Langit di atas Wilayah Lembah Kabut Merah tampak suram, diselimuti kabut tebal yang menggantung berat. Di tengah keheningan itu, seorang pria melayang di udara, tubuhnya memancarkan aura yang begitu mendominasi hingga area di sekitarnya terasa bergetar. Long Tian, pendekar jenius yang namanya menggema di seluruh Alam Dewa, berdiri dengan tenang meski dikepung oleh empat sosok dengan aura yang sama mengerikannya.
Dua pria dan dua wanita melingkar di sekitarnya, mata mereka dipenuhi keangkuhan dan kebencian. Mereka adalah para pendekar dari Ranah Dewa Suci, sama seperti Long Tian. Namun, malam ini, mereka bukan sekadar musuh. Mereka adalah algojo yang berniat menyingkirkan ancaman terbesar yang pernah ada.
"Long Tian," suara pria berjubah hitam di depannya terdengar dingin seperti bilah pedang. "Kemajuanmu terlalu cepat. Alam Dewa ini tidak membutuhkan monster seperti dirimu."
Wanita dengan rambut keemasan di sisi kanan menambahkan, "Jika kau dibiarkan hidup, kami semua akan kehilangan jalan menuju puncak. Malam ini, takdirmu berakhir di sini."
Long Tian tidak menjawab. Pandangannya tetap tajam, menatap keempatnya tanpa rasa gentar sedikit pun. Namun, di dalam hatinya, dia tahu situasi ini jauh dari ideal. Keempat orang ini tidak hanya kuat, mereka juga telah mempersiapkan segalanya untuk memastikan dia tidak memiliki celah untuk melarikan diri.
“Jika kalian ingin nyawaku,” suara Long Tian akhirnya terdengar, rendah dan penuh keyakinan, “maka bersiaplah untuk membayarnya dengan darah kalian!”
Keempat pendekar itu bergerak serempak. Serangan-serangan mereka mengoyak udara, menciptakan gelombang energi yang menghancurkan ruang di sekitarnya. Long Tian bergerak dengan kecepatan tinggi, tubuhnya seperti bayangan yang sulit ditangkap, tetapi jumlah lawan yang tidak seimbang membuat setiap gerakannya semakin tertekan.
Slasshh!!
Pedang cahaya pria berjubah hitam meluncur, hampir mengenai lehernya, namun Long Tian berhasil memutar tubuhnya dengan gesit. Serangan itu hanya menyisakan jejak angin tajam di sisi wajahnya. Wanita berambut keemasan menyerang dari belakang, semburan energi emasnya menyapu seperti gelombang besar, memaksa Long Tian untuk mundur ke udara yang lebih tinggi.
“Kalian sudah bertindak terlalu jauh,” gumam Long Tian. Matanya berkilat, dan aura di sekitarnya mulai berubah drastis. Dengan cepat, dia melipat tangannya membentuk segel yang kompleks. Cahaya ungu dengan kilau emas melingkari tubuhnya, membuat udara di sekitarnya bergetar lebih keras.
“Apa yang dia lakukan?!” seru salah satu wanita, matanya melebar.
"Dia membentuk formasi serangan tingkat legendaris!" pria berjubah hitam itu mendesis. "Hentikan dia sebelum terlambat!"
Namun, mereka terlalu lambat. Sebuah lingkaran besar dengan pola kuno terbentuk di bawah Long Tian, memancarkan cahaya yang menyilaukan. Formasi Penakluk Langit, teknik yang mengorbankan setengah kekuatan dan energi jiwa pengguna, terbuka dengan sempurna.
“Rasakan kekuatan ini!” seru Long Tian, suaranya menggema.
DUAR! Cahaya dari formasi itu meledak ke segala arah, menghantam keempat lawannya dengan kekuatan yang begitu dahsyat hingga mereka terhempas jauh. Kabut yang melingkupi wilayah itu tersapu bersih, memperlihatkan langit yang kini berpendar dengan kilauan ungu keemasan.
Keempat pendekar itu terhuyung-huyung di udara, wajah mereka pucat pasi. Formasi itu telah menghancurkan sebagian besar kekuatan mereka. Namun, saat mereka berusaha memulihkan diri, Long Tian memanfaatkan momen itu untuk melarikan diri.
“Tidak... aku tidak akan mati di sini,” desis Long Tian. Tangannya membentuk segel lain, kali ini jauh lebih sederhana. Aura biru yang samar menyelimuti tubuhnya.
“Dia akan melarikan diri!” teriak salah satu dari mereka, tetapi terlambat. Teknik teleportasi acak telah diaktifkan. Tubuh Long Tian perlahan memudar, meninggalkan bayangan terakhir dari sosok pendekar jenius itu.
Di tengah langit yang masih bergetar oleh sisa-sisa energi, keempat musuhnya hanya bisa menatap dengan penuh kemarahan. Long Tian telah melarikan diri, tetapi harga yang dia bayar untuk bertahan hidup malam ini tidaklah kecil.
Dan di tempat yang tidak diketahui, perjalanan barunya akan dimulai.
...
Beberapa saat kemudian...
Long Tian terlempar ke dalam kegelapan malam disebuah hutan, tubuhnya lemah setelah mengorbankan setengah kekuatan dan energi jiwanya. Langit di atas hutan berbeda dari apa yang biasa ia lihat. Cahaya bintang terasa lebih redup, dan tekanan energi di udara sangat ringan, jauh dari intensitas yang biasa ia rasakan di Alam Dewa.
Long Tian menarik napas dalam-dalam, merasakan Qi spiritual yang tipis di sekelilingnya. Wajahnya yang tampan namun dingin menyiratkan kelelahan, tetapi matanya tetap bersinar tajam, penuh kewaspadaan.
“Qi spiritual ini... hampir tidak memiliki tekanan. Apa ini... Alam Bawah?” gumamnya.
Ia berjalan perlahan melewati pepohonan yang menjulang tinggi, dedaunan basah yang tertimpa embun pagi terasa lembut di bawah kakinya. Hutan ini tampak seperti surga kecil yang damai, tapi Long Tian tahu lebih baik daripada percaya pada ketenangan yang menipu.
Setelah beberapa saat, suara langkah kaki ringan menarik perhatiannya. Ia berhenti di balik pohon besar, memperhatikan dengan saksama. Seorang wanita muda dengan rambut hitam panjang dan wajah yang polos namun cantik tengah memegang busur dan panah, membidik seekor kelinci kecil yang sedang mengunyah rerumputan.
Long Tian menatapnya dengan tatapan penasaran. Wanita ini tampak seperti manusia fana, tanpa sedikit pun aura Qi yang menonjol. Dia tampak begitu rapuh, namun ada ketenangan dalam gerakannya yang membuat Long Tian merasa bahwa dia bukan orang biasa.
Dengan suara yang tenang namun tegas, Long Tian melangkah keluar dari persembunyiannya. "Hei, kau di sana."
Wanita itu tersentak, panahnya meleset mengenai pohon di dekatnya. Dia berbalik, wajahnya dipenuhi keterkejutan. Mata cokelatnya yang besar menatap Long Tian dengan waspada.
“Siapa... siapa kau?” tanyanya, suaranya lembut namun penuh kewaspadaan.
Long Tian mendekat dengan langkah lambat, tubuhnya masih terasa berat setelah pertempuran sebelumnya. "Aku bukan musuh. Aku hanya ingin bertanya—di mana tempat ini?"
Wanita itu mengerutkan alisnya, tampak kebingungan. “Tempat ini? Kita ada di wilayah Kekaisaran Guang, tepatnya di pinggiran Kota Zhongdu.”
Jawaban itu membuat Long Tian terdiam sejenak. Kekaisaran Guang? Kota Zhongdu? Nama-nama itu tidak ada dalam ingatannya.
“Kau... tidak tahu di mana kau berada?” Wanita itu bertanya lagi, kali ini dengan nada bingung.
Long Tian mengangguk samar, meski pikirannya dipenuhi banyak pertanyaan. “Aku baru saja tiba di sini. Aku... tersesat.”
Wanita itu menatapnya dengan tatapan penuh simpati, namun tetap menjaga jarak. “Kalau kau tersesat, aku bisa membantumu menuju kota. Tapi... kau terlihat sangat aneh. Dari mana sebenarnya kau berasal?”
Long Tian tidak menjawab. Sebaliknya, dia menatap langit malam yang mulai memudar oleh cahaya fajar. Alam Bawah ini mungkin tempat yang dia pandang rendah sebelumnya, tetapi sekarang, ini adalah dunia di mana dia harus bertahan.
Dengan suara yang dalam, dia berkata, "Tidak penting. Bawa aku ke kota, dan aku akan mencari jawabanku sendiri."
Wanita itu ragu sejenak, tetapi akhirnya mengangguk. “Baiklah, tapi kau harus berjanji tidak akan membuat masalah di sini.”
Long Tian tersenyum tipis, senyum yang penuh misteri. “Aku tidak mencari masalah, selama mereka tidak mencariku lebih dulu.”
Di bawah sinar matahari pagi yang mulai menerangi hutan, langkah Long Tian bersama wanita itu memulai babak baru dalam perjalanan hidupnya, di dunia yang jauh dari tempat asalnya. Namun, mata tajamnya masih memandang ke depan dengan keyakinan tak tergoyahkan. Dunia ini mungkin terlihat sederhana, tetapi dia tahu, di balik kedamaian fana ini, ada banyak hal yang harus dilakukan.
Bersama wanita muda itu, ia melangkah keluar dari hutan menuju jalur yang lebih terbuka. Kota Zhongdu akhirnya terlihat dari kejauhan, berdiri megah dengan gerbang utama yang besar dan kokoh, dikelilingi oleh tembok tinggi yang melindungi kota dari ancaman luar.
Sesampainya di gerbang utama, Long Tian berhenti. Dia menatap wanita itu, menganggukkan kepala ringan sebagai tanda penghormatan. “Terima kasih atas bantuanmu. Aku tahu aku mengganggumu tadi malam, jadi terimalah ini sebagai bentuk terima kasihku.”
Dari dalam lengan bajunya, Long Tian mengeluarkan sebuah kristal kecil berwarna biru kehijauan, memancarkan cahaya lembut yang tampak asing di Alam Bawah ini. Kristal itu adalah sisa dari pertempuran sebelumnya, sebuah fragmen energi tingkat tinggi yang bahkan bagi manusia biasa bisa menjadi benda berharga.
Wanita itu tampak terkejut. “Ini... terlalu berharga. Aku tidak bisa menerimanya.”
“Tolong ambil saja. Anggap saja sebagai permintaan maafku,” kata Long Tian dengan suara tegas namun lembut.
Wanita itu akhirnya menerima kristal itu dengan tangan ragu. “Terima kasih... aku tidak tahu siapa kau, tapi aku harap keberuntungan selalu menyertaimu.”
Long Tian hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa lagi. Dengan langkah tenang, ia meninggalkan wanita itu dan memasuki kota melalui gerbang utama. Kota Zhongdu, meskipun berada di Alam Bawah, ternyata cukup ramai. Jalan-jalan dipenuhi pedagang yang sibuk mengatur barang dagangan mereka, aroma makanan dari kedai-kedai kecil memenuhi udara, dan suara riuh rendah warga yang bercengkerama menciptakan suasana hidup yang asing bagi Long Tian.
Langkahnya membawa dia ke sebuah kedai makan sederhana di sudut jalan utama. Tanpa banyak basa-basi, dia masuk dan memilih meja di pojok ruangan. Pemilik kedai, seorang pria tua yang ramah, segera menghampirinya.
“Apa yang kau inginkan, Tuan?”
“Beri aku makanan yang paling sederhana,” jawab Long Tian. Meski tubuhnya membutuhkan makanan untuk pulih, pikirannya masih sibuk mencerna situasi ini. Dia memang tidak memiliki banyak Qi tersisa, tapi setidaknya tubuhnya masih mampu bertahan di tempat ini.
Saat makanan tiba—semangkuk bubur sederhana dan roti kecil—Long Tian memakannya perlahan, sambil memusatkan pikirannya untuk memulihkan energi internalnya. Meskipun Qi spiritual di Alam Bawah ini tipis, dia memiliki teknik pemulihan yang dapat memanfaatkan energi sekecil apa pun di sekitarnya.
Sambil menikmati makanan yang hangat, matanya menatap keluar melalui jendela kedai. Kota Zhongdu ini memang terlihat biasa bagi siapa pun yang tinggal di Alam Bawah, tetapi bagi Long Tian, tempat ini adalah awal dari sebuah perjalanan baru.
Dan di sinilah dia, pendekar yang terlempar dari puncak dunia, memulai langkah pertamanya di Alam Bawah.
...
Setelah menghabiskan makanannya, Long Tian meninggalkan kedai dengan langkah ringan, meskipun tubuhnya masih terasa lemah. Matanya menyapu jalanan kota Zhongdu yang semakin ramai, mencari tempat yang cocok untuk beristirahat. Tak butuh waktu lama, ia menemukan sebuah penginapan kecil dengan papan kayu sederhana yang menggantung di depan pintu masuk, bertuliskan "Penginapan Angin Damai."
Long Tian melangkah masuk. Pemilik penginapan, seorang pria paruh baya dengan tubuh tambun dan senyum ramah, menyambutnya. “Selamat datang, Tuan! Apa kau mencari kamar?”
“Ya, aku butuh kamar yang tenang,” jawab Long Tian singkat.
Pria itu mengangguk dengan antusias. “Kami memiliki kamar di lantai atas. Tenang dan nyaman. Hanya dua koin perak per malam.”
Long Tian mengeluarkan beberapa koin dari kantongnya—sisa barang sederhana yang ia simpan di cincin ruang sebelum turun ke Alam Bawah. Setelah membayar, ia segera menuju kamar yang ditunjukkan, sebuah ruangan kecil dengan tempat tidur kayu sederhana, meja, dan kursi.
Begitu pintu tertutup, Long Tian segera duduk bersila di tengah kamar. Wajahnya yang dingin menunjukkan fokus penuh. Dia tahu waktu adalah hal yang paling berharga baginya sekarang. Jika dia ingin bertahan di Alam Bawah ini, dia harus memulihkan Qi spiritualnya yang terkuras dan memperbaiki kerusakan pada jiwanya akibat penggunaan Formasi Penakluk Langit.
Dia menggerakkan tangan kanannya, dan dari cincin ruang di jarinya, muncul dua pil obat. Yang pertama adalah pil berwarna biru transparan dengan aroma menyegarkan—pil khusus yang dia racik sendiri di Alam Dewa, dirancang untuk memulihkan energi jiwa. Yang kedua adalah pil hijau kecil, pil peningkatan Qi tingkat rendah yang biasa digunakan di Alam Dewa, tetapi tetap efektif bahkan di Alam Bawah.
Tanpa ragu, Long Tian memasukkan pil biru ke dalam mulutnya. Pil itu larut dengan cepat, melepaskan energi yang dingin dan menyegarkan, langsung meresap ke dalam aliran Qi-nya yang melemah. Setelah beberapa saat, dia menelan pil hijau, dan Qi spiritualnya mulai bergerak lebih aktif.
Dia memejamkan mata, tubuhnya memancarkan aura yang perlahan berubah lebih stabil. Dengan teknik kultivasi tingkat tinggi yang dimilikinya, Long Tian mulai menyerap energi tipis yang ada di sekitar, memanfaatkan setiap partikel Qi yang bahkan nyaris tidak terasa oleh penduduk Alam Bawah.
Waktu berlalu dengan cepat. Setengah hari penuh dihabiskan dalam keheningan total. Di dalam kamarnya, Long Tian seperti patung yang tidak bergerak, tetapi jika seseorang yang peka terhadap Qi melihatnya, mereka akan terkejut. Udara di sekitar tubuhnya dipenuhi dengan aliran Qi yang berputar perlahan, membentuk pusaran kecil.
Energi spiritual yang mulai pulih memulihkan kondisi tubuhnya secara bertahap. Retakan kecil di jiwanya akibat penggunaan formasi legendaris juga mulai menutup perlahan, meskipun prosesnya masih jauh dari selesai.
Ketika matahari mulai tenggelam di ufuk barat, Long Tian akhirnya membuka matanya. Cahaya di matanya lebih tajam, dan napasnya terdengar jauh lebih stabil. Meski belum sepenuhnya pulih, kondisinya sekarang jauh lebih baik dibandingkan ketika dia pertama kali tiba di Alam Bawah.
Dia bangkit dari posisi duduknya, pandangan dinginnya mengarah keluar jendela kamar, ke arah kota Zhongdu yang kini diterangi lampu-lampu lentera. Dalam hatinya, dia tahu dunia ini mungkin terlihat damai di permukaan, tetapi Long Tian tidak pernah percaya pada ketenangan yang palsu.
“Langkah pertama sudah dimulai,” gumamnya pelan, suaranya penuh tekad. “Sekarang saatnya mencari jawaban... dan kekuatan untuk kembali ke atas.”
Pagi di Kota Zhongdu dipenuhi dengan kesejukan. Udara yang lembut menyapu wajah Long Tian ketika dia membuka jendela kecil di kamar penginapannya. Matahari baru saja muncul di ufuk timur, menyinari kota dengan cahaya hangat. Dia menarik napas panjang, membiarkan udara segar memasuki paru-parunya.
Setelah semalaman melakukan kultivasi, tubuhnya terasa jauh lebih ringan, meski kekuatan Qi-nya belum sepenuhnya pulih. Dengan langkah tenang, dia berjalan menuju ember air yang diletakkan di sudut kamar oleh pemilik penginapan. Dia mencelupkan tangannya, membasuh wajahnya dengan air dingin yang menyegarkan.
Air itu memantulkan sosoknya—seorang pria muda dengan tampilan yang luar biasa mempesona. Long Tian adalah pria dengan tinggi 185 cm, tubuhnya ramping namun dipenuhi otot-otot yang terukir sempurna, memberikan kesan kekuatan dan kelincahan. Rambutnya yang panjang berwarna hitam dengan semburat merah gelap di ujungnya, terurai dengan indah meski tanpa perawatan khusus.
Wajahnya adalah perpaduan sempurna antara ketampanan yang memikat dan aura dingin yang tak terjangkau. Matanya tajam seperti elang, dengan kilauan merah samar yang mencerminkan kedalaman kekuatannya. Kulitnya halus dan bersih, tanpa noda sedikit pun, seperti kristal yang terukir sempurna oleh waktu.
Meski dia terlihat seperti pria berusia 25 tahun, kenyataannya Long Tian sudah hidup selama 450 tahun. Sebagai seorang Immortal, tubuhnya tidak menua setelah mencapai tingkat tertentu dalam kultivasinya. Hidupnya yang panjang memberinya pengalaman yang mendalam tentang dunia, namun juga membebani dirinya dengan rasa kehilangan dan perjuangan yang tak berkesudahan.
Dia menatap refleksi wajahnya di air dengan tatapan yang tenang namun penuh kewaspadaan. Di balik ketampanannya, tersembunyi seorang pendekar jenius yang namanya mengguncang Alam Dewa. Long Tian adalah simbol kejayaan dan ancaman bagi banyak orang. Kemampuannya untuk mencapai puncak kultivasi dalam waktu yang singkat telah membuatnya menjadi sasaran kebencian dan rasa iri yang tak terhitung jumlahnya.
Setelah membasuh wajahnya, Long Tian mengikat rambut panjangnya dengan kain sederhana yang dia temukan di dalam kamar. Meski penampilannya tetap terlihat berkelas, ia sadar bahwa dia harus menjaga profil rendah di Alam Bawah ini. Dunia ini bukan tempat untuk pamer kekuatan atau menarik perhatian.
“Pagi baru, langkah baru,” gumamnya, suaranya pelan namun penuh tekad.
Dia mengencangkan jubah hitamnya yang sederhana, lalu berjalan keluar dari kamar. Matahari pagi menyinari tubuhnya ketika dia melangkah keluar dari penginapan, membawa aura tenang namun penuh karisma yang sulit dijelaskan. Setiap gerakannya memancarkan keanggunan seorang pendekar, meskipun dia berusaha untuk tidak menarik perhatian.
Bagi penduduk Kota Zhongdu, dia mungkin hanya terlihat seperti seorang pria muda yang tampan. Namun, hanya sedikit yang tahu bahwa pria ini adalah seorang Immortal dari Alam Dewa yang sedang terjatuh, namun tidak hancur—dan kebangkitan seorang pendekar seperti Long Tian hanyalah masalah waktu.
...
Long Tian berjalan dengan langkah tenang menyusuri jalan utama, matanya mengamati segala aktivitas di sekitarnya.
Saat pikirannya dipenuhi rencana untuk langkah berikutnya, sebuah pemikiran muncul. Dia menyadari betapa minimnya pengetahuannya tentang tempat ini—Kekaisaran Guang, kota Zhongdu, bahkan dunia Alam Bawah yang kini menjadi tempat tinggal sementaranya. Jika dia ingin bergerak dengan aman dan efisien, memahami keadaan dunia ini adalah hal yang mutlak.
Dengan keputusan cepat, Long Tian mulai mencari tempat yang dapat memberinya informasi lebih dalam. Setelah bertanya kepada beberapa warga yang tampak ramah, dia menemukan jawabannya—perpustakaan kota yang berada di sisi timur Zhongdu.
Langkahnya membawanya ke depan sebuah bangunan tua dengan dinding batu yang dihiasi ukiran sederhana. Sebuah papan kayu di atas pintu bertuliskan "Perpustakaan Zhongdu". Meskipun terlihat sedikit usang, tempat itu memancarkan suasana tenang dan penuh pengetahuan.
Long Tian mendorong pintu kayu itu perlahan, dan suara derit kecil terdengar ketika pintu terbuka. Aroma khas kertas tua dan kayu yang lapuk menyambutnya, membuat tempat itu terasa kuno namun menenangkan. Ruangan di dalamnya cukup luas, dipenuhi rak-rak tinggi yang penuh dengan gulungan bambu dan kitab-kitab tua. Cahaya matahari masuk melalui jendela kecil, menciptakan suasana damai yang berbeda dari keramaian di luar.
Di tengah ruangan, seorang pria tua duduk di belakang meja kecil, dengan rambut putih yang tersisir rapi dan janggut tipis yang membuatnya tampak bijaksana. Matanya yang redup tampak fokus pada sebuah gulungan yang sedang dibacanya. Saat Long Tian mendekat, pria tua itu mengangkat wajahnya, menatap tamu yang baru saja masuk dengan senyum ringan.
“Selamat datang di Perpustakaan Zhongdu,” sapa pria tua itu dengan suara rendah namun ramah. “Apa yang bisa kubantu, Tuan muda?”
Long Tian membalas dengan anggukan kecil, memperhatikan pria itu dengan seksama. Meski tampak lemah dan tak memiliki aura kultivasi yang mencolok, pria tua ini memancarkan ketenangan yang khas, seolah-olah telah menghabiskan hidupnya dalam keheningan dan pemikiran.
“Aku membutuhkan informasi,” kata Long Tian dengan suara tenang namun tegas. “Tentang Kekaisaran Guang, kota Zhongdu, dan kekuatan yang menguasai dunia ini.”
Pria tua itu mengangguk perlahan, matanya bersinar dengan rasa ingin tahu. “Tentu, kami memiliki banyak gulungan dan kitab yang mungkin bisa membantumu. Tapi izinkan aku bertanya, Tuan muda. Kau tampaknya bukan penduduk asli kota ini, benar?”
Long Tian tersenyum tipis, senyum yang sulit diterjemahkan, penuh misteri. “Kau benar. Aku baru tiba di sini dan ingin memahami tempat ini lebih baik.”
Pria tua itu tersenyum kecil, mengangguk paham tanpa bertanya lebih lanjut. “Baiklah, ikutlah denganku. Aku akan menunjukkan bagian sejarah dan geografi Kekaisaran Guang. Tempat itu mungkin menjadi awal yang baik untukmu.”
Long Tian mengikuti pria tua itu melewati lorong-lorong perpustakaan, langkahnya tetap tenang meskipun pikirannya terus memutar rencana untuk memahami dunia ini lebih dalam. Baginya, pengetahuan adalah senjata yang tak kalah penting dibandingkan kekuatan.
Di salah satu sudut perpustakaan yang tenang, pria tua itu menggelar sebuah peta besar di atas meja kayu panjang. Peta itu tampak kuno, dengan detail wilayah Kekaisaran Guang yang terukir dengan tinta hitam di atas kertas berwarna kecokelatan. Setiap gunung, sungai, dan kota besar terlihat jelas di sana.
“Ini adalah Kekaisaran Guang,” kata pria tua itu, menunjuk bagian tengah peta dengan ujung jarinya yang keriput. “Sebuah kekaisaran yang luas, terbentang dari Pegunungan Jade di utara hingga Hutan Azure di selatan.”
Long Tian memperhatikan peta itu dengan seksama, matanya menghafal setiap detail.
“Di Kekaisaran Guang, kekuatan utama terbagi menjadi dua kelompok besar,” lanjut pria tua itu. “Yang pertama adalah lima sekte besar yang selama ini menjadi pilar kekuatan spiritual dan militer kekaisaran. Sekte-sekte ini adalah: Sekte Pedang Langit, Sekte Api Emas, Sekte Bayangan Malam, Sekte Bulan Ungu, dan Sekte Akar Bumi.”
Pria tua itu berhenti sejenak, memberi Long Tian waktu untuk mencerna informasi tersebut.
“Kelima sekte ini memiliki pengaruh yang besar, tidak hanya di Kekaisaran Guang, tetapi juga di wilayah lain di Alam Bawah. Namun, selain sekte-sekte ini, ada juga tiga klan besar yang memiliki kekuasaan politik dan ekonomi yang luar biasa.”
Pria tua itu menunjuk bagian tengah peta, di mana ibukota Kekaisaran Guang berada. “Yang pertama adalah Klan Guang, pendiri dan penguasa kekaisaran ini. Mereka adalah klan kerajaan yang memerintah dari ibu kota, Kota Guangluo.”
Dia kemudian menunjuk ke dua wilayah lain di peta. “Di sisi timur, ada Klan Lei, sebuah klan yang terkenal karena kekuatan tempur dan teknik petir mereka yang mematikan. Dan di sisi barat, ada Klan Qin, klan yang ahli dalam strategi, politik, dan alkimia.”
Long Tian mengangguk kecil, menyimpan semua informasi itu dalam ingatannya. Nama-nama ini mungkin terdengar sederhana, tetapi dia tahu bahwa di balik nama-nama tersebut tersembunyi kekuatan besar yang harus diwaspadai.
“Klan dan sekte ini mungkin tampak saling bekerja sama di permukaan,” lanjut pria tua itu dengan suara pelan, “tetapi di balik layar, persaingan dan intrik selalu ada. Jika kau ingin melibatkan diri di Kekaisaran Guang, kau harus berhati-hati.”
Pria tua itu menatap Long Tian sejenak, matanya memancarkan rasa ingin tahu yang mendalam. “Tapi aku yakin kau bukan orang biasa, Tuan muda. Penampilanmu, caramu berbicara, semua itu menunjukkan bahwa kau berasal dari tempat yang lebih tinggi. Mungkin di luar Kekaisaran Guang ini?”
Long Tian hanya tersenyum tipis, tidak membenarkan ataupun menyangkal. “Pengetahuanmu sangat membantu. Terima kasih atas penjelasan ini.”
Pria tua itu membalas dengan anggukan ramah. “Jika kau membutuhkan lebih banyak informasi, kau tahu di mana mencariku. Namun, hati-hati dengan pilihanmu. Dunia ini penuh dengan peluang, tetapi juga penuh dengan bahaya.”
Long Tian mengangguk lagi. Setelah membayar perhatian yang cukup terhadap peta itu, dia berdiri, bersiap untuk langkah berikutnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!