“non bangun udah siang nih, dari tadi alaramnya non bunyi terus sampai-sampai banguni satu kampung sedangkan non bergerak sedikit ajah enggak”
bibik menarik horden kamarku.
“ Emmhhh silau banget udah jam berapa sih bik ”
mengambil jam yang ada “aaaahhhhh terlambat nih gue,, gimana nih aku ada kelas pagi ini “ linglung bingung mau ngelakui apa dulu.
“ Non Yuna cantik lebih baik mandi dulu “ memberikan handuk ketanganku akupun langsung bergegas mandi berlari kecil pergi menujuh kamar mandi.
“ Bik suruh om Jono manasih mobil, aku gak sempet naik MRT ” masih dalam keadaan mandi, setelah selesai siap-siap aku bergegas berangkat.
“ Non gak sarapan dulu “ memanggilku dibelakang dengan nada suara tinggi seakan memanggil.
“ Gak sempet bik ! berangkat dulu iya bik, om Jono ayo buruan ya “ membalas dengan nada tinggi juga.
Sesampai di kampus gue langsung lari secepat yang gue mampu menuju kelas, beruntungnya dosen itu belum datang aku langsung bergegas duduk menenangkan jalan nafas gue yang udah mau melayang.
“Tumben loe datang telat “ seru Vira menegurku.
“iya tuh padahal setiap pagi di banguni sama bibik Tuti” ikut-ikutan mengejekku dari belakang kursi, si Sasra.
Iya meraka berdua teman baikku yang
baru aku kenal saat masuk universitas ini.
Tiba-tiba keadaan ruang ini kondusip dan diam iya pastilah karena dosen kilerrnya udah datang dan perkuliahanpun
dimulai.
Setelah berlalu 2 jam perkuliahanpun selesai
“gaess kita kemana nih habis ini”angkat bicara si Sasra
“kantin ajah”
Beberapa menit kami ngobrol dikelas mau nentui makan dimana, suara rusuh menggema di ruang kelas kami terdengar terima...terima dari sudut kananku dan suara-suara tawa itu menyatu menjadi satu dan membuat aku terganggu hingga kepalaku terasa sangat sakit dan telingaku dipenuhi suara itu ( hahahahahahaha.....) aku gak sanggup mendengar tawa itu.
Gue harus pergi dari sini gumanku dalam hati menahan rasa sakit kepala yang hebat ini, tanpa pamit ke Vira dan Sasra aku langsung lari keluar dari kelas dengan terburuh-buru.
Aku berlari tanpa tau tujuan dan arahku hingga sampai disuatu tempat yang sunyi di parkiran mobil di bekang kampus tapi aku merasa menginjak sesuatu yang keras
“ Ahhhh... apa nih, jangan – jangan uler” menutup mataku.
“berisik banget, loe yang nginjek loe yang teriak “ aku mulai membuka mata dan menjauhi kakiku dari kakinya yang aku injak dan kamipun saling bertatap muka beberapa saat.
“ Maaf kak aku gak sengaja tadi ” dengan nada bersalah lalu aku pun berlalu pergi tanpa mendengar jawabannya.
“ Vira loe dimana “ chat dari gue yang ingin menyusul mereka.
“ Kami dikantin, cepet nyususl, tas loe udah kami bawahi” aku gak tau apakah mereka tau soal penyakitku soalnya mereka gak perna bertanya apa-apa kalau aku tiba-tiba hilang ditempat ramai itu dan aku juga gak mau mempermasalahkan asalkan mereka masih bersamaku.
Akupun bergegas ke kantin, “ akhirnya loe datang, pesen deh, soalnya kami udah” seru Sasra .
“ Oke gue mesen dulu” menuju ke tempat nasi goreng favorit gue
“ Bu nasi goreng biasa iya sama es jeruk “
“oke mbg Yuna” beberapa saat kami menunggu akhirnya pesenan kita udah nyampek kami makan bersama
“ gue ke toilet dulu iya gaes kebelet banget “ Ujar Vira.
Saat aku menuju toilet ada beberapa orang menghampiri aku “ permisi .... mau tanya loe kenal yang namanya Yuna Islan Budiono, Jurusan Bisnis “
“ Ohhhhhh Yuna itu duduk di sana “
Dia pun pergi menunjuk tempat duduk kami yang tadi sebelum mereka pergi aku berkata.
" Iya udah permisi” berlari ke toilet.
”Kalau dipikir-pikir ehhhh kok orang tadi nyari Yuna kenapa iya ?” berguman dalam pikiranku selagi saat aku di toilet.
Saat kami makan makanan yang kami pesan tiba-tiba ada segerombolan orang yang tak ku kenal duduk dihadapanku mengisih tempat duduk Vira sebelumnya dan salah satunya menatapku dan memperhatikan seluruh mulai dari rambut hingga makanan yang kini ingin ku makan dengan tajam yang membuat aku terkejut itu orang yang aku injek tadi.
Astaga kenapa dia kesini apa karena masalah sepele dia mau ngeroyok gue apalagi gue kan cewek kenapa sampai banyak yang dia bawah.
Pikiranku penuh dengan pikiran negatif dan ketakutan karena masalah yang tadi aku yang memulai.
“ Jadi loe yang namanya Yuna Islan Budiono, anak jurusan Bisnis “ terus menatapku
Ya ampun kenapa dia sampai tau nama gue lalu loe siapa.... siapa..... jangan jadi penuh misterilah ini mah bukan flim FTV dunia nyata oke... Yuna jangan takut dia mah makan nasi sama ke loe yang beda hanya jenis kelamin.
“ Iya gue Yuna” dengan penuh keyakinan .
Setelah itu dia hanya tersenyum sinis dan pergi berserta rombongannya apa sih tujuan mereka sangat gak jelas buat seluru mahasiswa melihat kami penuh dengan rumpian bukan cuma kami yang bertanya tapi orang sekita juga curiga terlihat kami seperti punya hutang dan ditagih sama para renternir uhhhhh.... sial banget.
" Siapa tadi nyari loe Yuna " tanya Vira penasaran yang baru kembali dari toilet dan gak tau apa yang terjadi disini.
" Aku juga gak tau gak penting lebih baik lanjutkan makan yuk " kau mau aku menjawab pertanyaanmu iya yang sama aku juga gak tau siapa mereka aku baru kedua kalinya bertemunya dalam satu hari ini apakah itu bisa dikatakan kalau aku kenal tapi siapa sih cowok itu senyum sinisnya benar-benar aku tak suka walaupun dia tampan dan penampilannya sempurna.
" Yuna lebih baik jangan berurusan dengan cowok itu, ayahnya salah satu donasi terbesar di kampus ini dan ceweknya terkenal sebagai gadis tercantik disini kalaupun kau mau bersaing kau pasti kalah " salah satu mahasiswa satu jurusan yang tiba-tiba menghampiri kami.
" Jangan dilebih-lebihkan ini hanya masalah sepele " balasku yang membuat dia mentapku tajam.
" Aku sudah mengatakan mereka seakan melambung dilangit sedangkan kita menginjak bumi bukan hal baik bila dia menatap kita " aku sedikit bingung dengan kata-katanya namun aku mengerti sedikit inti dari pembicaraan ini
" Terima kasih sudah mengingatkanku " dia pergi wauuu... dia seperti roh atau malaikat kalau dalam cerita-cerita tugasnya memberitahu dan mengingatkan.
" Masuk akal juga apa yang dia katakan harus waspada jangan terlalu terpengaruh dengan penampilan kalau dalam drama-drama ajah orang baik banget kita kenal bisa jadi pembunuh " seru Vira menafsirkan inti peringatan itu
" Sudahlah kau dibodoh-bodohkan drama lebih baik kau pikirkan bagaimana laporanmu itu " seru Sasra yang membuatku sedikit tersenyum merekalah yang menghiasi hari-hariku yang jadi lebih menyenangkan.
jangan lupa like, komen, favorit serta vote
salam manis dariku 😘😘
Rasa gugup dan takut saat Salah satu cowok dari gerombolan Yang ada di hadapanku melemparkan satu pertanyaan dengan aku namun aku jawab dengan meyakinkan.
" Iya gue Yuna " dia memandangku dan melemparkan senyum sinis berlalu pergi.
"Siapa Yang nyari loe Yuna? " ujar Vira Yang baru datang dari toilet.
"aku gak tau, udahlah gak usah di bahas gak penting " beberapa saat setelah selesai makan aku mengajak mereka pulang
" Ayo kita pulang "
Vira menjawab pertanyaan
" Maaf aku udah janjian sama doi gak enak sama dia " muka bersalah Vira.
"Kak Deo... okelah gak papa kok klu Sarsa? " memandang Sarsa dengan pandangan penuh harapan.
" Sorry Yuna aku mau cari buku untuk ngerjai tugas kelompok kami" memandangku dengan rasa gak enakkan.
" Iya udah, aku pulang dulu se you dah.. " aku perlahan berjalan sendiri keluar dari gerbang kampus menuju stasiun kereta bawah tanah yang tak jauh dari kampus.
Diperjalanan terlihat ada mobil Yang mewah mobil terkenal namun aku gak tau merek-merek mobil jadi aku gak tau itu mobil merek apa, mobil bewarna putih itu berhenti pas di sampingku yang sedang berjalan lalu mobil itu mengklasonku dan membuka kaca bewarna hitam itu terlihat wajah Yang ada di balik kaca itu ternyata cowok itu.
" Ayok naik aku antar" klaksonnya membuat aku berhenti berjalan dan terdengar dia mengatakan sesuatu dengab nada mengajak dan memandangku namun aku takut merasa geer atau salah paham jadi aku pandangi kanan kiri belakang tidak terlihat satu orang pun yang ada disekitar sini kecuali aku Akhirny aku menunjuk diriku dengan jariku dengan pandangan memastikan.
" Iyalah emng disana ada siapa lagi " aku menghadapnya tapi tidak melangkah mendekat.
" Tidak usah terimakasih atas niat baiknya" aku melanjut perjalananku lagi tapi tiba-tiba ada Yang menarik tanganku dengan kasar aku melihat siapa yang menariknya.
" Apa-apaan loe, lepasi gak " aku sangat kesal dengan orang ini satu hari ini aku sudah tiga kali bertemu dengannya tapi semuanya pertemuan tidak menyenangkan iya memang terlihat sekali cowok ini sangat sombong karena itu aku tak mau dekat jadi aku berusaha menarik tanganku dari genggamannya.
" Aku ngomng ikut, aku antar" ini bukanlah berbuat baik tepatnya ini mau menculik dia bersifat ngotot dan menarik tanganku.
" Loe tahu bahasa manusia gak sih? kalau lie tau cepat lepasi atau loe bukan manusia " aku karena jengkel dia tak melepaskan tanganku karena itu aku menginjak kakinya dengan sepatuku dan menendang kakinya hingga dapat menarik tanganku supaya terlepas dari genggamannya dan lari sekencang-kencangnya
" Ahhh... "
" Emmmm gila itu cowok kesurupan apa dia " nafasku terengah - engah karena lari dengan kencang.
Aku masuk ke kereta bawah tanah duduk disalah satu bangku yang kosong lalu menantikan kereta berangkat 15 kemudian.
Saat kereta waktunya akan berangkat kereta terlihat sudah penuh hingga ada yang berdiri tak kebagian bangku dan tanpa aku sadari sudah ada seorang laki-laki duduk disampingku sambil memegang koran yang menutupi mukanya, tiba-tiba nenek Yang ada di hadapaku Yang dalam keadaan berdiri karena tempat duduk penuh mengalihkan perhatianku yang tadinya memeperhatikan pria itu.
"Nak kamu gak kasihan dengan nenek yg udah tua di suruh berdiri " nenek itu memandangku bermuka judes karena itu aku juga merasa tidak enaknya dengan berat hati aku berdiri.
" Nenek duduk sini ajah" seru cowok Yang dari tadi duduk baca Koran ternyata cowok Yang tadi aku merasa heran sejak kapan dia masuk padahal kan tadi.
"Loe kok bisa ada disini " menunjuk dia Yang sedang berdiri di hadapanku.
"Kamu nih nak dibantui sama dia bukannya berterima kasih tapi mala bentak-bentak dia" nenek itu memarahiku.
" Bukan begitu nek, dia ini pacar saya kami berantem tadi saya ditinggalkan dia tidak menyangka kalau saya sampai disini ".
"Siapa yang pacar loe, ihhh... "
" Ada-ada saja zaman sekaranh kalau pasangan lagi marahan iya " orang-orang disekitar tertawa dan merasa irih dengan kami yang terlihat seperti anak kecil pada hal aku saja tak kenal dengan orang ini.
" pokoknya aku harus lepas dari cowok tengik ini ". Penghentian di stasiun satu aku bergegas pergi walaupun bukan stasiun satu tujuanku karena aku gak mau diikuti dengan cowok itu dan dimarahi nenek serta ditertawai dengan penumpang lain terus menerus di stasiun satu terpaksa aku pergi mencari taksi karena masih sangat jauh dari rumahku sebelum pulang aku mampir di tempat kedai kopi susu favoritku ini sudah sejak SMP aku suka walaupun mahal aku sanggup menabung demi minum kopi favoritku.
Sampai ditempat itu aku duduk dan memesan "Kak pesen Yang seperti biasa" aku duduk sambil main hp menunggu kopiku datang .
" Boleh saya duduk disini soalnya Yang lain udah penuh " aku medengar suara cowok di hadapanku namun pandanganku masih asik dihp karena aku merasa ini bukan tokohku iya bebas siapapun duduk disini.
"Iya silakan ajah!" aku terus memainkan hp dan datanglah kopiku pelayan memberi tahu "ini pesanannya, kalau mas mau pesan apa ".
" nanti saya pesan " pesananku sudah datang aku berniat memastikan pesananku benar atau tidak dan di letakkan ditempat Yang benar tapi Yang buat aku terkejut seakan aku melihat hantu adalah orang Yang ada di hadapan tempat dudukku orang yang tadi sengaja aku tinggalkan distasiun.
"kamu , Penguntit iya dari tadi ngikuti aku, apa maumu ? aku bisa laporkanmu ke kantor polisi"dengan nada kasar dan tatapan tajam menandakan seakan aku tak suka caranya.
" Apa sih, mana yang ngikuti kamu aku loh memang mau ngopi " menetralkan keadaan " pelayan aku mau pesan kopinya, bawahkan daftarnya " .
Kacau kalau dia marah seperti ini aku yakin dia akan kabur, bagaimana ini? aku harus bisa mendekatinya tapi jujur ajah cewek ini memang bebal banget, isss apa aku kurang tampan iya.
Padahal banyak banget yang ngejar-ngejar aku lalu banyak yang ku tolak sekarang aku mengejarnya bukannya bahagia, bersyukur atau merasa bangga ini dia mala terus menghindar kalau kegini terus gimana dia bisa suka sama aku .
" Huhu..... sabar Sean kamu harus bisa buat dia jatuh cintamu " sudah sejauh ini sehari ajah aku ngejar-ngejar dia rasanya capek banget.
" Kenapa loe ngikuti gue " dia melemparkan pertanyaan dengan sangat serius aku bingung mau jawab apa lebih baik aku diam saja itu senjata yang bagus untuk menahan dia tetap disini agar kami bisa berbicara dengan akrab dan mungkin itu bisa menjadi langkah yang bagus untuk menggebet dia.
Selamat membaca jangan lupa like, komen dan Vote🤩🤗
"Esttttttttt" meletakan jari telunjuknya ke tengah bibirnya yang menandakan untuk diam.
" Kamu lihat gak ini di kedai kopi ditempat umum" Yuna menatap di keramaian.
" Loe juga kenapa dari tadi ngikuti gue?"
menajamkan tatapan kearah dia kami terdiam sesaat dia tadinya tak mau mengatakan tapi lama-kelamaan akhirnya dia mengatakan
" Aku dari tadi mengikuti kamu mau minta maaf atas perlakuan aku di jalan tadi dan ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu tapi cara aku memang aku akui agak kasar " raut muka yang bersalah.
" Ini bukan cuma kasar tapi loe ini sama ajah jadi penguntit gue bisa lapori loe ke polisi tapi gue gak mau bawah ribut jadi oke gue maaf ih tapi kalau loe berbuat itu lagi gue gak segan-segan lapor polisi dan apa yang loe akan bicarakan dengan gue ?" berbicara serius
"Oke sebelum itu perkenalkan nama aku Sean Yonatan dari jurusan bisnis angkatan 2015, sebenernya aku pengagum kamu, dan aku berencana mau ngejar kamu untuk jadi pacar aku " aku kaget banget dengan pernyataannya yang sangat konyol sejenak aku mematung dan merangkai kata-kataku untuk menjawab pernyataannya.
"Kayaknya loe salah orang deh, lagi pula kita baru ketemu hari ini dan gimana loe bisa suka dengan gue, bener - bener lucu" tertawa kecil
"Aku serius, ya kamu baru memang kenal dengan aku hari ini tapi aku udah lama memperhatikan kamu makanya tadi aku mencari kamu itu sengaja biar kamu penasaran dengan aku dan bertanya balik tapi kamu cuek gak peduli iya jadi aku berbuat cukup berlebihan seperti kasar di jalan tadi karena ke bawah emosi tapi aku tetap suka sama kamu dan aku berencana mau ngejar kamu mulai sekarang" menatapku tapi aku risih dengan tatapan itu.
" Gue masih gak bisa mencerna kata-kata loe karena bagi gue masih gak masuk akal !, pelayan " memanggil pelayan dan membayar bon kopi yang belum setetespun aku minum dan meninggalkan cowok aneh itu.
"Apa-apaan si cowok aneh itu " aku menghentikan taxsi dan masuk menuju pulang. Sampainya di rumah aku merasa moodku begitu jelek karena mengingat tentang cowok itu juga hari ini begitu melelahkan.
" Non makan, makanannya udah bibik siapin di meja makan" suara kuat dari luar kamar
" Iya nanti bik, bik papa udah pulang "
membalas panggilan bibik
" Belum non kayaknya tuan gak pulang kan ada proyek besar jadi dia akan menginap itu kabar dari om Jono yang tadi om jono ngantar dokumen proyeknya" menjawab pertanyaanku
" oh iya udah bik"
Aku rebahan di kasur namun pikiranku masih tak bisa rebahan juga dia tetap mengganggu pikiranku seakan aku merasa ada yang tak beres gue gak mau banget ada yang main-main dengan gue apa lagi mempermainkan perasaanku mengambil hp yang ada di meja.
"Hallo,, je gue butuh bantuan loe tolong cari informasi dengan nama Sean Yonatan besok tolong kirim semuanya ke gue" Je adalah julukan hacker gue ke dia, aku ketemu dia di smp teman baik gue makanya gue tau.
Je sangat ahli dalam bagian internet itu namun tak banyak yang tau kami berteman dan hanya dia yang aku ingat temanku SMP lucu bukan tak ada sedikitpun memoriku selain dia, Je ini cewek cantik berambut panjang berkulit kuning langsat sekarang dia bekerja di bagian editor perfliman.
Loe mau berperang dengan gue cowok tengik yang terbiasa disuap dengan sendok emas tuan Sean silakan ajah tapi aku gak mau kalah karena gue sangat benci dengan tipe cowok ke loe yang tampang sok baik dan sok alim tapi loe penuh dengan akal bulus, otak mesum ihhhhh lebih baik aku melanjutkan tidur.
" Non bangun udah pagi gak ke kampus, non... non.... setiap hari susah sekali bagun, bagaimana non bisa dewasa kalau bangun saja dibangunkan " menggoyang tanganku
" emmhhh bibik !! aku masuk siang kok, bentar lagi bik jam 10 nanti banguni mau tidur sebentar lagi" kembali menarik selimut
"ohhh kegini anak gadis papa" masuk kekamarku.
Terdengar suara yang selau aku rindukan kehadirannya untuk bermanja-manja " papa !! udah pulang" beranjak dan memeluk papa namun papa melepas pelukkanku dan menyuruhku mandi.
"Udah mandi sana, sarapan dan jangan lupa kamu ada jadwal ke dokter Bungan pokoknya gak ada alasan, papa mau kerja" papa pergi ke ruang makan.
"Harus iya ke Dokter Bunga, Yuna udah sembuh loh pa, Yuna juga gak gila " duduk mengikuti papa di ruang makan dan menatap papa.
" Sayangku kamu ke Dokter Bunga itu bukan karena kamu gila itu kan pakar psikolog jadi jangan berpikir gitu iya " mengelus rambutku dan tersenyum padaku.
"Iya udah mandi sana" papa ngomng kegitu hanya untuk menghiburku saja aku tau pakar Psikolog untuk keadaan mentalku kan sampai kapan aku harus seperti ini terlihat baik diluar tapi sebenarnya aku seperti setengah gila yang bisa kapan saja mentalku akan terganggu dan aku sampailah terlihat gila tinggal dibawah ke rumah sakit jiwa.
Beberapa saat setelah aku mandi dan berpakaian aku langsung ke ruang makan berharap papa masih disana namun nihil " mana papa bik? " duduk menyantap roti yang disiapkan oleh bibik.
" Udah berangkat non, papa juga pesan jangan sampai lupa konsultasi ke doktre Bunga " menanggapiku sambik memotong sayur
"Bik apa Yuna perna terlihat seperti orang gila? " menatap bibik dengab serius bibik menghentikan pekerjaannya dan mendekat kepadaku
" Non jangan berpikir non gila, non Yuna baik-baik saja gak akan perna orang berpikir non ini gila " dia mengelus rambutku bibik adalah keluarga bagiku dia sudah mengasuhku sejak aku SMP
" Makan jangan pikir hal\-hal yang buruk bibik yakin banget tuan ngelakui ini ke Non Yuna karena Tuan sangat sayang sama Non Yuna "
"bibik juga sayang gak sama Yuna ? "
"sayanglah Non siapa sih yang gak sayang sama seorang yang cantik, baik dan perhatian "
" ahhhh. sudahlah bik aku jadi malu kalau bibik mengatakan itu " kami tertawa bersama.
Meskipun rumah besar ini hanya ada aku, bibik, papa dan pak jono namun terkadang ada tawa yang terdengar dari keluarga kecil ini. " mama aku tumbuh sehat dan cantik aku mohon tenanglah kau disurga nanti kalau sudah waktunya aku akan kesana kini aku harus bisa menghadapi kejamnya dunia ini " itulah yang ku katakan dalam hatiku untuk menghiburku yang sangat merindukan mama yang sudah lama meninggal saat aku masih kecil namun mama selalu ada dihatiku sampai sekarang dan mungkin sampai nanti juga.
Selamat membaca jangan lupa like, comen dan vote 😘😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!