Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 1
“Huf... Ini bukan pekerjaan yang mudah,” kata seorang gadis yang menghela napas lelah di tempat nya. Di depan nya ada bayi kecil yang bermain dengan barang mainan nya di sebuah rumah.
Gadis itu kemudian mendekat memberikan botol susu pada nya. Lalu terdengar suara bel pintu berbunyi membuat nya berdiri dan membuka pintu.
Seorang wanita lebih tepat nya datang dengan wajah ramah. “Aku sudah kembali, terima kasih untuk pekerjaan mu menjaga bayiku... Ini uang nya,” dia memberikan amplop pada gadis itu.
“Tak masalah, aku akan kembali lagi,” balasnya menerima amplop itu dan langsung berjalan pergi.
Dia bernama Leandra Everilda yang saat ini tinggal di distrik bebas dengan banyak hukum maupun banyak nya kegelapan kejahatan.
Distrik ini Bernama, “Gang Distrik.” Di namai seperti itu karena Distrik ini sangat banyak menampung kejahatan, kriminal, obat terlarang, pembunuhan, dan masih banyak kasus yang lain nya. Tapi semenjak ada polisi yang bertugas di Distrik ini sesuatu yang gelap nya menjadi berkurang meskipun nama nya belum di ganti.
Kali ini akan menceritakan malam yang sangat panjang dan penuh hal yang begitu berbeda.
Pada malam hari ini, terlihat sebuah mobil biasa berhenti di sebuah gang yang sangat dalam diantara apartemen yang sangat banyak itu. Di isikan 3 orang dengan ciri-ciri sebagai berikut, yang pertama memiliki rambut pirang panjang yang sedang memegang kemudi, yang kedua memakai penutup tudung jaket dan memakai masker penutup dan yang terakhir bertubuh agak gendut. Mereka bertiga berada di dalam mobil membicarakan sesuatu.
Pria rambut pirang: “Baiklah Guys, malam ini adalah sebuah malam kesempatan untuk kita menjadi orang lain dan untuk menjadi jahat yang ditakuti dan juga di kagumi. Yakni menjadi bagian dari, “Topeng Buas.”
Pria gendut: “Tentu saja, kita harus bergabung dalam organisasi itu.”
Pria tudung jaket: “Aku masih bertanya-tanya kenapa kalian mau bergabung begitu saja pada Geng itu?”
Pria rambut pirang: “Berapa kali aku harus menjelaskan nya padamu. Kesempatan seperti ini sangat jelas sekali, jangan di sia siakan begitu saja, jika kita bergabung dalam geng ini. Geng Topeng Buas pastinya akan menjadi 6 orang. Kita bisa belajar langsung bagaimana caranya merampok nantinya.”
Pria gendut: “Lalu apa rencana mu sekarang?”
Pria rambut pirang: “Baiklah, ini rencana nya... Dengar kan aku. Untuk masuk ke geng Topeng Buas, kita perlu membuktikan keberanian dan pengabdian kita dan itu akan membuat mereka terkesan. Jadi kita hanya harus menculik seseorang, mungkin seorang gadis malah akan sempurna. Kita akan mengasingkan nya sehingga orang tua nya sadar dia hilang dan akan melaporkan nya pada polisi dan jelas media akan meliput kasus ini.
Setelah beberapa hari untuk memastikan Topeng Buas melihat berita itu, kita akan memberikan gadis itu. Dengan cara ini kita dapat membunuh dua burung dengan satu batu. Yang artinya kita menunjukan komitmen kita dan memberikan mereka gadis baru, dan yang perlu kita lakukan di sini adalah menunggu korban yang tepat.”
Pria gendut: “Baiklah bagaimana yang di sana itu?” Dia menunjuk seorang Nenek tua yang sedang berjalan di pinggir gang tersebut.
Pria rambut pirang: “Apa? Nenek-nenek? Apa kau becanda man.... Dia itu terlalu tua, tidak akan ada yang menyadari nya hilang, bukan kah aku sudah bilang kalau lebih sempurna itu gadis, kalo bisa sih yang cantik, imut dan manis.”
Tuk! Tuk!
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kaca, mereka menoleh dengan bingung, seketika terlihat seorang gadis mengintip di kaca itu membuat mereka bertiga terkejut.
“Ahhh sialan...! Aku hampir terkejut...” Pria rambut pirang itu membuka kaca jendela. “Apa yang kau inginkan gadis?” tatap nya dengan dingin dan membosankan.
“Maaf kan aku, aku tadi dalam perjalanan pulang dari mengasuh anak dan sepertinya jalan yang aku lewati salah. Jadi mungkin apakah ada yang bisa membantu ku?” kata gadis itu yang rupanya Leandra dengan tatapan agak takutnya.
“Apakah kita terlihat seperti uber?! Pergi, kami sedang sibuk sekarang,” Pria tudung jaket itu melirik dengan kesal.
“Oh... Ok, baiklah, aku tidak ingin mengganggu, jadi... e... Aku pergi saja hehe,” Leandra mundur dan berjalan pergi ke depan membuat mereka terdiam memperhatikan nya.
Pria rambut pirang: “Tunggu... Kenapa aku baru sadar sesuatu?”
Pria tudung jaket: “Apa nya?”
Pria rambut pirang: “Bukan kah dia itu Gadis...?” Mereka Kembali terdiam sebentar dan terkejut baru sadar. Padahal kesempatan bagus malah di sia siakan.
“Kau ini bodoh, bagaimana tidak menyadari nya, gadis itu juga terlihat sangat manis, cepat bawa masuk ke sini saja,” kata Pria tudung jaket itu.
“Iya iya, aku paham itu… Bukankah kau yang malah mengusirnya tadi? Biarkan aku beraksi,” Pria rambut pirang itu keluar.
Di depan nya yang agak jauh. Leandra berjalan sambil menatap ke ponsel nya. “Gezz... Sepertinya aku harus memutar jalan yang tadi, mana sudah malam juga...” dia menghela napas panjang. Tapi Pria tadi memanggilnya.
“Hei Gadis... Sepertinya kami berubah pikiran. Kami dapat membantumu, masuk saja, kami akan mengantar mu ke tempat mu,” dia mengatakan sambil berjalan mendekat.
“Wah benar kah, terima kasih, aku hargai itu,” Leandra langsung senang dengan wajah polosnya itu lalu berjalan melihat ke dalam mobil. “Hai... Gadis baik, di sini,” dia menyapa. Di dalam ada Pria gendut dan Pria tertutup jaket tadi
Saat Pria gendut itu menoleh, ia terkejut tak percaya, tepatnya tak percaya ketika ada efek khusus membantu penglihatan nya menilai bahwa Leandra sangat cantik dan manis. “Di-dia... Bidadari.... Sangat manis!!” dia langsung terkesan. Sementara Pria bertudung itu mengelus elus telapak tangan nya sendiri dan tertawa dalam hati.
Hal itu membuat Leandra terdiam bingung, ia lalu ragu untuk masuk. “Um... Anu ada apa dengan teman teman mu ini, kenapa yang satu meneteskan air liur dan satunya seperti merencanakan hal jahat?” Leandra bertanya polos pada Pria pirang itu.
“Oh, jangan hiraukan itu, itu memang kebiasaan mereka, jangan khawatir, tak ada yang menggigit kok, jadi masuk saja,” balas nya sama-sama menggunakan wajah licik merencanakan sesuatu.
Tapi Leandra terdiam dan mundur perlahan. “Lupakan saja, sepertinya aku sudah ingat jalan di sini…” sepertinya dia sudah tahu situasinya yang membuatnya langsung mencoba lari karena sepertinya dia tahu mereka bertiga bukan lah orang yang baik.
“Hei tunggu, jangan pergi!” Pria rambut pirang itu jadi panik.
“Sampai jumpa!” tapi Leandra tetap berbalik akan berjalan pergi.
“Aku bilang tungguuuu!!” tiba-tiba dia berhasil memeluk nya dari belakang dan mengangkat nya.
“Aaaahhhhh apa yang kau lakukan!!! Brengsek.... Jangan sentuh aku!!!” Leandra memberontak berteriak.
“Sudah kubilang masuk mobil saja, kau benar-benar menyusahkan... Btw perutmu rasanya bagus juga ya.”
“Aaahhhkk menjijikan!!!” Leandra memberontak kencang.
“Utk sial... Seberapa kuat kau ini. Hei cepat bantu aku, kawan!!” Pria pirang itu berteriak lalu Pria bertudung keluar. “Kau harus tenang gadis, ini adalah penculikan... Masuk kan saja dia di bagasi,” dia keluar akan menangkap kaki Leandra.
"Tidak!! Tidak!!!" Leandra hanya bisa berteriak di malam itu.
Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 2
Tapi siapa yang menyangka, Leandra bisa melawan.
“Pergi... Brengsek!!” Leandra mengangkat kakinya dan menendang pipi Pria itu hingga terpental.
DUAGH!!
“Ahk!!”
“Oh, astaga Girl!! Kau benar-benar memiliki anugrah tendangan kuat!!”
“Ugh sial... Punggungku hampir patah,” dia mencoba bangun dari tendangan tadi.
“Kau baik-baik saja kawan!!” Pria pirang itu ikut terkejut melihat nya.
“Ini menyakiti ku,” Pria bertudung itu hanya bisa perlahan bangun.
“Cih lupakan saja... Masuk ke pintu tengah, gadis,” Pria pirang itu mendorong Leandra untuk masuk melalui jendela mobil yang terbuka tapi tak di sangka sangka kaki Leandra menahan bagian atas pintu kaca mobil.
Yang ada di dalam yakni Pria gendut yang menjadi melihat pinggul nya yang ada di kaca mobil. “Wooo lihat ini... Bagaimana bisa se-imut ini,” dia perlahan malah menyentuh nya.
“Kau harus patuh gadis,” kata Pria rambut pirang itu masih saja terus memeganginya bahkan mencoba mendorong Leandra masuk ke dalam mobil.
Tapi tiba-tiba. “Ahhh!!” Leandra berteriak terkejut.
“Sekarang apa huh?”
“Salah satu teman brengsek mu menyentuh pantat ku!!” Leandra melirik dengan kesal.
“Bung... Apa yang sedang kau lakukan?” Pria rambut pirang itu melihat ke dalam.
“Oh, ini benar-benar seperti peach lembut!!” Pria gendut itu mencubit besar pantat Leandra.
“Aahhhhh kamu kurang ajar!!!” Leandra terkejut dan langsung mendorong dengan kakinya sehingga Pria rambut pirang yang memegangi nya dari belakang itu menjadi terdorong hingga terbentur ke dinding melepas Leandra. “Aduh... Sial punggung ku…”
Kesempatan itu di manfaat kan Leandra untuk melihat sekitar dan menemukan sebuah payung hitam di sana yang sepertinya terjatuh dari dalam mobil, lalu mengambil payung itu dan memanjangkan nya kemudian langsung memukul wajah Pria itu.
DUAG!!
“Ah sial...” dia menutup wajah nya dengan hidung yang mimisan.
“Kau brengsek!!” teriak Leandra yang tak sampai di situ, dia juga memukul dari bawah bola Pria itu. Suara yang tak bisa di jelaskan menjadi menghiasi betapa sakitnya dia sekarang.
“Ugh... Sial,” dia langsung terjatuh memegang selangkangannya.
“Sial... Gadis apa sih itu?” Pria bertudung itu menjadi berdiri dan mendekat perlahan. “Tenang gadis, jangan paksa aku menyakiti mu, kau hanya harus diam,” dia mencoba mendekat tapi tiba-tiba sebuah tas besar memukul nya dari atas dan ia langsung terpukul jatuh. Leandra menjadi terdiam bingung dan hanya melihat itu.
Lalu di susul ada jutaan uang lembaran yang jatuh. Membuat Leandra langsung menoleh ke atas.
“Apa itu?” Pria rambut pirang itu juga ikut menengadah.
Mendadak sesuatu jatuh sangat keras di mobil membuat mobil itu penyok dan pecah kaca nya. Hal itu membuat mereka semua terdiam terpelongoh karena yang jatuh itu adalah seseorang berpostur tubuh pria yang besar. Bahkan tubuhnya itu seperti besi bangunan yang keras, langsung membuat penyok mobilnya di bagian bangku depan hingga bangku tengah.
BRACK!!
Di susul suara alarm mobil berbunyi kemudian mati.
“Sial... Punggungku, untung ada mobil ini,” kata Pria itu dengan pakaian hitam dilengkapi penahan senjata dan sabuk-sabuk senjata jarak jauh maupun dekatnya yang terlihat seperti perampok ilegal dan satu hal yang membuat tidak percaya. Dia memakai topeng berbentuk macan itu.
“Astaga... Itu Tora!!! Macan, salah satu dari beast mask!!” Pria pirang itu terkejut. Tak hanya dia, semuanya pun juga.
Lalu Pria besar bertopeng itu menoleh pada nya. “Yo Jou... Berantakan sekali di sini huh, apa yang kau lakukan di sini?” dia berdiri dan membersihkan dirinya. Bahkan tak ada rasa patah punggung, tubuhnya benar-benar terlihat sangat kuat.
“Ak-aku hanya ingin… Menangkap ga-gad—
WIU-WIU-WIU
Tiba-tiba suara sirene polisi terdengar membuat mereka terdiam.
“Kau menghubungi polisi huh?” Pria bertopeng itu menggunakan nada tegas sambil mengambil tas besar tadi yang rupanya isinya uang sangat banyak. Sudah jelas bahwa dia merampok dan melompat dari apartemen atas untuk melarikan diri dengan cara berani.
“Bu-bukan aku...!!” Pria rambut pirang langsung menggeleng.
Tapi mereka mendengar sebuah suara. “Polisi akan datang, tunggulah kami di sana,” dari sebuah ponsel.
Mereka langsung menoleh pada Leandra yang rupanya memegang ponsel menghubungi polisi. Rupanya dia yang melakukan nya, dia menghubungi polisi dan saat ini dia juga menatap ke mereka dengan tatapan kosong dan polos.
Suasana diam, tapi seketika dan saat itu juga Leandra berlari melarikan diri tapi Pria bertopeng itu malah mengejarnya.
“KEMARILAH KAU GADIS!!” panggilnya, tapi Leandra tetap berlari dengan panik.
“Astaga... Aku mimpi apa kemaren!!!!?”
“Kau harus akui, kakiku lebih panjang!” tambah Pria besar itu yang masih mengejar Leandra yang terengah-engah.
Tiga Pria penculik tadi menjadi terdiam sambil kemudian mendengar teriakan Leandra. “Ahk... Lepaskan aku... Brengsek!!”
“Apa semua Pria memang kau sebut brengsek?” Pria bertopeng itu berhasil menangkap Leandra dan sekarang ia membawa Leandra di pundaknya dengan satu tangan.
“Aku bilang lepaskan! Kau pikir perutku tidak sakit jika kau membawaku dengan posisi begini, dasar,” Leandra hanya bisa memukul mukul punggung Pria itu. Tapi itu tak terasa untuk nya. Malah yang sakit adalah tangan nya sendiri. “Duh sakit...” tangan nya merah karena memukul punggung keras itu.
“Jika ada satu hal yang kau pelajari malam ini, itu adalah, ‘tidak pernah lari dari Macan.’ Aku tidak tahu apa yang kau harapkan, kaki ku dua kali lebih panjang dari mu,” kata Pria bertopeng itu yang memegang paha Leandra di depan.
“Akhhh apa yang kau lakukan, hentikan!!” Leandra hanya bisa berteriak. Karena posisi nya adalah bagian belakang nya yang menghadap ke depan.
“Apa ini roti lembut?” Pria itu masih tetap menekan dengan tangan besarnya.
Leandra lalu melihat ada pagar besi saat Pria itu tetap berjalan ke tempat dia tadi jatuh. Lalu Leandra memegang pagar itu dengan kedua tangan nya sekuat tenaga berharap bisa lepas darinya tapi itu membuat Pria bertopeng itu menarik pinggang nya dengan kedua tangan nya juga. “Hentikan itu, lepaskan tangan mu dari pagar!” tatap nya.
“Ahhh lepaskan aku, jangan menyentuhku!!”
“Berhenti seperti anak kecil... Kau tidak perlu khawatir,” kata Pria itu yang hingga akhirnya berhasil menarik kembali Leandra yang tak sengaja melepas tangan nya dari pagar. “Ah, tidak,” dia terkejut.
“Kau harus patuh dengan ku... Jadi, apa keahlian mu... Kucing kecil?”
“Berisik!!” Leandra langsung menyela dengan kesal. Lalu di antara sela kakinya yang menggunakan sepatu, menjadi menggosok selangkangan milik Pria bertopeng itu membuatnya berhenti berjalan melihat ke bawah. “Apa yang kau lakukan? Bermain dengan burung ku?”
“Rasakan ini!!” teriak Leandra, seketika ia menyodok dengan sepatunya sangat keras membuat Pria itu terkejut dan langsung membanting Leandra ke garda bagian depan mobil remuk tadi.
BRAK!!
“Ugh, aw…” Leandra menjadi terdiam sakit. Lalu Pria itu mendekat memegang selangkangan nya sendiri karena hal tadi dan tak di sangka-sangka, kedua kaki Leandra terbuka untuk nya.
“Apa yang kau lakukan, pergilah dari ku!!” Leandra mencoba mendorong nya sekuat tenaga dengan lengan kecilnya. Tapi pria itu tetap mendekat padanya.
Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 3
“Sial... Apa kau penghancur burung orang,” kata Pria itu sambil masih memegangi selangkangan nya sendiri. Mereka berdua malah terlihat seperti pasangan yang sedang melakukan hal aneh.
“Kau terlalu dekat!!”
Sementara 3 orang tadi berdiri memandang mereka dengan tatapan tanpa kedip.
Pria rambut pirang: “Mari kita tunggu sebentar lagi, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya.”
Pria bertudung: “Haruskah kita menolong salah satu dari mereka?” tambahnya sambil memfoto dengan ponselnya.
Tapi ada suara dari jendela apartemen. “Jouris, apakah itu kamu?! Ha!! Rupanya benar kamu! Pergi, bermain di tempat lain atau aku akan menelepon ibumu!” tepatnya seorang wanita tua yang mengintip dengan marah. “Apa sih yang salah dengan kalian?! Nak, apakah kalian menyadari jam berapa sekarang?! Apa yang berisik dan berteriak dari tadi?” tambah nya.
“Maaf tentang itu Nyonya!! Mereka hanyalah seperti saudara, mereka suka bertengkar! Tapi nyatanya mereka saling menyayangi seperti keduanya, jadi jangan khawatir, ini bukan sesuatu yang aneh!” balas Pria pirang pada Nenek tua itu.
Tapi tiba-tiba Leandra berteriak. “Ahhh astaga ahh... Apa yang kau... Aku merasakan sesuatu yang keras menyentuh pahaku!!!”
Seketika 3 pria tadi terpelongoh menatap mereka.
Leandra: “Pergilah darikuuuu kau berat!! Dasar badak!! Singkirkan batang mu!!”
Pria bertopeng: “Hentikan itu, itu hanya senjataku... Kau pikir aku akan berdiri hanya dengan gadis seperti mu.”
Leandra: “Apa yang kau lakukan sekarang!! Kau meraba tubuhku... hentikan!!”
Pria bertopeng: “Astaga Girl, seberapa besar pita suaramu itu, aku hanya mencari ponselmu,” sepertinya dia ingin membatalkan panggilan polisi di ponsel Leandra, karena itulah dia mengambil ponsel Leandra.
“Minggir dariku,” Leandra mendorong wajah pria itu membuat topeng itu hampir terbuka dan di saat itu juga Leandra terdiam melihat nya.
Leandra di sana punya ide. “Jika aku membuka topeng nya, dia pasti akan fokus pada topeng nya yang tidak boleh terbuka, harus kulakukan!!” Leandra menampar pria itu seketika topeng Macan itu hampir lepas. Tapi yang dia dapat sekali lagi adalah tangan yang sakit karena ulahnya sendiri.
"Auhk! Tanganku?!"
“Oh... Sial, ini ponsel mu kan, gadis,” bertepatan dengan itu, ia memegang topeng nya agar tidak lepas dan di tangan satunya memegang ponsel Leandra.
“Hah?!! Jangan di ambil!! Berikan padakuu!” Leandra akan mengambilnya tapi Pria itu menahan bahunya untuk tetap di tahan dan tangan satunya membatalkan panggilan polisi, sebelum menyerahkan ponsel itu, dia dengan iseng membuka beberapa aplikasi termasuk galeri Leandra. Dari sana hanya terlihat foto-foto selfie Leandra yang cantik dan imut sekali.
“Pft, apakah ini hobimu?”
“Hizz, kenapa dia sampai membuka galeri ku, apa dia sengaja mengulur waktuku?!” Leandra menjadi sangat kesal, tapi dia kebetulan juga melihat ponsel Pria bertopeng itu yang ada di celana besar nya itu. Dengan cepat Leandra mengambilnya dan melarikan diri dari pria itu.
“Hoi... Apa yang kau lakukan? Kucing kecil!!” Pria itu akan mengejarnya.
“Haha, aku dapat ponsel mu~” Leandra tersenyum senang menunjukan ponsel Pria itu yang ada di tangan nya. Lalu ia berlari pergi dengan cepat.
“Aku sudah bilang, kaki ku lebih panjang dari mu,” kata Pria bertopeng itu yang mengejarnya dan bahkan sudah hampir mendekat meraih Leandra yang panik melihat sekitar mencoba mencari cara untuk menghindarinya.
“Aku harus melarikan diri,” Leandra berlari dan dengan panik melihat ke arah sekitar lalu melihat celah bangunan yang kecil.
“Ah itu ide bagus hehe,” ia lalu berlari ke sana dan masuk dengan tubuh kecilnya.
Pria bertopeng itu berhenti berlari dan mengintip bahwa Leandra melewati celah kecil itu dan keluar ke jalan lain nya.
“Kau gadis yang pintar juga huh,” dia berlari melewati jalan dan memutari apartemen. Tapi saat sampai di lubang celah tempat Leandra akan keluar, ia kehilangan Leandra.
Ia menoleh ke sekitar dan tak menemukan Leandra. “Oh... Benar-benar Gadis Kucing.”
Hari selanjutnya Leandra terlihat berdiri di depan apartemen karena dia baru saja keluar. Ia memegang sebuah kotak kecil, menatapnya dengan kecewa.
“Apa yang harus aku lakukan padamu... Kau benar-benar kasihan sekali... Maafkan aku, aku seharusnya tidak meninggalkan mu sendirian,” pikir Leandra, ia lalu melihat tong sampah. “Haruskah aku membuang nya begitu saja?” ia berpikir lalu menggeleng cepat.
“Tidak, tidak, aku tidak akan membuang mu, aku akan membawamu ke suatu tempat yang layak,” gumam Leandra. Lalu ia berjalan di jalanan kota distrik yang sepi itu.
Tapi di sisi lain, tepatnya jalan yang akan di lewati Leandra, ada yang sedang berkelahi yakni seorang Pria gendut yang tengah mencekik seseorang di pinggir jalan itu. Seseorang itu rupanya juga adalah Pria bertopeng yang kemarin bertemu Leandra. Dia dipanggil dengan sebutan 'Tora'
“Bajingan gede, siapa suruh kau memukul adikku!” tatap Pria gendut itu dengan kesal.
“Kalau begitu bilang padanya dia yang memancing ku duluan,” balas Tora, Pria bertopeng Macan itu.
Tapi siapa sangka, Leandra melewati mereka dengan santai itu karena Leandra tidak tahu.
Pria gendut dan Tora itu menoleh padanya dengan diam karena Leandra berjalan hanya melihat ke depan. Dia mencoba berpikir dulu, apakah dia pernah bertemu Leandra hingga dia benar-benar melihat bahwa itu Leandra yang semalam bertemu.
“Gadis Kucing!!” teriak Tora membuat Leandra langsung reflek menoleh padanya.
“Gadis Kucing?” Pria gendut itu menatap bingung. Tapi di saat itu juga, Tora punya kesempatan memukul wajah Pria itu.
BUAGH!!
Dan menendang nya hingga terpental. “Akh, sial,” dia terpental sangat jauh membuat Tora terbebas dan langsung berdiri meregangkan lehernya.
“K-kau lagi...!!” Leandra terkejut dan menjadi waspada karenanya. Karena terkejutnya itu, ia menjadi tak sengaja menjatuhkan kardus kecil yang ia bawa tadi.
Dengan tubuh yang besar dan menakutkan itu, Tora langsung mendekat di hadapan nya setelah berdiri tadi dengan mengulur tangan. “Berikan padaku.”
“Apa!? Kau mau apa?” Leandra menatap gemetar.
“Barangku yang kau ambil kemarin,” tambahnya.
“Barang apa? Ini saja,” Leandra menunjukan kardus kecil tadi yang ia ambil.
“Apa itu?” kepala Tora menjadi miring sedikit.
“Ini adalah– hmmpp!!” Leandra terkejut ketika pria gendut tadi tiba-tiba langsung menutup mulut Leandra dengan tangan nya dan mengangkat Leandra untuk nya sendiri. Hal itu membuat Leandra menjatuhkan kotak itu lagi.
“Wou... Kau belum selesai bicara,” tatap Tora dengan tidak panik Leandra di ancam.
“Hei bajingan, ini gadis mu?” tatap Pria gendut itu.
Seketika Leandra menyingkirkan tangan pria itu dan berteriak. “Aku bukan gadis si brengsek itu!!”
Tora be like: “Oh, waw... Kau masih menyebutku dengan kata itu.”
“Oh, jika bukan gadis mu, ini akan enak!!” Pria gendut itu mendekat ke Leandra yang terkaku yang bahkan sekarang ketakutan. "Oh tidak!! Jangan aku mohon!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!