Bab 1
"Arghhhh ..." Seorang lelaki berperawak tampan berumur 33 tahun menggeram kesal. Dia adalah Zayn Smith. Seorang Ceo dari perusahan Smith corp.
Beberapa tahun ini hidupnya lengkap, dia mendapatkan istri yang menrutnya sangat sempurna. Alicia Lisa wanita berumur 27 tahun yang mampu menaklukan seorang Zayn Smith lelaki yang terkenal akan sipat sombong dan arogannya.
Zayn dan Lisa awalnya hanya bos dan sekretaris. Keluarga Lisa hanya keluarga sederhana. Namun, kesederhanaan Lisa mampu membuat seorang Zayn luluh.
Sebelum menjalin hubungan dengan Lisa, Zayn adalah seorang jiwa yang bebas. Dia mengikuti kehidupan layaknya kelas atas di Rusia. Dari satu wanita hingga ke wanita lain sudah tak aneh bagi Zayn. Dia mengoleksi puluhan ****** untuk menemani malam dan menghangatkan ranjangnya.
Tapi semua kebiasaan itu Zayn tinggalkan saat dia mulai tertarik pada Lisa. Lisa mampu membuatnya jatuh hati karna kesederhanaan dan kecantikannya.
Lama kelamaan, Zayn dan Lisa mulai dekat. Zayn tak bisa menahan diri lagi dia memutuskan untuk menikahi Lisa.
Alicia Lisa.
Setelah dilamar Zayn hati Lisa bersorak gembira. Rencana yang dia bangun dengan kekasihnya yang bernama Toni berjalan sesuai rencana. Toni dan Zayn adalah sahabat. Namun, sipat tamak Toni muncul saat melihat Zayn lebih sukses dari dirinya.
Awalnya Toni hanya iri. Namum, hati Toni semakin memanas saat melihat Zayn bertambah sukses dari tahun ke tahun.
Hingga satu ide muncul di kepalanya. Dia meminta bantuan kekasihnya yang tak lain adalah Lisa untuk menggoda Zayn. Berharap Zayn mempercayai Lisa dan Lisa bisa memanfaatkan kekayaan Zayn.
Sebagai seorang sahabat, tentu Toni sudah tau bagaimana tipe wanita sahabatnya. Benar saja, tak butuh waktu lama untuk Lisa mendapatkan hati Zayn.
Kini pernikahan mereka sudah menginjak ke 4 tahun. Sebagian harta Zayn sudah berpindah atas nama Lisa. Dan kali ini Zayn mengetahui semua akal busuk istrinya dan Toni.
Lisa sudah berhasil merebut seperempat harta Zayn. Dan kini Lisa duduk dengN tenang di hadapan Zayn yang sedang menggeram kesal.
"Aku harap kau tidak memersulit percerayan kita. Tanda tangani ini dan kita resmi bercerai," ucap Lisa dengan angkuhnya.
Saat ini Zayn dan Lisa tengah berada di kantor Zayn. Zayn berusaha menetralkan amarahnya. Zayn yang sedang berdiri langsung duduk di hadapan Lisa.
"Berapa si bedebah itu membayar mu?" Tanya Zayn dengan mempertahankan sikap tenangnya.
Lila menaruh gelas teh yang baru saja di seruputnya. Dia memandang Zayn dengan tatapan mencela, "Kau terlalu bodoh, Zayn. Aku dan Toni saling mencintai dan kini kami hanya tinggal menikmati harta yang aku dapat selama 4 tahun menjadi Nyonya Smith," balas Lisa dengan angkuh.
Zayn mengeraskan rahangnya, dia menahan amarah yang bergejolak di dalam dadanya. Dia berharap ini hanya mimpi, karna walau bagaimana pun Zayn begitu mencintai Lisa. Namun, mustahil berharap ini hanya mimpi. Karna faktanya istri yang di puja dan di cintainya selama 4 tahun ini berada di hadapannya dengan membawa surat cerai.
Zayn mengambil pulpen dari balik jasnya. Dengan cepat Zayn melabuhkan tanda tangannya di kertas cerai tersebut.
"Pergilah, kejar kebahagian mu, habiskan harta yang kau ambil dari ku. Setelah itu akan ku pastikan, kau tak akan lagi bisa bernapas bebas di negara ini." Zayn berucap dengan nada dingin namun penuh peringatan. Dia tak akan mungkin melepaskan Lisa begitu saja.
Lisa bangkit dari duduknya, dia memandang Zayn dengan tatapan mencela, "Kau takan pernah bisa mengaturku lagi. Jangan membuang tenaga mu Zayn. Semoga kita tak pernah bertemu lagi," ucap Lisa. Dia pun pergi berlalu keluar dari ruangan Zayn.
Setelah Lisa pergi, Zayn bangkit dari duduknya, dia menuju meja kebesarannya dan mengangkat gagang telepon untuk memanggil sekretarisnya.
"Panggil beberapa j*l*ng ke apartemenku. Bawakan aku minuman dengan kadar alkohol yang tinggi!" titah Zayn pada sekretarisnya. Saat ini hanya emosi yang ada di dirinya. Zayn pun menaruh kembali gagang telepon pada tempatnya.
Saat Lisa keluar dari gedung kantor milik mantan suaminya. Dia memandang gedung itu sejenak. Gedung yang selama ini menjadi saksi tentang kedekatanya dengan Zayn.
Suara klakson membuyarkan lamunan Lisa. Lisa tersenyum saat melihat siapa yang menjemputnya. Siapa lagi kalau bukan Toni yang tak lain adalah selingkuhannya. Ups, mungkin bukan selingkuhannya melainkan kekasihnya.
"Apa semua sudah selesai, Honey?" tanya Toni saat Lisa masuk ke mobilnya.
"Yes, dia sudah menandatanganinya. Sekarang apa rencana kita?" tanya Lisa sambil memegang tangan Toni.
"Kita akan keluar negri besok."
"Kenapa kita harus pergi dari negara ini?" tanya Lisa dengan terkejut. Pasalnya, Lisa sudah betah tinggal di negaranya.
"Honey, aku tau benar siapa Zayn. Dia takan pernah melapaskan kita jika kita masih berada di negara ini."
"Tapi, walau pun kita sudah pergi dari negara ini Zayn akan tetap mencari kita," kata Lisa. Tiba-tiba tubuhnya bergidik ngeri. Dia sedikit melupakan bahwa Zayn juga orang yang kejam.
Toni terkekeh, lalu dia mencium punggung tangan Lisa. "Aku lebih pintar darinya," ucap Toni dengan percaya diri.
"Baiklah, aku percaya padamu."
"Kau, tolong antarkan ini pada sekretaris tuan Zayn!" titah seseorang pada gadis muda di depannya.
Gadis muda yang berumur 26 tahun itu menoleh, "Madam, kenapa saya yang harus mengantarkannya?" tanya gadis itu yang bernama Gia. Dia baru saja masuk di perusahaan Zayn seminggu yang lalu dan dia mendengar tak boleh ada yang masuk ke ruangan Zayn di lantai paling atas kecuali atas ijin Zayn.
Wanita paru baya itu mendekus mendapatkan bantahan dari bawahannya. Jelas saja dia memerintahkan Gia. Karna jika Zayn tak puas dengan laporan karyawannya sudah pasti karyawan itu akan mendapat cacian dan umpatan serta dianggap tidak becus dalam bekerja.
"Kau anak baru di sini. Jadi cepat jangan membantah!" ucap wanita parubaya itu dengan sedikit berteriak.
Tak mau bermasalah dengan orang ditempatnya bekerja, Gia pun bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah menuju lift untuk menemui bosnya.
Saat di dalam Lift, Gia meremas kedua tangannya. Dia benar-benar gugup. Gosip tentang atasannya membuat tubuhnya bergidik ngeri. Yang hanya Gia bisa lakukan adalah berdoa agar dia tak terkena masalah.
Setelah keluar dari lift, Gia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan atas tempat dimana ruangan Zayn berada.
Alisnya mengkerut heran saat melihat meja sekretaris Zayn kosong. Gia mulai melangkahkan kakinya dengan sedikit gemetar. Sampailah dia didepan ruangan Zayn.
Gia menghebuskan napas berat beberapa kali. Dia ingin mengetuk tapi rasa takut menghinggapinya. Dengan memberanikan diri, Gia baru saja akan mengayunkan tangannya untuk mengetuk. Namun, tepukan di bahu Gia dari belakang membuat Gia terlonjak kaget dan dengan cepat Gia berbalik untuk melihat siapa yang menepuk pundaknya.
"Ma-Maaf," ucap Gia terbata-bata. Dia langsung menunduk tanpa melihat siapa yang menepuk pundaknya.
Orang yang menepuk pundak Gia, yang tak lain adalah Mark, sekretaris Zayn mengernyit heran saat melihat seorang wanita muda akan mengetuk ruangan bosnya. Mark merasa heran karna baru kali ini ada yang berani mengetuk ruangan Zayn selain dirinya.
"Maaf, Nona. Anda siapa?" tanya Mark dengan ramah.
Gia mulai berani mengangkat kepalanya untuk melihat Mark. Matanya bersibobrok langsung dengan mata hijau milik Mark.
"Sa-saya ingin mengantarkan ini, Tuan." Gia menyodorkan map yang berisi dokumen.
Mark mengambil dokumen dari tangan Gia, dia membuka map tersebut, lalu melihat isinya.
"Maaf, Tuan. Kalau begitu saya pemisi," pamit Gia saat Mark masih meneliti dokumen.
Baru saja Gia akan melangkah, pintu ruangan Zayn terbuka. Gia meremas tangannya gugup. Dia sungguh takut melihat Zayn.
Tanpa menoleh kebelakang, Gia bergeges melangkahkan kakinya. Yang dipikirkannya adalah pergi sejauh mungkin dari lantai tersebut.
Sedangkan Zayn hanya menatap kepergian Gia dengan datar. Dia tau bahwa kehadiran Gia dilantai atas untuk mengantatlr dokumen karna Mark memegang map tersebut.
"Anda, akan keluar, Tuan?" tanya Mark.
"Kau sudah menyiapkan pesananku, Mark?" tanya Zayn.
"Semua sudah siap, Tuan. Mereka sudah berada di apartemen, Anda."
Zayn pun langsung melangkahkan kakinya tanpa menjawab lagi ucapan Mark.
Zayn menahan lift yang akan tertutup dengan tangannya. Yang kebetulan berisi Gia didalamnya.
Gia yang sedang melamun, langsung mendongak melihat kearah Zayn.
Deg
Deg
Deg
Tubuh Gia menegang melihat lelaki didepannya. Bukan karna Gia melihat Zayn sebagai Ceo ditempat dia bekerja, melainkan karna Zayn adalah lelaki masa lalunya. Gia benar-benar merasa tercengang karna melihat lelaki yang dulu menjadi masa lalunya.
Sedangkan Zayn hanya melihat Gia dengan tatapan datar, dia langsung melangkahkan kakinya masuk kadalam lift dan langsung menekan tombol.
tunggu, apa dia tak mengingatku.
Gia sibuk dengan lamunannya, hingga tak sadar bahwa lift sudah sampai dilantai bawah.
Saat Zayn keluar dari lift, barulah Gia tersadar bahwa dia sudah sampai dilantai bawah. Semua memandang Gia dengan tatapan aneh. Bagaimana tidak, ternyata Gia salah memakai lift. Dia malah turun menggunakan lift khusus Ceo.
Entah harus bersyukur atau merasa malu, Dia merasa bersyukur karna dia tidak terkena amukan Ceonya walau sudah berada di lift yang sama dengan Zayn. Padahal menurut karyawan lain, Zayn paling tidak suka lift khususnya dipakai oleh karyawannya.
•••
Zayn memacu mobilnya dengan kecepatan penuh. Dirinya amat frustasi karna menghadapi percerayan serta penghianatan istri dan sahabatnya. Dia ingin segara sampai di apartemennya dan menuntaskan amarahnya dengan bermain bersama para ******.
Tak butuh waktu lama, Zayn sampai di apartemennya. Dia turun dari mobil mewahnya dengan melonggarkan dasi.
Saat masuk ke apartemen, dia disuguhi dengan pemandangan yang membuat tubuh bawahnya menegang.
Beberapa wanita sudah memakai lingerie dan juga ada beberapa alkohol sudah berjajar di atas meja sesuai pesanannya.
Salah satu wanita tersebut, maju kearah Zayn.
"Kau sudah lama tak memanggil kami," ucap wanita tersebut sambil berbisik di telinga Zayn.
Zayn langsung mencium bibir wanita itu dengan kasar. Lalu dia mendorong tubuh wanita itu menuju beberapa wanita lainnya yang sedang duduk di sofa dengan posisi menggoda.
"Puaskan aku!" titah Zayn dengan nada serak setelah melepaskan tautannya dari salah satu wanitanya. Tanpa menunggu lagi wanita itu segera beraksi, dan Zayn langsung mengambil botol alkohol dan menenggaknya.
•••
Gia masih tak bisa lepas memikirkan Zayn. Dia ingin menyapa lelaki itu. Namun, niatnya dia urungkan saat Zayn terlihat tak mengenali dirinya. Waktu menunjukan pukul 5 sore dan sudah saatnya jam kantor selesai.
"Gia!" panggil Nana yang mengisi meja disebelah meja Gia.
"Kenapa?" tanya Gia tanpa menoleh kenarah Nana.
"Maukah kau menemani ku belanja?"
"No, Nana. Maaf, hari ini aku ingin ke makam ibu ku. Mungkin lain kali."
"Kau, mau aku temani?" tawar Nana. Nana sudah lama mengenal Gia, dan berkat nana pula Gia bisa bekerja di prusahaan Zayn.
"Tidak, Nana. Aku akan pergi sendiri. Sampai jumpa," ucap Gia yang berlalu meninggalkan Nana.
Nana menatap Gia dengan tatapan sendu. Setiap hari rabu, dia akan mengunjungi makam ibunya. Karna hari rabu adalah hari dimana ibunya meninggal sekaligus hari dimana hal mengerikan terjadi di kehidupan Gia.
Setelah menaiki bis, Gia berjalan beberapa meter untuk sampai ke pemakaman umum tempat dimana ibunya di makan kan.
"Selamat sore, Bu." Gia berjongkok untuk mencium nisan sang ibu.
Sejenak dia berdoa untuk mendiang ibunya.
"Bu, bagaimana kabarmu diatas sana? apa ibu bahagia?" Gia meneteskan air mata ketika berbicara, seolah ibunya ada didepannya.
"Terimakasih, Bu. Telah merawatku dan mengorbankan nyawa ibu untuk menyelamatkan ku." Gia yang tadinya berjongkok langsung terduduk ditanah, menaruh kepalanya di atas nisan ibunya.
"Bu, seharusnya saat itu biarkan aku saja yang mati. Aku sungguh merindukan mu, Bu." Gia kembali menangis tersedu-sedu, saat meningat pristiwa kelam tersebut dimana pristiwa itu merenggut ibunya yang hanya Gia miliki satu-satunya.
Seorang lelaki berdehem, mengganggu Gia yang sedang menangis.
"Kau ...."
Gays kalau masuk 10 besar, bsok up 2 bab. jadi jangan lupa. vote ya.
"Dimana kaka ku sekarang?" tanya lelaki berumur 30 tahun dengan perawakan gagah dan juga wajah yang rupawan bak dewa yunani.
Dia adalah Zidan Alberth smith, adik tiri dari Zayn Alberth smith. Nasibnya tidaklah seberuntung Zayn.
Dia adalah anak dari selingkuhan tuan Smith yang tak lain adalah ayah dari Zayn Alberth Smith. Saat usia Zidan berumur 3 tahun. Ibunya meninggal hingga Zidan dititipkan oleh neneknya pada ayah kandungnya.
Istri mana yang tidak murka mengetahui suaminya berselingkuh sampai menghasilkan seorang anak. Tapi, tidak dengan Sonya. Sonya memang sedikit kecewa mengetahui suaminya berselingkuh. Namun, dia tau bahwa Zidan tidaklah bersalah. Sonya memutuskan untuk mengasuh Zidan dan menanggapnya sebagai anak kandungnya.
Tapi, berbeda dengan Zayn. Zayn tak pernah menganggap Zidan ada. Zidan selalu berupaya mencuri hati kakanya. Namun, hati Zayn seolah membeku, dia tak pernah perduli dengan Zidan.
Sonya sama sekali tak pernah membeda-bedakan Zidan dan Zayn. Zidan sendiri pun amat menyayangi Sonya.
Semua cara Zidan lakukan untuk mendapat pengakuan kakanya, bahkan hingga mereka besar, Zayn hanya berbicara sepatah dua patah pada Zidan. Dan saat Zidan terjun ke perusahaan, dengan tega Zayn memindahkan Zidan ke cabang yang berada di Korea.
Walaupun berat berpisah dengan keluarganya. Namun, karna ini perintah Zayn dia pun mematuhinya berharap ketika pulang dari Korea Zayn mau sedikit membuka hatinya dan menganggapnya ada.
3 tahun berlalu, Zidan kini kembali lagi negara asalnya yaitu Rusia. Tugasnya sudah selesai, tuan Alberth menyuruh Zidan untuk membantu prusaahaan dengan menjadi wakil Ceo di perusahaan yang di pimpin Zayn.
"Sepertinta tuan Zayn sedang berada di apartemennya, Tuan," jawab supir. Zidan baru saja tiba dari Korea dan langsung di jemput oleh supir. Bahkan saat datang pun yang pertama dia tanyakan adalah Zayn.
"Paman, bisakah bawa aku ke makam?"
"Tapi, nyonya Sonya sudah menunggu anda Tuan."
"Hanya sebentar paman, aku hanya ingin menaburkan bunga di pusara ibuku," pinta Zidan.
Mau tak mau supir pun menuruti kemauan Zidan.
Zidan memandang nisan mendiang ibunya dengan nanar, dia berjongkok dan menaruh bunga yang di belinya dalam perjalanan.
"Hallo, Mom. bagaimana kabar mommy disana? Maafkan aku, Mam. Aku baru sempat mengunjungi mu sekarang. Aku harap kau selalu bahagia diatas sana," ucap Jidan. Dia mencium nisan ibunya. Air mata yang ditahannya sedari tadi tumpah saat mencium nisan ibunya. Selama ini hidupnya penuh kehampaan dan kepura-puraan. Dia selalu berusaha untuk tampil baik-baik saja di depan semua orang, nyatanya Zidan hanyalah manusia biasa.
Saat Zidan bangkit dan berniat untuk kembali menghampiri supir, langkahnya terhenti saat mendengar isakan seorang wanita.
Zidan mengedarkan pandangannya pada seluruh area makam. Hingga dia melihat wanita yang sedang menangis diatas nisan.
Zidan pun langsung menghampiri wanita tersebut, Zidan tak menyangka wanita itu yang tak lain adalah Gia masih sering datang kesini.
Karna Gia tak menyadari keberadaan Zidan, Zidan pun berdehem untuk menyadarkan Gia.
"Kau," ucap Gia yang mendengar deheman Zidan. Dia langsung bangkit dari duduknya dan menghapus air matanya.
"Bagaimana kabar mu?" tanya Zidan.
"Aku sangat baik, bagaimana kabar mu? Aku tak menyangka kau masih mengingatku," jawab Gia. Sebelum Zidan pergi ke Korea, Zidan sama dengan Gia. Dia sering menghabiskan waktu di makam dan dari situlah Zidan mengenal Gia walapun hanya sebatas say hai.
"Senang bertemu dengan mu lagi, kalau begitu aku permisi," pamit Zidan pada Gia. Dia harus segera pergi, karna keluarganya menunggunya dirumah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!