NovelToon NovelToon

Pembalasan Anak Yang Tidak Di Anggap

Lahirnya sang buah hati

Di rumah sakit terbesar di kota ini,sepasang suami istri menanti anak pertama meraka yang akan lahir di dunia ini.

"Sakit mas.."lirih sang istri bernama Zoya Calista Edwardes merintih kesakitan dengan keringat yang bercucuran.

"Sabar sayang sebentar lagi anak kita akan lahir. Kamu yang kuat yah,aku selalu ada disamping kamu."ucap sang suami bernama Zavier pratama briar menenangkan sang istri seraya menggenggam tangan istrinya yang berkeringat dingin.

"Sedikit lagi nyonya anak anda akan keluar."ucap dokter yang bernama aminah yang berjuang mengeluarkan sang buah hati mereka.

Zoya hanya mengangguk pelan,dirinya sudah tidak tahan untuk berbicara dan terus mengikuti intruksi dokter aminah.

Beberapa saat terdengar suara tangisan bayi,zoya dan zavier bernafas lega buah hati mereka telah lahir,mereka saling memandang dan tersenyum menandakan mereka telah jadi orang tua.

"Terimah kasih sayang,kamu sudah berjuang dan memberikan aku gelar."ucap zavier mencium kening istrinya sangat lama,zoya hanya menggangguk pelan.

"Selamat tuan nyonya anak anda perempuan,sangat cantik sekali.mirip dengan nyonya"ucap dokter aminah menggendong bayi yang baru lahir dengan kulit yang masih merah.

Zavier dan zoya menatapnya tersenyum haru,hingga perawat mengambil alih bayi yang baru lahir itu.

"Kami bersihkan dulu tuan nyonya,baru anda bisa menggendongnya"sahut perawat seraya tersenyum kepada pasangan yang baru mendapatkan gelar orang tua.

Zavier mengangguk,"iya sus."ucapnya tersenyum lalu menoleh kepada sang istri.

Perawat pun membawa bayi yang baru lahir untuk di bersihkan sementara.

"Sayang kamu butuh apa?"tanya zavier pada istrinya mungkin istrinya butuh asupan setelah melahirkan buah hati mereka.

"Aku haus mas."ucap zoya dengan pelan.

Dengan sigap zavier mengambil air mineral yang ada samping istrinya lalu membantu istrinya minum dengan sedotan.

^*^*

Ceklek..Suara pintu ruanga terbuka dengan pelan. Terlihat perawat membawa box berisi bayi zavier dan zoya.

Zavier langsung menatap bayinya dengan haru,lalu menggendongnya dengan pelan. Saat bayi dalam gendongannya dia menangis haru melihat putri kecil nya,mata sipit serta bibir tipis dan hidung yang mancung.

"Assalamualaikum sayang."bisik zavier yang nyaris tak terdengar.

"Mas aku juga pengen lihat anak kita."ujar zoya yang penasaran dengan anaknya.

Zavier terkekeh dengan istrinya lalu menoleh pasa perawat untuk membantu sang istri."Suster tolong bantu istri saya bangun."ucap zavier pada perawat untuk membantu istrinya.

Perawat mengangguk cepat."Baik tuan."ucap perawat lalu membantu zoya untuk bersandar.

Zidan mendekati istrinya,memperlihatkan anak mereka yang masih dalam gendongannya."Sangat cantik bukan,seperti kamu."ucap zavier pada zoya.

Zoya mengangguk membenarkan ucapan suaminya."Iya mas,dia sangat cantik."ucap zoya menoel noel pipi putrinya."oh yah mas,kamu sudah punya nama untuk anak kita?"tanya zoya.

Zavier menggelengkan kepala."Belum sayang mas belum menyiapkannya maaf yah atau kamu sudah menyiapkan untuknya?"tanya zavier.

Zoya mengangguk,dia sudah lama menyiapkan nama untuk putri kecilnya."Sudah mas."ucap zoya tersenyum seraya menatap putri kecil mereka.

"Siapa sayang?"tanya zavier penasaran.

"Lilian Calista briar edwardes bagaimana mas apa kamu suka?kalau nggak kita cari lagi."jawab zoya.

Zavier menggelengkan kepala."Tidak usah sayang,namanya sudah sangat bagus.kita panggil dia dengan nama lili"ucap zavier menatap putri kecilnya.

"Iya mas"ucap zoya tersenyum."kamu sudah adzan kan mas?"tanya zoya.

"Belum sayang,mas adzan kan sekarang yah."jawab zavier di angguki zoya.

Allahu akbar Allahu akbar..

Suara merdu zavier mengadzankan sang buah hati membuat hati zoya tenang,semoga keluarga mereka selalu dalam lindungan tuhan ucapnya dalam hati.

^*^*

"Semoga kamu jadi anak yang kuat sayang dan bermanfaat bagi semua orang."ucap tulus zavier pada putri kecilnya yang telah dia adzankan.

Oek oek oek oek bayi lili menangis begitu nyaring. Zavier yang mendengarnya berusaha menengakan putri kecil mereka.

"Tuan bayinya ingin asi."sahut perawat yamg masih mendampingi mereka.

Zavier mengangguk lalu menyerahkan anaknya pada zoya,dengan senang hati zoya menerimanya dan mulai menyusuinya.

"Kalau begitu saya permisi tuan nyonya,kalau ada apa apa pencet bel saja."ucap perawat pamit tidak ingin menganggu pasangan yang baru dapat gelar.

Zavier dan zoya mengangguk,"Iya."ucap zavier,perawat langsung pamit.

"Bagaimana rasanya menyusui sayang?"tanya zavier.

"Rasanya sakit dan geli mas."jawab zoya terkekeh.

Zavier tersenyum dengarnya."Yah..punya daddy sekarang kamu rebut deh."ucap zavier pada putri kecil mereka yang begitu lahap menyusui.

"Sekarang ini milik lili mas,kamu dua tahun lagi."ucap zoya tertawa kecil.

"Malangnya nasib daddy mu ini nak."ucap drama zavier.

"Kamu ingin di panggil daddy yah mas?"tanya zoya mendengar panggil zavier kepada putri mereka.

Zavier mengangguk,setalah mengetahui istrinya hamil dia ingin di panggil daddy oleh sang anak."Iya sayang,nggak apa apa kan?"tanya balik zavier.

Zoya menggelengkan kepala cepat."Nggak mas,berarti aku mommy dong."ucap zoya.

"Iya mommy."ucap zavier tertawa kecil.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang manyaksikan mereka berdua dari balik jendela dengan penuh dendam.

"Kenapa mereka selalu bahagia sih,"kesal seseorang yang bernama Clara aulia yang sangat membenci zoya dari dulu. Menurutnya,zoya selalu mendapatkan apa yang dia mau,mulai dengan pendidikan dia selalu dapat prestasi dan keluarga yang selalu mendukungnya serta mempunya kekasih yang sangat sayang padanya. Clara sudah sangat lama menaruh hati pada zavier tapi tak pernah dia dapatkan di lirik pun tidak pernah. clara juga teman zoya,tapi mereka tidak terlalu dekat.

"Gak bisa di biarin aku harus lakuin sesuatu sudah saatnya kebahagian kamu berhenti zoya".ucap clara mengapalkan tangannya menatap tajam zoya dari luar ruangan.

Setelah beberapa saat zoya di pindahkan di ruangan rawat,saat ini zoya hanya bertiga di dalam ruangan. Zoya,lili dan satu perawat menemaninya. Sementara zavier keluar mencari bubur di depan rumah sakit,pesanan dari istri tercinta dan menyuruh perawat untuk menemaninya sementara.

Tok..tok..tok..tok,ketukan pintu dari luar membuat zoya menatap pintu. Perawat yang menjaganya langsung sigap membukakan pintu. Terlihat clara yang masuk ke dalam ruangan,zoya yang melihat temannya tersenyum menyambutnya.

"Clara"ucap zoya tersenyum simpul kepada clara.

"Zoya,benar dugaan aku itu pasti kamu"ucap clara menghampiri zoya dengan langkah yang pelan tak lupa dengan senyum khasnya."kamu sudah lahiran yah?"tanya clara memandang wajah bayi yang di box samping zoya yang tertidur lelap.

Zoya mengangguk."Iya,aku kira beberapa hari lagi ternyata jadwal hplnya maju."jawab zoya.

"Wah cantik sekali,mirip dengan kamu zoy"ucap clara memuji anak zoya yang sangat mirip dengannya."Namanya siapa zoy?"tanya clara.

"Lilian calista briar edwardes."jawab zoya seraya menatap putri kecilnya yang tertidur pulas.

"Nama yang cantik,eh suami kamu mana.kenapa kamu hanya sendiri?"tanya clara mencari zavier di sekeliling ruangan.

"Dia lagi keluar beliin aku bubur soalnya aku pengen banget."jawab zoya penuh antusias membuat clara mengepalkan tangannya,kesal dengan zoya yang selalu di ikuti kemaunnya."Oh yah cla kamu jenguk siapa di sini?"tanya zoya.

"Aku tadi jenguk teman aku zoya,tadi aku dengar suster nyebut nama kamu yang ingin di pindahkan ke ruang inap.jadi aku bertanya apakah nama kamu atau zoya yang lain.mereka jawab nama panjang kamu dan aku minta ruangan kamu deh."jawab clara dengan alasan yang bohong,padahal dia sejak tadi sudah mengikuti zoya dan zavier.

Zoya mengangguk-angguk."Kebetulan banget yah."ucap zoya tersenyum.

"Iya yah,maaaf yah aku gak bawain kamu apa apa."ucap sungkan clara.

"Gak apa apa cla."ucap zoya tersenyum pada clara.

"Ya udah aku pamit yah,kapan kapan lagi kita ketemu."ucap clara.

"Buru buru amat cla,kamu mau ke mana?"tanya zoya.

"Aku ada urusan,jadi gak bisa lama di sini."jawab clara.

"Ya udah hati hati yah tante clara."ucap zoya dengan suara anak kecil.

"By by lili,"ucap clara berpamitan pada bayi mungil yang masih terlelap tidurnya.

Setelah keluar dari ruangan clara mengepalkan tangannya,dendam nya semakin kuat ketika melibat zoya yang begitu bahagia.

"Pokoknya gue harus kasih dia pelajaran."ucap clara tersenyum miring lalu melanjutkan langkahnya sambil berfikir bagaimana caranya untuk mencelakai zoya.

Seketika langkah clara terhenti ketika dia mendengar samar samar suara seseorang yang butuh bantuan.

^*^*

[Maaf mah,mina belum bisa kasih uang.minah belum gajian bulan ini]

[Terus bagaimana dengan biaya kuliah adik kamu nak,ibu juga belum punya biaya.bapak kamu juga beberapa hari ini tidak ke ladang,kesehatannya juga menurung]

[Apa bapak sakit bu,kenapa ibu gak bawa ke rumah sakit]

[Bagaiamana ibu mau membawanya,ibu gak punya biaya nak]

[Ya tuhan,ibu yang sabar yah.minah akan cari pinjaman pada teman minah siapa tau mereka ingin kasih pinjaman pada minah]

[Iya nak,maaf yah kami selalu merepotkan kamu]

[Gak bu,ibu sudah berusaha membiaya kuliah minah sampai bisa jadi dokter seperti ini. Harusnya mina yang minta maaf kepada ibu dan bapak,mina sudah jadi dokter tapi tidak bisa merawat bapak yang sedang sakit.bu berapa biaya kuliah wawan bu?]

[Dua puluh juta nak]

[Astagfirullah sebanyak itu bu]

[Iya nak,kamu kan tau adikmu juga kuliah di jurusan kedokteran pasti biayanya mahal nak]

[Ya udah bu,minah kerja dulu.nanti aku kasih info ibu kalau minah sudah dapat pinjamannya yah]

[Iya nak,maafkan ibu yah]

Clara mendengar itu tersenyum miring,dia sudah mendapatkan apa yang dia mau.

Kepergian Zoya

  Seseorang yang usinya tak mudah lagi tetapi masih mempunya jiwa muda berlari kecil memasuki rumah sakit. Setelah mendapat kabar dari menantunya,memberitahukan dia sudah menjadi opa dan oma. Mereka berdua langsung ke indonesia melihat cucunya.Dia adalah Juan arkan edwardes dan jessi olivia edwardes yang tak lain orang tua dari zoya. Dia menetap di luar negri menjalankan perusahaan pusat yang bernama EDWS LIMITED COMPANY,perusahaan terbesar yang sangat terkenal dan cabangnya ada di mana-mana.

"Aduh gak sabar banget lihat cucu kita pah."ucap jessi yang sangat antusias ingin bertemu dengan cucu pertamanya.

"Iya mah papa juga gak sabar."ucap juan yang tak kalah antusiasnya.

 Sementara zavier tersenyum simpul menanggapi mertuanya yang sangat antusias ingin bertemu dengan putrinya."Cucu mama papa sangat cantik."ucap zavier.

 Hingga beberapa saat mereka telah sampai di ruangan zoya,betepa terkejut mereka kaget melihat zoya yang terbaring lemas dan tangisan lili yang bergema di dalam ruangan.

  Oek oek oek oek,suara tangisan yang terus menerus.

"SAYANG!"teriak zavier berlari menuju bangkar istrinya.

"ZOYA!"teriak juan dan jessi yang keget melihat anaknya yang tidak sadarkan diri. Jessi langsung mengambil cucunya di dalam box lalu menengkannya.

"Sayang kenapa kamu bisa gini."ucap zavier mengguncang zoya serta menepuk pipi zoya yang terlihat pucat.

"DOKTER!"teriak juan dengan penuh amarah memanggil dokter,melihat anaknya tak sadarkan diri membuatnya amarahnya memuncak.

Para dokter langsung datang mendengar suara juan,kebetulan juga ruangan zoya dekat dengan ruangan dokter.

Dokter masuk ke dalam ruangan betapa terkejut melihat kondisi zoya yang sebelumnya dia periksa baik baik saja,sekarang terbaring lemas dan kepala zoya di samping brangkar serta infusnya telah mengeluarkan banyak darah.

"Kemana saja kalian,kenapa anak saya bisa seperti ini."ucap juan menatap tajam para dokter dan suster secara bergantian.

"Maaf tuan kami juga tidak tau kenapa bisa nona zoya bisa seperti ini,sebelumnya dia baik-baik saja."ucap dokter mewakili yang lainnya.

"Cepat periksa istri saya."bentak zavier.

Dokter menganguk cepat."Baik tuan,kalian tunggu di luar kami periksa nyonya zoya dulu,mohon bantuannya."ucap dokter sedikit tegas.

"Lakukan yang terbaik untuk anak saya."ucap dingin juan

"Iya tuan,kami akan mengusahakan terbaik,kami mohon kalian keluar dulu agar dokter bisa fokus pada pasien."ucap perawat.

Mereka mengangguk lalu keluar dan membawa baby lili di gendongan jessi yang masih menangis.

^*^*

Oek oek oek oek..tangis lili semakin kencang,oma jessi berusaha menenangkan sang cucu.

"Sabar yah sayang mommy kamu sedang di periksa,sama oma dulu yah."ucap oma jessi menengkan lili sambil terisak mengingat anaknya.

Juan juga membantu sang istri menenangkan cucunya."Mommy kamu pasti kuat nak."ucap opa juan mengelus rambut baby lili,lalu mengecup kening sang cucu.

Sedangkan zavier menangis dalam diam,bersandar di dinding memeluk lututnya. Mengingat wajah istrinya yang sangat pucat membuat air matanya terus mengalir,ini pertama kalinya dia melihat istrinya lemah seperti ini.

"Kamu yang sabar nak,kamu lihat lili dia butuh kamu saat ini."ucap oma jessi menghampiri zavier,dia sangat paham dengan kondisi menantunya ini. Tetapi anaknya juga membutuhkannya.

Zavier langsung mengingat anaknya,lalu beranjak dari duduknya mengambil alih lili dari gendongan oma jessi.

"Maafkan daddy sayang."ucap zavier terisak menatap lili,saat dalam gendongannya lili kembali diam.

"Kenapa zoya bisa begitu vier?"tanya juan pada zavier.

"Aku juga gak tau pah,pas aku keluar dia masih baik baik saja.Dia yang minta aku di beliin bubur yang ada di depan rumah sakit sambil menunggu papa mama"jawab zavier.

"Siapa yang sudah membuat putriku sepert ini,dia akan dapat ganjaran nya dari aku sendiri.aku tak peduli siapapun dia."ucap opa juan mengepalkan tangannya.

"Hiks hiks hiks sayang kenapa kamu bisa seperti ini,mama tidak tega melihat kamu nak."isak tangis oma jessi tidak menyangka anaknya melakukan hal ini.

"Mama harus kuat,zoya butuh kita mah.papa yakin zoya anak yang kuat."ucap juan menenangkan istrinya walaupun dia juga tidak kuat melihat putrinya seperti ini.

Beberapa saat pintu ruangan terbuka,terlihat dokter yang keluar dari ruangan.dokter membuka maskernya menatap mereka secara bergantian dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Bagaimana keadaan istri saya dokter?"tanya zavier.

Dokter menghela nafas,lalu berkata."Maaf tuan,dengan berat hati saya nyatakan istri anda atas nama zoya calista edwardes meninggal dunia."ucap sang dokter dengan nada berat.

"Ini tidak mungkin istri saya masih hidup,jangan sembarangan kamu omong hah.Mau saya masukan kamu ke penjara hah!"bentak zavier yang tidak terima dengan ucapan sang dokter.

 Dokter hanya diam,hal begini sudah biasa dia alami dan hanya memaklumi.

"Tidak zoyaaaa."teriak histeris jessi dan juan dengan tangisan tersedu-sedu. Anak semata wayangnya telah meninggalkan mereka.

Juan kakinya langsung lemes,tidak sanggup berdiri.Dia tidak menyangka putri semata wayangnya pergi meninggalkannya secepat ini.

"Tidak..tidak mungkin kamu tega ninggalin papa zoya,putri kecil papa."lirih juan,air matanya mulai menetes.

Oek oek oek oek baby lili juga mengeluarkan tangisan,kemungkinan dia merasakan mommynya telah meninggalkannya secepat ini.

^*^*

Dari jarak jauh seseorang tersenyum puas mendengar zoya meninggal.

"Akhirnya lo pergi juga zoy,selamat tinggal yah.izinin gue gantiin posisi loh,tapi kalau lo gak izinin sih gak apa apa.aku akan tetap merebut posisi itu."ucapnya tersenyum miring.

Jasad zoya di bawa ke mansionnya,zavier masih setia mendampingi sang istri di sampingnya,memandang wajahnya yang tenang dan bibir yang pucat.

Sedangkan baby lili dia asuh oleh sinta,pembantu yang sudah di percaya oleh oma jessi.

"Sayang kanapa kamu ninggalin aku secepat ini,putri kita masih butuh kamu sayang hiks hiks.kenapa kamu tega ninggalin aku zoya."ucap zavier menangis di samping sang istri.

"Nak sekarang kita harus kebumikan zoya,tidak baik terlalu lama nak."ucap juan menepuk bahu zavier.

"Baiklah pah."ucap zavier mengangguk pasrah.

Setelah beberapa saat mayat zoya di kebumikan.tangis zavier pecah saat tubuh istrinya sudah tak terlihat hanya tanya tanah yang basah dan bunga bertaburan.

Setelah membaca doa para kerabat dan teman yang datang menghadiri pemakaman zoya,telah meninggalkan pemakaman.Hanya tersisa zavier,opa juan dan oma jessi.

"Semoga kamu tenang di alam sana nak,mama akan selalu merindukan kamu."ucap tangis oma jessi mencium nisan zoya

"Putri kecil papa,kenapa kamu ninggalin papa secepat ini.semoga kamu tenang di alam sana nak."ucap opa juan dalam hati melihat makam anaknya yang sudah meninggalkannya.

Zavier masih memandang nisan sang istri yang masih basah,masih tidak percaya dengan apa yang terjadi,dia harap ini hanya mimpi."Zoya,mas tidak tahu harus bagaimana kedepannya hidup tanpa kamu."ucap zavier dalam hati.

"Ayo kita pulang,kita sudah lama ninggalin lili vier."ucap oma jessi pada zavier

"Iya nak,kita harus kuat untuk lili."sambung opa juan

"Pah mah,zoya sudah ninggalin aku pah hiks hiks dia sudah tiada pah.aku harus bagaimana pah,hanya dia yang aku punya pah hiks hiks."tangis zavier kembali pecah

Jessi langsung memeluk menantunya."kamu yang sabar nak,ingat lili butuh kita."ucap oma jessi menenangkan zavier.

"Kamu harus kuat,ingat ada lili yang membutuhkan kamu."ucap opa juan menepuk bahu zavier.

Setelah bujukan panjang dari opa juan dan oma jessi akhirnya zavier meninggalkan makam istrinya dengan berat hati.

Sesampai di mansion suara tangisan lili menggema.zavier yang baru sampai dari pemakaman langsung turun dari mobil berlari menghampiri sang putri kecil dari sinta,sedangkan opa juan dan oma sinta mengikuti langkah zavier dari belakang.

"Maaf tuan,nona muda dari sedari tadi menangis terus,saya sudah kasih susu tetapi dia tak mau tuan."ucap mbak sinta menunduk.

Oek oek oek oek..

"Hus hus sayang kamu sekarang sama daddy nak."ucap zavier menenangkan sang putri kecilnya,dalam beberapa menit tangisan lili mulai reda dan mau menerima susu nya kembali,sekarang lili minum susu formula yang di anjuran dari dokter pengganti asi ibunya.

"Sayangnya oma,kamu yang kuat yah nak,mommy kamu sudah tenang di alam sana hiks hiks."ucap oma jessi memandang wajah cucunya.

"Lebih baik kamu bawa lili ke kamar vier,dia sudah tidur.kamu juga istirahat,semalaman kamu belum tidur nak."ujar opa juan.

"Baik pah,kalau begitu aku dan lili naik yah."pamit zavier di angguki opa juan dan oma jessi

Ceklek..setelah sampai di kamar zavier yang pertama kali dia lihat foto pernikahan mereka yang ada di kamarnya. Dia kembali bersedih,tetapi setelah melihat wajah lili dia tersenyum kembali.

Zavier menaruh lili di tempat tidur dengan pelan,saat ini dia akan tidur di samping lili agar saat lili nangis dia bisa mendengarnya.

Setelah lili tidur dengan nyaman,zavier ke kamar mandi membersihkan badannya.seharian ini dia sibuk mengurus mendiang istrinya tidak menyempatkan untuk mandi.

Informasih dari clara

Satu bulan berlalu setelah zoya meninggal,zavier belum masuk kerja.Dia menyibukkan dirinya untuk mengurus sang buah hati.

Opa juan dan oma jessi masih tinggal di indonesia,mereka belum ada niatan kembali ka landon. Tak tega meninggalkan cucu pertamanya,apa lagi dengan kepergian putri tunggalnya.

"Harum nya anak daddy."ucap zavier mencium kening sang putri kecilnya setelah dia memandikannya. Lili kecil tersenyum di cium oleh sang daddy.

Zavier turun menuju lantai bawah sambil menggendong lili membawanya ke taman yang di mana opa dan oma lili sudah menunggunya.

"Akhirnya cucu oma datang juga."ucap oma jessi beranjak dari duduknya mengambil alih lili dari gendongan zavier.

Cup..cup cup cup oma jessi mencium cucunya berkali-kali saking gemesnya dengan sang yang sangat menggemaskan.

"Tumbuhlah dengan sehat nak."ucap oma jessi memandang wajah lili yang sangat mirip dengan zoya semasa kecilnya.

Cup..opa juan juga memberi kecupan pada cucunya. "Dia sangat mirip dengan zoya semasa dia kecil."ucap juan memandang wajah lili yang tersenyum padanya.

"Iya mas,mirip sekali dengan zoya."ucap oma jessi menatap lekat lili.

Zavier hanya tersenyum tipis mendengar ucapan mertuanya dia juga merasakan yang sama.lili sangat mirip dengan zoya,versi kecilnya.

"Kapan kamu kembali ke kantor?"tanya opa juan pada zavier lalu duduk di kursi single.

"Aku tak tau pah.maaf pah bukannya aku lalai dalam mengurus perusahaan pa.Tetapi aku masih belum menerima keadaan ini.."lirih zavier.

Opa juan mengangguk,seolah paham maksud menantunya ini,lalu berkata."Kamu jangan terlarut dalam kesedihan,ingat bukan kamu saja yang sedih di tinggalkan zoya.saya juga sangat terpukul seperti kamu.Tetapi hidup harus berjalan nak,Ingat ada banyak karyawan yang bergantung pada kita,bangkitlah perusahaan butuh kamu,kalau kamu gak mau saya akan ambil alih kembali."ucap tegas opa juan dengan sedikit mengancam.

Zavier terdiam,jika dia tidak bekerja lagi di perusahaan mertuanya dia akan makan apa. Sebelumnya perusaan dia bangkrut dan opa juan memberikan perusahaanya untuk zavier kelola serta banyak berkas yang harus dia kerjakan.selama sebulan ini sang asistennya lah yang menggantikannya.

Zavier menghembuskan nafas lalu berkata."Maaf pah,baiklah besok vier akan kembali."ucap zavier.

Opa Juan mengangguk,ancamannya sangat berguna.

Dring dring dring dring..

Suara telpon juan berbunyi,juan langsung mengambilnya di saku celana nya.

"Halo."ucap juan saat telpon terhubung.

"Tuan,maaf menganggu waktu anda."ucap joko sang asisten.

"Ada apa jok?"tanya opa juan.

"Ada beberapa berkas yang akan anda harus tandatangani tuan,tidak bisa di wakilkan dan dalam minggu ini ada tiga rapat penting yang harus tuan hadiri."ungkap joko.

Juan terdiam sejenak,lalu berkata."Hmm saya akan pikirkan jok."ucap juan lalu mematikan telpon sepihak.

"Siapa pah?"tanya oma jessi.

"Joko mah."jawab opa juan.

"Kenapa dengan joko pah?"tanya zavier.

"Masalah kerjaaan,sepertinya papa harus kembali.ada beberapa berkas penting dan rapat penting yang harus papa hadiri langsung."jawab opa juan.

"Jadi kita harus berangkat nih pah,padahal mama masih kangen dengan cucu mama."ucap oma jessi.

"Iya mah,bagaimana lagi.Di sana juga membutuhkan papa."ucap opa juan.

"Ya sudah kembalilah pah ma,di sana banyak yang membutuhkan papa."sahut zavier.

"Baiklah papa akan kembali besok,untuk cucuku kamu sehat sehat yah nak.opa akan berkunjung lagi nanti."ucap opa juan menatap baby lili.

Di luar gerbang,di kediaman *Edwardes* clara sedang merencanakan rencana keduanya. Melihat sekitar yang nampak sunyi,membuatnya tersenyum miring.

"Baiklah aku akan menuju rancana kedua."ucap clara tersenyum miring.

Ting tong! Clara menekan bel,beberapa kali.hingga beberapa saat sinta membukakan pintu gerbang.

Ceklek..

"Cari siapa?"tanya sinta membukankan pintu gerbang.

"Saya clara,temannya zoya."jawab clara yang berpura pura mencari zoya,yang sebenarnya sudah tau zoya sudah tiada.

"Nyonya zoya sudah meninggal mbak."ucap sinta sedih.

"Apa!zoya meninggal."ucap clara pura pura terkejut.

"Iya mbak."ucap sinta

"Hiks hiks zoya kenapa kamu ninggalin aku secepat ini."ucap clara pura pura sedih.

"Ayo masuk mbak."ajak sinta.

Clara menganguk lalu mengikuti langkah sinta,dia tersenyum miring bisa mengelabui sinta.

"Mbak duduk dulu saya panggilkan tuan zavier."ucap sinta.

"Iya."ucap clara lalu duduk di ruang tamu."Sebentar lagi aku akan menjadi nyonya di mansion ini."ucap clara dalam hati menatap mansion yang sangat luas dan megah ini.

^\*^\*

Sinta melangkahkan kakinya menuju lantai dua,tempat kamar zavier. Hingga sinta sampai di depan kamar zavier,lalu mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Tuan."ucap sinta.

Zavier dari dalam kamar langsung beranjak dari duduknya sambil menggedong lili untuk membukakan pintu.

Saat pintu terbuka telihat sinta."Hmm..ada apa sin?"tanya zavier.

"Ada teman nyonya zoya di ruang tamu tuan."ucap sinta.

Zavier mengerutkan keningnya pasalnya sahabat zoya ada di luar negri,lalu berkata kepada."Siapa?"tanya zavier.

"Saya lupa menanyakan namanya tuan."jawab sinta merasa bersalah yang tidak menanyakan nama teman zoya.

"Buatkan dia minum,saya akan menghampirinya."ujar zavier.

"Baik tuan."ucap patuh sinta lalu melangkahkan kakinya kembali ke bawah.

Zavier melihat lili yang terlelap tidur dalam gendongannya,kemudian dia tersenyum menatap putri kecilnya ini. Zavier menyimpan lili di box tempat tidur yang ada dalam kamarnya,setalah tidur lili nyaman zavier melangkan kakinya menuju ruang tamu. Menemui teman zoya seperti ucapan sinta.

Clara yang melihat zavier keluar dari lift tersenyum miring,lalu merapikan dandanannya ingin terlihat sempurna di mata zavier.

"Zavier."ucap clara beranjak dari duduknya.

"Clara."ucap zavier melihat clara,teman zoya namun tak terlalu dekat.

"Iya aku clara,maaf aku baru tau kalau zoya telah tiada.Sebelumnya aku masih ngobrol dengan zoya saat di rumah sakit,rencana aku ingin jenguk anaknya,tapi malah kabar buruk yang aku dapatkan."ucap clara dengan wajah yang sedih.

Zavier mengangguk paham,lalu berkata."Duduklah."ucap zavier.

Clara kembali duduk,dengan muka yang masih kelihatan sedih.

"Kamu kapan ketemu dengan zoya kenapa aku tidak mengetahuinya?"tanya zavier.

"Waktu zoya lahiran aku gak sengaja liat namanya di administrasi,di situlah aku menjenguk zoya. Kamu waktu itu keluar jadi kamu tidak melihatku."jawab clara.

Zavier hanya mengangguk saja tak bertanya lagi,hingga mbak sinta datang membawa minuman beserta cemilan.

"Silahkan di minum nona."ucap mbak sinta.

"Terimah kasih bi."ucap clara di angguki sinta,lalu sinta kembali ke belakang.

"Oh yah mana lili,aku sangat kasihan dengannya,dia baru lahir zoya telah tiada."ucap clara melihat sekeliling.

"Dia lagi tidur cla."ucap zavier.

"Aku turut berduka cita yah vier dengan kepergian zoya,pasti kamu sangat sedih."ucap clara

"Iya."ucap singkat zavier.

Clara yang mendengar jawaban singkat zavier membuatnya kesal,pasalnya dia mati matian cara pembahasan malah jawabannya tidak sesuai ekpektasinya.

"Vier aku ingin menyampaikan hal penting yang aku ingin sampaikan sejak lama."ujar clara.

"Hal apa cla?"tanya zavier.

"Sebelumnya aku minta maaf karena yang ingin aku sampaikan akan buat kamu terkejut."ucap clara.

"Langsung aja cla,gak usah terbelit belit."ucap zavier.

"Sebelumnya aku ingin cerita vier,tolong jangan kamu potong sebelum aku selesai bicara."ucap clara di angguki zavier."aku pernah lihat zoya pergi ke bar bersama dengan seorang pria beberapa kali.."ucapan clara terpotong.

"Zoya tidak pernah melakukan hal sekeji itu."ucap dingin zavier menatap tajam clara.

Clara yang di tatap tajam oleh zavier membuatnya takut,tetapi dia harus berusaha tenang demi rencannya."Aku belum selesai bicara vier,tolong dengarkan aku sebelum aku selesai."ucap clara.

Zavier bernafas kasar lalu mengangguk."Lanjut."ucap zavier

"Aku melihat dengan mata kepala aku sendiri,zoya berjoget bersama laki laki bukan hanya satu tetapi tiga orang vier.aku bukan menuduh zoya,tapi aku lihat dengan mata kepala aku sendiri.sebelumnya aku gak ingin tanya ini ke kamu,tapi aku selalu kepikiran dan ingin kasih tau ke kamu tentang ini. Kejadian delapan bulan yang lalu."jelas clara.

"Kamu jangan menuduh istriku yang tidak benar,dia tidak pernah melakukan hal sekeji itu!"bentak zavier.

"Aku gak nuduh vier ini fakta."ucap clara.

"Kamu punya bakti hah,asal jangan ngomong kamu clara."ucap zavier menatap tajam clara.

"Aku gak akan bilang kalau aku gak bawa buktinya."ucap clara mengeluarkan foto foto zoya bersama cowok lain.

Zevier melihatnya matanya memerah,istrinya yang dia sayangi tidak mungkin melakukan hal sekeji ini.tapi dengan bukti ini dia tidak bisa mengelak,foto tersebut menampilkan wajah zoya bersama sama dengan laki laki lain yang dia tidak kenal sama sekali. Bahkan lebih dari satu,zavier meremas foto tersebut lalu melemparkan kesembarangan arah.

Clara melihatnya tersenyum miring."Satu langkah lagi."ucap nya dalam hati.

"Yang sabar yah vier."ucap clara menengkan zavier.

"Arhhhhh."teriak zavier.

"Vier apa mungkin lili bukan anak kamu,inikan delapan bulan yang lalu."ucap clara menambahkan agar zavier bisa percaya padanya.

Deg!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!