NovelToon NovelToon

Dunia Malam Yuna

Eps 1 Selalu Bernasib Buruk

Ayuna Clarra adalah seorang gadis yang kini berusia 22 Tahun, ia sosok yang baik hati dan selalu ceria walau masalah hidup yang dilaluinya cukup berat. Tak hanya itu, Yuna juga memiliki paras yang cantik, hidungnya bangir, bibirnya tipis berwarna merah delima, rambutnya panjang bergelombang dan tebal, kulitnya berwarna kuning Langsat, dan wajahnya sangat lembut dan begitu teduh ketika di pandang.

Ayuna Clarra

Yuna gadis yang sudah sangat elok di pandang bahkan saat tanpa polesan make up sekali pun, banyak wanita yang merasa iri padanya, dalam hal kecantikan Yuna nyaris sempurna. Namun, siapa sangka kalau keberuntungannya dalam hal kecantikan justru berbanding terbalik pada perekonomian keluarganya. Yuna yang tinggal di Desa harus bekerja keras karena saat ini dialah tulang punggung keluarganya, ia pun merantau meninggalkan ibu dan adik perempuannya ke kota demi memenuhi semua kebutuhan mereka.

Ayah Yuna sudah meninggal dunia, Ibunya memiliki riwayat sakit jantung dan Magh akut, sementara adik perempuan Yuna baru saja masuk kuliah dan pasti akan butuh biaya yang sangat besar.

Itu lah sebabnya Yuna memberanikan diri merantau dan ngekost di kota untuk mencoba peruntungannya dalam mencari rezeki. Yuna yang pandai memasak juga memilih membuka usaha catering kecil-kecilan, pelanggan cateringnya pun hanya meliputi orang-orang yang satu kost dengannya saja. Hampir semua orang yang kost disana memilih untuk memakai jasa catering Yuna untuk makan mereka sehari-hari karena bisa lebih menghemat biaya hidup mereka, itulah sebabnya dari pagi sampai siang di habiskan Yuna untuk memasak serta mengantarkan makanan ke kamar kost pelanggannya masing-masing.

Sementara dari siang hingga malam di habiskan Yuna untuk bekerja sebagai waiters di salah satu restoran mewah yang berada di pusat kota, restoran mewah itu bernama Blue Light Restaurant. Begitu lah Yuna menghabiskan kesehariannya tanpa bisa menikmati hidup layaknya gadis seusia nya yang seharusnya masih bisa bersenang-senang bersama teman dan keluarga. Namun jangankan waktu untuk menikmati hidup, waktu untuk tidur saja Yuna sangat kurang, bagaimana tidak, jam 05.00 pagi Yuna sudah harus pergi ke pasar untuk berbelanja bahan masakan usaha cateringnya dan semua Yuna kerjakan dan siapkan sendiri. Ayuna Clarra gadis cantik jelita yang sungguh malang.

Hari ini seperti biasa Yuna kembali di sibukkan dengan banyak orderan di restoran tempat ia bekerja, kebetulan jam sudah menunjukkan jam makan siang yang membuat membludaknya orderan makanan di tempat itu.

"Yuna, bagaimana orderan untuk meja VIP?" Tanya Joan dengan raut wajah yang sedikit cemas.

Joan adalah Manager di restoran Blue Light, dia termasuk salah satu orang kepercayaan owner restoran dalam mengelola dan mengembangkan restoran mewah itu.

"Sebentar lagi siap pak, menunggu dua menu lagi." Jawab Yuna sambil menundukkan kepala.

"Jangan buat mereka menunggu, antar kan saja langsung makanan yang sudah selesai sekarang! Yang dua lagi bisa menyusul." Perintah Joan sembari berlalu meninggalkan Yuna.

"Ba, baik pak"

Yuna pun bergegas mendorong troli yang dapat membawa makanan dalam jumlah banyak. Yuna berjalan sigap menuju ruangan VIP yang memang sengaja dibuat terpisah dari meja yang lainnya. Yang menempati ruangan itu pun sudah pasti tergolong tamu penting dari kalangan pebisnis. Karena selain untuk makan, ruangan itu juga biasanya dipakai untuk meeting.

Akhirnya tiba lah Yuna di depan ruang VIP itu, Yuna mendorong perlahan gagang pintu dan masuk dengan ikut membawa troli itu ke dalam ruangan VIP. Di dalam ruangan tersebut sudah duduk lima orang bos muda yang tampan dengan balutan Jas mahal yang menambah kesan formal.

"Permisi Tuan, ini makanannya." Ucap Yuna ramah sembari mulai menghidangkan makanannya di atas meja.

Yuna sama sekali tidak berani menatap wajah para bos muda itu, dia hanya fokus dengan menu yang tengah ia hidangkan, karena dia tak ingin membuat kesalahan sedikit pun.

Para bos muda itu pun merespon dengan cukup ramah, kecuali satu orang yang sama sekali tidak merespon kedatangan Yuna, dan orang itu adalah Benzie Lim, sang owner Restoran mewah tempat Yuna bekerja saat ini.

Benzie hanya diam sembari menatap Yuna yang sedang menghidangkan makanan dengan tatapan dinginnya.

Benzie Lim adalah seorang lelaki yang tampan, ia berusia 25 tahun dan sangat terkenal dengan sikap dingin dan arogant nya. Benzie Lim adalah pewaris tahta dari kerajaan bisnis Blue Light Group. Mulai dari Hotel bintang 5, Restoran mewah, serta club' malam terbesar di kota itu, semuanya berada dibawah naungan management Blue Light Group. Bahkan semua usahanya itu sudah tersebar di seluruh kota bahkan sudah ada beberapa di luar negeri.

Benzie Lim

"Silahkan tuan, hanya tersisa dua menu lagi yang belum selesai, mohon menunggu sebentar lagi tuan." Ucap Yuna tersenyum ramah sembari membungkukkan badannya dan kemudian berlalu dari ruangan itu.

"Bagaimana? Apa kau ada melakukan kesalahan saat mengantar makanan?" Tanya Joan menghampiri Yuna saat baru saja keluar dari ruangan VIP.

"Tidak pak, tidak sama sekali" Yuna menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Kerja bagus, apa kau tau salah satu dari mereka adalah owner restoran ini?"

"Tidak pak" Jawab Yuna polos sambil terus menunduk.

"Maka dari itu aku memberitahumu, aku tidak mau kau membuat kesalahan sekecil apapun, mengerti?"

"Saya mengerti pak."

Akhirnya Yuna pun kembali bergegas ke dapur mengingat ada dua menu lagi yang belum di antarnya, yaitu sup buntut dan chicken wings.

Ia kembali memasuki ruangan VIP, kali ini hanya menggunakan nampan karena hanya dua menu yang ia bawa.

"Permisi tuan, ini sisa pesanannya." Ucap Yuna saat baru saja memasuki ruangan VIP itu.

Yuna pun bergegas kembali melangkahkan kakinya mendekati meja untuk menghidangkan makanan nya. Namun ternyata lagi-lagi nasib buruk menimpa Yuna, kaki Yuna tergelincir dan ia pun menumpahkan sup yang di bawanya tepat mengenai lengan jas Benzie.

Kejadian itu sontak saja membuat empat bos muda lainnya terperangah.

"Hei kau, Beraninya kau menumpahkan sup itu ke jas nya." Pekik Alex sembari bangkit dari duduknya.

Alex bisa dikatakan sebagai sahabat sekaligus tangan kanan Benzie, yang selalu bisa di andalkannya dalam menghandle semua pekerjaan, Semua usaha yang ada di bawah naungan management Blue Light Group sebagian besar berada dalam pengawasan Alex, sedangkan Benzie hanya tinggal terima beresnya saja.

Alex yang marah langsung saja menelpon Joan selaku manager restoran untuk datang keruangan VIP.

"Maaf, maafkan saya tuan, saya benar-benar tidak sengaja tuan." Ucap Yuna yang langsung berlutut sambil terus menundukkan kepalanya.

Yuna sangat ketakutan, dia pun *******-***** tangannya sendiri, badannya sontak menjadi gemetaran dan peluhnya mulai bercucuran.

Benzie dengan tatapan dinginnya masih tak bersuara, dia hanya terus menatap wajah Yuna dengan tatapan tajam seperti ingin membunuh. Sementara Joan yang baru memasuki ruangan itu sontak ikut terperangah melihat lengan jas Benzie yang sudah basah dan kotor.

"Astaga Yuna, kau benar-benar sudah melakukan kesalahan besar!" Bentak Joan pada Yuna yang tengah berlutut ketakutan.

"Tuan, saya sebagai Manager meminta maaf yang sebesar-besarnya tuan, tolong maaf kan pelayanan kami tuan" Joan meraih sapu tangan dari dalam saku jas miliknya, dan ia pun mencoba membersihkan lengan Benzie sambil berkali-kali membungkukkan badannya sebagai tanda permintaan maaf.

Benzie yang sedari tadi hanya diam, kini beranjak dari duduknya sembari melepaskan jasnya.

"Kau tentu sudah tau harus berbuat apa pada pelayanmu yang lancang ini." Ucap Benzie datar sembari meletakkan jasnya yang sudah kotor ke tangan Joan.

Kemudian Benzie pun langsung berlalu melewati Joan dan Yuna yang masih berlutut di lantai dan tak lama di ikuti oleh empat bos muda lainnya yang ikut pergi. Joan pun menatap jas Benzie itu, ia pun menghela nafas panjang lalu berkata,

"Yuna, ku harap kau sudah tau apa maksud ucapan tuan muda Benzie."

"Apa saya dipecat pak?" Yuna yang sejak tadi tertunduk ketakutan sontak mengangkat kepalanya.

"Ya, silahkan ambil pesangon di bagian keuangan, dan kemasi barang-barangmu lalu pergi dari sini!" Ucap Joan yang kemudian meninggalkan Yuna.

Yuna yang masih dengan keadaan berlutut langsung menangis sejadi-jadinya, sontak wajah ibu dan adiknya langsung terbayang olehnya. Yang Yuna pikirkan adalah bagaimana bisa membiayai ibu dan adiknya kalau dia sudah tak bekerja lagi? Mengandalkan usaha catering miliknya tentu tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan ibu & adiknya. Yuna terus menangis, air matanya berderai, sepertinya wajah cantik Yuna tidak bisa membuat keadaannya menjadi jauh lebih baik.

Bersambung...

Eps 2 Mendapat Pekerjaan Baru

Yuna berjalan dengan tatapan kosong, tetesan bening yang sejak tadi membasahi pipinya hingga sekarang masih saja terus mengalir, entah berapa jauh dia sudah berjalan dengan keadaan seperti itu. Tak berapa lama Yuna pun merasakan pandangan nya perlahan mulai buram, perutnya terasa sangat sakit, dan kepalanya mendadak pusing. Yuna teringat ternyata dia belum makan sejak pagi. Akhirnya Yuna pun pingsan di pinggir jalan.

2 Jam kemudian di sebuah apartment :

"Akhirnya kau sadar juga." Ucap Nensy yang tengah mewarnai kuku tangannya.

Nensy adalah seorang wanita paruh baya yang berusia 40 tahun namun masih terlihat cantik dan seksi, dia bekerja di club' malam milik Benzie sebagai koordinator para ladies atau yang biasa disebut (mami) di club' malam tersebut.

"Ma, maaf anda siapa? Dan ini saya ada dimana?" Tanya Yuna saat baru tersadar sembari mencoba bangkit dari tidurnya.

"Aku Nensyana, tapi biasa di panggil mami Nensy oleh para Ladies ku, dan sekarang kau ada di apartment ku, tadi salah satu ladies ku menemukanmu pingsan di pinggir jalan"

"Ladies? Apa yang anda maksud dengan ladies?" Tanya Yuna polos.

"Ya istilah Ladies yang ku maksud adalah sebutan bagi para wanita yang ikut denganku, mereka bekerja menemani tamu di club' malam." Jawab Nensy yang masih berkutat dengan kukunya.

Yuna hanya mengangguk tanda mengerti dan tanpa berkata apapun.

"Nyonya, sebelumnya terima kasih sudah membantu saya, saya sangat bersyukur, tapi jujur saja saya tak punya apapun untuk di berikan padamu sebagai tanda terima kasih." Ucap Yuna lirih yang kemudian menunduk.

"Kau memiliki paras yang cantik, kenapa tidak kau manfaatkan untuk membuat hidupmu jadi lebih baik?" Tanya Nensy sambil meletak kan kutex nya di atas meja.

"Bahkan jika kau beruntung, kau bisa memiliki segalanya yang kau mau." Timpa Nensy lagi sambil sedikit mendekatkan wajahnya ke arah Yuna.

"Maaf nyonya, tapi saya tidak pernah berfikir sedikit pun untuk bekerja di club' malam."

"Ya tidak masalah, keputusan ada di tanganmu, aku hanya berniat membantumu." Ucap Nensy sambil melipat tangannya.

Tririringgg..Tririringggg..

Ponsel Yuna berbunyi.

"Halo kakak hiks, hiks" Terdengar suara Tere adik perempuan Yuna sedang menangis.

"Halo Tere kamu kenapa? Apa yang terjadi?" Tanya Yuna yang mulai panik.

"Kak, ibu kak, ibu hiks, hiks."

"Ibu kenapa Tere? Cepat katakan ibu kenapa?" Yuna terlihat semakin panik.

"Penyakit jantung ibu kambuh lagi kak hiks, hiks."

"Apa??" Yuna sontak terperanjat dari duduknya.

"Iya kak, sekarang ibu ada di rumah sakit yang berada di dekat rumah, tapi dokter bilang ibu harus segera di rujuk ke rumah sakit besar yang ada di kota, karena peralatan disini tidak lengkap untuk menangani ibu kak." Jelas Tere yang terus menangis.

"Tolong segera lah suruh dokter itu untuk merujuk ibu ke rumah sakit."

"Ta, tapi kak"

"Tapi apa Tere? Ayo segera lah bawa ibu dan jangan tunda lagi"

"Tapi biayanya pasti akan mahal kak, uang yang kakak kirimkan kemarin paling hanya cukup untuk membiayai rumah sakit yang disini saja kak hiks, hiks."

"Masalah biaya biar kakak yang pikirkan, kau hanya perlu mengurus agar ibu bisa segera di rujuk ke rumah sakit yang ada di kota. mengerti?"

"Iya mengerti kak."

Yuna pun kembali terduduk lemas dan menangis, kali ini Yuna benar-benar semakin merasa frustasi. Bagaimana tidak, baru saja dia di pecat dari kerjaannya, sekarang sudah harus mendengar kabar jika ibunya masuk rumah sakit.

"Sepertinya kau perlu memikirkan kembali tawaran ku, mungkin saja setelah menerima telpon barusan membuatmu berubah pikiran." Ucap Nensy santai sembari menghidupkan api rokoknya.

"Ta, tapi saya masih perawan nyonya, bagaimana mungkin bisa bekerja disana" Jawab Yuna dengan keadaan masih menangis.

"Kau yakin masih perawan?" Tanya Nensy yang sepertinya sedikit ragu.

Karena menurutnya, di jaman sekarang wanita yang masih perawan sebelum menikah itu sudah sangat langka.

Yuna pun hanya mengangguk sambil menundukkan kepalanya.

"Kalo hanya karena itu, tentu tidak jadi masalah" Jawab Nensy sambil menghembuskan asap rokoknya ke udara.

"Maksud anda nyonya?" Yuna pun mulai mengusap air matanya.

"Ya, karena pekerjaan utamamu hanyalah menemani tamu minum atau pun karaoke, intinya kau harus membuat tamu itu betah dan memesan banyak botol minuman di club' itu." Jelas Nensy dengan santai.

"Jadi tidak menemani ML?"

"Hahaha kalau itu hitungannya BO sayang alias Booking Out. Kau akan mendapat fee tambahan dari perusahaan dan dari tamu itu sendiri jika tamu tersebut mengajakmu BO. Tapi kau punya hak untuk menolak jika tidak berminat. Anggap saja itu seperti pekerjaan sampingan." Jelas Nensy secara detail.

Yuna pun masih diam sembari terus menyimak penjelasan dari Nensy.

"Bagaimana? Apa kau tertarik?" Tanya Nensy lagi sambil kembali menghembuskan asap rokoknya.

"Lantas apa saja syarat-syarat yang harus saya bawa selain surat lamaran kerja nyonya?" Tanya Yuna yang begitu polos.

"Hahaha kalau bekerja sebagai penghibur di dunia malam, tidak di butuhkan syarat yang seperti itu, tapi hanya butuh Tiga hal mutlak yang kau harus bisa."

"Apa itu nyonya ?" Yuna pun mengernyitkan dahinya.

"Pertama kau harus tampil cantik, kedua kau harus seksi, dan ketiga harus bisa minum alkohol. Hanya itu saja." Jelas Nansy dengan begitu santai.

"Tapi saya tidak pernah minum alkohol sebelumnya nyonya." Yuna kembali menunduk.

"Masalah itu bisa kau atasi sendiri saat sudah bekerja"

"Dan ingat, yang harus kau lakukan adalah membuat tamu itu senang, semakin tamu itu senang padamu, semakin banyak tips yang akan kau dapat"

"Belum lagi jika tamu yang kau layani adalah tamu kelas kakap, kau bisa saja jadi kaya dalam semalam hahahaha."

Jelas Nansy panjang lebar dan kemudian tertawa.

Yuna sedari tadi terus berfikir dan masih merasa sedikit ragu, namun lagi-lagi wajah ibu dan adiknya terus terlintas di benaknya. Sampai pada akhirnya, Yuna pun memberanikan diri untuk menerima tawaran Nansy.

"Baiklah nyonya saya mau, lalu berapa gaji pokok yang akan saya terima jika bekerja disana?" Tanya Yuna penasaran.

"Jika dalam sebulan kau full menemani satu tamu setiap malam selama jam kerja, tanpa ada sehari pun yang bolong maka gaji mu 15 juta, namun jika bisa menemani tamu 2x dalam satu malam dalam sebulan, maka kau dapat 30 juta. Itu di luar tips dari tamu dan di luar dari hitungan BO."

"Ok nyonya saya sudah mengerti. Kapan saya bisa mulai?"

"Bukankah lebih cepat lebih baik? Malam ini kau sudah bisa bekerja, berdandan dan berpakaian lah yang cantik dan seksi. Ku yakin orang secantikmu tak perlu waktu lama untuk membuat para tamu disana melirikmu."

"Maaf nyonya sepertinya ada satu masalah lagi." Ucap Yuna.

"Katakan lah"

"Saya tidak punya pakaian yang seksi dan tak punya bakat berdandan nyonya." Jelas Yuna sembari masih menunduk.

"Tak usah pikirkan, aku yang akan meriasmu dan meminjamkan bajuku padamu. Kau hanya perlu datang membawa badanmu kemari nanti pukul 21.00 malam."

"Baik nyonya, saya pasti akan datang. Terima kasih nyonya, terima kasih banyak sudah membantuku."

"Mulai sekarang panggil aku mami, mami Nensy."

"Ok, baiklah mami"

"Sekarang pulang lah, persiapkan diri dan tenagamu untuk nanti malam."

"Baik mami, saya pulang dulu. terima kasih mami."

Yuna yang sudah menemukan Pekerjaan baru akhirnya bisa sedikit bernafas lega. Walaupun pekerjaan yang akan dia jalani sama sekali bukan yang dia mau sebenarnya, tapi demi ibu dan adiknya, dia rela melakukannya, asalkan bisa menghasilkan uang dengan cepat.

Bersambung...

Eps 3 Bekerja di Club' Malam

"Kau benar-benar sangat cantik Yuna." Ucap Nensy saat baru saja selesai dengan sentuhan terakhirnya terhadap wajah Yuna.

Nensy sejak tadi memang tengah di sibukan dengan pekerjaan barunya yaitu membantu untuk mendandani Yuna. Bagi Nensy, itu sama sekali tak sulit dan tak membuang banyak waktu karena wajah Yuna yang pada dasarnya sudah sangat cantik, jadi tak membutuhkan banyak polesan untuk semakin membuatnya terlihat menarik.

"Aku sangat yakin dengan kecantikan mu ini, dapat mengundang banyak tamu kelas kakap datang, bahkan ku yakin mereka akan rela mengeluarkan banyak uang agar bisa di temani olehmu." Ucap Nensy yang terlihat sangat puas dengan hasil polesannya pada wajah Yuna.

"Apa mami yakin saya bisa mendapatkan banyak uang dengan cepat disana?" Tanya Yuna yang terlihat masih gugup.

"Aku sangat yakin, nanti aku yang akan mempromosikanmu pada tamu-tamu yang datang. Aku akan mencarikan tamu kelas kakap untukmu."

"Iya mami, aku begini karena sejujurnya aku memang butuh uang dalam waktu cepat."

"Ya aku tau. Kau tenang saja, yang penting kau jangan sampai membuat tamuku kecewa dan membuatku malu."

"Iya mami, saya janji akan berusaha sebaik mungkin."

"Baiklah, malam semakin larut, waktunya para ladies bekerja." Ucap Nensy yang kemudian langsung beranjak.

Akhirnya Yuna dan Nensy pun berangkat menuju Blue Light Club.

1 jam kemudian di *r**uang make up para ladies* ...

"Hei para ladies ku yang cantik, perkenalkan teman baru kalian, namanya Yuna, malam ini malam pertamanya bekerja disini, jadi kuharap kalian bisa menerimanya dengan baik." Ucap Nensy saat baru memasuki ruang make up.

"Hai semuanya, senang bertemu dengan kalian, semoga kita bisa menjadi teman kerja yang baik." Ucap Yuna sedikit gugup namun tetap menampilkan senyuman yang menawan.

"Hai Yuna, semoga kau betah bekerja disini." Ucap Cindy dengan ramah.

"Baiklah Yuna, kau duduk lah dulu disini! Aku mau keluar dulu untuk mengamati para tamu yang baru datang." Nensy pun langsung pergi keluar dari ruang make up.

Tak perlu menunggu waktu lama, Nensy pun kembali datang dengan wajah berbinar.

"Hei Ladies ayo cepat berkumpul." Ucap Nensy saat baru memasuki ruang make up yang sudah dipenuhi oleh 25 wanita cantik dan seksi.

"Ayo ikut aku, sudah ada tamu besar yang menunggu kalian di ruang karaoke VVIP" Kata Nensy lagi sambil mengarahkan para ladies nya untuk keluar dari ruang makeup tersebut.

"Apakah tamunya kelas kakap mami?" Tanya salah seorang ladies yang bernama Katy Shen.

Katy Shen bisa di katakan ladies senior yang sudah dua tahun lamanya ikut dengan mami Nensy bekerja di Blue Light Club, dia selalu menjadi rebutan para tamu karena sejauh ini dia yang tercantik dan terseksi dari semua ladies yang di miliki Nensy. Dia juga selalu terpilih setiap ikut kontes, kontes yang dimaksud disini adalah, ketika tamu ingin semua ladies yang ada di hadirkan ke hadapan mereka, sehingga mereka bisa melihat langsung dan memilih sendiri mana yang mereka sukai.

Namun saat kemunculan Yuna untuk pertama kali di hadapan para Ladies, justru sedikit mengganggu ketenangan Katy, Katy merasa Yuna bisa berpotensi menggeser kedudukannya sebagai The Queen Of Ladies karena wajah Yuna yang sangat cantik.

Katy Shen

"Ini bukan kelas kakap lagi, tapi kelas paus hahaha. Perlu kalian tau, kalian akan kontes di hadapan Benzie Lim dan rekan bisnisnya yang baru datang dari Hongkong." Jelas Nensy yang sangat bersemangat sambil terus memandu para ladies itu menuju ruangan VVIP.

"Ha, Benzie Lim? Owner club ini? Yang sangat tampan dan cool itu kan mami?" Tanya Katy lagi yang sontak menjadi ikut bersemangat.

"Ya benar, ini moment yang sangat langka, aku bahkan belum pernah berhasil merayu Benzie agar dia mau di temani oleh salah satu ladies ku, Terakhir dia datang berkunjung ketempat ini dua tahun yang lalu dan tak memilih ladies manapun untuk menemaninya." Jelas Nensy yang masih berjalan di depan para ladies nya.

"Mungkin karena dia belum bertemu denganku mami hahaha" Celetuk Katy yang sangat percaya diri.

Karena memang bisa di akui, selama Katy bekerja di Blue Light Club, tidak pernah sekali pun dia tak terpilih, bahkan dia selalu mendapatkan tamu mana saja yang dia sukai.

"Tapi hanya akan ada empat orang ladies saja yang akan terpilih di ruangan itu, jadi periksa lah kembali penampilan kalian sebelum masuk keruangan itu."

Para Ladies yang mendengar itu sontak saja langsung merapikan tampilan mereka dan sibuk memoles kembali wajah mereka agar bisa terpilih dan bisa duduk di sisi Benzie Lim.

"Aku sangat yakin, aku lah yang akan dipilih sendiri oleh Benzie Lim untuk duduk di sampingnya, dan menemaninya menghabiskan malam. Siapa yang sanggup menolak ku?" Cetus Katy yang sangat percaya diri sembari memoles kembali wajahnya.

Sementara Yuna hanya sibuk dengan pikirannya sendiri, bukan tentang Benzie, tapi tentang betapa takut dan gugupnya dia malam ini, karena ini pertama kalinya dia bekerja di club' malam dengan berpakaian terbuka. Tapi masih sangat kalah terbukanya dibanding Ladies yang lainnya. Belum lagi Yuna juga masih kepikiran dengan ibu dan adiknya yang belum ada kabar kelanjutannya.

"Ok Ladies, ini dia ruangannya." Kata Nensy yang kemudian berhenti di depan salah satu ruangan yang bertuliskan VVIP Room itu.

"Ayo cek lagi penampilan kalian, cepat!" Kata Nensy sebelum akhirnya dia membuka pintu itu.

"Halo selamat malam Tuan Muda Benzie." Sapa Nensy dengan sangat ramah saat memasuki ruangan itu dan di ikuti oleh ke 25 ladies nya.

Ruangan itu memang di buat sangat besar, bahkan di dalam ruangan itu terdapat beberapa sekat lagi ke beberapa ruangan.

"Ini adalah Ladies terbaik yang saya punya yang siap menemani para tuan-tuan malam ini. Pilih lah yang kalian suka tuan." Ucap Nensy kepada ke 4 lelaki itu.

Semua Ladies mulai berbaris menghadap ke arah empat lelaki berkelas itu, mereka semua berharap bisa menjadi salah satu orang beruntung yang bisa dipilih oleh Benzie Lim.

Sementara Yuna berada di barisan paling ujung, yang paling dekat dengan pintu. Yuna yang melirik ke arah para tamu itu sontak saja terperanjat saat melihat Benzie dan Alex yang sudah terduduk santai di sofa. Yuna terkejut karena dia baru sadar orang yang di ceritakan Nensy sejak tadi ialah Benzie Lim yang juga owner restoran mewah tempat nya bekerja sebelumnya. Yuna terlalu sibuk memikirkan masalahnya hingga tak menyimak apa yang Nensy bicarakan sejak tadi. Yuna pun langsung teringat pada kejadian siang tadi, dimana dia menangis berlutut saat dimarahi oleh Alex karena menumpahkan sup ke lengan Benzie.

"Oh celaka, jadi dia juga pemilik club' ini? Ah tidak, dia akan kembali memecatku jika tau aku adalah orang yang sama dengan yang tadi siang menumpahkan sup ke jas nya." Celetuk Yuna yang mendadak menjadi panik dan terus menundukkan kepalanya.

Mr. Wong salah satu rekan bisnis Benzie dari Hongkong berbisik pada Benzie sambil melirik ke salah satu Ladies. Hal itu pun membuat Benzie jadi tersenyum tipis sembari mengangguk.

"Kau." Benzie tiba-tiba menunjuk ke arah Katy.

"Saya?" Tanya Katy memastikan lagi.

"Iya kau, kemari!" Kata Benzie datar.

Katy yang sedari awal memang sudah mengincar Benzie tampak langsung sumringah saat Benzie menunjuknya. Tak perlu menunggu lama, Katy langsung saja melangkahkan kakinya menuju tempat dimana Benzie duduk, kemudian ia pun mendudukkan dirinya begitu saja di samping Benzie dengan ekspresi wajah yang penuh kebanggaan.

"Jangan duduk disini, duduk lah di sana!" Kata Benzie kemudian sembari menunjuk ke arah Mr. Wong.

Karena memang Mr. Wong sudah berbisik pada Benzie jika dia ingin memilih Katy.

Katy yang sudah terlanjur duduk di samping Benzie sontak membulatkan matanya saat Benzie menyuruhnya pindah, sulit ia percaya saat Benzie tak meliriknya sedikit pun saat itu.

"Apa tuan muda tak ingin jika aku saja yang menemani?" Tanya Katy dengan nada menggoda sembari kedua tangannya ia lingkarkan pada lengan kekar Benzie, dia kelihatan masih berusaha agar bisa menemani Benzie.

"Aku tak suka mengulang ucapan ku." Jawab Benzie datar dan bahkan sama sekali tak melihat wajah Katy.

"Cepat turuti perintahnya, jangan semakin mengulur waktu kami." Ucap Alex yang mulai kesal melihat kelakuan Katy yang menurutnya tidak sopan.

Katy yang mendengar itu, akhirnya langsung bangkit dari duduknya sambil membuang nafas kasar, dan kemudian dengan terpaksa ia pun duduk disamping Mr. Wong dengan bibirnya yang mengerucut.

Melihat kejadian bersejarah itu membuat para ladies lain berbisik-bisik, karena baru kali ini mereka melihat Katy di tolak mentah-mentah oleh lelaki. Namun Yuna yang masih di penuhi dengan rasa takutnya sama sekali tak menghiraukan kejadian itu, dia terus saja tunduk berharap Benzie dan Alex tak melihatnya.

Karena dalam pikiran Yuna, jika Benzie atau Alex mengenalinya, dia akan langsung dipecat bahkan sebelum dia memulai pekerjaan nya.

Tentu itu adalah hal yang paling ditakuti Yuna, karena dia benar-benar butuh uang dengan cepat.

Lalu, apakah Yuna akan terus menerus bernasib buruk setelah ini ?

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!