Ada kalanya hidup terasa mudah dan menyenangkan, tetapi kadang juga terasa berat.
Dalam menikmati liku kehidupan ini aku membutuhkan rasa sabar, ikhlas, dan semangat yang begitu kuat.
Aku membutuhkan semangat yang begitu kuat agar aku bisa bangkit dan tak berhenti begitu saja dalam menghadapi tantangan kehidupan yang begitu kejam.
Untuk bisa bangkit dari keterpurukan bukan perkara yang mudah.
Saat hampir ingin menyerah dalam menjalani dan menggapai tujuan hidup, aku membutuhkan kalian untuk wadah bercerita dan kalian yang akan menyaksikan betapa kejamnya
kehidupan yang ku jalani sekarang.
" Tiga hal penting dalam hidupku, kesehatan, misi, dan orang yang aku cinta "
Cintaku adalah ibuku..
Cintaku adalah ibuku..
Cintaku adalah ibuku..
Cintaku adalah bapakku..
Dan..
Cintaku adalah kamu..
Ya! Kamu,
perempuan yang akan menempati kekosongan hati ini, mampukah kamu menjalani kehidupan yang kejam ini bersamaku?
mampukah kamu menjalani kehidupan yang serba kekurangan ini bersamaku?
mampukah kamu menerima kenyataan yang ada pada diriku?
Dan..
mampukah kamu menjadikan aku sebagai wadah cinta terakhir mu?
sebagai bandara pesawat cinta yang selama ini kamu terbangkan seorang diri?
sebagai pilot yang akan ikut membawa pesawat cinta kita kembali terbang ke udara...
~Azril Fathurlutfi
AUTHOR POV
April - 04 - 2000
" Akkhhh "
teriakan seorang wanita di dalam sebuah gubug kecil yang tengah berjuang melahirkan bayinya
" Ayo bu, sedikit lagi kepalanya sudah keliatan " ucap Mak Rum
" Akkhhhh "
Beberapa saat kemudian yang di penuhi dengan teriakan sang ibu bayi akhirnya selesai dan bayi itu lahir dengan selamat
" Oek oek oek " Tangis bayi itu mulai terdengar di pendengaran sangat ibu bayi
Helaan nafas lega terdengar dari mulut Linda ketika sudah berhasil melahirkan bayi nya tanpa seorang suami yang mendampingi nya
" Allhamdulilah, selamat bu Linda, anaknya laki-laki, sehat Wal'afiat " Ucapan Mak Rum dengan bayi laki-laki yang baru saja dilahirkan Linda di kedua tangannya
" Allhamdulilah Mak " ucap Linda saat melihat bayi nya yang berada di gendongan Mak Rum
***
" Mak, Mas Anwar dimana? " Tanya Linda yang sedang menyusui bayi nya
" suamimu masih di jalan pulang Lin, mungkin sebentar lagi juga datang " Linda hanya mengangguk dan sedikit senyum tipis di bibirnya
Mak Rum mendekati Linda yang tengah setengah berbaring di ranjang yang terbuat dari bambu itu
" Bayimu tampan sekali Lin "
" iya, dia tampan sekali seperti mas Anwar "
Tak lama setelahnya suara ketukan pintu terdengar dan Mak Rum berjalan ke arah pintu dan membukanya
" Assalamu'alaikum " ucap Anwar sambil menyalimi tangan Mak Rum
" Waalaikumsalam "
" Mak, dimana Linda dan anak Anwar? "
" Mereka ada di kamar war "
" anak dan istri Anwar selamat dan sehat kan Mak? " Mak Rum terkekeh pelan mendengar laki-laki di depannya yang baru sama menjadi seorang ayah
" Iya, dua-dua nya sehat "
" Anak Anwar laki-laki apa perempuan Mak? "
" Laki-laki, sehat Wal'afiat "
" Alhamdulillah ya Allah, ya sudah Mak, Anwar mau ke kamar dulu, assalamu'alaikum "
tanpa menunggu jawaban salam dari Mak Rum Anwar segera masuk kedalam kamarnya
Mak Rum kembali terkekeh sambil melihat kepergian Anwar " Waalaikumsalam "
***
" Linda, assalamu'alaikum " ucap Anwar sambil memasuki kamar kecil mereka
" waalaikumsalam mas Anwar " sahut Linda dan menyalimi suaminya dan Anwar mengecup kening istrinya
Anwar duduk di sebelah Linda yang tengah memangku putranya yang sudah tertidur
" Assalamu'alaikum putra nya bapak " Bisik Anwar di telinga kecil putra nya
Anwar mengambil alih putra nya dan mulai mengadzani anaknya di telinga sebelah kanan
Setelah selesai Anwar mengecup kening putra nya dan meletakkannya di ranjang
Dilihatnya Linda yang tengah tidur mungkin istrinya itu lelah Anwar sekali lagi mengecup kening Linda
" Terimakasih, terimakasih, terimakasih banyak Linda "
***
10 tahun kemudian..
Maret - 04 - 2010
" Azril... " Panggil Linda kepada putra nya itu tapi nihil tak ada suara apalagi jawaban dari dalam gubuk
saat Linda hendak memasuki gubuknya panggilan dari seorang warga menghentikan niatnya itu
" Iya ada apa pak? "
" Bu Linda, suami ibu- " ucapan warga tadi terpotong-potong karena lelah berlari
" Bapak tarik nafas dulu, lalu buang " Bapak tadi menuruti perkataan Linda
" Nah, sekarang bapak bisa bicara "
" suami bu Linda, kecelakaan di depan " ucap bapak tadi
bagai tersambar petir di siang bolong baru saja dia kembali dari pekerjaannya dan kenapa harus mendengar berita menyakitkan seperti ini
" B-bapak be-beneran i-itu s-suami saya? " tanya Linda dengan nada bergetar dan di angguki bapak tadi
" Beneran bu, tadi saya di suruh ibunya Lilis buat kasih tau bu Linda, dan mereka nanti akan membawa pak Anwar ke sini "
Tak lama setelahnya beberapa warga terlihat tengah menggotong tubuh Anwar yang penuh dengan darah segar
" Astaghfirullahalazim ya Allah " ucap Linda sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya tak percaya apa yang di lihat nya sekarang
Anwar sudah di baringkan di lantai, air mata Linda sudah menetes dia segera memeluk erat tubuh suaminya ternyata suaminya masih sadar
Dua orang warga sudah pergi untuk memanggil dokter puskesmas terdekat
" B-bu " Linda mendongakkan kepala nya melihat ke arah suaminya
" B-bapak masih sadar? " Dan di angguki oleh Anwar
" D-di ma-na A-azri-l? " Linda langsung menengok kiri dan kanan lalu menggeleng pelan
saat Linda hendak bicara teriakan seorang anak kecil terdengar lengkap dengan isak tangis nya
" BAPAKKKK "
Ya anak itu adalah Azril Fathurlutfi yang kini sudah berusia 10 tahun kurang 1 bulan
Azril berlari menuju gubuk nya di sana sudah ada beberapa warga dia masuk dan langsung melihat dengan mata kepalanya sendiri bapak nya terbaring di lantai dengan bersimbah darah
" Pakk " panggil Azril dengan air mata yang sudah banyak keluar dari mata nya
Anwar tersenyum dan mengangkat tangannya menyuruh Azril mendekat dengannya
Azril kini duduk di samping bapaknya anwar segera mengambil tangan kanan putra nya dan tangan kanan istri nya dan meletakkannya di dada nya
" Ja-goa-n bap-ak ja-nga-n nan-gis "
" enggak kok pak, azril nggak nangis hiks.. Hiks.. " ucap azril sambil menghapus pipi nya dengan kasar
" Bu, ja-ga ja-goa-n bap-ak ya "
" Iya Pak, kita akan jaga jagoan kita sama-sama " Anwar hanya menggeleng pelan dengan wajah yang menahan sakit
" Ja-goa-nnya bap-ak, ma-u ka-n wujud-in im-pia-n bap-ak mu i-ni " Azril lngsung mengangguk
" Ja-ga, ib-u mu na-k, ja-dil-ah or-ran-g suk-sess, ja-nga-n sep-ert-ih bap-ak, bu-at bap-ak m-u in-i ba-ngg-ah " azril langsung mengangguk Anwar mengusap kepala azril dan mengusap pipi Linda sembari menggeleng
" Bap-ak per-gi du-lua-n buuu " Linda dan Azril langsung menggeleng
" Enggak pak, enggak pak, bapak jangan ngomong kaya gitu " ucap Linda
Dokter puskesdes baru saja datang dan langsung memberikan pertolongan pertama tapi Anwar menggeleng kepada sang dokter
" Say-ya, tid-ak kua-t lag-ih do-ok "
" bapak bertahan ya " hanya itu yang di ucapkan sang dokter
Tapi apa mau di kata kalau takdir sudah berkata Anwar menghembuskan nafas terakhirnya setelah mengucapkan syahadat
Tangan Anwar yang menggenggam tangan Linda dan Azril sudah terjatuh ke atas dada nya dan melepaskan tangan kedua orang itu
dokter segera memeriksa pernafasan Anwar di hidung dan memeriksa denyut nadi di leher dan tangan nya
Dokter itu melepaskan tangan Anwar dan berdiri sambil menunduk rasa bersalah terbesit di hatinya
" Dok, suami saya kenapa. Massssssss "
Azril berdiri di hadapan dokter tadi dengan air mata " Om dokter, bapak azril nggak kenapa-kenapa kan? Hiks.. Hiks.. "
" Maafkan om dokter nak, bapak kamu, sudah pergi " Linda yang mendengar itu langsung histeris
" NGGAK!!! MASSSS BANGUN MASSSS " ucap Linda sambil menggoyangkan badan suaminya yang sudah tak bernyawa
Azril langsung memeluk Linda dia pun sedih bahkan sangat sedih tapi sekarang dia harus di paksa kuat oleh keadaan dia tidak boleh lemah di hadapan ibu nya
Linda kemudian pingsan di pelukan azril, azril yang tidak siap menopang tubuh Linda sedikit terhuyung kebelakang untung saja ada ibu-ibu yang menahan bahunya
" ibuuu " pecahlah tangis bocah itu ketika melihat ibunya menutup mata di pelukannya
Dokter langsung memeriksa Linda yang sudah dibaringkan di ranjang bambu di temani azril di samping nya
" Nak, kamu tenang saja, ibumu hanya kelelahan dan shock secara bersamaan, tugasmu adalah merawat ibumu ya. " ucap dokter itu sambil menepuk punggung kanan Azril dan berlalu ke luar dari kamar
salah satu ibu-ibu masuk kedalam kamar dan duduk di samping azril
" Azril, Almarhum bapakmu lagi di mandikan, kamu tidak mau melihat?"
Azril hanya menggeleng dan menatap Linda dengan pandangan sedih dia sangat sedih ketika melihat ibunya pingsan
" Azril, kamu yang tabah ya, semua sudah di atur sama yang di atas, kamu harus menjadi kuat untuk ibumu, hanya beliau satu-satunya harta yang kamu miliki di dunia ini, bahagia kan dia ya nak " Azril hanya mengangguk sambil mengusap pipinya
Ibu-ibu tadi keluar dari kamar tak lama kemudian Linda tersadar dari pingsan nya azril langsung memberikan air minum untuk ibunya
" Nak, dimana bapakmu? "
" Bapak sudah tenang bu, ibu yang ikhlas yang tabah, in sya allah, bapak menunggu kita di surga, ikhlasin bapak ya bu "
ya itulah Azril sekarang umurnya sangat lah muda bahkan baru 10 tahun tapi dia di paksa dewasa oleh keadaan menyemangati ibunya supaya kembali seperti sedia kala
" I-ibu, a-akan berusaha ikhlas nak, bapakmu pergi ninggalin kitaaaa hiks. Hiks. " Pecahlah tangis Linda di pelukan putra nya jagoan nya dan suaminya
" Bu Linda, Nak Azril. Almarhum pak Anwar sudah selesai di mandikan dan akan di kafankan, bu Linda dan Nak azril mau melihat untuk yang terakhir kalinya? "
Linda menatap putra sambil mengangguk dia sadar tidak seharusnya dirinya larut dalam kesedihan di hadapan putra nya seharusnya dirinya lah tempat bersandar untuk azril bukannya azril. Anak itu masih terlalu muda untuk mengerti semua yang terjadi
" Ayo nak, kita liat bapakmu "
" Ibu udah nggak papa? " Linda tersenyum dan mengangguk azril langsung memeluk Linda
" Ibu nggak papa nak " ucap Linda sambil mengelus kepala belakang putra nya
" Ya sudah yuk kita liat bapakmu "
Linda dan Azril keluar dari kamar dan duduk di sebelah tubuh Anwar di baringkan
darah segar masih terlihat menetes dari telinga Anwar dan membuat noda di kain kafan kepalanya yang menutupi telinga nya
Linda meraba wajah yang terlihat begitu tenang dalam tidur panjang nya
Mas Anwar, in sya allah Linda sudah ikhlasin mas Anwar pergi, mas.. Linda janji akan buat jagoan kita sukses bagaimanapun caranya, Linda janji nggak akan biarin jagoan kita hidup seperti kita. pergi yang tenang ya sayang tunggu aku.. Istrimu di surga sana ya Batin Linda dan di akhiri kecupan yang sangat lama di kening suaminya
kini azril yang tengah menghadap ke arah bapaknya ya laki-laki ini lah yang sudah memberinya kasih sayang tiada tara, laki-laki ini lah yang mengajarkannya segala hal, laki-laki ini lah yang mengajarkan nya cinta, ya cinta keduanya setelah ibunya
Pak, pergi yang tenang ya pak, azril sayang bapak, in sya allah, keinginan terindah bapak akan berusaha azril wujudin semampu azril, membangun musholla dan bisa di jadikan tempat beribadah kepada Allah, dan in sya allah, azril akan sukses dan banggain bapak, azril nggak peduli berapa banyak rintangan yang harus azril hadapi, azril nggak peduli kalau ada kerikil tajam yang akan melukai azril dalam impian yang sudah bapak kasih, do'akan azril pak, supaya mampu dan bisa mewujudkan semua impian bapak yang sudah bapak kasih ke azril, tunggu azril dan ibu ya pak di surga, Batinnya
***
Hujan rintik-rintik menemani mereka dalam proses pemakan almarhum Anwar
kini sebagian warga yang membantu pemakan almarhum Anwar pun sudah pulang dan tinggallah azril dan Linda yang tengah menatap batu Nisan yang bertuliskan Anwar Nawawi
" Ibu, kita pulang yuk, udah hampir maghrib " Linda hanya mengangguk dan berjalan bersama azril menjauhi area pemakaman
Dunia hanya tempat persinggahan maupun penginapan untuk menunggu hari akhirat.
Kematian itu seperti 'Alif Lam Mim' ayat pertama surat Al-Baqarah yang berarti hanya Allah yang tau.
Kematian juga tak memandang jabatan, status, paras, usia, dan waktu
Hanya kematian yang akan menutus segala kenikmatan dan kebahagiaan yang dirasakan di dunia, dan kehidupan akhirat adalah abadi.
...___________________________...
..."Sesungguhnya kita semua adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kita semua pasti akan kembali." (Q.S Al-Baqarah: 156)...
...___________________________...
~Azril Fathurlutfi
^^^Kuala Kapuas, 23 Februari 2025^^^
..." Jangan biarkan kemarin terlalu banyak menyita hari ini"...
...-Azril Fathurlutfi-...
...***...
seorang anak laki-laki yang berumur sekitar 11 tahun ke atas tengah berlari ke arah sekolah nya
saat satpam akan menutup gerbang sekolah anak itu langsung berteriak supaya satpam tak menutup gerbang sebelum dirinya masuk
" kamu ini, selalu aja terlambat, untung saya belum nutup gerbang nya, kalau tidak- " ucap sang satpam
" maaf Pak, Azril bantu ibu dulu tadi " ucap anak itu
" yasudah, masuk sana mumpung belum bell "
" iya pak, makasih banyak ya pak " anak itu segera berlari ke arah kelasnya ada di paling ujung adalah kelas 6
saat tengah berlari suara seorang guru menghentikannya jantungnya sudah deg degan tapi tak urung dia berbalik badan
" iya pak " tuhkan bener dugaan nya Pak Dadang lah yang memanggilnya wali kelasnya dia berharap tidak akan mendapatkan hukuman
" telat lagi kamu? "
" maaf Pak, Azril tadi pagi bantuin ibu dulu nganterin gorengan ke beberapa warung "
" tidak biasanya kamu hampir telat begini Azril, untung saya belum masuk kelas, jadi kamu tidak akan saya hukum, cepat sana masuk kelas bell sudah berbunyi tuh "
" makasih pak Dang, semoga kebaikan bapak di terima oleh Allah, Azril ke kelas duluan pak, assalamu'alaikum "
Azril Fathurlutfi seorang siswa dari SD Negeri 8 SELAT mempunyai banyak prestasi yang sudah di capai nya selama 1 tahun belakangan ini, banyak mengikuti lomba yang di lakukan di dalam maupun luar sekolah, salah satu murid kebanggaan bisa di bilang Azril adalah murid andalan dari sekolah nya
sifatnya yang selalu ceria, ramah, dan mudah bergaul membuatnya mempunyai banyak teman perempuan maupun laki-laki
" Assalamu'alaikum teman-teman " ucapnya dengan riang sembari berjalan menuju mejanya
" waalaikumsalam, Azril aku kira kamu hari ini nggak sekolah " ucap Lilis
Dia Lilis Fitriani, teman di sekolah maupun teman di rumah Azril, sosok nya yang pemalu dan sulit bergaul menjadikannya tertutup dengan teman-teman kelasnya, Hanya Azril lah satu-satunya teman yang dia miliki, maka dari itu dia duduk berdua bersama Azril
" aku sekolah kok Lis, tadi pagi aku nganterin gorengan dulu ke beberapa warung " ucap Azril yang sudah duduk di sebelah nya
" tapi nggak biasanya kamu hampir telat kayak gini zril "
" tadi pagi ada sedikit kendala, makanya ibu rada telat bikin gorengan nya "
saat Lilis hendak kembali bicara Pak Dadang sudah lebih dulu masuk kedalam kelas
" Assalamu'alaikum Anak-anak, selamat pagi "
" waalaikumsalam pak, selamat pagi juga " ucap keseluruhan siswa
pak Dadang berjalan meja guru dan melihat di atas meja sudah tertata rapih buku Tabungan siswanya dia yakin Azril belum meletakkan buku tabungan milik anak laki-laki itu
" buku tabungan nya sudah semuanya ngumpul kan? " saat seluruh siswa mengangguk dan mengiyakan Azril langsung terperanjat dia belum meletakkan buku tabungan nya di sana
" pak Azril belum pak " teriak Azril sembari mengangkat tangan kanan nya
" yasudah cepat kumpul bentar lagi bu Marni mau ngambilin buku tabungan di kelas-kelas "
" sebentar pak " Azril membuka tas nya dan mengeluarkan buku tabungan miliknya yang sudah berisi uang senilai 5.000.00 ( lima ribu rupiah) yang sudah di masukkan ibunya
segera Azril berjalan kedepan dan meletakkan buku tabungan miliknya di atas meja guru
" ini pak, azril duduk dulu ya " Azril sangat ceria pagi ini walau dirinya hampir terlambat tapi tak mengapa kan masih hampir belum terlambat
" yasudah, berdo'a dulu sebelum mulai belajar nya, biar berkah pembelajaran kita pagi ini "
Keseluruhan siswa mulai membaca doa sebelum belajar bersama-sama sedangkan pak Dadang kini tengah memperhatikan seorang Azril Fathurlutfi
anak itu sudah membuatnya sedikit tertarik dengan keceriaan yang dimilikinya otaknya kembali memutar kejadian setengah tahun lalu saat anak itu masih duduk di kursi kelas 5
Flashback On
pagi itu tampak mendung sepertinya akan turun hujan deras pagi ini pikir pak Dadang
Dirinya sudah berada di area parkiran sekolah matanya tak sengaja menatap seorang anak laki-laki yang tengah berjalan bersama anak perempuan di samping nya
nampak anak perempuan itu tengah mengoceh ria dan nampak anak laki-laki itu sama sekali tak berselera untuk meladeni ocehan teman perempuan nya
tetapi pak Dadang langsung mengendikan bahu tak begitu perduli dengan anak laki-laki itu
saat bell masuk sudah berbunyi segera dirinya masuk kedalam kelas yang hari ini jadwal dirinya ngajar di sana kelas 5B
dirinya sudah duduk di meja guru matanya kembali tak sengaja melihat anak laki-laki tadi
selama pelajaran anak laki-laki itu hanya diam dan hanya menyimak penjelasannya karena merasa aneh pak Dadang bertanya kepadanya tetapi tak ada sahutan akan tetapi teman semeja dengannya yang mebantu menjawab
" Bapaknya Azril, 2 hari yang lalu meninggal dunia pak "
keseluruhan siswa pak Dadang nampak terkejut, pak Dadang berdiri dan menghampiri Azril yang tengah menyembunyikan wajahnya di atas meja menepuk punggung belakang Azril pelan yang membuat anak itu mengangkat kepala nya
Dilihatnya wajah Azril penuh dengan air mata yang sudah mengalir bak sungai yang pasang
" anak laki-laki itu adalah jagoan nya seorang ayah, apakah seorang jagoan pantas untuk menangis? Jawabannya adalah tidak pantas, karena jagoan seorang ayah adalah dia yang akan membanggakan kedua orang tuanya, sekalipun salah satu di antara kedua orang tuanya sudah meninggal, Apakah Azril jagoannya bapak dan ibu? " Azril langsung mengangguk
" Nah, seorang jagoan tidak boleh lemah, seorang jagoan harus kuat, untuk apa kuat? untuk menghadapi segala cobaan hidup, Azril, dunia itu sangat kejam akan ada begitu banyak kerikil tajam yang akan menghambat tujuan hidup kamu, tujuan hidup kamu untuk membuat kedua orang tuamu Bangga bukan? " azril langsung mengangguk
" sebelum memulai tujuan hidupmu itu, bangunlah terlebih dahulu semangat diri kamu, buat diri kamu begitu semangat dan nyalakan api semangat yang akan berkoar-koar dalam diri kamu, ingatlah kedua orang tua kamu sudah menitipkan sebuah mimpi di pundak ini yang harus kamu wujudkan " Kata terakhir Pak Dadang sambil menepuk pelan pundak kanan Azril
Keesokan harinya, pak Dadang kembali melihat Azril datang bersama teman perempuan nya, anak itu terlihat lebih ceria dan tidak lesu seperti kemarin, perubahan Azril begitu sangat membuat nya senang
beberapa hari sudah Azril banyak mengikuti begitu banyak perlombaan antar sekolah pak Dadang baru tau bahwasanya Azril sangat lah cerdas buktinya anak itu sekarang sudah membawa pulang piala terbesar dan uang tunai sebesar 10 juta rupiah atas kemenangan dalam Olimpiade matematika, IPA, dan keagamaan, perlu di catat itu semua yang menjuarai peringkat 1 adalah Azril Fathurlutfi
Flashback Off
...____________________________________...
...Setiap orang berfikir untuk mengubah dunia, tetapi tidak ada yang berfikir untuk mengubah dirinya sendiri dan menyalakan api semangat yang terus menyala bahkan sedang berkoar-koar...
...____________________________________...
...-Azril Fathurlutfi-...
^^^Kuala kapuas, 24 Februari 2025^^^
..." Aku mencintai ibuku, sebagaimana pohon mencintai air dan matahari "...
...-Azril Fathurlutfi-...
***
Hari sudah siang dan bell pulang sekolah sudah berbunyi Azril pulang bersama Lilis dengan berjalan kaki mereka tidak mempunyai sepeda karena mereka bukan dari golongan orang-orang berada
" zril, aku bangga banget sama kamu, karena kamu banyak mengikuti lomba dan memenangkannya bahkan kamu sudah mengharumkan nama sekolah kita " ucap Lilis
" Alhamdulillah, aku bisa sampai sekarang juga berkat doa ibu dan doa bapak di surga, mungkin ini adalah awal aku bisa membanggakan kedua orang tuaku Lis, Bapak banyak menitipkan Mimpi di pundakku, dan aku harus bisa mewujudkan mimpi-mimpi itu "
" Kamu pasti bisa zril, aku yakin nanti saat lulus kamu pasti mendapatkan beasiswa, dan kamu bisa masuk ke sekolah SMP Negeri 6, nggak semua orang loh zril bisa masuk ke SMP itu, aku juga sebenernya pengen sekolah di sana, tapi- " Lilis menundukkan pandangannya melihat jalanan yang sedang dia tapaki bersama Azril
" tapi apa Lis? "
" otakku hanya di bawah rata-rata zril, apalagi kalo di bandingkan dengan otak kamu, pasti kalah jauh lah, nih ya zril, otak kamu dan otak aku itu bagai langit dan bumi, otak kamu jauh tinggi dan otak aku- " Lilis memeragakan tangannya menepuk angin tapi ke bawah dengan bibir mengerucut
" apaansi kamu lis, kita tuh sekolah di sekolah yang sama di kelas yang sama bahkan dimeja yang sam- "
" tapi otak kita yang nggak sama,
mungkin nggak akan pernah bisa sama Azril " potong lilis
" udah ah, jangan bahas ini lagi, aku nggak suka ya kamu ngomong kayak gitu lagi lis, jangan pernah bandingin diri kamu sama diri orang lain, kamu ya kamu, orang lain ya orang lain, jangan pernah kamu paksa diri kamu untuk menyamai orang lain, karena kodratnya kita semua sudah di beri kadar berfikir yang sama rata sama Allah, cuma cara mengasah nya aja yang berbeda. "
Lilis terdiam setelah mendengarkan Azril dia sadar semua orang itu berbeda dan tidak mungkin sama
Kini mereka sudah berhenti tepat di depan rumah Lilis, mereka duduk di teras rumah Lilis yang tak begitu tinggi dengan tanah dengan Lilis yang melepas sepatu dan kaos kakinya dengan azril yang menemani itulah kebiasaan yang mereka jalanin sejak kelas 2 SD ya mereka mulai berteman sejak kelas 2 SD aneh bukan.
Oh tentu tidak!!
" zril mau masuk dulu nggak? Atau mau minum dulu, biar aku ambilin "
" nggak usah lis, aku langsung pulang aja ya, assalamu'alaikum "
" waalaikumsalam "
Lilis melihat punggung belakang Azril entah kenapa hatinya tak tega untuk melihat azril pergi seperti sekarang seharusnya dia tak begini dia pun tak mengerti kenapa dengan dirinya 2 tahun belakangan ini apakah ini cinta?
Tapi mereka kan masih anak-anak yang akan beranjak remaja masa sudah merasakan cinta.
Tau lah pusing. Kalau cinta-cintaan
...***...
Azril kini masih berjalan menuju gubuk kecilnya melewati jalan-jalan yang terkadang bisa becek kalau hujan akan turun tetapi sekarang tidak
" Assalamu'alaikum, ibuu azril sudah pulang niihh, ibu dimana " ucap azril sambil melepas sepatu dan kaos kaki nya dan meletakkannya di dalam dekat pintu gubuk
" ibu di dapur Nak " sahutan yang di dengar oleh Azril dia pun segera meletakkan tas sekolah nya di kursi bambu itu dan segera pergi ke dapur
Dilihatnya ibunya yang tengah menggoreng ikan di atas wajan dengan api yang menyala
" ibuuu, kan azril sudah bilang masaknya nanti aja kalau Azril pulang sekolah, badan ibu kan lagi kurang sehat mendingan ibu istirahat saja dikamar, biar Azril yang lanjutin "
" nggak nak, yang harusnya istirahat itu kamu, kamu pasti capek sekolah tadi kan? mending kamu ganti baju cuci kaki, tangan, sama cuci muka abis itu makan baru deh kamu istirahat "
Azril tetap tak beranjak dari tempatnya dia masih setia di dapur sempit ini saat dirinya hendak mendekati ibunya, ibunya terlebih dahulu menengok ke arahnya
" Sana masuk kamar "
" tap- "
" Azril masuk kamar sana "
" yaudah bu, azril ganti baju dulu ke kamar, ibu jangan kecapekan ya " ucap Azril sambil menyentuh pundak ibunya, Linda hanya tersenyum dan mengangguk sambil tangan kirinya menyentuh tangan anaknya
...***...
Azril sudah berganti pakaian kini dia sedang membantu Linda untuk menaruh masakan ibunya ke lantai yang lebih luas dan memudahkan mereka untuk duduk lesehan di lantai sambil memakan makan siang hari ini
" Buu, gimana badan ibu sekarang, masih nggak enak? " tanya Azril sambil menuangkan air putih ke gelas dan menaruhnya dekat Linda
" udah mendingan nak, tadi ibu beli obat di warung terus ketiduran gara-gara minum obat "
" Allhamdulilah kalo begitu bu, maaf Azril tadi pagi nggak bisa nemenin ibu di rumah padahal ibu lagi nggak enak badan " ucap Azril sambil mengambil nasi dan meletakkannya di piring nya
Linda tersenyum " Ibu nggak papa nak, kamu harus sekolah, wujudkan mimpi bapakmu dan jadilah orang sukses "
Azril tak menjawab ucapan ibunya dia lebih memilih tersenyum dan memakan makanan nya
setelah makan siang Linda kembali meminum obat atas perintah Azril Linda pun berbaring di ranjang bambu miliknya di kamar
Sedangkan Azril mencuci piring, dan membersihkan gubuknya supaya lebih terasa nyaman, Azril mendongak melihat atap gubuk nya ternyata sudah banyak bolong dan menyebabkan cahaya matahari ataupun air hujan masuk ke dalam gubuknya
setelah mengamati atap gubuknya Azril mengambil air wudhu dan menunaikan kewajiban nya yaitu sholat Dzuhur
Setelah selesai Azril masuk ke dalam kamarnya di lihat nya Linda tengah minum di atas Ranjang bambu
" Bu, Azril ngambil hasil gorengan dulu ya di warung pasti gorengan nya udah pada abis "
" Iya nak, jangan lupa kasih sedikit buat yang punya warung ya, jangan diambil semua "
" iya bu, azril berangkat dulu assalamu'alaikum " ucap Azril sambil menyalimi Linda
...***...
" Azril "
Azril membalikkan badannya untuk melihat siapa yang memanggilnya ternyata Lilis, dan sekarang lilis sudah berjalan bersamanya di samping nya
" kenapa lis? "
" kamu mau kemana zril? "
" aku mau ke warung ngambil hasil gorengan yang aku titip tadi pagi, kamu sendiri mau kemana? "
" aku mau ke warung beli sabun colek " Azril hanya mengangguk menanggapi
berjalan bersama dan terus berbincang sesekali bercanda tak terasa warung yang mereka tuju sudah di depan mata
" ibuu, belii " ucap lilis tak lama pemilik warung keluar
" iya neng, beli apa? "
" beli sabun colek bu ada? "
" Oh, ada neng ada, mau berapa? "
" 2 aja bu, berapa? "
" dua 5ribu aja neng "
Lilis menyodorkan uang lima ribu rupiah dan mengambil sabun colek nya yang di berikan ibu pemilik warung tadi
" bu, saya mau ngambil hasil gorengan tadi pagi "
" Oh, iya jang, bentar ya ibu ambilin dulu nampan nya di belakang " Azril hanya mengangguk dan duduk di kursi yang disediakan di sana di temani lilis
Tak lama ibu pemilik warung kembali menghampiri dengan dua nampak yang agak besar dan dengan uang hasil penjualan
" ini jang, gorengan ibu kamu enak banget, kamu tau baru jam 10 pagi aja udah ludes, ini uangnya, besok taruh di sini lagi ya "
" Oh iya bu, ini hasil gorengan semuanya ya? " Ibu pemilik warung langsung mengangguk
" Udah ibu hitung? "
" udah jang, semuanya 250 ribu " Azril mengangguk dan meletakkan uang 20ribu di meja dekat minuman aqua botol tanggung
" Ini buat ibu ya, makasih banyak bu udah bantu jualin gorengan "
" Eh nggak usah jang, ibu ikhlas kok bantu kamu, orang cuma jualin gorengan doang ibu mah duduk aja di sini nggak jalan juga, jadi nggak usah ya buat kamu dan ibu kamu aja "
" jangan bu, buat ibu aja, besok azril nitip di sini lagi ya bu "
" ya sudah taruh aja di situ, iya besok titip sini lagi aja jang " Azril hanya mengangguk
" yasudah bu, azril pamit dulu kalau begitu assalamu'alaikum, sekali lagi terimakasih ya bu "
" Waalaikumsalam, iya sama-sama "
Azril dan lilis berjalan keluar dari warung " Lis, kamu pulang duluan aja aku masih mau ke beberapa warung buat ngambil penjualan kue "
" ya udah zril, aku pulang duluan ya, kamu hati-hati " Azril langsung mengangguk
Azril berjalan ke beberapa warung untuk mengambil hasil penjualan kue dan gorengan yang dia titipkan di warung-warung itu
sekarang dia lagi dalam perjalanan pulang ke gubuknya dengan membawa nampan bekas gorengan dan kue yang suda habis terjual
tak beberapa lama di jalan akhirnya Azril sampai di gubuk nya dia masuk dan meletakkan kantong kresek warna hitam yang isinya uang hasil penjualan gorengan dan kue di atas meja bambu dan dirinya masuk ke dapur guna untuk mencuci nampan bekas
setelah mencuci Azril mengambil uang nya dan masuk ke dalam kamar di lihat nya Linda yang tengah tertidur azril membuka lemarinya dan menyimpan uangnya di sana nanti saat ibunya terbangun saja akan di berikan pikir nya
..._________________________...
...Imajinasi adalah segalanya, ini adalah pratinjau dari atraksi kehidupan yang akan datang, bersiap.....
..._________________________...
...-Azril Fathurlutfi-...
^^^Kuala Kapuas, 24 Februari 2025^^^
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!