NovelToon NovelToon

Kitab Emas Warisan Kake

Arya yang malang

Watu masih menunjukan jam 11,Siang terik matahari begitu terasa panas membakar kulit membuat sebagian orang enggan keluar rumah, Tapi keadaan panas itu tak bertahan samapi sore hari karena tiba tiba saja angin dingin datang dari arah selatan serta membawa awan hitam yang menggulung serta suara gemuruh guntur menutup terik nya sinar matahari siang itu.

   Sementara di tempat lain tepat nya di hutan arah utara desa tempat Arya mencari kayu bakar pesanan juragan katmo arya yang sedang mengikat kayu bakar yang iya kumpulkan di hutan itu merasakan desiran angin yang terasa begitu dingin menerpa kulit yang terasa menusuk ke dalam tulang nya.

 "Kenapa cuaca tiba-tiba berubah seperti ini.?" Tidak seperti biasa nya dan awan gelap seperti akan datang badai saja.!" Ucap Arya yang merasakan desiran angin dingin di kulit nya dan melihat cuaca yang tiba-tiba berubah.

    Arya tiba tiba merasakan kecemasan yang tidak iya pahami hati nya mulai di hinggapi rasa gelisah jantung nya berdebar debar tidak menentu dia pun duduk sambil meraih botol plastik dan meneguk air di dalam nya yang iya bawa sebagai bekal dia mencari kayu bakar setelah meminum air itu arya termenung.

"Ada apakah gerangan ya sampai perasanku ini merasakan tidak enak begini.?" Apakah ada sesuatu di desa ku atau kah sesuatu telah terjadi pada nenek ya?"

Arya bergumam pada diri sendiri cukup sebentar dia beristirahat lalu bangun dari duduk nya berniat kembali mencari kayu bakar yang memeng masih kurang bagi nya, Karena baru dapat satu ikatan saja yang biasa nya arya selalu membawa kayu bakar itu sampai empat ikat akan tetapi langkah nya terhenti karena merasakan kecemasan dan gelis dalam hati nya makin menjadi.

    "Apakah sesuatu terjadi pada nenek?" Aahhh sudah lah jangan berpikir buruk semoga nenek selalu baik baik saja di rumah." Doa nya mendoakan sang nenek tercinta.!

"Apa sebaik nya aku segera pulang saja yah.?" Arya pun memutuskan untuk pulang karena dalam hati nya semakin dilanda kecemasan dan kegelisahan yang tak pernah Arya rasakan sebelum nya!.

    Angin semakin dingin dirasakan oleh Arya Seolah olah membawa satu berita buruk bagi dirinya, Arya memanggul kayu bakar yang iya kumpulkan dan di ikat iya bergegas meninggalkan hutan itu dengan langkah tergesa gesa arya berjalan!.

    Beberapa meter Arya meninggal kan hutan itu guntur terdengar menggelegar mengagetkan Arya yang berjalan setengah berlari itu," Dari kejauhan Arya melihat seorang lelaki paruh baya yang berlari kearah nya, Arya pun semakin mempercepat langkah kaki nya agar cepat sampai pada lelaki paruh baya tersebut.

Jantung arya semakin berdebar saat jarak mereka semakin dekat, Karena Arya mengenali lelaki itu Arya merasakan bahwa lelaki paruh baya itu membawa satu kabar penting untuk nya.!

Setelah mereka berhadapan lelaki paruh baya itu mengatur napasnya yang terengah engah terlihat jelas kalau pria paruh baya itu telah berlari dengan jarak yang cukup jauh, dengan napas yang masih setengah tersengal dia berbicara pada Arya.

"Arya sebaik nya kita cepat kembali ke rumah ada sesuatu yang sangat penting arya."

"Deg"!!

"Sebenar nya ada apa ini pak.?" Tanya Arya pada pria setengah baya itu, Dengan wajah penasaran dan rasa was was seketika menyelinap dalam hati nya."

 "Sudah lebih baik kita cepat kembali Arya." Dengan suara yang masih setengah tersengal tangan pria itu pun menarik tangan Arya dan mulai berjalan dengan tergesa gesa," Arya tak lagi banyak tanya iya pun berjalan mengikuti lelaki paruh baya dengan pundak yang masih memanggul kayu bakar.

Karena hati nya kini di hinggapi rasa cemas yang makin menjadi tanpa terasa langkah kaki nya mulai mendahului lelaki paruh baya itu sampai tertinggal di belakang nya,"Hingga tak terasa dengan langkah yang sedikit berlari akhirnya mereka berdua sampai di desa mereka tinggal arya langsung menuju ke rumah nya.

   Jantung nya seketika terasa mau copot saat menyaksikan keadaan rumah nya yang sudah begitu banyak orang dia langsung menjatuhkan kayu bakar yang iya bawa," Dengan langkah gontai kaki nya terasa lemas dengan napas masih terengah engah dia mencoba melangkah dan menguatkan hati nya namun saat Arya sampai di ambang pintu dia melihat sang nenek terbaring lemas dan napas yang lemah matanya setengah terpejam dan menggumamkan nama arya dengan lirih nya!.

   Arya pun bergegas dan langsung menjatuhkan kedua lutut nya di lantai sebelah ranjang tempat nenek nya berbaring," Matanya terasa panas karena menahan air mata nya agar tidak mengalir membasahi kedua pipinya.

 "Ne nek maafkan arya nek," Nenek ke kenapa nek.?" Sambil meraih tangan sang nenek dia berkata dengan lirih perlahan mata nenek nya terbuka dan tangan kiri nya mulai terangkat untuk membelai rambut cucu tercintanya itu dan berkata lirih dan memaksakan bibir nya untuk tersenyum."

  "Arya maafin nenek ya karena nenek sampai sekarang belum bisa membahagiakan kamu nak selama ini kamu selalu hidup dalam kesusahan dan kemiskinan nak." Dengan napas yang berat dan air mata mengalir ke sudut mata tua nya sang nenek meminta maaf pada arya.

"Nenek ngga boleh bicara seperti itu nek arya bahagia nek asalkan nenek selalu sehat nek." Dengan suara yang tercekat karena menahan tangis agar tidak pecah, Hatinya merasakan firasat bahwa sang nenek akan pergi, Perlahan pundak nya mulai bergetar halus Arya tak tahu harus mengucapkan kata kata apa lagi pada sang nenek.

   "Nak ini kamu simpan dengan baik baik jangan sampai jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab ya nak." Dengan gemetar kedua tangan nya memegang buku bersampul warna emas dan menyodorkan nya pada Arya," Dengan wajah yang masih memperlihatkan rasa sedih dan takut akan kehilangan sang nenek nya kedua tangan Arya pun menerima buku tersebut.

   "Ini adalah buku yang kake titipkan pada nenek nak buku ini sudah saat nya kamu pelajari semua isi yang ada dalam buku ini dan kamu harus mengamalkan nya dengan baik ya nak.!" Ini buku apa nek.?" Tanya Arya penasaran.!" Nanti juga kamu akan tau sendri nak lebih baik kamu simpan dengan baik ya.!"

Dengan napas yang semakin berat dan memegangi dada nya sang nenek menjelaskan asal buku yang ber sampul emas itu pada sang cucu tercinta nya agar menyimpan nya dengan baik baik dan kembali berucap," Nak kamu harus kuat seandai nya nenek tidak lagi ada di sisi kamu," Dan kamu harus melanjutkan hidup kamu dengan baik ya nak kamu harus tetap ada di jalan yang benar ya nak.!"

"Nek nenek tidak boleh berbicara begitu nenek pasti akan sembuh dan sehat kembali nek.!"Dengan menggenggam tangan sang nenek arya tersedak mulai meneteskan air mata nya kembali yang iya tahan itu pun jatuh tak mampu lagi iya tahan.

Perlahan napas sang nenek mulai melemah dan sentuhan hangat tangan yang keriput termakan usia itu pun perlahan mulai mengendur dan jatuh dari kepala arya, Seketika itu juga Arya langsung menatap wajah sang nenek yang tersenyum dan mata yang sudah terpejam rapat dada nya yang semula naik turun dengan perlahan kini terhenti untuk selama nya.

Arya seketika bangkit dan memeluk tubuh tua sang nenek yang tak lagi bernyawa sambil menangis sesenggukan." Nenek nenek jangan tinggalkan arya sendirian nek.!" Arya tidak ada siapa siapa lagi selain nenek dan arya harus bagai mana nanti nek.?"

Sambil menggoyangkan tubuh keriput sang nenek nya itu arya sudah tak dapat membendung kesedihan yang mendalam dalam hati nya air mata yang iya tahan pun pecah mengalir membasahi kedua pipinya, Kini rasa sepi putus asa hinggap di hati," Sesaat jiwa nya terasa melayang pikiran nya kosong Arya tak mampu lagi mengucapkan kata kata di depan jasad sang nenek yang sangat iya cintai itu!.

Dian selalu ada untuk arya

Tiga hari telah berlalu setelah kepergian sang nenek arya hanya berdiam diri tanpa mencari kayu bakar rasa kesepian begitu mendalam yang arya rasakan dan tak tahu akan tujuan langkah kedepan nya kini hidup nya seakan tak berarti setelah kepergian orang yang paling berarti dalam hidup nya itu.

  Kamu harus kuat arya kamu jangan berlarut dalam kesedihan arya," Sakit memeng kehilangan orang yang paling kita sayangi dan kita cintai tapi kamu harus tegar kamu harus hidup dengan baik walau tanpa kehadiran orang yang kita sayangi.!"

 Tanpa Arya sadari di sebelah nya telah duduk seorang wanita berparas cantik berkulit putih mulai bicara menasehati dan mencoba menguatkan Arya yang kini mulai terpuruk larut dalam kesedihan yang mendalam.

  Ehh iya mbak dian terimakasih mbak.!" Kamu tidak perlu sungkan ya arya kita ini tetangga dan kita sebagai tetangga itu harus saling membantu.!"

 Balas wanita berparas cantik yang bernama dian 23 tahun yang di ketahui bahwa wanita cantik itu 1 tahun yang lalu telah di nikahi oleh indra lelaki 40 tahun sorang pengusaha sukses di ibu kota dan dian hanya tinggal sendiri di desa itu.

"Apakah kamu sudah makan..?" Dian menanyakan Arya dan tangan nya sembari membuka rantang berisi makanan yang sengaja iya masak sendiri dan membawa nya untuk arya sebagi bentuk ke pedulian nya pada arya.

 "Iya mbak terimakasih nanti saja aku masih belum laper mbak.!" Balas arya masih tetap tak bergeming duduk di kursi kayu yang biasa nenek nya duduki pandangan nya kosong dan pikiran nya tak tentu arah jiwa nya seolah lepas dari tubuh nya.

"Ini kamu makan ya.!" Dian menyodorkan piring yang sudah terisi dengan nasi dan lauk nya itu ke depan arya." Iya mbak nanti aja ya.!" Balas Arya dan hanya melirik ke arah Dian yang menyodorkan piring yang berisi makanan itu dengan wajah yang tak bergairah.

 "Kalau kamu masih terus begini dan tidak makan jangan harap aku akan datang lagi dan mengajak kamu bicara bahkan aku tidak ingin mengenal kamu lagi arya.!" Balas Dian dengan wajah tampak kesal pada arya yang tidak mau makan selama hampir tiga hari ini bahkan arya hanya duduk termenung sendiri.

 Ingat Arya pesan nenek kamu sebelum beliau meninggal," Kamu harus kuat dan bisa hidup dengan baik.!" Dian kembali bicara dengan nada mulai meninggi karena kesal dan meletakan piring berisi nasi dan lauk nya lalu bangun dan berjalan hendak meninggalkan arya yang masih bergelut dengan pikiran nya itu.

 Iya mba aku akan makan mba.!" Sebelum dian menjauh arya membuka suara dan mulai menyendok nasi di piring yang Dian letakan tadi, Dan memakan nasi dan lauk nya dengan lahap nya," Dian pun menoleh bibir nya menyunggingkan senyum tipis dan berbalik kembali menghampiri arya dan duduk kembali di kursi kayu yang berhadapan dengan arya.

Nah gitu dong aku jadi senang kalau kamu mau makan makanan yang telah aku masak ini untuk kamu arya.!" Ucap Dian sembari menyodorkan air teh hangat ke depan Arya yang sedang mengunyah makanan.!

"Iya mba terimakasih ya mba hanya mba yang selalu ada dan perhatian sama aku.!' Sembari mengunyah makanan arya berterima kasih pada dian orang yang selama ini selalu peduli pada nya dan pada nenek nya itu." Air mata nya kembali merembes membasahi kedua pipinya tenggorokan nya terasa tercekat saat akan menelan makanan dia menoleh ke arah Dian yang memperhatikan dia makan.

Sudah arya kamu jangan terlalu berlarut dalam kesedihan ya," Kita doakan ya semoga nenek kamu bahagia di alam sana bersama kakek kamu." Ujar dian yang mengetahui kesedihan yang arya rasakan saat ini.

"Iya mba.!" Balas arya singkat dan melanjutkan makan nya sampai tak tersisa lagi di piring nya karena rasa lapar yang iya tahan beberapa hari itu.

 Aku pulang ya kamu kalau ada apa apa jangan sungkan datang ke rumah ya," Kamu cepetan mandi biar segar badan kamu dan ingat kamu itu laki laki harus kuat menghadapi semua masalah yang ada dan kelak kamu akan menjadi kepala keluarga arya.!"

 Setelah melihat Arya tenang dan mau makan Dian pun pamit pulang dan kembali menasehati dan memberikan dukungan nya terhadap arya waktu sudah menunjukan jam 03:50 dian pun beranjak dari rumah kecil arya yang berdindingkan anyaman bambu.

Iya mba terimakasih banyak atas perhatian mba selama ini kepada kami mba.!" Ucap Arya dengan penuh rasa terimakasih pada Dian." Sudah kamu tidak usah sungkan ya Arya aku pasti selalu ada buat kamu." Tukas Dian sembari mulai beranjak dari tempat nya duduk dan meninggalkan rumah kecil Arya.

 Arya beranjak dari duduk nya menuju kamar yang selama ini di tinggali oleh nenek nya pandangan arya mengitari kamar sederhana yang selalu rapih itu dengan lekat dia duduk di atas kasur usang." Aaaah kenapa aku lupa dengan kitab itu ya dan aku selama tiga hari ini belum mandi.!" Sebaik nya aku mandi setelah mandi baru aku lihat lagi kitab itu.!" Gumam Arya yang selama tiga hari ini hanya duduk tanpa membersihkan diri dan teringat tentang kitab yang berwarna emas itu dan pergi ke kamar mandi yang terletak di belakang rumah nya!.

 Setelah mandi dan berganti pakaian dia pun kembali ke kamar nenek nya dan meraih kitab tersebut arya pun tenggelam dalam membaca dan memahami isi dari kitab tersebut sampai tersadar karena waktu sudah tengah malam!.

Aahh tak terasa sepertinya sudah malam.!" Sembari meletakan kitab yang baru iya baca setengah nya dari isi kitab itu arya telah memahami isi nya," Malam terasa sunyi angin dingin berdesir menambah kesepian yang kini Arya rasakan.

  Setelah memastikan rumah nya terkunci arya pun kembali ke kamar nenek nya untuk istirahat perlahan arya merebahkan badannya matanya memandang langit langit kamar yang tanpa penghalang sehingga pandangan nya melihat langsung genteng rumah nya.

  Aneh padahal sudah lewat dari jam 12 tapi kenapa mataku tak mau aku pejamkan.!" Monolog arya pada diri nya sendiri pikiran nya terus melayang membayangkan tentang masa depan nya dan apa yang harus iya lakukan untuk bertahan hidup!.

   Saat mata nya mulai terasa ngantuk sepintas kemudian dia teringat dengan isi kitab yang iya baca yang menerangkan kan satu ilmu yang membuat arya sangat penasaran dengan ilmu tersebut," Sebab ilmu tersebut menerangkan bagi siapa yang mengamalkan nya orang tersebut bisa menghilang tak terlihat itu lah yang membuat arya sangat penasaran pasal nya di jaman yang serba canggih ini apa memeng ada hal hal semacam itu.?" Dengan terus mengulang bacan mantra yang iya baca di kitab itu perlahan kedua mata arya mulai pun perlahan terpejam dan lelap dalam mimpi.!

 Sinar matahari pagi yang lembut masuk ke sela sela dinding bilik bambu kamar arya yang masih terbuai dalam alam mimpi sura nyanyian burung burung menghiasi sejuknya pagi semilir angin pagi menambah indah nya pagi ini," Arya perlahan membuka kedua netra nya dan meregangkan otot otot di badan nya yang terasa kaku.

"Hooooammm." Ternyata sudah pagi saja perasaan aku tidur belum lama.!" Arya bergumam bangkit dari tempat tidur nya dan berjalan ke belakang berniat langsung mandi." Setelah mandi arya pun menyalakan kompor minyak bermaksud untuk memasak air untuk membuat kopi," Sembari menunggu air mendidih arya kembali merapal kan apa yang semalam iya Hapal itu

Mantra menghilang

Tok.!" Tok.!" Tok.!" Arya bangun sudah siang!."

Arya yang sedang tenggelam merapal kan mantra yang semalam iya hapal berhenti saat mendengar suara ketukan dan teriakan seseorang memanggil dirinya di luar pintu rumah nya.

   "Iya sebentar.!!" Ini pasti mbak dian..!!"

Gumam nya sembari mengangkat paci kecil dan menuangkan air yang sudah sangat mendidih kedalam gelas yang berisikan kopi sebelum membukakan pintu rumah nya.

   Suara dian dari balik pintu terus memanggil arya yang tak kunjung membuka kan pintu merasakan khawatir." Aryaaaa bangun ini sudah siang.!!" Dengan suara lantang nya dian membangun kan arya dengan masih mengetuk pintu rumah yang masih tertutup rapat.

  "Iya mba sebentar aku tadi lagi masak air mba.!!" Ucap arya sembari membuka pintu rumah nya dian yang masih berdiri seketika itu juga hanya melongo melihat pintu terbuka tapi tak melihat arya dari balik pintu jelas tadi dia mendengar suara arya di balik pintu.

   "Arya kamu sudah sarapan.!" Sembari melangkah ke dalam rumah dian bertanya pada arya dia tak lagi memperdulikan kejadian barusan itu.

   "Aneh kenapa mbak dian tak melihat aku berdiri di sini.?" Gumam Arya dia pun melangkah mengikuti dian yang berjalan ke arah meja kecil dan meletakan paperbag di atas meja kecil itu.

 "Arya ini aku bawa sarapan buat kamu.!"Dian kembali memanggil arya yang belum terlihat oleh Dian.

  "Kemana ini anak ya dari tadi dia di panggil gak jawab.?" Dian bergumam sendiri sembari berjalan ke arah dapur untuk memastikan apakah Arya ada di dapur." Apakah ini ada hubungan nya dengan aku merapal kan mantra itu yah.?" Arya yang berdiri tidak jauh dari dian berbicara sendiri.

Pandangan Dian mencari arya kesana kemari tapi tak melihat arya yang iya cari dengan wajah bingung dian duduk di salah satu kursi kayu dekat meja kecil itu.

"Aku dari tadi di sini mbak!." Ucap arya sembari mendekati dian dan duduk di sebrang dian."

Jang bercanda kamu ini ngga lucu arya.!"Dian menoleh kesana kemari mencari suara arya yang barusan iya dengar dengan jelas di telinganya arya pun meraih tangan Dian dan berucap." Aku di sini mbak.!" Seketika itu juga wajah dian terkejut kedua bola mata nya membulat sempurna dia hampir berlari kala merasakan tangan nya di genggam oleh Arya.

"Si si siapa kamu.!"

Dengan tergagap dian menarik tangan nya dari genggaman tangan Arya kedua mata nya membulat sempurna karena kaget melihat Arya yang muncul tiba-tiba itu.

"Ini aku mba Arya.!" Ungkap Arya setelah perlahan merapal mantra agar dia bisa terlihat kembali.

"Ka-kamu!." Kedua tangan nya menutupi mulut nya suaranya bergetar karena terkejut melihat arya yang tiba-tiba muncul di depan nya itu." Maaf mba kalau aku membuat mba kaget dan takut.!" Dengan wajah bersalah Arya meminta maaf pada Dian." Kenapa kamu bisa tak terlihat seperti tadi arya.!" Dian menanyakan bagai mana Arya bisa tak terlihat oleh nya tanpa menghiraukan permintaan maaf arya pada nya!"

 Sudah lah lebih baik kamu sarapan ya ini aku bawakan sarapan untuk kamu.!" Dian tak ingin memusingkan apa yang tadi sempat mengejutkan diri nya itu.

"Iya mba terimakasih ya.!" Setelah sarapan bersama dian pun bertanya kembali pada arya karena dia penasaran bagai mana arya bisa tak terlihat oleh diri nya." Arya bagai mana kamu bisa tak terlihat olehku tadi.?" Mmmmmh, anu mba.!" Dengan wajah bingung arya tak menjawab pertanyaan dari dian," Karena Arya tidak mungkin memberi tahu dian tentang kitab warisan dari kake nya itu pada Dian.!

Iya sudah kalau kamu belum mau bercerita pada ku ngga apa-apa ko Arya.!" Iya mbak terimakasih maaf arya masih belum bisa cerita sekarang mba." Suasana pagi yang cerah membawa udara yang begitu sejuk arya dan dian terus berbincang sampai tak terasa sudah 1 jam mereka berdua larut dalam obrolan.

Rencana kamu siang ini mau ke mana arya.?" Tanya dia," Aku bingung mba mau ngapain tapi aku mau mancing mba biar ngga jenuh.!" Balas arya berbohong pada dian karena sebentar nya dia akan kembali mempelajari apa yang ada dalam isi kitab peninggalan kake nya itu.

Ya sudah kalau begitu aku pulang ya mau beres beres di rumah dulu.!" Pamit Dian setelah mendengar Arya akan mancing." Iya mba sekali lagi terimakasih ya mba untuk semua nya.!" Arya pun mengucapkan terimakasih pada Dian.

Dian pun beranjak meninggalkan rumah kecil Arya saat langkah nya akan keluar dari pintu dian menoleh ke arah arya sembari tersenyum manis." Setelah dian melangkah keluar timbul niat iseng di hati Arya dan dia kembali merapal mantra menghilang nya setelah selesai membaca mantra Arya pun mengikuti Dian dari belakang yang berjalan tidak terlalu jauh di depan nya itu.

Aneh kenapa perasaan ku seolah ada yang mengikuti aku ya.?" Dian menoleh ke belakang tapi tak menemukan seseorang di belakang nya dia merasakan ada yang mengikuti dia dari belakang nya." Ah mungkin ini gara gara tadi ulah arya saja kali ya jadi aku sedikit parno di buat nya.!"

Dengan wajah masih penasaran mengapa Arya bisa tiba-tiba muncul di depan nya tadi ada tanda tanya yang begitu besar dalam hati dian terhadap Arya yang kini iya rasakan arya menyimpan satu rahasia.

Arya terus mengikuti langkah dian sampai Arya ikut masuk ke dalam rumah dian." Rumah nya cukup bagus juga rapih dan elegan.!" Gumam arya saat pandangan mata nya mengitari seluruh sudut rumah dian wajah nya menunjukan rasa takjub melihat rumah dian yang tidak terlalu besar tetapi begitu moderen dan rapih itu.

Aaaah Lebih baik aku mandi dulu biar lebih segar badan ku ini.!" Gumam dian sembari melangkah ke arah kamar nya arya terus mengekor di belakang dian tapi langkah nya terhenti kala dian membuka pintu kamar lalu masuk dan membiarkan pintu itu tetap terbuka karena dia berpikir hanya tinggal sendiri di rumah karena indra suami nya sedang di luar kota.

Dian benar benar tak melihat aku lagi seperti tadi di rumah saat berada di rumah ku.!" Arya masih berdiri di depan pintu kamar dian dia ragu apakah akan masuk atau hanya menunggu di luar." Dengan langkah kaki yang sedikit gemetar arya pun masuk mengikuti dian yang sudah lebih dulu masuk.

"Sebenar nya arya itu ganteng juga dan gagah lagi.!" Seandainya saja aku belum menikah pasti aku mau menjadi kekasih nya dia," Aaaah mikir apa sih aku ini.!" Monolog dian pada diri nya sendri dengan menggeleng kan kepala nya dan berdiri mematut di depan kaca besar yang ada di kamar nya itu," Perlahan dia membuka satu persatu kain yang menempel di tubuh nya smpai semua nya terlepas.

Deg

Jantung arya seolah berhenti sejenak kala mendengar ucapan Dian tentang dirinya wajah Arya seketika itu juga menegang kedua mata nya membulat sempurna kala melihat Dian yang sedang mematut diri di depan kaca tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh indah nya itu," Dian pun menoleh ke belakang seolah merasakan pandangan mata arya pada diri nya yang sedang mematut diri di depan kaca.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!