NovelToon NovelToon

KONTRAK NIKAH TERGILA

KNT-1

"Ma.....,udah dong,jangan ngomongin nikah terus,nanti juga Amarta nikah kalau emang udah waktunya,pusing tau Ma,setiap Amarta pulang,Mama selalu ngomong nikah nikah dan nikah,Amarta bakal nikah Ma...,tapi nggak sekarang",ucap Amarta sambil menikmati mangga potong ditaman belakang rumahnya.

"Ya tapi kapan sayang....,usia kamu sudah 30 tahun,mau menunggu apalagi kamu?apa masih mau menunggu Febrian mantan tunanganmu itu?".

Amarta mendekat kearah Ibunya yang sedang memotong buah Mangga lagi karena Amarta menghabiskan satu piring sendirian.

"Ma....,Amarta sudah mengiklaskan Febrian yang brengsek itu ke Fani,jadi jangan sebut nama dia lagi,karena Amarta udah muak dengan tingkah mereka yang tega menghianati Amarta".

Bukan hal mudah untuk Amarta kembali tegar menjalani kehidupannya sebagai CEO diPerusahaan Kosmetik yang sedang sangat maju dengan pesat.

Penghianatan dari tunangannya yang kurang dari 3 bulan lagi menikah,membuat Amarta memiliki penilaian sendiri tentang laki-laki,terutama laki-laki yang bergelimang harta.

Bahkan dengan teganya,Febrian berkhianat dengan sahabat baik Amarta yang sudah dianggap sebagai saudara.

#Flashback#

"Febrian,Fani!tega ya kalian sama aku!kurang baik apa aku sama kamu Fani,bahkan kuliahmu aku yang bayarin karena keluargamu tak mampu membayarnya,adik-adikmu juga aku sekolahin, uang jajanmu setiap harinya juga aku yang kasih,tapi dengan teganya kamu menggoda Febrian dengan tubuhmu itu,dimana hati nuranimu!!",Maki Amarta yang kemudian menampar Febrian dan Fani dengan kencangnya.

PLAK

PLAK

"Dan untuk kamu Febrian,aku memaklumi kesibukanmu selama ini karena aku pikir kamu bekerja,namun ternyata kamu malah asik-asikan sama jalang ini,mulai hari ini tunangan kita bubar dan aku akan bilang orang tuamu bahwa kamu selingkuh dan menghamili sahabatku".

Namun apa yang Amarta pikirkan tak sesuai dengan kenyataannya,"Kamu sih diajak nikah cepet-cepet nggak mau,jadi kalau Febrian tergoda sama perempuan lain ya salah kamu sendiri,jadi relakan saja kalau Febrian sebentar lagi jadi Ayah",jawab Ibu dari Febrian yang membuat Amarta menyalang.

"Baiklah!Saya akan tarik saham yang keluarga saya tanamkan pada Perusahaan keluarga kalian,jangan harap kehidupan kalian akan baik-baik saja setelah membuat malu keluargaku dan nama baikku,jadi mulai saat ini,kita tidak ada hubungan apapun,bahkan jika itu masalah bisnis,nggak sudi aku menginjakkan kaki diPerusahaan kalian,

"Dan satu lagi,terimakasih ya sudah menampung benalu Keluarga Fani yang tak tau diri itu".

Setelah itu kabar batalnya pertunangan Febrian dan Amarta langsung tersebar disemua kalangan Pembisnis.

"Flashback off#

****

Dengan hanya mengenakan celana jeans pendek dan kaos oversize,Amarta berjalan seorang diri untuk mencari apapun yang dia inginkan saat hatinya merasa kesal mengingat penghianatan tunangan dan sahabatnya.

Memasuki toko yang menjual tas-tas mewah,Seorang SPG memandang Amarta heran karena tidak biasanya Ia datang dengan pakaian yang begitu santai.

"Selamat datang kembali Nona Amarta,sepertinya hari ini Anda ingin menikmati hidup Anda dengan santai?".

Amarta membalasnya dengan senyuman ramah dan memilih tas-tas yang tertata rapi dietalase toko yang begitu menawan.

Pilihan Amarta jatuh pada tas kecil untuk dikenakannya sekarang,karena Ia hanya membawa dompet kecil berisi kartu-kartunya.

Dengan tas kecil yang dibelinya,Amarta yang penasaran dengan sebuah restoran nusantara yang baru buka,langsung mendatangi restoran itu seorang diri.

Disapa oleh pegawai yang sangat tampan,membuat Amarta terpesona sejenak dengan senyuman yang begitu manis menambah pesona diwajahnya yang sudah sangat tampan.

"Selamat datang diRestoran Nusantara Raya Nona,mau pesan untuk berapa orang ?"tanya Pegawai lelaki dengan Nama Adrian yang tertera dipakaian seragam kerjanya.

Setelah menjawab bahwa Amarta datang seorang diri,Andrian membawa Amarta untuk duduk dimeja yang disediakan untuk 2 orang,namun setelah itu Adrian berlalu pergi diganti dengan perempuan yang datang dengan membawa buku menu.

"Saya pesen menu yang paling enak disini",jawab Amarta saat seorang pelayan wanita datang menghampirinya.

Amarta terus memandangi bagaimana pelayan lelaki yang membuatnya penasaran itu dalam bekerja.

"Dia terlalu tampan untuk ukuran Pelayan restoran",gumam Amarta dengan lirih.

Badan yang tinggi tegap serta dada bidang yang ada pada Adrian,membuat Amarta terus memandangi Adrian yang sibuk menyapa customer yang terus berdatangan.

Amarta segera menghabiskan makanannya dan berlalu pergi,namun Ia masih sangat penasaran dengan laki-laki yang berwajah tampan mengusik pikirannya.

Setelah berjalan beberapa langkah,Amarta memilih kembali kerestoran tersebut dengan alasan membeli makanan untuk dibawa kerumah,namun tujuan Amarta sebenarnya adalah ingin mengenal lelaki yang membuatnya penasaran.

"Hai Mas....,kenalkan Aku Amarta",ucap Amarta percaya diri saat duduk menunggu makanan selesai dikemas,Namun sapaannya tak mendapat jawaban yang seperti Amarta pikirkan,karena Adrian mengabaikan tangan Amarta yang ingin bersalaman.

"Issshhhh,berani juga dia..",gumam Amarta sedikit kesal karena ada orang yang mengabaikannya.

Adrian yang memilih terus melayani customer yang terus berdatangan,membuat Amarta meninggalkan saja makanan yang Ia pesan.

Namun tetap saja,Amarta masih sangat penasaran tentang Adrian yang terlihat berbeda dibanding karyawan lainnya.

"Nona....Nona....",teriak seorang lelaki yang memanggil Amarta,namun Amarta memilih mempercepat langkahnya karena Ia sudah tak menginginkan makanan yang Ia pesan.

Adrian memilih kembali ke restoran tempatnya bekerja,namun Adrian melihat struk makanan yang terdapat nomer ponsel dengan nama customer Amarta.Adrian pun memilih mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Amarta untuk mengambil makanan yang sudah siap dibawa pulang.

"Halo....,Nona Amarta ?Saya Adrian dari Restoran Nusantara Raya,makanan Anda telah siap,apa Anda bisa kembali ke restoran untuk mengambilnya?",ucap Adrian langsung pada tujuannya.

Amarta diam berdiri menerima telpon yang mengusik pikirannya,namun saat akan menjawabnya,telponnya telah dimatikan.

Amarta berlari kecil sambil tersenyum membuat beberapa orang melihat Amarta heran.Sesampainya diRestoran,Adrian telah berdiri memegang makanan milik Amarta yang tadinya niat ditinggal.

"Ini Nona makanannya,apakah seperti ini cara Anda mencari perhatian?dan Anda berhasil mendapatkan perhatian dari saya ",ucap Adrian lirih tepat ditelinga Amarta.

Amarta menatap tajam Adrian yang sekilas menatap sinis padanya."Maaf ya!!ternyata hatimu tak setampan wajahmu,ambil aja makanan itu untukmu makan,aku udah nggak butuh!!",kesal Amarta berlalu pergi.

Adrian mengejar Amarta dan memaksa untuk menerima makanan yang dipesannya.

"Maafkan saya Nona Amarta,kalau perkataan saya menyinggung Anda,namun tetap saja,bahwa saya tidak tertarik dengan Anda,karena Anda sudah terlalu tua untuk saya",ucap Adrian pedas yang membuat Amarta ingin sekali merobek mulut Adrian,namun sedetik kemudian Amarta menginjak kaki Adrian dengan sekuat tenaga.

"Aaaaaaarrrrrghhhhhhhh cewek tua sialan......",maki Adrian yang melihat Amarta sudah berlari kencang meninggalkannya yang kesakitan.

NOTE :Hai hai hai,kita ketemu lagi,aku masih terus menulis untuk menyalurkan hobiku,semoga suka sama ceritaku yang ini ya....,makasih.

KNT-2

Dengan gaya Elegan dan penampilan yang sangat menawan,Amarta melangkah keluar dari mobil mewahnya yang Ia kendarai seorang diri.

Langkah kaki yang begitu berirama saat masuk kedalam Perusahaannya,membuat siapa saja menoleh dengan sendirinya,termasuk dua orang manusia yang kini dianggap orang asing oleh Amarta.

Amarta terus melangkahkan kakinya bak model yang sedang berjalan,membuat dua orang yang menunggu kedatangannya merasa muak.

"Amarta!!jangan belagu kamu!kembalikan cincin berlian yang aku berikan kepadamu saat kita bertunangan?",teriak Febrian saat Amarta ingin masuk kedalam lift.

Amarta berhenti dan menatap orang yang pernah ia cintai, tapi kini untuk menatapnya,Amarta merasa rugi.

"Sudah miskin ya?tapi sayangnya cincinnya sudah aku buang....",jawab Amarta dengan gaya angkuhnya,dan kembali memencet lift yang akan membawanya keruangan kerjanya.

"Kenapa kamu buang.....??itu milikku dan aku ingin kamu menggantinya sekarang!!!",teriak Febrian sekali lagi yang membuat orang-orang memandang aneh pada mereka bertiga.

Baru satu langkah masuk kedalam lift,sahabat yang dulu begitu dekat melemparkan sebuah undangan pernikahan.

"Datanglah ke pernikahan kami,agar kami tau bahwa kamu ikhlas melihat kebahagiaan yang akan kami pancarkan,pastikan untuk tidak dateng seorang diri ,karena kamu akan sangat terlihat menyedihkan ,dan kami nggak suka itu",ucap Fani dengan sinis.

Amarta yang muak dengan 2 orang didepannya,melemparkan sebuah cek kosong kehadapan mereka yang terlihat berbinar.

"Pernikahan hasil nikung dan hamil,takkan membuat kalian bahagia,apalagi sekarang Febrian bangkrut dan Fani selalu jadi benalu,harusnya kalian tidak perlu menggelar acara pernikahan segala,karena yang kalian butuhkan itu uang untuk menyambung hidup,kan nggak lucu kalau setelah ini salah satu kalian dipenjara karena tidak dapat melunasi hutang".ucap Amarta dengan angkuh dan sinis.

Fani yang geram maju beberapa langkah dan melayangkan tangannya untuk menampar Amarta,namun Amarta lebih dulu memegang tangan Fani dengan kencang.

"Jangan kotori tanganmu untuk menyakitiku,aku masih cukup baik karena dulu kita bersahabat,namun kalau kau berniat menyakitiku,bukan hanya kamu yang akan aku persulit,namun keluargamu yang banyak itu juga bisa jadi glandangan saat ini juga!",ucap Amarta dan menghempaskan tangan Fani dengan tenaga yang cukup kuat.

"A*jing lu Amarta!!mentang-mentang kamu kaya seenaknya sendiri!,aku akan membalas semua perlakuan yang kamu lakukan kepadaku",maki Fani dengan suara kerasnya yang membuat petugas keamanan langsung membawa mereka keluar.

"Inget baik-baik ya Pak 2 orang itu,pastikan mereka tidak masuk kedalam Perusahaan saya apapun alasannya,jika mereka tetep ngeyel,Bapak bisa menyeretnya langsung kekantor polisi".ucap Amarta tegas dan meninggalkan dua orang yang berteriak karena dipaksa keluar.

Febrian dan Fani semakin geram dengan tingkah Amarta yang sudah kelewatan,namun mereka tidak bisa berbuat banyak saat tangan mereka kini dicekal dengan sangat kencang oleh petugas keamanan yang menggiring mereka keluar.

Namun Fani meminta dilepaskan tangannya terlebih dahulu untuk mengambil cek kosong yang tergeletak dilantai.

"Nanti aku akan tulis 1 Milyar ah.....hihihi",bathin Fani berucap bahagia.

Febrian dan Fani yang kini berada dipinggir jalan,kebingungan saat mereka tak memiliki kendaraan untuk bepergian.

"Mana cek nya?Aku yang akan mencairkannya ke Bank",ucap Febrian memaksa Fani untuk memberikan cek yang Amarta berikan,Namun Fani tetap menyimpan cek itu kedalam tas nya.

"Kita bisa sama-sama ke Bank nya kan Mas,lagian uang ini nantinya kan buat kita beli rumah sama mobil,karena aku mau nulis dicek itu senilai 1 Milyar,pasti Amarta kan uangnya banyak,apa salahnya kita menulis segitu banyak ",jawab Fani takut-takut,karena sekarang memang keluarga Febrian mengalami kebangkrutan setelah Amarta mengambil semua kepemilikan sahamnya.

Tapi Febrian tetap memaksa Fani untuk memberikan cek kosong yang Amarta berikan."Sudah aku saja yang mencairkan cek ini!lagian kamu nggak ngerti uang ya?1 Milyar itu sedikit,sedangkan Amarta sangat sukses,Aku mau isi 10 Milyar dan uang ini akan kita gunakan untuk hidup kita kedepan",ucap manis Febrian penuh dengan kepalsuan,Karena didalam pikirannya,Ia telah merencanakan sesuatu dengan uang itu.

Fani percaya begitu saja saat Febrian ternyata lebih tau banyak tentang Amarta,Ia pun memberikan cek kosong itu dan memberhentikan taxi kosong yang sedang melintas.

Saat pintu terbuka,Fani lebih dulu masuk,namun dengan cepat,Febrian menutup pintu Taxi itu dan berlari kencang meninggalkan Fani yang ada didalam .

Sadar bahwa Ia ditinggalkan begitu saja,membuat Fani keluar dan berteriak memanggil Febrian yang sudah tak terlihat.

"Mas.....,kamu mau kemana Mas ?pernikahan kita gimana Mas ?Aku mau uang yang ada dicek itu juga Mas....,Mas Febrian......,berhenti ......",teriak Fani dengan sekuat tenaga,namun tetap saja Febrian pergi meninggalkannya begitu saja.

Fani memilih masuk kembali kedalam Taxi,Ia mendapati Febrian menelponnya."Fani!,pernikahan kita batal,aku sebenarnya hanya berbohong bahwa kita akan menikah,karena aku dan keluargaku tidak ingin memiliki menantu miskin setelah kita bangkrut,dan undangan yang kamu berikan pada Amarta adalah undangan palsu yang hanya aku buat 1 untuk kamu berikan pada Amarta,dan tentang kehamilanmu,gugurkan lah anak itu atau kalau kamu mau merawatnya,silahkan rawat sendiri anak itu,jangan pernah cari aku ataupun keluargaku lagi,Karena kami akan pindah ketempat yang sangat jauh".ucap Febrian penuh ketegasan.

Fani meremas ponselnya kuat-kuat,mendengar setiap kata yang Febrian ucapkan.

"Brengsek kamu Febrian!!......,jika kamu tak menggodaku terlebih dahulu,tak sudi aku menyerahkan tubuhku padamu,Aku akan melaporkanmu kekantor polisi karena telah menipuku....",teriak Fani mengungkapkan kekesalannya,namun saat akan kembali berbicara,Febrian telah memutuskan sambungan telponnya,bahkan telponnya tidak aktif saat dihubungi kembali.

Taxi yang terus melaju,membuat Fani menangis dengan kencang,Ia tak menyangka bahwa kehidupan yang ia inginkan bersama Febrian yang menjadi tunangan Amarta,justru jadi kehidupan yang sangat menyedihkan untuk Fani saat ini.

"Hiks...Hiks...Hiks...,aku harus gimana dengan kehamilan ini?bagaimana keluargaku setelah ini?apa aku harus benar-benar melaporkan Febrian ?tapi aku nggak cukup uang untuk melaporkannya ",bingung Fani didalam pikirannya yang terus membuat air matanya mengalir deras.

Fani terus menangis,membuat supir memberikan tissue kepada Fani untuk menyeka air matanya yang terus mengalir.

Sedangkan disebrang sana,Febrian tertawa bahagia saat berhasil menipu Fani dan mencampakkannya begitu saja,walaupun tanpa dipungkiri bahwa tubuh Fani memang selalu menjadi candu untuk Febrian yang tak mendapatkannya dari Amarta yang tidak ingin disentuh jika belum secara resmi menikah.

NOTE :Jangan lupa like dan komennya ya!!

KNT-3

Amarta menatap undangan pernikahan mantan tunangan dan mantan sahabatnya dengan dada bergemuruh,bagaimana tidak,orang yang dianggap paling terdekat sekaligus paling yang dicintai kini merenggut kebahagiaannya.

Amarta membaca tempat dimana resepsi pernikahan akan dilangsungkan oleh dua manusia yang sangat Ia benci,ternyata disebuah hotel berbintang 5 yang sempat akan menjadi tempat pernikahan Amarta berlangsung, jika Febrian tidak menghianatinya.

Masih ada 1 minggu bagi Amarta untuk menyiapkan semuanya,walaupun Ia tak mengetahui bahwa itu adalah undangan palsu yang hanya dibuat untuknya.

Pekerjaan yang cukup banyak mengalihkan pikiran Amarta sejenak dari drama kehidupannya,Ia mulai menyibukkan diri dengan menandatangani dokumen yang sudah menumpuk dimeja kerjanya.

"Selamat siang Bu...",sapa sekretarisnya yang bernama Rania dengan membawa dokumen ditangannya.

"Maaf Bu,Ibu harus segera menandatangani kontrak persetujuan projek iklan untuk produk terbaru kita,karena sudah ditunggu oleh bagian Advertising".

Amarta melihat isi projek yang akan menjadi iklan terbaru produknya,Ia membuka lembaran demi lembaran konsep iklan yang akan dibuat,namun Amarta merasa kurang cocok dengan peran pria yang akan menjadi pendukung pemeran utama yang seorang wanita berparas cantik dan juga tinggi.

"Hmmmmm Rania...,bisa minta tolong bagian Advertising untuk masuk keruangan saya?karena saya kurang cocok dengan pemeran pria yang mereka ajukan,diliat sekilas pemeran yang mereka sediakan kurang cocok dipandangan saya,jadi pemeran pria akan saya coba minta opsi lain yang mereka sediakan".

Rania kembali kemeja kerjanya untuk menghubungi bagian Advertising.

Kini Amarta bersama tim Advertising sedang mencari solusi untuk pemeran pria yang ternyata tidak punya cadangan lain yang tim Advertising sediakan.

Tiba-tiba Amarta teringat dengan sosok Adrian si pelayan restoran yang memiliki wajah tampan menjulang,entah kenapa Amarta sangat ingin Ia yang menjadi pemeran pria untuk model produk terbarunya.

"Urusan pemeran pria biar menjadi urusanku,kalian boleh melanjutkan projek iklan ini",ucap Amarta dengan senyum yang terbesit sesuatu.

Sepulang kerja Amarta segera menuju restoran tempat Adrian bekerja,Amarta sangat ingin mengubah Adrian dari pelayan restoran menjadi seseorang yang bisa memanfaatkan ketampanannya untuk mendapatkan uang yang lebih banyak lagi,tentu saja dengan pekerjaan yang baik.

Namun Amarta harus menelan kekecewaan,karena Adrian telah selesai jam kerjanya,Amarta pun kembali ke tempat dimana mobilnya terparkir,Namun saat beberapa langkah lagi menuju mobilnya,Ia menangkap sosok laki-laki yang sedang Ia cari sedang duduk termenung dengan memegang selembar kertas.

Tanpa banyak berpikir,Amarta mendekat kearah Adrian yang masih pada posisinya.

"Ehem....",suara Amarta mengagetkan Adrian yang sedang melamun dan menoleh seketika,namun Adrian tetap mengabaikan kehadiran Amarta yang tiba-tiba.

Amarta merebut kertas yang sedang Adrian pegang dan membacanya sekilas,tertera dikertas itu bahwa Adrian harus membayar biaya kuliahnya jika ingin tetap mengikuti wisuda,besaran bayaran yang tertulis dikertas itu sebesar Rp 3.500.000,-,uang yang sedikit bagi Amarta namun banyak bagi Adrian yang seorang anak yatim piatu beberapa bulan lalu,itulah mengapa Adrian bekerja direstoran untuk menyambung hidup.

"Aku bisa memberimu pekerjaan,tentu saja pekerjaan yang halal,Ayo ikut aku sekarang,kita bicarakan ditempat yang lebih baik ".ajak Amarta pada Adrian.

Adrian akhirnya beranjak dari tempat duduknya dan mengikuti orang yang sempat dia cemooh.

Amarta mengajak Adrian untuk masuk kembali kedalam Mall,namun bukan ke Restoran tempat Adrian bekerja,melainkan kerestoran jepang yang terlihat begitu sepi.

Amarta memesan 2 minuman dan 2 porsi makanan untuknya dan juga Adrian,sambil menunggu makanan tiba,Amarta menjelaskan pekerjaan yang Ia tawarkan pada Adrian.

"Begini Adrian.....,Aku ada projek sebuah iklan yang membutuhkan pemeran pria sebagai pendukungnya,karena produk yang diiklankan adalah sebuah pelembab,aku ingin kamu sebagai model prianya,kamu bisa naik motor kan?",tanya Amarta yang diangguki oleh Adrian yang fokus mendengarkan apa yang Amarta bicarakan.

"Bayarannya bisa untuk membayar biaya tunggakan uang kuliahmu bahkan masih ada lebih,gimana?",tanya Amarta yang terus berbicara dan Adrian yang seperti tak ada gairah hidup.

Amarta mengetuk mejanya "Tok Tok Tok".Adrian menoleh dan menatap Amarta tajam.

"Saya sedang berpikir Nona....,karena saya perlu mengatur jadwal antara kerja dan kuliah",jawab Adrian datar namun tegas.

"Kapan waktu Shootingnya ",tanya Adrian yang berarti menyetujui kerjasama yang ditawarkan Amarta.

"Malam ini nanti aku akan urus dengan tim ku diPerusahaan,nomer ponselmu masih yang kemarin kan ?",tanya Amarta sambil menikmati makanan yang sudah datang.

Adrian mengangguk dan ikut menikmati makanan yang Amarta pesankan.

Hari yang semakin malam membuat Amarta menawarkan untuk mengantar Adrian pulang,namun Adrian menolaknya karena Ia membawa motornya.

Amarta yang tinggal sendirian diApartmentnya,langsung membersihkan dirinya dan masuk kedalam ruang kerjanya yang berukuran kecil yang biasanya Ia gunakan jika ada pekerjaan yang belum selesai dikantor dan urgent.

Ditemani buah potong yang tersedia dikulkas,Amarta membuka kembali file tentang projek iklan untuk produk baru Perusahaannya.

"Mudah-mudahan Adrian dapat memberikan pengaruh baik dalam projek ini,karena ini akan sangat bermanfaat untuk batu loncatan karirnya",gumam Amarta lirih.

Setelahnya Amarta berkirim pesan dengan tim Advertising untuk menentukan jadwal yang sudah direncakanan,sambil berkirim pesan pada Adrian juga yang ternyata jadwalnya sangat tepat,karena Adrian libur kerja dan libur kuliah.

Adrian menatap balasan pesan dari Amarta dengan senyum bahagia,kehidupannya yang tadinya Ia berpikir akan gelap setelah kepergian kedua orang tuanya secara mendadak,berangsur-angsur akan membaik berkat bertemu dengan orang-orang baik yang selalu menolongnya.

Berbeda dengan Adrian yang langsung memilih beristirahat,Amarta justru memikirkan sebuah rencana untuk menjadikan Adrian sebagai pasangan untuk menemaninya menghadiri resepsi pernikahan 2 manusia yang Ia benci.

"Aku harus berusaha membawa Adrian pergi bersamaku,dia tampan,keren,tinggi dan tak terlihat bahwa usia kita terpaut 4 tahun,pasti Febrian dan Fani takkan menyangka bahwa Adrian masih berkuliah dan hendak lulus sebentar lagi ".gumam Amarta didalam hatinya.

Amarta tersenyum bahagia akan ide berliannya,Ia akan memoles Adrian dengan segala yang Ia punya untuk menunjukkan kepada Febrian bahwa kini Ia benar-benar melupakannya.

Setelah semuanya beres,Amarta memilih untuk merebahkan tubuhnya dikasur,namun sebuah pesan yang terus masuk kedalam ponselnya membuat Amarta mau nggak mau membukanya.

"AMARTA!!DASAR PENIPU KAMU YA!!NGAPAIN KAMU KASIH CEK KOSONG,YANG TERNYATA MEMANG TAK BISA DICAIRKAN,POKOKNYA AKU NGGAK MAU TAU,BALIKIN CINCIN BERLIAN WAKTU KITA TUNANGAN".

Amarta tak berniat untuk membalasnya,justru Ia memblokir nomer Febrian dan Fani saat itu juga,Amarta memang sengaja melakukan itu kepada Febrian dan Fani,tak sudi bagi Amarta untuk memberikan uang lagi kepada mereka yang tega menghianatinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!