NovelToon NovelToon

[Transmigrasi]Wanita Licik Ke Tubuh Menantu Tak Diinginkan

Episode 01

Karya by author:medusa

selamat membaca😇🙏

...🔥🔥🔥🔥...

Ciiitttt!

...Suasana malam yang dingin, terdengar suara roda mobil bersahutan bergesek diatas aspal dan menyemburkan asap hitam memenuhi area jalanan. Terlihat seorang wanita terluka parah berusaha mengendarai mobil sport miliknya yang berwarna merah terang, mencoba menghindari kejaran dan tembakan bertubi-tubi dari area belakan mobil miliknya.......

"Aku pasti bisa," gumam Wanita yang tak lain adalah Silvia Aurelia.

...Wanita berparas cantik tinggi bak dewi yunani dengan mata biru laut dan wajah tirus. Tubuh putih mulus langsing bak gitar spanyol. Membuat mata kaum adam akan terpesona hanya dengan sekali tatap.......

...Ia di kejar dan akan dihabisi akibat di tuduh membunuh suaminya sendiri yang berasal dari keluarga konglomerat, sekaligus putra seorang ketua Mafia.......

Dor!

Dor!

Dor!

"Aaarrrgggg!" teriak Silvia membanting setir mobil memasuki area jalan toll.

...Kejaran mobil terus berlanjut, membuat mobil lain yang sedang melaju dari area jalan berlawanan berusaha menghindari mobil Silvia yang melaju dengan kecepatan tinggi, secara ugal-ugalan.......

"Tuan! Dia tidak akan berhenti," ucap salah satu anak buah melapor melalui ponsel kepada seorang pria yang tenga mengendarai mobil miliknya, ikut mengejar mobil Silvia dari belakan.

"Arahkan senjata RPG, ledakan mobilnya," perintah pria berwajah tegas menatap dingin ke arah belakan mobil Silvia.

"Siap, Tuan," sahut sang anak buah meraih senjata RPG dari belakan mobil.

...Lalu ia mengeluarkan kepala dari jendela mobil, dan mengarahkan senjata RPG yang ia letak di bahunya, lalu ia pun memecet tombol tembak setelah berhasil menargetkan mobil Silvia.......

Swooossss!

...Senjata RPG pun ditembakan ke arah mobil Silvia. Dari dalam mobil Silvia yang melihat itu dari kaca spion, membulatkan kedua matanya, keringat dingin mengalir deras membasahi seluruh tubuhnya, kemudian ia membanting setir mobil ke arah kiri dengan panik dan memasuki area reel kareta api,dan.......

Gudubrakkkk!

...Mobil sport yang dikendarai oleh Silvia menabrak sebuah kareta api yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi, dan mobil Silvia beserta Silva diseret cukup jauh hingga hancur berkeping-keping.......

"Ugh ... aku tidak terima, aku akan membalas kalian semua..." lirih Silvia dengan sisa tenaga sambil mengusap perutnya yang masih rata.

...Beberapa saat kemudian, Silvia pun menghembuskan nafas terakhirnya sambil meletakan salah satu tanganya di perutnya yang masih rata.......

...🔥🔥🔥🔥...

...(Di sisi lain)...

...Di sebuah mansion mewah. Terlihat seorang Wanita bertubuh kurus kering. Memakai pakaian lusuh terbaring lemas diatas lantai sambil mengeran kesakitan, akibat racun yang di berikan oleh gundik suaminya sendiri.......

"Aaarrgggg! Tolong aku, sakit!" jerit wanita bernama Silviana Amores mengulurkan tangannya ke arah pintu kamar berteriak kesakitan, meminta tolong.

...Namun tidak ada seorang pun yang datang untuk membantunya, tak lama darah mulai mengalir deras dari mulut Silviana hingga padangan Silviana pun perlahan kabur.......

"Jika aku mati hari ini, seseorang tolong balaskan dendamku," batin Silviana perlahan menutup kedua mata nya.

...Tak ... Tak ... Tak ... Detak jarum jam dinding mengema di dalam kamar Silviana yang hening. Dingin dan gelap. Tubuh Silviana yang sudah kaku tiba-tiba bergerak.......

"Ugh..." lirih Silviana mengerakan jarinya secara perlahan.

...Kedua mata Silviana perlahan terbuka dan menatap lurus ke arah atap mansion.......

"Dimana ini? Bukannya tadi aku sudah meninggal?"

...Pikir Silvia yang telah merasuki tubuh Silviana bergumam seorang diri dalam kebingunan.......

Ceklekkk.

...Pintu kamar Silviana dibuka. Terlihat seorang Wanita bertubuh sintal memakai pakaian sexi berjalan masuk dan diikuti seorang seorang Pelayan dari belakannya, mereka berdua terus melangkah masuk ke dalam kamar. Dan berdiri di samping Silviana yang tenga terbaring lemas diatas lantai.......

"Apa, dia sudah mati?" tanya wanita itu menatap dingin ke arah Pelayan yang tenga berdiri di sampingnya.

"Sepertinya begitu Nyonya," jawab Pelayan itu perlahan berjongkok di samping Silviana, lalu mengulurkan tangannya ke arah hidung Silviana.

Graapppp.

...Tangan Pelayan itu tiba-tiba diraih oleh Silviana hingga membuatnya terkejut dan berteriak ketakutan.......

"Aaarrgggg! Hantu!"

...Silviana bangkit dari atas lantai, dan duduk sambil meremas kuat pergelangan tangan Pelayan itu, lalu menoleh ke arah Pelayan dan wanita itu dengan tatapan dingin dan tajam.......

"Apa aku terlihat seperti hantu?" tanya Silvia.

"Aaarrgggg! Lepaskan!" jerit Pelayan itu lagi mengibas tangan Silvia, lalu bergegas bangkit dan berlari ke arah Wanita tadi, dan bersembunyi dibelakannya dengan takut.

"Ternyata kamu belum mati, hebat juga kamu," puji Wanita itu sambil melipat kedua tangan nya di dada menatap Silviana dengan sinis.

"Hahahaha ... Sepertinya aku membuatmu sedikit kecewa," ujar Silvia tertawa dingin, lalu bangkit dari atas lantai mengusap kasar bekas noda darah yang ada di sudut bibirnya.

...Ia tau kalau Wanita dan Pelayan itu pasti sangat membenci pemilik tubuh yang ia rasuki.......

"Ini semaking seru," ucap Wanita itu seolah menantang Silvia.

"Baguslah, karna aku akan menemanimu bermain," balas Silvia tersenyum sinis menatap wanita itu.

"Sebaiknya jangan cepat mati Silviana, karna itu akan sangat membosankan."

"Tentu saja."

"Ayo kita pergi," ajak Wanita itu berbalik dan berjalan pergi.

...Pelayan itu pun segera berlari kecil mengikuti Wanita itu dari belakan, pikiran nya semaking kacau memikirkan bagaimana Silviana bisa selamat dan terlihat seperti tidak terjadi apa-apa, setelah diberi racun mematikan olehnya.......

"Aneh," gumam Pelayan itu sesekali menoleh ke arah pintu kamar Silviana.

...Di dalam kamar, setelah mereka berdua pergi, Silviana alias Silvia mengulurkan tangannya menyalahkan saklar lampu kamar, kemudian berjalan ke arah cermin.......

"Aaaarrrggg! Siapa ini?" tanya Silvia berteriak menatap pantulan dirinya di depan cermin.

...Silvia sangat syok melihat tubuh Silviana, wajah nya kusam penuh jerawat. Rambut coklat keemasan tak terawat, dan tubuh kurus kering terdapat banyak panu disekujur tubuh Silviana.......

"Sebaiknya aku mati saja, ini lebih mengerikan daripada kematian," kelu Silva berpaling dari cermin menatap sekitar kamar.

...Silvia semaking geram melihat isi kamar Silviana, bagaimana tidak? Kamar Silviana sangat kotor dan tidak terurus, membuat jiwa anti kotor milik Silvia meronta-ronta.......

"Oh ... Tuhan ... Apa aku harus berterima kasih karna telah memberikan kesempatan kedua, atau menyesal? Ini tidak sesuai keinginanku."

Duaaarrrrrr!

...Suara petir menyambar dengan keras membuat Silvia seketika takut sambil menutup kedua telinga nya.......

"Iya maafkan aku tuhan, aku akan selesaikan semuanya, maaf!" jerit Silvia menunduk takut.

...Akhirnya Silvia menyerah dan mulai membersihkan kamar milik Silviana yang kotor hingga bersih, lalu ia pun berjalan dengan lemas memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri, dan lagi-lagi dia dibuat marah setelah melihat isi kamar mandi.......

"Yah ampun Silviana! Apa di dunia ini kamu hidup seperti mayat hidup? Kenapa cuman ada sabun batang dan shampo sachet di kamar mandi ini!" teriak Silvia frustasi mengema di dalam kamar mandi.

...Silvia sudah terbiasa mandi memakai sabun cair yang harga nya sangat fantastis dan beberapa wewangian, namun kini ia merasa sangat frustasi harus mandi memakai sabun batang yang harga nya murah meriah tampa wewangian apapun.......

"Awas kalian, aku akan membuat kalian menyesal," gerutu Silvia berusaha mandi dengan apa ada nya saat ini.

...Beberapa saat kemudian, Silvia pun selesai mandi, lalu menganti pakaiannya, ia sangat lelah dan memilih tidur agar besok pagi tubuh nya bisa fresh kembali.......

(Bersambung)

"Jangan lupa tinggalkan like,komen dan vote.jika ada poin lebih,boleh dong traktir thor kopi dan bunga🤭"

"Jangan lupa di share juga kepada yang lain,dan bantu thor ramaikan karya ini,terima kasih🙏"

Bye....

Episode 02

...Saat tenga malam. Silvia yang sedang tertidur lelap tiba-tiba terbangung sudah berada di taman luas dipenuhi oleh bunga-bunga yang tumbuh dengan mekar.......

"Astaga ... Dimana ini sekarang?" tanya Silvia duduk menatap sekitar taman.

"Hi," sapa suara lemah lembut dari arah samping Silvia.

Silvia pun menoleh ke arah sumber suara."Siapa kamu?" tanya Silvia.

"Aku adalah kembaran mu Silvia, sudah lama aku menabung uang dan mencari mu, namun akhirnya kita harus bertemu kembali dalam keadaan seperti ini," jawab wanita itu duduk di samping Silvia, sambil tersenyum hangat menatap Silvia.

...Silvia semaking kebingunan menatap wanita itu, karna yang ia tau, ia adalah putri tunggal dari keluarga kaya raya yang tinggal di negara A, mengetahui Silvia sedang bingun, wanita itu pun mencoba menjelaskan.......

"Aku tau kamu pasti kebingunan saat ini, tapi tidak apa-apa, aku sudah menulis semuanya di dalam diary yang ada di lemari ku, kamu bisa membaca nya nanti," ucap wanita yang tak lain adalah Silviana.

...Silviana menghela nafas berat, lalu bangkit dari duduknya, ia merasa berat untuk melangkah pergi karna ini pertama kalinya ia bertemu sang adik tercinta setelah berpisah sejak mereka masih kecil.......

"Hei! Tunggu!" pekik Silvia bergegas bangkit dari duduknya dan meraih lengan Silviana.

"Ada apa Silvia?" tanya Silviana menoleh ke arah Silvia.

"Bisa kamu jelaskan semuanya? Jangan membuatku penasaran," desak Silvia.

"Kamu akan tau setelah membaca diary itu, adik ku." Silviana melepaskan genggaman tangan Silvia, lalu mengulurkan tanyanya menyentuh lembut salah satu pipi Silvia."kamu sangat cantik seperti ibu kita," lanjut Silviana berkaca-kaca memuji Silvia.

...Air mata yang ditahan oleh Silviana akhirnya meleleh dan membasahi kedua pipinya, dengan berat hati Silviana melepaskan tangannya dari pipi Silvia, lalu berjalan pergi menuju cahaya putih.......

"Hei! Kamu mau kemana? Tunggu!" teriak Silvia mencoba mengejar Silviana.

...Namun Silviana terus berjalan pergi tampa menoleh ke belakan, dan menghilang di telang oleh cahaya putih itu.......

"Tidak ... tidak ... tunggu!" teriak Silvia terbangung dari tidurnya dengan nafas ngos-ngosan.

...Silvia berkeringat dingin membasahi seluruh tubuhnya. nafasnya memburu kasar mencoba mengingat kembali mimpinya itu, ia pun duduk terdiam diatas kasur untuk menangkan dirinya sejenak, lalu melirik ke arah jam dinding kamarnya, ternyata jam sudah menunjuk pukul jam 06:00 pagi.......

"Apa tadi itu nyata? Dimana diary itu?"

...Silvia bergegas bangkit dari atas kasur, lalu berjalan menuju lemari kayu yang sudah tua, dan membukanya dengan lebar.......

...Silvia mulai mengobrak abrik isi lemari milik Silviana, dan menemukan sebuah kunci di bawa tumpukan baju Silviana.......

"Tidak salah lagi, ini pasti kunci lemari penyimpanan diary itu."

...Silvia bergegas memasukan kunci itu di setiap laci lemari yang ada disana namun tidak satu pun yang bisa dibuka, dan akhirnya kunci itu bisa bisa putar di laci terakhir yang ada di dalam lemari kayu besar tersebut.......

Sreeekkkk.

...Silvia menarik pelang laci itu dengan tangan gemetar, tiba-tiba muncul perasaan sedih bercampur bingun menyelimuti dirinya.......

"Jika benar Silviana adalah kakak dan kembaran ku, aku tidak akan memaafkan mereka semua," ucap Silvia menitikan air mata.

Deg!

...Jantung Silvia berdetak dengan kencang saat kedua mata biru lautnya menatap sebuah diary berukurang besar di dalam laci itu. Perlahan Silvia meraih diary itu, lalu membuka dan membacanya.......

"Hi Silvia, kenalkan aku Silviana kakak mu. Aku tau kamu pasti bingun karna ini pertama kalinya kamu mengenalku, tapi tidak apa-apa, kakak akan menceritakan semuanya kepadamu."

"Salam kenal juga, kakak..." lirih Silvia menitikan air mata mencium diary itu dengan lembut, lalu berjalan mendekati rajang, kemudian duduk di tepi ranjang.

"Ini adalah foto kita saat masih kecil, saat itu kita masih berumur 1 tahun dan kita tenga bermain di taman, namun tiba-tiba ada kekacauan dan kamu menghilang. Papa dan Mama sudah berusaha mencarimu di berbagai negara hingga perusahaan Papa bangkrut total. Papa mengalami depresi berat dan memilih mengakhiri hidup nya sendiri, setelah kematian Mama."

"Apa?"

...Silvia bergegas meraih foto masa kecil nya bersama Silviana dan menatapnya dengan lekat, ternyata memang benar, mereka saudara kembar, karna ada foto masa kecilnya mirip seperti itu di dalam bingkai miliknya, namun saat dewasa rambutnya di cat menjadi coklat tua dengan alasan tidak enak dilihat oleh sang ibu.......

"Silviana ... Kakak..." lirih Silva menangis terisak-isak, kemudian lanjut baca.

"Dan Suatu hari kakak di paksa menikahi seorang pria bernama Leon Amores. Ia b**erasal dari keluarga konglomerat, dan dia juga memiliki kekasih pujaan hati sekaligus cinta pertemanya bernama Tamara. Kehidupan kakak sangat tersiksa, namun kakak terus semangkat karna tekad untuk menemukan mu kembali sangat kuat. Di tambah kakak tidak bisa menolaknya karna mereka berjasa kepada kakek."

Deg!

...Jantung Silvia kembali berdetak dengan kencang setelah membaca halaman pertama diary itu, namun tiba-tiba.......

Brakkkkk!

...Pintu kamar Silviana tiba-tiba dibuka dengan kasar, membuat Silvia yang tenga menangis melirik ke arah pintu kamar dengan tatapan tajam.......

"Wah ... Ternyata nyonya Besar sudah bangun, tapi malah melamun," ucap Pelayan semalam menatap Silviana alias Silvia dengan sinis.

...Silvia dengan marah meletakan buku diary itu diatas ranjang, lalu bangkit dan berjalan menghampiri Pelayan itu.......

"Kau tau kalau aku adalah nyonya Besar disini, lalu kenapa kamu masih berani meremehkan ku?"

"Cih! Cepat pakai baju Pelayan ini." Pelayan itu melemparkan sebuah baju seragam khusus Pelayan tepat mengenai wajah Silvia."Pakai itu dan cepat ke dapur," perintah pelayan itu.

Plakkkkkk!

...Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Pelayan itu, membuat Pelayan itu terkejut menatap Silvia.......

"Kau berani menamparku!" bentaknya.

Graaapppp.

...Silvia meraih rambut Pelayan itu ke arah nya dengan kasar, lalu berbisik di telinganya.......

"Aku bahkan berani mencakar habis wajah mu, kalau lain kali kau berani bertingkah seolah kau adalah nyonya di mansion ini, paham."

Swooossss.

...Silvia menghempas rambut Pelayan itu dengan kasar, lalu menatapnya dengan dingin.......

"Cepat pergi dari sini, melihat wajahmu membuatku mual," usir Silvia.

...Pelayan itu pun mengangguk dengan cepat, lalu berlari kecil meningalkan kamar itu. Setelah Pelayan laknat itu menghilang dari pandangannya, ia pun menghela nafas berat.......

"Huuffff ... Apa ada sedikit uang di laci itu? Aku harus pergi menemui Dokter," gumam Silvia.

...Silvia kembali berjalan menuju lemari itu, dan membongkar laci yang tadi. Ia menemukan sebuah kartu rekening berwarna hitam beserta nomor pin di dalam sebuah amplop, seolah itu ditujukan untuk dirinya.......

"Maaf kak, aku membutuhkannya," ucap Silvia menatap keatas atap mansion sambil menautkan kedua tangan nya.

...Kemudian Silvia bergegas mandi, lalu berjalan keluar dari dalam kamar yang letak di lantai dua. Ia menuruni anak tangga menuju ruangan tenga sambil mengotak atik ponsel Silviana.......

...Di meja makan. Leon sedang duduk bersama Tamara tenga menikmati sarapan mereka. Silvia tidak menghiraukan mereka berdua dan lanjut berjalan menuju pintu mansion, lalu menaiki taksi online yang sudah ia pesan dari tadi, dan pergi meningalkan mansion itu.......

(Bersambung)

Episode 03

...Sebelum pergi menemui Dokter. Silvia menempatkan diri untuk pergi ke bank dan mengecek jumlah uang yang ada di rekening sang kakak.......

"Nyonya Amores, total uang yang ada di rekening anda berjumlah 10M," ucap staff bank setelah mengecek kartu rekening tersebut.

"10M?"

...Silvia melongo dengan tatapan tak percaya setelah mendengar ucapan staff bank, itu artinya selama ini kakak nya hidup berhemat demi bisa mencarinya.......

"Terima kasih mbak, saya permisi dulu."

"Sama-sama Nyonya."

...Silvia bergegas pergi dari sana dengan perasaan bahagia bercampur sedih. Ia tak menyangka sang kakak akan rela hidup seadaanya demi dirinya.......

"Terima kasih kak, aku tidak akan sia-siakan pengorbanan mu," batin Silvia tersenyum getir, lalu kembali masuk ke dalam taksi online tadi.

...Taksi itu pun pergi meningalkan bank menuju rumah sakit. Setelah tibah disana, Silvia membayar taksi tersebut, lalu berjalan masuk pintu menuju ruang dokter spesialis yang sudah ia hubungi mengunakan nama sang kakak.......

Ceklekkkk.

"Selamat datang, Nyonya Amores," sapa dokter menatap ke arah pintu ruangan yang barusan dibuka.

...Silvia hanya membalas Dokter itu dengan senyuman kecut dan melangkah masuk ke dalam ruangan. Dalam hatinya, ia sangat malas mendengar nama belakan suami kakaknya itu.......

"Silahkan duduk,Nyonya."

"Terima kasih."

"Ada keperluan apa Nyonya menghubungiku?" tanya Dokter menatap wajah Silvia yang pucat.

"Aku ingin mengecek paru-paruku, karna kemarin aku tidak sengaja salah makan dan muntah darah," jawab Silvia berbohong.

"Pantas saja Nyonya sangat pucat." Dokter pun bangkit dari duduknya, lalu melangkah mendekati Silvia.

"Silahkan ikut saya, Nyonya," ajak Dokter berjalan pergi menuju pintu ruangan.

...Silvia menganguk kecil dan bangkit dari duduknya. Lalu berjalan mengekori sang Dokter dari belakan. Mereka berjalan menelusuri lorong rumah sakit menuju sebuah ruangan, lalu masuk. Terlihat di dalam ruangan itu dilengkapi banyak peralatan medis.......

...Silvia pun diminta untuk menganti baju pasien, lalu berbaring diatas bangkar. Tak lama beberapa perawat dengan pakaian medis berwarna putih mendekati Silvia. Sebelum mereka melakukan pemeriksaan, Silvia dibius terlebih dahulu, dan mereka pun mulai memeriksa nya.......

...(2 jam kemudian)...

...Silvia tersadar dari obat bius, perlahan membuka kedua matanya menatap atap rumah sakit.......

"Nyonya, Anda sudah sadar?" tegur Dokter tadi berdiri di samping bangkar Silvia.

"Nak, kamu tidak apa-apa kan?" tanya seorang pria paru baya berwajah tampan bak dewa yunani berdiri di samping Dokter menatap Silvia dengan wajah cemas.

"Ugh ... Kamu siapa?" tanya Silvia bingun sambil memegan kepalanya yang terasa nyeri.

"Aku adalah Ayah mertuamu Nak," jawab pria paru baya itu penuh perhatian.

"Maaf Tuan Antonio, sepertinya Nyonya muda belum sepenuhnya sadar dari obat bius," ucap Dokter kembali memeriksa Silvia.

"Tidak apa-apa, yang paling penting bagiku sekarang adalah, menantuku baik-baik saja," ujar tuan Antonio tersenyum lega, lalu melangka mendekati Silvia.

"Oh ... Jadi ini mertua kakak, pasti hanya dia yang mau menerima kakak," batin Silvia menebak setelah melihat seisi ruangan yang hanya terdapat Dokter dan Ayah mertuanya itu.

"Maaf Ayah mertua, aku jadi merepotkan mu," ucap Silvia tersenyum hambar menoleh ke arah tuan Antonio.

"Tidak apa-apa Nak, lagian saya sudah berjanji kepada mendiang Ayah dan Kakek mu, bahwa aku akan selalu menjaga mu," ujar tuan Antonio mengusap kepala Silva penuh perhatian.

"Emmm ... Bagaimana hasilnya Dok?" tanya Silvia melirik ke arah Dokter.

...Dokter yang dari tadi melamun memperhatikan cara tuan Antonio memperlakukan Silvia dengan lembut, seketika tersadar dari lamunannya.......

"Ah, semuanya baik-baik saja setelah sisa racun itu kami berhasil sedot dari lambung Anda, Nyonya," jawab sang Dokter tersenyum canggung.

"Racun?" tanya tuan Antonio melirik ke arah Dokter dan Silvia secara bergantian.

"Ah, itu ... Anu, Ayah mertua tidak perlu khawatir, kemarin aku keracunan makanan, jadi hanya ingin memastikan," elak Silvia menunjukan senyuman semanis mungkin agar tidak dicurigai.

"Bagaimana bisa menantuku keracunan makanan di dalam mansion suaminya sendiri? Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus bertanya kepada para Pelayan disana," tegas tuan Antonio emosi.

"Ayah mertua tenanglah, aku hanya salah makan," bujuk Silvia sebisa mungkin mencoba meredakan emosi, tuan Antonio.

...Melihat usaha Silvia. Tuan Antonio pun mencoba menangkan diri sambil menghela nafas berat, lalu menatap Silvia.......

"Lain kali kamu harus melaporkan semuanya kepadaku, jangan diam saja Nak, aku bukan cuman Ayah mertua mu, tapi Ayah mu juga," ucap tuan Antonio lembut.

"Baik Ayah mertua, terima kasih sudah perhatian kepadaku." Silvia tersenyum lebar mengangguk patuh.

"Dasar anak keras kepala."

...Tuan Antonio mengacak rambut panjang keemasan Silvia dengan gemas, seperti yang selalu ia lakukan saat Silviana masih kecil.......

"Nyonya dan Tuan besar, ini adalah resep obat, silahkan diminum secara teratur," sela Dokter menyerahkan secarik kertas kepada Silvia.

...Tuan Antonio dengan cepat meraih kertas itu, lalu berterima kasih kepada sang Dokter, kemudian melirik ke arah Silvia.......

"Nak. Gantilah baju mu, Ayah akan menungu mu diluar," ucap tuan Antonia mengajak Dokter pergi meningalkan ruang rawat Silvia.

...Silvia pun bergegas menganti baju, lalu berjalan keluar dari ruangan rawat. Ia merasa semaking baik dan bersemangat sambil tersenyum cerah.......

"Keadaanku baik-baik saja, itu artinya aku akan bermain dengan mereka tampa belas kasihan," gumam Silvia tersenyum lebar berjalan ke arah tuan Antonio yang sedang menungunya di depan pintu rumah sakit.

"Ayo kita pulang, Nak," ajak tuan Antonio mengulurkan tangannya ke arah Silvia.

"Ayah pergi duluan saja, saya mau pergi salon dan berbelanja sejenak," tolak halus Silvia.

"Kalau begitu pakai kartu Ayah."

"Tidak Ayah, aku masih punya sedikit uang."

...Tuan Antonio tidak memperdulikan penolakan Silvia, dengan cepat ia mengeluarkan dompet miliknya, lalu mengeluarkan sebuah kartu ATM berwarna hitam dan meraih tangan Silvia.......

"Dilarang menolak," tegas tuan Antonio meletakan kartu tersebut di tangan Silvia.

"Ayah yang memaksaku, jadi aku akan menguras semua uang yang ada di dalam ATM ini tampa sisa," ucap Silvia.

"Hahahaha ... Tidak apa-apa, lagian itu tidak akan membuat Ayah jatuh miskin." Antonio menatap Silvia sambil tertawa kecil.

"Baik."

"Kalau begitu Ayah pamit, kamu hati-hati di jalan, ada sesuatu cepat hubungi Ayah."

"Iya, Ayah."

...Tuan Antonio berjalan pergi meningalkan Silvia masuk ke dalam mobil dan pergi. Silvia pun memesan taksi online pergi meningalkan rumah sakit menuju showroom mobil, lalu membeli mobil sport lambo berwarna hitam dengan harga sangat fantastis.......

...Silvia mengendarai mobil sport barunya itu menuju sebuah salon ternama dan melakukan perawatan seluruh tubuh.......

...(1 jam kemudian)...

"Nyonya total nya-" ucapan staff salon itu terhenti saat Silvia menyerahkan kartu milik tuan Antonio kepadanya, dan dia pun meraih kartu itu dari tangan Silvia.

"Gesek saja," perintah Silvia singkat.

"Baik,Nyonya."

...Staff salon pun melakukan apa yang diperintahkan oleh Silvia. Dan setelah semuanya selesai. Silvia pun pergi meningalkan salon tersebut menuju mall ternama di kota X.......

...Hari ini Silvia belanja gila-gilaan mengunakan kartu ATM milik tuan Antonio, membuat asisten tuan Antonio berkeringat dingin mendapatkan banyak notifikasi dari pihak bank.......

...Setelah puas berbelanja. Silvia pun kembali ke mansion sambil membawa banyak barang belanjaan memasuki mansion. Lalu memerintah para pelayan membawa sisa barang belanjaan nya menuju kamar nya yang sudah di renovasi sejadi tadi saat dia masih berada di showroom mobil.......

(Bersambung)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!