Siang hari dikediaman tuan Wiratama terlihat sepi, karena hari libur mereka punya kegiatan masing masing.
Hoek hoek hoek terdengar suara orang sedang muntah dari kamar mandi belakang, Arkan putra tuan Wiratama yang sudah menikah dengan Dania, langsung mengernyitkan dahinya.
"suara orang sedang muntah dikamar mandi belakang, coba aku lihat, siapa yang sedang sakit" gumam Arkan Sesampai didekat kamar mandi Arkan melihat Hanum art yang baru beberapa bulan bekerja dikediaman ini.
"Hanum kamu kenapa?" tanya Arkan
"saya hamil tuan Arkan" ucap Hanum dengan suara pelan dan sorot mata sedih.
"apa! kamu hamil?" balas tuan Arkan dengan wajah sangat terkejut, dia tidak menyangka perbuatannya yang hanya dilakukan sekali, bisa membuat asisten rumah tangga nya yang cantik itu hamil.
"kenapa tuan bertanya seperti itu, tuan tau kalau Tuan Arkan yang pertama melakukan hal itu kepada saya, dan saya tidak pernah keluar rumah selama disini" sahut Hanum dengan wajah kesal
"bukan begitu Hanum maksud saya kok bisa hamil, sedangkan dengan istri saya bertahun tahun baru bisa membuahkan hasil"
"maaf bukan saya menuduh anda dengan laki laki lain, tapi saya merasa agak bingung saja Hanum, kamu jangan marah" jelas tuan Arkan
"saya kecewa sekali mendengar apa yang anda ucapkan tadi, anda tidak punya rasa simpati sedikit pun, sudah salah dengan entengnya anda berkata seperti itu" balas Hanum jengkel
Tuan Arkan kelihatan sangat bingung sekali, dia panik takut ketahuan kelakuan bejatnya oleh istri nya Dania, yang selama ini hanya mengetahui tuan Arkan sangat baik dan sayang terhadapnya.
Tidak ada yang mengetahui kelakuan Arkan di luar sana, dia terkenal pria baik dan penyayang sama keluarga, hanya supir pribadi dan asistennya yang tau tingkah lakunya diluar sana.
Terlahir sebagai anak tunggal di keluarga tuan Wiratama dan nyonya Lucy, Arkan biasa dimanja dan suka seenaknya, sangat egois, tapi mamanya Arkan sampai saat ini juga mengatur kehidupan pribadi putra tunggalnya itu.
Semua kemauan mama nya, Arkan tidak bisa menolaknya termasuk perjodohannya dengan Dania putri dari sahabat mamanya dengan alasan bisnis mereka akan menjadi besar.
Arkan yang biasa mengikuti semua keinginan mamanya itu hanya bisa mengiyakan saja, seolah dia sendiri tidak mempunyai keinginan yang lain, makanya Arkan suka bertingkah berbeda kalau diluar sana.
Melakukan pemberontakan terhadap nyonya Lucy dengan caranya sendiri, Arkan sangat tertekan dengan semua keinginan mamanya itu,
Ditambah lagi Dania Istrinya mempunyai sifat yang hampir sama dengan mamanya, lengkap sudah penderitaan Arkan, hanya tuan Wiratama yang bersikap keras pada Arkan.
Tuan Wiratama sangat marah melihat sikap istrinya yang terlalu memanjakan putra tunggalnya itu.
Hanum menunggu ucapan apa yang akan dikatakan oleh tuan Arkan mengenai kehamilannya itu.
"tapi aku tidak mungkin menikahi kamu Hanum, aku sudah punya istri dan sebentar lagi istriku akan melahirkan anak pertama kami" sahut tuan Arkan
"Kenapa anda tidak memikirkan hal ini saat anda melecehkan saya tuan Arkan, terus bagaimana tuan Arkan?" tanya Hanum dengan wajah sedih bercampur marah, Hanum memang wanita yang tegas, kesulitan hidup membuatnya harus melindungi dirinya.
"kamu gugurkan saja Hanum, aku tidak bisa bertanggung jawab dengan semua ini" jelas tuan Arkan dengan wajah panik, mendengar apa yang diucapkan Arkan membuat Hanum tersenyum sinis
Dia tau apa yang akan terjadi kalau istri dan mamanya mengetahu semua hal ini, bisa habis dirinya di marahi oleh kedua wanita itu, yang sangat dominan dalam hidup tuan Arkan.
"kamu laki laki pengecut tuan Arkan, sudah meleceh kan saya, sekarang seenaknya menyuruh saya untuk menggugurkan kandungan ini" tegas Hanum dengan tatapan tajamnya yang mengarah pada tuan Arkan
"maafkan aku Hanum, aku salah aku harus bagaimana agar kau mau memaafkan aku" tanya tuan Arkan
"Anda harus bertanggung jawab, setelah anak ini lahir anda ceraikan saya, kalau tidak saya akan mencerita kan semua pada tuan wiratama" ancam Hanum
"aku tidak bisa Hanum, kalau aku menikahimu, nanti kamu akan menuntut aku untuk membagi waktu dengan Dania, dan itu hal yang tidak mungkin aku lakukan, terlalu besar resikonya" jelas tuan Arkan
"anda tidak perlu mendatangi saya atau membagi waktu dengan istri anda tuan Arkan, saya juga tidak sudi dekat dekat dengan laki laki jahat seperti anda"
"anda pikir saya tidak tau kelakuan anda diluar sana, berapa banyak wanita simpanan anda, yang tidak diketahui oleh istri anda"
"Kasian sekali nyonya Dania, anda itu pengecut tuan Arkan, pura pura bahagia dan memakai topeng didepan keluarga anda sendiri, menutupi jiwa yang tertekan" terang Hanum
"kamu jangan asal bicara Hanum, aku tidak seperti apa yang kamu tuduh kan, aku bisa menuntut kamu karena telah memfitnah saya" ancam tuan Arkan.
"saya tidak berbohong tuan Arkan, saya pernah melihat anda beberapa minggu yang lalu, membawa wanita ke rumah ini disaat semua orang pergi berlibur" sahut Hanum
"Apa, kamu melihatnya Hanum bukan nya kamu juga ikut pergi bersama yang lain?" ucap Arkan spontan
"Saya tidak ikut dengan yang lain karena saya sedang sakit, anda melecehkan saya sampai saya hamil, sekarang dengan entengnya anda menyuruh saya menggugurkan kandungan saya ini"
"anda sungguh biadab tuan Arkan, apa anda tidak takut kalau saya tetap disini dan perut saya makin terlihat besar, pasti tuan Wiratama akan bertanya dan saat itu saya akan mengatakan semuanya" ancam Hanum dengan tatapan tajam.
"jangan pernah mengancam saya Hanum, saya akan memberikan kompensasi untuk kamu karena kesalahan yang telah saya perbuat" tegas tuan Arkan dengan wajah merah padam.
"kompensasi apa yang akan anda berikan untuk saya dan anak anda yang sedang saya kandung ini tuan" tanya Hanum sinis
"saya akan memberi anda uang 1 milyar gugurkan anak itu dan anda pergi dari sini, kalau anda tidak mau dengan tawaran saya tadi, terserah!" jelas Arkan
"ada apa ini mas, kok ribut sama pembantu, kalian lagi ngapain, kamu Hanum apa kau sedang menggoda suamiku hah" tegur nyonya Dania dengan wajah penuh rasa curiga dan cemburu
Dania sangat mencintai Arkan semenjak kuliah dulu, makanya ketika kedua orang tuanya berencana untuk menjodohkan mereka berdua Dania tidak menolak sedikit pun.
"Dania sayang, kami tidak sedang ribut, hanya mas tadi protes sama minuman kopi yang Hanum bikin" jawab tuan Arkan sedikit gugup
Sambil menoleh pada Hanum nyonya Dania berkata dengan wajah sinis pada Hanum, " apa benar yang dikatakan oleh suami saya Hanum?" tanya nyonya Dania
Hanim yang ditanya hanya diam tanpa ada keinginan untuk menjawab nya, sedangkan tuan Arkan malah sekarang menjadi cemas takut Hanum akan membongkar kebusukan nya pada istri nya itu.
"sudahlah sayang, tidak perlu diperpanjang masalah yang tidak ada ini, hanya soal kopi saja, ayo Dania kita ke kamar" ajak tuan Arkan lalu menggandeng tangan istrinya itu, tapi nyonya Dania menolak karena hari kecilnya mengatakan kalau sudah terjadi sesuatu hal yang tidak dia inginkan.
"Jangan sampai wanita ini merayu suamiku, aku akan buat perhitungan dengannya kalau sampai hal itu terjadi" gumam nyonya Dania dalam hatinya.
"Sebentar mas, kok aku merasa mas dan wanita ini menyimpan sesuatu, apa yang kalian sembunyikan" tuding nyonya Dania
Tuan Arkan langsung terdiam dia benar benar bingung saat ini, sedang kan Hanum hanya tersenyum sinis melihat kegelisahan majikan laki lakinya itu.
Hanum masih diam membuat nyonya Dania menjadi geram dia merasa di sepelekan oleh art nya ini.
"Hanum jawab pertanyaan saya, apa yang dikatakan oleh suami saya itu benar" tanya nyonya Dania dengan tatapan jengkel pada art nya yang baru ini.
Dania memang tidak suka dengan Hanum sejak awal dia berkerja dikediaman ini, Hanum dengan paras cantik yang dia miliki membuat Dania cemburu kepada nya.
"Kalau masalah kopi itu bohong nyonya, yang benar adalah kalau saya meminta..."
"Hanum hentikan bicara kamu, jangan membuat gaduh rumah tangga kami" potong tuan Arkan dengan wajah cemas dia sangat takut sekali saat ini.
"Mas kenapa jadi panik begitu, aku jadi curiga pasti ada sesuatu diantara kalian berdua" tuding Dania sambil menunjuk kearah Hanum
"Tidak ada apa apa sayang, mas hanya tidak mau wanita ini bicara yang bisa membahayakan kehamilan kamu, jangan curiga begitu Dania" sahut tuan Arkan
Walau sudah mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya itu, Dania tetap belum puas karena pertanyaan nya tadi belum dijawab oleh Hanum art nya itu.
"Anda jangan bohong tuan Arkan, bicaralah yang jujur agar masalah ini cepat selesai" tukas Hanum dengan berani.
"Masalah apa Hanum...kamu jangan asal bicara saja" sahut tuan Arkan
Melihat sikap suaminya yang terasa agak lain dari yang biasanya membuat Dania menjadi semakin curiga, sambil mengelus perutnya yang membuncit saat ini karena kehamilan nya yang sudah memasuki bulan ketujuh.
"Apa kamu tidak berbohong mas?" tanya Dania dengan wajah merah menahan marah
"Tidak sayang, mas mana berani bohong sama mama" balas tuan Arkan
Hanum sampai saat ini tidak tau kenapa istri tuan Arkan tidak menyukai nya semenjak awal dia masuk bekerja disini.
Ada saja kesalahan Dimata nona Dania dan nyonya Lucy istri tuan Wiratama, mereka terlihat tidak suka dengan kehadiran Hanum di kediaman mereka.
"Hanum apa kamu sedang berusaha menggoda suami saya, jangan mimpi kamu Hanum, orang seperti kamu jangan berharap jadi Cinderella yang dinikahi oleh tuan muda keluarga majikan anda, kamu harus sadar diri Hanum" sindir Nina Dania
Mendengar apa yang dikatakan oleh majikan perempuan nya ini, membuat Hanum merasa terhina, harga dirinya sudah tidak ada sama sekali dimata nyonya Dania ini.
"Iya nyonya Dania saya mengerti apa yang anda katakan barusan, tapi masalah nya suami anda yang telah melakukan perbuatan bejat terhadap diri saya" tukas Hanum dengan berani.
Dia bertekad akan menyelesaikan masalah yang dia hadapi sekarang dengan tuan Arkan apapun hasilnya dia akan menerimanya, dia tidak bisa hidup terhina seperti ini.
"Hanum...!!" bentak tuan Arkan geram karena Hanum sudah berani melawan ucapan nya.
Melihat suaminya yang terlihat marah dan panik membuat Dania makin penasaran, " apa maksud kamu Hanum, perbuatan bejat apa yang telah suami saya lakukan pada kamu!" bentak Dania gusar dia sejujurnya belum siap mendengar hal hal yang buruk tentang Arkan
Hanum memandang kearah tuan Arkan yang terlihat pucat dan ketakutan karena perbuatan bejatnya sebentar lagi akan diketahui oleh istrinya itu.
Dania memperhatikan raut wajah suaminya yang terlihat sangat ketakutan ini menambah kecurigaan nya semakin besar.
"Jawab Hanum kamu jangan diam saja, atau kamu sengaja membuat cerita ini agar hubungan saya dan suami saya memburuk agar kami berantem, dan kamu bisa mengambil keuntungan dari semua ini, jangan mimpi kamu Hanum" ucap nyonya Dania dengan wajah sinis
Hanum yang sudah bertekad menyelesaikan masalah ini lalu menatap kearah nyonya Dania yang juga sedang menunggu jawaban darinya.
"Saya hamil nyonya Hanum, dan suami anda yang melakukan perbuatan itu sampai saya hamil seperti ini" tukas Hanum tanpa menoleh pada tuan Arkan yang melotot kearah nya, tuan Arkan tidak menyangka kalau Hanum akan berani bicara seperti itu pada istrinya.
"Hanum...lancang kamu!" bentak tuan Arkan
"Saya harus memberitahu istri anda tuan Arkan tentang kelakuan bejat anda yang sudah memaksa saya untuk melayani keinginan anda malam itu, anda jangan mau enak sendiri" jelas Hanum sambil menatap tajam kearah tuan Arkan yang langsung terdiam
"Tidak mungkin suami saya melakukan hal rendah semacam itu, pasti kamu yang mencoba merayu dan menggoda suami saya, dasar wanita kampung, murahan!" bentak nyonya Dania dengan wajah merah padam menahan marah
"Dari awal kamu datang kesini untuk bekerja saya sudah tidak suka melihat wajah kamu itu, ternyata firasat saya benar kalau kamu bukan wanita baik baik, kamu hanya wanita murahan yang mencoba mencari keberuntungan dengan menggoda pria yang sudah beristri" tuding nyonya Dania
"Nyonya tanya langsung saja pada tuan Arkan, bagaimana dia malam malam datang kekamar saya dan memaksa saya melakukan hal yang pertama kali dalam hidup saya, suami anda telah merenggut mahkota saya nyonya Dania" jelas Hanum dengan berani dia sudah kepalang basah.
Hanum sangat marah dituduh sebagai wanita penggoda suami orang, padahal kenyataan nya tuan Arkan yang telah menodainya sampai dia hamil.
"Mas jawab apa semua yang dikatakan wanita rendahan itu benar?" tanya nyonya Dania sambil menatap suaminya dengan mata berkaca kaca menahan tangis, Dania sangat kaget mendengar semua ini
"Mas minta maaf sayang" jawab Arkan membuat Dania melebarkan kedua matanya, seakan tidak percaya dengan kata maaf yang diucapkan Arkan.
"Wanita rendahan ini bohong ksn mas?" tanya Dania berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau apa yang dikatakan art nya itu bohong, Arkan hanya bisa tertunduk dengan wajah pucat dan panik disaat yang bersamaan.
"Kapan kamu melakukan hal itu pada wanita rendahan ini mas" ucap nyonya Dania dengan nafas tersengal sengal dan juga memegang perutnya yang tiba tiba kram.
"Saat kamu lagi sakit Dania, mas khilaf saat itu" sahut tuan Arkan dengan suara pelan.
"Tidak!!...tidak mungkin kamu melakukan itu, pasti kamu dijebak sama wanita ini kan, dia sengaja mendatangi kamu kan" ucap nyonya Dania dengan suara mengandung tangis dia tidak bisa menerima pengakuan jujur dari Arkan suami yang sangat dia cintai itu.
"Maaf..." hanya kata kata itu yang bisa diucapkan oleh tuan Arkan pada istrinya itu, nyonya Dania yang tidak bisa menerima kenyataan itu berjalan menghampiri Hanum tapi langsung dipeluk oleh Arkan.
"Usir wanita murahan ini mas, aku tidak mau melihat dia lagi dikediaman ini, aku benci mas" teriak nyonya Dania sambil menunjuk kearah Hanum yang hanya diam.
"Iya sayang, mas akan suruh Hanum pergi, kamu kekamar dulu ya, biar mas urus semuanya" ucap tuan Arkan tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Tidak perlu repot repot mengusir saya tuan Arkan, saya akan pergi saat ini juga dari kediaman ini, saya tidak ikhlas dikatakan wanita yang menggoda anda tuan Arkan, jelas jelas anda yang mendobrak kamar saya tengah malam dan menodai saya"
"Saya bersumpah atas anak yang saya kandung ini tuan Arkan, suatu saat dia yang akan membalaskan rasa sakit hati saya ini, dan kehancuran yang telah anda buat dalam hidup saya, anda dan keluarga anda akan mendapatkan balasannya, camkan itu tuan Arkan" sumpah Hanum membuat Arkan dan Dania terdiam.
Hanum berjalan masuk kedalam kamarnya meninggalkan tuan Arkan dan istrinya Dania yang masih terdiam setelah mendengarkan sumpah yang diucapkan oleh Hanum tadi, hati mereka tergetar mendengar sumpah itu.
Dania terlihat memegang perutnya menahan sakit dan ngilu yang tiba tiba dia rasakan, dia meringis menahan perutnya yang tegang, itu membuat tuan Arkan panik dan takut kalau istri dan anak nya jadi kenapa napa.
"Sayang mana yang sakit, kita kedokter saja ya, mas takut terjadi apa apa sama kalian berdua, ini keringat kamu keluar menahan sakit" ajak tuan Arkan
"Ini sakit sekali mas, aku tidak kuat tolong diusap usap perut aku mas , mungkin anak kita bisa tenang dan tidak ikutan marah melihat tingkah buruk kamu itu" sindir Dania
"Iya sayang, maaf..." sahut tuan Arkan, setelah melakukan hal yang disuruh Dania tadi pelan pelan bayi mereka tenang didalam kandungan Dania
"Dasar wanita murahan sudah tau salah berani beraninya malah berkata seperti itu ke keluarga kita, memang dia siapa bisa menghancur kan kekayaan keluarga kita" ucap Dania sambil mengusap perutnya yang tadi sedikit tegang karena mendengarkan apa yang terjadi antara suaminya dan art nya itu.
"Sudahlah Dania, jangan dipikirkan ucapan orang yang sedang marah dan kecewa itu akan menambah beban pikiran kamu dan dapat merusak pertumbuhan bayi yang ada di dalam kandungan kamu saat ini" ucap tuan Arkan
"Jangan banyak bicara mas, kamu sudah tau salah masih saja bela wanita itu, atau kamu cinta sama dia sampai harus menghamilinya dengan cara dipaksa begitu"
"Aku akan kasih tau mama dan papa, biar kamu kapok mas, tidak lagi berbuat seperti ini" tegas Dania menatap tajam kearah Arkan yang hanya bisa diam
"Mas khilaf malam itu, aku sangat ingin sekali tapi kamu lagi sakit dan dalam keadaan hamil juga, mas jadi gelap mata ketika melihat Hanum" jelas tuan Arkan
"Alasan kamu saja mas, pakai kata khilaf, apa dengan begitu bisa dimaafkan perbuatan kamu itu, aku curiga kalau kamu bohong, soal baru sekali melakukan hal seperti ini mas" tukas nyonya Dania
Rasa cintanya yang teramat besar membuat Dania tutup mata atas kesalahan yang telah dilakukan oleh suaminya saat ini.
"Benar sayang, mas baru kali ini melakukan itu, mas janji tidak akan melakukannya lagi, mas minta maaf sayang" rayu tuan Arkan sambil menatap dengan mesra wajah Dania istri yang sudah 5 tahun hidup bersama nya.
Dania terlahir dari keluarga berada juga, dia dua bersaudara dengan adiknya yang bernama Daniel, kedua orang tua Dania sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.
"Aku masih sakit hati karena tingkah kamu ini mas, aku belum bisa memaafkan mu saat ini, mungkin berjalannya waktu aku bisa memaafkanmu, dengan kamu mau mengusir wanita itu itu sudah memperlihat kan itikad kamu masih ingin mempertahankan rumah tangga kita" terang Dania
"Ayo kita kekamar sayang, biarkan wanita itu pergi dari kediaman kita ini" ajak tuan Arkan dia memperlihat kan pada Dania kalau saat ini dia tidak peduli dengan Hanum yang sudah dia hancurkan hidupnya.
Sesampai dikamar Dania langsung merebahkan tubuhnya diranjang mereka yang cukup luas, Arkan membantu Dania untuk merapikan selimut yang menutupi tubuh Dania
"Mas kamu mau kemana?" tanya Dania ketika melihat suaminya mau berjalan keluar kamar tidur mereka berdua.
"Mas mau memastikan wanita itu pergi dari kediaman kita, jangan sampai wanita itu mengancam keluarga kita dengan menyebarkan berita ini, mas urus wanita itu sebentar sayang" jelas Arkan dia benar benar pintar sekali mengambil hati Dania yang sudah cinta mati sama suaminya itu.
*Hanum*
Setelah sampai didalam kamarnya Hanum langsung terduduk dipinggir tempat tidurnya dikamar yang kecil itu, Hanum menangis dia tumpahkan semua sedih dan marah nya yang menyesakkan dadanya sedari tadi dia tahan didepan tuan Arkan dan istrinya.
Setelah melepaskan tangisnya sekarang hati Hanum sedikit lega dan dia sudah mulai tenang lagi, Hanum mengusap sisa sisa air mata yang membasahi pipinya.
Hanum berdiri dari duduknya dan berjalan kearah lemari pakaian kecil yang ada di pojok kamarnya itu, dia mengambil tas dan mengisi dengan semua pakaian dan barang nya yang lain, tidak banyak barang yang Hanum punya dia hanya membawa dua tas.
Tiba tiba terdengar ketukan dipintu kamar Hanum, segera Hanum membukanya setelah tadi dia intip dulu siapa yang mengetuk kamarnya dari luar.
"Eh mbok mar masuk mbok" sapa Hanum mengajak mbok Mar yang selama ini selalu baik dengan nya.
"Apa nak Hanum akan pergi sekarang dari kediaman ini" tanya mbok mar langsung menanyakan pada Hanum katena tadi dia sempat mendengar pertengkaran Hanum dan pasangan suami istri yang menjadi majikan mereka.
"Iya mbok, Hanum akan pergi segera untuk apa disini lama lama toh besok juga akan diusir sama orang orang kaya ini" sahut Hanum
"Kamu mau pergi kemana Num, apa kamu punya saudara di kota ini, kalau tidak kamu kerumah ponakan mbok saja dulu untuk hari ini" ucap mbok Mar dia ukut prihatin dengan masalah yang dihadapi Hanum.
"Belum tau mau kemana mbok yang penting keluar dulu dari kediaman ini, hanum sudah tidak punya saudara mbok" sahut Hanum
"Kasian sekali nasib kamu nak, dilecehkan sampai hamil begini malah dituduh macam macam sama nyonya Dania" ungkap mbok Mar
"Mau bagaimana lagi mbok Mar, semua sudah terjadi mungkin memang sudah nasib Hanum begni mbok" sahut Hanum sambil mengusap matanya yang basah oleh air mata kesedihan.
Ketika sedang mau berpamitan dengan mbok Mar tiba tiba muncul tuan Arkan di depan kamar Hanum yang terbuka, mbok Mar segera berdiri dari duduknya mau keluat dari kamar itu, karena dia tau pasti majikannya mau bicara dengan Hanum.
"Jangan keluar mbok, nanti saya dihina lagi sama nyonya dibilang perempuan gatal dan murahan yang hanya bisa menggoda tuan Arkan" ucap Hanum sambil menarik tangan mbok Mar agar kembali duduk.
"Maafkan saya Hanum, saya tau saya salah tapi saya tidak bisa menikahi kamu, tapi saya akan bertanggung jawab kepada anak ku yang ada dirahim mu saat ini" ucap tuan Arkan sembari menatap mata Hanum yang sudah bengkak karena menangis.
"Bukannya anda tadi menyuruh saya untuk memggugur kan kandungan saya ini, demi menutupi perbuatan bejat anda tuan Arkan"
"Saya tidak akan bisa memafkan anda tuan Arkan, perbuatan anda kepada saya sangat jahat, saya tidak menyangka ada manusia seperti anda di muka bumi ini" balas Hanum
"Saya minta maaaf dan saya akan memenuhi semua kebutuhan bayi yang ada dikandungan anda saat ini Hanum jangan menolak, saya tau kamu sebatang kara didunia ini"
"Asisten saya akan mengantarkan kamu kerumah yang sudah saya persiapkan untuk kamu dan anakku dan mbok Mar ikutlah bersama dengan Hanum, hanya itu yang bisa saya lakukan saat ini, saya tidak bisa berbuat lebih dari ini" jelas tuan Arkan dengan suara pelan
Hanum menatap tajam pada laki laki yang telah merusak masa depan nya itu, dia tidak punya saudara lagi, tidak ada tempat dia mengadu dan meminta bantuan untuk menghadapi masalah ini.
"Jangan sok baik kepada saya dan anak yang ada dalam kandungan saya ini tuan Arkan, saya menolak semua bantuan anda!" tegas Hanum membuat tuan Arkan terdiam dia merasa canggung saat ini, karena ada mbok Mar juga mendengarkan perdebatan mereka ini.
Arkan masih diam mematung berdiri ditempatnya sambil menatap kearah Hanum dengan rasa bersalah yang besar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!