NovelToon NovelToon

Cinta Big Bos ( Buku Ken )

Permulaan

Sore hari di bulan desember seorang wanita berlarian menembus hujan menuju sebuah cafe, berbaju putih dan rok warna hitam selutut juga sepatu flat berwarna hitam. Menggunakan tasnya yang besar sebagai pelindung di atas kepalanya agar air hujan tidak membasahi tubuhnya.

Begitu sampai di depan cafe dia tidak masuk kedalamnya dan berdiri di pelataran cafe tersebut, rupanya dia hanya ingin berteduh dari hujan yang sedang mengguyur sore ini.

Dia menengok ke kanan dan ke kiri, sepi.

Mencari siapa kau ? Ini sedang hujan, tentu saja tidak akan ada orang yang lewat.

Batinnya sendiri, dia kemudian segera mengusap air yang sedikit terjatuh di tubuhnya. Kemudian mengelap tasnya yang juga basah karena air hujan.

Dia melirik jam di tangannya. 16.50. Tapi hari sudah seperti larut malam di karenakan cuaca yang mendung gelap dan hujan deras. Dia menoleh ke dalam cafe, ingin sekali masuk dan duduk menikmati secangkir kopi hangat di dalam sana daripada kedinginan terkena angin dan percikan air hujan di luar sini. Tapi niat itu di urungkannya karena uangnya hanya cukup untuk membeli makan malamnya.

" Sabar Kiki itu hanya kopi, bagaimana pun cara pembuatannya rasanya akan sama saja, pahit bila kurang gula " Gumamnya sendiri berusaha menghibur hatinya.

Dia membuka tasnya untuk mencari ponselnya, merogohnya secara asal. Tangannya berhasil menyentuh benda persegi panjang pipih itu. Dia mengangkatnya keluar, tapi sial sesuatu juga ikut terangkat dan jatuh menggelinding di depannya, dia kembali memasukkan ponselnya kedalam tas.

" Tidak " Pekik Kiran begitu melihat kunci rumahnya jatuh dan melewati celah teralis penutup selokan dan berakhir di dalamnya.

Dia segera mendekati selokan itu, berdiri di atasnya dan menunduk memandang ke arah kunci itu terjatuh.

" Aku tidak bisa pulang kerumah, bagaimana ini " Kiran bergumam sendiri.

Dia lalu berjongkok di atasnya, mencoba membuka teralis besi itu, namun usahanya nihil.Teralis itu sangat berat. Tidak akan mungkin mampu terangkat dengan tangannya yang mungil terkesan kurus itu.

" Hei kau sedang apa ? " Suara ringan seorang laki-laki mengejutkannya.

Kiran terkejut, tapi yang lebih membuat terkejut adalah reaksinya yang terlihat berlebihan. Dia jatuh terduduk dan menyeret mundur tubuhnya sendiri, menghindari laki-laki yang sedang menanyai nya tadi.

" Wo wo wo... tenang nona muda, aku hanya bertanya, tidak berniat buruk kepada mu, jangan menganggap aku penjahat, orang bisa salah paham melihat reaksi mu itu " Laki-laki itu berusaha menjelaskan.

Kiran yang sudah berjarak dengannya berusaha melihat wajahnya di tengah hujan yang turun semakin deras.

" Kau siapa ? " Tanya nya kemudian memberanikan diri.

" Aku hanya sedang lewat, dan melihatmu berjongkok disini, jadi aku pikir kau butuh bantuan " Laki-laki itu menyimpulkan.

" Kunci rumah ku jatuh ke bawah sana, aku harus mengambilnya atau aku tidak bisa pulang " Kiran menjawab terbata-bata.

" Oh itu sebabnya, baiklah aku akan membantu mu " Laki-laki itu kemudian berjongkok dan mengangkat teralis besi penutup selokan itu, dia memasukkan tangannya kedalam selokan dan meraba-raba mencari kunci Kiran.

" Ah ketemu " Seru nya girang.

Dia kemudian mengangkat kunci tersebut dan menunjukkannya kepada Kiran, mengulurkan tangannya untuk memberikan kembali kunci itu pada pemiliknya.

" Terima kasih " Jawab Kiran terbata-bata, merangkak mendekat kepada laki-laki itu, menyambut uluran tangan lelaki tersebut untuk mengambil kuncinya.

" Uumm sebenarnya aku butuh sedikit bantuan juga " Ucapnya dengan nada sungkan.

Kiran mengernyitkan kening, kembali mundur untuk membuat jarak.

" Tolong jangan meminta macam-macam " Kiran bergumam lirih.

Laki-laki itu hanya mendengar samar-samar di bawah guyuran hujan.

" Apa kau bilang ? " Tanyanya kemudian.

" Tolong jangan meminta macam-macam " Ulang Kiran dengan suara lebih keras.

" Tidak nona tenang saja, aku bukan laki-laki mesum, aku orang baik-baik. Begini, aku sudah menolongmu, bisa kah kau juga menolong ku ? " Dia bertanya sopan.

" Apa yang bisa ku bantu ? " Tanya Kiran ragu-ragu, seseorang yang tidak di kenal menolongnya dan meminta imbalan, tentu bukan laki-laki baik-baik pikirnya.

" Bisa kah aku pinjam uang mu ? " Tanya nya malu-malu.

" Aku sedang ketinggalan dompet " Lanjutnya dengan senyuman yang terlihat lebar meskipun di bawah guyuran hujan.

Sudah ku duga dia bukan laki-laki baik-baik, dia perampok berkedok malaikat.

Kiran menilik dirinya dari atas sampai bawah.

" Aku sungguh-sungguh nona, aku tidak berbohong " Dia meyakinkan Kiran, seperti mengerti arti tatapan Kiran pada dirinya.

" Baiklah, tapi aku hanya punya uang 30 ribu " Jawab Kiran takut-takut.

" Ah tidak apa-apa segitu sudah cukup " Lelaki itu menjawab dengan penuh rasa syukur. Dia merasa dengan uang segitu akan cukup untuk naik taksi pulang ke rumahnya.

Kiran merogoh tasnya, dan mengambil 2 lembar uang yang tersisa miliknya. Satu lembar 20 ribuan, dan satu lembar 10 ribuan. Dia mengangsurkan satu lembar 20 ribuan kearah lelaki itu yang juga menerimanya dengan cepat.

" hmm ? Kau bilang 30 ribu ? " Tanya nya kemudian melihat uang kertas bernominal 20 ribuan yang basah karena air hujan tersebut.

" Aku butuh uang untuk ongkos naik bus " Jawab Kiran lirih.

" Ah begitu ya, baiklah tidak apa-apa terima kasih atas bantuannya. Oh nama mu siapa ? " Tanya nya mengulurkan tangan untuk berjabat.

" Tidak " Jawab Kiran cepat kemudian bangkit dan berlari pergi meninggalkan lelaki yang kebingungan melihat sikap nya itu.

" Aish dia pasti berpikir ini trik meminta-minta model baru. Aku sungguh malu sekali, semoga aku hanya sekali ini bertemu dengannya. Kalau tidak mau taruh dimana muka ku " Lelaki itu mengumpat dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, menahan malu.

Dia kemudian berdiri dan pergi meninggalkan tempat yang dinamainya tempat terkutuk itu, tempat dimana harga dirinya jatuh kedasar bumi, membuatnya terpaksa meminta uang dari seorang gadis yang tidak dia kenal.

" Ayah kenapa kau tega sekali padaku " Teriaknya di tengah derasnya hujan.

🍁🍁🍁🍁🍁

Hallo teman-teman pembaca semua...

Ini karya kedua ku setelah kisah Rai dan Ruby bersambung.

Kenapa judul bukunya sama dan hanya sedikit penambahan saja di belakangnya ? Itu karena Authornya malas membuat judul baru hihihi... maafkan kemalasan akikah yaak.

Mungkin di cerita ini Ruby dan Rai masih terlihat wara wiri sedikit sebagai orang yang numpang lewat. Tapi biar mereka juga merasakan rasanya jadi seseorang yang mengontrak di dunia saat pemilik dunia ini adalah pasangan di mabuk cinta hihihi

Singkatnya, dunia milik kita berdua, Rai dan Ruby cuma ngontrak.

Kalau kalian menemukan novel ini lebih dulu, akika sarankan baca novel CINTA BIG BOS dulu untuk lebih mengenal karakter di novel ini. Agar dapet feel juga gambaran tentang tokoh utama nya.

Tadi nya mau nulis sedikit malah jadi kepanjangan. Ya syudah lah kalau begitu, selamat membaca semoga suka dan tidak tersiksa membaca nya...

Salam hangat dari author yaaak...😍😍😍

Squidward dan Spongebob

" Aku pulang " Seru seorang laki-laki dengan pakaian basah kuyup dan tubuh lemas, berjalan gontai memasuki rumah tanpa perduli kakinya meninggalkan jejak basah air hujan.

" Kenapa anda hujan-hujanan tuan Ken ? " Tanya pak Handoko heran.

" Kenapa ? " Dia bertanya dengan wajah memelas, sepertinya pertanyaan itu bagai air jeruk lemon yang di tumpahkan di atas luka hati nya, perih.

" Aku bisa apa lagi, ayah memblokir semua kartu kredit ku dan melarangku menggunakan mobil, dan dia tidak memberiku uang saku untuk pergi kerja hari ini " Ken menjelaskan dengan putus asa.

" Hei hei hei !! berisik sekali " Rai yang baru saja sampai di depan pintu utama mendengar keluhan Ken yang sepanjang jalan kenangan.

" Cih " Ken mencibir Rai.

" Ini semua ulah mu " Ken menatap kesal kakak nya dan segera pergi berlalu.

Dia berjalan melewati lorong yang menghubungkan bangunan utama mansion dengan bangunan kecil miliknya. Kamar pribadinya.

Ruangan itu sebenarnya terlalu besar untuk di sebut sebagai kamar, terdiri dari 2 ruangan terpisah, sebuah ruang tamu mini yang menyatu dengan bar kecil tempat untuk minum, dengan pintu sliding sebagai pembatas dengan ruang tidurnya yang asli. Di dalam ruang tidur itu hanya ada kasur ukuran jumbo yang sebenarnya muat untuk 4 orang tapi hanya dia sendiri yang tidur di atasnya, dengan sebuah lemari pajangan berisi berbagai macam action figure superhero dari berbagai belahan dunia. Dan ada 2 action figure yang dia letakkan di bagian paling atas, terpisah dari koleksinya yang lain. Di letakkan di tempat spesial agar jangan sampai rusak atau berdebu sedikitpun. Itu adalah action figure mini yang dia pesan langsung untuk di buatkan oleh pabriknya, hanya ada satu-satunya di dunia ini. Rai dan Regis.

Baginya mereka berdua adalah superhero yang sesungguhnya, dia sangat mengagumi dan menyayangi mereka berdua.

Dia segera menuju kamar mandi untuk berendam air hangat karena kedinginan setelah main hujan-hujanan.

" Semoga gadis itu tidak mengenali ku, karena hujan yang cukup deras tadi " Ken bergumam sendiri dan menikmati air hangat yang langsung menyelimuti tubuhnya.

Ken sedang duduk untuk makan malam bersama kakak dan kakak iparnya, juga tentu saja ayahnya. Dia berencana akan merayu ayahnya agar bisa menggunakan mobil lagi setidaknya.

" Ayah kau tau aku harus pulang dengan kehujanan tadi " Ken bercerita dengan memelas.

" Kenapa ? " Tanya Ruby penasaran.

" Karena aku sudah kehabisan uang, kalau tau akan di miskin kan seperti ini seharusnya aku mengambil semua uang di atm ku " Gerutu Ken sambil menyuapkan sesendok penuh makanan ke mulutnya.

" Kau sendiri yang membuat taruhan, dan sekarang kau kalah tapi tidak ingin menjalankan apa yang menjadi hasil taruhanmu " Regis menghentikan aktifitas makannya dan menoleh ke arah Ken

" Bersikaplah seperti laki-laki " Regis memerintah tegas.

" Aku mengerti, tapi setidaknya bisa kah kau memberiku ongkos untuk berangkat dan pulang kerja ? " Ken berusaha mencari celah.

" Baiklah, aku akan meminjami mu ongkos, dan harus kau bayar nanti saat gajian " Regis menyetujui permintaan anaknya.

" Daebak !! Ayah kau benar-benar tak tergoyahkan " Ken memuji ayahnya dengan sindiran.

" Terima kasih " Jawab ayahnya acuh tak acuh.

Sebenarnya nasib kakaknya juga tidak jauh berbeda dengannya, dia di miskinkan juga. Tapi kakak iparnya masih mempunyai beberapa simpanan uang untuknya ongkos berangkat dan pulang kerja, tentu saja sejak memulai masa hukumannya, Rai selalu bekerja dengan menggunakan pakaian casual dan masker besar untuk menutupi wajahnya.

" Bertahanlah ini hanya satu bulan " Ruby mencoba menghibur mereka berdua.

Sebenarnya Ken juga tidak masalah dengan hukuman yang di berikan ayahnya, tapi yang menjadi masalah adalah pekerjaannya saat ini. Kepala sekolah Lord telah berhenti di karenakan sakit keras, berusaha mencari kualifikasi yang tepat untuk memimpin sekolah khusus itu sangat lah sulit, jadi Regis ayah Ken memutuskan agar Ken yang menjadi kepala sekolah sementara.

Sekolah Lord adalah sekolah khusus yang didirikan oleh Regis sebagai bukti cinta nya pada Rai dulu sewaktu kecil, tapi pamor klan loyard menjadikan sekolah itu sebagai sekolah tujuan no 1 di negeri ini. Sekolah dengan fasilitas bergengsi dan terlengkap membuat sekolah itu menjadi sekolah swasta terbaik di negeri ini. Banyak orang berebut ingin memasukkan anak mereka ke sana, tapi tentu saja tes masuknya sangat sulit.

Regis tidak membiarkan hanya anak orang kaya atau pejabat yang bersekolah disana, mereka harus melewati serangkaian tes masuk agar dapat bersekolah. Tak tanggung-tanggung, Regis juga memberikan sekolah gratis untuk anak kurang mampu yang lulus tes masuk.

Sekali menginjakkan kaki sebagai murid disana, maka jalan masa depanmu sudah terbuka lebar menuju cahaya cerah, begitu lah pemikiran para masyarakat. Karena tentu saja lulusan sekolah itu kemampuannya melebihi anak-anak sekolah pada umumnya.

Dan ini lah Ken sekarang, terjebak dengan para anak-anak remaja labil yang sedang giat-giatnya membuat masalah untuk mencari perhatian.

" Ayah aku butuh guru pembimbing konseling untuk sekolah, banyak sekali anak-anak yang suka membuat onar " Ken bercerita lebih lanjut.

" Kau urus saja semua nya, bukan kah itu sudah tugas kepala sekolah, aku mempercayakannya pada mu " Regis menjawab yakin.

" Aku akan memasang iklannya di internet kalau begitu " Ken menjelaskan kepada ayahnya.

" Lakukan lah hal yang menurut mu tepat " Regis menyetujui nya.

Selesai makan malam Ken lebih memilih beristirahat di kamarnya, pekerjaannya yang baru sebagai kepala sekolah adalah hal yang baru.

Memang selama ini kepala sekolah yang lama sudah tua, dan sekolah terasa aman terkendali, jadi tidak ada guru bimbingan konseling. Tapi begitu Ken menjabat sebagai kepala sekolah baru, setiap hari selalu saja muncul masalah, sehingga mau tidak mau Ken sendiri yang harus menghadapi para anak-anak nakal tersebut, dan kebanyakan dari mereka adalah perempuan.

" Aku tidak akan bertaruh aneh-aneh lagi dengan kakak, tidak saat ada siluman raja kerbau disini " Maki Ken kepada dirinya sendiri.

Dia kemudian membuka laptopnya untuk memasang iklan lowongan pekerjaan di internet, semakin cepat dia mendapatkan guru baru, maka akan semakin cepat juga dia terbebas dari gadis-gadis mengerikan versi Ken, yang selalu saja membuat onar dan berakhir di ruangannya. Begitu mereka memasuki ruangannya, mereka akan berubah 180 derajat menjadi anak kucing yang manis dan baik seperti tidak pernah melakukan kesalahan.

Ponsel Ken berbunyi, dia melihat layarnya. Tina. Ken menghela nafas panjang. Sejak pesta barbeque yang di adakan kakaknya ipar nya, Tina maju terus pantang mundur untuk mendekati Ken. Dia bahkan memohon-mohon agar bisa mendapatkan nomor ponsel Ken.

Tina bukan wanita yang buruk atau pun jelek, dia cukup cantik dan baik, tapi bukan tipe Ken. Dan lagi pula kakaknya tidak setuju Ken dengan Tina, menurut Rai apa jadinya kehidupan mereka kalau di isi dengan 2 menantu yang sama-sama bermulut ember, itu akan membuat rumah mereka seperti bom waktu yang siap meledak kapan pun tanpa peringatan lebih dahulu. Apalagi ada ayahnya disini, dan ayahnya selalu menuruti semua keinginan kakak iparnya Ruby, meskipun itu hal aneh di luar wajar.

Tidak, tidak, tidak.

Ken menggelengkan kepalanya mengusir bayangan Ruby dan Tina menjadi saudara ipar, mereka akan jadi saudara ipar terspektakuler sepanjang sejarah.

Tapi meskipun begitu Ken tidak bisa menolak Tina dengan kasar, dia dididik ibunya agar memperlakukan wanita dengan baik dan lemah lembut.

" Halo " Sapa Ken malas.

" Ken apa kau sudah pulang ? " Tanya Tina antusias.

" Ya aku sudah di rumah, dan harus bekerja saat ini, kalau tidak ada hal yang penting aku tutup dulu telefonnya, ok ? " Ken menolak dengan sopan.

" Ah begitu ya, aku ingin mengajak mu pergi untuk minum kopi di caffe " Tina mengutarakan maksudnya.

Gadis ini benar-benar seperti buldozer, tidak pernah menyerah.

Ken menghela nafas.

" Maaf Tina aku tidak bisa, aku masih harus beradaptasi dengan lingkungan baru, jadi aku butuh waktu lebih lama untuk sendiri " Ken menolak lagi.

" Begitu ya, baiklah aku akan menunggu mu besok, lalu besoknya lagi, besoknya lagi, besoknya lagi... " Tina terus mengoceh tapi Ken sudah menutup sambungan telefonnya.

Besoknya lagi, besoknya lagi, besoknya lagi..

Suara Tina terus terngiang-ngiang di telinga Ken, membuat jantungnya berdebar sangat kencang.

Ini kah perasaan squidward saat menghadapi spongebob squarepants ?

Ken jatuh tertidur lemas dengan mata melotot.

Kiran

Malam belum larut, Rai dan Ruby sedang berjalan menyusuri lorong menuju kamar Ken. Ruby punya hal mendesak yang ingin dia sampaikan kepada Ken. Dan Rai pergi untuk menemani nya.

Tok, tok, tok !!! Ruby mengetuk pintu bangunan kamar Ken, hening tanpa suara. Dia mencoba sekali lagi, tetap saja tidak ada jawaban.

" Mungkin dia sudah tidur " Ruby menebak asal.

" Mungkin saja " Rai mengedikkan bahu nya. Mereka memutuskan kembali ke kamar mereka.

Ruby pergi menemui teman lamanya beberapa hari yang lalu, yang dulu sempat hilang kontak dengannya. Kiki.

Mereka berpisah karena tiba-tiba Ruby menikah dengan Rai dan Kiki harus pergi keluar kota bersama dengan ibu nya.

Dan Kiki baru saja kembali beberapa minggu yang lalu, dia melihat Rai dan Ruby di berita media online bahwa mereka telah menikah. Jadi Kiki menghubungi Ruby.

Kiki bercerita bahwa selama pindah keluar kota, dia mengambil kuliah di universitas terbuka dan juga bekerja untuk membiayai kuliahnya, sedikit terlambat untuk memulai kuliah dengan umurnya, tapi cita-cita Kiki memang menjadi guru. Dan sekarang setelah mereka kembali lagi ke kota ini, Kiki butuh pekerjaan untuk membiayai kuliahnya.

Ruby yang merasa di mintai tolong oleh sahabatnya tentu saja tanpa pikir panjang akan menolongnya. Tapi dia bingung harus membantu Kiki bagaimana. Dan saat makan malam tadi Ken sedikit menyinggung tentang lowongan guru, baru lah Ruby terpikirkan Kiki. Pekerjaan sebagai guru tentu saja akan sangat membantunya untuk mendapatkan pengalaman mengajar untuk mendukung kuliahnya di universitas terbuka.

Tapi niat Ruby untuk mengajukan Kiki urung karena Ken tidak dapat di hubungi juga di temui. Ruby sangat khawatir begitu iklan sudah di pasang maka akan banyak kualifikasi dengan lulusan universitas terbaik yang akan melamar, mengingat sekolah yang membuka lowongan pekerjaan bukan sekolah biasa. Dan tidak mungkin Kiki, seorang yang masih berstatus mahasiswa telat akan bisa bersaing dengan pelamar lainnya.

Rai sendiri memberitahukan bahwa ayahnya sangat memperhatikan kualifikasi untuk perusahaan mereka, maka dari itu Rai juga tidak bisa memecat Ignes seenaknya karena kualifikasi yang dia miliki. Bisnis tetaplah bisnis, begitu motto ayahnya.

" Besok aku akan menemui Ken saat sarapan " Ruby memutuskan.

🍁🍁🍁🍁🍁

Pagi ini Ken bangun lebih pagi dari biasanya, semalam setelah memasang iklan lowongan pekerjaan di akun resmi sekolah Lord, dia menerima begitu banyak notifikasi pesan masuk yang mengirimkan cv melalui email.

Dan dia tidak akan mensia-siakan kesempatan ini untuk segera melakukan seleksi wawancara. Jadi dia bangun lebih awal dan berencana memulai seleksi hari ini.

Ken yang sedang di miskin kan oleh ayahnya bahkan terpaksa harus naik ojek online untuk sampai ke sekolah.

" Benar-benar tidak ada wibawa nya sama sekali " Ken bergumam memelas kepada dirinya sendiri.

Beruntungnya dia sampai saat sekolah masih belum buka, dia tidak akan kehilangan muka di depan semua guru-guru yang lain.

Setelah membayar ongkos ojek yang dia tumpangi, Ken segera memasuki gerbang. Tapi baru beberapa langkah dia masuk, seseorang memanggilnya.

" Permisi Tuan " Sapa suara wanita dari arah belakang.

Ken berhenti dan menoleh. Dia melihat wanita berambut pendek dengan kemeja putih dan rok hitam selutut. Tiba-tiba bayangannya kembali pada sosok wanita yang dia temui kemarin.

Apa dia wanita yang kemarin ? Apa dia datang untuk menagih hutang ? Tapi aku tidak melihat dengan jelas wajahnya kemarin.

Ken melamun sendiri menatap lekat wanita di depannya.

" Tuan " Panggil wanita itu lagi.

Ken terkesiap dan segera sadar dari lamunannya.

" Ya ada yang bisa ku bantu ? " Tanya Ken sopan.

" Aku datang untuk melamar pekerjaan, semalam aku melihat lowongan di situs resmi sekolah ini " Wanita itu menjelaskan, terpisah di antara gerbang.

" Baiklah, silahkan masuk " Ken mempersilahkan wanita itu masuk, dia membukakan gerbang untuknya, tapi reaksi wanita itu berlebihan. Dia mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak dari Ken. Membuat Ken juga ikut terkejut.

Kenapa dari kemarin setiap wanita yang ku temui selalu menghindar dan menjaga jarak.

Ken menggerutu dalam hati.

" Masuk lah nona, aku akan langsung mewawancarai mu " Ken menjelaskan tanpa basa basi, merasa risih dengan sikap yang di tunjukkan oleh wanita tersebut.

Wanita itu hanya mengangguk dan mengikuti Ken, dia mengedarkan pandangan ke setiap penjuru sudut yang mampu dia lihat. Mereka berjalan menuju ruang kepala sekolah. Ken membuka pintu dan mempersilahkan wanita itu untuk masuk. Tapi wanita itu bergeming, berdiri 2 meter jauhnya dari Ken. Membuat Ken menghela nafas kesal.

" Masuk lah nona, kita akan melakukan wawancara " Ken menjelaskan dengan sedikit kesal.

" Tapi suasana sekolah masih sepi, apa tidak sebaiknya kita menunggu yang lain ? " Jawab wanita itu ragu-ragu, dia semakin melangkah mundur begitu mendengar Ken mendengus kesal.

" Nona aku sengaja berangkat pagi-pagi karena yang mengirimku email sangat banyak, dan siapa yang datang lebih dulu akan di layani. Kalau kau ingin menunggu suasana ramai, silahkan. Aku tidak punya waktu untuk itu " Ken memutuskan kesal. Pekerjaannya sangat banyak dan dia sangat lelah. Sungguh awal yang buruk untuk memulai hari.

Ken memutuskan masuk ke dalam ruangannya meninggalkan wanita itu sendirian. Dia tidak punya waktu untuk membujuk seorang wanita yang jelas-jelas membutuhkannya.

Tok, tok, tok !!! Terdengar ketukan pintu. Ken menghela nafas kesal merasakan wanita yang sekarang berdiri di balik pintu itu.

Dasar wanita aneh, aku benci wanita seperti itu. Aku tidak akan menerima nya jadi guru disini.

" Masuk " Ken menjawab dengan keras dan nada kesal.

Wanita yang sedari tadi menunggu di luar dengan keras kepala itu akhirnya memutuskan untuk masuk dan memulai sesi wawancara nya. Dia masuk perlahan dengan wajah tertunduk.

" Duduk " Perintah Ken dingin. Dan wanita itu hanya diam menuruti saja.

" Mana cv mu ? " Tanya Ken ketus.

Wanita itu dengan tangan gemetar menyerahkannya. Dan begitu Ken menyentuh cv nya secepat itu pula dia menarik tangannya kembali. Menyembunyikannya di bawah meja.

Ken membuka map berisi data diri wanita itu.

" Nona Kiran ? " Tanya Ken memastikan.

" Ya " Jawabnya Kiran ragu-ragu.

" Kau tidak punya kualifikasi apapun, jadi maaf kau tidak bisa di terima " Ken memutuskan dengan cepat begitu melihat daftar riwayat hidup yang tertulis di sana. Hanya tertulis seorang mahasiswa di universitas terbuka.

" Baiklah " Kiran menjawab lemas, tetap menundukkan kepalanya.

Ken menutup map di tangannya dan mengulurkannya ke arah Kiran, tapi Kiran tidak segera menerima nya. Dia hanya memandangi map itu. Membuat Ken jengah dan kesal setengah mati. Dia meletakkan map itu kasar di atas meja, yang kemudian di ambil Kiran dengan tangan gemetaran.

Benar-benar wanita yang aneh.

Ken memaki dalam hati.

Kiran berdiri dan pergi keluar ruangan dengan wajah yang masih tertunduk. Membuka pintu dengan perlahan.

Dia duduk di kursi yang ada di dekat ruang kepala sekolah. Mengambil ponselnya. Sebuah pesan masuk di aplikasi whatsup nya.

Kiki aku akan memberi tahu Ken kalau kau akan melamar disana, jadi dia akan menerima mu. Tenang saja dia selalu menuruti ku.

Pesan teks dari Ruby.

Kiran menghela nafas, dia sudah di tolak, tidak ada gunanya bantuan Ruby sekarang.

Dia mengeluarkan sebuah buku sketsa kosong dari dalam tasnya. Mencari daftar lowongan pekerjaan yang dia tulis semalam.

Guru pembimbing dan konseling di sekolah Lord.

Kiran mencoret tulisan itu dari dalam daftarnya.

Tanpa dia sadari Ken sedang mengawasinya dari tadi di belakangnya.

" Ehem ehem " Ken berdehem untuk memberitahukan kehadirannya.

Deheman Ken sukses membuat Kiran terlonjak berdiri dan segera membuat jarak dengan Ken, sampai dia melupakan buku sketsa nya dan menjatuhkannya.

" Maaf Tuan " Kiran membungkuk meminta maaf dan segera lari ketakutan melihat Ken yang berdiri di hadapannya.

Apa aku hantu sampai dia sebegitu takutnya padaku ? Apa ini gara-gara berita heboh waktu itu ? Ini semua ulah kakak ipar. Dasar marimar durjana.

Ken menatap heran reaksi Kiran yang sangat berlebihan. Dia segera mengambil ponselnya untuk mengecek beritanya yang menjadi buronan. Sudah terhapus. Tapi Ken masih heran kenapa setiap wanita selalu berlari ketakutan saat bertemu dengannya.

" Aish pagi-pagi sudah bikin kesal, ini semua karena kakak ipar " Ken menggerutu, dia akan pergi kembali keruangannya namun langkahnya terhenti oleh sebuah buku sketsa yang tergeletak di lantai.

" Lihat saking takutnya bertemu dengan ku, dia sampai melupakan bukunya. Ya aku memang buronan, aku buronan " Ken memaki berteriak dan mengambil buku itu. Membawanya ke kantornya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!