NovelToon NovelToon

Going With You

Prolog

Happy Reading🍁...

Ada seorang pemuda yang berdiri disamping gadis kecil. Pemuda itu sedang membuka permen ditangannya. Aksinya dilihat oleh gadis kecil disampingnya menatapnya dengan penuh binar. Lalu setelah membuka bungkus permen ia berikan langsung kegadis kecil dan disambut riang oleh gadis itu. "Makasih." Kata gadis itu dengan senyuman lebar.

"Sama sama... Kalau boleh tau kamu kesini sendirian?" Tanya pemuda itu dengan mengemut permen yang sudah ada dimulutnya. "Iya. Sudah biasa juga."

"Dimana orang tuamu?"

"Papa sedang sibuk kerja, sedangkan mama dan kaka sudah diatas. Dan abang berada dinegara orang." Jelasnya dengan tatapan sendu. "Oh maafkan aku.. Kalau kamu mau. Kamu boleh menganggapku sebagai teman jika kamu kesepian." Tawarnya dengan senyum manis. Setelah mendengar tawarannya gadid itu langsung menoleh kearahnya dengan wajah gembira.

"Benarkah?"

"Tentu." Jawabannya dibalas oleh pelukkan yang mengejutkan baginya. "Hore! Senangnya mempunyai teman baru!" Girangnya dan pemuda itu tertawa kecil sambil membalas erat pelukan gadis itu. "Yayaya, sekarang lepaslah pelukkanmu kita berkenalan terlebih dahulu." Ujar pemuda itu setelah melepaskan pelukkan.

Begitupun dengan sang gadis yang sudah berdiri dihadapannya dengan tangan yang masih berada diujung kaosnya. "Perkenalkan namaku Firza Alfatur kamu bisa panggil aku Alfa dan umurku 17 tahun, kamu?" Ulurnya tangan alfa dihadapan gadis itu. "Salam kenal ka Alfa, namaku Maudy Loresti kaka bisa panggil aku Audy dan umurku 14 tahun." Balas audy dengan uluran tangan yang bersautan oleh tangan alfa dengan erat.

"Salam kenal untukmu audy.. Semoga kita bisa menjadi teman yang baik."

"Makasih. Sudah menjadi teman pertama audy."

"Benarkah? Wahh kalau begitu aku sangat beruntung. Dan sama sama untukmu, princess." Ujarnya dengan mengacak rambut audy dengan pelan. Dari situ mereka lanjut dengan kedekatannya, namun ada sesuatu yang menghalangi mereka.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

---Bersambung---

Dibawah kelanjutannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

Part 1 - Tak Kenal Namun Terasa Dekat...

Happy Reading🍁

4 tahun kemudian.

Disebuah toko buku ada seorang pria yang sedang membereskan sebuah buku yang masih tersegel dengan plastik. Pria itu bekerja dari pagi hingga sore ini. Dan itu demi biaya penghidupannya, pria itu juga dengan senang mengerjakannya karena ia sering bersenandung ria jika mendenngar lagu yang ia suka.

Pria itu bernama Firza Alfatur, yang sering dikenal sebagai Alfa. Diumurnya yang sudah 21 tahun ini harus bekerja karena orang tuanya hanya bisa membiayainya sampai umur 19 tahun, ajaran untuk ia bisa mengerti kata mandiri. Setelah lulus SMA ia langsung mencoba mencari kerja dengan skill yang berbeda seperti, barista, office boy, front office, atau seperti saat ini yaitu staff toko buku.

Dia mencari pekerjaan dengan hal yang berbeda yang tentunya gajinya juga berbeda. Karena ia hanya ingin memiliki banyak uang yang akan ia kumpulkan untuk membeli rumah untuknya dan kendaraan. Tidak mungkinkan ia akan tinggal dirumah orang tuanya jika ia sudah bisa bekerja dan menghasilkan uang selamanya?

Maka dari itu, ia bekerja dengan banyak usaha karena ia tidak ingin membebankan berat kepada orangtuanya. Alfa sudah selesai merapikan bukupun langsung melihat jam yang berada dipergelangan tangannya itu. Dan menunjukkan pukul 3 pas, waktunya ia pulang segera. Dan pergi kerja selanjutnya yang tak lain barista. Alfa sudah berada didalam loker tempat ganti pakaian untuk semua staff disana. "Woi fa, udah waktunya pulang ya lu?" tanya fahri teman sebayanya.

"Iya nih, gua harus buru buru ngejar target."

"Wah sukses bro! Jaga kesehatan ya. Gua masuk dulu, hati hati bro!"

"Ya, thanks."

Singkat mengobrol dengan temannya fakhri, ia langsung bergegas keparkiran motor dan berangkat untuk kerja ketiganya. Kerjaan pertamanya adalah office boy, kedua staff toko buku, ketiga barista dan keempat front office, dan untungnya ia mendapatkan shift sore sampai malam di perusahaan itu..

Ntah kenapa alfa bisa saja membagi waktunya untuk istirahat dan bekerja. Sampai sekarang ia masih terlihat sangat segar walaupun sudah ingin berangkat kerja lagi. Diperjalanan ia selalu berhati hati, dan selalu sampai dengan selamat selama 2 tahun ini. "Sore mang!"

"Sore den, masuk sore ya? Dikira saya aden masuk pagi soalnya ada motor yang mirip sama aden." Ucap Asep, mang satpam dibalas cengiran olehnya. "Ah mamang mah begitu.. Kan yang punya motor macam nih bukan alfa doang mang. Yaudah alfa masuk dulu ya takut telat." Pamitnya dan diiyakan oleh mang asep.

Alfa yang baru saja sampai langsung mengabsenkan diri agar tidak dianggap telat oleh atasannya. "Sore bu, saya tak telatkan?" Tanyanya kepada bu dewi, manager dicafe. "Oh tenang alfa, kamu tidak telat.. Memangnya kamu kapan telat sih selama bekerja disini?" Tanya bu dewi.

"Hehe, saya tidak tau bu. Karena dijam saya kecepatan 10 menit dan itu sengaja."

"Baiklah, silahkan kamu ganti baju dan langsung bekerja menggantikan anang, karena sudah waktu pergantian."

"Baik bu, saya permisi."

❣❣

"Nang, sini giliran gua. Maaf gua lama." Kata alfa sembari mengambil alih pekerjaan anang, sedangkan anang hanya menepuk bahunya. "Selow bro, gua tau kok lu gak pernah telat. Kalau gitu gua balik duluan ya, bye semuanya gua pamit." Ucap Anang. "Hati hati nang." Ujar semua orang disana.

Alfa langsung fokus terhadap kerjaannya, tak lama alfa merasa ada yang mencolek tangannya yang tak lain mas agus, senior disini. "Fa, bisa gantiin gua sebentar gak? Gua dapet panggilan alam." Ujarnya sembari memegang perut dan dibalas anggukan oleh alfa.

Alfa langsung mengambil alih kerjaan mas agus yang saat ini menjadi kasir atau pengambil pesanan. Tak lama sekumpulan anak SMA datang dan langsung memesan apa yang mereka mau. Alfa dengan cekatan cepat langsung mengetik apa yang mereka pesan. "Eh lo berdua mau pesen apaan buru.." Tanya gadis poni.

"Sabar si audy kebingungan. Gua mau tiramisu latte mas, lu apa?" Tanyanya kepada sahabatnya.

"Eh aku apa ya? Itu aja deh matcha latte sama kentang goreng, mas?" Ujarnya dengan nada lembut. "Kenapa dy?" Pertanyaan sahabatnya dijawab gelengan oleh gadis itu. Gadis tadi menyebut mas dengan tanda tanya dibelakang saat ia menatap Alfa dengan wajah berbeda.

"Udah itu aja mas, eh mas ini beda sama yang kemarin ya?" Tanya gadis berkepang. "Oh maksud kamu mas agus?" Tanya alfa diangguki oleh gadis itu.

"Dia lagi ada urusan."

"Urusan apa?" Tanyanya lagi. "Panggilan al-" ucapan alfa terputus karena mas agus sudah menepuknya duluan.

"Fa, sini gua aja. Gua dah kelar urusannya." Cegatnya. "Oh yaudah mas. Permisi." Pamit alfa kebelakang karena masih ada kerjaan yang harus ia buat. Sedangkan mas agus menghela nafas, jika alfa berbicara bahwa ia dapat panggilan alam harga dirinya akan jatuh dihadapan gadis. "Mas agus, urusan apa? Tapi kok aku baru ngeliat barista itu?"

"Oh dia hanya ada di beberapa hari doang seperti hari ini dan hari jumat kemudian hari sabtu. Jadi pesanan kalian ini aja?"

"Iya mas. Totalnya berapa?"

Sedangkan alfa yang sudah berada ditempatnya langsung membuat pesanan pelanggan. "Alfa! Buatin kentang goreng fa, buatan lo jadi favorit anak jaman sekarang." Pinta mas eko koki kafe namun pemalas. "Iya mas bentar lagi bikin kopi." Ujarnya. Setelah kelar buat kopi ia langsung berikan kedepan agar waiter mengambil pesanan tersebut.

Kemudian alfa langsung bergegas kearah mas eko dan bertanya. "Kenapa ngga mas eko aja? Kan kentang mas juga enak."

"Gak seenak dirimu anak kecil, kau kan-" mas eko langsung kaget saat ucapannya terpotong oleh orang yang sering ia hindari. "Eleh bilang aja dirimu malas untuk membuatnya mas, udah alfa kamu balik ketempat semula biar mas eko saja yang membuatnya." Suruh bu dewi yang tiba tiba muncul diantara dia dan mas eko.

"Lah kamu ngapain disini? Ngagetin orang saja."

"Mas yang ngapain, kenapa malas malasan hah? Mau gaji buta, iya?" Ketus bu dewi."Bukan gitu, orang alfa yang mau buat kentangnya."

Sedangkan alfa hanya berdiam tidak membela toh bu dewi pasti sudah mendengar siapa yang nyuruh dia. "Alah gak usah banyak alasan! Saya tadi dengar juga pakai telinga saya bahwa mas yang menyuruh alfa untuk membuat kentang!"

"Udah cepetan bikinnya nanti saya potong gajinya! Saya tunggu disini. Buru!" Sewot bu dewi membuat mas eko mau tak mau menurut karena gajinya menjadi ancaman.

Alfa yang mendengar omelan bu dewi menghela nafas lega, ntah apa yang ia rasakan. Sesudah tidak ada pesanan lagi alfa langsung duduk didekat tangga turunnya ruangan staff lainnya. Ia mengistirahatkan kakinya sebelum memulai kembali kerjaannya. Seketika bayangan seorang gadis kecil lewat dibenaknya. Gadis itu tertawa dan tersenyum manis kearahnya, bayangan itu membuat alfa tersenyum dan bergumam.

"Jadi rindu sama gadis itu." gumamnya pelan, sampai terdengar oleh orang dibelakangnya. "Gadis siapa?" Tanya mas agus tiba tiba, membuat alfa terkejut dan menatap horor.

"Mas ngagetin aja, untung gua ngga jantungan."

"Elah lebay lu fa, gua tanya kamu bayangin gadis siapa?" Kepo mas agus

"Gadis kecil, sudah empat tahun gak ketemu sama dia. Karena dulu aku sibuk dengan organisasi sekolah."

"Terus dimana dia sekarang?"

"Ntah.. Yang gua inget hanya senyum dan tawanya. Selebihnya gua gak inget."

"Namanya ngga inget?" Tanya mas agus lagi dijawab gelengan oleh alfa. "Wah parah lu fa, kenapa gak bisa inget?"

"Kan gua pernah bilang kalau gua pernah ngalamin celaka yang mengakibatkan sebagian memori diotak gua harus ilang." Balasnya dan diangguki oleh mas agus.

"Alfa! Sini buat pesanan lagi moccachino sama amerikano!" Teriak asyur yang saat ini adalah penggantinya mas agus. "Iya, yaudah mas gua lanjut kerja dulu ya."

"Iya, gua juga udah mau balik, semangat kerjanya fa."

"Ya."

Sedangkan seorang gadis yang duduk dikursi taman hanya bisa menatap langit dengan sesekali mata terpejam saat angin meniup rambutnya. Gadis itu hanya bisa menghela nafas dengan berat, ditangkupnya kedua pipi oleh tangannya sendiri. "Apa dia lupa sama aku?"

"Kenapa dia jarang dateng kesini? Kan dia udah janji kalo dia bakalan sering main."

"Dan ternyata dia ngingkar janji. Sedih banget jadi aku."

Curhatnya dengan meratapi nasib. Setelah bosan ia langsung berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan taman tersebut yang sudah jarang didatangi orang.

 

 

---Bersambung---

Jangan lupa like ceritaku dan mampir baca kecerita lainnya

Terima kasih.

Mengingat sesuatu

Happy Reading🍁

Yang diingat oleh alfa adalah sebuah taman, taman yang membuatnya mengenal dengan seorang gadis kecil itu. Namun apa dayanya yang ingatannya terlalu kecil dengan kapasitasnya, jika ia memaksa mengingatnya sakit akan menyerang kekepalanya.

Dan itu sangat sakit, membuatnya sedikit depresi dibuat itu. Alfa duduk dikasurnya dan berbaring diatasnya. Ia mencoba mengistirahatkan tubuhnya dan menguras memori dulu sedikit demi sedikit ia bisa melihat bahwa taman itu penuh dengan anak anak dan orang tua yang menemani.

Namun ada gadis yang berdiri sendiri didekat pagar, wajah gadis itu sangat familiar saat ini. Lebih dekat ia melihat wajah itu dan lebih dekat kepalanya berdenyut sakit. "Argh! Sial!" Umpatnya saat kepalanya terasa berat dan sesak seperti dada ditekan oleh barang berat.

Alfa langsung memejamkan mata dan nafasnya yang ia atur pelan agar sakitnya segera hilang. Perlahan lahan, denyutan dikepalanya hilang secara perlahan dan itu membuatnya lega. Alfa yang sudah merasa jauh lebih baik, ia langsung berniat membersihkan diri dan tidur.

Di pagi hari jam 7 lewat 20 menit seorang gadis berlari dengan cepat ia kelura dari perumahan dan melewati jalur yang membuatnya cepat sampai. Namun saat ia ingin menyebrang gadis itu tidak menengok kanan kiri dan mengakibatkan ia tertabrak oleh motor. "Aw!" Gadis itu terjatuh, lutut dan tangannya terluka akibat jatuh diaspal.

Pengemudi motor langsung turun dan sedikit kaget akan seseorang muncul tiba tiba, dan lagi jalur kecil ini sangat jarang dilewati orang kecuali dua orang yang bertabrakan ini. "Astaga! Oh maafkan saya.. Saya tidak tau bahwa kau akan muncul tiba tiba." Ujar pengemudi itu dan menatap gadis itu dengan tatapan khawatir.

"Kau baik baik saja? Ah tidak kau terluka, sini saya obati terlebih dahulu." Ujarnya sembari menuntun gadis itu kepinggir. Sedangkan gadis itu hanya berdiam karena ia merasa familier dengan muka orang tersebut. Seperti pernah melihatnya namun dimana? "Apa kau baik baik saja? Kau sejak tadi terus berdiam?"

"Eh? Ah tidak-tidak apa apa.. Hanya saja sedikit syok." Jawabnya saat lamunannya terputus oleh suara didepannya. "Oh syukurlah.. Nah lutut dan tanganmu sudah saya obati, jadi saya akan mengantarmu ke.. Sekolah mungkin?"

"Eh tidak usah.. Cukup kok karena kaka sudahh mengobati lukaku sudah cukup."

"Tidak tidak, kau berlari karena terlambat kan? Biar saya antar kesekolahmu." Ujarnya sembari menuntun gadis ini kemotornya. Disuruhnya gadis itu duduk miring saat ia sudah berada dijok motor. Wajahnya tampan, lumayan untuk dikejar. "Pegang saja baju saya, bahaya jika kau tidak berpegangan." Perhatian sekali, beruntung jika wanita mendapatkannya.

Dan gadis itu langsung melakukannya apa yang si pengemudi itu ucapkan. Si gadis tersadar bahwa ia belum mengucapkan alamat sekolahnya. "Eh kaka? Tidak bertanya alamat sekolahku?"

"Tidak perlu, saya sudah mengetahuinya diseragammu yang tak lain adalah sekolah favorit dijakarta bukan?"

"Ah iya,.." Balasnya dengan pipi memerah. Memalukan, kenapa kau sangat bodoh.

Setelah sampai didepan gerbang sekolah dan satpam keluar bertanya kenapa murid itu terlambat. Sedikit berbohong agar gadis itu selamat dari hukuman. "Maaf pak, tadi saya tidak sengaja menabraknya saat ia sedang berjalan dan saya langsung membawanya kerumah sakit untuk mengobati lukanya." Belanya dan itu membuat gadis tersebut speechles. Sampai ia terpikir Apa tadi baru saja ada seseorang membelanya?

"Oh begitu.. Kamu tidak apa apa nak? Nanti saya bilang kesemua guru agar kamu dilewatkan saja karena kecelakaan pagi ini. Terima kasih sudah membawanya dengan selamat mas."

"Ya, sama sama.. Saya memang harus tanggung jawab akan hal itu. Kalau begitu saya pamit terlebih dahulu, permisi." Ucap alfa sembari berbalik dan menaiki motornya. Baru saja ia ingin menstater suara gadis itu menghentikannya. "Maaf..,"

"Ya?"

"Kalau boleh tau nama kaka siapa? Siapa tau kita bertemu kembali, dan aku ingin sekali mengajakmu makan bareng." Kata gadis itu sedikit menunduk karena terlalu lemah melihat mata pengemudi itu. Pengemudi itu tersenyum kecil mlihatnya dan langsung mengulurkan tangannya yang membuat gadis itu mendongak. "Kenalkan nama saya Firza Alfatur dipanggil Firza. Kamu?" Kenalnya dan gadis itu dengan riang membalas uluran tangan alfa.

"Floren Ratuyani. Salam kenal ka Firza." Balasnya dengan senyuman dan dibalas senyuman juga.

"Kalau begitu saya permisi, dadah flo.. Sampai jumpa kembali."

"Hati hati ka! Makasih!" Sedikit berteriak saat alfa sudah menjauh dari jaraknya.

Gadis yang bernama flo langsung memasuki halaman sekolah dan didampingi oleh satu guru yang tak sengaja lewat dan dipanggil oleh satpam tersebut. Flo tersenyum manis sampai kelasnya dan dipandangi aneh oleh sahabatnya. "Ini anak kenapa? Setelah kecelakaan jadi mengerikan begini?" Gidik sahabatnya bernama Meta Latusya.

"Tau nih dateng dateng senyum gajelas gitu, jangan jangan?" Ucap gantungnya Leona Bungarsy. "Jangan jangan apa?" Tanya flo dengan penasaran lanjutan sahabatnya itu.

"Lo kerasukan setan? Aw!" Tanyanya dan diakhiri oleh ringisan ona akibat dijitak oleh meta. "Temen lo gila! Jangan ngomong sembarangan ah, serem."

"Habisnya dia senyum senyum gitu."

"Udah, jadi kamu kenapa bisa sesenang itu flo?" Tanya gadis yang sedari tadi terdiam karena membaca novel kesukaannya.

"Oke, jadi gini ceritanya.. Gua tadi terlambat dan lari keluar perumahan, terus gua lewat jalur kecil yang bermanfaat itu tapi muncullah motor yang sialnya langsung nabrak gua. Terus si pengemudi ini yang bikin gua salfok karena wajah dan ketulusannya, dia nolongin gua, ngobatin gua, dan nganter gua kesekolah.. Dan yang bikin gua seneng adalah gua udah tau namanya tuh cowo!" Semangatnya dengan menggebu gebu.

"Heh? Gila lo? Nasib atau keberuntungan itu?" Heboh ona dengan wajah tak kalah semangat.

Meta penasaran dengan nama si pemilik motor lalu ia langsung mengucapkan pertanyaan itu dari otaknya. "Terus namanya siapa? Pasti wajahnya juga gantengkan gegara denger lo salfok pasti tampan banget kan tuh orang?"

"Namanya Firza Alfatur, sumpah dari namanya aja udah keren banget gimana orangnya." Jawab flo yang membuat salah satu gadis terdiam tak bergeming. "Siapa, siapa tadi namanya?" Tanyanya sekali lagi dengan suara serak.

"Ish lo gak denger dy? Namanya Firza Alfatur, padahal flo duduk disamping lo. Gua aja denger, terus gimana kelanjutannya?" Celetuk ona dengan raut wajah kesal ntah apa yang membuat ia menjadi kesal. Sedangkan gadis yang dipanggil dy terdiam dan yang melihat raut wajahnya hanya meta yang peka. Dan meta tau siapa itu nama pria itu, tak lama gadis itu berdiri dan pergi dari meja dengan wajah nahan nangis.

"Aku ketoilet dulu ya." Ijinnya dan hanya diangguki oleh kedua temannya sedangkan meta hanya diam menatap sahabatnya itu.

"Gua keluar sebentar ya. Wa gua kalo guru dah dateng." ucap meta kepada dua orang itu dan segera ia mengikuti audy.

Seorang gadis membasuhkan wajahnya dengan air yang mengalir di wastafel. Sedikit air mata mengalir dan langsung ia hapus oleh air basuhan diwajahnya. "Sampai kapan lo menahan perasaan itu dy?" Tanya meta tiba tiba yang sudah berada dibelakangnya.

Gadis itu terkesiap, seraya mengelus dadanya dengan pelan. "Kamu ngagetin aku, met."

"Jawab gua maudy! Sampai kapan kamu menahan perasaan itu? Sampai dia muncul kembali? Atau sampai dia ketemu sama kamu?" Tanya meta dengan bertahap tahap membuat maudy mengusap wajahnya dengan kasar.

Ya gadis itu bernama Maudya Loresti. Gadis kecil yang dulu bersama Alfa selama 8 bulan dan ia baru merasakan kehilangan alfa dibulan kesembilan. "Aku gak tau! Dia hilang mendadak dan buat aku bingung sama perasaan ini! Jadi aku harus gimana meta? Sedangkan saat ini dia udah nunjuk diri dihadapan sahabatku yang sekarang lagi bapernya."

"Ya lo tinggal jujur sama yang lain klo lo udah punya seseorang yang kamu cintai dan itu adalah orang yang nolongin flo.!" Jelasnya. "Dan apa aku tega?" Tanyanya kepada meta yang hanya berdiam kaku mendengar pertanyaan itu.

"Nggakan, kamu tau sendiri aku tuh orangnya gak tegaan dan itu buat aku semakin sakit. Tapi aku gak berani melakukan itu." Ujarnya dengan isakkan membuat meta menghampirinya dan merengkuh tubuh mungil itu dengan menepuk punggung audy pelan.

"Lo gak sendiri dy, lo ada gua. Gua akan selalu disamping lo, lo harus kuat, temuin dia dan ucapkan perasaan lo sebelum flo bertindak."

Meta melepaskan pelukannya dan menatap audy, dengan tangan kanan ia membantu menghapus air mata yang jatuh dari mata binar yang sangat cantik itu. "Gua bantu, sampai lo ketemu sama dia, walaupun di tempat kerjaannya."

"Gimana caranya?" tanya Audy yang hanya dibalas senyuman saja oleh Meta.

 

 

---Bersambung---

Jangan lupa like ceritaku dan mampir baca kecerita lainnya

Terima kasih.

Bertemu dengannya

Happy Reading🍁

"Hei, kenapa kau telat?" Tanya seseorang dibalik badannya. "Oh maafkan saya, tadi ada sedikit kecelakaan dipertengahan jalan. Maaf saya janji tidak akan mengulangnya lagi." Ujarnya.

"Yasudah kau bersiap saja untuk mengganti gilang, anak magang itu izin tidak masuk hari ini karena ibunya sakit."

"Ah iya, baik pak.. Kalau begitu saya permisi." Ujarnya kepada atasannya itu. "Huftt.. Nasib nasib, kenapa harus bertemu dengan seorang gadis yang dibawah umur lagi?" Gerutunya.

Lalu ia bergegas untuk merapihkan tataan rambutnya agar kelihatan lebih fresh untuk menghadap seorang tamu. Ia hari ini bekerja disebuah perusahaan yang menjadi Front office, penerima tamu yang berdatangan.

"Selamat pagi, maaf saya terlambat." Sapanya dipagi hari.

"Ah tidak apa apa Pak Alfa. Anda baru terlambat sehari dalam 3 tahun ini. Jadi diwajarkan kok." Ucap Pak Syamsul supervisor FO. "Ah terima kasih banyak pak.. Saya tidak akan mengulanginya lagi." ujarnya dengan senyum manis yang buat siapa yang menatapnya terpesona walaupun dia hanya seorang Office Boy.

"Ya bagus, pertahankan ya. Saya kedalam dulu."

"Iya pak."

Selama jam kerja alfa sangat sibuk mengurus kertas kertas kedatangan tamu dan selalu mengangkat telepon jika ada kebutuhan dari orang lantai atas. Waktu berjalan dengan sangat cepat, dan sekarang waktu sudah menunjukkan jam 12 waktunya makan dan beribadah.

Alfa masih menunggu penggantinya, saat sudah datang ia langsung bergegas solat dimushola dan makan dikantin basement. Selesai solat ia langsung menuju kekantin untuk mengisi perutnya yang sedari tadi berdemo. Ia duduk dikursi kosong dibawah kipas. Tak lama seseorang duduk dihadapannya, karena penasaran ia langsung mendongak dan menatap orang itu.

"Em.. Hai?" Sapa orang itu dengan rasa, canggung? "Oh hai.. Maaf siapa ya?"

"Kamu gak inget aku?" Alfa menggeleng dan orang itu mendesah kecewa.

"Beneran gak inget? Kita selalu main bareng loh dulu, waktu itu kamu umur 17 tahun dan aku umur 14 tahun. Dan kamu adalah teman pertamaku selain sepupuku, kemudian 8 bulan kita bermain kamu menghilang seperti tenggelam laut." Celoteh orang itu yang tak lain Maudy loresti.

"Tunggu bentar, kamu, jangan bilang, kamu gadis kecil ditaman?" Ucap ragunya dengan kernyitan didahi dan jawaban itu membuat audy girang. "Jadi kamu inget aku? Selama ini kamu kemana aja? Aku nungguin kamu selama 3 tahun 4 bulan." Balasnya dengan muka ketekuk.

"Maaf, aku hanya mengingat gadis kecil ditaman, dan aku tidak ingat selebihnya karena aku mengalami kecelakaan." Jelasnya dengan perasaan sedih jika melihat tatapan sendu gadis dihadapannya dan entah kenapa ia merasa nyeri didada.

"Haah? Kamu pernah kecelakaan? Terus kamu gapapa? Jangan bilang kamu amnesia?" Khawatirnya dengan panik diwajah sembari menyelidiki apakah ada bekas luka. "Aku gapapa hanya saja ya, aku terkena amnesia yang menghapus beberapa ingatan." Balasnya sembari menyuapkan makanannya dengan pelan.

"Ohh, kalau begitu kita ulang perkenalan ditamannya. Salam kenal namaku Maudy Loresti umur 18 tahun kelas 12 SMA, kamu?" Kata audy dengan mengulurkan tangannya dihadapan alfa.

"Salam kenal, namaku Firza Alfatur dipanggil alfa umur 21 tahun." Balas jabatan tangannya membuat debaran dikeduanya terdengar. Seketika telinga alfa memerah ntah karena ia baper atau ia malu? Malu untuk apa?

Begitupun dengan audy yang tidak bisa kondisikan degupan jantungnya yang sedang berdisko didalam sana ditambah pipinya yang sudah merah merona. "Sepertinya, ehm.. Bolehkah aku minta nomer hape mu?" Tanyanya dengan memberi hpnya yang sudah berada ditangan kanannya.

"Eh hp? Oh tentu saja. Kuharap kita bisa bertemu lagi kedepannya." Balas audy sembari meraih hape alfa lalu mengetik nomor dihape alfa lalu memberinya.

Alfa yang sudah menerima hp ditangannya langsung mengetik nama spesial untuk audy. Tiba tiba perasaan senang menghampirinya, ia seketika ingin terus selalu bersama dengan gadis dihadapannya ini.

'Maudy S' Save. Sengaja ia menambahkan huruf S yang berarti Spesial dihatinya semoga saja.

Flashback

'Lalu aku harus apa meta?'

'Temui dia, aku akan minta bantuan keteman hackerku untuk melacak keberadan alfa.'

'Kamu datang saja dikantin jam makan siang, aku yakin dia ada disana. Aku akan menemanimu audy, jangan takut.' Lanjutnya seketika meta berucap memakai kata 'aku-kamu' dihadapan audy sepupunya. 'Oke, tolong bantuannya ya tata.' Panggilan sayang audy terhadap sepupunya. Langsung diangguki oleh meta.

'Iya, hapus tuh ingus sama air mata kamu.. Nanti aku ijinin kamu pulang bilang aja kamu sakit.' Jelasnya.

'Iya.'

Flashback off

Saat ini audy dan alfa masih bercakap cakap, alfa yang ingin mengetahui masa dulunya bagaimana, dan ia juga menceritakan masa sibuknya. Dan betapa bahagianya alfa bahwa audy benar benar gadis yang ia idamkan karna audy adalah gadis yang tidak suka ribet.

Audy adalah gadis yang pengertian dan itu membuat ia nyaman berdekatan dengannya. "Udah setengah satu, aku harus balik kerja lagi. Oh iya boleh gak kita foto bareng seperti dulu katamu." Pintanya setelah mereka berdiri untuk keluar kantin bersama audy.

"Boleh, ayo sini keluar jangan disini suasananya terlalu aneh." Ajaknya sembari menarik tangan alfa dengan pelan dan ternyata audy mengajaknya berdiri mendepani tembok putih yang sangat terang dan pas untuk jadi background.

"Dah nih.. Bagus nanti aku kirim, aku juga harus samperin sepupu yang udah nemenin aku kesini."

"Jadi kamu kesini sengaja."

"Iya, aku udah capek nunggu kamu ditaman tapi kamu gak datang datang, jadi aku minta tolong cari keberadaan kamu dan ketemu deh.. Maaf ya aku lancang tau semua kerjaan kamu secara gak langsung."

"Gapapa kerjaan juga gak perlu ditutupi, jadi tenang saja. Kalau begitu ayo biar aku antar kamu kelobby." Ucapnya saat sudah memasuki lift menuju lobby. Dan sepanjang jalan diantara keduanya tidak ada yang sadar bahwa tangan mereka masih bersautan. Yang membuat mereka bisa merasakan kehangatan secara tidak langsung.

Lift terbuka dan terpampang lantai lobby dan audy melihat meta yang sudah menunggunya. "Kalau begitu aku pamit pulang ya.. Em,.." ucapannya tergantung saat Audy menatap tautan tangan mereka.

Alfa melihat arah tatapan Audy langsung mengarah ketangannya Dengan rona merah ia melepaskan segera dengan mengacak rambut belakangnya yang tak gatal. "Eh maaf, aku gak ngeh.. Yaudah hati hati dijalan, nanti aku Wa kamu gapapa?"

"Gapapa, aku akan nunggu. Dadah.. Semangat bekerja, Alfa." Senyum audy yang alfa lihat sangat manis jika senyuman itu menyebabkan penyakit dia mungkin akan diabetes setiap hari melihatnya.

Setelah audy pulang bersama sepupunya, alfa pun langsung balik bekerja kedatangan audy ntah kenapa membuatnya lebih semangat untuk menyelesaikan urusannya. Dia mengecek hapenya untuk mencari tau tabungan diatmnya, dan ternyata cukup untuk membeli rumah minimalis dijakarta.

Ia memang sudah niat diantara hari ini atau lusa dia akan pindah rumah dari kosannya. Karena selama ini ia tinggal pisah dengan rumah orangtuanya dengan alasan terlalu jauh dan membuatnya lelah jika harus bulak balik. Selesai bekerja, dia langsung datang kerumah orang yang menjual tanah sekaligus rumah yang akan ia miliki.

"Terima kasih pak, maaf saya mengganggu." Ujar alfa dengan sopan.

"Tidak apa apa, saya seharusnya yang mengucapkan terima kasih pada nak alfa, karena saat ini saya sudah menjadi pengangguran dan lagi istri saya sakit. Dan ekonomi saya semakin turun." Jujurnya Pak saleh mantan pemilik rumah tersebut.

"Baik pak, kalau begitu saya permisi terlebih dahulu.. Karena saya harus mengurus berkas ini."

"Iya silahkan, nak."

"Assalamualaikum. Saya pamit."

"Waalaikumsalam, hati hati nak." Balasnya dengan senyuman.

Sedikit bercerita, istri pak saleh ini tidak bisa memiliki seorang anak karena suatu kejadian yang merengut anak pertamanya dalam perut dan itu juga melukai organ dalam tubuh istrinya. Singkatnya ada seorang diluar sana yang berniat menghancurkan hidup mereka.

Alfa langsung mengurus berkasnya hari ini karena jika ia menunda waktu ia pastikan tidak ada waktu lain karena penuh dengan kerjaan. Berjam jam berlalu yang tadinya siang sekarang sudah menjadi malam.

Alfa langsung membuka pintu kosan dengan lemah, setelah terbuka ia segera masuk dan mengunci kembali. Dia berjalan kearah kamarnya dan berniat bersih bersih namun niatan itu hilang karena ia merebahkan tubuhnya kekasur lumayan empuk miliknya. "Ah akhirnya kelar juga.. Untung besok libur dua hari mungkin besok sudah mulai beberes kali ya?"

Tanyanya kepada langit kamar, tiba tiba sesuatu lewat dibenaknya yang membuat dia langsung terduduk dan mengambil hape disaku celana. Ia langsung mencari nomer yang sudah ia tandai berbentuk hati.

Melihat jam ia langsung mendesah pelan dan ragu untuk menekannya. Otaknya menolak namun sarafnya menggerakkan sendiri dan berakhir mendial someone special.

 

 

---Bersambung---

Jangan lupa like ceritaku dan mampir baca kecerita lainnya

Terima kasih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!