NovelToon NovelToon

Neraka Pernikahan

-

Adzan subuh berkumandang , Amira membuka matanya yang sembab. karena mendengar suara adzan lekaslah dia bangun dan mandi , Agar tubuhnya segar untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Setelah menjalankan ibadah sholat subuh. Amira lekas menuju dapur untuk memasak menu sarapan , tak banyak yang dia buat. hanya membuat nasi goreng sederhana dua porsi.

Selesai membuat sarapan Amira lekas menuju kamara suaminya. Ya , Setelah hadirnya orang ketiga. Sang suami sudah tidak pernah mau satu kamar lagi dengan Amira.

Ceklek...

Amira melangkah menuju ranjang sang suami.

"Mas bangun..." di goyangkannya lengan reza.

"sudah adzan mas, waktunya sholat."

"ck" Reza berdecak

"Sarapan juga sudah siap mas".

"Hmm" gumam Reza. Sambil membuka kedua matanya.

"Untuk masalah semalam aku minta maaf mas" sendu Amira.

Reza bangun dari tidurnya. Duduk menyandar menatap Amira jengah.

"Apa tujuanmu?"

menunduk dalam Amira menjawab "Maaf mas...Aku hanya ingin keutuhan rumah tangga kita mas...dengan meminta tolong mba Genata untuk menghentikan hubungan kalian. Apa aku salah?"

PLAK...

Rasa panas menjalar di pipi Amira. pandangannya berkaca kaca tak berani menatap sang suami , Amira tetap menunduk dalam.

"Punya hak apa kamu. Sampai membuat Genata menangis semalam dan meminta pulang."

Amira semakin menunduk dalam.

Lama...lalu Amira mendongak menatap netra suaminya.

"Kenapa mas..??kenapa sekarang pernikahan ini bagaikan neraka untukku Hiks...hiks..." Tangis Amira tak dapat di bendung.

"Aku muak membahas pernikahan denganmu. kamu yang membuat rumit semua ini Mira...bukankah aku sudah menawarkan perceraian padamu?"

Amira menatap suaminya. Air matanya terus mengalir "Apa yang harus aku katakan kepada ibu dan bapak mas...??"

"Aku tidak peduli itu bukan urusanku...seharusnya kamu bisa berbicara dengan keluarga benalu mu itu".

Amira hanya menganggukkan kepalanya.tidak tau lagi harus berkata kata seperti apa.

"ya sudah, aku ke dapur dulu mas menyiapkan makanan untuk di kirim ke sawah nanti".

Reza tak menjawab.

***

Di Dapur Amira terus memikirkan nasib rumah tangganya...bagaimana caranya berbicara kepada kedua orang tuanya sedangkan mereka sangat berharap banyak terhadap Reza.

Kalau di lihat kembali siapa yang tidak ingin ber mantukan Reza Syahputra terlihat jelas background orang tuanya yang terkenal kaya di desanya mempunyai sawah,ladang,kebun kopi. Apalagi Amira memang tidak bisa sedikitpun membantah perintah kedua orangtuanya, Apa yang mereka perintahkan mutlak harus Amira patuhi.

Sewaktu pak Hardi selaku ayah Reza meminta perjodohan antara Amira dengan Reza, tanpa berpikir dua kali keluarga Amira yang notabene memang dari kalangan kurang mampu , langsung mengiyakan dan sangat tersanjung jika putri mereka bisa dipersunting oleh keluarga bapak Hardi.

Namun siapa sangka pernikahan yang harmonis hanya berjalan selama satu tahun saja, selebihnya hanya air mata dan rasa sesak yang Amira rasakan.

Pernikahan Amira sudah berjalan tiga tahun dan mereka belum juga di karuniai momongan...hidup di desa sangat keras. Menjadi buah bibir sudah pasti , siapa yang tidak akan menyela. Suami tampan , mapan , kaya. Namun belum juga di beri momongan pastilah si perempuannya tidak bisa punya anak.

Bukannya tidak pernah mengatakan apa sebenarnya yang terjadi di rumah tangganya. Amira sudah pernah mengatakan yang sejujurnya terhadap kedua orangtuanya . Namun siapa sangka jika mereka malah menyalahkan putri mereka sendiri.

"Kamu tidak usah bicara yang tidak tidak ya Mira, pasti kamu kan yang tidak becus jadi istrinya Reza , jangan bodoh kamu Mira berkat nak Reza ibu sama bapak di sanjung di hormati sama warga desa sini. Kemana mana juga ibu bisa membanggakan menantu ibu itu." Bu Asih menatap sengit putrinya sendiri

"Awas ya kamu Mira, jangan sampai kamu bercerai dari Reza karna kalau sampai itu terjadi...kamu akan tau akibatnya" tunjuk Bu Asih kepda Mira.

Ya allah...Amira mengingat kembali kata kata ibunya.

"Sepertinya gulanya kurang kalau untuk membuat teh dan kopi, aku pergi warung dulu saja". gumam Amira lalu berjalan menuju pintu depan, di meja makan suaminya sedang menyantap nasi goreng buatannya.

"Mas aku pergi ke warung dulu beli kebutuhan dapur yang kurang". Pamit Amira

"Hmm" gumam Reza

***

Amira memasuki warung terlengkap dan terbesar di desanya juga yang pasti jaraknya jauh lebih dekat dari rumahnya.

"Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam. Eh...mbak Amira" seseorang yang memang bekerja di warung itu menjawab salam Amira.

"iya mba Sum...Aku beli gula dua kilo ya mba.." pinta Amira

"Oh iya...di tunggu ya mba".

Amira tersenyum mengangguk.

"Sama apa lagi mba?" Tanya mba Sumi sambil membawa gula pesanan Amira.

"Udah itu saja mba". Jawab Amira sambil tersenyum ramah.

"Ini mba gulanya , langsung ke kasir saja ya mba !"

Amira menganggukkan kepalanya , dan langsung menuju kasir.

Deg...

Assalamualaikum...selamat datang di karya pertama aku...mohon dukungannya ya sahabat untuk karya receh ini...mohon like dan komennya ya. Tolong beri masukan membangun untuk cerita pertama aku ini...supaya bisa di nikmati di hati kalian semua sahabat...🥰🥰🤗🤗

Draft

Deg...

Amira langsung menundukkan pandangannya lalu menyerahkan kresek berisi dua kilo gula ke meja kasir.

"Ini saja?" tanya laki laki yang duduk di belakang meja kasir.

"Iya..." jawab Amira sambil masih menjaga pandangannya dari laki laki di depannya.

"Semuanya jadi tiga puluh enam ribu." Amira langsung menyodorkan uang pas karna tidak mau berlama lama berhadapan dengan Arga.

Ya...laki laki yang duduk di belakang meja kasir adalah Arga laki laki dingin yang entah mengapa dari dulu Amira sangat sungkan dan segan untuk berdekatan dengan Anak dari pemilik toko sembako itu.

karena biasanya Arga tidak pernah ada di toko sembako ini , melainkan di toko besar sebelah toko sembako yaitu toko pertanian terbesar di desanya yang menjual pupuk serta pembasmi hama terlengkap untuk kebutuhan sawah , ladang maupun kebun.

Bukan hanya itu saja Arga juga mempunyai peternakan besar di desanya yang rata rata memang mempekerjakan warga desa Bunggaran.

Arga sangat di segani di desa Bunggaran ini , karena memang sosoknya yang tegas dan bijaksana membuat para gadis gadis desa banyak dan bahkan secara terang terangan ingin dipersunting oleh Arga.

Namun Arga terkesan cuek dan masih memilih ingin sendiri di umurnya yang sudah kepala tiga.

***

Di perjalanan pulang Amira mampir dulu ke abang penjual sayur di pinggir jalan yang tepat berada di depan rumah tetangganya.

"Pak lek tempenya dua papan ya...sama ikan tongkolnya dua rantang". Pinta Amira

"Tunggu ya ndok...tak bungkuskan dulu" ucap pak lek Giman dan Amira mengangguk sambil tersenyum ramah.

"Eh..tau ngak sih yu...anakku si ratna sudah hamil lho sekarang..!! Sudah jalan tiga bulan kandungannya, padahal baru Enam bulan dia menikah sama menantuku Erfan." berbunga bunga mak Jum berkata sambil menatap sinis Amira.

"Alhamdulillah ya Jum, coba aja dulu si Ratna jadi nikah sam Reza mungkin ya sekarang pak Hardi udah gedong cucu pasti" Sahut bu Narti menimpali sambil melirik Amira yang sedang membayar belanjaannya.

"Terima kasih ya pak lek, mari pak lek...mari ibu ibu..." pamit Amira karena tidak ingin mendengar lebih jauh lagi sindiran ibu ibu rempong di pagi hari.

"Heh Mira...kamu udah isi belum". Tanya mak Jum sengaja memang, karena perempuan tambun yang bernama lengkap Jumiatun itu memang benar benar tidak menyukai Amira dari Amira masih gadis.

Di karenakan Amira lebih cantik dan lebih anggun walaupun tidak pernah bersolek ketimbang si Ratna putrinya sendiri. Yang dandanannya sudah seperti mau pergi kondangan setiap harinya atau full makeup.

"Belum masih mak Jum, tapi doakan ya mak supaya saya cepat di beri momongan oleh yang maha kuasa".

"Idih...ya kali saya doa'in kamu, ngak sudi saya ya Mira. Kamu itu sudah merebut Reza dari Ratna anak saya . Ya kali saya mau doa'in kamu supaya cepat hamil, yang ada saya bakalan doa'in kamu supaya cepat di cere sama si Reza...karna saya lihat lihat ni ya, sering tu ada perempuan cantik keluar masuk rumah kamu, jangan jangan dia perempuan spesialnya Reza!!".

Deg...

"Kenapa mak jum bisa tau kalau mba Genata sering keluar masuk rumah kami". Batin Amira

"Astaghfirullah...Dia itu bukan siapa siapa mak Jum hanya teman kuliahnya mas Reza." jawab Amira mantap.

"Hati hati lho ya Mira...jaman sekarang ini lagi marak para pelakor, di jaga baik baik suami kamu itu supaya ngak di embat orang lho...!!" bu Narti menimpali.

Amira hanya mengangguk tidak menjawab dan langsung pergi dari tukang sayur tersebut.

***

Sesampainya di halaman rumah, Amira menjumpai sepeda motor keluaran terbaru Genata sudah terparkir di sana. Amira mempercepat langkahnya...bukankah semalam Amira sudah memohon mohon bahkan berlutut di bawah kaki Genata untuk mengakhiri hubungannya dengan sang suami.

Tetapi kenapa sepagi ini dia sudah ada di dalam rumahnya.

Hati Amira benar benar tidak tenang. Langkah kakinya mengayun ke dapur meletakkan kresek belanjaannya dan menuju ke kamar suaminya. Ya...dia sudah yakin kalau mereka berdua pasti berada di sana karena rumah tampak sepi dan pintu depan pun tadi tertutup.

"Ssh...Ah...Ah...ya terus sayang...nikmatnya..."

Nyes...

Seperti di remas remas. Amira memegangi dadanya

"Astaghfirullah...sampai hati kamu mas..." Berderai sudah air mata Amira.

# Assalamualaikum sahabat semua...mohon dukungannya ya di karya pertama aku dengan memberikan like dan komen .🤗🤗

Draft

Amira mendengar suara laknat itu, meskipun pintu itu tertutup rapat namun, semua kamar di rumah ini tidak ada yang kedap suara.

Amira bisa mendengar dengan jelas desahan dari dalam kamar suaminya, dengan langkah gontai Amira memasuki kamarnya sendiri di sebelah kamar suaminya.

Menutup pintu...tubuh Amira merosot ke bawah, memegangi dadanya yang terasa nyeri memukulnya beberapa kali untuk mengurangi rasa sakit itu.

Suara desahan maupun erangan masih terdengar di kamar sebelah...Amira menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan bahunya berguncang hebat. Menumpahkan semua rasa sakit itu pada tangisannya.

"mengapa rasanya masih sakit mas...setiap kali mendengar bahkan melihat kalian bercumbu, rasa itu tetap sama mas...tetap sama hiks..hiks.." di pejamkannya ke dua mata Amira untuk mengurai rasa sakit itu.

"jika ada yang bertanya siapa wanita bodoh di dunia ini...jawabannya adalah aku mas...aku wanita bodoh itu...bodoh karena masih mengharap dan mencintaimu bodoh karena tidak bisa berkutik, bodoh karena kamu laki laki mapan yang jika aku menceritakan keburukanmu malah aku yang terlihat buruk...hiks hiks.. Tidak akan ada yang mempercayaiku...!!".

Lama Amira menangis menumpahkan segala rasa sakit yang dia rasakan.

Setelah beberapa saat di hapusnya kasar air mata itu, Amira keluar dari kamar langsung menuju dapur. Memasak makanan untuk di kirim ke sawah, kasihan para pekerja di sawah Semakin siang pasti perut mereka sudah keroncongan, sedangkan yang di garap memang sawah suaminya. Apa kata orang nanti kalau sampai dirinya telat mengirim makanan untuk para pekerja.

***

Semua masakan sudah siap untuk di antar ke sawah.

Sepasang sejoli tak halal itu pun sudah menyantap masakan Amira tanpa rasa sungkan sedikitpun.

Sungguh miris....

"Mas aku antarkan ini dulu ke sawah". Ucap Amira sembari mengangkat rantang berukuran besar.

"Hmm" hanya deheman yang Reza lontarkan.

Karena bagaimanapun perangainya Reza tetap suaminya, jadi selama mereka masih terikat ikatan pernikahan Amira tetap patuh dan menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri apalagi Reza tetap menafkahinya walaupun hanya nafkah lahir, karena nafkah batin pun sudah tak pernah di rasakannya hampir satu setengah tahun ini.

Sesampainya di sawah para pekerja yang sedang menanam jagung pun di panggilnya.

Amira meneriaki para pekerja untuk berhenti sebentar istirahat minum dan makan. Sawah yang lebarnya mencapai dua hektar itu murni Reza yang menggarap semuanya dengan mempekerjakan sebagian masyarakat desa. untuk mertua Amira mereka hanya memantau dan memberi masukan bila ada hal yang kurang pas saja.

"eh...Zahir ikut ya!!" cerah senyum Amira menyapa anak dari sahabatnya.

"yapp tante" jawab Zahir sambil tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi ompongnya.

"Mana suamimu Mira??" tanya Rani sahabat Amira.

"Ada di rumah Ran...kenapa memang..??" Amira mendongak menatap sahabatnya.

"Aku lihat lihat sudah sangat lama suamimu tidak pernah lagi tampak di persawahan ini Mir?".

Amira tersenyum hangat seraya menjawab "dia sedang sibuk akhir akhir ini Ran".

"sibuk pacaran maksudmu!!" sahut Rani dalam hati.

"oh...." jawab Rani seraya duduk di rerumputan sebelah Amira.

***

Di ruang makan Genata yang sudah lebih dulu menyelesaikan makannya melirik sang kekasih yang sudah dua tahun ini di pacarainya lebih tepatnya lagi mereka CLBK cinta lama bersemi kembali.

ya..mereka memang pernah berpacaran lama dan harus kandas karena Genata sendiri lebih memilih mencari laki laki mapan di kota J.

 namun, siapa sangka jika setelah dua tahun tidak pernah pulang, tiba tiba saja Genata kembali ke desanya sendiri, desa Karang Waru.

Dan tanpa sengaja pun kepulangannya harus menerima kenyataan pahit, di mana dia melihat Reza laki laki yang pernah menjalin kasih dengannya terlihat bahagia bersama sang istri, wanita desa yang sangat tidak dia sukai...

 Genata sangat tidak menyukai Amira di karenakan wajahnya lebih cantik dari pada dirinya, walaupun perempuan itu tak pernah bersolek.

Reza pun telah menyelesaikan makannya, menatap Genata dia berkata

"Kamu puas sayang?" tanya Reza seraya tersenyum mesum.

"Apanya??" sahut Genata berpura pura bodoh.

"yang barusan itu lho sayang...olah raga ranjang!"

Genata memutar bola mata malas, sambil berkata sinis dia menatap sang kekasih.

"Dengar ya mas...Aku belum puas kalau belum kamu nikahi!!".

Reza menghembuskan nafas kasar.

"bukannya aku sudah menawarkan sebuah pernikahan sayang...?"

"maksud kamu aku di jadikan yang kedua begitu...Mohh aku mas!! apa kata orang nanti! Aku nggak mau tau ya, pokoknya kamu harus cepat cepat ceraikan istri mandul kamu itu!" Tegas Genata titik.

Dia tidak mau kalau sampai dirinya di jadikan istri kedua meskipun berkali kali pun Reza berkata kalau dirinya yang di utamakan walaupun dirinya yang kedua.

Genata tetap tidak mau apa kata orang nantinya pasti si Amira yang di kasihani dan dirinya yang di caci maki...dia tidak mau sampai hal itu terjadi.

Reza mendekat mengulurkan tangannya meminta Genata masuk ke dalam pelukannya.

"Tapi tetap kamu yang mas utamakan sayang dari pada si Amira dan keluarga benalunya itu!" ucap Reza memberi pengertian sambil mengusap surai sang kekasih.

Genata menggeleng tetap kekeuh pada pendiriannya.

"ya sudah nanti aku bakalan atur semuanya" Reza mengalah.

Sebenarnya bukannya tidak bisa dia menceraikan Amira...Namun, dia masih belum puas menyakiti wanita itu.

Apalagi jika mengingat kembali kalau wanita itu adalah wanita yang di cintai oleh Arga.

Ya... sebenarnya dia mempunyai dendam tersendiri terhadap Amira, di karenakan adik perempuan satu satunya harus meregang nyawa setelah bunuh diri karena sudah berkali kali cintanya di tolak oleh Arga.

Menurut buku diary sang adik, dia menuliskan kalau Arga selalu berkata dia sudah mencintai wanita lain jadi, dia tidak bisa menerima cintanya.

Dan menurut analisa Reza, hanya Amira lah satu satunya perempuan yang Arga cintai karena jika di lihat dari interaksi keduanya, tatapan Arga seolah berbeda jika memandang Amira.

Dan dari situ pula Reza meminta kepada orang tuanya untuk meminang Amira sebagai istrinya.

untuk dia jadikan ajang balas dendam.

Dengan menikahi Amira saja sudah pasti Arga akan patah hati juga dan si Amira wanita yang di cintai Arga akan menderita di tangannya.

***

Kembali di persawahan...

Rani menatap Amira yang sedang berbincang bincang dengan Zahir anaknya.

Dia bisa melihat, luka yang mencoba Amira sembunyikan darinya.

Di netranya, Amira seperti memikul beban berat bahkan luka yang dalam. Yang mungkin ingin Amira simpan sendiri.

"Kenapa belum datang juga orang orang Ran?" Amira bertanya kepada sahabatnya.

"Kamu tunggu sini Mira, biar aku yang panggil mereka semua untuk berkumpul makan bersama". Rani bangun dari duduknya dan menghampiri para pekerja untuk menghentikan kegiatan mereka terlebih dahulu.

Rani sudah bersiap untuk meneriaki mereka semua.

" pak lek, buk lek...Ayo mari makan dulu...selesaikan setelah ini, setelah kita mengisi perut lho!!".

Dan semua orang pun mengangguk, dan menyudahi sebentar pekerjaan mereka.

***

Semua orang sudah duduk di rerumputan sambil menyantap olahan tangan Amira.

Tongkol suwir, tempe goreng dan juga sayur lodeh nangka muda. menjadi menu hari ini yang di kirim untuk para pekerja sawah.

Amira tersenyum senang melihat para pekerja menyantap masakannya dengan lahap.

dia jadi teringat kalau dirinya pun belum makan dari pagi. Nasi goreng yang di masak pun tak di sentuhnya lantaran kacaunya kondisi hatinya tadi.

"Kamu tak makan Mir?". Tanya Rani sambil mengunyah makanannya.

Amira tersenyum seraya mengangguk. Dan mengambil piring di isinya dengan nasi beserta lauk pauk lengkap.

Jika makan bersama seperti ini apalagi di alam terbuka rasanya begitu nikmat.

Assalamualaikum semua...mohon dukungannya ya melalui like dan komen.

Jangan sungkan sungkan ya kasih masukan dalam cerita pertama aku ini...salam sayang untuk semua 🤗🤗🤗🥰🥰

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!