NovelToon NovelToon

Malam Pertama

Pengenalan tokoh Dan prolog

Jiandra malaikha seorang gadis Yang berstatus janda berusia 27 tahun. jian seorang adalah seorang dokter di kemiliteran angkatan darat berpangkat letnan satu. Ia Yang harus merelakan sang suami pada malam pertamanya untuk melaksanakan tugas negara. Sampai 3 tahunpun berlalu sang suami Yang tak tau kabarnya lagi akibat insiden pengeboman di negara Libanon. Ia menjalani rutinitas kesehariannya dengan kesibukan, Demi melupakan sang suami Yang entah kapan akan kembali lagi.

Andra Pratama Putra

Dalam menangani bisnis Yang semakin besar, sang CEO Yang terkenal dengan sifat periang Dan agak hebohnya, Andra Pratama Putra terbilang sangat jenius. Tapi sayang Demi mendapatkan pasokan dana Yang tak sedikit, sang ceo tak segan - segan melakukan bisnis illegal secara diam diam. Dengan penampilannya Yang terbilang sempurna, fisik Dan rupanya Yang tampan membuat wanita tergila gila Dan rela melakukan apapun untuk bisa berdekatan dengannya.

Kapten Agung Purnomo.

Sang suami pilihan jian, dengan karakter Yang agak keras tapi berhati hangat ini terpaksa meninggalkan istrinya di malam pernikahannya. Kapten Agung Purnomo berusia 30 tahun lahir di keluarga sederhana. Yang menjalani kehidupan keras Demi menggapai cita-citanya untuk mengangkat derajat keluarganya. Ia Yang terpaksa jadi kepala keluarga akibat sang ayah yang pergi menghadap sang Illahi sewaktu agung masih mengemban sekolah menengah atas, harus mencari rezeki sehabis ia pulang sekolah Demi menghidupi ibu Dan adik bungsunya.

Adriana Renata

Sekertaris Nana Yang sudah Lama menjabat sebagai sekertaris pribadi Andra terkenal pintar tapi agak agresif terhadap ceo Andra. Ia sangat terobsesi memiliki calon suami Yang sempurna seperti Andra. Kedekatannya dengan sang ceo membuat nana merasa kalau andra menyimpan perasaan tersendiri buatnya. Namun dibalik sikap andra Yang baik terhadap nana, ternyata sang ceo sama sekali tak menyimpan rasa apapun buatnya.

Ibrahim Prayogo kapten sekaligus sahabat dari Jiandra Dan Agung. Ia Yang semula menyukai jian, harus menyimpan rapat rapat rasa cintanya demi sahabatnya. Pria yang sering di sapa ibra ini sangat perhatian tapi suka usil terhadap jian. Dan disaat sang sahabat Yang tak tau kapan kembalinya, ibra dengan sikap perhatiannya menjaga Dan menemani jian agar jian tak bergelut dengan kesedihan sang suami tercinta.

 

Flashback On

Hmmm.. Hidung Yang mancung itu apa tidak mengganggunya kalau sedang latihan tembak?

Wajah manisnya itu apa tidak dikerubungi semut kalau sedang di hutan?

Jian terus bergumam dalam hatinya saat ia mencuri pandang ke teman seangkatannya dalam akademi kemiliteran. Sampai sang pemuda Yang terus di pandangi itu menoleh ke arahnya sambil melepaskan senyum manisnya.

"Hai.. Aku Jian.. " sambil mengulurkan tangannya Ia memperkenalkan dirinya dengan malu malu di hadapan sang pemuda manis itu.

"Hai juga,, aku Agung, senang bisa berkenalan denganmu.. "

Perkenalan singkat itu terasa indah Dan seru bagi Jian. Ia Yang harus menjalani latihan berat Demi pangkat Yang diinginkan tak terasa berlalu dengan membebaninya karena di temani Agung Yang baik, pengertian Dan tampan itu.

" ini minum dulu.. " sebotol air mineral di sodorkan Agung ke Jian Yang sudah ngos ngosan berlari keliling lapangan akibat hukuman sang kapten.

" makasih ya " sahut jian ambil memutar

botol air mineral itu.

" masih berapa kali putaran lagi? " Tanya Agung

" udah kok.. tadi Yang terakhir putarannya" jawab Jian..

Tiba-tiba Agung mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna merah dari saku kanan celananya.

" Will you marry me..?!" sambil menyodorkan kotak itu dengan sedikit membungkuk Agung melamar Jian.

Jian Yang bingung dengan sikap Agung hanya bisa diam kebingungan. Pasalnya Agung Dan Jian selama ini tak pernah terjalin hubungan spesial. Yah walaupun hubungan keduanya terbilang cukup dekat, tapi mereka bukan cuma berdua, karena ada ibra Yang juga dekat dengan mereka.

Flashback Off

" Hayoooo... Kamu lagi ngelamunin aku yachhh.. " goda ibra ke jian.

Jian Yang semula mengenang kembali kisah dia bersama suami tercintanya hanya bisa tersenyum menanggapi sahabatnya itu..

" ih pede amat" timpal jian sambil tersenyum menggodanya

selang di menit berikutnya senyum itu memudar lagi. Jian memang gadis periang Dan baik hati, tapi setelah ditinggal pergi Agung sang suami, jian berubah jadi pemurung. keceriaan yang dulu menghiasi muka imutnya hilang bersama perginya Agung. Ibra sahabat Yang diam -diam mencintai jian hanya bisa bersabar Dan berusaha mengembalikan keceriaan Jian dengan menghibur wanita itu.

" kamu masih mencoba menghubungi Agung?! "

" Apa telpon Agung udah bisa dihubungi" Tanya ibra dengan muka serius memandangi Jian Yang duduk di sampingnya itu..

Jian hanya menggeleng tanpa mengeluarkan suara.

Air matanya Yang semula ia tahan, tak bisa di bendung lagi. Jian begitu sangat merindukan Agung. suami pengertiannya..

" apa aku harus menyerah saja" Tanya Jian sambil menoleh ke Ibra.

Ibra Yang tak tahan melihat Jian dengan air matanya, seketika memeluk wanita itu. Iapun tak tahan melihat kesedihan Jian. Entah bagaimana situasi perasaanya saat ini. Disisi lain Ibra senang bisa dekat dengan Jian tanpa memikirkan Agung, tapi disisi lain ia sedih melihat Jian Yang sangat terpukul dengan kehilangan suaminya.

Sambil mengusap punggung Jian

" Apakah aku bisa menggantikan Agung untukmu? " Tanya Ibra dengan sangat hati-hati.

"Maksud kamu?! " Tanya Jian dengan suara sedikit serak akibat tangisannya tadi.

" apa aku bisa menggantikan posisi Agung dari hidupmu? dari hatimu? "

" aku sebenarnya udah dari dulu sangat mencintaimu, tapi aku menyimpannya karena kamu ternyata lebih menyukai agung.. " jelas Ibra.

Jian masih menunduk..

tak ada Yang bisa Ia ucapkan. Pikirannya masih kacau. Jian sebenarnya mengetahui perasaan Ibra ke dia, tapi Jian mengacuhkannya. Ia begitu nyaman bersahabat dengan Ibra.

" aku gak tau bra.. aku masih belum bisa melupakan Agung.. Aku masih sangat mencintainya" jawab Jian

" Aku tau Jian.. aku mau menunggumu, aku akan terus menunggu sampai kamu mau membuka hatimu untukku. " sahut Ibra penuh dengan keyakinan..

Ibra yakin bahwa cinta itu bisa hadir di hati Jian..

Sementara di sebuah mobil mewah, dengan hiruk pikuk kemacetan ibu kota. Andra Yang di temani nana sang sekertaris pribadi, sedang dalam perjalanan menuju sebuah tempat meeting dengan klient baru. Andra sang ceo dengan tingkat kepercayaan diri Yang tinggi itu sedang asyik memandangi pemandangan jalan melalui jendela kaca mobilnya. Ia mengacuhkan si nana Yang dari tadi membacakan agenda kegiatannya seharian.

Bagaimana Kisah Jian Dan Ibra?!

apakah Jian menerima Ibra sebagai pengganti Agung,?

Dan bagaimana sang ceo Andra bisa bertemu dengan Jian..

ikutin kisahnya yachhh...

jangan lupa 💗nya yachhh..

tinggalin like Dan komentnya juga😘😘😘

Sekilas Bertatap

lelah dengan aktifitas kantornya Yang begitu padat, andra langsung meminta sopirnya untuk mengantarkan ia pulang ke rumahnya. Biasanya Andra akan mengantarkan sekertaris nana ke kostannya dulu. tapi hari ini ia memilih untuk tidak mengantarkan nana, karena badannya Yang sudah sangat capek mengharuskan nya untuk langsung pulang ke rumah.

Sampai dirumahnya Andra segera mandi membersihkan badannya Dan langsung tidur.

Sinar mentari pagi mulai menyapa para penghuni bumi dengan indah. Harum semerbak wangi mawar menyatu dengan embun pagi di balkon kamar menyeruak masuk ke hidung Andra. Andra Yang sudah terbiasa mengawali harinya dengan berolah raga segera bangun Dan berolah raga pagi sekedar menjaga kebugaran tubuhnya. Setelah berolah raga disebuah ruangan Yang bersebelahan dengan kamar Dan ruang kerjanya, Andra pun segera mandi Dan siap pergi ke kantor..

"selamat pagi mams" sapa Andra sambil mencium dahi Alya, ibu tersayangnya.

"pagi sayang, ini roti lapis kesukaanmu, mama sudah menambahkan banyak mayones didalamnya.. " balas Alya sembari memberikan sepiring roti lapis kesukaan Andra.

"Makasih mams" jawab andra sambil meminum secangkir kopi hangat buatan ibunya.

Andra Dan Alya hidup Berdua aja. Ayah Andra sudah Lama meninggal akibat penyakit serangan jantung.

" Mams Aku berangkat ke kantor dulu yach.. " pamit Andra ke ibunya. setelah ia menghabiskan roti lapis Yang dibuat oleh ibunya.

"Ya udah sayang, hati - hati di jalan, muaaachhh" balas Alya sambil mencium pipi anaknya.

Alya sangat memanjakan Andra.

Bagi Alya, Andra tetaplah bocah kecilnya.

" langsung ke kantor ya dam" perintah Andra

" ya Tuan " jawab Adam.

Mobil sedan hitam dengan segala kemewahan teknologi canggih itu perlahan meninggalkan halaman rumah bak istana milik Andra. Seperi biasa Andra di sepanjang jalan hanya diam tanpa sekedar berbasa basi dengan sopirnya.

Sesampainya di kantor, nana si sekertaris genit juga telah menunggu di depan pintu kantor.

" Selamat Pagi Pak" sapa Nana dengan senyum manis

"Pagi nana" jawab Andra sambil berjalan.

Nanapun segera membacakan agenda Andra hari ini sambil berjalan menuju ruangan Andra.

" Baik ,oh ya.. untuk agenda makan malam bersama pamanku, kau boleh ikut menemaniku" perintah Andra seraya masuk ke dalam ruangannya tanpa menunggu jawaban dari nana.

"Ya pak,..." jawab nana dengan cepat

"Yeessss... " ucap nana antusias setelah pintu ruangan andra tertutup..

"selangkah lagi nana, kau bisa mendapatkan Andra" gumam nana dalam hati dengan senyum kemenangan.

Pukul 18.45 menit Andra pun keluar dari ruangannya. Diluar ruangan nampak sekertaris nana berdiri mengenakan gaun selutut dengan sedikit riasan di wajahnya. sembari tersenyum ke Andra ia pun berjalan mengikuti Andra.

tepat di halaman kantor, Adam sudah menunggu bosnya. ia membukakan pintu mobil buat andra. Dan segera melaju menuju restaurant tempat andra makan malam dengan pamannya seorang letnan kolonel di kemiliteran negeri..

Sesampainya di Restaurant, mereka di sambut oleh waiters Dan segera mengantarkan ke ruangan vip Yang sudah di pesankan nana sebelum acara ini di mulai.

Letkol Indra Yang tak lain adalah pamannya Andra telah lebih dulu hadir di ruangan vip itu.

" udah Lama om" Tanya Andra sambil memeluk pamannya.

" Barusan kok "

" Oh yach.. nanti ada bawahan paman Yang akan ikut makan malam bersama kita,, kamu gak keberatan kan klo mereka ikut makan malam bersama kita. " Tanya Indra kepada Andra..

"Ohhh ga kok om.. lebih banyak orang kan lebih seru.. " balas Andra. Andra Yang terkenal baik Dan supel itu tak keberatan dengan permintaan pamannya.

ia tdk menyadari kalo sekertaris nana di sebelahnya telah berubah mimik mukanya. sekertaris nana mengira Andra akan memperkenalkan nana sebagai pacarnya kepada pamannya andra, padahal andra Yang jarang ketemu pamannya memang membuat acara dinner ini hanya untuk bisa bersilaturahmi dengan pamannya. nana Yang terlanjur menyalah artikan acara itu hanya bisa mengeluh dalam hati.

selang beberapa menit masuklah seorang wanita bertubuh tegap dengan pakaian seragam kemiliteran Yang masih lengkap dibadannya. wajahnya Yang putih dengan bulu mata Yang lentik serta bibir mungil Yang natural menambah kecantikan wanita itu semakin mempesona.

" Selamat malam jendral. Maaf saya terlambat.. " sapa Jian sambil membungkukkan badannya.

" oh ya Selamat malam.. kok kamu sendirian saja.. Ibra mana? Tanya pamannya Andra.

" Siap.. Kapten Ibra sepertinya tidak bisa ikut pak, saya juga tidak tau alasan beliau, maafkan saya pak" jelas jian dengan sikap sempurna sebagai bawahan letkol Indra.

"ya sudah,, kamu gak usah terlalu formal begitu,, ini cuma makan malam biasa, bersikaplah biasa saja, " jelas Indra meminta Jian agar tdk terlalu formal..

"siap.. terima kasih pak.. " sahut jian sambil merilekskan badannya..

"silahkan duduk, oh ya ini Andra, keponakan paman.. " Indra memperkenalkan kepada jian.

Jian menoleh kepada Andra.

" Hai saya Jian., senang berkenalan dengan anda " sapa Jian sambil mengulurkan tangannya

Andra sempat tertegun menatap matanya jian.

glek

mengapa matanya begitu indah? gumam Andra dalam hati.

nana Yang tidak senang dengan tingkah Andra hanya bisa memelas menatap Jian Dan Andra bersalaman.

"hmm. hmm.. Andra Jian ini bawahan paman,, sekaligus anak mending teman paman.. " Indra menjelaskan sekaligus membuyarkan lamunan andra..

"oh ya.. maaf. maaf... saya andra.. Dan ini sekertaris saya. nana... " balas Andra sambil menerima uluran tangan jian dengan sedikit terbata bata karena malu dengan tingkahnya..

" Hai.. nana" sapa Jian menoleh ke nana..

nana tak menggubris sapaan Jian,, dy hanya membalasnya dengan senyum datar saja.

" kalau begitu, ya sudah mari kita makan saja... " ajak Indra kepada mereka..

makan malampun berjalan dengan santai Dan hangat. Indra Yang sangat menyayangi Andra keponakannya, selalu memuji Andra di depan Jian. Jian Yang masih belum bisa move on dari suaminya tak banyak memberikan ekspresi berlebihan buat mereka, Dan nana Yang sedari tadi tak dihiraukan oleh mereka hanya bisa melampiaskan ke makanan Yang di hadapannya. Ia makan dengan sedikit membunyikan sendok Dan piringnya, guna meminta perhatian Andra. tapi Andra Yang merasa biasa saja tak menghiraukan nana.. Ia begitu menikmati makanan Dan wajah Jian Yang duduk di hadapannya. Andra begitu terpesona dengan kehadiran Jian.

pukul 20.30 waktu setempat acara dinner itupun selesai..

Andra Yang semula berniat meminta No. ponsel kapten jian mengurungkan niatnya. pasalnya Kapten Jian langsung segera pamit pulang.

"Kasihan dia,, dia harus merelakan berpisah dengan suaminya disaat mereka masih berbahagia dengan pernikahan mereka" jelas Indra dengan suara pelan menahan rasa sedihnya.

Andra Yang tak mengerti langsung menoleh kepada pamannya sambil mengerutkan kedua keningnya seolah meminta penjelasanan lebih lanjut.

Indra Yang mengerti akan maksud keponakannya itu melanjutkan ceritanya.

"ini semua gara gara paman. tak seharusnya paman memerintahkan kapten Agung suaminya Jian untuk melaksanakan tugas ke Libanon disaat hari pernikahan mereka belum usai,, siapa sangka kalau sampai sekarang suami jian tak kunjung kembali sampai sekarang" jelas Indra panjang lebar.

Andra hanya bisa ber ooohhh ria karena pikirannya masih penuh dengan pertanyaan Yang entah mengapa sulit untuk dia ungkapkan.

Setelah Andra berpamitan dengan pamannya Andrapun hanya bisa mengantarkan nana Yang sedari tadi sudah sangat marah kepada andra tanpa basa basi atau ucapan sekedar perpisahan. Pikiran Andra masih terpaut kepada jian..

hai.. hai..

jangan lupa jempol dan lovenya ya...

Mengikutimu

Dari pertemuan singkat itu, Andra yang semula dekat dengan Nana, menjadi sedikit kaku. Ia tak lagi bercanda ria dengan Nana seperti sebelumnya.

Andra lebih banyak menghabiskan waktunya di depan laptop dalam ruangannya.

Untuk urusan menemui klient, Andra lebih memilih berangkat terpisah dengan nana, alasannya kalau Andra tidak ingin di ganggu.

keseharian Andra hanya dihabiskan dari kantor kerumah saja. Kepadatan jadwal kerjanya tidak memberikan waktu bersantai untuk Andra.

Dalam rumahnya saja Andra lebih memilih menghabiskan waktunya dalam ruang kerjanya dan berolah raga.

Andra masih memikirkan Jian. Si janda perawan yang berparas cantik tapi menyiratkan kesedihan itu.

Ingin rasanya Andra menelpon sang paman untuk meminta nomor hape milik jian, tapi rasa gengsinya masih belum menemukan alasan yang tepat untuk dikatakan kepada pamannya.

Andra masih membayangkan arti sorot mata jian yang menatap Andra.

Yach tatapan yang cuma berdurasi 3 detik itu meninggalkan bekas begitu mendalam di hati Andra.

Ia pun tak mengerti dengan perasaannya sendiri. Apakah hatinya mengatakan telah jatuh Cinta pada pandangan pertama pada jian, atau hanya sekedar simpati atas peristiwa yang dialami oleh jian.

Waktu berlalu sampai sebulan tapi Andra tetap memikirkan Jian.

Dan akhirnya Andra mengaku kalah. Ia tak bisa menahannya lagi.

Segera Andra menelpon Paman Indra untuk meminta nomor hape milik jian.

Beruntung saat Andra menelpon, Sang paman yang sedang sibuk tidak terlalu memperhatikan kata - kata Andra, dan dengan cepatnya paman Indra langsung mengirim nomor kontaknya jian tanpa menanyakan apa maksud dan tujuan andra meminta nomor kontaknya jian.

Setelah paman Indra mengirim nomor kontak jian, Andra si hacker yang jenius segera membajak nomor kontak tersebut.

Tak butuh waktu lama untuk Andra mengetahui letak keberadaan jian, dan apa pun aktifitas di telpon genggam milik jian.

Seperti hari ini, Andra sudah mengetahui bahwa pagi ini jian sudah menerima panggilan dari si Ibra yang ke 7 kali tapi tak di tanggapi oleh jian.

Berbagai pesan yang dikirim Ibra kepada Jian ,tak ada satu pun yang di balas oleh jian.

" Morning jian "

" Kamu lagi ngapain?

" Koq gak di balas!? "

" Telpon aku kenapa gak di angkat?? "

" Jian... Jian"

" Angkat donk sayang"

Andra mengernyitkan dahinya.

" hmmm ada hubungan apa antara jian dengan lelaki itu?

" mengapa dia begitu khawatirnya kepada jian?

Begitu banyak pertanyaan berkecamuk dalam otak Andra.

ting.. ting.. ting..

Ponsel Andra yang terhubung dengan ponsel jian kembali berbunyi.

Tanda masuk beberapa pesan lagi.

" Jian pleasa angkat donk telponnya"

" Jian kamu ga apa apa kan?!

" Jian pliiiiissss aku sangat

mengkhawatirkanmu"

Berbagai pesan diterima jian tapi tak satu pun yang di baca atau di balas oleh nya.

Andra yang sudah penasaran dengan keadaan jian langsung mencari keberadaan jian dari ponselnya.

Sedangkan di tempat lain Jian yang lagi menikmati masa bebas tugasnya memilih menghabiskan waktunya dengan berjalan jalan ke berbagai tempat keramaian.

Selain untuk menghibur hatinya yang gundah, Jian juga sedang menggeluti hobi barunya.

photografi.

Hobi baru yang sedang di lakukan oleh jian.

Sudah sedari pagi Jian mempersiapkan agenda hari ini.

Dimulai dari Taman bermain yang ada dilingkungan sekitaran rumahnya.

Rumah Jian terletak di ujung perumahan elit, di sekitar luar perumahan terdapat rumah rumah penduduk yang berada di ekonomi menengah kebawah.

Penduduk setempat sangatlah rajin memelihara taman buatan pemerintah dan menjaga kebersihan sekitaran taman tersebut.

Karena itu satu pengabdian mereka untuk pemerintah yang sudah menyediakan fasilitas bermain buat anak-anak warga sekitar tanpa mengeluarkan biaya.

Dengan memegang kamera dan menenteng tas punggung yang lengkap dengan cemilan dan air putihnya, jian mulai memotret keindahan ciptaan tuhan sambil berjalan menuju taman bermain.

Tak sedikit tetangga yang menyapa jian.

Jian termasuk tetangga yang ramah.

sesekali ia bertegur sapa dengan warga sekitar.

senyum Indah yang terukir di bibir manis jian selalu menghiasi cantik wajahnya.

Sudah sekitar 30 menit Jian memotret membuat kaki dan tangannya sedikit capek.

Ia segera menghampiri bangku taman, dan duduk di taman itu sambil minum air putih yang telah di sediakan dari rumah.

Jian begitu menikmati keadaan sekitar.

Ada begitu banyak Anak anak yang sedang bermain bersama sama dengan keluarga mereka.

kawasan yang jauh dari area perkantoran, membuat udara di pagi yang hangat ini tidak terlalu kotor.

Ada anak perempuan yang mungkin berumur setahun, begitu cantik nan imut sedang latihan berjalan di temani ayahnya, sang ibu sedang asyik menyemangati anaknya sambil duduk di tikar yang di gelar di tengah taman dengan mengatur beberapa bekal cemilan yang sudah mereka siapkan dari rumah.

kebahagiaan yang tergambar dari wajah mereka membuat Jian ikut tertawa ketika melihat si anak yang berusaha bangkit dan berjalan setelah beberapa kali terjatuh.

Tak luput Jian pun memotret keluarga kecil itu.

Tak jauh dari bangku yang diduduki jian, Andra begitu memperhatikan jian.

Tatap matanya kepada jian begitu tajam.

Andra terus memandangi Jian yang tersenyum manis.

Peluh di dahi jian, terlihat begitu memikat buat Andra...

dreeeeet. dreeeet..

Kembali ponsel jian dan Andara bergetar.

Andra yang hanya duduk di dalam mobil segera memasang earphone ke telinganya tanpa mengalihkan tatapannya dari jian.

Dilihatnya Jian yang sedang minum air, menghentikan tegukan nya.

Lalu jian merogoh tas punggungnya.

Diambilnya ponsel yang masih bergetar.

" Hal.... " belum selesai jian mengucapkan kata pembuka panggilan itu langsung saja terdengar suara lelaki yang tadi menghubunginya, mencerca jian dengan begitu banyak pertanyaan yang mengarah ke suara yang sedikit nyaring.

" kamu kemana ajah sih?!

kenapa dari tadi aku telpon gak di angkat?!

kamu gak apa- apakan?! kamu ada dimana sekarang?!

begitu banyak pertanyaan yang di lontarkan ibra kepada jian.

Andra masih mendengarkan percakapan mereka.

" Ya Allah ibra, tenang dulu.. " ucap jian dengan suara lembutnya

" kamu kenapa dari tadi aku telpon, aku sms tapi gak ada satupun yang di tanggapi?! kamu marah sama aku?! atau kamu memang sedang menghindari aku lantaran permintaan aku yang lalu?! "

Ibra masih saja mengeluarkan pertanyaan yang banyak dengan suara marah lagi..

Andra yang mendengarkannya saja udah sedikit emosi dengan ketidak sopanan Ibra kepada jian .

" ishh apaan sih. bawaannya suudzon mulu.. "

" kamu tarik nafas panjang dulu, lalu hembuskan dengan pelan biar hilang paniknya"

Jian masih dengan suara lembutnya menenangkan.

Tak di sadari Andra pun mengikuti apa yang di ucapkan jian. hehehehehhe

" Maaf aku dari tadi malam udah menyetel silent di ponsel aku, tadi pagi juga aku tidak sempat memeriksa nya. aku lagi jalan - jalan, dan aku baik baik saja.. " jelas Jian masih dengan suara lembutnya

Andra yang terus memperhatikan Jian dari dalam mobilnya merasakan kehangatan hati Jian.

" oke. kamu dimana?! apa aku bisa menemanimu?! aku akan langsung kesana skarang! " lagi lagi Ibra membuat si andra emosi.

" gak usah, aku cuma di taman dekat rumahku, dan sedikit lagi aku akan pulang, ibuku akan datang mengunjungiku. " tolak jian masih dengan suara lembutnya.

ahhhh... kenapa dia ini begitu lembut. kenapa juga laki laki itu sangat tidak sopan. ada hubungan apa dia dengan jian.

Begitu banyak pertanyaan di hati Andra..

jangan lupa jempol dan love nya yah readerssssku tersayang..

sarangheeeee😍😍😍😘😘😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!