Di sebuah kamar, terdapat seorang wanita cantik yang sedang tertidur. Namun, wajahnya penuh keringat, kemarahan, dan kebencian.
Wanita itu tampak sangat gelisah, hingga air mata menetes dari sudut matanya.
Dalam mimpinya, ia melihat seorang wanita mengenakan pakaian pengantin. Wanita itu menangis sekaligus marah, sementara di sampingnya berdiri seorang pria yang menatapnya sinis.
Dalam mimpi itu—
"Yang Mulia, ada apa sebenarnya ini? Kenapa bisa jadi begini? Bukankah kita sudah memiliki kesepakatan untuk tidak ada selir? Kenapa Anda tidak memberikan penjelasan atau memberitahuku dari awal? Aku seperti orang bodoh di altar pernikahan tadi!" tanya wanita itu dengan suara bergetar.
Pria yang berdiri di hadapannya hanya menatap tanpa ekspresi, lalu menjawab dingin, "Kenapa kau bertanya hal itu? Kau tidak memiliki hak untuk bertanya! Kau seharusnya bersyukur sudah menikah denganku dan menjadi permaisuri. Jika bukan karena wasiat bodoh itu, aku tidak sudi menikah denganmu! Kau ini jelek! Jika saja tidak ada kau, kekasihku pasti sudah menjadi permaisuri tanpa harus menjadi selir!"
"Aku sejak awal tidak pernah mencintaimu, jadi jangan bertingkah. Terimalah posisi ini dan diam. Maka kau akan tetap berada di tempatmu untuk saat ini. Tapi jangan harap aku akan menyentuhmu! Aku jijik berada di dekatmu, apalagi harus tidur bersamamu!" ucap pria itu lagi penuh kebencian.
Setelah itu, gadis yang bermimpi pun terbangun dengan terengah-engah.
"Hah... hah... hah..." napasnya memburu.
"Sebenarnya ada apa ini? Siapa mereka? Kenapa aku selalu bermimpi hal yang sama selama beberapa bulan ini? Apa hubungannya dengan diriku?" gumamnya kebingungan.
"Lebih parahnya lagi... kenapa kemarin dia meminta bantuanku? Aku saja tidak tahu dia siapa," lanjutnya sambil menghela napas panjang.
Rasa penasaran bercampur bingung membuatnya tak bisa menemukan jawaban. Karena hari sudah pagi, ia pun memutuskan untuk mandi.
Setelah bersiap, gadis itu berangkat menuju kantornya.
Sesampainya di sana, seorang bawahannya langsung menyapanya.
"Selamat pagi, Jenderal Yulia," ucap bawahannya.
"Pagi juga, Leo. Ada apa? Sepertinya ada hal penting," tanya Yulia.
"Benar, Jenderal. Saat ini Anda sudah ditunggu Jenderal Besar di ruangannya. Ada hal penting yang ingin dibicarakan," jawab Leo.
"Baiklah, aku akan langsung ke sana. Terima kasih. Aku pergi dulu," jawab Yulia, lalu melangkah menuju ruangan sang atasan.
Yulia Lingga adalah seorang tentara wanita berusia 25 tahun. Walau masih muda, ia sudah menyandang gelar Jenderal Muda berkat kemampuan luar biasa dalam menjalankan tugas.
Ia dikenal sebagai tentara wanita yang berani mati di medan perang tanpa sedikit pun rasa takut. Karena itu, banyak bawahan yang mengaguminya, bahkan menyayanginya.
Namun, beberapa hari terakhir performanya menurun. Ia sering gagal dalam misi—hal yang tak biasa. Semua karena mimpi-mimpi aneh itu yang terus datang, bahkan sosok wanita misterius sering muncul seolah meminta pertolongannya. Hal itu sangat mengganggu pikirannya.
Sesampainya di depan ruang atasan, Yulia mengetuk pintu.
Tok... tok... tok...
"Masuk," sahut suara dari dalam.
"Selamat pagi, Jenderal. Leo bilang Anda memanggil saya," ucap Yulia.
"Benar, aku memanggilmu. Silakan duduk, Yulia," jawab Jenderal Besar Jung.
"Terima kasih, Jenderal," ujar Yulia, lalu duduk.
Jenderal Jung menatapnya sejenak sebelum berbicara. "Yulia, sebenarnya ada apa denganmu? Sudah beberapa hari ini aku melihatmu tidak fokus dan banyak pikiran. Apa kau punya masalah?"
"Maaf, Jenderal Jung. Saya tidak memiliki masalah apa pun. Hanya saja beberapa hari ini saya merasa kurang nyaman," jawab Yulia pelan.
"Apa kau butuh istirahat? Jika iya, aku akan memberimu cuti satu minggu untuk menenangkan diri," ucap Jenderal Jung.
"Izin menjawab, Jenderal. Sepertinya saya memang butuh ketenangan untuk beberapa hari. Jadi saya terima tawaran cuti itu," balas Yulia singkat.
Mendengar jawaban itu, sang atasan hanya menghela napas. "Baik. Pergilah sekarang, semoga saat kembali kau sudah tenang."
"Terima kasih, Jenderal," jawab Yulia, lalu keluar dari ruangan.
Di luar, ia bertemu dengan banyak bawahannya. Mereka sempat berbincang sebentar, lalu Yulia berpamitan. Setelah itu, ia segera pulang untuk membereskan barang-barang, lalu berangkat menuju vila miliknya. Ia memang membutuhkan tempat yang tenang untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Aduh, sepertinya akan turun hujan. Semoga jalan ke sana tidak ditutup," gumam Yulia sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam mobil.
Begitu masuk mobil, hujan deras pun turun. Ia mengemudi perlahan, namun semakin lama semakin merasa aneh.
"Kenapa perjalanan ini terasa sangat jauh? Belum sampai juga ke jalan tol. Apa aku salah jalan?" ucapnya bingung sambil melihat sekitar.
"Tapi tidak mungkin. Aku sudah sering datang ke sini, bukan hanya sekali," lanjutnya.
Karena hujan deras menutupi pandangan, Yulia tak sadar bahwa mobilnya melaju ke jalan berbahaya yang mengarah ke jurang dalam.
Di dekat dataran tinggi, seekor kucing hitam tiba-tiba melintas di depannya. Refleks, Yulia membanting setir untuk menghindari. Naas, mobil oleng dan langsung terjun ke jurang.
Mobil itu berguling-guling hingga hancur.
Di dalam mobil, Yulia sempat melihat cahaya terang mendekat dan menutupi pandangannya.
"Ahhh... apa ini akhir hidupku? Semoga ada keajaiban. Selamat tinggal, semuanya..." ucap Yulia pelan sebelum napasnya terhenti.
Dari seberang jalan, dua mobil lain menyaksikan kecelakaan itu. Mereka sangat terkejut, namun segera menghubungi polisi setelah tersadar.
Tak lama, berita kematian Yulia pun tersebar di media sosial dan televisi.
Bersambung...
Leo yang sudah mendapatkan kabar tentang Yulia pun segera melapor dengan hati yang sangat hancur dan sedih.
Karena perasaan sedih dan shock, Leo berlarian berteriak memanggil sang jendral lalu tanpa mengetuk pintu dulu Leo menerobos masuk kedalam ruangan sang atasan begitu saja dan itu membuat jendral Jung sangat terkejut .
"Jendral... Jendral..." seru Leo semua yang mendengar teriakan Leo pun penasaran tapi Tidka berani bertanya tapi mengikuti langkah leo
"Jendral.... ada berita penting" ucap Leo dengan suara tercekat dan mata memerah lalu masuk ke dalam ruangan jendral besar.
"Ada apa komandan Leo, kenapa panik?" Tanya jendral besar itu walau geram tapi menjaganya saat melihat raut wajah Leo
"Maaf jendral Jung He, jika saya lancang tapi ini ada berita penting" jawab Leo
"Baiklah aku maafkan lalu apa beritanya?" Tanya jendral Jung He
Leo terdiam sejenak untuk menenangkan hatinya
"Jendral mobil milik jendral Yulia masuk jurang dan disana.... disana jendral Yulia di nyatakan meninggal di tempat" jelas Leo yang merasakan kesedihan mendalam.
Sedangkan jendral Jung He dan para tentara yang ada di sana sangat di shock saat mendengar itu hampir saja pingsan, gadis yang baru saja berbicara padanya dengan keadaan sehat kini sudah tiada, orang yang di anggap nya adik saudaranya sudah tiada.
"Tidak mungkin Leo kau pasti salah" jawab jendral Jung He yang tidak mau percaya
"Tidak jendral ini benar, semua sudah di selidiki, polisi dan lainya sudah datang" ucap Leo dengan tegas
"Bagaimana bisa Leo, bagaimana bisa dia pergi begitu saja. Aku memberinya cuti untuk istirahat sementara bukan selamanya, bagaimana adikku tega meninggalkan ku pergi begitu saja. Apa dia marah padaku Leo" ucap jendral Jung He seraya menangisi Yulia semua ikut bersedih dengan kejadian ini.
Setelah menenangkan diri jendral Jung He dan Leo serta beberapa anggota pun pergi untuk melihat kebenaran itu.
Dan ternyata semua berita benar Yulia meninggal tapi banyak yang memandang jenazah Yulia heran karena akibat dari kecelakaan yang sangat besar ini serta fatal kenapa tubuh Yulia tidak mengalami lecet atau pun terluka.
Tubuh Yulia tetap utuh serta bersih seperti orang tidur sedangkan mobil miliknya sudah hancur lebur.
Yulia adalah anak yatim piatu sehingga yang mengambil jenazah dan pemakamannya di lakukan oleh Jendral Jung He beserta Leo dan juga beberapa bawahan Yulia yang setia bahkan salah satu dari mereka sudah pingsan beberapa kali karena tidak bisa menerima orang. Yang selama ini baik dan mengurusnya sudah tiada.
...****************...
Sedangkan di dimensi lain ayah di dunia lain terdapat sebuah kerajaan kuno yang sedang merayakan sebuah pernikahan dari seorang raja muda di suatu daerah kerajaan.
Disana terlihat banyak sekali hiasan dan semua rakyat menyabut suka cita pernikahan dari raja muda mereka.
kemeriahan pernikahan itu masih terasa walau sudah selesai dari sore tadi.
Kebahagiaan masih terasa disana, tapi tidak bagi seorang yang ada di salah satu kamar di istana itu.
Karena di sebuah kamar dalam istana terlihat seorang permaisuri yang sedang tertidur dengan wajah pucatnya.
Sedangkan tidak jauh dari sana terlihat seorang pelayan yang menatap sedih sang junjungan yang sangat menyedihkan.
Wajah Permaisuri itu terlihat sangat pucat dan di tambah dahinya terlilit oleh Kain putih karena terluka parah.
Permaisuri Itu di nyatakan pingsan, ia terluka parah di bagian kepalanya akibat terjatuh setelah pernikahan nya kemarin bersama raja muda dari kerajaan Kiang sebelah selatan.
Kemarin seharusnya adalah hari bahagia untuk seseorang yang akan menikah dengan pria yang ia cintai tapi tidak dengan permaisuri Yuan Ling.
Ia harus menahan rasa malu kecewa dan terluka saat tau pria yang di cintainya juga menikahi wanita lain yang ternyata selama ini sudah menjadi kekasih gelapnya.
Raja muda tidak bisa menikahi wanita itu jika tidak menikahi Yuan Ling sebagai permaisuri nya, jadi dengan terpaksa ia menerima pernikahan dengan Yuan Ling dan selama ini ia berpura pura mencintai Yuan Ling, agar Yuan Ling mau menikah dengan nya, karena awalnya Yuan Ling tidak menyukai Raja Kiang We.
Tapi pada akhirnya Yuan Ling mau menerima cinta raja We karena melihat ketulusan dan juga perjuangan nya terhadap Yuan Ling.
Tapi ternyata semua itu palsu, hanya demi bisa menikahi wanita yang di cintainya raja We menipu Yuan Ling.
Sebelumnya
Setelah acara selesai terjadilah perdebatan disana, Yuan Ling menanyakan semua ada apa sebenarnya ini.
"Yang mulia ada apa sebenarnya ini, kenapa jadi begini, bukanya kita sudah memiliki kesepakatan jika tidak akan ada selir, dan kenapa anda tidak memberikan saya penjelasan atau memberi tau saya dari awal, saya bagaikan orang bodoh di altar pernikahan tadi" tanya Yuan Ling
Disana raja we menjawab dengan lantang dan penuh kesombongan, jika dia menikahi Yuan Ling hanya demi wasiat dari sang kakek yang harus di lakukan karena mereka sudah di jodohkan sedangkan raja we sudah memiliki wanita yang ia cintai sedari kecil karena wanita itu yang telah menolong nya saat dia sekarat, dan ia boleh menikah dengan wanita itu jika raja we menjadikan Yuan Ling permaisuri sedangkan Kekasih raja we menjadi selir agung.
"Kenapa kau bertanya itu, mau tidak Memiliki hak untuk bertanya, kau seharusnya bersyukur sudah dapat menikahi ku dan menjadi permaisuri, jika bukan karena wasiat bodoh itu aku tidak sudi menikah dengan mu, yang jelek ini, jika saja tidak ada kau aku pasti sudah menjadikan kekasih ku permaisuri tanpa harus jadi selir"Ucap Raja Kiang We
"Aku dari awal tidak pernah mencintaimu jadi jangan bertingkah, terima ini dan diam maka kau akan tetap menjadi permaisuri boneka ku, tapi jangan harap aku akan menyentuh mu, aku jijik berada di dekat mu apa lagi harus tidur bersaman mu" ucap raja we menyakiti hati Yuan Ling
Mendengar itu Yuan Ling sangat sakit hatinya, ia mengamuk dan tidak terima, ia meminta cerai karena tidak mau berbagi suami, karena awal mereka dekat sudah ada perjanjian untuk tidak ada selir dan sudah di setujui oleh raja we dan sekarang ia di khianati jadi Yuan Ling sangat marah.
"Kau penipu, kau sudah menyia nyiakan cinta tulusku, aku ingin bercerai dengan mu, kau sangat jahat aku mencintaimu dengan tulus kau justru menyakiti seperti ini, ceraikan aku" Marah Yuan Ling
Tidak terima mendengar ucapan Yuan Ling yang meminta perceraian di saat baru menikah, membuat raja Wei marah lalu mencekik Yuan Ling
" Dasar wanita tidak tau di untung, kau tidak akan pernah aku ceraikan karena aku ingin kau menderita dan mati, jadi jangan harap kau bisa lolos dariku jadi rasakan ini sebagai hukuman dari ku" ucap Raja we
Bersambung
" Dasar wanita tidak tau di untung, kau tidak akan pernah aku ceraikan karena aku ingin kau menderita dan mati, jadi jangan harap kau bisa lolos dariku jadi rasakan ini sebagai hukuman dari ku" ucap Raja we
Lalu dengan tanpa perasaan raja We menampar Yuan Ling sangat kuat dan mendorong Yuan Ling hingga terjatuh, lalu kepala Yuan Ling terbentur ujung meja hingga mengeluarkan banyak darah, dan luka sangat lebar.
Melihat Yuan Ling terluka parah tidak ada rasa penyesalan atau pun kesedihan, justru yang terlihat adalah kepuasan di wajah raja We, lalu meninggalkan Yuan Ling begitu saja.
Melihat raja we pergi sang pelayan setia pun masuk Karena khawatir dengan junjungan nya, saat ia melihat keadaan Yuan Ling betapa shock nya dia lalu meminta bantuan pelayan lain untuk memanggil tabib.
Setelah di periksa dan di obati tabib menyatakan Yuan Ling koma, dan itu membuat pelayan setia Yuan Ling menangis tergugu.
Mereka tidak ada yang berani berbuat apa apa karena yang mencelakai permaisuri adalah raja sendiri, ingin mengadu pada keluarga Yuan Ling juga percuma karena mereka sama saja gilanya. Yang bisa di lakukan pelayan itu hanya menangisi nasib junjungan nya.
Disinilah sekarang Yuan Ling terbaring dengan luka di keningnya ia sangat pucat
Tapi tanpa di sadari pelayan setia Yuan Ling, jika saat ini mata Yuan Ling mulai terbuka secara perlahan-lahan.
"Ssss... Duh sakit sekali kepalaku, gara gara kucing sialan aku jadi kecelakaan, masuk jurang pula, patah gak ya kakiku" ucap permaisuri Yuan
Lalu ia mencoba mendudukkan tubuhnya dan bersandar di tempat tidurnya.
"kenapa bantal ini keras sekali sih, ehhh tunggu bantal, sejak kapan di dalam jurang di sediakan bantal, jurang elit kah?" Ucap Yuan Ling
Lalu ia melihat kesana kemari tempat dimana berada, seketika ia terperanjat dengan keadaan.
"Dimana ini, kok aku disini kenapa tempatnya aneh begini, aku sedang kecelakaan kok di jadikan artis kolosal sih, gak bener ini bagaimana bisa aku sedang sekarat di ambil keuntungannya, aku harus panggil polisi" ucap Yuan Ling
Tapi saat ia akan bangun kepalanya tiba tiba sangat sakit, kilatan bayangan bayangan seperti kaset rusak pun terlihat oleh Yuan Ling yang baru dari komanya.
Karena tidak dapat menahan sakit ia pun menjerit dan pinsan kembali, sang pelayan pribadi yang mendengar itu pun kaget dan langsung mendekati junjungan nya.
"Yang mulia... Yang mulia, anda kenapa" ucap sang pelayan dengan tangisan yang tersedu sedu
Sedangkan Yuan Ling yang pingsan terbangun di tempat yang sangat asing, yuan saat ini sedang berada di sebuah ruangan yang gelap tapi tiba tiba terlihat cahaya terang yang mendekati Yuan Ling dengan semakin terang.
"Yulia bukalah matamu" ucap seorang wanita.
Mendengar ada seseorang yang memanggil Yuan Ling dengan panggilan Yulia pun membuka matanya.
"Siapa kau.... Dan dimana ini?" tanya Yulia
"Eh... tapi tunggu dulu, aku seperti pernah melihat mu tapi di ma... Ahh aku tau kau ada di dalam mimpiku?" Tanya nya Yulia
"Tenanglah... Aku adalah Yuan Ling, tubuh yang kau tempati itu adalah tubuhku, aku lah yang menarik mu untuk datang kemari dari duniamu saat kau kecelakaan, aku mohon padamu tetaplah disana balaskan dendamku, setelah itu kau bisa hidup seperti yang kau inginkan. Di dunia mu kau sudah tiada jadi tetaplah disini dan jalanilah kehidupan barumu disini jadi sekarang aku adalah kau da kau adalah aku" ucap wanita yang ada di balik cahaya itu
melihat kebingungan Yulia, Yuan Ling pun mulai menceritakan masahnya, pria itu hingga akhir seperti ini
Yulia mendengarkan cerita itu dengan seksama karena Yulia teringat mimpinya selama ini
"Maaf aku mengganggu mu Melali mimpi" ucap Yuan Ling asli
"Jadi ini dimana?" Tanya Yulia atau Yuan Ling yang sekarang ada di tubuh Yuan Ling.
"Kau ada di dimensi lain disini dunia persilatan dan ini adalah kerajaan Kiang, lakukanlah yang menurut mu benar dan tidak merugikan orang lain" ucap Yuan liang asli.
Sedangkan Yulia yang ada di dalam tubuh Yuan Ling pun berpikir semuanya lalu ia menghela nafas.
"Baiklah... Aku terima, mau bagaimana lagi jika aku sudah di sini kembali pun tidak mungkin, tapi aku tidak mau ya kembali pada pria bodoh itu" jawab Yulia
"Tentu aku juga tidak mau, aku harap kau bisa membuat sesuatu yang luar bisa disini, baiklah waktuku sudah habis, aku pergi terima kasih" ucap Yuan Ling asli lalu menghilang dari dari sana sedangkan Yulia pun terbangun dari pingsannya.
"Akhhhh... Sakit sekali kepalaku" ucap Yulia yang sekarang jadi Yuan Ling.
Sedangkan sang pelayan yang melihat junjungan nya sudah sadar pun dengan cepat mendekati nya
"Yang mulia... Yang mulia anda sudah sadar... Hiks hiks hiks, maafkan hamba yang mulia hamba telah lalai menjaga anda dan tidak bisa memanggil tabib lagi karena di larang oleh raja We" jelas pelayan setia Yuan Ling sembari menangis.
Yuan Ling yang mendengar suara itu pun menatap gadis pelayan di depannya.
"Dia ini siapa ya?... Ah iya aku ingat dia Cuning pelayan setia si Yuan Ling, gadis ini benar benar lugu dan juga cantik dan yang terpenting dia setia" ucap Yuan Ling dalam hati
"Sudah diam Cuning tidak perlu menangis, aku tidak apa apa, mendengar kau menangis kepalaku mau lepas,jadi diam lah, tolong ambilkan aku air aku haus" ucap Yuan Ling pelan tapi penuh ketegasan.
"Maafkan hamba yang mulia, mohon tunggu sebentar yang mulia" ucap Cuning pelayan pribadi Yuan Ling langsung pergi mengambil air.
Setelah beberapa saat akhirnya Cuning pun kembali membawakan air minum untuk Yuan Ling.
"Terima kasih Cuning, oh iya setelah ini tolong siapkan air untuk aku mandi, ini sangat panas" ucap Yuan Ling
"Baik yang mulia" jawab Cuning lalu pergi.
Setelah kepergian Cuning, Yuan Ling bangun dari tempat tidurnya secara perlahan, ia melangkah perlahan kearah jendela kamarnya untuk melihat suasana di luar.
"Tempat tinggal apa ini, sangat tidak pantas untuk di tempati oleh seorang permaisuri, awas saja kau raja We, akan ku buat kau menyesal" ucap Yuan Ling
Tidak lama ia mendengar Panggilan dari Cuning jika airnya sudah siap, ia pun berjalan ke kamar mandi, saat melihat kamar mandinya ia hampir pingsan.
"Ya ampun ini benar benar seperti drama kolosal yang pernah aku tonton, ini seperti mandi dalam mangkuk sup. Jika aku sudah berhasil mencari jalan dan mendapatkan uang, aku akan buat kamar mandi yang bagus, agar Cuning tidak sulit mendapatkan air" ucap Yuan Ling dalam hati
Setelah itu secara perlahan Yuan Ling di bantu Cuning untuk masuk kedalam bak mandinya dan berendam disana.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!