Suara ledakan terdengar di sebuah pabrik besar, mesin yang sedang di perbaiki Tengku (Ayah tiri Ryuka) meledak karena korsleting listrik, itu semua karena Tengku yang menganggap remeh peringatan yang sudah di ingatkan tim nya untuk mematikan listrik sebelum mengerjakan perbaikan.
1 jam setelah kejadian.
Tengku dan Tim hanya mengalami luka ringan, lalu di paksa untuk menghadap petinggi perusahaan, Rifky Georgi.
Dengan angkuh Rifky melipat kedua tangannya di hadapan beberapa orang laki-laki yang sedang menunduk karena takut.
"Siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan ini?" Ucap Rifky dengan nada tegas.
Semua tim dengan kompak menunjuk Tengku, karena Tengku memegang kendali kelistrikan dan sudah mengabaikan peringatan penting tim nya.
"4 orang silahkan keluar, dan anda Pak Tengku ... Masih berhadapan dengan saya disini." Kata Rifky sambil menunjuk dada Tengku dan sedikit mendorongnya.
Di ruangan saat ini hanya ada Tengku, Rifky dan juga Fadli asistennya.
"Saya minta maaf Pak, atas kelalaian saya yang mengakibatkan kerugian pada pabrik, saya mohon jangan pecat saya." Mohon Tengku dengan wajah menunduk.
"Saya tidak sebaik itu Pak Tengku, selain di pecat anda akan berpindah tempat kedalam jeruji besi, karena sudah mengakibatkan kerugian 900 juta pada pabrik saya." Kata Rifky dengan dua tangan yang di masukan ke dalam saku celananya.
Tengku yang mendengar itu langsung bersimpuh dan memeluk kedua kaki Rifky, memohon agar di beri keringanan dan jangan sampai dimasukan kedalam penjara.
Rifky melirik tajam ke arah Fadli, dan dengan cepat Fadli menarik paksa tubuh Tengku dari kaki bos nya itu, tapi Tengku tetap bersikeras, hingga akhirnya Rifky bersuara dan membuat Tengku melepaskan pegangan pada kakinya.
"Saya beri waktu satu Minggu untuk membayar kerugian! Jika dalam tempo yang saya berikan anda kabur, saya dengan mudah bisa menemukan anda dan menyeret anda kedalam penjara."
Tengku yang seperti mendapat secercah cahaya langsung bersujud di hadapan Rifky dan bergegas keluar dari ruangan untuk pulang, dan memikirkan jalan keluar dari masalah ini.
***
Di rumah.
Tengku sudah menceritakan semua masalahnya pada Mira istrinya, Mira shock bukan main dan langsung pergi ke kamar anak satu-satunya Ryuka, dan menarik anaknya keluar kamar untuk membicarakan maksud dan tujuannya.
Mira mempunyai ide untuk menyerahkan Ryuka pada bos di perusahaan Tengku, karena menurutnya hanya itu satu-satunya jalan agar suaminya tidak di penjara.
Tapi bukannya mengiyakan, Ryuka malah menolak dengan keras.
"Kamu harus menggoda bos ayah, agar dia mau menikahimu, bosnya belum menikah, hanya itu cara instan agar kita keluar dari masalah ini, kamu cantik Ryuka, bos ayah pasti tidak akan menolak."
"TIDAK MAU BU!" Tolak Ryuka.
"Cuma kamu yang kita punya Ryuka! Apa salahnya menurut pada orang tua!" Sentak Mira, ibu kandung Ryuka.
"Tapi aku belum siap menjadi seorang istri bu, apalagi dia lelaki yang tidak aku kenal."
"Baiklah kalau begitu, cari uang sebesar 900 juta untuk mengganti rugi kesalahan ayah, biarpun dia berstatus ayah tiri tapi dia sudah memberi makan kamu selama ini!"
Kenapa harus aku yang menanggung? Ayahpun tidak pernah bersikap baik padaku selama menikah dengan ibu, bahkan untuk kuliah aku berjuang mati-matian bekerja tanpa meminta sedikitpun padanya. Batin Ryuka.
Tengku yang mendengar perdebatan istri dan anak tirinya hanya bisa duduk sambil memijat kening, memikirkan nasibnya yang hanya di beri waktu 1 Minggu untuk membayar ganti rugi mesin pabrik yang sudah meledak karena kecerobohannya saat bekerja.
Ryuka menangis tersedu, dia terus di desak oleh ibunya sendiri, bukan hanya itu ... Mira juga mengungkit semua jasanya dari mulai Ryuka di lahirkan hingga menjadi besar seperti sekarang.
Sudahlah, aku hidup memang untuk menikmati kesengsaraan, untuk apa aku menolak, toh aku sudah terbiasa. Batin Ryuka.
"Baiklah bu, lakukan apa yang ibu mau." Ryuka sudah pasrah dan tidak membela dirinya lagi kali ini.
Tengku mengulas sedikit senyumnya pada Mira, tanpa pikir panjang lagi Mira langsung menyuruh Ryuka berganti baju dan berdandan.
Mira memilih dress di atas lutut untuk Ryuka gunakan.
"Bu, aku harus memakai celana lagi jika memakai dress itu." Protes Ryuka.
"Kampungan kamu ini, gimana caranya kamu mau menggoda bos ayah kalau pakai baju tertutup." Ucap Mira yang terus memaksa Ryuka untuk menggunakan mini dress itu.
Lagi-lagi Ryuka harus pasrah dengan semua perintah ibunya, dia berjalan dengan sangat tidak nyaman, karena bisa saja angin berhembus dan memperlihatkan area tubuhnya, tangannya terus menahan ujung dress agar tidak terangkat.
Dengan mobil tua, mereka datang ke kantor Rifky, tentu saja dengan perjanjian sebelumnya melalui asistennya, Fadli.
Untuk apa berdandan cantik? aku sudah menebak bos nya ayah adalah perjaka tua yang tidak sempat mencari pasangan di masa mudanya, nasib ... nasib ... Aku terus memimpikan pria di drama Korea untuk menjadi pasanganku nanti, tapi kenyataannya aku harus bersanding dengan pria tua untuk menebus hutang orang tuaku. Ryuka terus bermonolog di dalam hati sepanjang perjalanan.
Fadli sudah menunggu, di lobby ... Untuk mengantar Tengku dan juga keluarganya masuk ke ruangan kerja Rifky.
Siapa ini? dia masih terlihat muda.
Fadli hanya tersenyum sekilas pada Ryuka dan juga ibunya, lalu mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam lift.
Di sepanjang perjalanan, hati Ryuka tak henti-henti berdebar karena terus memikirkan bos ayahnya yang dia fikir sudah perjaka tua.
Pintu ruangan di buka menampilkan tubuh tinggi tegap dari belakang, pria yang sedang memandang ke arah jendela lalu dengan perlahan berbalik, menunjukan wajah tampannya yang belum pernah Ryuka bayangkan sebelumnya.
Aku lebih pantas jadi pembantunya kalau bos nya tampan seperti ini. Ryuka.
"Mana uangnya?" Ucap Rifky tanpa berbasa-basi.
"Ng ... Begini pak Rifky, sa-saya mau melakukan penawaran, B-bagaimana ji-jika saya berikan anak saya untuk bapak jadikan sebagai istri atau pelayan seumur hidup tanpa di gaji pun tak apa, dia bersedia." Ucap Tengku dengan antusias, di ikuti anggukan kepala dari Mira.
Saat seperti ini aku rindu ayah kandungku, ayah tiriku memperlakukan aku seperti manusia yang tak mempunyai perasaan dan harga diri sebagai seorang wanita. Ryuka.
Mata Rifky lalu memandang dia wanita yang ada di samping Tengku, yang satu dengan usia sekitar 50, dan yang satunya terlihat muda, siapa lagi kalau bukan Ryuka yang berdandan dengan pakaian serba mini ala ibunya sendiri.
Rifky diam sejenak, keadaan diruangan mendadak hening, hanya ada suara hentakan jari Rifky yang mengetuk-ngetuk meja karena sedang berfikir, sambil matanya terus memandang ke arah Ryuka.
Tidak ada salahnya dengan penawaran ini, dan sepertinya wanita ini ada sedikit fungsinya di hidupku, Rifky.
"Deal! Serahkan wanita itu sekarang juga, aku akan menggunakan dia Sampai 900 juta itu aku anggap impas, tapi jika wanita ini berkelakuan merugikan, aku tidak akan segan meminta 900 juta itu tanpa alasan apapun, atau nyawamu yang akan jadi taruhannya." Ucap Rifky yang membuat darah Tengku berdesir mendengarnya.
Mira dan Tengku dengan kompak mendorong Ryuka sampai wanita itu terhuyung dan hampir terjatuh di dekat Fadli, untung saja asisten Rifky orang yang sangat cekatan, dengan cepat dia menahan tubuh Ryuka.
"Bawa dia ke apartemen." Titah Rifky pada Fadli.
Fadli membawa Ryuka dan meninggalkan Rifky dengan orang tua Ryuka di kantor, ada beberapa surat perjanjian yang harus di tanda tangani di atas materai oleh Tengku perihal kesepakatan ini.
Pada intinya, selama Ryuka belum di pulangkan, Tengku dan Mira di larang mengunjungi ataupun Ryuka tidak boleh sama sekali menemui orang tuanya sampai batas waktu yang Rifky tentukan.
Tanpa basa-basi Tengku langsung menandatangani surat kontrak itu, begitupun dengan Mira selaku ibu kandung Ryuka ... Tidak ada raut wajah sedih saat melihat anaknya di bawa oleh Fadli ke luar ruangan, yang terpenting adalah suaminya saat ini.
*Di apartemen.
"Maaf nona sebelumnya, bolehkah saya tahu siapa nama anda?" Tanya Fadli dengan sopan pada Ryuka yang sedari tadi menatapnya tajam.
"Ryuka." Sahutnya ketus.
"Perkenalkan saya Fadli, asisten pribadi pak Rifky."
"Hm."
"Baik nona Ryuka, untuk sementara anda tunggu di apartemen ini dulu sampai nanti ada instruksi selanjutnya dari pak Rifky."
Ryuka mengigit bibir bawahnya, memikirkan bagaimana dia nanti berganti pakaian dan perlengkapan skincarenya yang baru saja dibeli dari gaji dia bekerja.
"Fadli, bagimana dengan baju-bajuku, skincare? Make up? Apa aku di perbolehkan pulang dulu nantinya?" Tanya Ryuka.
"Kita tunggu instruksi dari pak Rifky ya nona." Jawabnya dengan pelan.
Lagi-lagi semuanya harus instruksi orang itu, lagipula aku gak akan kabur kok.
Ryuka mendengus sebal, dia berjalan-jalan melihat sekeliling ruangan apartemen, duduk ... Lalu kembali berjalan-jalan karena saat ini perasaannya tak tenang, tentang bagaimana instruksi selanjutnya yang akan di perintahkan oleh Rifky.
Beberapa jam kemudian, Pintu apartemen terbuka dan menampilkan Rifky yang berjalan sambil membuka dasi dan beberapa kancing kemeja atasnya,
"Fadli, siapkan kamar untuk wanita ini, setelah itu kau langsung masuk ke dalam ruang kerjaku." titah Rifky tanpa memandang Ryuka sedikitpun.
"Baik pak."
"Ayo nona, saya antar anda ke kamar tamu."
"Bajuku! skincare ku! Bagaimana? Tolong tanyakan!!!" Rengek Ryuka dengan nada berbisik pada Fadli yang berjalan lebih dulu di depannya.
Fadli tetap pada tujuannya, memberikan kamar tanpa menanggapi apapun, sampai pada akhirnya Ryuka di buat kesal olehnya.
Kaki kecil Ryuka dengan sengaja menginjak sepatu Fadli, dan itu lumayan kencang, sampai pria itu akhirnya berhenti mengacuhkannya.
"Awhhh sshhh ... Baik nona, nanti akan saya tanyakan, saya tidak ada waktu berbicara apapun dengan anda, nanti saya yang akan di marahi oleh Pak Rifky, silahkan beristirahat... Saya permisi." Ucap Fadli dengan wajah sedikit kesal, lalu menutup pintu kamar Ryuka.
"Aku gak bisa tidur pakai dress kayak gini!!! Arghhhh ... " Racau Ryuka sambil menghentakkan kakinya ke lantai karena kesal.
.
.
Hampir tengah malam, Fadli kembali ke apartemen.
Setelah menyelesaikan perintah Rifky yang memerintahkan asistennya itu untuk mengambil beberapa barang penting Ryuka di rumah orang tuanya.
*Pintu kamar Ryuka di ketuk.
Dengan wajah kesal, Ryuka membuka pintunya.
"Apa?!" Katanya ketus.
Fadli menyerahkan satu tas besar, yang berisi baju, pakaian dalam beserta skincare yang Ryuka minta.
"Apa ini?!" Ryuka langsung bergegas membuka resletingnya, yang ternyata barang yang dia inginkan sudah tersedia di dalam sana, tapi wajahnya mendadak merah kala melihat pakaian dalamnya lengkap di dalam sana.
"Hey! Kamu melihat pakaian dalamku!!!!" Teriak Ryuka.
"T-tidak nona ... "
"Buktinya, ini ... Apa ini!!! Bagaimana caranya kamu tidak melihat sedangkan barang ini ada di dalam tas!!!" Ucap Ryuka yang menunjukkan pakaian dalamnya yang berwarna hitam di hadapan Fadli.
"Tadi ibu anda yang menyiapkan." Sanggah Fadli dengan tenang.
Awhhh sial! Aku lupa ... Aku sendiri yang memperlihatkan pakaian dalamku sekarang padanya!!!
*Brughhhh
Ryuka menutup pintu kamarnya karena sudah terlanjur malu pada Fadli, karena tanpa sengaja sudah menunjukan barang pribadinya.
Fadli hanya bisa menggaruk tengkuknya, lalu berjalan meninggalkan kamar Ryuka.
***
Esok harinya.
Terdengar bunyi mendesis dengan wangi sedap yang datang dari arah dapur, Ryuka perlahan melangkahkan kakinya keluar kamar, tangannya memegang perutnya yang dari semalam menahan rasa lapar.
Dari jauh, nampak punggung tegap dan bahu lebar yang sedang sibuk dengan peralatan dapurnya, Rifky yang sedang menyiapkan sarapannya.
"Ng ... Selamat pagi pak." Ucap Ryuka gugup.
Rifky sama sekali tidak membalas sapaan Ryuka, dia hanya menolehkan kepala sedikit dan itupun hampir tak terlihat.
Tuli!!!! Ryuka.
Ryuka memberanikan diri lebih mendekat, karena Rifky mengacuhkannya, "Pak." Ryuka kembali menyapa, dengan kepala sedikit di miringkan ke arah Rifky yang sedang membelakanginya.
Rifky terlihat menghela nafasnya, pria itu kemudian membalikan badannya ke arah Ryuka. "Ada apa?!" Sahutnya dengan tatapan dingin.
"Apa ada makanan untuk saya? Dari semalam saya belum makan." Ucap Ryuka dengan kedua tangan memegang perutnya yang rata.
Rifky berjalan mendekat pada Ryuka, matanya terus memandang wajah Ryuka dengan tajam, "Seharusnya kau sadar diri disini! Kau dengar kemarin ayahmu berhutang padaku dan memberikan kau sebagai alat pembayarannya? Harus nya kau bisa memposisikan diri sebagai seorang yang berguna disini!"
"Mm-maaaf pak, Ss-saya bersalah, seharusnya saya bangun lebih pagi dan menyiapkan makanan untuk bapak."
"Ku ingatkan sekali lagi, jika kau melakukan perbuatan yang merugikan apapun itu, salah satu contohnya pagi ini, membiarkan perutku lapar di pagi hari, maka yang akan kena imbasnya adalah ayahmu!"
Ryuka mengatupkan kedua tangannya, matanya terpejam sambil terus memohon maaf pada Rifky, "Saya mohon maaf sebesar-besarnya pak, saya tidak akan mengulanginya lagi."
Rifky menyunggingkan senyum sinisnya, sebelah tangannya mengambil ayam panggang yang sudah dia siapkan tadi, dia berjalan melewati Ryuka begitu saja ke arah meja makan.
Lalu aku bagaimana???? Ryuka.
Ryuka bingung harus bersikap apa saat ini, dia hanya bisa mematung di dapur, menunggu instruksi selanjutnya dari Rifky.
"Makanlah sesuatu yang ada di kulkas, setelah itu mandi dan bersiap, lakukan dan jangan bertanya apapun!"
"Bbb-baik pak." Sahut Ryuka yang langsung bergegas ke arah kulkas untuk melihat makanan yang bisa di santap pagi ini.
Ryuka memutuskan untuk mengisi perutnya dengan 2 telur rebus, karena hanya itu yang tersisa.
Setelah 2 butir telur itu matang, Ryuka hendak membawanya ke dalam kamar menggunakan mangkuk, tapi sayangnya mata elang Rifky sudah lebih dulu melihatnya. "Saya tidak ingin kamar di apartemen ini berbau makanan apapun, untuk apa ada meja makan?!"
"I-iya pak, mm-maaf." Ryuka langsung berjalan cepat ke arah meja makan, mendudukan dirinya bersebrangan dengan tempat duduk Rifky.
"Besok kita menikah."
*Uhuk... Uhuk ...
Ryuka sedikit menyemburkan telur rebus yang ada di dalam mulutnya karena terkejut dengan apa yang Rifky katakan.
Secepat itu!!!! Walaupun dia tampan, tapi kenapa hati ini sama sekali tidak tertarik, mungkin ketampanannya tertutup karena sikap arogannya. Ryuka.
"Kenapa? Kau menolak?" tanya Rifky, dagu nya sudah terangkat dengan angkuh, saat melihat Ryuka tersedak makanan yang sedang di kunyah.
"Tt-tidak pak, saya mm-mau."
Rifky lalu terkekeh, dengan bangganya dia berkata, "Sudah pasti kau mau, wanita mana yang bisa menolak pria sempurna seperti saya."
Aku!!!! sebenernya aku menolak !!!!! Dasar pria narsis! Ryuka.
.
.
.
Ryuka sudah berada di butik, dia dan Rifky sedang melakukan fitting baju pengantin, hanya ada satu baju yang mereka gunakan nantinya, menandakan pesta yang akan di gelar akan sangat singkat.
Aku memang pernah berdoa agar diberi pendamping pria yang kaya raya, tapi aku lupa meminta yang hatinya baik dan tulus mencintaiku, Ryuka.
***
Pernikahan di gelar di kediaman orang tua Rifky, kedua orang tua Ryuka hadir, begitupun dengan ibu Rifky (Hana Rossa), dan adik perempuan satu-satunya ( Anggita.)
Tak banyak yang hadir, hanya beberapa saksi dan anggota keluarga inti, saudara dan teman dekatpun tidak Rifky undang, acara pernikahan yang hanya berjalan kurang lebih satu jam itu kini sudah berakhir, orang tua Ryuka pun sudah di persilahkan pulang oleh Fadli atas suruhan Rifky yang tak ingin berlama-lama melihat wajah Tengku di rumahnya.
Ryuka yang masih memakai gaun pengantin nampak kebingungan saat menaiki tangga, semua manusia yang semula berkumpul di ruang keluarga satu persatu memisahkan diri, termasuk Rifky.
"Aku harus kemana? Tadi Fadli bilang, kamarku ada di lantai 2 ... Tapi pintu mana yang harus aku buka? Aaaaa, menyebalkan!" Umpat Ryuka, tangannya sibuk menaikan gaun yang menganggu langkah kakinya.
Terlihat Fadli keluar dari salah satu pintu di lantai 2, Ryuka langsung bergegas menghampirinya, "Fadlii!!!! Aku harus kemana?" Oceh Ryuka.
"Silahkan masuk di pintu yang sebelah kanan nona, Yang sebelah kiri ini adalah ruangan kerja Pak Rifky."
Terserah, aku hanya ingin tahu kamarku. Ryuka.
Saat Ryuka memasuki kamarnya, alangkah terkejutnya dia melihat kamar yang luasnya berkali-kali lipat dari luas kamarnya, dengan ornamen serba hitam putih menambah kesan estetik ruangan kamar dan seisinya. "Waaah, ini kamarku?" Kata Ryuka dengan antusias.
Ryuka sedang melihat-lihat satu persatu hiasan kamar, lalu matanya melihat ada satu foto yang terpajang di atas nakas, foto Rifky bersama seorang wanita dengan rambut panjang yang sedang tersenyum ceria dengan wajah yang saling menempel.
"I-ini Ss-siapa? Pacarnya? lalu kenapa aku di nikahi?"
"Jangan sentuh foto itu!" Suara bariton terdengar dari belakang badan Ryuka, kedatangan Rifky yang sama sekali tidak Ryuka sadari karena terlalu fokus dengan apa yang dia lihat.
"Maaf pak." Ucap Ryuka sambil meletakan kembali foto itu dengan terburu-buru.
"Duduk disana, saya mau bicara!" Kata Rifky, tangannya menunjuk ke arah sofa.
"Baik pak."
.
.
Rifky duduk di samping Ryuka, masih dengan jas pernikahan yang lengkap, begitupun dengan Ryuka.
"Kita menikah hanya sekedar status, selebihnya kita tidak akan menjalani pernikahan ini sebagaimana dengan pasangan yang lain, saya tidak akan mencintaimu, begitupun kamu di larang mencintai saya, bersikap lah seperti pelayan yang siap melayani saya apapun selama 24 jam, tapi tidak dengan melayani seperti suami istri di atas ranjang, karena sejujurnya saya tidak sudi tidur satu ranjang dengan wanita sepertimu, dan ingat ! Kau harus banyak sadar diri, kau disini untuk melunasi hutang ayahmu, ketika aku sudah menceraikanmu nanti... Itu artinya hutang ayahmu sudah lunas."
"Baik pak."
Walaupun nanti statusku janda, tapi aku masih perawan. Dan aku juga tidak sudi tidur seranjang dengan pria arogan sepertimu.Ryuka.
***
"Apa?! Rifky sudah menikah?!" Teriak Alea Azhari pada asistennya, saat mengabarkan bahwa Rifky sudah menikah dengan seorang wanita.
Alea Azhari adalah mantan kekasih Rifky, mereka berpacaran 4 tahun lamanya, alasan mereka berpisah karena orang tua Alea menjodohkannya dengan pengusaha asal negeri Jiran, pria yang menurut orang tua Alea lebih kaya raya di bandingkan dengan Rifky. Alea pun tidak menolak, dia menerima perjodohan itu tanpa penolakan, lalu dengan mudahnya dia memutuskan hubungannya dengan Rifky, tapi saat mengetahui jika sebenarnya pengusaha negeri Jiran itu sudah mempunyai istri, Alea memutuskan pertunangannya lalu kemudian berpisah, dia berharap bisa kembali dengan Rifky, tapi kenyataan pahit datang padanya, saat mengetahui Rifky sudah menikah.
"Betul, nona ... itu info yang saya dapat dari asisten pribadi pak Rifky."
"Rifky!!!!!!!!!!!! Aku harus datang ke rumahnya sekarang juga, dia harus tau apa yang sudah terjadi padaku saat ini, dan memintanya untuk kembali!" Ucap Alea dengan wajah merah padam.
.
.
Rifky merasakan kakinya yang pegal karena acara pernikahan singkat tadi siang, lalu dia meminta untuk Ryuka memijatnya.
Enak juga punya pelayan wanita berkedok istri, tidak usah reservasi untuk menggunakan pelayanannya, bisa melakukan apapun yang ku perintahkan. Rifky.
Ryuka naik ke atas ranjang Rifky, dengan Rifky yang sudah tertidur tengkurap dengan menggunakan kaos dan celana pendek di atas lutut.
"Pijat kaki saya, banyak di luar sana wanita yang menginginkan posisi kamu, jadi gunakanlah sebaik mungkin."
Banyak, tapi aku bukan salah satunya! Ryuka.
"Baik pak."
Ryuka memijat kaki Rifky dengan lembut, pijatannya mengarah dari ujung kaki hingga atas lututnya.
"Kau tidak di beri makan disini hah?!" Umpat Rifky karena pijatan Ryuka yang menurutnya tidak bertenaga.
"Di-diberi pak."
"Lalu kenapa pijatannya seperti orang yang berpuasa satu bulan?"
Ryuka langsung otomatis mengencangkan tekanan pijatannya, keningnya berkeringat karena takut bercampur gugup.
Suara ketukan pintu menyelamatkan Ryuka kali ini, Rifky langsung menyuruhnya untuk membuka pintu kamarnya.
Pintu di buka lalu menampilkan Anggota, yang sekarang berstatus sebagai adik iparnya. "Bilangin kak Rifky, pacarnya datang!" Ucapnya ketus, lalu pergi meninggalkan Ryuka.
"Pp-pacarnya?" gumam Ryuka sambil menutup pintu kembali.
Di berjalan ke arah Rifky yang sudah mulai memejamkan matanya, tangannya dengan lembut mengusap kaki Rifky. "Pak, ada tamu, katanya pacar bapak datang."
Rifky langsung melotot di buatnya, "Hah? Pacar? Siapa?" Ucapnya sambil beringsut bangun dari posisi tengkurapnya.
"Saya tidak tahu pak."
"Kamu ikut dengan saya! Kali ini kita harus terlihat seperti pasangan pada umumnya, imbangi saya, jika tidak ... Ayahmu akan masuk bui!"
Itu lagi, itu lagi! Ryuka.
Ryuka yang menggunakan dress hitam selutut keluar kamar, dengan tangan yang di genggam erat oleh Rifky.
Terlihat di lantai bawah, Alea yang sedang mengobrol dengan Hana dan juga Anggita.
Alea? Rifky .
Wanita itu, dia yang ada di foto!!!!!! Cantiknya. Puji Ryuka di dalam hati.
Rifky makin mengeratkan genggaman tangannya pada Ryuka saat tiba di lantai bawah, dan itu membuat Alea semakin panas melihatnya.
"Rifky, kamu bercanda kan? Kamu nikah pura-pura kan? Jawab Rifky!!!" Ucap Alea, tepat di hadapan Rifky.
Rifky mengangkat genggaman tangannya pada Ryuka, lalu menciumnya di hadapan keluarganya dan juga Alea, "Perkenalkan, dia istriku ... Ryuka."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!