ucap wanita paruh baya itu serak menahan tangisan
Anggia bingung iya tak kenal wanita paruh
baya yang memeluk nya
" Tante kenal orang tua saya?" tanya nya
wanita paruh baya itu pun melepas kan pelukan nya perlahan dia mengangguk dan
" yah Tante kenal, malah sangat kenal" ucap Mora stuck Williams
" Lebih baik kita masuk dulu Tante" ucap Anggi tak enak hati Mora stuck Williams pun mengiya kan
...............................................................................
" Silahkan duduk dulu Tante saya mau ke atas dulu sebentar" pamit nya sopan, Mora stuck Williams pun tersenyum hangat
"iya nak silahkan" ucap nya lembut
sementara Sasya hanya terdiam sambil berpikir keras siapa ya wanita paruh baya itu dan sedekat apa dia Dan orang tua nya Anggia
" Tante sahabat orang tua Anggia?" cetus Sasya , mulut nya terasa gatal ingin menanyakan apa itu benar
Mora stuck Williams pun tersenyum lagi,
" yah Tante sahabat nya waktu SMA dulu " terang nya
" Benarkah?" ucap nya tapi bukan Sasya melainkan Anggia yang sejak kapan sudah ada di samping mereka
" iya , tapi semenjak mami kamu menikah kami putus kontak , Tante gak tau mereka kemana " ucap nya sedih
" Tante juga kenal papi saya ?" tanya Anggia
" ya kami berempat bersahabat baik aku suamiku dan papi mami kamu" terang nya
Anggia terdiam sesaat
" lalu Tante tau dari mana kalo mami papi saya kecelakaan?" tanyanya
"Tante dan suami Tante sudah lama mencari keberadaan orang tua kamu nak. baru-baru ini Tante tau keberadaan nya, " ucapnya
................................................................................
" Nanti Tante dan suami Tante kesini lagi ya karena masih banyak yang harus kami bicarakan pada kamu terutama papi kamu" jelas Mora stuck Williams
" iya Tante , "
" kalo begitu Tante pamit pulang, " ucapnya mengusap lembut rambut Anggia dengan sayang
"hati-hati Tan" seru nya
Tante Mora stuck Williams pun melesat meninggalkan pekarangan rumah Anggia
..............................................................................
sepeninggal Tante Mora
" gia seperti nya Tante tadi sangat menyayangi mu " ucap Sasya duduk di sebelah Anggia yang masih melamun, Anggia pun menoleh
" maksud kamu apa sya?" ucap nya menaikkan sebelah alisnya bingung dengan ucapan sahabat nya
" hehe ya aku cuma bayangin aja seandainya Tante Mora punya anak cowok pasti aku dukung klo sama kamu gi" cengirnya
...pltakk...
" hstt shitt gia kamu" keselnya jidat nya disentil
" kamu sih terlalu jauh " ucap nya terkekeh geli
" ya kan aku cuma bilang seandainya gia kuuu" ucapnya cemberut
"kalo pun punya aku tidak mau " ucap nya acuh tak acuh
"kenapa?"
" belum tentu kan dia masih singel" gelak nya agak renyah, tapi Sasya seneng melihat nya
"CK kou ini" decak nya sebal
" kenapa? emang bener kan" ejek nya
" yayaya tapi bener juga sih," ucapnya terkekeh
Pagi hari di manasion yang sangat megah nan menwah terlihat banyak nya maid yang sibuk dengan aktivitas masing-masing.
...Tokk..Tokk...Tokk
suara ketukan pintu terdengar numayan sangat nyaring
" zevino cepat buka pintunya" seru Mora stuck Williams nyaring dia sangat kesal dengan anak bungsunya yang susah untuk di bangun kan
Ceklekk
Suara pintu terbuka dengan lebar, muncul lah pemuda dengan muka bantalnya tapi tak dipungkiri walaupun terlihat bangun tidur tidak mengurangi ketampanan nya
"Ada apa sih mom" serak nya khas bangun tidur
Mommy Mora stuck Williams pun berkecak pinggang ,kesal dengan tingkah anak bungsunya ini benar-benar kebalikan dari kk nya
" CK kou ini " decak nya
" Dasar anak nakal, udah jam berapa ini kenapa belum berangkat ke kantor, kamu udah tua tau" lanjut Mom Mora nyerocos
mata zevino pun melotot iya tak terima dikatakan udah tua
" mommy aku baru Lulus kuliyah 2 tahun yang lalu, masa udah langsung tua aja" kesal nya
mommy Mora memutar bola matanya jengah,
" ya dan itu juga hampir gak lulus karena kamu selalu saja bolos" decak mom Mora jengah dengan tingkah zevino yang selalu bandel menurut nya
" Namanya juga anak muda mom" narsis nya menaik turun kan alisnya yang di balas mom Mora jengah
" sudah-sudah lebih baik kamu mandi dan bersiap-siap lah kekantor susul kk mu , karena Deddy mu sedang ada perjalanan Bisnis" jelas mom Mora tegas menatap zevino tajam
.glekk
zevino pun menelan ludah nya dengan kasar, dia tahu kalo mommy nya sudah berkata tegas pasti tidak akan bisa di bantah lagi, kalo dia membantah ucapn mommy nya pasti dia akan kena hukuman, dan parah nya hukuman nya dia akan di kirim ke rumah grandpanya , yang terkenal bengis dan kejam membayangkan nya saja sudah bergidik ngeri
gimana tidak bergidik ngeri dia pernah di kirim ke kediaman grandpanya , dia di suruh ngasih makanan dan merawat aligator kesayangan nya sedang kan dia agak phobia yang namanya hewan buas sebut saja lah dia penakut
" heyy kenapa masih di situ " kesal mommy di suruh bersiap siap malah melamun
zevino tersadar dengan lamunannya langsung masuk kedalam kamar nya kembali
" CK dasar anak itu" decak nya terkekeh geli melihat muka pucat zevino yang ketakutan saat mendengar akan di kirim ke kediaman grandpanya
.........................................................................
sedangkan di rumah sakit terbesar di kota ini,
Anggia Putri jamess , iya hanya bisa melihat papi nya dibalik kaca karena waktu membesuk sangat terbatas
" papi cepat lah sadar, apa papi tidak sayang Gia " ucapnya dalam hati dan tanpa sadar air mata nya pun lolos membasahi pipinya yang mulus
Dari kejauhan Nampak nyonya Mora menatap anak sahabat nya dengan sendu, tidak bisa di pungkiri bahwa dia juga sangat sedih mendengar sahabat yang selalu ada di saat dia susah maupun senang,
nyonya Mora menghela nafas panjang dan membuang nya perlahn., perlahan-lahan dia mendekati dimana Anggia berada
" Sayang " ucapnya Mora lembut, entahlah belum apa-apa dia merasa sangat nyaman berada di dekat anak sahabat nya andaikan saja hah sudah lah keputusan ada di tangan jamess ucapnya dalam hati
" Ta-tante" Anggia yang kaget mendengar suara yang begitu pemiliar segera menghapus sisa-sisa air mata nya yang ada di pipinya, Mora yang melihat pun tersenyum hangat
" kenapa mesti di hapus air mata nya?" tanyanya dengan lembut
" maksud Tante apa? saya tidak mengerti" kilah nya
Mora pun menghela nafas panjang, Anggia hampir sama persis seperti mami nya kalo sedih pun harus di tutupi padahal sudah ketahuan menangis pikirnya
" kemarilah" ucapnya
melihat Anggia yang masih kebingungan dia pun menarik nya pelan dan memeluk nya hangat
Anggia yang mendapat pelukan hangat dari sahabat maminya tiba-tiba hanya bisa terdiam
" kalau mau menangis , menangis lah jangan di tutup-tutupi kamu juga hanya manusia biasa nak jadi menagislah Tante tahu kalo kamu masih sangat terpuruk dengan kenyataan ini,!" ujar Tante Mora pelan ,
mendengar perkataan Tante Mora tak bisa di pungkiri kalu dia masih belum terima dengan kenyataan ini semua yang terjadi padanya
Anggia pun menangis di pelukan sahabat maminya dengan tersedu-sedu , Tante Mora dengan sabar mengusap punggung yang terlihat rapuh ,
Setelah cukup lama menangis di pelukan Tante Mora Anggia mulai merasakan tenang,
sekarang Mereke sedang duduk di kantin rumah sakit dengan duduk berhadapan
"gimana nak kamu masukan tinggal bersama Tante" ucap Tante Mora berharap Anggia mau, dia tidak tega kalu Anggia tinggal di rumah sendirian walaupun ada pembantu
Anggia menggeleng kan kepalanya samar
" maaf Tante gia gak bisa" Tante Mora hanya bisa menghela nafas berat
"tapi sayang cuma sementara Doank kok!, kalau papi kamu sudah siuman dari koma nya kamu boleh kembali lagi ke rumah kamu" bujuk nya lagi
Tante Mora terlanjur sayang pada anak sahabat nya yang cantik ini
Anggia tetep menggeleng gak bisa
" maaf Tante, terimakasih atas tawaran nya, tapi gia benar-benar gak bisa ikut tinggal bersama Tante" tolak nya halus
" kenapa?, apa kamu merasa merepotkan Tante?, Tante malahan sangat seneng kalo kamu tinggal bersama Tante" bujuk Tante Mora kekeh dengan kekeras kepalanya
Anggia pun menghela nafas panjang dia bingung harus menjelaskan apa lagi pada sahabat maminya yang menurut nya keras kepala tapi baik pikirnya
" Gia-- " ucapnya terpotong karena handphone Tante Mora berbunyi nyaring
" bentar ya sayang, Tante angkat telepon dari suami Tante dulu" ucapnya yang di balas anggukan Anggia
" Hallo dedd ada apa?"
"mommy di mana?"
" mommy lagi di rumah sakit, jenguk jamess dedd "
" masa sih kenapa gak ada, ? dedd sekarang ada di depan ruangan ICU dimana jamess berada" ucapa Deddy stuck Williams di sebrang telepon
" Deddy ada di rumah sakit?, kapan pulang nya ?. kenapa gak kabari momm " cecer nya kesal
" dedd lupa" santainya
"sekarang kamu dimana momm " tanyanya kembali
" ahh iya momm lagi di kantin rumah sakit bersama Anggia dedd"
"kalo begitu cepat lah kemari tadi pas dedd datang kemari ,jamess tiba-tiba kejang-kejang" ucapnya serius
" apa jamess kejang-kejang" kagetnya
Anggia yang mendengar papinya kejang-kejang langsung berdiri dari duduknya dan berlari cepat-cepat ingin sampai keruangan diman papi nya berada
" dedd sudah dulu aku ingin menyusul Anggia,"
" hmm" gumam dedd
....Tuuttt.... Suara sambungan telepon terputus
.......,...........................................,........................
Sesampainya di ruangan ICU Anggia langsung terdiam melihat pria paruh baya yang masih kelihatan muda mungkin seumuran dengan papinya,dia sedang berbincang dengan dokter yang menangani papinya, dia pun mendekat
" Dokter kenapa dengan papi saya, tadi saya dengan papi saya kejang-kejang?" cecer nya cemas t
akut kenapa-kenapa pada papinya dia tidak mau kehilangan orang yang paling dia sayangi cukup sudah dia kehilangan mami tercinta nya
dokter pun tersenyum
" Emang tadi nya papi kamu kejang-kejang tapi sekarang beliau sudah sadar kan , beliau juga tadi memanggil-manggil nama kamu" jelas sang dokter,
" benarkah dok" ucapnya dengan bibir bergetar
" apa saya boleh melihat papi saya dok" lanjutnya lagi berharap-harap
" tentu saja boleh silahkan"
" terimakasih dokter" ucapnya dan masuk kedalam ruangan papi nya
"kalo begitu saya permisi tuan " pamit nya undur diri
" Hmm silahkan"
bertepatan dengan dokter yang pergi, mommy Mora pun datang dengan napas ngos-ngosan, Deddy yang melihat momm hanya terkekeh
" dedd dimana Anggia" tanyanya dengan nafas tak beraturan
" dia ada di dalam" jawab nya
............................................,........…………………………
sementara didalam ruangan ICU Anggia menatap sendu papinya yang terbaring lemah dengan banyak nya alat-alat medis menempel pada tubuhnya, papi pun tersenyum lembut
" kemarilah sayang nya papi" ucap papi jamess lirih
dengan badan bergetar menahan isakan tangisannya, Anggia mendekati papinya
Tangan papi jamess terulur mengusap pipi basah putri kesayangannya
" jangan menangis" ucapnya dengan nada lemah
" Hik...hik..hikk gia kangen papi" gia pun memeluk papi jamess erat seakan-akan dia tidak mau kehilangan lagi ,
" papi juga kangen perincess nya papi"
" mami kemana sayang? kenapa gak jenguk papi?, " ucapnya setelah mengurai pelukannya
Anggia terdiam dia tidak tahu haru bilang apa?
kalo dia bilang mami nya sudah tenang di sana apa papi nya tidak akan syok mendengar istri tercinta nya telah meninggal kan nya selama-lama nya
" Sayang kenapa diam hm" tanyanya bingung melihat putrinya terdiam seperti memikirkan sesuatu
gia pun tersadar dalam pikiran kacaunya
" Emm papi lebih baik istirahat dulu saja" ucapnya mengalihkan pembicaraan
jamess yang tidak bisa di kelabui menatap mata anak nya dalam, jamess melihat mata Anggia yang sangat sendu
" jawab sayang, soalnya sebelum papi sadar papi melihat mami kamu ingin meninggalkan kita" terang nya sendu
Anggia masih terdiam mendengar apa yang papinya ucapkan
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!