Putri Tersembunyi Dan Sembilan Pangeran
Bab 1: Gadis yang Tak Berharga
Chat Story – "Putri Tersembunyi & Sembilan Pangeran"
Aurelia berjalan melewati koridor sekolah, menundukkan kepala agar tidak menarik perhatian. Namun, langkahnya terhenti ketika seseorang menghadangnya.
Vivianne
(menyilangkan tangan, tersenyum sinis): "Kau lagi. Kenapa sih, sekolah ini jadi jelek sejak kau masuk?"
Selene
(mengecek kuku dengan malas): "Jangan bilang kau masih bertahan di sini? Harusnya sadar diri, Aurelia."
Camilla
(tertawa mengejek): "Mungkin dia berharap ada pangeran tampan yang datang menyelamatkannya. Sayang sekali, di dunia nyata itu tidak akan terjadi."
Daphne
(mendorong bahu Aurelia pelan): "Sebaiknya kau keluar sebelum membuat sekolah ini kehilangan reputasinya."
Aurelia menggigit bibirnya, menahan emosi. Dia tidak ingin melawan. Dia sudah terbiasa dengan ini. Tapi hari ini berbeda.
Vivianne menyenggol nampan makanan di tangan Aurelia, membuat isinya tumpah ke seragamnya.
Vivianne
Ups! Sepertinya kau harus membeli baju baru… oh, aku lupa, kau pasti tidak mampu."
Seluruh kantin tertawa, dan Aurelia hanya bisa mengepalkan tangannya. Namun, sebelum dia sempat pergi…
???
Apa yang kalian lakukan?
Suara dalam dan berwibawa menggema di kantin. Semua siswa langsung menoleh ke arah pintu masuk—dan mereka terdiam dalam keterkejutan.
Pangeran Caspian, Pangeran Tristan, Pangeran Leon, dan saudara-saudaranya berdiri di ambang pintu, menatap Vivianne dan gengnya dengan tatapan tajam.
Vivianne & geng: "P-Pangeran…?"
Pangeran Caspian berjalan ke arah Aurelia, melepaskan jasnya dan menaruhnya di bahu adiknya.
Elian
(mengeraskan rahangnya): "Siapa yang memberimu izin untuk memperlakukan adik kami seperti ini?"
Theon
Sepertinya ada yang lupa siapa yang berkuasa di sini.
Seluruh sekolah terdiam, menyadari kesalahan terbesar yang baru saja mereka lakukan.
Bab 2 : Kebenaran yang Terungkap
Setelah insiden di kantin, Vivianne dan gengnya dipanggil ke ruang kepala sekolah. Mereka duduk dengan wajah tegang, sementara kesembilan pangeran berdiri di depan mereka dengan ekspresi dingin dan tak terbaca.
📢 BRAK!!
Pintu ruangan terbuka dengan keras. Raja Magnus masuk, auranya begitu mendominasi hingga kepala sekolah dan para guru menunduk dalam-dalam.
King Magnus
(suara berat dan berwibawa): "Siapa yang berani menyentuh putriku?"
Vivianne
(gemetar, menundukkan kepala): "Y-Yang Mulia… k-kami tidak bermaksud—"
Caspian
(suara dingin): "Jangan mencoba berbohong."
Vivianne
(menelan ludah, suaranya bergetar): "K-Kami hanya bercanda…"
Rafael
(tertawa sinis): "Bercanda? Aku ingin lihat apakah kalian masih bisa tertawa jika kita melakukan hal yang sama pada kalian."
Felix
(tatapan tajam): "Jangan sekali-kali menyebut nama adik kami jika hanya untuk dihina."
📢 BRAK!!
Pintu terbuka lagi dengan lebih keras.
Ratu Evelyne masuk dengan langkah cepat, wajahnya penuh amarah dan kepanikan.
Queen Evelyne
(langsung ke arah Aurelia, memeriksa wajahnya): "Aurelia! Apakah mereka menyakitimu?!"
aurelia
(terkejut, mencoba menenangkan ibunya): "Aku baik-baik saja, Bu…"
Queen Evelyne
(menatapnya tajam, suaranya bergetar): "Kau pikir Ibu akan percaya begitu saja? Kau membiarkan mereka merendahkanmu, dan tidak mengatakannya padaku?!"
Aurelia terdiam, merasa bersalah.
Queen Evelyne
(berdiri, menatap Vivianne dan gengnya dengan dingin):
"Aku ingin mendengar langsung dari kalian. Kalian pikir mempermalukan putriku itu menyenangkan?"
Vivianne
(gemetar, menunduk): "Kami tidak—"
Queen Evelyne
(memotong dengan tajam):
"Jangan berani-berani berbohong di hadapanku!"
Queen Evelyne
(mendekat ke Vivianne, suaranya dingin dan menusuk):
"Aku tahu gadis seperti kalian. Kalian hidup dengan merasa lebih tinggi dari orang lain, merendahkan yang lebih lemah hanya untuk merasa berkuasa."
Vivianne dan gengnya mulai menggigit bibir mereka, menahan air mata.
Queen Evelyne
(menyipitkan mata):
"Apa yang kalian dapat dari semua ini? Kebahagiaan? Kepuasan? Atau kalian hanya terlalu kosong dan menyedihkan hingga perlu merendahkan orang lain?"
Camilla
(terisak kecil, suaranya bergetar): "Ma-maafkan kami, Yang Mulia…"
Queen Evelyne
(tersenyum tipis, tapi matanya berkilat tajam):
"Oh, sekarang kalian meminta maaf? Setelah putriku telah kalian hina berkali-kali?"
Vivianne mengepalkan tangannya di rok seragamnya, wajahnya memerah karena malu.
Queen Evelyne
(melipat tangan, nadanya semakin tajam):
"Kalian pikir aku tidak tahu bagaimana kalian memperlakukan Aurelia? Menyembunyikan barang-barangnya, membuatnya terlihat bodoh di depan umum, dan menyebarkan kebohongan?"
Vivianne dan gengnya terdiam. Mereka tahu mereka tidak bisa menjawabnya tanpa mempermalukan diri sendiri.
Queen Evelyne
(tersenyum sinis):
"Diam? Itu jawaban yang lebih jujur daripada omong kosong kalian tadi."
Vivianne dan gengnya mulai terisak pelan, menundukkan kepala mereka dalam-dalam.
Queen Evelyne
(dengan suara dingin):
"Dengar baik-baik. Jika aku mendengar satu hal buruk lagi tentang bagaimana kalian memperlakukan putriku…"
Queen Evelyne
(menyipitkan mata, suaranya sangat lembut tapi mengintimidasi):
"Aku pastikan kalian tidak akan berani menatap wajah siapa pun lagi tanpa dihantui rasa takut."
Vivianne dan gengnya menggigit bibir, berusaha menahan tangis.
King Magnus
(dengan suara dalam):
"Pulanglah. Dan ingat, kami selalu mengawasi."
Vivianne dan gengnya bergegas keluar ruangan dengan wajah merah padam, menahan tangis mereka.
Theon
Ibu lebih menakutkan dari Ayah hari ini.
Queen Evelyne
(menatap Aurelia, suaranya lebih lembut): "Dan kau… Jangan pernah menyembunyikan hal seperti ini dariku lagi."
Queen Evelyne
(mencubit pipi Aurelia dengan lembut): "Aku tidak membesarkan putri yang membiarkan orang lain merendahkannya, mengerti?"
aurelia
(mengangguk cepat): "Mengerti!"
King Magnus
(tertawa kecil, menepuk kepala Aurelia): "Itulah putri kami."
Bab 3: Penguasa di Sekolah
📢 Begitu mereka keluar dari gedung sekolah, mobil-mobil mewah mereka sudah menunggu.
💄 Camilla (berbisik, suaranya masih tersendat karena menangis): "Aku gak nyangka akan seperti ini…"
💄 Olivia (mengusap air matanya): "Kita udah selesai…"
📢 Tanpa bisa berkata apa-apa lagi, mereka masuk ke mobil masing-masing dan pergi.
Sementara itu, di dalam ruang kepala sekolah…
King Magnus
(menoleh ke Kepala Sekolah): "Kami akan pulang sekarang. Kami harap tidak ada lagi kejadian seperti ini menimpa anak kami."
Kepala sekolah
(membungkuk dalam): "Saya berjanji akan meningkatkan pengawasan, Yang Mulia."
📢 Raja dan Ratu lalu berdiri, diikuti oleh para pangeran.
🚪 Saat mereka melangkah keluar dari ruang kepala sekolah…
👨🎓👩🎓 Seluruh sekolah yang sedang beraktivitas di koridor langsung membeku di tempat.
📢 Siswa-siswa yang tadinya sibuk berbicara tiba-tiba diam. Semua mata tertuju pada sosok Raja dan Ratu yang baru keluar dari ruang kepala sekolah.
👩🎓 Siswa A (membelalak): "Tunggu… Itu Raja Magnus dan Ratu Evelyne?!"
👨🎓 Siswa B (membungkuk panik): "Kenapa mereka ada di sekolah kita?!"
📢 Keheningan menyelimuti seluruh lorong. Tidak ada yang berani berbisik terlalu keras.
👩🎓 Siswa C (menatap ke tengah barisan…): "T-Tunggu… Aurelia ada di sana… bersama mereka?!"
👨🎓 Siswa D (langsung sadar, suaranya bergetar): "Jadi itu benar… Aurelia memang putri kerajaan."
📢 Beberapa siswa yang sebelumnya ikut menindas Aurelia langsung pucat. Mereka sadar, jika orang sekelas Vivianne bisa dihukum, bagaimana dengan mereka?
Queen Evelyne
(melihat ke arah siswa-siswa yang membeku di tempat, lalu berbicara dengan suara lembut namun tegas): "Hari ini, kalian semua telah belajar sesuatu. Jangan pernah meremehkan seseorang hanya karena kalian tidak tahu siapa mereka sebenarnya."
📢 Suasana menjadi semakin mencekam. Semua siswa menunduk dalam-dalam.
King Magnus
(menoleh ke Aurelia dengan lembut): "Ayo pulang, Putriku."
aurelia
(sedikit gugup, tapi mengangguk): "Baik, Ayah."
📢 Aurelia berjalan di antara para pangeran, menuju pintu keluar sekolah.
📢 Begitu mereka semua melewati gerbang, mobil kerajaan yang mewah sudah menunggu.
👨🎓 Siswa E (mengusap wajahnya yang berkeringat): "Itu… adalah aura bangsawan yang sesungguhnya."
👨🎓 Siswa F (berbisik panik): "Aku gak bakal berani berurusan sama mereka… terutama setelah lihat gimana Ratu menatap tadi."
📢 Sekolah kembali sunyi. Semua siswa masih belum bisa percaya bahwa hari ini, mereka telah melihat penguasa kerajaan dengan mata kepala mereka sendiri.
📢 Dan yang lebih mengejutkan… ternyata Putri Kerajaan selama ini ada di antara mereka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!