"Kamu kemana aja Aletta?" Suara Siska hampir saja membuat Aletta tersedak roti. Aletta menyambar air mineral di atas meja dan langsung meminumnya.
"Kak Siska bikin kaget saja, untung gak keselek!" jawab Aletta sambil mengerucutkan bibirnya. Dia tampak kesal pada wanita yang ada di hadapannya kini, mantan senior di kampusnya yang sudah dia anggap sebagai kakaknya, sekaligus sahabatnya itu. Bagaimana tidak? Hampir 5 tahun mereka bersahabat, kedekatan antara Aletta dan Siska sudah seperti saudara. Tidak hanya ada di saat senang saja, tapi di saat duka juga.
Sementara Siska terkekeh kecil. Wanita 25 tahun itu memang sedikit jahil, tidak heran kalau Siska malah menertawakan Aletta.
"Kamu baru balik dari rumah sakit? Gimana keadaan Mama?" Raut wajah Siska berubah menjadi mode serius. Siska sengaja ijin pada atasannya hanya untuk menemui Aletta dan menanyakan kabar Mama Aletta yang sudah seperti Mama kandungnya sendiri bagi Siska.
Aletta menunduk lesu. Dia meletakkan sisa roti nya di atas meja kerjanya. Tiba-tiba nafsu makannya hilang, perut yang tadi keroncongan sekarang sudah tidak merasakan apa-apa lagi.
FLASHBACK ON
"Ya Tuhan, darimana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu?" gumamnya yang masih memikirkan ucapan Dokter perihal biaya operasi sang Mama.
Tampak seorang perempuan yang baru saja keluar dari ruangan Dokter dengan wajah tertunduk lesu. Seakan memikul beban berat, Aletta sampai kesusahan menegapkan badannya, langkahnya bahkan gontai.
"Harus pinjam kemana aku uang sebanyak itu?" Aletta terus berpikir keras untuk memutar otaknya demi mendapatkan uang sejumlah yang dia butuhkan saat ini.
Rasanya tidak mungkin mendapat pinjam dari seseorang sebanyak itu.
Beberapa detik kemudian, ide cemerlang muncul begitu saja di kepalanya berharap bisa memberikan solusi untuk masalahnya. Senyum mengembang di wajahnya seakan telah menemukan sebongkah berlian padahal itu hanyalah sebuah ide.
Bank adalah pilihan satu-satunya untuk Aletta sekarang agar bisa mendapat pinjaman sebanyak itu. Namun, senyum yang tadi mengembang mendadak jadi redup begitu saja saat dia teringat kembali bahwa dirinya hanyalah seorang staf biasa yang bekerja di Perusahaan Galaxi Corperation.
Mau pinjam ke bank pun Aletta tidak memiliki jaminan. Di perusahaan pun juga memiliki batasan jika karyawannya mengajukan pinjaman. Aletta pun sadar diri dia hanya seorang staf biasa mana boleh pinjam uang dengan nominal 500 juta.
Ya, sebanyak itulah uang yang saat ini Aletta butuhkan untuk biaya operasi Mamanya. Lalu Aletta dapat darimana uang sejumlah 500 juta dalam 3 hari?
Kini kepala Aletta berdenyut nyeri rasanya ingin pecah memikirkan uang sebanyak itu. Sementara gajinya sebagai staf di perusahaan saja hanya 7 juta perbulan. Itu pun cukup untuk sewa rumah, biaya kuliah adiknya, dan biaya hidup keluarganya selama 1 bulan.
Aletta terlahir sebagai anak sulung dari dua bersaudara. Mau tidak mau, dia harus menjadi tulang punggung untuk keluarganya sejak Papanya meninggal 1 tahun yang lalu. Aletta memiliki adik laki-laki yang baru masuk kuliah 1 tahun lalu, dan Mama yang sudah lama sakit-sakitan. Jadi gaji Aletta selama ini sudah habis untuk keperluan keluarganya.
Selama 2 tahun bekerja di perusahaan, Aletta punya tabungan tapi tidak seberapa jika di bandingkan dengan 500 juta itu.
Mungkin Aletta harus menabung 10 tahun lebih untuk mengumpulkan uang sebanyak itu. Mengingat kembali bahwa gajinya juga di pakai untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Kini langkahnya terhenti di sebuah ruangan yang menjadi tujuannya, sebelum akhirnya dia mendengar suara yang begitu familiar di indra pendengarnya.
"Kak Aletta bagaimana kata Dokter? Apa Mama bisa di operasi?" Cecar Vano yang berdiri di depan ruang rawat inap Mama mereka.
Sosok laki-laki 18 tahun itu terlihat tidak sabar mendengar kabar baik dari kakaknya. Masalahnya, kondisi Mama mereka sudah kritis, kalau tidak cepat di operasi bisa memperburuk kondisinya. Dan Vano berharap sang Mama segera pulih setelah di operasi nanti.
Tapi, Vano tidak tahu perihal berapa biaya untuk operasi Mamanya.
Aletta terdiam cukup lama, dia bingung mau memberikan jawaban apa agar sang adik tidak sedih. Pasalnya kalau dia jujur pasti Vano akan kepikiran, dan bisa-bisa mengganggu kuliahnya. Mengingat itu, Aletta tidak ingin Vano ikut terbebani oleh biaya operasi sang Mama.
Hingga akhirnya Aletta terpaksa berbohong demi kebaikan adiknya.
Aletta mendongakkan wajahnya menatap Vano sambil tersenyum, "Bisa dek, 3 hari lagi Mama akan di operasi. Kita harus banyak berdoa agar operasinya nanti lancar, dan Mama bisa sehat lagi," kata Aletta seraya mengusap lembut punggung sang adik.
Ucapan Aletta sontak membuat Vano bernafas lega, mendengar Mamanya akan di operasi dalam waktu dekat ini. Namun, tak terbesit sama sekali di pikiran Vano untuk menanyakan perihal biaya rumah sakit, mungkin Aletta yang tidak mengeluh soal biaya pada dirinya, jadi membuat Vano berpikir kalau biaya rumah sakit bisa di tanggung oleh kakaknya.
Setelah berbincang dengan sang adik, kemudian sorot matanya melirik tajam ke arah sebuah benda yang melingkar di pergelangan tangannya. Seketika dia ingat kalau dirinya harus kembali lagi ke kantor karena waktu istirahat nya sudah hampir habis. Beruntung lokasi rumah sakit tempat Mamanya di rawat tidak jauh dari kantor nya membuat Aletta tidak kesusahan untuk mengunjungi Mamanya.
"Dek, kakak harus balik lagi ke kantor. Kamu tolong jagain Mama ya, dan kalau ada apa-apa kamu langsung telpon kakak," pamit Aletta sambil memperingati sang adik.
"Iya, hati-hati kak," balas Vano mengangguk mengiyakan ucapan kakaknya.
Setelah berpamitan dengan sang adik, wanita berusia 23 tahun itu melangkahkan kakinya berjalan keluar mencari sebuah taksi untuk mengantarkan nya ke kantor. Aletta pun tidak sempat makan siang, sampai di kantor jam makan siangnya sudah habis karena harus bolak-balik kerumah sakit dan konsultasi dengan Dokter perihal penyakit sang Mama. Apalagi saat itu, jalanan tampak padat membuatnya terjebak macet beberapa menit di jalan. Alhasil dia hanya bisa mengganjal perutnya dengan sebuah roti yang dia bawa dari rumah.
FLASHBACK OFF
🌷PT. GALAXI CORPERATION🌷
Pikirannya masih terpaut pada sejumlah uang 500 juta itu untuk biaya operasi Mamanya 3 hari lagi.
Aletta menghela nafas berat lalu menghembuskannya secara perlahan, "Mama harus segera di operasi kak. Dan biaya operasinya tidak sedikit, aku bingung harus cari uang kemana," lirih Aletta dengan suara yang tercekat. Di satu sisi dia ingin Mamanya segera di operasi agar lekas sembuh, namun di sisi lain dia bingung bagaimana caranya agar mendapatkan uang dengan nominal sebanyak itu.
Sungguh saat ini Aletta tidak tahu apa yang harus dia lakukan, dia bingung mau pinjam uang ke siapa dan dimana. Terlebih uang yang akan dia pinjam tidak lah sedikit, membuatnya susah untuk mendapatkan uang tersebut.
"Kamu tenang saja Aletta, kakak akan bantu kamu. Memang berapa biayanya? Mbak sedikit ada tabungan, kamu pakai saja dulu," tawar Siska pada Aletta yang sedang memerlukan uang untuk operasi Mamanya.
"Kalau kurang nanti kakak tambahin, kakak coba tanyakan ke Mas Yuda. Siapa tahu Mas Yuda ada tabungan lebih," tuturnya antusias. Siska benar-benar sahabat terbaik Aletta, dia sama sekali tidak ragu menawarkan uang tabungannya di pinjamkan ke Aletta. Bahkan sampai menawarkan uang tabungan suaminya juga.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Hai Readers semuanya 👋👋👋
Author kembali dengan cerita yang menarik lagi nih! Udah pada nungguin gak nih cerita terbaru author? Kalau ada komen ya 😁
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, biar author makin semangat update ....
Terimakasih sudah mampir di karya receh author ini ....
Kalau kalian suka, yuk tambahkan ke daftar favorit kalian ....
Kalau kalian enggak suka ya semoga nanti jadi suka 😆
Selamat menyantap makan sahur kalian para Readers othor tercinta 🤗
Dan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan 🥰🙏
Happy Reading
"Apa? 500 juta?" Siska membulatkan matanya karena tercengang, dia tidak mengira bahwa biaya operasi orang tua Aletta sampai 500 juta. Siska pikir biayanya hanya berkisar 100 juta lebih, namun semua tidak sesuai dengan ekspektasi nya.
"Aletta, kamu gak salah dengar kan? Coba kamu tanyakan lagi sama Dokternya, barangkali kamu salah dengar karena sedang kalut," kata Siska yang tersentak kaget mendengar nominal fantastis untuk biaya operasi orang tua Aletta.
"Semua itu benar kak, aku sudah pastiin dua kali," ucap Aletta yakin dengan apa yang dia dengar di ruangan Dokter.
Aletta menghembuskan nafas beratnya secara perlahan, kedua netranya melirik ke arah sekeliling ruangan. Ingin memastikan jika tidak ada seseorang yang akan mendengar topik pembicaraan nya dengan Siska. Dan benar saja di dalam ruangan itu hanya ada mereka berdua karena beberapa staf lainnya sedang meeting setelah jam istirahat.
"Kak, apa aku harus jual diri saja ya buat biaya operasi Mama?" tanya Aletta yang sudah putus asa.
"Astaga Aletta! Kamu itu ngomong apa sih! Jangan ngawur, masa' kamu mau bayarin operasi Mama kamu pakai uang yang nggak halal?" tegur Siska yang berusaha menyadarkan kekhilafan Aletta.
Siska paham betul dengan apa yang di rasakan Aletta saat ini, posisinya tengah terdesak keadaan. Akan tetapi bukan dengan cara itu juga untuk Aletta mendapatkan uang demi membayar biaya operasi Mamanya.
Aletta menundukkan kepalanya menatap lekat meja kerjanya, "Tapi, tidak ada pilihan lagi. Uang sebanyak itu harus aku cari dimana dalam 3 hari?" tanya Aletta dengan suara bergetar, kedua netranya sudah berkaca-kaca menahan genangan air yang sudah menggenang di pelupuk matanya.
"Kamu tenang saja Aletta, kakak akan bantu kamu. Kakak akan usahakan pinjam uang ke Tuan Sky, dia bukan bos pelit. Lagi pula uang 500 juta itu tidak ada artinya buat dia yang seorang milyarder." Siska menepuk pundak Aletta meyakinkan sahabatnya itu agar pikirannya tidak traveling kemana-mana.
"Kak Siska serius?" Aletta menatap wajah Siska dengan penuh harap.
"Kakak janji dan pastikan hari ini uang itu sudah ada dalam genggaman mu." Siska mengangguk yakin.
"Tapi ...." Ucapan Aletta terpotong kala Siska menyelanya.
"Aletta, yang terpenting sekarang bagaimana caranya kamu dapat uang untuk biaya operasi Mama kamu," terang Siska.
"Aku tahu kak. Masalahnya, aku butuh waktu lama untuk melunasinya." Aletta mendadak pesimis. Takut kalau bosnya akan marah jika dia tidak bisa membayar hutangnya dengan jangka pendek.
"Sudahlah kamu gak perlu banyak pikir lagi. Tuan Sky tidak seburuk yang kamu kira, dia tidak pernah perhitungan sama kakak," tegas Siska.
"Kakak mau ke ruangan Tuan Sky dulu. Doakan semoga dapat pinjaman."
"Amin, makasih banyak kak." Air mata sudah hampir menetes namun sebisa mungkin Aletta menahannya bersamaan dengan Siska yang menepuk pundaknya.
"Jangan cengeng! Aletta yang kakak kenal sosok perempuan kuat, tangguh dan tidak mudah menyerah." Siska kembali menepuk pundak Aletta.
🌷🌷🌷
Di sebuah ruangan yang begitu luas dengan berbagai macam furniture serba lux yang terpajang disana. Seorang pria yang bertubuh tegap tinggi, hidung mancung, alis tebal, bulu mata lentik, bibir seksi, serta masih ada pahatan lainnya yang membuat kaum hawa menatap kagum akan paras tampan yang di milikinya. Sempurna, ya kata itulah yang pantas untuk di sematkan pada pria tersebut karena tidak ada mines nya sama sekali.
Pria dengan sorot mata tajam tersebut tengah berdiri di sebuah dinding yang berbahan kaca. Tatapan elangnya menatap keluar, sejenak pikirannya melalang buana hingga akhirnya pria itu memflashback sosok wanita yang sudah lama bertahta di hatinya.
"Apa salahku? Kenapa kau tega melakukan itu Selly," lirih Sky mendadak tatapannya berubah jadi sendu saat mengingat moment terburuk dalam hidupnya.
Skyler Harison Galaxi yang kerap di panggil Sky. Pria tampan yang berusia 25 tahun itu adalah keturunan pertama dari keluarga Harison Galaxi. Pendiri sekaligus pemilik tunggal perusahaan Galaxi Corperation. Serta masih ada asset lain seperti perhotelan, rumah sakit, restoran, dan mall ternama di kotanya. Tak heran jika Asset keluarga Harison mencapai ratusan triliun, dan merupakan keluarga tersohor di berbagai penjuru.
Pria itu memiliki saudara kembar perempuan yang sudah menikah dan memiliki seorang putri cantik. Sementara Sky yang merupakan anak sulung membuatnya di tunjuk menjadi pengganti orang tuanya untuk memimpin perusahaan sejak 3 tahun yang lalu.
Alex sendiri yang tak lagi muda, kini usianya sudah menginjak 55 tahun, waktunya pensiun dari dunia bisnis yang telah dia geluti selama 30 tahun lalu. Itu sebabnya dia menyerahkan tahta perusahaan pada putranya.
Sky yang terlahir dari keluarga sultan dan juga di anugerahi fisik serta wajah tampan yang menjadikan dirinya good rekening dan good looking. Sejak dulu Sky menjadi incaran para wanita di sekolah maupun kampusnya. Semua para wanita menatap damba bahkan memuja ketampanan yang dimiliki oleh Sky, menginginkan untuk menjadi pasangan dari seorang pewaris keluarga Harison Galaxi.
Meski dirinya yang selalu di gandrungi oleh banyak wanita, namun tak membuat Sky jumawa. Dia juga tidak memanfaatkan ketampanan dan kekayaan orang tuanya untuk mendekati wanita cantik di luar sana.
Sky yang sedari kecil di didik sedemikian rupa oleh sang Mommy, hingga akhirnya dia tumbuh menjadi pria dengan kepribadian yang baik dan tanggungjawab. Meskipun lingkungan buruk dan hendon mengelilinginya, tak membuat Sky gelap mata untuk melanggar aturan dan ajaran orang tuanya.
Sky tetaplah patuh pada titah dan ucapan orang tuanya yang memang terbaik untuk dirinya.
Lagi pula tidak ada untungnya menjadi pria brengsek, yang ada hanya merugikan diri sendiri di kemudian hari. Sky sudah banyak melihat contoh dari lingkungan sekitarnya. Seperti halnya yang terjadi pada teman-temannya yang hidup tidak jelas akibat pergaulan bebas. Hidup sesuka hati, tanpa ada aturan. Pada akhirnya hanya meninggalkan sebuah penyesalan di kemudian hari.
Ceklek ....
Tak ... tok ... tak ... tok ....
Terdengar sebuah pintu yang terbuka, bersaman dengan suara sepatu high heels yang bersentuhan dengan marmer. Tampak seorang wanita paruh baya yang berjalan ke arah pria tersebut.
"Sky ...," panggil Mommy Denada selaku Mama Sky.
"Mommy ...." Sky menoleh ke asal sumber suara. Pria itu tersentak kaget mendapati sang Mommy yang tiba-tiba datang ke kantor, dan kini sudah berada di dalam ruangannya.
"Bulan depan kamu harus menikah! Mommy tidak ingin kamu terus larut dalam pusara yang menyedihkan." Mommy Denada menatap tajam ke arah Sky, terpancar sebuah kilatan amarah yang ada di dalam sana.
"Dan satu hal lagi, Mommy tidak suka kalau kamu masih memikirkan wanita itu," tegas Mommy Denada memperingatkan kembali putranya.
Ucapan Mommy Denada berhasil membuat Sky terdiam mematung. Pria itu tidak habis pikir dengan sang Mommy yang terus mendesaknya untuk segera menikah, menikah, dan menikah. Di kira menikah itu mudah kah? Terlebih saat ini dirinya berubah jadi pria yang dingin bak seperti gunung es himalaya, lantaran sebuah kejadian yang memilukan menjadikan pria itu mengunci rapat hatinya.
Bukan karena masih cinta, tapi jujur pria itu sangat kecewa dan berakhir membatasi dirinya dengan seorang wanita. Pria itu tidak ingin kecewa untuk kesekian kalinya.
"Maaf Mom. Aku tidak bisa," tolak Sky.
"Kenapa? Apa hanya karena wanita itu kau berani menolak perintah Mommy."
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Sky menghela nafas berat melihat wanita paruh baya yang masuk ke dalam ruangannya. Wanita itu masih terlihat cantik dan mulus. Bahkan tidak terlihat keriput di usianya yang berumur 53 tahun, itu semua berkat perawatan dan skincare mahal yang Alex pilihkan untuk Denada.
"Kenapa wajahmu tampak kusut begitu? Kamu gak suka kalau Mommy datang?" Mommy Denada memicingkan matanya menatap ke arah Sky.
"Sudahlah Mom, Sky tidak punya waktu membahas persoalan yang tidak penting itu," kata Sky yang sudah duduk berada di kursi kebesarannya.
"Sky ...." Mommy Denada menyorot tajam putranya.
"Kalau Mommy mau membahas pernikahan, lebih baik di rumah saja. Sky lagi sibuk sekarang, banyak pekerjaan yang menunggu Sky." Tangan besarnya mulai menari-nari di atas keyboard, dengan kedua netra yang masih menatap lurus ke arah layar laptop.
Mommy Denada berdecak kesal setelah mendengar jawaban Sky. Bagaimana mungkin putranya bisa menolak keinginan dirinya, sekalipun itu hal yang mustahil untuk Sky kabulkan. Tiba-tiba Mommy Denada teringat dengan desas-desus yang beredar perihal sosok Sky sebagai gay. Sontak membuat Mommy Denada bersua lagi, kembali mengutarakan keinginannya agar Sky menurut dan segera menikah.
Dan untuk kali ini Mommy Denada akan memainkan trik nya.
Jujur di dalam lubuk hatinya, Sky ingin sekali mengabulkan keinginan orang tuanya. Namun, dia masih belum bisa menemukan kriteria yang cocok untuk di jadikan pendamping hidupnya. Terlebih saat dirinya pernah di kecewakan oleh sosok wanita yang sangat di cintai nya. Hal itulah membuat hatinya membeku dan menjadi pribadi yang dingin.
"Kamu nggak takut gosip di luar semakin panas? Mommy nggak terima anak Mommy yang tampan ini digosipin buruk seperti itu. Mommy tahu kamu itu normal, itu sebabnya Mommy menyuruh kamu segera menikah," tutur Mommy Denada.
"Mom, sudahlah jangan bahas hal itu lagi disini." Sky memutar malas bola matanya. Mendadak kepalanya berdenyut nyeri mendengar permintaan Mommy nya itu.
Tok ... tok ... tok ....
Terdengar bunyi suara pintu dari luar ruangan, bersamaan dengan seorang wanita yang muncul dari balik pintu.
"Permisi Tuan, eh Nyonya Denada ...," ucap Siska yang baru saja masuk ke dalam ruangan bos nya. Menunduk hormat pada bos dan juga Nyonya besar selaku orang tua dari bos nya itu secara bergantian, "maaf sudah mengganggu waktunya. Saya permisi dulu."
Siska yang sedari tadi berada di ruangan Aletta membuatnya tidak tahu akan kedatangan Mommy Denada. Niat hati ingin mengutarakan perihal dirinya yang ingin pinjam uang, akhirnya mau tidak mau dia batalkan.
Baru beberapa langkah melangkahkan kakinya, tiba-tiba terdengar suara yang tampak familiar di indra pendengarnya membuat langkahnya terhenti sejenak. Dan Siska tahu siapa pemilik suara itu, yang tak lain adalah Nyonya Denada.
"Siska, tunggu ...," panggil Mommy Denada.
Merasa namanya di panggil oleh Nyonya besar pemilik perusahaan tempat dia bekerja, langsung dia berbalik menghadap ke arah Mommy Denada dengan wajah menunduk menatap lekat lantai. Jantung Siska berdegup tidak sinkron saat Mommy Denada bertanya satu hal kepadanya.
"Siska, duduklah. Ada hal yang ingin saya tanyakan padamu," titah Mommy Denada yang sudah duduk di atas sofa bed yang ada di dalam ruangan tersebut.
Siska tersenyum kikuk menanggapi wanita yang ada di hadapannya ini. Bukan karena sungkan pada orang tua bos nya yang kelewat baik dan super ramah. Melainkan dia takut akan tatapan Sky yang menyorot tajam ke arahnya. Selain itu Siska juga takut akan mendapat masalah baru jika dirinya berada di kubu Mommy Denada.
Siska lantas duduk di seberang Mommy Denada, di susul Sky yang menempati sofa dengan sang Mommy tapi membuat jarak yang lumayan jauh. Keduanya sama-sama duduk di ujung sofa.
"Siska, selama kamu bekerja jadi sekretaris Sky apa ada wanita yang datang ke kantor hanya untuk menemui putra saya?" tanya Mommy Denada dengan nada mengintrogasi.
Siska sontak menelan ludahnya dengan susah payah, lalu melirik ke arah bos nya yang berwajah datar tanpa ekspresi.
"Siska, tolong jawab dengan jujur. Kamu tidak perlu takut sama Sky. Kalau kamu nanti di ancam atau di pecat, biar saya yang akan mengangkat kamu jadi pengganti Sky," tegas Mommy Denada sembari melirik putranya. Wanita paruh baya itu hanya main-main saja dengan ancamannya, hanya menyindir putranya.
Siska tersenyum kaku sebelum akhirnya menjawab pertanyaan dengan sejujurnya.
"Sebenarnya ada 5 wanita yang sering datang mencari Tuan Sky, tapi Tuan Sky menolak bertemu mereka," terang Siska hati-hati takut dia salah bicara.
"Dan di antaranya sudah di blacklist karena selalu sering datang ke kantor," tutur Siska dengan tatapan yang tak lepas dari Sky. Takut tiba-tiba Sky marah, tapi sampai Siska selesai bicara pun Sky tidak berkomentar apapun.
"Baiklah, tolong kamu hubungi 5 wanita itu. Atur jadwal untuk bertemu dengan saya karena Sky mengaku belum punya calon, jadi saya sendiri yang akan memilihkan wanita untuk putra saya."
"Saya yakin kelima wanita itu sangat mencintai putra saya. Dan salah satu dari mereka mungkin cocok menjadi menantu di keluarga Harison Galaxi," ucap Mommy Denada dengan sudut bibir yang terangkat ke atas. Detik itu juga Sky langsung melotot, sampai kapanpun dia tidak akan sudi menikah dengan salah satu wanita-wanita itu.
"Mommy ini apa-apaan, Sky nggak setuju!" tegas Sky kesal. Dia sudah mengenal luar dalam wanita-wanita itu yang pantang mengejarnya. Wanita-wanita seperti itu hanya gila dengan harta yang dimiliki olehnya. Walaupun cantik dan memiliki body bak gitar spanyol, namun tak menyurutkan niat Sky untuk tetap menolak wanita-wanita itu yang attitude nya nol besar, bahkan pergaulan bebas yang terlampaui.
"Tapi kamu harus menikah bulan depan Sky," ucap Mommy Denada mengingatkan kembali putranya, "jangan buat Mommy malu dengan kabar menjijikkan itu lagi."
"Begini saja Mommy berikan kamu pilihan, kalau dalam 3 hari kamu belum dapat calon istri, kamu harus menikah dengan wanita pilihan Mommy. Anak dari rekan bisnis Daddy."
"Nggak ada penolakan, dan Mommy juga nggak ingin dengar bantahan apapun dari kamu. Bulan depan kamu harus tetap menikah!" tegas Mommy Denada kemudian beranjak dari tempatnya.
"Mommy pulang dulu. Ingat ya Sky cari calon istri yang baik, dan sayang juga sama keluarga," pesan Mommy Denada sebelum keluar dari ruangan Sky.
Sky membuang nafas berat sembari meraup kasar wajahnya. Mendadak kepalanya berdenyut nyeri, Sky di buat stres menghadapi permintaan Mommy nya.
Sementara, Siska hanya menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal. Wanita itu terlihat bingung sendiri dengan perdebatan ibu dan anak tadi.
Sky yang masih duduk di atas sofa sambil memijat pelipisnya. Sangking pusing dan bingung mencari solusi atas permintaan Mommy nya, sampai-sampai Sky tidak sadar akan keberadaan Siska yang masih di ruangannya. Dengan santainya Sky melepaskan jas, mengendurkan dasi yang terasa mencengkeram di lehernya, dan tangan kekarnya terulur membuka 3 kancing kemeja warna putih yang dia pakai. Siska pun melotot, detik berikutnya dia menutup matanya dengan telapak tangan.
"Tuan Sky ngapain buka kancing kemeja depan saya?" protes Siska.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!