"Katalog Cinta" merupakan novel sequel pertama dari cerita sebelumnya "Bukan Salah Jodoh". BSJ juga memiliki sequel terpisah yaitu "Black Brother is Good Papa". Di novel "Katalog Cinta" ini,pemeran utama diambil dari putra putri pasangan VanRa.
📚Arrsyad An-nass Senopati Az-zzioi
Seorang pemuda tampan yang pandai dan taat akan peraturan. Si otak pitagoras yang selalu dapat meraih nilai sempurna disetiap pembelajaran. Tujuan dari giatnya ia mengasah otak adalah satu,melanjutkan profesi yang dijalani ayahnya kelak. Cita citanya adalah menjadi seorang abdi negara yang berpestasi. Panutanya adalah sang ayah sendiri,sosok abdi negara yang cerdas dengan segudang prestasi.
Tekad yang kuat akan cita cita dimasa depan,membuatnya gigih dalam belajar. Memupuk tekad dan kekuatan fisiknya agar menjadi pribadi yang siap mengabdi kemasyarakat nantinya. Tidak pernah terpikirkan sekalipun olehnya untuk beralih cita cita. Karena semenjak kecil,Arsyad sudah bertekad kuat untuk menjadi seorang abdi negara seperti Ayahnya. Apalagi menikah muda diusia yang masih terbilang sangat dini.
📚Atmariani Karamina Ardiani
Seorang gadis cantik yang suka sekali dengan mie dan coklak. Gadis manis yang merupakan putri tunggal dari seorang duda kaya raya pemilik jaringan perdagangan terbesar ditanah Air. Si cantik berotak rada innecont saat dipertemukan dengan si ketos. Dibalik wajah cantiknya,ada satu luka masalalu yang membuat dirinya menderita hingga kini.
Phobia yang terbilang cukup sepele,namun siapa sangka teramat menghantui hidupnya. Si cantik yang selalu bertutur kata lembut ini merupakan gadis polos yang paling mendekati kata bodoh jika didekatkan dengan si otak pitagoras.
📚Arabelle Lumiera Humaira Rajapatni Az-zzioi
Adalah adik kembar Arsyad. Keduanya sangatlah kontras didalam segala hal. Ikatan batin yang kuat diantara keduanya,terkadang menjadi alarm tanda bahaya tersendiri untuk mengingatkan satu sama lain. Seperti sang ibu,Arra ini gadis yang bertutur kata lembut juga anak yang aktif. Hobbynya traveling,namun semua itu sering terhalang oleh restu karena dia selalu dilarang bepergian sendiri oleh sang bunda.
Cita cita gadis cantik berhijab syar'i ini adalah menjadi dokter seperti halnya sang ibu. Bedanya,Arra kelak ingin mengambil jurusan dokter kandungan. Si cantik ini merupakan putri kesayangan Van'ar,pria baya itu bahkan selalu over protectif jika soal putri satunya ini. Sedangkan Arra sendiri,malah lebih over protctif kepada kembaranya yang dikenal sebagai the best moswanted disekolah.
Davin Arsyed Di Prameswari--Adalah putra sulung dari pasangan swèet còuple Arkan dan Lunar,pada masanya. Sosok petakilan yang menuruni setiap jengkal sikap humoris dari sang ayah dan sang ibu. Pemuda tampan yang hobby bersepeda ini merupakan salah satu kerabat rasa sahabat yang paling dekat dengan Arsyad.
Davian Arion De Prameswari--Adalah putra kedua dari tiga kembar berpasangan. Putra kedua pasangan Swèèt couple Arkan dan Lunar yang amat berbeda dari sosok sang kakak. Davin itu ganteng,humble,care,famous juga playboy tingkat ulung. Davin itu terkenal dengan berbagai strategi jitunya untuk menggenapkan koleksi mantan kekasihnya menjadi 111 mantan. Selain hal hal konyol tersebut,Davin juga sangat handal didunia otomotif juga basket.
Diano Aroon Dee Prameswari--Si bungsu dari tiga kembar bersaudara ini adalah yang paling waras diantara dua saudaranya. Artian waras disini,karena Aroon panggilannya adalah sosok yang memiliki pemikiran lebih dewasa dari kedua saudara tertuanya. Dia juga kerabat juga sahabat yang paling dekat dengan Arsyad. Aroon sendiri sangat menyukai kegiatan berorganisasi,maka tak ayal dia selalu aktif disegala bidang organiasi.
Mohon maaf juga jika ada kesamaan nama/tokoh/tempat/latar belakang semua itu hanya ilusi Author semata. Semua lakon drama didalamnya adalah hasil imajinasi Author + beberapa tambahan materi dari beberapa sumber. Adapun adanya beberapa fhoto didalamnya,semua itu merupakan milik beberapa narasumber.
Ok,semoga readers semua suka dengan sequel yang ditunggu tunggu ini. Karena di sequel ini akan ada banyak suprise dan jungkir balik sebuah karakter. Jangan lupa koreksi juga,jika aku dasalah kata,bahasa,pribahasa,ataupun istilah lainya.
(Sengaja gak dikasih semua visualnya,blum nemu yang nyocok dihati😅😅)
Sukabumi 03 Sept 2020
20.21
سم الله الرحمن الرحيم
bismi-lāhi ar-raḥmāni ar-raḥīmi
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"
****
Semilir angin berhembus seirama diatas padang rumput tersebut. Hamparan hijau yang terlihat berirama karena adanya hembusan angin. Sang surya nampak bersahabat pagi ini,menyapa para mahluk bumi dengan hangat. Terlihat,burung burung kecil yang hendak mencari makan terbang meninggalkan sayapnya. Area yang cukup dekat dengan danau alami yang masih nampak asri ini, terlihat begitu nyaman jika mendirikan tenda disana ataupun sekedar piknik bersama keluarga tercinta. Sungguh indah ciptaan tuhan disegala bentuknya. Semua ciptaanya sesuai takaran yang tak terhingga, tak terpikirkan oleh setiap akal mahluk-Nya.
Disana,ada satu keluarga yang tengah berkumpul. Bercengkrama, sambil menikmati makanan makanan manis buatan sang ibu rumah tangga. Tiga pria beda usia disana nampak tertawa tawa kecil, saat melihat putri cantik diantara mereka kesal karena gagal menangkap kupu-kupu incaranya.
"Kenapa nak?" Tanya sang ayah sambil mengusap pucuk khimar sang putri sayang.
"Kupu kupunya ayah." Rajuk gadis cantik tersebut.
Pria baya yang masih terlihat gagah dan tampan tersebut tersenyum tipis mendengar jawaban sang putri. Si putri kesayanganya ini memang suka sekali dengan hewan bersayap elok tersebut. Tidak jarang,ia meminta pamanya yang tinggal di New York untuk membawakanya kupu kupu dengan jenis berbeda sebagai oleh oleh ketika mampir ke tanah air.
"Arra, kupu kupu itu mahluk hidup ciptaan Allah. Berarti, semua mahluk hidup itu berhak hidup sesuai dengan khodratnya. Kalau Arra tangkap kupu kupunya, terus Arra masukin toples. Berarti kupu kupu itu kehilangan kebebasanya?" Tutur sang ayah menjabarkan.
"Iya, kupu kupu juga punya hak dan kewajiban untuk hidup bebas tetèh." Timpal sibungsu yang tengah sibuk dengan buku UUD mini ditanganya.
"Ihh siapa kamu, tetèh gak kenal?" Ketus gadis bernama panggilan Arra tersebut.
"Ra, gak boleh begitu sama adik kamu." Lerai sang bunda.
"Wleee, dimarahin bunda." Ejek si bungsu.
"Aku gak punya adik nyebelin kayak dia bun. Kesel ih, pergi ke surga aja sana." Kesalnya tanpa banyak berpikir saat melontarkan kata kata tersebut.
"Menurut UUD negara republik Indonesia ya tèh, setiap individu memiliki hak Asasi manusia. Hak untuk hidup bebas, bekerja, menuntut ilmu, dan-"
"Ihh, hak hak mulu yang dijabarin. Dasar bapak PPKN." Sela Arra kesal.
Sudah bukan rahasia umum lagi, jika Arra dan adik bungsunya ini layaknya kucing dan tikus. Dimanapun keduanya berada, selalu ada topik cekcok yang menyertai.
"Tetèh, kalau nyela ucapan orang itu gak baik loh?" Si bungsu yang masih duduk di bangku SMP itu kembali berujar.
Wajah jailnya mulai kentara flat, saat kembali menghapal pasal pasal Undang Undang dalam buku yang dibawanya.
"Iya Ra, anak cewek gak boleh gitu sayang. Gak sopan." Ingatkan sang bunda.
"Iya, tetèh minta maaf bunda." Sesal sang putri.
"Jangan diulangi lagi ya?" Ujar sang bunda sayang.
Arra tersenyum lalu bergerak memeluk sang bunda. "Insaallah bunda, takut Arra khilaf nanti kayak gitu lagi." Ucapnya lirih.
"Ayah tidak dipeluk?"
Arra tersenyum sumringah, dengan segera ia memeluk tubuh berbaluk pakaian resmi seorang abdi negara tersebut.
"Sayang Ayah." Lirih Arra sambil merapatkan pelukanya.
"Kok Adek gak dipeluk?" Protes si bungsu.
"Gak mau,tetèh lagi marahan sama adek. Jadi gak ada peluk pelukan ya?"
"Kok gitu, bunda. Tetèh pilikasi kepada adiknya sendiri." Adu si bungsu.
"Dasar bontot, bisanya ngadu terus." Ketus Arra sambil melepaskan pelukanya pada sang ayah.
Van'ar dan Aurra tersenyum tipis melihat tingkah laku kedua anaknya tersebut. Waktu berkumpul seperti ini memang minim sekali mereka dapatkan. Selain karena kesibukkan masing masing,para buah hati mereka juga tengah sibuk belajar.
"Abang mana sih, kok lama?"
Arra celingukan, mencari keberadaan kembaranya yang tak nampak disana sini. Padahal tadi pemuda itu izin untuk mengangkat telepon. Tetapi hingga kini, dia tidak kunjung kembali juga.
"Belum selesai kali tèh jawab telphonenya." Ujar sang bunda menimpali.
"Hm, mungkin penting." Tambah sang ayah.
"Iya." Celetuk si bungsu.
"Iya apanya, anak kecil mana tahu!" Jawab Arra tak bersahabat.
Tutur kata yang biasanya lemah lembut itu selalu saja sirna jika berdepat dengan adik bungsunya. Arion Achazia Deandas Az-zzioi-si bungsu dari pasangan Keevan'ar Radityan Az-zzioi dengan Aurra Putri Haidan. Putra ketiga mereka yang lahir lima tahun setelah kakaknya. Si bungsu yang suka sekali dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tersebut merupakan sosok penyempurna bagi keluarga kecil tersebut.
Arion Achazia Deandas Az-zzioi sendiri berarti seorang Raja yang mempesona, memikat hati, pemecah masalah yang kreatif putra bermarga Az-zzioi. Si bungsu dari keluarga kecil Van'ar dan Aurra yang hadir setelah banyaknya duka yang merundung kala itu.
"Iya, abang kemana ya?" Kini giliran sang bunda yang menanyakan keberadaan si sulung.
"Mungkin telphinenya penting, makanya abang butuh privasi." Tutur sang ayah yang langsung diangguki oleh istrinya tersebut.
Padahal, tidak jauh dari jarak keempatnya berada. Sosok yang tengah dicari cari tersebut berada disana. Duduk diatas sebilah batang pohon yang memang sengaja dijadikan tempat duduk, sambil menerima telphone dari seseorang.
"Loe lagi di Sukabumi?" Tanya suara disebrang telphone.
"Hm"
"Kok gak ngajak ngajak Sen?" Rajuk suara lainya disana.
"Dadakan." Jawabnya singkat.
"*Emang tahu bulat,digoreng dadakan."
"Lima ratusan,enak nyoii*." Sambung suara lain disebrang sana.
"*Hahahahh..."
"Heh brisik, gue lagi telphonan sama bang Arsyad*!" Gerutu salah satu diantara mereka.
"Udah?" Tanya si pemuda tampan bernetra tajam tersebut.
"Ehh, jangan ditutup dulu Sen!" Sergah si penelphone diujung sana.
"Kenapa?"
"LPJ yang kemarin loe minta, softcoppynya udah gue kirim via email."
"Hm, nanti aku chek."
"Oh iya, sertijabnya juga udah adah gue kasih kesekretaris OSIS. Jadi gue gak punya utang lagikan?" Ujar suara disebrang sana bertanya.
"Hm, kita lihat aja nanti. Insaallah habis pulang dari sini langsung aku evaluasi."
"Ok, jangan lupa oleh olehnya."
"Hm"
"*Bawa Mochi yang banyak Sen." Intruksi suara disebrang sana antusias.
"Jangan,bawa ranginang aja yang banyak."
"Jang-"
"Kalau gitu udah dulu ya bang, kakak kakak gue èdan semua tuh*."
"Hm"
"Titip salam juga buat Ayah sama Bunda."
"Hm"
"Ok, gue tutup dulu bang."
"Hm"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Arsyad--pemuda tampan yang baru saja menutup sambungan telponya itu beranjak. Memasukkan benda pipih itu kembali kedalam saku celananya. Barusan saudara sekaligus sahabatnya itu menelpon dari Ibu kota sana. Menanyakan tentang beberapa hal yang bersangkutan dengan masalah dokumen dokumen sidang AD/ART OSIS yang akan diselengarakan beberapa pekan lagi.
"Abang?" Panggilan nyaring dari sang adik membuatnya menoleh.
"Ayok, Ayah sama bunda mau ngajakin kita lihat tukik."
"Hm" Jawabnya singkat sambil berlalu.
Hari ini weèkend yang cukup spesial, buktinya ia dan keluargànya dapat berlibur bersama ke Sukabumi. Mengunjungi sang Ayah yang memang sudah terlebih dulu tiba di kota ini.
Arrsyad An-nass Senopati Az-zzioi, pemuda tampan yang tengah berjalan itu adalah si sulung kebaggan keluarga besar Radityan. Terlahir dengan kejeniusan yang menurun dari sang Ayah dan bunda, acak kali dirinya disebut sebagai otak pitagoras. Semua mata pelajaran yang disukainya, terutama Matematika dan Fisika. Selain otak yang encer, Arsyad juga dikarunia ketampanan diatas rata rata.
Tubuhnya tinggi tegap, untuk seukuran siswa SMA. Rambutnya hitam lebat, netranya hitam pekat, bibirnya tebal namun kissable dalam waktù bersamaan. Alisnya hitam berjajar rapi dengan tukikan tajam, hidungnya mancung, dibingkai lengkap oleh rahang tegas yang kokoh miliknya.
Hobby pemuda dengan julukan otak pitagoras juga tak main main. Salah satu yang sering dijajalinya adalah panjat tebing, boxing, panahan, bersepeda dan sky.
Untuk cita cita, dari dulu hingga sekarang masih tetap sama yaitu menjadi seorang Abdi Negara seperti sang ayah. Mengabdikan hidupnya untuk negara, baik pisik maupun psikisnya pun telah dipersiapkanya dengan matang. Tekadnya juga sudah bulat dan matang. Restu dari kedua orang tuanyapun telah dikantonginya. Tinggal beberapa langkah lagi, Arsyad akan menyempurnakan mimpinya. Setelah lulus nanti, dia sudah bersiap untuk mengikuti Akademi Militer.
Memang benar kata pepatah,buah jatuh tidak jauh dari pohonya. Si sulung ini memang menuruni hampir 90% sifatan sang ayah. Dari niatan dan tekad kuatnya, semuanya datang dari pribadi sang Ayah. Tekad kuatnya kini, kelak akan membawanya kesebuah keberhasilan yang gemilang walaupun tanpa ia sadari, ada sebuah ujian berat yang akan segera mengonjang sanubarinya.
Menjadikan titik balik dari semua kehidupan barunya kedepan. Hingga pada akhirnya, buah dari kesadaranlah yang akan memberikanya agin segar nantinya.
***
TBC
Catatan : Di sequel ini Anzar dan keluarganya bakal jarang muncul karena tinggal diluar negri.
Arsyad dan Alea (Anaknya AnRa) beda usianya 8 bulan. Sedangkan Arsyad sama Triple Boy (Anaknya LunRa) beda dua tahun,tapi sekolahnya cuma beda satu tingkatan.
Hallo,selamat pagi readers🖑🖑
Jumpa lagi di novel Sequel Bukan Salah Jodoh.
Maaf ya kalau lama nunggu updatenya🙏
Rencananya,novel ini bakal aktif aku update setelah novel GG kelar. Biar gak tubrukan alurnya 😊😊
Jadi,readers mohon bersabar untuk menunggu kelanjutan keuwuuuan para cucu buyut keluarga Radityan ini.
Ok,jangan lupa tinggalkan jejaknya yo🤗🤗
Jumpa lagi dipart berikutnya nanti🖑🖑
Jangan lupa juga mampir ke "My Annoying Student" yang aku update di Wttp. Sebelum aku hapus tentunya🖑🖑
Sukabumi 06 Sept 2020
06.44
"Berorganisasi itu menumbuhkan toleransi,rasa peduli,teguh pendirian diri, hingga tanggung jawab kita pribadi."-Arsyad An-nass Senopati Az-zzioi
****
Riuh suansana didalam ruangan berukuran 4x4 meter tersebut terasa berbeda. Bukan soal riuh karena sebuah kekacauan, tetapi lebih dominan kearah kecemasan. Banyak remaja tanggung berseragam putih abu yang berlalu lalang kesana kemari, membuka dokumen satu dan dokumen lainya. Sesekali terdengar obrolan kecil diantara mereka.
"Ron, softcoppy LPJ nya beneran gak ada?"
"Iya, padahal gue udah cari diflashdisk yang khusus data data OSIS. Tapi gak ada Sen!"
"Loe lupa kali, kemarin pas loe kasih ke Arsyad loe simpen lagikan filenya?"
"Iya sen, suer. Gue save lagi kok."
Didepan ruangan tersebut tertulis jelas 'R.OSIS' yang tertulis dari hasil ukiran diatas gantungan kayu yang nampak apik.
"Loe lupa kali Ron, buktinya softcoppynya gak ada."
"Sumpah Sen, udah gue save."
Sepasang Ketua Osis dan wakil ketua Osis tersebut tak henti hentinya berargumen semenjak beberapa jam yang lalu. Ketika salah satu file softcopy dokumen dokumen sidang AD/ART yang mereka persiapkan hilang. Padahal setengah jam lagi, akan ada evaluasi dari pihak MPK--Majelis Perwakilan Kelas.
"Mati. Kita belum ada hasil printout file itu." Celetuk Aroon frustasi.
"Jangan ribut dulu, usahakan tenang. Kita bisa ulur waktu sampai rapat MPK dimulai." Ujar pemuda bername tage Arsen tersebut.
Mereka adalah ketua dan wakil ketua OSIS SMAN Dandelion. Diano Aroon dee Prameswari-sang wakil ketua Osis yang memiliki pribadi yang easygoing dan selalu bisa menempatkan diri dengan baik dalam keadaan apapun. Sedangkan Arsenov Rayyan-adalah Ketua OSIS SMA Dandelion yang terkenal ramah dan memiliki pandangan luas tentang berorganisasi. Arsen juga pandai menempatkan diri, dengan keahlianya sebagai seorang pemimpin.
Organisasi Siswa Intra Sekolah memang dapat dianalogikan sebagai jantung sebuah intansi pendidikan setingkat SMP dan SMA. Karena semua organisasi yang ada didalam intansi sekolah tersebut, memiliki hubungan kepada OSIS. Namun, dibalik itu ada yang organisasi yang dinamakan sebagai otak dibalik Organisasi Siswa Intra sekolah. Organisasi tersebut adalah MPK, atau organisasi Majeli Perwakilan Kelas yang kerjanya mengevalusi, mengkoordinir dan memantau kinerja OSIS.
MPK SMA Dandelion biasanya terdiri dari perwakilan setiap kelas yang sudah mengikuti seleksi dan pelantikan OSIS. Bisa dibilang, anak MPK itu anak OSIS yang memang siap untuk menanggung tanggungjawab lebih besar lagi. Berbeda dengan OSIS yang memiliki almamater khusus dari sekolah, organisasi MPK selalu memiliki atribut berbeda dari OSIS.
Dalam struktur kewarganegaraan, MPK itu seperti halnya MPR.
Anggotanya tetap, tidak kurang atau lebih. Dengan sifatan anggotanya yang rata rata tak kenal lelah dan tak mudah gentar.
"Kak?"
"Iya kenapa nes?" Jawab Arsen sambil memijit pangkal hidungnya.
"Anak MPK udah nunggu diruangan. Katanya rapat dimulai lima belas menit lagi."
Deg
"Alamak, mati digares bang Seno nih!" Frustasi Aroon.
"Ok, kamu kasih tahu yang lain nes. Rapatnya lima belas menit lagi, nanti gue nyusul." Ujar Arsen tenang.
"Iya kak"
Sepeninggalan siswi tersebut, Arsen langsung berdiri dan menghampiri rekanya. Menepuk bahunya pelan, sebelum berujar.
"Udah ron, kamu kayak gak kenal Arsyad aja. Kalaupun softcopynya gak hilang, dia bakal tetep nemu kesalahan kita."
Sudah bukan rahasia umum lagi, jika ketua MPK angkatan saat ini memiliki ketelitian dan kejelian yang tinggi akan apa yang dikerjakanya. Kesalahan kecil saja, dapat ditemukan oleh mata jelaganya. Ketua MPK saat ini, merupakan ketua OSIS Periode tahun lalu.
"Iya, gue tahu kok." Jawab Aroon lemah.
Sial memang hari ini untuknya, karena ketidakberuntungan itu datang detik ini. Ketika sudah dipersiapkanya matang matang,pada akhirnya ia harus menyerah kepada keadaan juga.
"Yok, pak Ketu gak suka nunggu." Ajak Arsen.
Aroon mengangguk lemah, karena ia terlalu lemas untuk memikirkan apa yang akan terjadi nantinya. Ia terlalu hafal sifat super duper teliti dan jeli yang dimiliki seseorang yang suka sekali berkecimpung didunia organisasi tersebut.
****
Ruangan yang tak kalah besar ukuranya dari ruang OSIS Tersebut nampak mulai dipadati anak anak OSIS yang terlihat rapih dengas jas dongker kebanggan mereka. Sedangkan disisi kiri, khusus ditempati anak MPK yang nampak mengenakan jas berwarna berbeda, yaitu warna hitam dengan garis merah dibeberapa titik.
Rapat akan segera dimulai, ketua maupun wakil ketua OSIS nampak duduk dibarisan paling depan. Menghadap langsung kepada ketua dan wakil ketua MPK yang telah memeriksa berkas berkas untuk kesiapan sidang AD/ART. Sidang Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga memang diperuntukan untuk anggota OSIS baru nantinya. Sedangkan anggota OSIS lama diwajibkan menyerahkan LPJ atau Laporan Pertanggung Jawaban selama periode mereka menjabat sebagai osis.
Program kerja yang tidak terlaksana/tidak terealisasikan pada periode tersebut,akan dilanjutkan oleh periode berikutnya. Begitupun jika para calon anggota osis baru memiliki poker tambahan, bisa diajukan saat sidang ini berlangsung. Sesuai peraturan sidang AD/ART yang berlaku, sidang dilakukan oleh anggota MPK sebagai presidium-atau penyidang.
"Hasil printout LPJ nya belum ada?" Tanya suara datar namun sarat akan intimidasi tersebut.
"Begini Syad, sepertinya ada sedikit kesalahan karena pihak osis kurang teliti. Softcoppy lpj itu hilang sebelum kami sempat printout." Ujar Arsen menuturkan.
Jemari yang tengah sibuk membuka kertas HVS tersebut berhenti sejenak. Mata tajamnya nampak mengkilat saat menatap lawan bicaranya.
"Ceroboh"
Deg
Semua anggota OSIS mati kutu. Ucapan barusan memang benar adanya, mereka ceroboh akan satu hal. Padahal semua ini sudah dipersiapkan secara matang matang. Tapi pada saat evaluasinya, harus gagal total karena satu kecerobohan.
"Dalam satu minggu ini, berkas sidang harus sudah lengkap. Minggu berikutnya, sidang AD/ART akan dilangsungkan." Ujarnya kemudian setelah mendengarkan berbagai penelasan anggota OSIS.
"Baik De." Jawab Arsen dan Aroon bersamaan.
"Kalau begitu rapat hari ini cukup sanpai disini. Wabilahi taupik walhidayah, waalaikumsalam warohmatullahi wabarakatu."
"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarakatuh." Jawab yang lain serempak.
Kini baik Arsen maupun Aroon bisa bernafas lega. Setidaknya mereka masih memiliki waktu satu minggu lagi untuk memperbaiki kelalaian tersebut.
"Ehh kutu kupret, itu minuman punya gue!" Protes pemuda berseragam futsal tersebut.
"Gue haus bang, minta dikitlah." Lirih Aroon sambil meneruskan acara minumnya.
"Eh kutil onta, pesen sendiri sana." Protes sang kakak lagi.
"Abang pelit banget deh, minta dikit kenapa sih?"
"Heh, marah ke kakak itu Allah gak suka loh?" Alibi pemuda bernama Davian Arion de Prameswari.
"Lagian, punya abang kok pelitnya naudzubillah himidzalik."
"Eh bontot, gak sopan loe bilang gitu sama gue."
"Bodo!"
"Eh, ngelunjak loe ya?" Kesal Davian.
"Udah gak usah ribut, nih gue ganti minuman leo." Sahut pemuda bernama Davin Anrsyed di Prameswari.
"Ehh thanks atuh Dav, memang paling pengertian sedunia deh elo." Senang Davian sambil buru buru membuka tutup minuman tersebut.
"Yang sopan dikit loe sama gue, gue abang loe!" Kesal Davin tak suka.
"Suka suka aku, kitakan kembar. Bedanya juga cuma berapa menit."
"Terserah loe lah, gue lagi males debat." Jawab pemuda berseragam pramuka lengkap tersebut.
Davin, Davian dan Diano adalah kembar tiga bersaudara. Hanya saja si bungsu Diano lebih suka dipanggil dengan nama Aroon. Jika Aroon itu menjabat sebagai wakil ketua OSIS, kakak kakaknya pun tak kalah telak seperti dirinya. Bedanya, kakak pertamanya-Davin menjabat sebagai Judat atau Juru Adat di organisasi pramuka. Sedangkan kakak keduanya-Davian menjabat sebagai ketua ekstra kulikuler Futsal dan volly ball.
Rata rata para generasi baru dari keluarga Radityan ini memang anak organisasi. Mereka aktif diberbagai bidang organisasi, bahkan sering sekali mengikuti perlombaan OSN atau O2SN hingga tingkat nasional.
"Eh De, sini gabung sama kita." Tawar Davin.
"Bang, yang sopan. Bang Seno itu lebih senior dari kita." Koreksi si bungsu.
"Iya bawel loe." Ketus si abang.
"Dibilangin malah ngegas." Kesal Aroon.
"Bacot!" Ujan Davin dan Davian bersamaan.
"Dasar abang gak berakhalak." Ketus Aroon, sambil beralih fokus kepada sosok disampingnya.
"Bang Seno, rencana malam renungan dipuncak nanti gimana, udah di Acc sama kepsek belum?" Tanyanya.
"Udah, tapi acaranya kayaknya bakal diundur dari jadwal awal."
"Kenapa bisa gitu bang?"
"Sesuai pertimbangan dari kepsek, malam renungan itu sesudah sidang AD/ART."
"Owh, ok deh."
Diantara Davin, Davian dan Davian alias Aroon. Memang hanya sibungsu lah yang pemikiranya lebih waras dari abang abangnya. Waras dalam artian mudah diajak berbicara serius, bukan seperti Davin dan Davian.
"Kita yang bukan anak osis boleh ikutan gak sih?" Tanya Davin penasaran.
"Boleh, asal jangan bikin keributan." Ujar Aroon memperingatkan.
"Gak kok, kita juga mau sekalian camping di puncak." Sahut Davian menimpali.
"Silahkan, asal ada persetujuan yang jelas." Imbuh Arsyad sambil mulai menyantap menu makan siangnya.
"Abanggggg, kok Arra ditinggal?!" Teriak suara melengking dari ambang pintu yang langsung membuat banyak jiwa terkejut.
"Astagfirullah." Kaget Arsyad sambil memegang piring nasi uduknya kuat kuat, takut jantuh nantinya.
Gadis cantik dengan hijab lebar itu berjalan mendekat setelah membuat seisi kantin heboh. Sambil menengteng paperbag berwarna pink, gadis cantik itu memasang wajah cemberut yang lucu disepanjang perjalanan.
"Ish, kebiasaan." Ketusnya setelah berhasil sampai didepan sang kakak.
"Bekal dari bunda selalu ditinggal. Kata bunda apa, tugas abang itu padat. Tapi bekal jangan sampai lupa." Cerocosnya sambil menyingkirkan piring berisi nasi uduk itu kesamping.
Membuka barang bawaanya sendiri, lalu mengeluarkan kotak bento berwarna dongker dari dalam sana. Membukanya, lalu menyodorkanya kepada sang kakak. Lengkap dengan sendok dan garpu yang terlapisi plastik khusus dan tissu.
"Udah, silahkan makan bang." Ujarnya sambil tersenyum manis.
"Jangan lupa baca doa dulu." Imbuhnya.
Arsyad tidak mau mendebat, toh untuk apa juga menolak. Adik kembarnya ini memang selalu protectif kepadanya. Terutama menjaganya dari fans fans fanatiknya.
"Terimakasih" Ujarnya lirih yañg langsung diangguki oleh sang adik.
Sejujurnya, ada ribuan gadis yang mengirikan posisi Arra sebagai kembaran Arsyad. Arra itu selain cantik, juga sangat disayangi oleh Arsyad. Bahkan hanya Arra yang memiliki akses penuh akan seorang Arsyad An-nass Senopati Az-zzioi. Bahkan, Arsyad yang selalu irit bicara, coolkas, flat, menjaga sentuhanya terhadap lawan jenisnya, namun semua itu tidak berlaku untuk saudarinya. Pokoknya banyak sekali fans Arsyad yang ingin berada diposisi Arra walaupun hanya sejenak.
"Coba aja kembaranku cewek, pasti enak. Ada yang merhatiin terus." Celetuk Aroon bermonolog.
"Eh kampret, loe doain gue sama Davin jadi cewek?" Ketus Davian.
"Gak tuh, gue cuma berharap bang. Kalaupun jadi kenyataan ya gak papa juga." Jawab Aroon santai.
"Eh, adek kampret!" Timpal Davin dan Davian bersamaan.
Mau bagaimanapun gilanya, mereka tetap satu saudara yang berbagi darah bersama. Pernah berbagi rahim yang sama, bahkan berbagi sumber makanan bersama. Hanya saja, tidak selamanya saudara sekembar bisa selalu akur seperti Arsyad dan Arra. Terkadang mereka juga sering terlibat cekcok atau kecemburuan tak berujung, seperti si kembar tiga satu ini.
****
TBC
Selamat Pagi semua👏
Part ini masih pemanasan dulu🌞
Wokeee,jangan lupa jejaknya dikolom komentar ya🖑🖑
Biar tambah semangat nulisnya🤗🤗🤗
Bonus Pict💕
Ok,jumpa lagi dipart berikutnya🖑🖑
Sukabumi 09 Sept 2020
08.02
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!