Hari ini kedatangan Raden Tresnoka Herlambang Agung alias Noka dari New York setelah menyelesaikan urusan administrasi kelulusannya S2.
Ia sangat semangat untuk kembali ke Jakarta karena ingin segera mengungkap kan perasannya kepada adik angkat yang sudah berada dihatinya sejak usia remaja, bernama Rindu Hagika Agung.
Diusianya yang masuk 27 tahun, Noka yang saat ini menjabat sebagai wakil direktur perusahaan Ramansa Group sudah siap menerima konsekuensi dari perasannya.
Saka dan Fina selaku orang tuanya, menyambut kepulangan Noka dengan mengadakan makan malam di restauran mewah.
"PUTRA SULUNGKU AKHIRNYA PULANG JUGA!!!" seru Fina saat melihat Noka masuk di ruangan VVIP restauran yang sudah dibooking oleh keluarganya.
"MOMMY!! I MISS YOUU!!" sahur Noka sambil memeluk wanita pertama yang ia cintai di dunia ini.
"Eheem eheeem, padahal sebulan lalu baru nemui bang Noka di New York loh, mom" celetuk si kecil Naka , putra bungsu Saka dan Fina.
Pelukan anak dan ibu pun terlepas.
Noka pun tersenyum smirk kepada adik bungsunya itu.
"Bilang aja iri Na, Naka" ejek Noka.
"Ih iri apaan.. lihat nih aku bisa meluk mommy sepuasnyaaaa karena aku masih kecil daripada bujang otw lapuk kayak abang" balas ejek Naka.
"Hiiih, aku masih 27 tahun tau! Enak aja bilang bujang lapuk" sewot Noka.
"Hahahaa aku rindu abang mangkanya menggoda abang. Selamat datang kembali" sahut Naka lalu memeluk kakak laki lakinya itu.
Noka pun memeluk balik adik bungsunya.
"Oh gitu ya kalian, saling peluk tanpa menghiraukan kehadiran daddy sama Rada" celetuk Saka.
"Iya nih, dad. Mereka berdua keenakan saling peluk kita dilupain" sahut Rada, kembaran Noka.
"Ya ya sini, aku mau peluk daddy sama adik tercantikku" ujar Noka lalu memeluk Saka dan Rada bergantian.
"Tumben muji aku tercantik biasanya muji Rindu jadi adik tercantikmu, No" goda Rada.
"Hissst! Rada mulai deh goda Noka" ucap Saka tidak suka jika mendengar nama Rindu dijadikan bahan ejekan anak anaknya, apalagi merujuk menggoda Noka jika anak sulungnya ini terkesan menyukai anak angkatnya itu.
Noka pun tersenyum tipis mendengar ucapan sang ayah dan baru sadar jika adik yang juga ia rindukan sebagai wanita bukan saudara belum terlihat diruangan ini.
"Cari Rindu ya? Dia belum datang. Masih ada jadwal operasi di rumah sakit jadi asisten katanya" tebak Rada. Memang wanita ini sebagai kembaran Noka hampir bisa membaca pikiran saudara kembarnya itu.
Yap, Rindu saat ini sedang magang di sebuah rumah sakit besar Jakarta. Usia wanita ini sudah menginjak 25 tahun.
Noka terkesan sok cuek dengan tebakan Rada.
"Sok tau luu!! Aku lagi lihatin menu di meja bikin kelaparan" bohong pria ini.
"Dasar Noka! Gak pinter menyembunyikan perasaan! Lama juga kayaknya gak ketemu Rindu nih anak, jadi rindu beneran" batin Rada.
"Yaudah ayo makan dulu. Nanti biar Rindu makannya nyusul atau kalau memang gak bisa kesini kita bungkusin" ucap Fina.
Akhirnya keluarga Saka dan Fina serta 3 orang anak mereka pun makan malam bersama.
Namun baru saja akan mengambil makanan di piring mereka masing masing, Rindu datang.
"Assalamualaikum, maaf ya aku telat. Ini tadi kejebak macet. Maaf ya daddy mommy, kak Rada, dan adik gemes aku, Naka" salam Rindu dan matanya tertuju pada kehadiran kakak pertamanya yang sudah lama tidak ia temui.
Bulan lalu Rindu tidak ikut ke New York karena ada jadwal operasi di rumah sakit, operasi penting untuk karirnya jadi ia memilih untuk tidak ikut datang di wisuda sang kakak tertua.
"Eh bang Noka udah pulang.. maaf ya bikin nunggu" lanjutnya dengan malu malu.
Entah kenapa berhadapan dengan Noka membuat hatinya gugup dan berdebar. Padahal Rindu sangat menahan hatinya untuk tidak jatuh cinta kepada kakak angkatnya itu demi menghormati Saka dan Fina sebagai orang tua mereka.
"Gak masalah, duduklah. Aku udah laper" sewot Noka sok dingin didepan wanita yang ia cintai itu.
"Gapapa sayang, kami tau kok. Kami bangga punya dokter pertama di keluarga kita" sahut Fina.
Rindu pun duduk di bangku kosong.
Mereka pun akhirnya makan bersama.
Setelah makan malam selesai, obrolan antar anggota keluarga pun dimulai.
"Ri, gimana operasi hari ini lancar?" tanya Saka yang sejak Rindu jadi dokter lebih perhatian karena ia tau selama ini sikapnya begitu dingin kepada anak angkatnya ini.
Fina yang berusaha membujuk Saka agar memperlakukan Rindu lebih baik lagi seperti anak sendiri.
"Alhamdulillah, Dad. Operasi hari ini cukup membuatku belajar banyak. Mungkin aku akan mengambil spesialis bedah setelah magangku ini selesai" jawab Rindu.
"Wowww, Kak Rindu keren! Jadi dokter bedah cewek di Jakarta diincar para buata darat loh kak" goda Naka.
"Hisst!! Kamu itu Ka, bisanya ngawur aja kalau ngomong emang" timpal Rada.
"Gak usah didengerin adik bungsu kita ini kalau ngomong emang suka jeplak" lanjutnya.
Rindu malah tertawa kecil.
"Udah biasa, Kak. Naka itu emang masih bocil" ucap Rindu.
"Bocil kok udah mimpi basah" celetuk Noka.
Saka dan Fina hanya sebagai pendengar anak anaknya saling melempar serangan.
"Haha aku nih bocil didepan kalian dan di keluarga kita tapi kalau diluar aku jagoan yaaa. Banyak wanita terpesona dengan ketampanan ku" sahut Naka.
"Hahahhahaa iya percaya percaya kalau jagoan, jagoan kandang tapi" ejek Rada.
"Hih Kak Rada kok ikut ikutan Bang Noka sih godain aku" sewot Naka.
"Hahahaa bercanda adikku sayang" sahut Rada sambil mengusek usek rambut adik bungsunya itu.
"Oh ya, Ka. Kamu sekarang udah dapat gelar MBA untuk bisnis ya dan sudah tau pengalaman bisnis di New York. Daddy ingin kamu mengambil alih perusahaan. Dulu daddy juga jadi direktur umur 27 tahun" ucap Saka.
"Beri aku waktu setahun lagi Dad. Aku masih ingin belajar banyak dengan daddy di perusahaan" minta Noka.
"Hmm baiklah. Berarti tahun depan ya kamu ambil alih perusahaan. Daddy mau habisin masa romantis daddy sama mommy kalian. Udah capek kerja terus" ujar Saka.
"Bilang aja mau mengganti waktumu yang habis banyak di perusahaan daripada sama aku kan Mas?" goda Fina.
"Ih sayaaang.. aku kerja kan untuk masa tua kita agar bahagia dan bisa keliling dunia seperti almarhum ayah Joko dan almarhumah ibu Hagia. Mereka adalah role model ku sebagai pasangan. Kamu tau kan kalau aku cinta mati sama kamu. Tresno ku karo kowe gak ada batasannya" sahut Saka memberikan gombalannya.
"Hahaa iya sayaaang. Aku percaya sama tresnomu itu. Buktinya ada 4 anak anak kita disini sama kita yakan. Mereka udah pada dewasa. Kita udah berumur kepala 5" ujar Fina.
"Eh aku belum dewasa, mom. Aku masih anak kecil untuk mommy sama daddy" sela Naka.
"Hahaha iya, Naka tetap anak kecil untuk kita tapi badannya udah gak bisa digendong" sahut Fina.
Lalu semuanya pun tertawa.
Setelah puas mengobrol, mereka pun akhirnya berencana untuk pulang. Tapi saat keluar ruangan, ternyata ada seorang pria yang berdiri memberikan salam kepada Saka dan Fina.
"Selamat malam om dan tante. Perkenalkan saya Tara, teman dekat putri om dan tante, Rindu" sapa pria itu dengan berani dan percaya diri.
Rada yang keluar terakhir dari ruang VVIP terkejut melihat siapa pria didepan orang tuanya. Begitupun pria bernama Tara itu, seakan akan dirinya bertemu dengan hantu.
Kepercayaan dirinya tadi langsung luntur seketika.
"Malam, anda teman dekat Rindu? Pacaran maksudnya?" to the point Saka.
Rindu pun mulai bersuara.
"Iya, dad. Dia seniorku di rumah sakit dan kami sudah jalan sebagai kekasih sekitar 1 tahun. Ini tadi dia mengantarku kesini pakai mobilnya karena mobilku tadi siang aku servis kan" sahut Rindu.
"Benar begitu, Nak Tara? Kamu pacar putri saya?" tanya Saka mengintimidasi pria itu karena baru kali ini anak angkatnya itu memperkenalkan sang kekasih.
"I..iya om" sahut Tara gugup dan tidak berani menatap Rada.
Noka yang melihat moment perkenalan kekasih Rindu pada keluarganya, membuat hati terasa perih.
"Aku mau balik dulu. Ra kamu bawa mobil sendiri kan? Aku bareng" ucap Noka lalu berjalan terlebih dahulu meninggalkan semuanya. Rada dan Naka pun mengikutinya.
Fina melihat wajah putra putrinya menjadi canggung begini setelah Tara memperkenalkan diri secara tiba tiba.
"Nak Tara, salam kenal ya. Mungkin besok atau kapan jika ada waktu luang main lah ke rumah dan kita bisa mengobrol lebih banyak. Sekarang kami akan pulang karena hari semakin malam" ucap Fina.
"Oh..baik tante. Maaf ya saya memperkenalkan diri di waktu yang kurang tepat" sahut Tara.
"Bukan bukan seperti itu. Tepat tepat saja. Kami sangat senang akhirnya Rindu memiliki kekasih yang mencintainya. Tapi kan gak enak kalau kita ngobrol di jalan dalam restoran begini, jadi mainlah kerumah nanti tante masakin masakan enak" ujar Fina.
"Baik tante, nanti saya info ke Rindu kalau memang akan main kerumah" ucap Tara.
Lalu Fina dan Saka pun pamit duluan kepada Tara.
"Rindu, pulang sama kita ya. Sudah malam" minta Saka membuat Rindu pun hanya tersenyum tipis kearah Tara yang menatapnya dengan tatapan sulit di artikan.
"Kenapa..kenapa wanita itu ada di keluarga Rindu? Apa jangan jangan, mereka saudaraan?" batin Tara tiba tiba kembali panik saat melihat wanita yang beberapa hari lalu menghabiskan malam bersama di sebuah hotel karena mabuk berat.
Tapi setelah malam itu, Rada dan Tara sepakat tidak saling mengenal atau memberikan nama masing masing lalu melupakan kejadian malam panas mereka.
Tara pun ikut pulang menggunakan mobilnya sendiri sambil memikirkan kedua wanita yang terhubung dengannya.
Sedangkan Noka yang saat ini menyetir mobil Rada, sangat kesal hingga ia lampiaskan menyetir secara ugal ugalan alias ngebut dijalanan.
Naka sih seneng aja naik mobil ngebut begini tapi Rada khwatir jika mobilnya akan kenapa napa.
"Heh No, kalau marah jangan lampiaskan pake mobilku! Awas aja kalau lecet sedikit pun ya, aku minta ganti rugi!" celetuk wanita itu.
"Kubelikan 2 kalau memang ada lecet karena aku yang nyetir malam ini" sahut Noka tenang namun hatinya masih bergemuruh mendengar nama Tara sebagai kekasih wanita incarannya.
Setelah semua anggota keluarga Saka dan Fina sampai rumah, mereka pun masuk kamar masing masing.
Noka sangat gelisah perasannya kini karena Rindu sudah memiliki kekasih. Bagaimana dengan perasannya? Apakah selama ini Rindu tidak bisa merasakan rasa yang berbeda padanya lebih dari saudara?
"AAAKHHH! SIALAAN SI TARA ITU! BERANI BERANINYA BIKIN RINDU JATUH CINTA!" gerutunya sendiri dalam kamar.
Di kamar kembarannya, Rada juga sedang gelisah setelah melihat pria yang bermalam dengannya beberapa hari lalu datang kembali dihadapannya sebagai kekasih sang adik.
"Hubungan macam apa ini? Apa yang terjadi diantara kita semua? Aku seharusnya tidak semabuk itu dan kehilangan kendali bersama pria itu. Kalau udah begini kayaknya aku yang jadi selingkuhan" gumam Rada.
"Aiiissh!!! Dokter sialan! Jadi dokter tapi kelakukan nihil, main wanita!" lanjutnya.
Di kamar yang lain, Rindu juga gelisah. Perasannya yang ia tahan terhadap sang kakak tiba tiba muncul kembali saat Noka kembali ke hadapannya.
Ia merasa 2 tahun ini tidak bertemu secara langsung dengan Noka membuatnya mampu menghilangkan perasaan terlarang diantara mereka sebagai saudara.
Meskipun tidak ada hubungan darah namun mereka sudah terikat keluarga.
"Bang Noka...kenapa kamu kembali saat hatiku masih lemah begini" gumam Rindu sambil berdiri di balkon kamarnya.
Tiba tiba, pintu kamarnya diketuk oleh seseorang. Tanpa curiga pun, Rindu langsung membuka kan pintu kamarnya.
Ceklek.
Ternyata Noka yang mengetuk pintu itu dan langsung masuk saja ke kamar Rindu lalu menutup pintu.
"A..ada apa, Bang?" tanya Rindu gugup.
"2 tahun kita tidak bertemu kamu sudah memiliki kekasih, Ri" jawab Noka.
"Iya bang.. sepertinya aku mencintai Tara. Dia pria baik dan bisa menjadi seniorku di rumah sakit lalu membantuku menyelesaikan beberapa kasus yang belum aku pahami sebelumnya" sahut Rindu.
"Hahaha, dia kekasihmu atau seniormu? Kalau jadi senior tidak perlu lah jadi kekasihmu" sewot Noka.
"Terserah aku dong, bang. Aku yang ingin berpacaran dengannya kenapa abang yang sewot?" balas Rindu yang mulai merasa disudutkan oleh Noka.
"Iya bener juga sih, terserah kamu. Kamu yang jalani hubungan cinta tak sepadan ini. Tapi aku sebagai abangmu tidak suka dengannya. Dia terlalu miskin untuk mu, lihat saja mobilnya jadul, mobil lama yang tidak berkelas lagi. Aku gak mau adikku kekurangan" ujar Noka.
"Meskipun itu mobil jadul dan lama, tapi Tara bekerja keras untuk mendapatkan barang itu. Abang gak boleh hina orang karena status ekonominya. Lagi pula aku juga tidak membiarkan diriku kekurangan" sahut Rindu.
"Kalau abang tidak suka dengannya lalu abang sukanya sama sapa hah? Aku capek kalau cowok cowok yang dekat denganku abang singkirkan terus. Diusiaku sekarang aku butuh teman hidup dan berjuang menata karir masa depan" lanjutnya.
"Suka kamu. Abang suka kamu" sahut frontal Noka membuat Rindu menatap tajam kearah pria yang jadi abangnya itu.
"Abang bercanda? Mana mungkin a..." ujar Rindu terpotong karena tiba tiba bibirnya dibungkam oleh bibir Noka.
Tengkuk lehernya dipegang oleh tangan pria itu. Rindu mencoba mendorong tubuh Noka namun kedua tangannya digenggam oleh tangan Noka lainnya.
Tubuh Rindu ia dorong hingga bersandar di dinding.
Perlawanan Rindu terasa sia sia karena kekuatan Noka lebih besar darinya. Lama kelamaan ia pun mulai membiarkan tubuhnya menerima ciuman Noka.
"Ada apa dengan tubuhku ini? Kenapa harus menerimanya?" batin Rindu sambil membalas lum-at-an Noka.
Hingga akhirnya bibirnya digigit oleh Noka membuatnya sadar lalu menendang inti pria itu menggunakan pahanya.
"AAAAKH!!! SAKIT RINDU!!!" seru Noka lalu menahan sakit dalam diam dan rintihan karena mengingat mereka berada di rumah orang tua.
"Abang jangan macam macam! Aku adik mu bang! Kok bisa kamu mencium ku tanpa izin!" marah Rindu.
"Kamu...kamu juga suka kan?" malah Noka menggoda wanita itu membuat salah tingkah.
"Ih suka dari mana.. abang kayak hewan main gigit aja. Sakit bang" protes Rindu.
"Maaf.. refleks pingin gigit" ucap Noka tidak tau malu.
Rindu menghela nafas panjang.
"Mau abang apa hah? Aku sekarang udah punya Tara. Kita juga tidak bisa bersama. Aku adikmu dan abang kakakku. Kita dalam keluarga yang sama. Hubungan kita tidak akan berhasil" jelas Rindu seolah olah tau perasaan sang abang.
"Tapi kita gak sedarah, Ri. Kita masih bisa bersama. Kalau kamu mau kita bisa menghadap ke daddy dan mommy kalau kita saling cinta" bujuk Noka.
"Tapi aku gak cinta abang. Aku gak mau ngecewain mereka. Daddy dan mommy sudah susah payah membesarkanku. Aku tidak bisa mengkhianati mereka dengan menyukai atau berani mencintai putra mereka" sahut Rindu.
"Apa salahnya hah? Daddy dan mommy pasti ngerti perasaanku ke kamu itu udah lama. Kita juga bukan hubungan inses. Aku akan menerima konsekuensi nya nanti" ujar Noka.
Rindu terdiam sesaat. Sekarang hatinya berusaha menerima Tara dan melupakan pria yang juga ia cintai namun terhalang status adik angkat. Tapi saat mulai memudarkan perasaan kepada kakak angkatnya itu, eh seenaknya Noka datang lalu menciumnya, mencuri ciuman pertamanya.
"Tidak semudah itu bang. Aku tidak bisa menyakiti Tara. Dia udah memberikan hari hari indah untukku. Please, jangan rusak diriku bang, jangan rusak kebahagiaanku" ucap Rindu membuat hati Noka bergetar.
Jika ia memang mencintai Rindu, tidak seharusnya ia merusak wanita yang ia cintai. Tapi melihat Rindu bersama pria lain membuat Noka seperti kerasukan setan karena cemburu.
"Baiklah, jika itu yang kamu mau. Besok pagi aku akan mengutarakan perasaanku kepada daddy dan mommy. Kalau ditolak, aku tetap akan memperjuangkan mu" sahut Noka.
Wajah Rindu terlihat sendu. Ia sangat takut jika Saka dan Fina melihatnya sebagai wanita tidak baik baik yang menggoda kakak sendiri.
"Please, jangan aneh aneh bang. Aku gak mau mereka marah. Kamu pulang pulang kok bikin hidupku bermasalah" omel Rindu.
"Hahahaha, kamu yang udah bikin hidupku dalam masalah karena tidak bisa menyukai wanita lain selain dirimu" sahut Noka.
"Namanya itu obsesi bukan cinta. Abang seharusnya lebih mengerti soal obsesi yang merujuk pada ambisi buruk. Membuat tidak nyaman saja" ujar Rindu.
"Obsesi ya? Baiklah jika kamu memang menyebut perasaanku sebagai obsesi, aku akan menunjukkan obsesi seharusnya dari seorang Raden Tresnoka Herlambang Agung" ucap Saka lalu menggendong Rindu dan ia lempar pelan wanita itu di atas ranjang.
"A..apa yang abang mau..lakukan?" gugup Rindu saat tubuhnya mulai meremang ketika tubuh Noka mulai menghimpitnya hingga bersandar di kepala ranjang.
"Aku akan menunjukkan obsesi ku padamu" sahut Noka dengan senyuman menyeringai.
"AAAAAKH!!! TOOLOOONG!!!" teriak Rindu.
Bukan tangan yang membekap mulut wanita itu agar berhenti berteriak namun mulut Noka.
Akhirnya mereka berciuman kembali. Rindu berusaha mendorong tubuh sang kakak angkatnya malah kedua tangannya ditarik keatas oleh Noka.
Rindu tak bisa berkutik, lama kelamaan ciuman Noka yang awalnya terkesan kasar menjadi melembut dan memunculkan gairahnya.
Gairah yang tidak ia inginkan untuk keluar tapi tetap saja Noka adalah pria pertama yang ia cintai dan ternyata pria itu juga mencintainya. Namun hubungan mereka tidak sesimple itu.
Rindu yang terlena dengan sentuhan Noka pun tak berusaha memberontak lagi.
Tangan Noka malah sudah menyentuh kulit mulus wanita yang sedang ia cium dibagian kaki hingga naik keatas.
BRAAAAK!!!
Tiba tiba pintu kamar Rindu dibuka oleh Saka.
"NOKA!!! APA APAAAN INI!!!" teriak pria yang sudah berusia lebih dari 55 tahun itu.
Mendengar keramaian di kamar sebelah, Rada dan Naka keluar kamar mereka.
"Ada apa kak?" tanya Naka.
"Gak tau. Kayaknya daddy teriak di kamar Rindu" jawab Rada. Lalu mereka berdua segera menuju kamar saudara angkatnya itu yang berada paling ujung bagian depan lantai 2.
Sedangkan kamar Saka dan Fina berada di lantai 1, tapi entah kenapa Saka tiba tiba naik keatas dan semakin mendekati kamar Rindu terdengar suara desahan.
Noka langsung mendudukan tubuhnya bersamaan dengan Rindu membenarkan dress tidurnya serta mengusap mulutnya yang basah dengan air liur sang kakak angkat.
"JAWAB!!! KALIAN SEDANG APA!!!" teriak Saka lagi yang sangat marah melihat apa yang barusan putra sulung dan anak angkatnya itu lakukan.
"Maafkan aku, Dad. Aku ingin memper-ko-sa Rindu. Aku tidak bisa membiarkan dia bersama pria lain" jujur Noka, seperti merasa tak bersalah atas apa yang dia barusan lakukan.
Saka berjalan mendekati Noka dan langsung menampar putranya.
PLAK!!
Tamparan ini bersamaan dengan Naka dan Rada masuk ke kamar Rindu.
"DADDY!!" teriak mereka bersamaan karena terkejut sang ayah menampar kakak tertua.
"KALIAN LIHAT APA YANG NOKA LAKUKAN ??? DIA AKAN MEMPER-KOS-A RINDU!! MINTA DIHAJAR EMANG!! PULANG DARI NEW YORK MALAH JADI PRIA BEJAT!" teriak Saka lagi.
Naka dan Rada berusaha menenangkan ayahnya.
"Panggil Mommy, Ka" ucap Rada pada adiknya. Lalu Naka berlari turun ke lantai 1 dan memanggil ibunya.
Tanpa banyak menjelaskan, Naka pun membawa Fina untuk menuju kamar Rindu.
Wanita ini terkejut saat melihat Noka dan Rindu diatas ranjang yang sama serta suaminya yang terlihat murka.
"Ada apa Mas? Kamu kok semarah ini?" tanya Fina lembut.
"ANAKMU INI KURANG AJAR!! BRENGSEK!! BISA BISANYA DIA MAU MEMPER-KOSA RINDU!! MANA ADA HUBUNGAN SESAMA SAUDARA DIBIARIN" jawab Saka.
Deg.
Fina pun terkejut mendengar perkataan sang suami, ia langsung ingin menanyakan kepada putra dan putri angkatnya itu.
"Apa benar yang dikatakan Daddy, Noka? Kamu ingin memper-ko-sa adikmu?" tanya Fina dengan suara sedikit bergetar.
"Iya, mom. Aku mencintai Rindu sejak aku remaja. Aku tidak ingin membiarkannya bersama pria lain" jawab Noka jujur dan semakin menaikan darah amarah Saka.
PLAK!!
Tamparan kedua diterima oleh Noka dari ayahnya.
"MAS!!" teriak Fina yang kaget putranya ditampar oleh sang suami.
"DARI AWAL AKU SUDAH TIDAK SUKA MENERIMA RINDU JADI ANAK KITA! INI AKIBATNYA! ANAK WANITA ULAR ITU SUDAH MEMBERIKAN RACUN PADA PUTRA KITA!" teriak Saka menghina Rindu.
"DADDY!!" seru Rada yang tidak suka ayahnya ini menghina adik angkat yang sudah ia anggap seperti adik sendiri.
"KALIAN BERDUA PERGILAH!! AKU TIDAK INGIN MELIHAT KALIAN BERDUA LAGI DALAM BEBERAPA WAKTU KEDEPAN!" teriak Saka lalu langsung keluar kamar Rindu.
Fina terdiam dengan air mata yang menetes.
"Apa yang telah kamu lakukan Noka? Rindu apa yang telah kamu lakukan? Kalian berdua membuat mommy malu" ucapnya.
Noka pun turun dari ranjang lalu berlutut didepan ibunya.
"Maafkan aku, mommy. Aku..aku mencintai Rindu" ujar Noka.
Fina hanya bisa meneteskan air mata mendengar pengakuan putranya.
Ia tidak menanggapi Noka dan langsung keluar kamar.
Tinggalah Rada dan Naka bersama Noka dan Rindu di dalam kamar.
"Apa yang kamu lakukan ini sembrono, Ka. Rindu juga salah. Kalian berdua telah membuat keluarga kita ramai seperti ini. Konsekuensi hubungan kalian ini akan panjang" ucap Rada.
Noka yang saat ini sudah berdiri menatap saudara kembarannya dengan sendu.
"Aku tau. Hanya saja saat melihat pria bernama Tara itu memperkenalkan diri sebagai kekasih Rindu, aku takut kehilangan. Tapi aku juga mengaku salah" sahut Noka.
Rindu pun yang dari tadi tidak bersuara, kini sudah turun ranjang.
PLAK!!
Ia menampar Noka didepan saudaranya yang lain.
"Kamu sudah kehilanganku, bang. Aku tidak ingin melihatmu lagi" ujar Rindu dengan linangan air mata di pipinya.
"Rindu! Jangan begini, aku tau kamu mencintaiku juga kan? Ayo kita hidup bersama. Kita tidak ada hubungan apapun. Kita tidak sedarah" bujuk Noka.
Namun Rindu tidak mengubris ucapan Noka. Ia memilih mengemasi pakaiannya untuk keluar rumah Saka dan Fina.
"Rindu, jangan diambil hati omongan daddy tadi" kini Rada yang membujuk adiknya karena ia tau pasti omongan Saka tadi menyakiti hati Rindu.
"Apa yang dikatakan Daddy benar kak. Aku hanya memberikan racun dalam keluarga ini" sahut Rindu.
"Kak Rindu, jangan tinggalin aku dong" bujuk Naka.
"Kamu harus jadi pria bermartabat seperti daddy bukan seperti kakak tertuamu. Cintai lah wanita dengan tulus dan tidak merusaknya" sahut Rindu.
Noka masih diam saja.
Barulah saat Rindu akan keluar kamar sambil membawa 1 koper dan 1 tas jinjing, Noka mulai bergerak.
"Aku akan membawamu pergi dari sini. Aku rela melepaskan jabatan ku di perusahaan demi hidup bersama kamu" ucap Noka sambil menggenggam salah satu tangan Rindu setelah ia membawa tas jinjing wanita itu di tangannya yang lain.
"Bang.." lirih Rindu.
"Ayo kita keluar dari rumah ini" ajak Noka.
Entahlah, melihat wajah pria yang menggenggam tangan disampingnya membuat Rindu tak bisa berkutik lagi.
Keseriusan Noka benar benar membuatnya luluh. Perasaan terpendam bertahun tahun kini sudah tidak mampu disembunyikan lagi.
Rada dan Naka mengikuti kedua saudaranya itu dari belakang hingga mereka sampai lantai 1.
"NOKA!! JIKA KAMU MELANGKAH KAN 1 LANGKAH KELUAR DARI RUMAH INI, MAKA KAMU TIDAK USAH KEMBALI LAGI BEKERJA DI PERUSAHAAN" suara Saka dengan penekanan terdengar menggema di telinga Noka.
"Baik, Dad. Aku akan meninggalkan perusahaan. Aku akan bersama Rindu. Dia adalah wanita pilihanku" ujar Noka dengan nada serius.
Lalu ia melanjutkan keluar rumah sambil tetap menggenggam tangan Rindu.
"Ini akibatnya kalau kamu bawa anak orang lain masuk ke rumah kita, Dafina. Anak kita yang dibawa keluar oleh orang lain" ucap Saka dengan masa rendah kepada sang istri yang hanya bisa menangis.
Fina merasa bersalah atas hubungan Noka dan Rindu. Selama ini ia memang selalu memberikan arahan untuk Noka menyayangi Rindu seperti adiknya sendiri dan menjaganya. Ternyata hubungan saudara tidak sedarah ini membuat Noka kehilangan kendali dalam mengelola perasaanya.
Rada dan Naka hanya bisa diam memperhatikan punggung kedua saudaranya berjalan melalui gerbang rumah tanpa menggunakan kendaraan apapun dari rumah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!