Manusia dan alam adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Satu sama lain saling membutuhkan, dan dunia akan musnah bila salah satu dari mereka tidak ada.
Alam adalah alat penting untuk keseimbangan dunia, sedangkan manusia adalah pengguna alam, pemanfaat alam. Dan alam sendiri adalah penghasilan para manusia.
Dunia, alam, dan semua makhluk hidup merupakan satu kesatuan dari apa yang Dewa amati dan perintahkan. Mereka semua akan tunduk dan patuh untuk menjalankan perintah sang Dewa.
Hingga dimana ketika seorang manusia mengaku dirinya sebagai dewa dan menentang kodrat alam. Manusia yang mengaku sebagai dewa tersebut membuat jutaan pasukan dan dengan perintahnya, semua pasukan tersebut perlahan mulai menghancurkan seluruh benua dan membuat ajaran nya sendiri dalam kurun waktu ribuan tahun lamanya.
Tahun demi tahun, para penduduk pun mulai mempercayai aliran sesat tersebut, seluruh benua memujanya dan mengagungkannya.
Sampai sang Dewa murka dan membunuh 'Dewa palsu' tersebut dan seluruh pengikutnya hanya dengan satu jentikan jari. Berbagai bencana alam terjadi, menghabiskan setengah penduduk dunia hanya dengan jentikan jari tersebut.
Sang Dewa pun akhirnya melemparkan pecahan jiwanya yang terdapat dalam kristal abadi ke dunia tersebut, demi berlangsung nya kedamaian yang akan terjalin nanti. Maka sang Dewa pun menyerahkan urusan keduniawian pada orang yang akan menjadi pemilik kristal abadi tersebut.
Hingga beberapa tahun telah berlalu.
Disebuah desa kecil, terdapat seorang anak yang terlahir dengan keadaan cacat. Ia tidak bisa menjadi seorang kultivator seperti kebanyakan orang, dan level pelatihannya membeku, tidak pernah naik atau meningkat.
Pendekar awal level 1, level pelatihannya terus menjadi bahan ejekan orang sebayanya, bahkan beberapa orang tua terus saja menatap dirinya jijik dan berusaha untuk membuat anak-anak nya tidak berdekatan dengan dirinya.
'Buk! Buk! Buk!'
Suara pukulan tangan yang terus saja memukul batang pohon itu sampai meninggalkan lubang yang cukup dalam. Tangannya berlumuran darah, namun dirinya terus saja memukul tanpa memikirkan rasa sakit yang ia rasakan.
"Nak sudah cukup. Tangan mu berdarah, jangan terus membuat tangan mu kesakitan..." ucap seorang wanita paruh baya berparas cantik dengan tatapan khawatir pada anaknya.
"Li'er sudahlah, jangan terus membuat kita berdua khawatir seperti ini nak..." sahut pria disampingnya yang merupakan ayah dari Yun Hao Li.
"Aku harus terus berlatih, agar orang-orang tidak menghina keluarga kita. Aku harus mencapai pelatihan pendekar awal level 2. Bagaimanapun caranya!" Hao Li terus saja memukul tanpa mendengarkan ucapan kedua orang tuanya.
Umurnya menginjak 13 tahun, dan sampai saat ini level pelatihannya tidak pernah meningkat seberapa keras dirinya berusaha. Dulu ia pikir ini adalah sebuah kutukan yang Dewa berikan padanya, namun ia menghilangkan pemikiran tersebut dan mulai berlatih menjadi lebih baik saat dirinya berumur 8 tahun.
Namun sayang, level pelatihannya tak meningkat sedikitpun, bahkan setelah 5 tahun lamanya berlatih. Ia tidak memiliki seorang teman, semua orang terus saja menghina dan menatap rendah dirinya tanpa memikirkan perasaannya.
'Groarrrr!!!'
Sebuah suara mengerikan membuat dirinya berhenti berlatih dan terlihat semua orang berlari tanpa arah kepanikan. "Ada siluman singa api!" Teriakan tersebut membuat dirinya terkejut. Hao Li tahu apa itu siluman api, yaitu siluman hewan yang sudah mencapai level pendekar ambang tengah awal, sedangkan di desanya hanya satu orang dengan level tertinggi, itu pun hanya level 16 pendekar pemula. Dan siluman singa bukan lah tandingan nya, melainkan mangsanya.
"Li'er, Fang'er larilah! Biar aku yang akan menahan siluman singa itu. Larilah ke hutan dan carilah perlindungan!" Teriak Shu Xan memberitahu istri dan anaknya, sedangkan dirinya mencoba menahan siluman singa itu bersama beberapa orang lainnya.
"Xan'er kau jangan bertindak gegabah! Aku sebagai istri mu tak akan pernah mengizinkan mu untuk mati terlebih dahulu. Larilah bersama kami ke hutan!" Sedangkan Fang Nan berteriak histeris, dirinya tak mau kehilangan orang yang disayang nya sekarang.
"Li'er! Bawa ibumu pergi, jangan biarkan siluman singa ini mendekati nya!" Alih-alih mendengarkan ucapan sang istri, Shu Xan memberi perintah pada anaknya.
"Tapi ayah, bagaimana dengan dirimu?!" Hao Li sendiri panik, ia tak ingin salah satu dari orang tuanya meninggal karena melindungi dirinya.
'Aku hanyalah anak tak berguna, tak akan terjadi apa-apa bila aku mati sekalipun. Tujuan utamaku sekarang adalah untuk melindungi orang tuaku. Aku harus melakukan satu pembelaan sebelum maut menjemput.' Hao Li bergumam dalam hati, mencoba mencari jalan terbaik untuk melindungi kedua orang tuanya.
Dengan modal nekat Hao Li melepaskan genggaman Fang Nan dan berlari denga cepat kearah Shu Xan ketika ia melihat siluman singa api itu menargetkan Ayahnya.
"Ayah! Awas!" Teriak Hao Li, lalu mendorong keras Shu Xan untuk menghindari gigitan siluman singa api. Namun siapa yang menyangka, singa api tersebut memang tak mendapatkan Shu Xan dan malah mendapatkan Hao Li.
Darah segar bercucuran dimulut siluman singa api itu bersama dengan Hao Li yang tergigit dibagian perutnya. Shu Xan yang melihat anak nya menjadi santapan siluman berteriak histeris, ia tak menyangka Hao Li akan mengorbankan nyawa demi dirinya.
Sedangkan Fang Nan sendiri selaku ibu yang melahirkan Hao Li terkejut sampai kedua lutut nya pun lemas dan bersimpuh tak berdaya bersama tangisan yang tak dapat ditahan.
"Hao...Hao Li..." Dengan suara gemetar Fang Nan menyebutkan nama anaknya yang baru saja menjadi santapan siluman singa api.
"Dasar siluman sialan! Aku tidak akan mengampuni mu!" Dalam keadaan marah tak terkendali Shu Xan membawa tombak dan melemparkan nya kearah siluman tersebut, namun sayang siluman singa tersebut malah berlari ke hutan dengan membawa Hao Li dalam mulutnya.
"Jangan kabur kau bajingan! Aku akan membunuh mu terlebih dahulu!" Shu Xan tetap nekat berlari ke hutan, mencoba mengejar siluman yang sudah membawa anaknya. Tetapi beberapa orang menahannya, dengan alasan takut siluman itu akan kembali lagi dan menyerang desa.
--**TBC--
See You Next Chap Ya Guys...😘
Don't forget to like this novel and share to your friends😊
Sama buat yang nunggu CH, maaf banget soalnya aku lagi writter block buat novel CH. Tunggu aja ya kelanjutannya...😇**
CoG udah ganti versi, kalian bisa lihat di apk wp, kalo ada yg gak tahu wp itu apa, komen aja. Jangan baca yg di sini, bakalan gantung soalnya.
Sinar matahari perlahan tergantikan dengan cahaya remang bulan. Suara hewan terdengar di kedua telinganya, dan membuat dirinya terbangun.
'Apa ini alam baka?' gumam nya dalam hati. Ia ingat kejadian sebelum nya adalah ia mencoba menyelamatkan Shu Xan, dan dirinya dimakan oleh siluman singa api, dan berpikir dirinya sudah mati sekarang.
Hao Li membangun kan tubuh kecilnya diatas padang rumput, ia melihat sinar kecil di celah-celah pohon didepannya. Hao Li sungguh berpikir kalau dirinya sudah mati sehingga tanpa memperdulikan luka ditubuhnya ia beranjak bangun.
"Akh!" Dirinya merasakan sakit luar biasa ketika mencoba bangun, ia melihat ke perutnya, darah kering yang berceceran mengotori baju biru langitnya. Ia bisa melihat semengerikan apa luka yang terdapat ditubuh kecilnya.
"Ini 'kan alam baka, kenapa aku masih terluka?" Monolog nya keheranan.
'Hahaha... Dasar bocah bodoh! Bagaimana kau bisa berpikir kalau dirimu mati?' Tiba-tiba suara lelaki dewasa terdengar di pikirannya.
"Siapa kau?!" Hao Li sendiri panik. Dirinya tak melihat siapapun disini, tetapi suara yang baru saja berbicara padanya sangat jelas terdengar dan membuat dirinya waspada.
'Siapa aku? Aku adalah sosok yang sudah menyelamatkan mu. Dasar bocah tidak tahu terimakasih.' Suara misterius itu langsung menjawab pertanyaan Hao Li.
'Kenapa suaranya begitu jelas sekali? Tapi sosok nya dimana?' Hao Li terus saja bertanya-tanya dalam hati. Kalau boleh jujur, ia sangat tidak suka dengan hantu atau makhluk ghaib menyeramkan lainnya, dan Hao Li pikir yang baru berbicara padanya adalah sosok hantu.
Tiba-tiba cahaya remang yang terlihat di celah pohon itu semakin bersinar dan menampilkan se sosok pria dewasa berparas tampan, namun tidak nyata, hanya berbentuk sinar saja.
"Ah!!! Hantu!!" Hao Li ingin berlari, tetapi luka diperutnya membuat dirinya tak bisa bergerak banyak dan tak bisa melarikan diri. Sedangkan sosok pria dewasa itu hanya menggeleng kecil memaklumi.
Sosok pria dewasa itu adalah suruhan sang Dewa, dan ia tak pernah menyangka akan jadi guru dari sosok kecil di depannya, namun ia tak mengeluh, pilihan sang Dewa adalah pilihan yang terbaik, dan memang untuk bisa mengaktifkan kristal abadi adalah dengan energi yang berasal dari kemurnian hati.
"Hey bocah, percuma saja kau mau berlari. Bahkan lukamu yang mengerikan itu menurutku lebih seram daripada hantu ini." Sosok pria itu mencoba menghentikan pelarian Hao Li yang memang sia-sia.
Hao Li membalikkan badannya perlahan dengan kedua tangan menutup matanya. Bisa ia lihat dari celah jari nya kalau 'hantu' didepannya ini tidak menakutkan sama sekali, bahkan ia akui 'hantu' didepannya sangat tampan, berbeda dengan rupa hantu yang tersebar di masyarakat, yang katanya sangat menyeramkan.
"Ke-kenapa paman hantu mem-membantuku?" Tanya Hao Li pelan karena ketakutan.
"Apa? Paman hantu? Apa tidak ada panggilan lain yang lebih enak didengar?" Dirinya adalah makhluk suci pilihan sang Dewa, dan dengan wajah polos anak kecil di depan nya ini memanggilnya dengan sebutan hantu.
Hao Li sedang berpikir, ia tidak tahu apa panggilan yang sesuai dengan sosok 'hantu' di depan nya ini. "Eung..."
"Oke lah, kau boleh memanggilku paman Gang. Aku bukan hantu seperti yang kau pikir kan, aku adalah pecahan jiwa yang menjaga kristal abadi ini. Sosok pria dewasa ini bukan lah wujud ku yang sesungguh nya, aku hanyalah gumpalan roh yang tak berwujud. Namun aku bisa merubah penampilan ku seperti penduduk dunia fana." Sosok pria itu menjelaskan siapa dirinya, ia memutuskan untuk menggunakan nama dunia fana sebagai Xin Gang San.
Hao Li menyimak penjelasan Gang San dengan teliti. Tetapi dirinya masih tidak mengerti apa yang Gang San bicarakan. "Paman Gang bukan manusia?" Tanya nya penasaran.
Gang San menggeleng kecil sebagai jawaban, "Ya benar, aku bukan lah manusia maupun penduduk dunia fana. Roh seperti ku bersifat abadi." Gang San menjelaskan singkat.
Hao Li hanya mengangguk kan kepala nya pertanda bahwa dirinya sudah mengerti, meski tidak sepenuhnya. Masih ada beberapa poin yang membuatnya keheranan.
"Kemarilah, biar aku mengobati lukamu terlebih dahulu." Hao Li mendekati Gang San dengan tangan yang terus saja mencoba menutupi pendarahan yang terus mengalir keluar dari perutnya.
Gang San menutup matanya, tangannya melakukan gerakan aneh hingga cahaya berupa energi alam disekitar nya berkumpul menjadi gumpalan energi dan membentuk cahaya remang. Dengan perlahan cahaya energi itu menuju kearah dimana luka Hao Li berada. Perlahan luka gigitan yang cukup dalam menusuk perutnya menghilang, lapisan kulitnya menyatu kembali. Hao Li sendiri menatap proses penyembuhan itu dengan tatapan takjub, baru kali ini ia menemukan proses pengobatan luar biasa ini.
"Wah luar biasa sekali..." Mata Hao Li berbinar takjub dengan apa yang ia lihat barusan.
"Sip, sudah beres. Sekarang aku tinggal melakukan tugas ku sebagai utusan Sang Dewa." Gang San menghela nafas lega.
"Apa maksud paman melakukan tugas Sang Dewa?" Hao Li yang mendengar itu dibuat penasaran.
"Aku akan membantu dalam pelatihan mu. Sang Dewa telah menunjuk mu sebagai orang yang akan membawa kedamaian dunia kelak, dan aku akan membantumu dalam semua aspek yang akan kau jalani di masa depan, termasuk membantu mu dalam meningkatkan level pelatihan mu." Gang San menjelaskan.
"Tapi paman, level pelatihanku telah membeku sejak aku lahir, dan aku hanya berada di level 1 pendekar awal. Selama aku berlatih 5 tahun lamanya pun tetap saja level pelatihan ku tidak meningkat." Hao Li mengeluarkan keluh kesahnya pada Gang San, dan bermaksud untuk tidak terlalu mengharapkan keajaiban terjadi pada dirinya, mengingat kecacatan yang ia miliki, ia tak bisa berharap terlalu tinggi.
"Aihh, itu hanya lah masalah kecil. Aku bisa menghilangkan kecacatan mu dalam sekejap, dan kau akan menjadi manusia terkuat diseluruh benua di masa depan." Ucap Gang San yakin bisa menghilangkan kecacatan pada tubuh Hao Li.
Hao Li yang mendengarkan ucapan Gang San langsung menatap Gang San berbinar, seperti anak itik yang bertemu dengan induknya. "Benarkah paman? Apa aku bisa berlatih roh spiritual seperti kebanyakan orang?" Tanya Hao Li dengan nada berharap.
Gang San yang bisa melihat tatapan berbinar dari anak kecil didepannya hanya mengangguk singkat sebagai jawaban.
Tiba-tiba Hao Li melakukan gerakan bersujud tiga kali dan mengatakan, "Aku, Yun Hao Li akan berguru pada paman, dan akan menjadi orang yang paman harapkan di masa depan."
Gang San yang melihat pengabdian Hao Li segera saja menghampiri Hao Li dan berkata, "Aku sebagai guru mu akan mengajarkan banyak hal dan aku sebagai utusan Sang Dewa akan menjadikan mu penguasa dunia kelak."
--TBC--
"Apa yang harus aku lakukan sekarang paman sebagai latihan pertama ku?" Tanya Hao Li penasaran. Ia benar-benar tak menyangka akan mendapatkan seorang guru luar biasa dan menantikan latihan pertama yang akan ia lakukan.
"Bersarbarlah sedikit Li'er, untuk sekarang aku belum bisa melatih mu. Kau harus memasukkan kristal abadi ini kedalam tubuh mu agar kecacatan mu hilang." Suruh Gang San sambil mengeluarkan sebuah kristal merah yang hanya sebesar kepalan tangan.
"Memasuki tubuh ku? Kristal sebesar itu harus memasuki tubuh ku? Bagaimana caranya?" Tanya Hao Li penasaran, pikirnya bagaimana kristal sebesar kepalan tangan itu bisa memasuki tubuhnya yang kecil itu.
"Itu mudah, kau hanya perlu merasakan energi dari kristal ini dan kau bisa menyerapnya sampai habis, maka kristal abadi ini akan memasuki tubuh mu." Gang San memberitahukan caranya bagaimana 'memasukkan' kristal abadi kedalam tubuh Hao Li.
Hao Li mendengarkan arahan Gang San dengan teliti dan melakukan penyerapan energi kristal sesuai dengan arahan guru nya.
Perlahan kedua matanya tertutup dengan posisi kaki di sila kan. Hao Li mengkonsentrasikan indra perasanya pada alam dan mencoba untuk berkomunikasi dengan energi kristal.
Perasaan murni, halus, dan suci bisa ia rasakan ketika ia bisa merasakan energi kristal abadi mulai memasuki tubuhnya. 'Wah, energi kristal abadi ini benar-benar murni. Serasa tubuhku menjadi segar seketika.' Gumam Hao Li dalam hati sambil terus menyerap energi kristal abadi.
Gang San yang melihat proses penyerapan energi kristal abadi yang dilakukan oleh Hao Li terkejut. Sebenarnya proses penyerapan nya akan sangat sulit untuk manusia biasa lainnya karena energi yang terdapat dari kristal abadi ini tidak terbatas dan terdapat beberapa harta karun didalam nya.
Tapi proses yang dilakukan oleh Hao Li terlihat sebaliknya, energi kristal abadi dengan lembut memasuki pori-pori kulit Hao Li. Kalau proses penyerapan ini dilakukan oleh orang lain, mungkin saja orang lain itu sudah berteriak kesakitan.
2 hari berlalu dengan cepat, penyerapan energi kristal abadi sudah selesai dilakukan dan Gang San akan menjaga murid nya selama proses penyerapan masih belum selesai.
Kedua matanya perlahan terbuka, jari-jari nya mulai digerakkan kembali.
Hao Li terkejut dengan hasil dari penyerapan energi kristal abadi yang baru saja selesai. Fungsi semua indera menjadi lebih meningkat sepuluh kali lipat dari orang biasa.
Ia bisa melihat dengan jelas meski dalam jarak ratusan meter jauh nya dan dapat mendengarkan suara tetesan air dalam radius 500 meter.
"Wah... Hasil dari penyerapan kristal abadi benar-benar membuatku serasa jadi manusia super. Tubuhku serasa sangat kuat dan segar." Hao Li tidak menyangka tubuhnya akan merasakan reaksi ajaib seperti itu.
"Oh? Kau sudah selesai?" Gang San bertanya pada Hao Li.
"Aku sudah selesai guru." Jawab Hao Li singkat.
"Baiklah, kalau begitu aku akan memasuki dimensi pikiran mu dan akan memberikan instruksi pelatihan dari dalam pikiranmu." Ucap Gang San.
"Baiklah guru." Perlahan Gang San berubah menjadi cahaya yang dapat bergerak, dan perlahan memasuki otak Hao Li.
Proses nya cukup singkat, tidak memakan waktu 5 menit. "Kau bisa mendengarku Li'er?" Tanya Gang San dari dalam pikirannya.
"Aku bisa mendengar guru." Sahut Hao Li.
"Kalau begitu latihan pertama yang harus kau lakukan adalah mengangkat batu besar disebelah utara pohon ini. Kau gendong itu batu sampai diperbatasan hutan ini." Titah Gang San.
Hao Li langsung melihat batu yang Gang San bilang untuk latihannya. Bisa ia lihat batu besar yang mungkin berat nya sekitar 200 kg an.
"Apa guru menyuruh ku mengangkat batu ini sendirian?" Ucap Hao Li.
"Latihan pertama mu adalah untuk memperkuat pertahanan tubuh mu, maka dari itu aku menyuruh mu untuk mengangkat batu besar ini sampai ke perbatasan hutan siluman." Gang San menjelaskan maksud dari latihan pertama yang ia berikan pada Hao Li.
Hao Li menghela nafas pelan sebelum mencoba mengangangkat batu di depannya ini dengan kedua tangan mungilnya. "Aishhh... Guru ini berat sekali, bagaimana aku bisa mengangkatnya?!" Tanya Hao Li dengan ekspresi yang bisa dikatakan lucu karena kesusahan mengangkat batu besar itu.
"Kau tidak akan bisa mengangkat batu itu kalau hanya mengandalkan otot lembek mu itu. Coba kau alirkan qi mu ke kedua tangan mu." Gang San memberi saran pada Hao Li yang kesusahan karena latihan pertamanya.
"Qi? Maksud guru energi kehidupan yang ada ditubuh kita? Aku masih belum tahu bagaimana cara mengalirkan qi dari tubuhku. Hehe..." Hao Li terkekeh tak berdosa karena pengetahuan nya sangat terbatas.
"Ya ampun... Aku kira kau sudah tahu bagaimana caranya. Baiklah kalau begitu akan aku jelaskan..." Gang San menjelaskan apa itu Qi dan bagaimana cara menyalurkan qi ke seluruh tubuh.
Qi adalah energi kehidupan yang berada di tubuh manusia. Letak Qi berjarak 3 jari dari bawah pusar dan terletak di dalam Dantian. Dantian sendiri adalah tempat untuk menampung energi Qi tersebut.
Qi bisa bertambah besar dengan beberapa metode pelatihan diri, seperti kultivasi yang dilakukan oleh para kultivator di desa tempat Hao Li tinggal. Sedangkang Hao Li sendiri yang tidak terlalu terbuka dengan masyarakat tidak terlalu tahu denga wawasan luar karena semua orang membatasi pengetahuan nya dengan alasan kecacatan yang ia alami 'dulu'.
Hao Li mengangguk semangat setelah mendengarkan penjelasan rinci Gang San, "Baiklah guru, sekarang aku mengerti. Aku akan mencobanya."
Gang San selaku guru dari Hao Li tersenyum bangga, melihat semangat Hao Li di depannya ini benar-benar membuat dirinya senang.
Hao Li duduk kembali diatas padang rumput itu dan mencoba untuk merasakan keberadaan qi dalam tubuhnya dengan berkonsentrasi. Perlahan-lahan bisa ia rasakan terdapat kehangatan dari dalam tubuhnya dan itu berasal dari bawah pusar nya.
Sinar yang membentuk kobaran api kecil itu terlihat di dimensi dalam tubuhnya. Sinar itu hanya sebesar jempol jari dan itu sangat kecil, namun bisa ia lihat dari tempat lain terdapat kolam yang luasnya lumayan. Mungkin 10 meter persegi? Hao Li tidak tahu pasti.
"Kau bisa melihat kolam itu?" Tiba-tiba suara Gang San terdengar disamping nya.
"Guru?" Ucap Hao Li lumayan terkejut dengan kehadiran Gang San yang tiba-tiba.
"Qi mu hanya sebesar jempol ku, aku tidak yakin kau bisa mengangkat batu besar itu. Tapi kau jangan khawatir, meski qi mu sedikit, tetapi kau masih mempunyai energi lain yang bisa kau manfaatkan dan lebih efektif dari penggunaan qi." Jelas Gang San.
"Apa energi yang guru maksud adalah kolam ini?" Tanya Hao Li penasaran sambil menunjuk kolam air ungu didepannya.
"Benar, bisa dikatakan ini adalah Qi. Tetapi energi ini hanya terdapat di tubuh para dewa. Manusia paling kuat sekalipun tidak memiliki energi ini." Penjelasan Gang San membuat Hao Li berbinar. Sekali lagi ia tak percaya akan mendapatkan keajaiban dengan adanya kolam energi didepannya.
--TBC--
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!