Dijodohin Atau Just Stay
Draft
Staniesta
Hi, namaku adalah Staniesta. Gadis yang sangat lugu, tapi aku juga gadis yang senang bergaul dan suka di luar rumah. Meskipun lugu aku bukan tipikal cupu yang suka hidup miskin. Aku masih mengakui keluargaku, sekalipun membelakang kan.
Staniesta
Nama panjangku adalah Staniesta Kanesha Gerland. Gerland adalah nama keluarga yang di bangun papa. Sedangkan nama keluargaku adalah Yesmana.
Staniesta
Kaluarga Yesmana adalah keluarga yang dikenal luas.
Kampus hari ini sedang sibuk, tak jarang dari mahasiswa dan mahasiswi sedang berkutat dengan laptop. Disusul dengan wisuda beberapa bulan lagi.
Berbeda dengan Staniesta yang sedang mendengarkan mata kuliahnya.
Fine
Nies loe udah selesai belum? *sedikit pelan, melihat ke arah Staniesta yang sibuk menulis.
Amana
Woy berisik tahu. *melirik ke arah Fine, mengedipkan matanya kesal.
Fine
Gue nggak ngajak loe. *kesal, melirik Staniesta yang nggak mendengar.
Fine
Nies!! *sedikit kencang, untuknya dosen tidak peduli.
Fine
Loe udah kelar belum, buat tugas ini kasih tahu gue ya, please. *tanpa suara, menatap Staniesta ingin dipahami.
Staniesta
Apa jadi loe juga nggak ngerti, terus gimana buat tugas terakhir mana susah banget lagi. *tanpa suara, mendesah kesal.
Fine
Nanti kita bareng keluar kelas ya, sekalian lihat cowok - cowok ganteng kampus. *tanpa suara, tersenyum kecil.
Staniesta
Iya deh, senang banget main bareng loe. *terkesan bahagia.
Fine
Gila. *menepuk jidatnya kesal.
Staniesta
Hahaha. *tertawa kecil.
Rediza
Ehmkk. *batuk kecil, mengalihkan atensi kelas.
Amana
Jangan ganggu orang deh. *kesal melirik Staniesta dan Fine.
Fine
Udah deh berisik tahu, lupa ya ada dosen lagi ngajar. *melirik dosen yang masih menulis di white board.
Dosen Lana
Emh jadi gimana buat tugasnya, untuk yang ini hanya delapan hari saja ya jangka waktunya. ingat harus ada di negosiasi juga. *berbalik ke anak didiknya.
Dosen Lana
Niesta coba jelaskan yang saja jelaskan tadi! *menunjuk Staniesta yang sedang menulis, seolah enggan di panggil.
Staniesta
Iya buk, itu ganteng program dalam tubuh yang berstandar pada lambung. Dimana ia berpusat sebagai mengelola bahan yang akan dibuat untuk bahan. *jelas Staniesta sambil mengaduk tengkuknya sedikit ragu akan jawaban absurdnya.
Dosen Lana
Oke, jadi ada yang mau menjelaskan lagi? *tanya dengan tegas.
Amana
Tidak. *mewakili semuanya.
Dosen Lana
Oke. Jadi karena waktu saya hanya sudah habis, saya mau keluar kelas ini. *melihat jam tangannya, bersandar pada meja.
Staniesta
Makasih buk atas pembelajarannya. *tersenyum cerah.
Dosen Lana
Nggak papa Staniesta itu udah jadi tugas saya.
Dosen Lana
Saya pergi dulu, terima kasih. *keluar kelas bimbingan, berjalan ke adah ruangan khusus dosen.
Staniesta
Hufff. *menghembuskan nafas.
Amana
Gue mau cepetan keluar dari ruangan ini, penat tahu. *membereskan buku - bukunya.
Fine
Udahlah lagian nggak lama lagi kita lulus.
Staniesta
Lulus dari jurusan fakultas kedokteran. Tapi baru S1, setelah lulus gue mau ke luar negeri.
Rediza
Ke luar negeri bagi loe itu udah sering Kanesha.
Staniesta
Ya tapi emang nggak ada liburan menyenangkan pas udah beres dari tugas kedokteran.
Amana
Emang kenapa gue juga udah pernah tuh ke Australia sama Inggris.
Amana
*tersenyum kecil, membereskan buku - bukunya.
Fine
Ya udah ya guys gue cabut dulu. *mendekati meja Kanesha, mengendong tas.
Staniesta
Bye. *tertawa cekikikan, keluar kelas lebih dulu di susul Fine.
Staniesta
Loe mau ngajak gue kemana sih? *kebingungan.
Fine
Pokoknya keluar dari ruangan penat tadi deh
Staniesta
Jadi kita nongkrong aja di kampus aja sambil ngerjain tugas? *heran.
Fine
Ngapain, bosen banget lihat kampus ini. Sekalipun ada idola gue di sini, wkwk. *menggandeng tangan Kanesha.
Staniesta
Idola loe yang bernama Purnomo itu, wkwk. *menahan tawa, melirik ke area lapangan, tempat biasanya idola kampus itu nangkring.
Fine
Iya Kanesha. *menekankan.
Staniesta
Ya udah buruan kita ke cafe, gimana kalau tempatnya abis. *berjalan lebih cepat.
Fine
Nggak deh ada tempat yang lebi lucu dan banyak spot foto. Mending kita ke sana ajak. *penuh semangat.
Staniesta
Wah seru banget. *geregetan, kepengen tahu.
Fine
Ya udah buruan. *sedikit berlari.
Staniesta
*mengejar, keluar area kampus.
Staniesta
Jadi kita mau nugas di sini? *melihat kesejukan yang asri.
Fine
Nggak nugas aja, sekalian makan lha emang loe belajar mulu. Nggak capek apa. *memutar matanya, kesal.
Staniesta
Sebenarnya loe mau ngajak gue nongkrong atau apa, kenapa pake modus tugas segala. *bingung.
Fine
Nesya nggak ada nugas di otak gue, mendingan kita lihat pemandangan aja. *melihat sekitar.
Staniesta
Ehm Emang males sih nugas itu, harus gambar lambung segala lagi hehe. *terkekeh kecil, mengalihkan atensi seorang cowok di sebelahnya.
Fine
Iya. *melirik cowok itu jadi teringat sesuatu.
Staniesta
*membuka tasnya, mengeluarkan laptop dan buku yang sedikit besar.
Fine
Jadi loe mau pesan apa? *mengeluarkan buku besar juga.
Staniesta
Gue es kopi sama sandwich gitu deh banyak dagingnya deh.
Fine
Oke. *mengangguk, menjauhi Nesya ke meja pesanan.
Staniesta
*menghembuskan nafas.
Staniesta
Tugas apa lagi ya? *membuka lembar buku materinya.
Septa
Lagi ngapain dek? *tiba - tiba.
Staniesta
*menoleh ke asal suara, jujur Nesya nggak kenal cowok ini, dan dia kaget banget di panggil dek.
Septa
Maksudnya Staniesta ehh. *kebingungan.
Staniesta
Kamu tahu nama saya dari siapa? *heran.
Septa
Emh keluarga saya maybe. *mengangkat bahu, nampak tidak peduli.
Staniesta
Keluarga? *dilihat dari penampilannya memang cowok itu kharismatik dan sudah mapan.
Septa
Iya keluarga Guns, kamu kenal itu kan saya anak pertamanya. *tersenyum kecil.
Staniesta
Oh, saya pernah mendengar. *bohong Staniesta, sebenarnya ia mengenal keluarga Guns yang lumayan sukses.
Septa
Ya itu keluarga saya, cukup ramah kan. *tersenyum manis.
Staniesta
Iya. *tersenyum tulus, Staniesta memang di didik ayahnya untuk bersikap rama terutama pada lawan jenis.
Septa di panggil oleh supirnya untuk ke suatu tepat yang mengharuskan cowok itu meninggalkan tempat tersebut. Septa ke sana karena ingin membeli kopi.
Septa
Ya sudah saya pergi dulu. *meninggalkan Nesya.
Staniesta
Hmm. *tersenyum kecil.
Fine
Ini pesanannya. *membawa banyak makanan.
Staniesta
Makasih Fine. *membawa sandwich dan es kopi, membaca lembar materi.
Fine
*membuka buku, bersiap nugas, menyimpan makanan.
Draft
Staniesta
Menurut loe tugas kali ini susah nggak sih, kok otak gue nggak kebagian mikir.
Fine
Emh lumayan tapi masih ada bagian soal yang udah gue jawab.
Staniesta
emang mudah banget ya sampai loe bisa jawab?
Fine
Lumayan. Bukannya loe tadi serius banget ngerjain?
Staniesta
Duh itu juga karena soalnya beneran gue nggak bisa Fine.
Fine
Masa sih, loe kan termasuk cewek yang pintar di kelas kita.
Staniesta
Pintar nggak menjamin semua tugas bisa ia kerjakan.
Fine
It's, jadi ini kita coba aja lihat - lihat di mapel. Lagian jawabannya ada di sana kok, meskipun harus di tulis semuanya.
Staniesta
What sebanyak itu? *heran.
Fine
Ya iya, itu loe juga jawabannya banyak buat nomer satu. *menunjuk buku Staniesta yang banyak tulisan, karena orak Staniesta lebih cerdas dari Fine. Meskipun mereka sama saja.
Staniesta
Iya sih gue tahu, tapi gue nggak percaya diri itu jawabannya Fine.
Fine
Jadi loe mau apa, kita mau cari di mana lagi. Ini pasti benar kok. *tersenyum.
Staniesta
Ihs gue pengen tugas akhir kita punya nilai bagus.
Fine
Tapi itu nggak menjamin kita lulus dengan nilai cum claude.
Staniesta
Gue nggak mungkin punya gelar cum claude sekalipun papa gue seorang cum claude terkenal wkwk.
Fine
Bapak loe kan orang kaya Fine, setidaknya loe haruslah berjuang buat membuat dia bahagia.
Staniesta
Perjuangan gue hanya cukup lulus jadi sarjana kedokteran. Dan gue bakalan jadi wirausaha. Di bidang entertain gue bagus kok.
Fine
Cita - cita loe itu cuma sepanjang penggaris tahu nggak haha. *tertawa.
Staniesta
Ihs sama saja loe. *kesal, mendapuk bahu Fine.
Fine
*meminum es kopi, melihat lembar jawaban.
Staniesta
*menulis jawaban di buku.
Fine
Duh banyak banget nulisnya, dari tadi nggak selesai - selesai.
Staniesta
Ya udahlah dari pada nggak kelar. *tetep semangat, menyelesaikan tugas.
Fine
Oh tadi loe ngobrol sama siapa? *berhenti sejenak, mengingat.
Staniesta
Hah ngobrol? *kaget, kok Fine bisa tahu.
Fine
Iya tadi pas gue pesan makanan, itu pacar baru loe. Gue dengar.. *mengingat.
Staniesta
Gue beneran masih mikirin kuliah Fine. Nggak ada niatan pacaran. *tidak peduli.
Fine
Emh siapa tahu aja, bukannya kayak akrab banget ya.
Staniesta
Bukan Fine, ngapain gue pacaran sama cowok lewat aja tadi.
Fine
Gue ada niatan buat nikah sih, tapi..
Staniesta
Pacar loe yang nggak pernah mau membahas itu ya.
Fine
Iya, gue mau ke pacar gue dulu ya. Aduh lupa mau ketemuan, bye. *beres - beres buku, bersiap pergi.
Staniesta
Eh Fine tugasnya belum selesai. *bingung, kesal.
Fine
Nggak, bye. *mengecup puncak kepala Staniesta, melangkah pergi dengan tasnya.
Staniesta
*cemberut, membereskan buku, bisa mengerjakannya di rumah.
Staniesta
Kenapa ya Aldo itu nggak jemput Fine. *bingung, melangkah pergi dari area Cafe, berjalan sendirian di trotoar.
Staniesta
Sebenarnya punya pacar itu gimana sih, apa mungkin akan jauh lebih indah. *berpikir.
Staniesta
Atau keputusan papa jauh lebih baik. *memikirkan beberapa kemungkinan.
Staniesta memutuskan untuk masuk ke sebuah mall yang berada di area kampus. Kesendirian itu membawanya ke suatu hal yang selalu ia suka, yaitu adalah toko buku.
Ia akan mampir di toko buku yang ada di mall tersebut.
Staniesta
Gue mau kemana sih? Apa benar ya kata papa kalau punya pasangan itu lebih baik. *di dalam hati, menelusuri mal.
Staniesta
Gue jadi nggak sendirian kayak gini. *menghembuskan nafas kesal.
Rediza
Hi, Staniesta! *memanggil.
Staniesta
Loe baru datang ya Rediza?
Rediza
Enggak gue yang nunggu loe, katanya mau ikut nongkrong.
Staniesta
Iyalah mana mungkin gue ada di sini kalau enggak.
Rediza
Loe nyusulnya baru banget sih Nies, kapan - kapan main lagi ya.
Staniesta
Ya kita bisa nongkrong di cafe terdekat bareng Fine.
Rediza
Emh setuju, emang dia kemana sih nggak ikut? lagian gue juga sahabat loe.
Staniesta
Emang menurut loe dia kemana, ya biasa jalan sama pacarnya.
Rediza
Ihs makin hari makin lengket aja haha. *tertawa.
Staniesta
Haha. *ikut tertawa.
Rediza
Btw ini anak satu kemana ya? *mencari seseorang.
Staniesta
Siapa bukannya kita berdua aja, beli mixue sama ngemil gitu. *tersenyum sumringah.
Rediza
Engga gue bawa seseorang. *misterius.
Staniesta
Siapa loe udah punya pacar? *kebingungan.
Rediza
Iya tapi gue nggak bisa bilang pacar sih. *tersenyum malu.
Staniesta
Berarti teman kampus ya. *menebak.
Rediza
Iya itu sahabat kita yang nggak sempat kita sebut namanya.
Staniesta
Oh maksud loe Amana, haha. Cowok itu mau ngapain sih pasti ngabisin duit gue. *tertawa kecil.
Rediza
Gue dan dia rencana mau nonton.
Staniesta
What enggak deh gue nggak punya uang.
Amana
Hi guys, yuk ah kita nonton. *menarik tangan Rediza.
Rediza
Ayuk Staniesta! *menarik tangan Staniesta.
Staniesta
Enggak. *nampak menolak.
Rediza
Ayok ikut aja please. Dari pada loe sendirian kan, gue nggak nemenin loe.
Staniesta
Jangan nonton dong gue nggak mau.
Amana
Ayolah Fine, filmnya nggak mungkin nggak seru.
Staniesta
It's oke. *terpaksa, berserah, menerima pas di tadi ke mana saja.
Pas di perjalanan ke bioskop Staniesta melihat banyak pengunjung di mall ini. Ada orang tua sampai anak muda yang punya pacar.
Lalu karena dirinya yang suka menjelajah sekitar, dia bisa melihat sesosok yang menurutnya cukup menarik.
Seorang cowok sedang melihat pemandangan buatan di mall dengan tatapan kosong.
Staniesta tidak menyukai cowok itu. Namun gayanya yang sederhana dan baju batiknya, terkesan membuat Staniesta tertarik.
Staniesta
Andai saja gue bawa kamera pasti bakalan menarik banget. *di dalam hati, mendesah kesal.
Amana
Ayok buruan nanti filmnya keburu tayang. *mendumel, menarik Rediza sampai Staniesta ikut tertarik.
Rediza
Aduh sakit tahu. *kesal.
Staniesta
Aduh. *ikut kesal.
Cowok itu lantas melirik ke arah Staniesta yang memang diam - diam memerhatikan. Dengan segera ia menyembunyikan wajahnya.
Staniesta
Mampus deh ketahuan gimana kalau cowok tadi mikir gue suka sama dia. *di dalam hati.
Amana
Kebiasaan banget sih Staniesta, ngelihatin cowok dari jauh.
Rediza
Iya deh gimana kalau tu cowok merasa loe PHP in. Udah banyak korban loe.
Staniesta
Mereka nggak pernah sadar kalah gue yah.. *menghembuskan nafas pasrah.
Amana
Tapi kalau loe emang suka sama salah satu dari mereka, loe bilang.
Staniesta
Hmm kalau emang gue beneran mau sama salah satu dari mereka. *cuek.
Rediza
*mengejar Amana yang berjalan cepat. Mereka telah sampai di pertengahan bioskop.
Staniesta
*mengikuti Rediza yang terus ngedumel.
Draft
Setelah selesai nonton film horror.
Rediza
Gila filmnya bagus banget. *kelimpungan sambil tertawa.
Amana
Iyalah udah gue bilang film nya the best. *bangga.
Staniesta
Haha sampai ketawa karena lucu banget adegannya.
Rediza
*perutnya berbunyi.
Amana
Suara siapa itu? *menahan tawa.
Staniesta
Gue nggak dengar apapun, jangan aneh deh Amana.
Amana
Masa nggak ngeti sih Sta. *heran.
Staniesta
Hmm emang siapa sih yang nggak laper gue juga lapar banget.
Amana
Siapa yang nawarin loe makanan Sta.
Rediza
Hm guys gue mau ke toilet dulu ya. *sambil memegang perutnya.
Amana
Tuh kan Staniesta nggak peka.
Staniesta
Biasanya loe nggak ke kamar mandi Rez.
Rediza
Kan gue juga cewek kalau kebelet wajar.
Amana
Bukan kebelet kan namanya itu lapar. *tertawa kecil.
Staniesta
Ya Tuhan, jangan bikin Rediza malu deh.
Amana
Orang perutnya keroncongan.
Staniesta
Ya udah kita makan ke resto terdekat. *celingukan mencari tempat makan.
Rediza
Nah gitu dong, gue nggak mau buang air kok.
Staniesta
Tuh ada. *menunjuk resto terbuka di ujung mall.
Rediza
Ya udah kesana. *menarik Amana.
Staniesta
Eh tunggu. *mengejar Rediza.
Sesampainya di resto tersebut. Mereka langsung memilih meja yang kosong, dan strategis. Menikmati sekedar tongkrongan kecil di ujung sore.
Mereka duduk sambil berhadapan. Resto kali ini menyediakan makan kecil untuk makan siang.
Rediza
Loe mau apa Sta? *melihat ke arah Staniesta yang sedang melihat hpnya.
Staniesta
Paket ayam goreng pake nasi.
Amana
Sampai heran perut loe terbuat dari apa.
Rediza
Sebelum kesini juga kayaknya perut loe udah penuh. Mampir ke cafe kan? *tebak, nyengir.
Staniesta
Enggaklah pinggang gue langsing ya.
Amana
Iya juga sih. *membandingkan perut Rediza dan Staniesta. Pinggang Staniesta lebih kurus.
Rediza
Ngapain loe lihatin gue? *kesal melihat Amana mengamati pinggangnya yang di ajak joging itu.
Staniesta
Mungkin dia mikirnya loe seksi Rez.
Rediza
What, nggak ada kata seksi untuk sahabat ya.
Staniesta
Kenapa nggak jalani aja dulu, siapa tahu. *becanda, tertawa kecil.
Rediza
Apaan deh. *tersipu, menyembunyikan senyum.
Rediza
Terus loe mau makan apa Amana? *melirik sedikit Amana yang terdiam.
Amana
Hah, loe nanya gue. Makan apa.. ya, ayam kremes pake nasi.
Rediza
Untuk gue ayam kecap pake nasi. *ingat Rediza sebelum melangkah pergi ke kasir untuk memesan.
Staniesta
Loe yakin Amana, nganggap Rez sahabat ?
Amana
Memangnya gue anggap loe apa, sahabat juga kan.
Staniesta
Emh iya juga sih. *menyetujui. kalau mereka pacaran Staniesta sama siapa dong?
Rediza datang kembali dengan pesanan yang ia pesan. Ia membawanya dalam satu wadah di dalam baki ukuran besar. Aromanya tercium sempurna di hidung gadis itu.
Rediza
Hmm enak banget. *bersemangat, duduk di tempatnya semula.
Amana
Enak di hidung yang laper. *mencubit pipi Rediza gemas.
Staniesta
Nggakpapa lha gue juga laper kok. *tertawa kecil, keakraban Rediza dan Amana memang seru.
Mereka nampak kompak memakan makanan dengan berbarengan.
Rediza
Tadi kan loe keluar duluan, Sta. Loe emang kemana?
Staniesta
Gue nemenin Fine aja kok.
Amana
Nemenin dia mau ketemu sama idola dia itu ya?
Staniesta
Enggak tapi sempat ngomongin dia.
Rediza
Fine sadar nggak sih obsesi banget sama cowok itu.
Staniesta
Iya meskipun dia ngomong secara terangan- terangna dia nggak peduli. Udah kayak nunjukin kalau dia suka.
Rediza
Nanti tu cowok mainin perasaan Fine.
Staniesta
Dia mikirnya pasti enggak - enggak.
Amana
Iya jadi jual mahal dan nggak mau dideketin. Emang kesannya dideketin itu gimana gitu.
Rediza
Sok tahu loe Amana. Udah loe cemen aja, mainnya juga sama kita. *menjitak Amana.
Staniesta
Kali - kali loe gentle dong Amana! *terkikik.
Amana
Eh udah jangan ngomongin gue. Tapi gitu - gitu jugaa Fine udah punya pacar tahu.
Rediza
Emh tapi kayaknya nggak serius deh. melihat dia juga kayak naksir idola kampus kita.
Staniesta
Dia serius kok dan pernah bahas pernikahan katanya.
Amana
Kalau udah kesana gue seneng deh, terus gimana hubungan loe Staniesta?
Staniesta
Nggak kenapa - kenapa. *gelagapan.
Rediza
Untuk gue ya, gue memang sudah putus dari pacar gue yang ke empat itu. sekalipun kita udah serius nih, buat merit. putus sekarang gue mau sendiri aja. *bercerita ria, kesukaan Rediza.
Amana
*mendengarkan, cemberut bosan.
Staniesta
*menghembuskan nafas pasrah, selalu saja sahabatnya ini berceloteh tentang apa saja.
Amana
Kalau loe Staniesta gimana? *penasaran.
Staniesta
Hah gimana - gimana gue nggak gimana tuh. *memutar bola mata.
Rediza
Yang serius deh Sta. Loe bukan anak SMA lagi yang sendirian terus.
Staniesta
Bukannya loe tahu sendiri hubungan gue berakhir di SMA.
Amana
Itu nggak penting Sta, ini untuk masa depan lod. *menghembuskan nafas pasrah.
Staniesta
Gue bahagia dan gue nggak ada niatan buat pacaran sekarang.
Rediza
Gila loe mau bawa hidup loe kemana. Sta, jujur deh sama gue.
Amana
Loe lagi suka seseorang ya, atau loe masih hoki di hobi loe itu!!
Staniesta
Gue nggak naksir seseorang. Dan hobi itu masih gue suka sampai saat ini.
Rediza
Gila. Ngoleksi aja terus sampai lupa siapa yang loe foto, nggak ada satu cowok yang loe taksir apa.
Staniesta
Sekalipun gue fotografer yang handal, tetap di mata gue mereka cuma objek.
Amana
Ini demi loe Sta, gue harap habis di dakwah kita loe buka hati ya. Lagian pasti nggak lama lagi loe bebas dadi zoman loe itu.
Rediza
Iya loe cantik dan papa loe kayak. pasti gampang buat dia cari cowok yang cinta sama loe.
Staniesta
Please deh jangan ngomongin papa. *berubah bete.
Amana
Jadi papa udah ada niatan nih. *terkekeh.
Staniesta
Enggak. *menggelak.
Rediza
Bagus lah loe kan bukan tanggung jawab kita wkwk. *tertawa kecil.
Staniesta
Udah lah kalian ini sama saja. *bersemu, teringat sesuatu.
Setelah itu mereka nampak becanda, melupakan Staniesta yang tadi sempat bersemu merah karena diketawain.
Staniesta membuka pintu rumahnya dengan perlahan - lahan, takut menarik perhatian salah satu yang ada di rumahnya.
Staniesta
Uhss semoga papa nggak ada di rumah. *di dalam hati.
Maya
Eh Sta udah pulang ? *datang dari arah ruang tamu.
Staniesta
Duh kenapa ada tante cerewet ini sih, dia itu adiknya papa. Dan biasnya suka main di rumah ini. Yah namanya juga teman karib mama. *di dalam hati, kesal.
Staniesta
Eh Tante, biasa abis kuliah.
Maya
Bukannya kamu berangkat pagi? *heran, melihat tampilan Staniesta yang acak - acakan.
Staniesta
Iya tan. Nggak salah kan kalau pulang jam segini. *menegaskan
Maya
Ya engga, tapi emang ada ya anak baik - baik bisa pulang kuliah di malam. Padahal jadwal pagi.
Staniesta
Udahlah tan, Staniesta itu udah gede. *kesal.
Maya
Gede apanya sih, kalau kamu sudah gede kamu udah bisa atur waktu dong.
Staniesta
Atur waktu gimana, padahal Staniesta pulang di bawah pukul sembilan malam
Maya
Kamu nggak tahu ya kadang mama kamu nanyain.
Staniesta
Aku sibuk kuliah tan, tadi sempat belajar bareng kok.
Maya
Pasti ujung - ujungnya ngabisin duit kan. Nggak ada aturan. *geleng - geleng kepala.
Staniesta
Tan aku udah gede! *menegaskan.
Maya
Tante tahu ya, jadi Tante pengen kamu juga bisa atur waktu kamu. Inilah temenin mama dan Tante aja. *menasehati.
Staniesta
Enggak Staniesta punya waktu sendiri. *kesal, melangkah kaki ke dalam rumh, menaiki tangga, memutar bola mata.
Staniesta
Punya Tante kok bawel banget sih. *di dalam hati.
Dina
Sta, kamu udah pulang? *antusias, menatap kue di meja.
Staniesta
Iya ma Sta ke kamar dulu ya. *bergegas ke kamar.
Dina
Bentar Sta, nanti habis mandi kamu ketemu papa ya di kamar. *tersenyum kecil.
Staniesta
Buat apa sih ma, lagian aku udah tahu urusan apa. *keki.
Dina
Seenggaknya kamu dengerin dulu Sta.
Staniesta
Iya nanti aku kesana. *berlari menuju kamarnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!