Di sebuah dunia yang di sebut sebagai dunia surgawi besar, ada sebuah daratan luas yang di sebut sebagai daratan langit. Ini adalah tempat yang sangat luas dan subur dimana kekaisaran Qin berdiri dengan kuat memerintah seluruh daratan.
Di wilayah terpencil tepatnya di wilayah barat dari daratan langit, ada sebuah hamparan wilayah yang luas dengan rentetan pegunungan disana. Belum ada tanda tanda keberadaan pemukiman manusia disana, tetapi terlihat jelas bahwa ada jejak pertempuran besar dengan adanya kehancuran yang tersebar di seluruh daratan.
Di langit, seseorang berambut perak dengan sepasang mata hijau bersinar tampak terengah engah dengan luka parah di seluruh tubuhnya.
Dirinya yang terluka masih menggenggam pedangnya dengan erat dan menatap beberapa sosok di udara yang jauh dengan amarah yang membara.
"Bajingan! Bagaimana bisa kalian melakukan tindakan tercela ini! Apa kalian tidak takut atas balas dendam klan kami?!!..." Sosok berambut perak berkata dengan lantang, tampak sekali bahwa amarahnya benar-benar telah memuncak.
Di kejauhan, seorang pria berjubah hitam tampak tersenyum tipis setelah mendengar perkataan pria muda di kejauhan.
"Heh, seseorang yang akan mati juga masih bisa banyak bicara?..." Pria berjubah hitam mendengus pelan dan mengangkat tangannya untuk memberi aba aba pada bawahan di belakangnya.
Wuzz!..
Empat sosok berjubah hitam lainnya segera melesat ke arah pemuda berambut perak setelah mendapat aba-aba dari pemimpin mereka.
Klang! Klang!
Keempat pria berjubah hitam memainkan senjata mereka untuk membunuh pria yang bernama Jian Yin tersebut tetapi Jian Yin masih berusaha untuk menahan semua serangan mereka.
Saat keempat bawahannya sedang bertarung sengit dengan Jian Yin, pemimpin para penjahat yang masih berada di tempatnya tampak menggenggam sebuah bola hitam kecil di tangan kanannya.
Bang!
Energi hitam tampak meledak dari bola hitam tersebut saat pria berjubah hitam telah mengaktifkannya.
Energi alam di sekitar juga tampaknya di telan secara membabi buta oleh mutiara hitam tersebut dan saat energi hitam pada mutiara tersebut telah menjadi sangat kuat, pria berjubah hitam tersebut membuka matanya untuk menatap Jian Yin dengan tajam.
"Semuanya menyingkirlah!..."
Keempat pria berjubah hitam yang sebelumnya masih bertarung dengan Jian Yin segera melompat menjauh seolah telah mengetahui apa yang akan di lakukan oleh pemimpin mereka.
"Mutiara Penelan Surga! Amukan Raja Kegelapan!..."
Bang! Bang!
Energi hitam mengamuk beberapa kali dan mengeluarkan gelombang yang sangat besar. Kemudian, gelombang energi hitam yang sangat kuat muncul dan menembak ke arah Jian Yin dengan cepat.
Jian Yin yang melihat hal tersebut tampak menunjukkan tatapan tegang dari mata hijaunya. Pada situasi normal, dirinya harusnya dapat menahan serangan tersebut walau harus dengan bersusah payah juga. Tapi, dengan keadaannya yang telah kehilangan hampir seluruh energi spiritual dalam dirinya, mungkin ini akan menjadi tindakan terakhir yang bisa ia lakukan.
Jian Yin tampak memegang pedangnya dengan kedua tangan di depan dada, giginya menggertak dan cahaya perak menyilaukan tampak mulai keluar dan menyelimuti tubuhnya.
"Pedang Perak Pemusnah Iblis!..."
Jian Yin mengangkat pedangnya dan menebaskannya ke depan hingga akhirnya energi perak menyilaukan keluar dan menunjukkan serangan pedang yang sangat besar.
Bang!!
Kedua kekuatan bertemu dan membuat ledakan yang sangat dahsyat di langit hingga retakan muncul di udara sekitarnya.
Melihat hal tersebut, keempat sosok yang sebelumnya telah mundur tampak terkejut karena Jian Yin masih memiliki kekuatan untuk melawan serangan yang sangat dahsyat dari pemimpin mereka.
Berbeda dengan para bawahannya yang terkejut, pemimpin mereka tampak tersenyum. "Haha, seperti yang di harapkan dari putra suci klan pedang suci, bahkan setelah kehilangan hampir semua energimu, kau masih bisa mengeluarkan kekuatan seperti itu. Tapi..."
"Itu akan menjadi serangan terakhirmu kan?..." Pemimpin para penjahat ini kemudian melesat hanya dengan dirinya ke arah Jian Yin dengan aura yang kuat.
"Jian Yin! Lebih baik kau serahkan jantung naga itu sekarang padaku! Setidaknya mungkin mayatmu masih akan aku biarkan utuh!!.." ucapnya lagi ketika dirinya telah berada di dekat Jian Yin.
Slash!
Pedang dari Jian Yin tampak terbang ke arah pria berjubah hitam dan berhasil membuatnya mundur untuk menghindari serangan tersebut.
Ketika matanya kembali menatap Jian Yin, ia tampak kaget karena Jian Yin telah mengeluarkan energi perak yang sangat besar di tubuhnya.
"Kalian pikir bisa membunuhku dengan mudah?! Bahkan jika aku mati, kalian juga akan aku bawa bersamaku!!..." Ucap Jian Yin ketika energi perak di tubuhnya telah mencapai batasnya.
Bang!!
Ledakan dahsyat yang berkali-kali lebih kuat dari yang sebelumnya akhirnya tercipta dari luapan energi perak di tubuh Jian Yin.
Ruang tampak berguncang bahkan hancur berkeping-keping hingga memunculkan pemandangan kehancuran yang luar biasa.
Ketika cahaya perak telah sirna dari tempat tersebut, tubuh Jian Yin dan keempat pria berjubah hitam lainnya sudah tak nampak lagi disana dan hanya menyisakan pemimpin para pria berjubah hitam yang tampak telah terluka parah bahkan kehilangan tangan kirinya. Tampaknya ia berhasil mundur sebelum ledakan itu mengenainya sepenuhnya.
Ini masih di katakan bahwa ia cukup beruntung karena hanya terluka walau sampai kehilangan salah satu lengannya. Normalnya, ledakan sedahsyat itu bahkan mampu untuk membunuhnya hingga tak bersisa.
"Limbah sialan! Bahkan saat akan mati kau masih berusaha sekuat ini hah?!! Akan aku pastikan klan pedang suci akan membayar ini semua!!!..." Pria berjubah hitam tampak sangat marah dengan keadaan saat ini. Karena bahkan jika ia menang, ini benar-benar kemenangan yang merugikan!
Beberapa saat kemudian, setelah memulihkan lukanya dan melampiaskan amarahnya pada beberapa gunung di dekatnya, pria berjubah hitam itu akhirnya memutuskan untuk pergi dari tempat tersebut.
Sementara aura dari sang pria berjubah hitam telah menghilang, tampak sebuah cahaya transparan mulai meredup di sebuah gua di bukit tak jauh dari tempat pertarungan dahsyat tersebut berlangsung.
Di dalam gua tersebut, tampak tubuh Jian Yin yang telah kehilangan tangan kanan dan satu kakinya, dirinya tampaknya menggunakan sebuah artefak kuat untuk menyelamatkan dirinya di saat-saat yang terakhir.
"Uhuk.. uhukk..."
Jian Yin memuntahkan darah yang banyak dan dirinya mulai menatap langit langit gua dengan mata yang lemas.
"Kultivasi ku.. telah rusak. Bahkan tubuh ini.. telah hancur..." Ucapnya terbata-bata.
Dirinya kemudian mengeluarkan sebuah benda berbentuk jantung besar yang berwarna ungu menyala dari cincin penyimpanan di tangannya. Itu adalah jantung naga yang legendaris, barang yang ia baru dapatkan dari peninggalan misterius tetapi orang-orang yang sebelumnya mengejarnya untuk merebut jantung tersebut.
Jian Yin menurunkan pandangannya dan menatap jantung tersebut dengan lemas. "Untuk benda ini.. aku bahkan mengorbankan segalanya... Apakah ini.. benar-benar pantas?..."
Setelah menatap jantung naga itu beberapa saat, Jian Yin kemudian menghela nafasnya.
"Waktuku hampir habis..."
Jian Yin kemudian memegang jantung naga dengan kekuatannya yang tersisa dan menanamkan jantung naga tersebut ke tanah di dekatnya.
Kemudian, tubuh Jian Yin berubah menjadi cahaya perak dan perlahan tubuhnya melebur menjadi cahaya sepenuhnya tanpa fisik lagi.
Ini adalah metode misteriusnya untuk merubah tubuh fisik menjadi jiwa dan tertidur untuk beberapa waktu untuk memulihkan dirinya.
Lalu, ini lah akhir dari pertarungan yang sangat ganas di daratan langit ini. Mungkin, Jian Yin akan tertidur untuk beberapa ratus tahun sampai ada orang yang ditakdirkan untuk membantunya membentuk tubuh fisiknya lagi.
...
Beberapa ratus tahun setelah pertempuran besar di wilayah besar daratan langit, tampak bahwa alam disana telah banyak berubah. Entah bentuk tanah telah berubah karena tuntutan alam atau hal yang lainnya. Sehingga hampir tidak terlihat bahwa ada jejak pertarungan besar disana.
Ratusan tahun yang lalu, setelah pertarungan besar itu telah berakhir, kaisar Qin mengutus orang-orang dari kota kekaisaran untuk melihat jejak pertarungan tersebut.
Banyak kultivator yang akhirnya tertarik juga mulai berdatangan ke tempat tersebut tapi yang tersisa hanyalah jejak pertarungan dan kerusakannya yang dahsyat. Pada akhirnya, ratusan tahun berlalu dan semua orang mulai melupakan kejadian tersebut.
Wilayah barat yang semulanya kosong pun akhirnya mulai berdiri desa-desa dan beberapa kota kecil sebagai akibat menetapnya para kultivator untuk penelitian terdahulu.
Salah satu kota yang berdiri di sana adalah kota Naga Harimau yang dikuasai oleh penguasa kota dan beberapa kekuatan besar yang telah berdiri selama puluhan hingga ratusan tahun.
Lalu, di sebuah wilayah pepohonan di hutan pegunungan Jinyang, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun tampak sedang duduk bersila sambil bermeditasi diatas sebuah batu datar.
Pemuda dengan pakaian sederhana dan rambut hitamnya yang lumayan panjang ini bernama Xiao Yuan, dirinya adalah tuan muda dari klan Xiao dikota naga harimau.
Meskipun berstatus sebagai tuan muda, dirinya hanyalah anak dari seorang keturunan langsung yang terbuang. Karenanya, tidak sedikit dirinya menerima bulian dari beberapa anggota muda di klan Xiao.
Pada waktu ini, terlihat bahwa Xiao Yuan mulai menormalkan kembali nafasnya dan mulai menghembuskan nafasnya perlahan untuk menyudahi meditasinya saat ini.
Kemudian dirinya mulai membuka kedua matanya dan memperlihatkan sepasang mata merahnya yang menyala.
Ia kemudian sedikit mengangkat tangannya dan melihatnya dengan frustasi. "Ah, sudah tiga bulan sejak diriku berhasil menembus Alam Pondasi lapisan kedua. Tapi bahkan sampai sekarang aku belum menemukan kesempatan untuk menembus lapisan ketiga..." Ucapnya dengan lemas lalu menghela nafasnya.
Xiao Yuan kemudian mendongak untuk melihat langit cerah berawan, ia kemudian tersenyum pahit. "Andaikan aku mendapatkan sumber daya dari klan, perkembanganku takkan begitu menyedihkan..." Ucapnya.
Saat Xiao Yuan sedang meratapi nasibnya yang tak begitu beruntung, tampak bahwa beberapa anak muda sebaya dengannya tengah berjalan perlahan ke arahnya.
"Hahaha. Xiao Yuan, kau masih berharap untuk mendapatkan sumberdaya dari klan dengan bakatmu yang buruk itu?..." Seorang pemuda yang berdiri di depan kelompok itu mulai berkata dengan perkataan yang menusuk.
Saat kata kata ini terdengar di telinganya, Xiao Yuan segera memalingkan wajahnya dan melihat ke arah sumber suara tersebut.
Terlihat, ada empat anak laki-laki yang auranya lebih kuat dari Xiao Yuan terus berjalan ke arahnya. Itu adalah orang-orang familiar yang hampir setiap minggu mencari masalah dengannya.
Dari empat anak ini, tampak bahwa aura ketiga orang dibelakang tampak biasa saja. Sedangkan untuk yang di depan, bukan hanya berpakaian bangsawan dengan dominan warna biru, dirinya juga memiliki aura yang lebih kuat.
Anak berpakaian bangsawan ini secara alami adalah salah satu keturunan langsung klan Xiao, Xiao Dan. Dirinya adalah anak dari tetua pertama klan Xiao dan pemegang bakat terbaik di generasi ini.
Kekuatannya telah mencapai puncak Alam Pondasi lapisan kelima ketika dirinya saat ini baru berusia 15 tahun. Untuk ukuran wilayah terpencil, bakat semacam ini sudah dapat dikatakan luar biasa.
"Xiao Yuan, sampah sepertimu tak pantas mendapatkan dukungan apapun dari klan!..." Xiao Dan berkata lagi dengan dingin ketika dirinya dan bawahannya telah berhenti di dekat Xiao Yuan.
Mendengar ini, Xiao Yuan sedikit tersenyum. "Saudara Dan, tenanglah. Bukankah diriku memang tak pernah mendapatkan apapun?..." Ucapnya dengan santai.
Melihat Xiao Yuan yang membalas perkataannya dengan santai tanpa rasa takut, ini membuat Xiao Dan sangat kesal.
Dirinya selalu membully Xiao Yuan selama ini bukan hanya karena Xiao Yuan lemah, itu juga karena bahkan walau Xiao Yuan terus di tindas orang lain, Xiao Yuan sama sekali tidak menunjukkan penurunan mental ataupun kehilangan keberanian.
Ini menunjukkan bahwa Xiao Yuan hanya tak memiliki cukup bakat, bukan tak memiliki keberanian!
Pada saat ini, rahang Xiao Dan tampak mengeras dengan emosi memuncak yang terlihat pada sorot matanya. "Siapa yang kau panggil saudara?! Kau hanyalah anak dari orang terbuang!..." Ucapnya dengan keras.
Xiao Yuan yang mendengar ini tampak tersenyum lembut dengan kedua mata tertutup. "Ah, benar-benar. Kau adalah tuan mudanya sedangkan aku pelayannya..." Ucapnya.
Mendengar ini, Xiao Dan tampak semakin emosi, rahangnya tampak semakin mengeras. Tapi, Xiao Dan segera tersadar dan mengendalikan emosinya dengan cepat.
"Huh." Dirinya kemudian menghela nafasnya untuk menenangkan dirinya.
Setelah dirinya agak tenang, Xiao Dan kemudian tersenyum mengejek kearah Xiao Yuan. "Heh, benar juga..."
"Xiao Yuan, aku telah mempelajari seni beladiri baru baru-baru ini. Aku tidak tahu apakah kau dapat berbaik hati dengan membiarkan diriku 'berlatih' denganmu?..." Lanjut Xiao Dan.
Mendengar ini, wajah Xiao Yuan tampak berubah. Tatapannya menjadi dingin menatap tajam kearah empat orang di depannya.
Ia kemudian memejam dan menghela nafasnya dengan pasrah. "Ah, orang-orang ini... Pembully sialan!..." Gumamnya pelan.
"Kau bilang apa?!..." Salah seorang di belakang Xiao Dan tampak berteriak menyadari gumaman Xiao Yuan. Dia tampak maju selangkah tetapi itu segera di hentikan oleh tangan Xiao Dan.
"Bagaimana?..." Ucap Xiao Dan saat dirinya telah menghentikan langkah bawahannya.
Xiao Yuan kemudian tersenyum lebar. "Hehe, tentu saja. Bagaimana aku bisa menolak ajakanmu?..." Ucap Xiao Yuan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Heh, kau tahu diri juga ternyata..." Balas Xiao Dan dengan senyuman puas di wajahnya.
Di dalam hutan di sebuah area rerumputan yang dikelilingi oleh pepohonan, tampak dua orang anak laki-laki tengah berdiri berhadapan di bawah sinar jingga sore hari. Yang satu mengenakan pakaian bangsawan biru yang secara alami adalah Xiao Dan, sementara yang lainnya tentu adalah Xiao Yuan.
"Hehe, Xiao Yuan, yang aku pelajari ini adalah seni beladiri tingkat dua dari klan kita. Aku akan sedikit menahan diri jadi jangan khawatir..." Ucap Xiao Dan dengan senyuman licik sementara ketiga bawahannya yang duduk diatas pohon juga ikut tertawa.
Xiao Yuan yang mendengar itu tampak tegang bahkan menelan ludahnya dengan sulit. "Seni beladiri tingkat dua? Ini terlalu berlebihan..." Ucapnya dalam hati.
Ketika dirinya tengah berpikir dalam ketegangan, Xiao Dan tampak mulai melangkah maju dengan senyuman lebar.
"Baiklah akan aku mulai!..." Ucapnya bersemangat.
Melihat itu, Xiao Yuan segera mengeluarkan kuda-kudanya dan mulai fokus untuk memblokir semua serangan fisik dari Xiao Dan.
Tap! Tap!
Kedua orang ini tampak bertarung dengan sengit, tapi terlihat dengan jelas bahwa Xiao Dan masih menahan diri sehingga Xiao Yuan masih bisa menahannya walau masih dengan bersusah payah.
Bang!
"Uhuk!.."
Xiao Dan berhasil mendaratkan satu tendangan kuat di perut Xiao Yuan hingga membuatnya memuntahkan sedikit darah dari mulutnya.
Xiao Dan kemudian tersenyum dengan licik bersamaan dengan tangan kanannya yang telah mengepal dengan kuat. "Hehe, ini adalah akhirnya!..."
Energi spiritual tampak berputar dengan kuat hingga menciptakan empat putaran gelombang energi di tangan kanan Xiao Dan.
"Tinju Sembilan Gelombang!..."
Ketika Xiao Dan telah melangkah jauh untuk mendekati Xiao Yuan, dirinya langsung memajukan tangan kanannya untuk memberikan serangan mematikan pada Xiao Yuan.
"Bahaya!.." Xiao Yuan segera bereaksi setelah merasakan bagaimana tingkatan serangan dari Xiao Dan. Dirinya kemudian menyilangkan kedua tangannya di depan dada untuk menahan serangan tersebut.
Bang!
Krak!
Tinju Xiao Dan dan lengan Xiao Yuan kemudian bertabrakan hingga membuat Xiao Yuan patah tulang di salah satu tangannya bahkan dirinya terpental jauh menabrak sebuah pohon di belakang.
"Akh..." Xiao Yuan mengerang kesakitan ketika dirinya telah berbaring di atas rumput dengan mulutnya yang telah mengeluarkan banyak darah.
Melihat keadaan Xiao Yuan yang sudah tidak berdaya di depan sana, Xiao Dan tampak tersenyum puas dengan hasil 'latihan'nya tersebut.
"Haha, Xiao Yuan ini sangat bagus! Terimakasih telah bersedia berlatih denganku. Aku merasa bahwa pemahamanku atas seni beladiri ini semakin meningkat..." Ucapnya
Setelah mengatakan kata-kata tersebut, Xiao Dan kemudian berbalik dan berjalan perlahan untuk menjauh. Begitu pula dengan ketiga bawahannya yang melompat turun untuk menyusulnya.
Dalam beberapa langkah kemudian, Xiao Dan berhenti. "Ah, benar. Aku akan mempelajari seni beladiri ini lebih lanjut dengan kakakku. Ketika aku selesai, aku akan mencarimu lagi, hahaha..." Ucapnya lalu berjalan pergi sambil tertawa.
Sementara empat sosok pergi, Xiao Yuan masih terbaring di tanah. Dirinya terlalu lemah untuk bergerak dari sana, kini ia hanya bisa menatap keempat orang itu berjalan pergi meninggalkannya.
"Akh, sialan.. kesadaran.. ku.."
Setelah dirinya berucap dalam hati, kedua matanya terpejam dan kesadarannya menghilang begitu saja.
.
Di sebuah ruangan tidur dengan cahaya lilin, tampak Xiao Yuan telah berbaring di tempat tidurnya dengan luka luka yang telah di bersihkan.
Dirinya yang pingsan di hutan tampaknya telah diselamatkan oleh seseorang yang kemungkinan besar adalah ayahnya.
Setelah beberapa jam tertidur, Xiao Yuan kemudian membuka kedua matanya untuk menatap langit langit dengan kedua mata merahnya.
"Ah, ini... Dikamarku?..." Ucap Xiao Yuan dengan bingung.
Ia kemudian teringat dengan kejadian sore tadi saat Xiao Dan menghajarnya dalam duel. Mengingat hal tersebut, Xiao Yuan tampaknya sangat marah hingga kedua tangannya mengepal kuat untuk mencengkram selimutnya.
Dia benar-benar marah tapi bukan hanya pada mereka yang telah membullynya. Tapi juga pada dirinya sendiri karena begitu lemah sampai beberapa orang akhirnya menganggap remeh dirinya.
Tapi, saat dirinya masih dalam rasa marah yang besar, Xiao Yuan kemudian merasakan hal yang aneh. Ia mengangkat tangan kirinya dan menatapnya dengan bingung.
"Tanganku.. telah sembuh?..." Ucapnya pelan dengan kebingungan karena memang harusnya tangan kirinya patah oleh serangan Xiao Dan. Bahkan jika harus menggunakan ramuan dan energi spiritual untuk menyembuhkannya, butuh beberapa hari baginya untuk benar-benar sembuh.
Saat Xiao Yuan tengah dalam keadaan bingung, tampak sebuah langkah kaki terdengar berjalan diatas lantai batu dan mengarah kearah kamar Xiao Yuan.
"Kau berkelahi lagi?..." Sosok yang mulai membuka pintu bertanya dengan lembut pada Xiao Yuan.
Xiao Yuan kemudian melihat ke arah pintu dan melihat sosok paruh baya dengan wajah muda yang tampak mirip dengannya, dengan mata merah dan rambut hitam.
Meskipun tampan, sosok pria ini nampaknya memiliki suatu luka dalam, terlihat dari wajahnya yang sedikit pucat.
Orang ini adalah mantan jenius klan Xiao pada generasi sebelum-sebelumnya, juga adalah ayah dari Xiao Yuan, orang terbuang klan Xiao, Xiao Xuan.
"Ayah?! Kau telah kembali?..." Tanya Xiao Yuan, karena memang ayahnya telah berpamitan sebulan yang lalu untuk bepergian berharap dapat meringankan luka dalamnya.
Ayah Xiao Yuan kemudian tersenyum lembut dan berjalan kearah Xiao Yuan perlahan. Dirinya kemudian berhenti dan mengelus rambut anaknya.
"Yuan'er kau pasti telah sangat kesulitan selama ini..." Ucap Xiao Xuan dengan lembut. Dirinya merasa bersalah karena tidak bisa memberikan pelatihan yang layak pada anaknya karena sebenarnya kultivasinya sebelumnya telah rusak. Ia bahkan hanya sedikit berbicara selama ini.
"Apakah terlalu sulit berlatih tanpa sumberdaya?..." Lanjutnya.
Mendengar pertanyaan ayahnya, Xiao Yuan sedikit menunduk dan dengan perasaan yang campur aduk dirinya menggenggam selimut dengan erat.
Ia kemudian mengangkat kepalanya dan menunjukkan senyuman palsu pada ayahnya untuk menunjukkan beberapa kebohongan. "Ayah, percayalah. Bahkan tanpa dukungan apapun, selagi aku memiliki ayah, aku akan mencapai kesuksesan besar sedikit demi sedikit..." Ucapnya dengan lembut.
Menyadari kesakitan dalam diri anaknya, Xiao Xuan kemudian memejam. "Ini salahku karena menjadikan diriku sebagai orang tak berguna sejak dirimu mulai tumbuh..." Ucapnya.
"Ayah!.." Xiao Yuan tampak memekik untuk membantah ayahnya saat ayahnya kini mulai memalingkan wajahnya.
Xiao Xuan kemudian mulai berjalan perlahan dan menatap ke arah bintang-bintang di langit melalui jendela kamar yang terbuka.
Dirinya mengingat bagaimana luka dalamnya kemarin-kemarin yang bahkan belum sembuh sedikitpun selama bertahun-tahun. Dengan begitulah dirinya dengan enggan harus membiarkan anak kesayangannya untuk berlatih tanpa bimbingan.
Pihak klan melalui kakak tertuanya sebagai patriak sebenarnya telah berulang kali menawarkan bantuan sumberdaya baginya dan Xiao Yuan, tapi itu segera ia tolak karena tidak ingin menyusahkan klan. Bagaimanapun, kepergiannya saat muda dahulu memberikan dampak penurunan bagi klan dan itu memberikan dirinya perasaan bersalah yang lain.
Ketika angin sepoi-sepoi mulai menerpa wajahnya dengan lembut, Xiao Xuan berangsur-angsur memejam. "Yuan'er. Besok ayah akan melatihmu secara pribadi..." Ucapnya ketika kedua matanya kini kembali menatap ke arah langit.
Mendengar ini, wajah Xiao Yuan yang sebelumnya murung tampak mulai berubah dan keceriaan segera tumbuh disana. "Ayah, apakah akhirnya kau telah sembuh?!.." Ucapnya dengan mata yang berbinar.
Xiao Xuan melirik ke arah anaknya dan tersenyum lembut untuk menanggapi keceriaan anaknya itu. "Hanya sedikit, tapi ayah rasa ayah bisa memberikan beberapa hal untuk kau pelajari..."
"Baiklah, kau harus bangun pagi sekali besok. Jadi lekaslah tidur..." Lanjut Xiao Xuan ketika langkah kakinya yang ringan mengarah pada pintu keluar.
"Baik ayah..." Xiao Yuan tak ada pilihan selain menurut.
...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!